Anda di halaman 1dari 14

Masalah Umat, Masalah Kita

Pernah ngeliat segerombolan srigala yang kelaparan terus disodorin daging kambing segar?
Wuiih... kebayang dong gimana rusuhnya tuh srigala menikmati hidangannya. Dari kanan,
kiri, atas, bawah semua saling berebut untuk dapat jatah. Saling sikut sana-sini biar bisa
menikmati lezatnya daging kambing. Gak peduli mana kawan mana lawan, yang penting
perut kenyang. Dengan buasnya mereka mencabik-cabik daging kambing dari delapan arah
mata angin. Lapar…!!!

Nah sekarang, bayangin kalo daging kambing segar itu kaum muslimin. Dan segerombolan
srigala lapar itu adalah musuh-musuh Islam. Ngeri yaa... sampe segitunya. Itulah gambaran
ekstrim kondisi umat Islam saat ini. Jadi mangsa orang-orang kafir yang benci sama Islam
dan kaum Muslimin. Negeri-negeri muslim yang dikaruniai kekayaan alam berlimpah, jadi
sasaran eksploitasi. Sumber daya alamnya dikeruk oleh pengusaha asing yang menanamkan
investasinya di sektor pertambangan. Terutama minyak bumi dan emas.

Tak hanya sumber daya alam, sumber daya manusia di negeri-negeri muslim juga jadi
sasaran empuk musuh-musuh Islam. Para pejuang Islam yang gencar melawan kezhaliman
negara adidaya, dicap sebagai teroris terus diperangi sampai mati. Generasi muda Islam
pemegang tongkat estafet kebangkitan Islam, dibombardir dengan budaya liberal. Sehingga
mereka terhanyut dalam gaya hidup hedonis dan permissif alias serba boleh ngapain aja
selama nggak bikin rugi orang lain.

Tak bisa dipungkiri kalo keadaan umat Islam saat ini ada di bagian buncit keterpurukan.
Kebayang nggak, udah paling buncit, terpuruk lagi. Ngenes banget bayanginnya. Tak
berdaya. Tak punya kuasa. Hanya jadi korban ekploitasi dan diskriminasi yang harga dirinya
diinjak semena-mena. Kasian banget deh. Disitu kadang saya merasa sedih!

Kondisi Remaja Islam Saat Ini

Salah satu pilar yang bakal menopang kebangkitan Umat Islam di masa depan adalah
keberadaan remaja-remaji yang berprestasi. Geliat dunia remaja yang berjumlah 63,4 juta
atau sekitar 26,7 persen dari total penduduk Indonesia berpotensi menggoncang dunia
dengan prestasi. Sialnya, kabar dari planet remaja yang mengisi headline media massa
justru didominasi oleh berita miring dan negatif. Kasus kenakalan remaja dengan berbagai
bentuk tak henti-hentinya menjadi trending topik. Baik di dunia nyata maupun di dunia
maya. Waduh!

Naiknya grafik jumlah kenakalan remaja setiap tahun menunjukkan permasalahan remaja
yang cukup kompleks. Nggak cuman diakibatkan satu perilaku menyimpang. Tapi hasil dari
berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama, norma masyarakat, atau tata tertib
sekolah yang dilakukan remaja. Berikut beberapa bentuk kenakalan remaja yang sering
mendominasi pemberitaan media massa:

1. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja makin menggila. Penelitian yang pernah


dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 - 60 persen pengguna
narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan total seluruh
pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8
sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48% di antaranya adalah pecandu dan sisanya sekedar
coba-coba dan pemakai. Seperti disampaikan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag
Humas) BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto seperti dihubungi detikHealth, Rabu
(6/6/2012).

