Susunlah laporan penelitian yang sudah dilakukan sebagaimana format laporan berikut ini:
1
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu
yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan
(skripsi, tesis, disertasi dan sebaginya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan
dapat dilihat sampai sejauh mana orisinilitas dan posisi penelitian yang hendak
dilakukan.
b. Kajian Teori Terkait
Bagian ini berisi pembahasan tentang berbagai teori terkait yang dijadikan
sebagai pijakan dalam penelitian. Pembahasan berbagai teori yang terkait dengan
penelitian secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan
peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Posisi teori dalam penelitian kualitatif
diletakkan sebagai perspektif, bukan diuji.
3
B. TEKNIK PENULISAN
1. Model Penulisan BAB dan Sub BAB
Penulisan judul bab yang berperingkat 1 ditempatkan di tengah memakai huruf
besar semua (capital) dan bold. Peringkat-peringkat selanjutnya dinyatakan dengan huruf
dan angka sebagai berikut:
1. Peringkat 2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dst.) memakai titik dan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
2. Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai titik dan ditulis
dengan huruf besar kecil dan bold.
3. Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dst.) memakai titik dan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
4. Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai kurung tutup
tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil dan bold
5. Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan
jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan
setara). Keduanya dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan
(a).
6. Baris setelah BAB dan Subbab ditentukan dengan spacing after 6 pt, line spacing 1,5
line untuk proposal, dan line spacing double untuk tugas akhir. Contoh sebagai
berikut:
BAB III
JUDUL BAB
Judul bab ini berperingkat 1 dan ditulis huruf besar, bold (hitam).
A. Instrumen Penelitian
Judul subbab ini berperingkat 2 yang ditandai dengan urutan huruf besar
memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold.
a. Isi Tes
Judul subbab ini berperingkat 4 yang ditandai dengan urutan huruf
kecil memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold,
dan ditulis dari garis tepi.
4
2. Jenis dan Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan dalam penulisan makalah adalah kertas jenis HVS dengan
ukuran A4.
Margin atas : 3
`
cm
Margin bawah : 2
cm
1. Bagian pembukaan terdiri dari: Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Abstrak,
Tabel diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i,ii,iii,iv,v,vi,dst.)
diletakkan di bagian bawah-tengah (bottom center). Pada karya ilmiah yang
menggunakan huruf Arab, angka Romawi kecil diganti dengan abjad Arab, seperti ،أ
ج، بdan seterusnya.
2. Bagian Inti (teks), pemberian nomor halaman diatur sebagai berikut:
a. Menggunakan angka Arab (1,2,3,4,5, dst.).
b. Halaman bab, nomor halamannya diletakkan di bagian bawah-tengah (bottom
center)
c. Halaman biasa diketik pada bagian kanan-atas (top right)
3. Bagian lampiran diatur sebagaimana bagian Inti.
4. Semua penomoran tidak diberi titik.
5
5. Catatan Kaki
Gaya penulisan yang dipakai dalam penulisan makalah dan hasil penelitian adalah
Turabian Style, menggunakan model catatan kaki (footnote). Berikut contoh penulisan
catatan kaki:
1. Buku
Untuk menuliskan identitas sebuah buku, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Nama penulis harus ditulis seperti susunan nama aslinya [dengan tidak
mendahulukan nama akhir (last name)] kemudian diikuti koma, judul buku yang
ditulis miring atau digarisbawahi, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama
penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
1
Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination; The Case In Indonesia (New
York: Routledge, 2011), 55.
2
Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan Tradisi
(Yogyakarta: LKiS, 2004), 60.
Jika terdapat kutipan lagi dari buku tersebut (Islamic Education and
Indoctrination; The Case In Indonesia atau Intelektual Pesantren Perhelatan Agama
dan Tradisi) secara langsung di bawahnya, maka kutipan berikutnya tersebut cukup
dituliskan nama akhir penulis, koma, beberapa kata dari judul buku, koma, dan
halaman kutipan, titik. Format yang sama juga berlaku jika kutipan kedua tersebut
diselingi dengan kutipan dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir
penulis (last name), koma, beberapa kata dari judul buku, koma, nomor halaman
buku dan titik
1
Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination; The Case In Indonesia (New
York: Routledge, 2011), 55.
2
Tan, Islamic Education, 59.
3
Tan, Islamic Education, 70.
Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan untuk
pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis
tersebut diganti dengan kata idem. Titik koma ditulis untuk memisahkan antara kata
idem dengan kata atau angka yang menjadi bagian dari identitas sumber sebelumnya.
