Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UAS MATA KULIAH INDIGENOUS PSYCHOLOGY

Bambang Subahri, M.Si

Susunlah laporan penelitian yang sudah dilakukan sebagaimana format laporan berikut ini:

A. FORMAT LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF


1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang
diteliti sehingga dapat diketahui hal-hal yang melandasi dilakukannya penelitian. Latar
belakang masalah hendaknya disusun secara singkat dan mampu mencakup inti
masalah yang akan dibahas. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari bahan
bacaan, seperti buku, koran, majalah, jurnal atau dapat juga berupa pengamatan
peneliti tentang suatu peristiwa yang berlangsung di masyarakat.
b. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus
penelitian. Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang dicari jawabannya
melalui proses penelitian. Perumusan masalah harus disusun secara singkat, jelas,
tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju dalam
melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang
telah dirumuskan sebelumnya.
d. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang diberikan setelah selesai
melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan
kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara
keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.
e. Definisi Konsep
Definisi konsep berisi tentang pengertian secara istilah beberapa konsep atau
istilah penting yang menjadi titik perhatian di dalam judul penelitian. Tujuannya agar
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna konsep sebagaimana dimaksud oleh
peneliti.
f. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang dimulai
dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan
adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.

1
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu
yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan
(skripsi, tesis, disertasi dan sebaginya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan
dapat dilihat sampai sejauh mana orisinilitas dan posisi penelitian yang hendak
dilakukan.
b. Kajian Teori Terkait
Bagian ini berisi pembahasan tentang berbagai teori terkait yang dijadikan
sebagai pijakan dalam penelitian. Pembahasan berbagai teori yang terkait dengan
penelitian secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan
peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Posisi teori dalam penelitian kualitatif
diletakkan sebagai perspektif, bukan diuji.

3. BAB III METODE PENELITIAN


a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian berintikan uraian tentang pendekatan penelitian yang
dipilih, kualitatif atau kuantitatif. Sementara jenis penelitian menunjukkan jenis
survey, eksprimen, komparartif, kasus, pengembangan, riset aksi atau jenis lainnya.
Penentuan pendekatan dan jenis penelitian harus diikuti oleh alasan-alasan.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan di mana penelitian dilakukan. Wilayah
penelitian biasanya berisi tentang lokasi (desa, organisasi, peristiwa, teks, dan
sebaginya) dan unit analisis. Contoh: Penelitian di desa ”X” dengan unit analisisnya
”individu”.
c. Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut meliputi
data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristikya, siapa yang dijadikan
informan atau subyek penelitian, bagaimana ciri-ciri informan atau subyek tersebut
dan dengan cara bagaimana data dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin. Istilah
sampel jarang digunakan karena istilah ini biasanya digunakan melakukan generalisasi
dalam pendekatan kuantitatif.
d. Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Masing-masing harus
dideskripsikan tentang data apa saja yang diperoleh melalui teknik-teknik tersebut.
e. Analisa Data
Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat
menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian,
pemecahan, sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan
2
penentuan apa yang dilaporkan. Analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data.
f. Keabsahan Data
Bagian ini memuat usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di
lapangan, observasi secara lebih mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa
sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus lain, melacak
kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya, perlu dilakukan pengecekan
dapat tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability), ketergantungan pada konteks
(dependability), dan dapat tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya
(comfirmability).
g. Tahap-Tahap Penelitian
Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan
laporan.

4. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA


a. Gambaran Obyek Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan gambaran umum objek penelitian dan diikuti oleh
sub-sub bahasan disesuaikan fokus yang diteliti.
b. Penyajian dan Analisis Data
Memuat tentang uraian data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan
metode dan prosedur yang diuraikan seperti pada bab III. Uraian ini terdiri atas
deskripsi data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan
penelitian (tabel pedoman wawancara). Hasil analisis data merupakan temuan
penelitian yang disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang
muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem
klasifikasi, dan tipologi.
c. Pembahasan Temuan
Bab ini merupakan gagasan peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan
dimensi-dimensi, posisi temuan dengan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran
dan penjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan.
5. BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulan ditarik dari keseluruhan pembahasan yang terkait langsung dengan
fokus dan tujuan penelitian. Kesimpulan merangkum semua pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya.
b. Saran-saran
Saran yang dituangkan hendaknya mengacu atau bersumber dari temuan
penelitian, pembahasan, dan kesimpulan akhir hasil penelitian.