2. Akses Media Porno

Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja untuk
memanjakan syahwatnya. Baik di lapak kaki lima maupun dunia maya. Zoy Amirin, pakar
psikologi seksual dari Universitas Indonesia mengutip Sexual Behavior Survey 2011 yang
menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film
porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah
pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Survei yang didukung
pabrik kondom Fiesta itu mewawancari 663 responden berusia 15-25 tahun tentang
perilaku seksnya di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei
2011.
3. Seks Bebas

Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) mencatat adanya peningkatan secara
signifikan peredaran video porno yang dibuat oleh anak-anak dan remaja di Indonesia. Jika
pada tahun 2007 tercatat ada 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka pada
pertengahan 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling
memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90 persen dari
video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sesuai dengan
data penelitan yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan & Kebijakan Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Okezone.com, 28/3/2012)

4. Aborsi

Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami
remaja putri. Karena takut akan sanksi sosial dari lingkungan keluarga, sekolah, atau
masyarakat sekitar, banyak pelajar hamil yang ambil jalan pintas menggugurkan
kandungannya. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI (2000), di Indonesia
terjadi 2,4 juta kasus aborsi per tahun dan sekitar 21% (700-800 ribu) dilakukan oleh
remaja. Data yang sama juga disampaikan Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008.
Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7 persen remaja
SMP sudah tidak perawan, dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. (Kompas.com,
14/03/12)

5. Tawuran

Kenakalan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan
SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang
kolosal’ ala pelajar terus terjadi. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah
memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah
terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan
kematian. Sementara pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal
dunia. (Vivanews.com, 28/09/12)
Kenakalan remaja yang terus meningkat setiap tahunnya, ngasih unjuk kita kalo kondisi ini
bukan semata potret buram. Tapi lecek bin kusut yang kagak bakal rapi kembali meski udah
disetrika berulang kali. Kalo tetap dibiarkan, virus gaya hidup liberal secara perlahan bakal
memangsa dari satu raga ke raga lainnya. Walhasil, generasi harapan umat yang bakal
memegang estafet kebangkitan cuman sekedar impian. Hidup tak lagi untuk berkontribusi,
tapi sibuk mengejar kebahagiaan pribadi. Boro-boro mikirin umat, sendirinya aja masih
tertawan oleh nafsu syahwat. Gaswat!

Lihat Keluar Jendela

Masalah yang dihadapi umat Islam nggak cuman seputaran remaja di sekitar kita. Nasib
saudara kita di belahan dunia lain juga wajib kita pelototin. Apalagi saat ini setiap hari mata
dan kuping kita diempanin berita-berita seputar kondisi kaum Muslimin di seluruh dunia.
Baik di Timur tengah, Eropa, Asia, Afrika, Australia, hingga dalam negeri sendiri. Dari sekian
banyak berita yang mampir di telinga kita, sedikit banget kabar baik yang kita terima kalo
nggak dibilang nol. Yup, hampir di seluruh dunia keadaan kaum Muslimin terpuruk sampe
level mengenaskan.

Di Timur tengah, konflik di Suriah terus memanas. Rezim Assad gencar memerangi para
pejuang Islam yang konsisten berjuang untuk tegaknya Islam di negeri Syam. Sementara
para penguasa jazirah Arab ramai-ramai memborbardir negeri Yaman sesuai intruksi Paman
Sam. Negeri Palestina pun tetap siaga satu menghadarogansi zionis yang terus melecehkan
Islam dan kaum Muslimin. Korban pun berjatuhan.

Di Eropa, ajaran Islam dan kaum Muslimin menjadi bulan-bulanan ekspresi kebencian
musuh-musuh Islam. Seperti yang pernah terjadi di Prancis saat pemerintahan Jacques
Chirac melarang muslimah menggunakan jilbab di tempat-tempat umum. Atau pemuatan
kartun yang melecehkan Nabi Muhammad saw oleh surat kabar Denmark Jylland Posten
yang memicu kemarahan kaum Muslim sedunia.

Bahkan awal Mei 2015 ini, sikap permusuhan terhadap Islam kembali ditunjukkan oleh
Barat. Berlindung dibalik kebebasan berbicara, Pamela Geller dan organisasi
kontroversialnya, American Freedom Defense Initiative (AFDI) menggelar lomba pembuatan
karikatur Nabi saw yang berhadiah $10.000. Hajatan yang terselenggara di di Garland,
Texas, Amerika Serikat otomasi mengundang kecaman dari umat Islam sedunia.

