Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lailatul Badria D.A.

A
Nim : 180411100149
Matkul : Sistem Informasi A

1. Jelaskan tahap pelaksanaan proyek Sistem Informasi berikut!

SDLC atau Software Development Life Cycle dapat diartikan sebagai sebuah siklus dari
pengembangan sistem. Pengembangan sistem tentu akan digunakan untuk tujuan tertentu,
seperti mengembangkan perangkat lunak (Software). Pada awal perkembangan perangkat
lunak, para programmer tanpa mengikuti prosedur langsung melakukan coding yang
dapat memberikan resiko yang cukup tinggi.
SDLC sendiri dimulai pada tahun 1960-an. Sejak saat itu, proses coding para programmer
sudah diikat oleh sebuah tahapan yang sudah disesuaikan dengan prosedur yang sudah
meminimalisir dampak buruk akibat penelitiannya. Nah, berikut ini adalah tahapan-
tahapan Software Development Life Cycle.
 Inisiasi (Initiation)
Tahap inisiasi menjadi tahapan SDLC yang pertama. Biasanya, tahap ini ditandai
dengan adanya pembuatan proposal tentang proyek perangkat lunak.
 Pengembangan konsep sistem (System concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumentasi pengembangan system
pada analisis lingkup area system dan manageme rencana dan mempelajari cara
kerja system.
 Perencanaan (Planning)
Tahapan ini umumnya lebih menekankan aspek feasibility study, yakni studi
kelayakan pengembangan sistem. Adapun aktivitas yang dikerjakan pada tahap ini
adalah sebagai berikut
o Pembentukan tim dan konsolidasinya.
o Mendefinisikan tujuan pengembangan serta ruang lingkup dari
pengembangan yang akan dilakukan
o Mengidentifikasi masalah yang ada pada akankah dapat diselesaikan
melalui pengembangan sistem
o Menentukan strategi yang digunakan selama proses pengembangan dan
mengevaluasinya
o Menentukan prioritas teknologi yang akan digunakan dan pemilihan
aplikasi
 Analisis Sistem (System analysis)
Pada tahap analisis sistem, akan dilakukan beberapa tahap meliputi study
literature. Study literature ini berguna untuk dapat menemukan kasus yang dapat
ditangani oleh sistem dan juga mendefinisikan sebuah sistem. Pada tahap ini,
kamu juga dituntut untuk menganalisis kebutuhan sistem dan juga membuat
batasan sistem menggunakan brainstorming. Dengan begitu, tim pengembang jadi
mengetahui kasus yang tepat untuk dimodelkan dengan menggunakan sistem.
 Desain (Design)
Pada tahap ini, pengembang akan mentransformasikan kebutuhan secara
terperinci. Dokumen desain sistem fokus pada bagaimana caranya agar dapat
memenuhi berbagai fungsi yang dibutuhkan oleh sebuah system
 Perancangan sistem
Pada tahap ini, fitur-fitur dan operasi pada sistem dideskripsikan secara mendetail
dengan aktivitas analisa interaksi objek dan fungsi pada sebuah sistem serta
menganalisa data dan membuat skema database. Selain itu, tahap ini juga akan
merancang sebuah user interface.
 Pengembangan (development)
Setelah itu, tahap yang selanjutnya adalah tahap pengembangan, yakni mengubah
perancangan ke sistem informasi yang kompleks. Tahap ini juga bertujuan untuk
mengetahui bagaimana cara memperoleh dan melakukan penginstalan pada
lingkungan yang diharapkan oleh sebuah sistem. Seperti misalnya, membuat basis
data dan menyiapkan standar prosedur, menyiapkan dokumen coding, testing,
compile, repair, dan cleaning program.
 Integrasi dan Pengujian (integration and test)
Tahap selanjutnya adalah tahap integrasi dan pengujian. Pada tahap ini,
pengembang akan mempresentasikan sistem perangkat lunak yang telah
memenuhi keadaan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional.
Laporan analisis dan pengujian akan dihasilkan dengan diarahan oleh pengmbang
bagian penjamin mutu (quality assurance) dan user.
 Implementasi
Pada tahap ini, akan diadakan pelaksanaan perangkat lunak pada area produksi
(area pada user) dan menjalankan resolusi rate masalah yang terdeteksi dari tahap
integrasi dan pengujian sebelumnya.
 Operasi dan Pemeliharaan (operation and maintenance)
Pada tahap ini, akan dijelaskan tentang pekerjaan yang dilakukan untuk
menjalankan dan memelihara sistem informasi pada area produksi (lingkungan
pada user), termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan,.
 Disposisi (disposition)
Tahap yang terakhir yaitu mendeskripsikan aktivitas dari pengembangan sistem
serta membangun data yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas user yang
dilakukan.
2. Jelaskan karakteristik Sistem Informasi berdasarkan gambar dibawah ini!
 Information Sources
- Adalah sebuah informasi yang dibutuhkan oleh seorang TM (Top
Manager) yag biasanya bersumber dari hal-hal yang berada diluar
perusahaan (eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar (market),
kecenderungan ekonomi (trend), gejala-gejala sosial masyarakat,
kedatangan para pesaing baru, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
- Bagi seorang MM, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk
menunjang aktivitas sehari-hari. Contoh informasi dari luar perusahaan
yang dibutuhkan adalah mengenai jenis-jenis bahan mentah atau bahan
baku b eserta kualitas dan harganya, teknologi baru p enunjang penciptaan
produk atau jasa, dan lain sebagainya. Sedangkan ontoh informasi internal
