Soal
Jawaban
2. Perbedaan aktivitas enzim pada setiap bagian nanas dikarenakan beberapa faktor seperti
perbedaan konsentrasi protein, umur tanaman dan kandungan getah pada bagian nanas.
Batang dan bonggol nanas mengandung enzim bromelin yang lebih tinggi dibandingkan
pada bagian nanas yang lain. Hal ini dikarenakan bobot molekular bromelin dari batang
nanas dengan sedimentation diffusion ultra centrifugation, yaitu 33000 Da. Sedangkan
komponen aktif proteolitik dari bromelin tangkai buah nanas merupakan glikoprotein
dengan berat molekul berkisar antara 18.000 sampai dengan 28.000 Da. Serta bromelin
dari daging buah nanas terdiri dari dua komponen yang memiliki aktivitas proteolitik
dengan masing-masing berat molekul yaitu 28.000 dan 19.000 Da.
Sumber : http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110050_2_6723.pdf
3. Ekstrak kasar enzim adalah ekstrak yang diperoleh melalui proses esktraksi atau
pengeprasan dari sumber enzim itu sendiri yang masih mengandung komponen-
komponen lain atau belum melalui proses pemurnian. Ekstrak kasar dapat diperoleh
melalui proses sentrifugasi dengan memisahkan supernatan dengan endapan. Yang
mana supernatan disebut dengan ekstrak kasar enzim.
Sumber : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293333-S1414-Destrimita%20Risma.pdf
5. Metode pemisahan enzim yaitu dengan penyaringan manual atau dengan sentrifugasi.
Proses pemisahan dengan sentrifugasi merupakan sistem pemisahan berdasarkan ukuran
dan berat molekul. Partikel dengan berat, ukuran dan bentuk yang berbeda akan
mengendap pada kecepatan yang berbeda. Proses sentrifugasi terhadap enzim-enzim
yang bersifat rapuh dilakukan pada suhu rendah untuk meminimalisir kehilangan
aktivitas enzim. Metode sentrifugasi akan menghasilkan supernatan yang jernih dan
endapan yang terikat kuat pada dasar tabung yang kemudian dipisahkan secara normal.
Sel-sel mikroba biasanya mengalami sedimentasi pada kecepatan 5000 rpm selama 15
menit. Selain menggunakan sentrifugasi, pemisahan juga dapat dilakukan dengan
penambahan ammonium sulfat dengan prinsip salting out.
Sumber : http://etheses.uin-malang.ac.id/3416/1/10630076.pdf
6. Protein laktabumin merupakan protein globular dengan massa molekul 14,6 kDa dan
titik isoelektrik (pl) 5,1-5,3 terdiri dari 123 asam amino yang membentuk struktur
globular kompak yang distabilkan oleh 4 ikatan disulfida. Sedangkan protein
laktoglobulin merupakan jenis protein berbentuk globular yang larut dalam air dengan
dimer pada pH normal susu sapi dan memiliki berat molekul 36 kDa dan rantai tunggal
polipeptida 18 kDa yang terdiri dari 162 residu asam amino.
Sumber : http://jfhs.scientificwebjournals.com/tr/download/article-file/359648
https://doi.org/10.1016/j.lwt.2019.108550
9. Jaringan ikat merupakan faktor penting dalam menentukan keempukan daging. Makin
banyak jaringan ikat pada daging maka keempukan makin rendah.Kkeempukan daging
ditentukan oleh tiga komponen daging, yaitu struktur myofibril dan status kontraksinya,
kandungan jaringan ikat dan tingkat ikatan silangnya, dan daya ikat air oleh protein
daging. Enzim dapat memotong ikatan peptida, ikatan peptida terdapat didalam myosin
sehingga terpotongnya ikatan peptida mengakibatkan perubahan pada myofibril yang
terdiri dari aktin dan miosin. Peningkatan keempukan terjadi karena melemahnya ikatan
miosin ke aktin. Salah satu faktor yang dapat melemahkan ikatan miosin dan aktin yaitu
dengan penambahan enzim bromelin sehingga dapat meningkatkan keempukan daging,
dikarenakan enzim bromelin merupakan enzim proteolitik yang mampu menghidrolisis
protein daging.
Sumber : https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/peternakan/article/download/5081/2752
10. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu :
Suhu. Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan
meningkat seiring dengan naiknya suhu. Reaksi yang paling cepat terjadi pada suhu
optimum. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan enzim terdenaturasi
sedangkan pada suhu 0oC, enzim menjadi tidak aktif dan dapat kembali aktif pada
suhu normal.
pH. Enzim pada umumnya bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyai
konstanta disosiasi pada gugus asam maupun gugus basanya, terutama gugus
terminal karboksil dan gugus terminal amino. Perubahan kereaktifan enzim
diperkirakan merupakan akibat dari perubahan pH lingkungan.
Konsentrasi enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan
meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil hidrolisis substrat akan
konstan dengan naiknya konsentrasi enzim. Hal ini disebabkan penambahan enzim
sudah tidak efektif lagi.
Konsentrasi substrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi substrat
meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil hingga tercapai
suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi subtrat hanya akan
sedikit meningkatkan kecepatan reaksi.
Aktivator dan inhibitor. Aktivator adalah senyawa atau ion yang dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzimatis. Komponen kimia yang membentuk enzim disebut juga
kofaktor. Kofaktor tersebut dapat berupa ion-ion anorganik seperti Zn, Fe, Ca, Mn,
Cu, Mg atau dapat pula sebagai molekul organik kompleks yang disebut koenzim.
Inhibitor merupakan suatu zat kimia tertentu yang dapat menghambat aktivitas
enzim. Pada umumnya cara kerja inhibitor adalah dengan menyerang sisi aktif enzim
sehingga enzim tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga fungsi katalitiknya
terganggu.
Sumber : http://digilib.unila.ac.id/1967/6/BAB%20II.pdf
TUGAS PENDAHULUAN
TEKNOLOGI ENZIM