Hingga Minggu malam, dua tersangka penyerang bersenjata Elton Simpson dan Nadir Soofi
bergerak mendekati Curtis Culwell Centre, lokasi digelarnya lomba kontroversial itu. Mereka
menembaki penjaga keamanan sebelum akhirnya ditembak mati tim SWAT yang sedang
patroli di sekitar lokasi lomba tersebut. (International.sindonews.com, 05/05/15).

Di kawasan Asia, pemerintahan Karimov tak henti-hentinya membekap suara-suara lantang


dari para pejuang Islam Uzbekistan yang membongkar kezhaliman pemerintahannya.
Selama dipenjara, mereka kerap menerima penyiksaan yang tak berperikemanusiaan. Mulai
dari pemukulan, digantung dengan kaki di atas, diikat dengan ranti, hingga suntikan
narkoba.

Sementara di negeri panda, kelompok minoritas Muslim Uighur di Cina mendapatkan


tekanan dan penganiayaan secara terbuka dari pemerintah Cina. Pemerintah Cina telah
memaksakan sejumlah larangan pada minoritas Muslim Uighur, seperti larangan
memanjangkan jenggot, memakai jilbab di tempat umum, memakai cadar, berpuasa di
bulan Ramadlan bagi para siswa dan PNS, serta memenjara para imam, melarang
pertemuan (seperti pengajian dan shalat berjamaah), dan menindas para demonstrasi.

Di Afrika, dengan status minoritas yang disandang kaum Muslim, diskriminasi kerap
menghampiri mereka. Gejala xenophobia alias ketakutan terhadap masuknya warga Asing
seperti umat Islam mengarah pada aksi pembantaian. Massa Kristen, bergerak dari satu
daerah ke daerah lain menargetkan tempat-tempat ibadah Muslim di Afrika Tengah. Milisi
Kristen juga membunuh umat Islam dan menjarah  barang-barang mereka.

Permasalahan yang terus-menerus menimpa umat Islam sedunia seperti yang dipaparkan di
atas, berawal ketika kaum Muslim kehilangan institusi Khilafah Islamiyah yang melindungi
mereka. Nggak ada kekuatan yang sepadan dengan gelombang permusuhan dari negara-
negara kafir. Disitu kadang saya merasa sedih!

Buih di Lautan
Runtuhnya kekhilafahan Islam terakhir di Turki, otomatis menghilangkan satu-satunya
pelindung umat Islam di seluruh dunia. Kisah sedih dan memilukan pun tak henti-hentinya
mengalir dari saudara kita di Turki, Palestina, Afghanistan, Libanon, China, dan negeri
lainnya.

Padahal ketika kekhilafahan Islam masih ada, kemuliaan Islam dan kaum Muslimin di
seluruh dunia selalu terjaga. Seperti ditunjukkan Khalifah Al Mu'tashim Billah (180H-227H)
yang menyerbu Romawi dan menaklukkan Amuria, demi membela seorang muslimah yang
dilecehkan orang Yahudi. (Imam As Suyuthi, Tarikhul Khulafa: 309-311).

Atau Khalifah Abdul Hamid yang mengancam Prancis dan Inggris untuk menghentikan
pementasan drama yang diambil dari hasil karya Voltaire. Isinya bertemakan “Muhammad
atau Kefanatikan”. Di samping mencaci Rasulullah saw., drama tersebut juga menghina Zaid
dan Zainab. Melihat keseriusan Khalifah dalam menjaga kehormatan Rasulullah saw.
tersebut, Pemerintah Inggris dan Prancis segera membatalkan pementasan drama itu
(Majalah al-Wa‘ie, No. 31, 2003).

