Anda di halaman 1dari 5

Warung makan angkringan mungkin identik dengan Yogyakarta, namun konsep usaha warung makan ini

bisa diterapkan dimana saja. Tidak hanya di Kota Jogja, bahkan kota – kota besar lainnya juga bisa
mendirikan usaha ini. Dalam membuka warung makan ini relatif mudah dan membutuhkan modal yang
tidak terlalu besar. Konsumen penggemar angkringan, biasanya beranggapan bahwa warung makan ini
selain harganya lebih murah, menu makanan di angkringan lebih lengkap dengan aneka gorengan, sate
usus atau sate tusuk, ceker ayam,kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor, ceker ayam,
tempe mendoan, goreng pisang dan tahu goreng. Dan yang paling populer di kalangan konsumen adalah
sego kucing (nasi kucing), nasi seukuran kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel
bandeng, sambel teri atau oseng tempe. Sementara minumnya kita bisa menikmati aneka teh panas,
wedang jahe, kopi jahe, susu jahe, wedang kopi, kopi susu, wedang tape, wedang jeruk,dll.

Menurut sejarahnya, angkringan berasal dari kata angkring atau nangkring yang artinya duduk santai.
Nangkring dalam bahasa Jawa berarti duduk dengan posisi nyaman, terkadang dengan mengangkat
salah satu kaki ke kursi. Dengan konsep warung yang berbentuk gerobak yang ditutup dengan terpal
atau tenda plastik, maka tidak sah kiranya kalau berkunjung ke Yogyakarta tidak mampir menikmati
beragam aneka panganan khas rakyat kecil tersebut. Dengan uang Rp.3.000,00 kita sudah bisa
memanjakan perut dengan makan nasi kucing, gorengan, ditambah satu gelas minuman hangat.

Angkringan sendiri menjadi istimewa karena interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Warung yang bisa
menjadi contoh sebuah sistem paling sederhana yang sebenarnya pantas menjadi model untuk
hubungan sosial, meskipun tidak bisa mencakup semua aspek. Egaliter atau sederajat adalah ciri khas
utama warga angkringan. Tidak peduli siapa yang datang ke angkringan. Apabila ia sudah datang ke
angkringan, ia harus siap berbaur tanpa memakai jabatan doktor, insinyur, pengacara, haji, atau yang
lainnya. Inilah yang membuat warga angkringan menjadi akrab. Belajar mendengar orang lain sekaligus
belajar menyampaikan pendapat pun menjadi aktivitas biasa yang tak membosankan, ditemani
gorengan dan sesekali sruputan wedang jahe.

Suasana angkringan ditanggung Jogja banget. Kita bisa ngangkring sebetah-betahnya, bisa sendiri,
berdua, bahkan rombongan tanpa khawatir diusir, hal tersebut juga dikarenakan warung-warung
angkringan buka hingga dini hari.

Sebuah peluang usaha yang sederhana yang bisa mendatangkan keuntungan jika anda mau terjun
menggeluti usaha angkringan. Salah satu kunci kesuksesan jika anda ingin membangun usaha ini adalah
pemilihan lokasi, karena lokasi ini bisa mempengaruhi dari minat pembeli di sekitarnya. Di Jogja, lokasi
yang paling sering dipilih untuk membuka warung angkringan antara lain: tempat mangkal ojek, taksi,
becak, daerah kost – kostan, sekitar kampus-kampus, ruko – ruko, dekat dengan supermarket atau mall,
pinggir jalan raya yang rame dan daerah pertokoan. Lokasi – lokasi tersebut biasanya yang bisa
menghadirkan pembeli lebih banyak.