3
B. TEKNIK PENULISAN
1. Model Penulisan BAB dan Sub BAB
Penulisan judul bab yang berperingkat 1 ditempatkan di tengah memakai huruf
besar semua (capital) dan bold. Peringkat-peringkat selanjutnya dinyatakan dengan huruf
dan angka sebagai berikut:
1. Peringkat 2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dst.) memakai titik dan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
2. Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai titik dan ditulis
dengan huruf besar kecil dan bold.
3. Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dst.) memakai titik dan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
4. Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai kurung tutup
tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil dan bold
5. Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan
jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan
setara). Keduanya dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan
(a).
6. Baris setelah BAB dan Subbab ditentukan dengan spacing after 6 pt, line spacing 1,5
line untuk proposal, dan line spacing double untuk tugas akhir. Contoh sebagai
berikut:

BAB III
JUDUL BAB
Judul bab ini berperingkat 1 dan ditulis huruf besar, bold (hitam).
A. Instrumen Penelitian
Judul subbab ini berperingkat 2 yang ditandai dengan urutan huruf besar
memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold.

1. Alasan Pemilihan Tes


Judul subbab ini berperingkat 3 yang ditandai dengan urutan angka
memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan
ditulis dari garis tepi.

a. Isi Tes
Judul subbab ini berperingkat 4 yang ditandai dengan urutan huruf
kecil memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold,
dan ditulis dari garis tepi.

1) Tingkat Kesulitan Butir Tes


Judul subbab ini berperingkat 5 yang ditandai dengan urutan
angka memakai kurung tutup tanpa titik. Judul subbab ini ditulis dengan
huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi.

4
2. Jenis dan Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan dalam penulisan makalah adalah kertas jenis HVS dengan
ukuran A4.

3. Jenis dan Ukuran Huruf


Jenis huruf (font) untuk Latin adalah Times New Roman ukuran 12 (BAB dan Sub
BAB), sedangkan untuk catatan kaki (footnote) Times New Roman ukuran 10 spasi
single, dan ukuran 11 untuk isi dalam tabel. Untuk Judul halaman sampul latin
menggunakan jenis Times New Roman ukuran 14. Adapun untuk Arab, jenis yang
digunakan adalah Traditional Arabic ukuran 16, sedangkan untuk catatan kaki (footnote)
Traditional Arabic ukuran 12 spasi single.

4. Margin (Pias) dan Penomoran Halaman


Pengetikan dengan spasi ganda dan hanya untuk satu muka halaman (tidak bolak
balik). Adapun margin diatur sebagaimana berikut:

Margin atas : 3

`
cm

Margin kiri : 3 Margin kanan : 2 cm


cm

Margin bawah : 2
cm
1. Bagian pembukaan terdiri dari: Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Abstrak,
Tabel diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i,ii,iii,iv,v,vi,dst.)
diletakkan di bagian bawah-tengah (bottom center). Pada karya ilmiah yang
menggunakan huruf Arab, angka Romawi kecil diganti dengan abjad Arab, seperti ،‫أ‬
‫ ج‬،‫ ب‬dan seterusnya.
2. Bagian Inti (teks), pemberian nomor halaman diatur sebagai berikut:
a. Menggunakan angka Arab (1,2,3,4,5, dst.).
b. Halaman bab, nomor halamannya diletakkan di bagian bawah-tengah (bottom
center)
c. Halaman biasa diketik pada bagian kanan-atas (top right)
3. Bagian lampiran diatur sebagaimana bagian Inti.
4. Semua penomoran tidak diberi titik.

5
5. Catatan Kaki
Gaya penulisan yang dipakai dalam penulisan makalah dan hasil penelitian adalah
Turabian Style, menggunakan model catatan kaki (footnote). Berikut contoh penulisan
catatan kaki:
1. Buku
Untuk menuliskan identitas sebuah buku, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Nama penulis harus ditulis seperti susunan nama aslinya [dengan tidak
mendahulukan nama akhir (last name)] kemudian diikuti koma, judul buku yang
ditulis miring atau digarisbawahi, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama
penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
1
Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination; The Case In Indonesia (New
York: Routledge, 2011), 55.
2
Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan Tradisi
(Yogyakarta: LKiS, 2004), 60.

