Anda di halaman 1dari 8

Peran Nasionaslime di era 4.

0
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan yang diampu
oleh Bapak Mahsun Ismail, S.H., M.H.

Disusun Oleh :
Kak umang (2019525004)
Riyan (2021520004)
Khana Zulfana Imam (2021520001)
Maughfiroh (2021520008)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan berkat nikmat, taufik,
kesehatan, serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam tepat waktu. Tidak lupa juga shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
kami sebagai penulis mengucapkan banyak syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya sehingga makalah Kewarganegaraan yang berjudul “Peran nasionalisme
di era 4.0” dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Saya terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar makalah yang kami buat dapat menjadi lebih baik lagi. Apabila terdapat
banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf.
Wasaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pamekasan, 25 Juni 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Nasionalisme............................................................................................................5
B. Era 4.0.......................................................................................................................................5
C. Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia.........................................................5
D. Fase Nasionalisme.....................................................................................................................6
E. Pentingnya jiwa nasionalisme di era 4.0....................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nasionalisme secara umum adalah pengabdian yang tinggi oleh bangsa terhadap negaranya
yang diperlihatkan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat (Budiyono, 2007:
208). Keutuhan dan kekokohan suatu negara, tentu saja dipengaruhi oleh sifat nasionalisme
bangsanya, selain nasionalisme, seorang bangsa juga harus mempunyai sikap patriotisme. Nilai
nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa
Indonesia masih berdiri. Nasionalisme sebagai salah satu paham untuk mengingatkan generasi
muda akan kegigihan usaha para pejuang Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Jasa para
pahlawan memang harus dikenang, namun dikenang saja tidaklah cukup. Para pahlawan bangsa
yang telah gugur tentu akan bangga bila perjuangan mereka diteruskan oleh generasi saat ini
karena perjuangan mereka belum selesai. Makna nasionalisme secara politis merupakan
manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa,
baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong
untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya (Budiyono,
2007: 211). Sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa
dan negara Indonesia.
Pengaruh era globalisasi sangat rentan terhadap penurunan rasa nasionalisme. Rasa
nasionalisme dikalangan pelajar di Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat terlihat ketika
banyak warga negara yang lebih membanggakan budaya bangsa lain dan acuh terhadap kekayaan
yang menjadi ciri khas bangsa sendiri. Cara berpakaian oleh kebanyakan remaja-remaja
Indonesia yang berdandan seperti selebritis yang cenderung mengarah ke budaya Barat. Tidak
banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya
tidak kenal sopan santun dan cenderung tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Selain itu
tawuran antara pelajar juga sering terjadi. Keadaan diperparah lagi ketika sosok pemimpin yang
tidak dapat dijadikan contoh bagi para generasi muda. Berdasarkan berbagai kenyataan yang ada
pada sekarang ini sangat rentan terjadi disintegrasi bangsa yang dapat menghancurkan negara,
sehingga perlu ada penguatan nilai-nilai nasionalisme guna memperkuat dan menyatukan bangsa
Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu nasionalisme?
2. Apa itu era 4.0?
3. Apa saja faktor pendorong munculnya nasionalisme?
4. Bagaimana peran jiwa nasionalisme di era 4.0?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasionalisme
Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas
setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Ada dua jenis pengertian
nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas.
Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena
mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat
tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap bangsa lain yang di
sebut juga Chauvinisme. Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme dalam
arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan
cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa
lain.

B. Era 4.0
Dalam pandangan Angela Markel (2013), definisi dari Revolusi Industri 4.0
adalah transformasi yang komprehensif yang menyelimuti keseluruhan aspek
produksi dari industri lewat peleburan teknologi digital & internet dengan industri
konvensional.
Adapun Schlechtendahl dan kawan-kawan (2015) menekankan bahwa
Revolusi Industri 4.0 adalah lebih mengutamakan unsur kecepatan dari tersedianya
suatu informasi, dimana seluruh entitas suatu lingkungan industri senantiasa
terhubung & bisa berbagi informasi satu sama lain.
Ada lagi definisi lainnya yang lebih teknis seperti yang dikemukakan oleh
Kagermann dan kawan-kawan (2013) bahwa Revolusi Industri 4.0 ialah integrasi
dari Cyber Physical System (CPS) & Internet of Things and Services (IoT dan IoS) ke
dalam proses industri yang mencakup proses manufaktur, logistik dan proses-proses
lainnya

C. Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia


Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor
dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor intern yang mempengaruhi
munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
 Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar.
 Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam
berbagai bidang kehidupan
 Pengaruh golongan peranakan
 Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme Faktor ekstern
yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai
berikut.
 Faham-faham modern dari Eropa (liberalisme,humanisme, nasionalisme, dan
komunisme)
 Gerakan pan-islamisme
 Pergerakan bangsa terjajah di Asia
 Kemenangan Rusia atas Jepang