Masalahnya sekarang, para penguasa negeri-negeri Muslim tak berdaya. Mereka cuman bisa
mengecam atau mengutuk kalo ada peristiwa yang menyakitkan umat Islam. Padahal kalo
mereka berani, bisa saja mengirimkan bala tentaranya untuk membantu pejuang Palestina.
Atau memboikot kiriman minyak bumi ke negara-negara Eropa. Sayangnya, mereka lebih
takut kepada Amerika dan lebih cinta dunia dibanding Allah dan Rasul-Nya. Nggak heran
kalo jumlah umat Islam yang bejibun tak punya kekuatan dan hanya jadi bulan-bulanan.

Kondisi ini seperti digambarkan Rasul saw dalam sabdanya:

َ َ‫ال قَاِئ ٌل َو ِم ْن قِلَّ ٍة نَ ْح ُن َي ْو َمِئ ٍذ ق‬


‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.» ‫ص َعتِ َها‬
ْ َ‫اعى اَأل َكلَةُ ِإلَى ق‬ َ ‫اُألم ُم َأ ْن تَ َد‬
َ ‫اعى َعلَْي ُك ْم َك َما تَ َد‬ َ ‫ك‬
ِ ‫«ي‬
ُ ‫وش‬ُ

‫ص ُدو ِر َع ُد ِّو ُك ُم ال َْم َهابَةَ ِم ْن ُك ْم‬ ِ َّ ‫َكنَّ ُك ْم غُثَاءٌ َكغُثَ ِاء‬


ُ ‫الس ْي ِل َولََي ْن ِز َع َّن اللَّهُ م ْن‬
ِ ‫« بل َأْنتُم يومِئ ٍذ َكثِير ول‬
ٌَ َ َْ ْ ْ َ

ُ‫الد ْنيَا َو َك َر ِاهيَة‬


ُّ ‫ب‬ َ َ‫ول اللَّ ِه َو َما ال َْو َه ُن ق‬
ُّ ‫ال « ُح‬ َ ‫ َف َق‬.» ‫َولََي ْق ِذفَ َّن اللَّهُ فِى ُقلُوبِ ُك ُم ال َْو َه َن‬
َ ‫ال قَاِئ ٌل يَا َر ُس‬

ِ ‫الْمو‬
»‫ت‬ َْ
“Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-banga (musuh-musuh Islam)
bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang
rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka.”

Salah seorang sahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?”
Rasulullah saw menjawab: “Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya.
Tetapi kalian bagaikan buih di latas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah
telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah
menancapkan di dalam hati kalian wahn.”

Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasululah, apa yang dimaksud dengan wahn itu?” Dijawab
oleh Rasullah saw: “Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati”. (HR. Abu Daud)

Runtuhnya Khilafah Terakhir

Khilafah adalah bentuk sistem pemerintahan Islam. Kepala negaranya dikenal dengan
sebutan khalifah. Khilafah atau khalifah berasal dari kata dasar ’khulafa’ yang artinya
pengganti. Maksudnya, pengganti Rasulullah saw dalam memimpin urusan umat. Seperti
yang dilakukan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib yang
silih berganti memimpin umat pasca Rasul saw wafat. Kepemimpinan empat shahabat ini
yang populer dengan julukan Khulafaur Rasyidin.

Estafet kepemimpinan umat Islam terus bergulir sepanjang tahun selama kurang lebih 14
abad. Setelah masa Khulafaur Rasyidin berakhir, dilanjutkan para khalifah di masa dinasti
Umayyah mulai dari Muawiyyah bin Abi Sufyan hingga Marwan bin Muhammad. Kemudian
diteruskan para khalifah di masa dinasti Abbasiyah mulai dari Abul Abbas as-Safah hingga al-
Mutawakkil AlaLlah. Dan berakhir di masa dinasti Utsmaniyah dari Sultan Salim I hingga
Sultan Abdul Madjid Khan II.