Jika terdapat kutipan lagi dari buku tersebut (Islamic Education and
Indoctrination; The Case In Indonesia atau Intelektual Pesantren Perhelatan Agama
dan Tradisi) secara langsung di bawahnya, maka kutipan berikutnya tersebut cukup
dituliskan nama akhir penulis, koma, beberapa kata dari judul buku, koma, dan
halaman kutipan, titik. Format yang sama juga berlaku jika kutipan kedua tersebut
diselingi dengan kutipan dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir
penulis (last name), koma, beberapa kata dari judul buku, koma, nomor halaman
buku dan titik
1
Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination; The Case In Indonesia (New
York: Routledge, 2011), 55.
2
Tan, Islamic Education, 59.
3
Tan, Islamic Education, 70.
Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan untuk
pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis
tersebut diganti dengan kata idem. Titik koma ditulis untuk memisahkan antara kata
idem dengan kata atau angka yang menjadi bagian dari identitas sumber sebelumnya.
1
Howard M. Federspiel, The Persatuan Islamic Reform in Twentieth Century
Indonesia (Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 19700,
109; Idem, Popular Indonesia Literature of the Qur’an (Ithaca, New York: Cornell
University Modern Indonesia Project, 1994), 142.
2
M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1990) 455; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta:
Pustaka Kartini, 1990), 89.

Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan oleh dua orang, maka dua
nama tersebut harus disebutkan semua. Namun jika jumlah penulis, editor atau
penterjemahnya tiga orang ke atas, maka hanya nama penulis, editor atau
6
penterjemah pertama yang disebutkan kemudian diikuti dengan et. al. sebagai ganti
nama-nama lain yang tidak disebutkan.
1
Fazlur Rahman, “Revival and Reform in Islam,” dalam The Cambridge
History of Islam, vo. 2, ed. P. M. Holt et. al. (Cambridge: Cambridge
University Press, 1970), 632-638.

2. Artikel Jurnal
1
Atmari, "Desain Integrasi Primary and Sub-Culture Organization di Lembaga
Pendidikan Tinggi Islam dan Pesantren", Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, vol.
12, no. 2, (15 Agustus 2019), 121.
DOI: https://doi.org/10.36835/tarbiyatuna.v12i2.397.
3. Pengutipan Terjemahan
Untuk sumber yang diterjemahkan dari bahasa asing, judul sumber yang ditulis
adalah judul terjemahannya. Judul aslinya dalam bahasa asing tidak boleh disebutkan.
Cara penulisan identitas sumber persis sama dengan ketentuan yang sudah diberikan,
hanya ada tambahan terj, untuk tanda penerjemah.
1
C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, terj. S. Gunawan Jakarta (Bhatara
Aksara, 1983), 45.
4. Dokumen Web
1
Philips B. Kurland dan Ralph Lerner. eds. The founders’ Constitution. (Chicago:
University of Chicago Press, 2000), bab. 9, dok. 3, http://presspubs.
uchicago.edu/founders/
Seluruh dokumen yang diakses online harus mencantumkan tanggal akses dan URL-
nya.
1
Philips B. Kurland dan Ralph Lerner. eds. The founders’ Constitution. (Chicago:
University of Chicago Press, 2000), bab. 9, dok. 3, http://presspubs.
uchicago.edu/founders/. Diakses tanggal ..., Tahun. Link:
http://ejournal.iaisyarifuddin.ac.id./contohjurnal
5. Dokumen Pemerintahan
1
Environmental Protection Agency (EPA). Toxicology Handbook. 2 nd ed. (Rockville,
MD: Government Institutes, 1986). 101-114
6. Bab dalam buku
1
Orlando Fromson, “Progressiveness in the late twentieth century. Dalam To left and
right: Cycles in American politics, ed. Wilmer F. Turner (Jackson, MS: Lighthouse
Press, 1990), 627.
7. Tesis dan Disertasi
1
Mario Ontiveros, “Circumscribing identities: Chicana muralist and the
representation og Chicana subjectivity”. (Tesis Master, Department of Art History,
University of California, Riverside, 1994), 44.