Bagi anda yang ingin memulai usaha dengan memiliki modal usaha kecil – kecilan, warung makan
angkringan ini bisa menjadi salah satu alternatif usaha anda. Yang harus anda lakukan terlebih dahulu
sebelum memulai usaha ini adalah melakukan survey lokasi di daerah anda. Setelah itu, anda mencari
orang yang bisa mensuplay nasi dengan lauk oseng tempe atau samabal ikan teri, serta macam – macam
gorengan. Anda bisa bertanya jika sudah ada warung angkringan di daerah anda, biasanya untuk
mendapatkan info suplier nasi dan gorengan dari penjaga warung sangat mudah. Jika didaerah anda
tidak ada yang menjadi suplier, anda bisa membuatnya sendiri dengan skala kecil – kecilan. Bahkan anda
bisa menjadi suplier bahan baku tersebut, untuk dipasarkan pedagang lainnya.
Analisa Ekonominya

Kebutuhan Modal

Pembuatan Gerobak : Rp 1.500.000

Terpal / Tenda : Rp 150.000

Peralatan Masak : Rp 250.000 (Ceret 3bh, Gelas 10bh, Sendok, Anglo / Tempat Arang)

Stock Bumbu dapur : Rp 50.000 (Gula, Es Balok, Teh, Jeruk, Jahe, Susu Kaleng, Kopi Sachet, Arang)

TOTAL : Rp 1.950.000

Keuntungan Per Hari

Minuman 75 x 1.000 : Rp 75.000

Makanan 75 x 250 : Rp 18.750(sistem konsinyasi)

Snack 50 x 100 : Rp 5.000 (sistem konsinyasi)

TOTAL : Rp 98.750

Laba Kotor per bln

Rp 98.750 x 30 :Rp 2.962.500

Biaya Operasional / bln

iuran listrik :Rp 25.000

gaji karyawan :Rp 750.000

TOTAL :Rp 775.000

Laba Bersih : Rp 2.187.500


Ada banyak alasan dan analisa, kenapa anda lebih aman memilih usaha angkringan nasi
kucing, antara lain karena :
1. Usaha ini sudah dijalankan sejak lama dimulai dari daerah Klaten, Solo & Jogjakarta,
sehingga sudah terbukti bahwa usaha ini kebal akan berbagai krisis. Penjual nasi kucing
yang dianggap pionir sebagai penjual nasi adalah Pak Man atau Lik Man. Pak Man biasa
mangkal di dekat Stasiun Kereta api Tugu Jogja. Hingga kini angkringan Pak Man masih
ramai dikunjungi orang.
2. Saat ini Usaha angkringan nasi kucing sangat populer di jawa tengah & Jogjakarta,
hampir di setiap gang kota selalu ada angkringan nasi kucing, salah satu faktornya adalah
karena makanan & minumannya lezat & nikmat serta dibandrol dengan harga yang
murah. Sebagian besar penikmat sajian angkringan nasi kucing adalah kalangan
mahasiswa.
3. Angkringan nasi kucing menampilkan beragam menu makanan dan minuman, dari nasi
yang disajikan dengan berbagai aneka lauk seperti : teri, ikan asin, ikan bandeng, orek
tempe, bakmi, dll. Berbagai jenis sajian gorengan seperti ; tempe mendoan, bakwan, tape
goreng, pisang goreng. Berbagai jenis sate & baceman, antara lain : tahu, tempe, tempe
gembus, sate telor puyuh, sate ampela ati, sate usus ayam, sate kerang, sate cakar ayam,
sate kulit ayam, sate paru sapi, kepala ayam . Aneka menu wedang : Teh hangat, es teh,
Jeruk hangat, es jeruk, kopi hitam, kopi instan, kopi jos, jahe susu, jahe original, teh jahe,
wedang uwuh, wedang sekoteng, dll. Dengan beraneka ragam pilihan menu ini, customer
akan bebas leluasa menyalurkan hasrat kulinernya.
4. Angkringan nasi kucing, mengedepankan keramah tamahan, kebersamaan, tidak
memandang golongan, suku, agama maupun ras, di angkringan nasi kucing semua orang
memiliki kedudukan dan strata yang sama.
5. Angkringan nasi kucing adalah tempat berkumpulnya para intelektual, para pegawai, para
mahasiswa bahkan sampai tukang becak. Berbagai informasi dan pengetahuan bahkan
teman barupun bisa didapatkan ketika kita makan & nongkrong di angkringan nasi
kucing.
6. Saat ini usaha angkringan nasi kucing sudah mulai merambah kota-kota besar di
Indonesia, salah satunya adalah JABODETABEK. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian
warga Jabotabek berasal dari komunitas suku Jawa, sehingga memudahkan usaha
angkringan nasi kucing untuk diterima pada kalangan masyarakat umum. Sajian makanan
& minuman yang disajikan juga halal & sehat dan disukai dari kalangan muda sampai
tua.
7. Usaha Angkringan nasi kucing tidak memerlukan investasi atau modal usaha yang besar,
sehingga mayoritas masyarakat bisa memulai usaha ini. Lokasi jualannyapun hanya
memerlukan tempat di pinggir jalan atau emperan ruko di lokasi jalan yang ramai sampai
tengah malam.
8. Resiko rugi usaha angkringan nasi kucing tetap ada, namun resiko ini bisa disiasati
dengan berbagai tekhnik promosi, kematangan skill penjual angkringan & kerahaman
penjual, serta kualitas & keanekaragaman makanan & minuman yang harus selalu
ditingkatkan.
9. Angkringan nasi kucing adalah tempat makan & minum yang tidak akan pernah mengusir
pelanggannya berbeda dengan tempat makan lain pada umumnya. Ciri khas angkringan
nasi kucing adalah tempat nongkrong, ngobrol panjang lebar sampai dengan larut malam
bahkan dini hari.
10. Usaha angkringan nasi kucing bisa membawa usaha lain seperti jualan rokok eceran,
jualan bensin eceran, jualan pulsa elektrik, jadi profit yang dihasilkan bersumber tidak
hanya dari penjualan produk angkringan nasi kucing saja.