Sedih deh kali kita inget saat-saat terakhir menjelang keruntuhan Khilafah. Awalnya, Inggris
berhasil menduduki Istambul, Turki pada perang Dunia I (1914 M). Lalu seorang agen Inggris
keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika, Mustafa Kemal Pasha, ditugaskan untuk
menjalankan agenda Inggris di Turki sebagaimana tercantum dalam “pernyataan Curzon”,
yaitu: penghapusan Khilafah secara total, pengusiran khalifah sampai keluar batas-batas
negara, penyitaan kekayaan khalifah, dan pernyataan sekularisasi negara. Pernyatan ini
merupakan syarat yang harus dipenuhi Turki untuk mendapatkan kemerdekaannya dari
Inggris.

Mayoritas anggota Majelis Nasional Turki yang berpusat di Ankara dengan tegas menentang
apa yang tercantum dalam pernyataan Curzon. Tapi mereka diancam Kemal akan dibunuh
dan dihukum gantung. Akhirnya Majelis Raya Nasional menggelar sidang pada tanggal 01
Maret 1924 selama tiga hari untuk mensikapi adanya dualisme pemerintahan di Ankara dan
Istambul. Terjadi perdebatan alot dan sengit karena Mustafa Kemal sebagai pimpinan
majelis terang-terangan hendak menghapus kekhilafahan Islam yang dipimpin Khalifah
Abdul Madjid II di Istambul.

Dan tepat pada pagi hari tanggal 03 Maret 1924, Majelis Nasional mengumumkan telah
menyetujui penghapusan khilafah dan pemisahan agama dari urusan-urusan negara.
Malamnya, Khalifah Abdul Madjid II diusir dari rumah kediamannya atas perintah Mustafa
Kemal. Khalifah dipaksa masuk mobil dan dibawa melintasi perbatasan negara menuju
Swiss. Kemudian diturunkan dengan dibekali satu kopor berisi beberapa potong pakaian dan
sejumlah uang.

Dengan demikian, Mustafa Kemal telah berhasil memenuhi persyaratan Curzon, Menteri
Luar Negeri Inggris saat itu, untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaan Turki. Di
Gedung Parlemen Inggris, Curzon menyatakan, “...Turki telah dihancurkan dan tidak akan
pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritual mereka, yaitu
Khilafah dan Islam...”

Pren, pasca runtuhnya Khilafah umat Islam bagai anak ayam kehilangan induknya. Mencar-
mencar gak karuan. Tak ada lagi yang melindungi dan menjaga Islam dan kaum Muslimin.
Akibatnya, negeri-negeri Islam terpecah belah. Kaum Muslimin dizhalimi. Rasulullah SAW.
dihina. Ajaran Islam diinjak-injak. Masihkah kita cuek dengan kondisi ini? Jangan dong!

Tiada Kemuliaan Tanpa Khilafah

Rahasia kejayaan Islam selama berabad-abad terletak di pundak seorang khalifah yang
menerapkan syariah Islam secara total. Musuh-musuh Islam boleh aja berkoar-koar kalo
khilafah Islam itu kuno, bar-bar, diskriminatif, melanggar HAM atau cap negatif lain yang
menyudutkan. Tapi kenyataannya, itu semua omong kosong. Justru yang terjadi, Khilafah
konsisten menjalankan fungsinya untuk memelihara dan menjaga kehidupan manusia.
Diantaranya:

Pertama, melaksanakan penertiban (law and order). Islam punya aturan lengkap dan tokcer
untuk menjaga ketertiban masyarakat. Mulai dari hukuman qishas, jinayat, ta’zir, dan
mukholafat. Semuanya diterapkan tanpa kecuali alias nggak pandang bulu. Suatu saat
diajukan seorang pencuri wanita kepada Rasulullah saw untuk diadili dan dijatuhi hukuman
had/potong tangan. Usamah bin Zaid memohon keringanan hukuman kepada Rasulullah.
Beliau berkata:

ْ َ‫ت ُم َح َّم ٍد َس َرق‬


» ‫ت لََقطَ َع ُم َح َّم ٌد يَ َد َها‬ ِ َ‫َأن ف‬
َ ‫اط َمةَ بِْن‬ ِ ‫« َأتَ ْش َفع فِى ح ٍّد ِمن ح ُد‬
َّ ‫ود اللَّ ِه… َوايْ ُم اللَّ ِه ل َْو‬ ُ ْ َ ُ