7
8. Artikel dalam Database
1
James Iwanowski, “Goliant vs. Goliath: Best Buy battles Circuit City”. Business
Week 54 (1994): 12. ABI/Inform database <http://proquest.umi.com>
9. Presentasi Paper
1
Fazlul Rahman, “Otoritas Keagamaan Nyai Pandalungan Dinamika Otoritas
Keagamaan Perempuan dalam Konteks Budaya Lokal” (Makalah dipresentasikan
pada Annual Conference for Muslim Scholars, Kopertais IV, Surabaya, 21-22 April
2018), 959-971.
10. Pengutipan ayat Al-Qur’ān
Kutipan dari Al-Qur’ān dilakukan dengan cara menuliskan kata Al-Qur’ān
(ditulis biasa tidak miring atau digarisbawahi) kemudian diikuti koma, nomor surat,
titik dua, nomor ayat dan titik.
Jika dalam satu nomor catatan kaki terdapat dua atau lebih kutipan Al-Qur’ān,
maka kutipan berikutnya ditulis persis seperti kutipan pertama, hanya tidak perlu
menyebutkan kata Al-Qur’ān lagi dan antara kedua kutipan tersebut dipisahkan
dengan titik koma. Kutipan lain yang disebutkan dalam nomor selanjutnya ditulis
Ibid, titik, koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat dan titik. Perlu diketahui bahwa
huruf “a” dalam kata sandang difinite article “al”-Qur’an harus ditulis dengan huruf
kecil, sebab “al” dari sudut gramatika bukan bagian dari kata dimaksud. Di samping
itu perlu diingat bahwa nomor yang dipakai untuk menunjukkan ayat dan surat adalah
Angka Arab (Arabic Number) dan bukan Angka Romawi (Roman Number).
1
Al-Qur’ān, 2:34; 12:4
2
Al-Qur’ān., 5:14
11. Penulisan Sumber Arab
Cara penulisan sumber Arab sedikit berbeda dengan sumber non-Arab. Identitas
sumber tersebut, misalnya, harus ditransliterasikan dengan mengikuti skema
transliterasi Arab-Indonesia yang diberikan dalam pedoman ini. Setiap bagian dalam
identitas sumber ditransliterasikan persis seperti aslinya, kecuali nama tempat
penerbitannya. Tempat penerbitan disesuaikan dengan nama tempat yang dibakukan
dalam bahasa Indonesia. Misalnya, al-Qahirah berubah menjadi Kairo, Bayrūt
menjadi Beirut, Dimasq menjadi Damaskus, Baghdād menjadi Bagdad, Halb menjadi
Alepo dan seterusnya. Kadang-kadang nama tempat (kota) penerbit tidak disebutkan
dalam buku-buku Arab terbitan lama. Sebagai gantinya disebutkan nama negara.
Untuk kasus seperti ini, nama negara itulah yang harus dipakai.
Ibn Salāh, Fatāwā wa Masā'il Ibn Shalāh fi al-Tafsīr wa al-Hadīts wa Ushūl al-
1

Fiqh, vol. 1 (Beirut: Dār al-Ma’rifah, 1986), 57.


Ibn Qayyim al-Jawīzyah, al-Manār al-Munīf li al-SHahīh wa al-Da’īf (Alepo:
2

Maţba’at al-Maţbū’ah al-Islāmīyah, 1970), 23.


12. Wawancara
1
Halim, wawancara, Lumajang, 13 Desember 2000.
Keterangan lain berkenaan dengan konten wawancara dapat ditambahkan
setelah keterangan tanggal.
8
13. Ensiklopedi
1
A. J. Wensink, “Kufr”, The First Encyclopaedia of Islam, vol. 7, ed. M. Th.
Houtsma, et. al. (Leiden: E. J. Brill, 1987), 234.
14. Surat Kabar
1
Halim, “Pemuda dan Usia Suatu Bangsa”, Kompas, 28 Oktober 2000, 15.
15. Identitas Sumber yang tidak jelas
Jika unsur dalam identitas sumber data ada yang tidak jelas atau hilang, maka
harus dicantumkan tanda “kehilangannya”. Misalnya, jika tempat, nama atau tahun
penerbitan tidak ada dalam sebuah buku atau jurnal, maka harus diberi tanda t.tp.
(tanpa tempat [penerbit]), t.p. (tanpa [nama] penerbit) dan t.t. (tanpa tahun
[penerbitan]). Di samping itu, tanda tanya “?” juga harus dipakai, jika salah satu
unsur dalam identitas tersebut diragukan karena tidak tertulis dengan jelas.
1
al-Nawāwī, al-Majmū’ Syarh al-Muhadhdhab, vol.5 (t.tp: al-Maktabah al-
Salafiyah, 1950), 34.
1
H. A. R. Gibb, Modern Trend in Islam (Chicago: t.p., 1947), 67.