Skema sederhana bisnis angkringan nasi


kucing
Berikut ini skema sederhana bisnis angkringan nasi kucing ;

Perhitungan omset harian :

pengunjung per hari ( tamu ) 30 orang

rata2 belanja tiap tamu 10.000 ( sekali makan + minum )

omset brutto harian 300.000

total penjualan brutto per bulan 30 hari


______________

omzet brutto bulanan 9.000.000

Pengeluaran bulanan :

biaya untuk masak + minuman per bulan 4.500.000

gaji 2 karyawan + uang makan harian 1.800.000

sewa tempat untuk jualan 500.000

kontrakan karyawan 300.000

beras bulanan untuk karyawan 200.000

listrik + keamanan + kebersihan lapak 150.000

bensin harian @5.000 x 30 hari 150.000

biaya promosi bulanan 100.000


______________
Total pengeluaran bulanan 7.700.000
___________

nett profit bulanan 1.300.000

Perhitungan balik modal :

Investasi awal (paket A ) 4.000.000

nett profit bulanan 1.300.000

ROI 3 ( bulan )

NB :
1. Perhitungan diatas diumpamakan sebagai penjualan 2 bulan pertama atau bisa dikatakan
dalam proses pengenalan ( edukasi ) kepada calon pembeli.

2. Perhitungan diatas diasumsikan hanya makan di tempat saja

3. Perhitungan diatas tidak memasukkan penjualan take away ( bungkus dibawa pulang )

4. Hasil penjualan rokok batangan, mie rebus & pulsa elektrik juga belum dimasukkan.

5. Penggambaran diatas adalah perhitungan minim, sehingga mitra tidak kaget apabila
penjualan sepi

6. kesukses mempunyai banyak pelanggan pasti melewati sebuah proses waktu


" Kesuksesan tidak datang secara instan "
7. Semakin kita kreatif & inovatif dalam berjualan, pelanggan akan semakin banyak

Anda mungkin juga menyukai