1
Howard M. Federspiel, The Persatuan Islamic Reform in Twentieth Century
Indonesia (Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 19700,
109; Idem, Popular Indonesia Literature of the Qur’an (Ithaca, New York: Cornell
University Modern Indonesia Project, 1994), 142.
2
M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1990) 455; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta:
Pustaka Kartini, 1990), 89.
Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan oleh dua orang, maka dua
nama tersebut harus disebutkan semua. Namun jika jumlah penulis, editor atau
penterjemahnya tiga orang ke atas, maka hanya nama penulis, editor atau
6
penterjemah pertama yang disebutkan kemudian diikuti dengan et. al. sebagai ganti
nama-nama lain yang tidak disebutkan.
1
Fazlur Rahman, “Revival and Reform in Islam,” dalam The Cambridge
History of Islam, vo. 2, ed. P. M. Holt et. al. (Cambridge: Cambridge
University Press, 1970), 632-638.
2. Artikel Jurnal
1
Atmari, "Desain Integrasi Primary and Sub-Culture Organization di Lembaga
Pendidikan Tinggi Islam dan Pesantren", Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, vol.
12, no. 2, (15 Agustus 2019), 121.
DOI: https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v12i2.397.
3. Pengutipan Terjemahan
Untuk sumber yang diterjemahkan dari bahasa asing, judul sumber yang ditulis
adalah judul terjemahannya. Judul aslinya dalam bahasa asing tidak boleh disebutkan.
Cara penulisan identitas sumber persis sama dengan ketentuan yang sudah diberikan,
hanya ada tambahan terj, untuk tanda penerjemah.
1
C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, terj. S. Gunawan Jakarta (Bhatara
Aksara, 1983), 45.
4. Dokumen Web
1
Philips B. Kurland dan Ralph Lerner. eds. The founders’ Constitution. (Chicago:
University of Chicago Press, 2000), bab. 9, dok. 3, http://presspubs.
uchicago.edu/founders/
Seluruh dokumen yang diakses online harus mencantumkan tanggal akses dan URL-
nya.
1
Philips B. Kurland dan Ralph Lerner. eds. The founders’ Constitution. (Chicago:
University of Chicago Press, 2000), bab. 9, dok. 3, http://presspubs.
uchicago.edu/founders/. Diakses tanggal ..., Tahun. Link:
http://ejournal.iaisyarifuddin.ac.id./contohjurnal
5. Dokumen Pemerintahan
1
Environmental Protection Agency (EPA). Toxicology Handbook. 2 nd ed. (Rockville,
MD: Government Institutes, 1986). 101-114
6. Bab dalam buku
1
Orlando Fromson, “Progressiveness in the late twentieth century. Dalam To left and
right: Cycles in American politics, ed. Wilmer F. Turner (Jackson, MS: Lighthouse
Press, 1990), 627.
7. Tesis dan Disertasi
1
Mario Ontiveros, “Circumscribing identities: Chicana muralist and the
representation og Chicana subjectivity”. (Tesis Master, Department of Art History,
University of California, Riverside, 1994), 44.
7
8. Artikel dalam Database
1
James Iwanowski, “Goliant vs. Goliath: Best Buy battles Circuit City”. Business
Week 54 (1994): 12. ABI/Inform database <http://proquest.umi.com>
9. Presentasi Paper
1
Fazlul Rahman, “Otoritas Keagamaan Nyai Pandalungan Dinamika Otoritas
Keagamaan Perempuan dalam Konteks Budaya Lokal” (Makalah dipresentasikan
pada Annual Conference for Muslim Scholars, Kopertais IV, Surabaya, 21-22 April
2018), 959-971.
10. Pengutipan ayat Al-Qur’ān
Kutipan dari Al-Qur’ān dilakukan dengan cara menuliskan kata Al-Qur’ān
(ditulis biasa tidak miring atau digarisbawahi) kemudian diikuti koma, nomor surat,
titik dua, nomor ayat dan titik.
Jika dalam satu nomor catatan kaki terdapat dua atau lebih kutipan Al-Qur’ān,
maka kutipan berikutnya ditulis persis seperti kutipan pertama, hanya tidak perlu
menyebutkan kata Al-Qur’ān lagi dan antara kedua kutipan tersebut dipisahkan
dengan titik koma. Kutipan lain yang disebutkan dalam nomor selanjutnya ditulis
Ibid, titik, koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat dan titik. Perlu diketahui bahwa
huruf “a” dalam kata sandang difinite article “al”-Qur’an harus ditulis dengan huruf
kecil, sebab “al” dari sudut gramatika bukan bagian dari kata dimaksud. Di samping
itu perlu diingat bahwa nomor yang dipakai untuk menunjukkan ayat dan surat adalah
Angka Arab (Arabic Number) dan bukan Angka Romawi (Roman Number).