6. Daftar Pustaka
Semua sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan tugas akhir harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Jumlah sumber rujukan/referensi minimal 30
buku/referensi. Dalam penulisan daftar pustaka, sumber diklasifikasikan atau diurut
berdasarkan haruf abjad nama penulis mulai dari A, B, C, dan seterusnya sampai dengan
huruf “Z” , dan pengurutan nama berdasarkan abjad ini dilakukan setelah nama penulis
dibalik antara nama depan dengan nama belakang, hal ini berlaku pada semua sumber
baik dari buku, artikel, ataupun jurnal.
Teknik penulisan sumber dalam daftar pustaka pada dasarnya tidak berbeda jauh
dengan teknik penulisan catatan kaki. Untuk menulis identitas sumber dalam bentuk buku,
maka susunan nama penulis dibalik, nama akhir (last name) kemudian diikuti nama awal
(first name). Jika penulis buku tersebut mempunyai nama tengah (middle name), maka
nama tengah ditulis setelah nama awal. Setiap unsur identitas dalam daftar pustaka selalu
diakhiri dengan titik. Koma dipakai hanya ketika menengahi nama akhir dan awal
penulisan serta nama penerbit dan tahun penerbitan. Sedangkan antara tempat penerbitan
dan nama penerbitan ditulis titik dua. Kemudian sumber-sumber yang dijadikan daftar
pustaka tersebut disusun berdasarkan abjad dari A sampai Z sehingga terlihat urut dan
rapi.
Contoh:
Basyr, Ahmad Azhar. Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman. Bandung: Mizan, 1993.
Gani, Bustami A. Beberapa Aspek Ilmiah tentang Al-Qur’ān. Jakarta: Litera
Antarnusa, 1994.
Hasan, Fuad. Heteronomia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1997.
Jika sumber yang dikutip merupakan transliterasi dari nama-nama (pengarang)
berbahasa Arab seperti al-Ghazali, al-Baghdadi, dan lain-lain maka urutan yang
dipakai tetap dari segi abjad paling depan, sehingga susunan penulis menjadi seperti
berikut :
9
Abī al-Barakat, Majd al-Dīn. Al-Muharrar fī al-Fiqh ‘alā Madhhab al-Imām Ahmad
b. Hanbal. Vol. 1. Beirut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 1964.
Al-Baghdādī al-Hanbalī, Shafī al-Dīn. Qawā’id al-Ushūl wa Ma’āqid al-Fushūl.
Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1986.
Al-Dhahabī, Muhammad Husayn. Al-Tafsīr wa al-Mufassirūn. vol. 3. Kairo: Dār al-
Kutub al-Hadītsah, 1962.
Basyr, Ahmad Azhar. Refleksi Atas Persoalan Ke-Islaman. Bandung: Mizan, 1993.
Gani, Bustami A. Beberapa Aspek Ilmiah tentang Al-Qur’ān. Jakarta: Litera
Antarnusa, 1994.
Mendahulukan nama akhir penulis dalam daftar pustaka berlaku dengan
mutlak, sekalipun seorang penulis lebih dikenal nama awalnya.
Contoh:
Ash-Shiddieqy, Hasbi. Kriteria antara Sunnah dan Bid’ah. Jakarta: Bulan Bintang,
1967.

Jika seorang penulis mempunyai beberapa sumber yang dicantumkan dalam


daftar pustaka, maka nama penulisnya hanya dicantumkan pada sumber pertama saja.
Sedangkan pada sumber kedua dan seterusnya, nama tersebut diganti dengan tanda-
yang dibuat sebanyak 9 (sembilan) kali ketukan kemudian diikuti titik.
Contoh:

Nasution, Harun. Akal dan Wahyu. Jakarta: UI Press, 1986.


____________. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
____________. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah. Jakarta: UI
Press, 1987.
Perlu disebutkan bahwa jika sebuah sumber dalam bibliography tertulis lebih
dari satu baris (contoh nomor tiga di atas), maka baris kedua dan seterusnya ditulis
masuk empat ketukan dari margin kiri dan jarak antara baris pertama dengan
berikutnya lebih sempit dibandingkan dengan jarak antara sumber tersebut dengan
sumber yang lain.
Jika sumber yang dikutip dalam bentuk artikel, baik yang berasal dari jurnal
atau buku, maka halaman artikel harus dicantumkan mulai dari halaman pertama
sampai terakhir dan sebelumnya titik dua.
Atmari, Muhammad. "Desain Integrasi Primary and Sub-Culture Organization di
Lembaga Pendidikan Tinggi Islam dan Pesantren", Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Islam, vol. 12, no. 2, (15 Agustus, 2019): 118-139.
Van Bruinessen, Martin. “Pesantren dan Kitab Kuning: Pemeliharaan dan
Kesinambungan Tradisi Pesantren.” Ulumul Qur’ān.4 (1994): 75-85.
Wahid, Abdurrachman, “Menjadikan Hukum Islam Sebagai Penunjang
Pembangunan” dalam Agama dan Tantangan Zaman: Pilihan Artikel Prisma,
1975-1984. Jakarta: LP3ES, 1985: 64-79.

10

Anda mungkin juga menyukai