D. Fase Nasionalisme
Fase nasionalisme terdiri dari 5 fase, diantaranya:
 Pertama gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia dalam dinamika sejarah
diawali oleh Boedi Oetomo di tahun 1908, dengan dimotori oleh para
mahasiswa kedokteran Stovia, sekolahan anak para priyayi Jawa, di sekolah
yang disediakan Belanda di Jakarta.
 Kedua kebangkitan nasionalisme tahun 1928, yakni 20 tahun pasca
kebangkitan nasional, di mana kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa
dan bahasa ke dalam satu negara, bangsa dan bahasa Indonesia, telah disadari
oleh para pemuda yang sudah mulai terkotak-kotak dengan organisasi
kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan lain
sebagainya, kemudian diwujudkan secara nyata dengan menyelenggarakan
Sumpah Pemoeda di tahun 1928.
 Ketiga masa revolusi fisik kemerdekaan. Peranan nyata para pemuda pada
masa revolusi fisik kemerdekaan, nampak ketika mereka menyandra
Soekarno-Hatta ke Rengas-Dengklok agar segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Mereka sangat bersemangat untuk mewujudkan
nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.
 Keempat, perkembangan nasionalisme tahun 1966 yang menandai tatanan baru
dalam kepemerintahan Indonesia. Selama 20 tahun pasca kemerdekaan, terjadi
huru-hara pemberontakan Gestapu dan eksesnya. Tampaknya tanpa peran
besar mahasiswa dan organisasi pemuda serta organisasi sosial
kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto dan para tentara sulit bisa
memperoleh kekuasaan dari penguasa orde-lama Soekarno.Tetapi sayang,
penguasa Orde Baru mencampakan para pemuda dan mahasiswa yang telah
menjadi motor utama pendorong terbentuknya NKRI tersebut dideskriditkan,
dan bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa dibatasi geraknya
dalam berpolitik dan dikungkung ke dalam ruang-ruang kuliah di kampus.
 Kelima perkembangan nasionalisme masa reformasi. Nasionalisme tidak
selesai sebatas masa pemerintahan soeharto, melainkan terus bergulir ketika
reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan bangsa meskipun melalui
perjalanan sejarah yang cukup panjang.

E. Pentingnya jiwa nasionalisme di era 4.0


Di era 4.0 kita akan sangat mudah mendapatkan informasi dengan sangat cepat
tentu hal tersebut sangat memengaruhi jiwa nasionalisme kita. Khususnya para
generasi muda di era saat ini yg menjadikan budaya barat sebagai tolak ukur lifestyle
fashion dll, oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus membuka mata, dengan
adanya krisis jiwa nasionalisme khususnya bagi para pemuda jaman sekarang, bahkan
sudah banyak yg beranggapan bahwasanya memiliki jiwa nasionalisme adalah hal yg
kuno. Tentunya kita sebagai generasi muda yang open-minded harus bisa membuang
jauh jauh pola pikir tersebut.
Bahkan sebagian dari komponen bangsa ini telah mengingkari nilai-nilai
Pancasila, sehingga sulit untuk dikatakan sebagai golongan yang berjiwa
nasionalisme. Bagaimana tidak, bukankah sebagian masyarakat telah mementingkan
dirinya sendiri misalnya, dengan melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
atau melakukan apa pun demi memperoleh keinginannya misalnya kekayaan dan
kekuasaan. Tentu saja jika hal tersebut dibiarkan akan memberikan dampak yang
sangat buruk untuk kedaulatan negara kita tercinta.
Di masa yang akan datang, generasi muda akan menjadi pemimpin masyarakat
dan negara. Hal ini tidak dapat disangkal dari realitas hukum alam itu sendiri. Oleh
karena itu kita harus mendidik generasi muda sebagai penerus bangsa sejak dini,
supaya para generasi muda bisa memiliki jiwa nasionalis yg kuat, tentunya jika
generasi muda di Indonesia sudah memiliki jiwa nasionalisme yg kuat, kita akan
merasakan sedikit demi sedikit perubahan pada bangsa ini.
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, tentunya bangsa bisa
dikatakan maju jika generasi mudanya memiliki jiwa nasionalisme yg kuat.
Nasionalisme sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena
merupakan salah satu bentuk kecintaan dan penghormatan terhadap bangsa itu sendiri.
Dengan ini, para pemuda dapat melakukan yang terbaik untuk bangsanya, menjaga
keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan harkat dan martabat bangsa di kancah
dunia.
Namun, seiring dengan melemahnya kesadaran nasionalisme, bangsa
Indonesia dapat terancam krisis identitas nasional. Hal ini terjadi karena ketahanan
negara akan lemah dan akan mudah ditembus oleh bangsa lain. Dengan kata lain,
bangsa Indonesia telah dijajah oleh generasi mudanya sendiri dan kesadaran
nasionalisme bangsa Indonesia melemah. Pada era modern ini penjajahan tidak selalu
melalui kontak fisik, melainkan melalui spiritual dan ideologis. Persis seperti yg
dikatakan oleh bapak presiden kita yg pertama Ir. Soekarno yaitu "Perjuanganku lebih
mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena
melawan bangsa sendiri”.
Untuk menjadi bangsa yg maju tentunya penting bagi kita generasi muda
untuk melek nasionalisme. Pada masa penjajahan kolonial, bangsa Indonesia melalui
para pejuang dari Sabang sampai Merauke bersatu hingga akhirnya bangsa Indonesia
bebas dari penjajah. Hal ini tentu saja dapat tercapai jika masyarakat Indonesia
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Penting bagi kita para generasi muda untuk memiliki rasa dan semangat
nasionalisme dan memiliki pola pikir yang luas, wawasan serta kemampuan untuk
menganalisis keadaan yang sedang terjadi dan bersikap realistis. Sesungguhnya
nasionalisme bukanlah sekedar ikatan yang muncul dari perasaan senasib dalam
penderitaan. Namun lebih dari itu, nasionalisme merupakan rasa persatuan dan
sepenanggungan  yang bukan hanya dalam meraih kemerdekaan, tapi juga dalam
menghargai kemerdekaan yang telah diraih oleh para pejuang bangsa Indonesia
dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

https://el.iti.ac.id/apa-itu-revolusi-industri-4-0-transformasi-digital-tantangan-peluang/

https://www.kompasiana.com/finno12999/61050a991525105d9b3a87a2/pentingnya-
memiliki-jiwa-nasionalisme-di-era-4-0

https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_2841.pdf

Anda mungkin juga menyukai