1
Al-Qur’ān, 2:34; 12:4
2
Al-Qur’ān., 5:14
11. Penulisan Sumber Arab
Cara penulisan sumber Arab sedikit berbeda dengan sumber non-Arab. Identitas
sumber tersebut, misalnya, harus ditransliterasikan dengan mengikuti skema
transliterasi Arab-Indonesia yang diberikan dalam pedoman ini. Setiap bagian dalam
identitas sumber ditransliterasikan persis seperti aslinya, kecuali nama tempat
penerbitannya. Tempat penerbitan disesuaikan dengan nama tempat yang dibakukan
dalam bahasa Indonesia. Misalnya, al-Qahirah berubah menjadi Kairo, Bayrūt
menjadi Beirut, Dimasq menjadi Damaskus, Baghdād menjadi Bagdad, Halb menjadi
Alepo dan seterusnya. Kadang-kadang nama tempat (kota) penerbit tidak disebutkan
dalam buku-buku Arab terbitan lama. Sebagai gantinya disebutkan nama negara.
Untuk kasus seperti ini, nama negara itulah yang harus dipakai.
Ibn Salāh, Fatāwā wa Masā'il Ibn Shalāh fi al-Tafsīr wa al-Hadīts wa Ushūl al-
1
6. Daftar Pustaka
Semua sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan tugas akhir harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Jumlah sumber rujukan/referensi minimal 30
buku/referensi. Dalam penulisan daftar pustaka, sumber diklasifikasikan atau diurut
berdasarkan haruf abjad nama penulis mulai dari A, B, C, dan seterusnya sampai dengan
huruf “Z” , dan pengurutan nama berdasarkan abjad ini dilakukan setelah nama penulis
dibalik antara nama depan dengan nama belakang, hal ini berlaku pada semua sumber
baik dari buku, artikel, ataupun jurnal.
Teknik penulisan sumber dalam daftar pustaka pada dasarnya tidak berbeda jauh
dengan teknik penulisan catatan kaki. Untuk menulis identitas sumber dalam bentuk buku,
maka susunan nama penulis dibalik, nama akhir (last name) kemudian diikuti nama awal
(first name). Jika penulis buku tersebut mempunyai nama tengah (middle name), maka
nama tengah ditulis setelah nama awal. Setiap unsur identitas dalam daftar pustaka selalu
diakhiri dengan titik. Koma dipakai hanya ketika menengahi nama akhir dan awal
penulisan serta nama penerbit dan tahun penerbitan. Sedangkan antara tempat penerbitan
dan nama penerbitan ditulis titik dua. Kemudian sumber-sumber yang dijadikan daftar
pustaka tersebut disusun berdasarkan abjad dari A sampai Z sehingga terlihat urut dan
rapi.
Contoh:
Basyr, Ahmad Azhar. Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman. Bandung: Mizan, 1993.
Gani, Bustami A. Beberapa Aspek Ilmiah tentang Al-Qur’ān. Jakarta: Litera
Antarnusa, 1994.
Hasan, Fuad. Heteronomia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1997.
Jika sumber yang dikutip merupakan transliterasi dari nama-nama (pengarang)
berbahasa Arab seperti al-Ghazali, al-Baghdadi, dan lain-lain maka urutan yang
dipakai tetap dari segi abjad paling depan, sehingga susunan penulis menjadi seperti
berikut :
9
Abī al-Barakat, Majd al-Dīn. Al-Muharrar fī al-Fiqh ‘alā Madhhab al-Imām Ahmad
b. Hanbal. Vol. 1. Beirut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 1964.
Al-Baghdādī al-Hanbalī, Shafī al-Dīn. Qawā’id al-Ushūl wa Ma’āqid al-Fushūl.
Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1986.
Al-Dhahabī, Muhammad Husayn. Al-Tafsīr wa al-Mufassirūn. vol. 3. Kairo: Dār al-
Kutub al-Hadītsah, 1962.
Basyr, Ahmad Azhar. Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman. Bandung: Mizan, 1993.
Gani, Bustami A. Beberapa Aspek Ilmiah tentang Al-Qur’ān. Jakarta: Litera
Antarnusa, 1994.
Mendahulukan nama akhir penulis dalam daftar pustaka berlaku dengan
mutlak, sekalipun seorang penulis lebih dikenal nama awalnya.
Contoh:
Ash-Shiddieqy, Hasbi. Kriteria antara Sunnah dan Bid’ah. Jakarta: Bulan Bintang,
1967.
10