Apakah kamu mengajukan keringanan terhadap salah satu hukuman dari Allah? Demi Allah,
kalau saja Fatimah binti Muhammad mencuri, pasti akan ku potong tangannya. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Kedua, mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Kehidupan layak bagi rakyat,
jadi harga mati yang mesti diperjuangkan oleh seorang khalifah. Prinsipnya, khalifah yang
pertama kali merasakan kelaparan sebelum rakyatnya dan paling buncit merasakan kenyang
setelah rakyatnya. Biar kas negara tetep terisi, Islam nggak akan pernah ngasih celah bagi
pemilik modal untuk menguasai minyak bumi, gas bumi, atau emas yang jadi milik umum.
Semua kekayaan alam itu dikelola negara dan hasilnya untuk kepentingan rakyat.

Ketiga, menegakkan keadilan. Islam nggak pernah memaksa tiap orang untuk masuk Islam.
Itu artinya, siapa saja boleh tinggal menetap di dalam negara Khilafah meskipun ia non
muslim. Asalkan dia mau ngikutin aturan Islam yang diterapkan negara diluar ritual
ibadahnya. Dan yang pasti, nggak ada diskriminasi terhadap penganut agama lain (kafir
dzimmi). Harta dan darah mereka terjaga sama seperti kaum Muslim. Rasulullah saw.
bersabda:

ِ ِ ِ ِ ِ ‫اه ًدا لَم يرح راِئحةَ ال‬


» ‫ين َع ًاما‬
َ ‫وج ُد م ْن َمس َيرة َْأربَع‬ َ ‫ َوِإ َّن ِر‬، ‫ْجنَّة‬
َ ُ‫يح َها ي‬ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ‫« َم ْن َقتَ َل َن ْف ًسا ُم َع‬
Siapa saja yang membunuh kafir mu’ahad (yang mengadakan perjanjian dengan Daulah
Islamiyah, red.), dia tidak akan mencium wangi surga, padahal sesungguhnya wangi surga
itu sudah bisa tercium dari jarak perjalanan 40 tahun. (HR al-Bukhari).

Keempat, menyebarkan Islam. Khilafah jadi ujung tombak penyebaran Islam ke seluruh
dunia. Bukan untuk sok jago atau nguras kekayaan alam negeri orang, tapi semata-mata
untuk mengajak dengan damai setiap manusia masuk Islam atau hidup dalam aturan Islam.
Allah swt berfirman:

          
 

Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia
tiada Mengetahui. (QS. Saba’ [34]: 28)

Pren, kalo Khilafah Islam berdiri lagi, pastinya kehidupan masyarakat akan jauh lebih baik
dan penuh berkah. Ngarep?

Nggak Sekedar Ngarep

Sahabat, kerinduan kita akan hadirnya kembali Kekhilafahan dijamin nggak akan bertepuk
sebelah tangan. Apalagi sekedar angan-angan yang mengisi dunia khayal kita tentang negeri
impian. Sebab Allah swt ngasih kabar baik dalam firman-Nya:

          
         
            
      

Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nûr [24]: 55)

Lalu Rasulullah saw menegaskan dalam sabdanya:

ِ ‫اء َأ ْن َي ْر َف َع َها ثُ َّم تَ ُكو ُن ِخالَفَةٌ َعلَى ِم ْن َه‬


‫اج‬ َ ‫اء اللَّهُ َأ ْن تَ ُكو َن ثُ َّم َي ْر َفعُ َها ِإذَا َش‬
ِ
َ ‫« تَ ُكو ُن النُُّب َّوةُ في ُك ْم َما َش‬
ِ
‫اء‬ َ ‫اء اللَّهُ َأ ْن تَ ُكو َن ثُ َّم َي ْر َفعُ َها ِإ َذا َش‬
َ ‫اء َأ ْن َي ْر َف َع َها ثُ َّم تَ ُكو ُن ُملْكاً َعاضًّا َفيَ ُكو ُن َما َش‬ َ ‫النُُّب َّوة َفتَ ُكو ُن َما َش‬
‫اء اللَّهُ َأ ْن يَ ُكو َن ثُ َّم َي ْر َفعُ َها‬ َ ‫اللَّهُ َأ ْن يَ ُكو َن ثُ َّم َي ْر َفعُ َها ِإ َذا َش‬
َ ‫اء َأ ْن َي ْر َف َع َها ثُ َّم تَ ُكو ُن ُملْكاً َج ْب ِريَّةً َفيَ ُكو ُن َما َش‬
‫ت‬ ِ ‫اء َأ ْن َي ْر َف َع َها ثُ َّم تَ ُكو ُن ِخالَفَةٌ َعلَى ِم ْن َه‬
َ ‫ ثُ َّم َس َك‬.» ‫اج نُُب َّو ٍة‬ َ ‫ذَا َش‬
‫ِإ‬

Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada.  Lalu  Dia
akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada Khilafah
yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada.  Lalu Dia
akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada
kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada.  Lalu  Dia
akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada
kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Allah akan
tetap ada.  Selanjutnya  akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.”
Beliau kemudian diam. (HR Ahmad dan al-Bazar).

Dua dalil di atas cukup bagi kita untuk menyakinkan kalo Kekhilafahan pasti datang lagi.
Orang bule bilang, just a matter of time. Ini bukan ramalan lho. Tapi janji Allah SWT. dan
rasul-Nya yang pasti terjadi walaupun musuh-musuh Islam nggak ridho. Allah SWT.
menegaskan dalam firman-Nya:

           

Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah
orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.
(QS. ar-Rûm [30]: 60).
Sob, Rasulullah saw pernah berpesan:

Bawalah kabar gembira kepada umat ini, bahwa umat ini akan memiliki kekuasaan,
kebanggaan, agama, kemenangan, dan kekuasaan di muka bumi. Jadi, barang siapa yang
lebih menginginkan pahala di dunia ketimbang di akhirat, ia tidak akan mendapatkan apa
pun di akhirat kelak. (HR. Ahmad).

Hentikan Diam Kita!

Sahabat, ada pepatah yang bilang diam itu emas. Tapi kalo diam kita berarti nggak peduli
ama kondisi sodara-sodara kita di seluruh belahan dunia, kayaknya nggak pantas disamain
dengan emas. Pantesnya disandingkan dengan besi bekas yang tua, rapuh, penuh karat dan
bolong-bolong. Hehehe… Iya, dong.

Lagian, nggak layak seorang muslim punya sifat individualis atawa EGP (Emang Gue Pikirin).
Meski Irak atau Palestina di Timur Tengah, mereka tetep sodara kita. Jangan sampe deh,
prinsip EGP menjangkiti kita. Karena prinsip EGP sama dengan penyakit stroke. Nah lho?
Bingung kan? Coba simak sabda Rasulullah saw berikut:

ِ ‫اعى لَهُ ساِئر ال‬ ِ ِ


» ‫الس َه ِر‬ ُ ‫ْج َسد بِال‬
َّ ‫ْح َّمى َو‬ َ ُ َ َ ‫« ال ُْمْؤ منُو َن َك َر ُج ٍل َواح ٍد ِإ ِن ا ْشتَ َكى َرْأ ُسهُ تَ َد‬

Orang-orang yang beriman, seperti satu tubuh. Jika kepalanya sakit, maka seluruh tubuhnya
akan merasakan sakit juga. (HR Muslim)

Dari hadits itu bisa kita pahami kalo ikatan persaudaraan antar sesama muslim ibarat satu
tubuh. Pas kaki kita nginjek pecahan kaca, otomatis mulut kita mengaduh, mata kita
meneteskan air mata, tangan kita memegang bagian yang luka, dan dengan cepat darah kita
pun membentuk antibodi biar nggak infeksi. Perlu dicatet, semuanya terjadi tanpa instruksi.
Nah, orang yang terkena stroke biasanya nggak bisa ngerasain keberadaan bagian tubuh
yang lain. Gitu lho…

So, nggak ada alasan buat kita untuk cuek-bebek dengan sodara-sodara kita yang di Irak,
Palestina, atau tempat lain. Kudu ada yang kita kerjain buat menolong mereka. Meski kita
nggak punya senjata, kita punya solusi jitu yang di-acc ama Allah. Kita tahu kalo musuh-
musuh Islam itu nggak cuma serdadu, tank, atawa pesawat tempur melainkan sebuah
negara adidaya yang menguasai dunia.

Itu sebabnya, kita kudu lawan dengan yang sebanding. Apalagi kalo bukan dengan kekuatan
Daulah Islam. Negara yang dipimpin oleh seorang khalifah yang akan menyatukan kaum
Muslimin di seluruh dunia yang terkotak-kotak oleh batas negara. Negara ini yang bakal
melindungi, menjaga, serta mengayomi seluruh kaum Muslimin yang ada di dunia.

Bukti nyata peran negara dalam melindungi rakyatnya terlihat ketika peristiwa pengusiran
kaum Yahudi Bani Qainuqa oleh Rasulullah selaku kepala negara di Madinah. Pengusiran itu
terjadi karena kaum Yahudi Bani Qainuqa membunuh seorang muslim yang membela
muslimah yang ‘dijaili’ hingga auratnya tersingkap. Hebat banget!

Hal yang sama juga terjadi pada zaman Khalifah Abbasiah al-Mu’tashim. Suatu ketika
seorang muslimah di kota Amuria -- terletak antara wilayah Irak dan Syam -- berteriak
meminta pertolongan karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi.
Teriakan itu ternyata “terdengar” oleh Khalifah Mu’tashim, pemimpin umat Islam saat itu.
Kontan saja ia mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan tersebut. Dan bukan
saja sang pejabat nekat itu, tapi kerajaan Romawi langsung digempur. Sedemikian besarnya
tentara kaum muslimin hingga diriwiyatkan, “kepala” pasukan sudah berada di Amuria
sedangkan “ekornya” berakhir di Baghdad, bahkan masih banyak tentara yang ingin
berperang. Fantastis! Dan untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh
tewas dan 30.000 lainnya menjadi pesakitan.

Langkah sangat praktis yang bisa kita lakukan sekarang adalah, mulailah getol untuk
mengkaji Islam. Baik di sekolah, di pesantren, di lingkungan sekitar kita, via kajian-kajian
langsung maupun membaca berbagai tulisan untuk memperkaya wawasan kita. Satu hal
yang kudu jadi patokan kita: pahami Islam sebagai ideologi negara. Tanpa itu, tidak saja
Islam kehilangan ruhnya, tapi juga wibawanya. Jadi, kita rintis dari sekarang usaha untuk
menerapkan Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan negara Islam, Daulah Khilafah.

Nah, sahabat, keberadaan sebuah Negara Islam itu emang penting banget. Malah nggak
cuma penting, tapi wajib bin kudu alias fardhu. Karena tiada kemuliaan tanpa aturan Islam,
tiada aturan Islam tanpa tegaknya Syariah, dan takkan tegak syariah tanpa Daulah Khilafah.
Karena itu, mari kita sama-sama satukan visi dan ikhlaskan hati dalam rangka menegakkan
Daulah Khilafah Islamiyah ‘Ala Minhajin Nubuwwah. Sehingga skandal Abu Ghuraib nggak
jadi bahan cerita layaknya kisah 1001 malam. Tetep semangat, sobat!

Kini saatnya bagi kita untuk menyambut kabar gembira itu dengan ikut aktif dalam barisan
dakwah Islam. Mengenal Islam lebih dalam, melek kondisi umat Islam di seluruh dunia, dan
getol mengkampanyekan khilafah sebagai jalan keluar dari permasalahan umat. Karena
masalah umat, masalah kita juga. Yuk berdakwah! []

Anda mungkin juga menyukai