yang dibutuhkan adalah sep erti stok barang di gudang, service level
kepada pelanggan, dan lain sebagainya.
- Lain halnya dengan LM (Lower Manager) yang lebih membutuhkan
informasi berkaitan dengan internal perusahaan, seperti utang pelanggan
yang telat dibayar, pesanan yang belum dikirim, ketersediaan sumber daya
manusia untuk produksi, dan lain sebagainya
 Frequency of USE
- Kapan saja seorang TM biasa mengambil keputusan merupakan suatu hal
yang sulit diduga, karena sifatnya yang tidak teratur. Paling tidak setahun
sekali seorang TM harus mengambil keputusan sehubungan dengan
rencana tahunan perusahaan yang diajukan.
- Keputusan-keputusan lain yang biasanya dilakukan adalah jika p
erusahaan sedang dalam keadaan bahaya, sehingga keputusan mengenai
langkah-langkah yang harus diambil sangat mendesak untuk ditentukan.
- Bagi MM, secara berkala (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan)
pertemuan biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan sehubungan
dengan rencana anggaran belanja perusahaan, evaluasi kinerja perperiode,
dan hal-hal lainnya.
- Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap hari atau
bahkan setiap jam untuk membantunya memutuskan hal-hal yang
berkaitan dengan aktivitas operasional sehari-hari.
 Time Scale
- Yang dimaksud dengan skala waktu di sini adalah seberapa jauh seorang
manajer harus memonitor programprogram atau pekerjaan yang
diembannya.
- Seorang TM biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru
harus dilakukan atau tidak (misalnya untuk membuat pabrik baru,
membangun jaringan infrastruktur teknologi informasi, men iptakan
produk-produk baru, dsb.), dan jika memang diputuskan untuk
melakukannya, monitoring jangka panjang harus dilakukan semenjak
proyek dimulai hingga selesai (biasanya untuk setiap proyek memerlukan
waktu tahunan mulai dari ide sampai dengan implementasi).
- Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka menengah menjadi hal utama
yang harus dikontrol, paling tidak setiap satu bulan sekali. Sementara LM
memerlukan informasi yang selalu up-to-date untuk keperluan supervisi
dan kontrol kegiatan sehari-hari.
 Time Horizon
- Melihat ke depan merupakan ke enderungan dan tanggung jawab TM
sebagai nakhoda yang akan membawa p erusahaan kepada visi yang di
canangkan. Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan
keperluan tersebut.
- Berbeda dengan MM yang cenderung melihat masa depan p erusahaan
dengan menggunakan kacamata perencanaan jangka pendek atau
menengah dan berpegang pada kenyataan/fakta historis perusahaan di
masa-masa lalu (lebih pragmatis).
- Sementara bagi seorang LM, data historis lebih terasa penting karena
fokus kontrol yang dilakukan adalah untuk melihat apakah target yang
dicanangkan telah tercapai atau tidak.
 Scope
- Tidak ada batasan-batasan bagi seorang TM dalam melakukan
pengambilan keputusan karena yang terpenting adalah penentuan strategi
perusahaan yang tepat.
- Sementara keputusan-keputusan yang harus diambil oleh seorang MM
maupun LM tidak boleh lepas dari kebijakan dan standard yang telah
ditetapkan oleh tingkatan manajemen di atasnya
 Nature of Decision
- Yang terakhir adalah masalah hakekat dari keputusan itu sendiri. Sering
terlihat seorang TM mengambil keputusan tanpa ada struktur yang jelas,
karena seolah-olah keputusan diambil berdasarkan gutfeeling, perasaan,
atau naluri tanpa ada alasan yang jelas.
- Tidak seperti MM atau LM yang lebih terstruktur dalam mengambil
keputusan sesuai dengan metodologi atau prosedur baku yang biasa
dipergunakan, seperti pemanfaatan figur statistik, model matematika, riset
operasional, dan hal-hal lainnya.
- Pada hakekatnya tugas dari seorang TM adalah untuk menentukan
perencanaan strategis yang harus dijadikan landasan gerak perusahaan.
- Adapun para MM dan LM b ertugas memonitor setiap aktivitas atau
proses dalam perusahaan agar target-target yang dicanangkan dalam etak
biru reana bisnis perusahaan dapat tercapai. Kinerja perusahaan akan
meningkat jika proses-proses yang ada efisien, efektif, dan terkontrol
dengan baik.
- Semua itu dapat terpenuhi jika manajemen memiliki informasi yang cukup
untuk mengukur tingkat esiensi dan efektivitas dari aktivitas-aktivitas
yang ada di perusahaan
- Peran informasi yang merupakan hasil pengolahan data internal dan
eksternal p erusahaan di sini ukup jelas, yaitu sebagai bahan pertimbangan
TM, MM, dan LM dalam mengambil keputusan.
- Informasi yang cepat, tepat (relevan), murah, akurat, dan up-to-date, tidak
hanya akan membantu para mana jemen dalam menghasilkan keputusan
yang bermutu, tetapi lebih jauh akan meningkatkan kinerja perusahaan,
sebagai modal yang memperkuat daya saing perusahaan di antara
kompetitor-kompetitor utama.
- Seorang praktisi mana jemen mengatakan bahwa di abad ini, bangsa yang
menguasai informasilah yang akan memenangkan persaingan global.
Demikian juga dengan perusahaan

3. Bagaimana visi perusahaan dan strategi system informasi menurut gambar dibawah ini!

IT Strategic Plan
Bagi perusahaan modern, memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi
persaingan dewasa ini. Strategi bisnis yang biasa dituangkan dalam dokumen blueprint
Business Plan harus dilengkapi juga dengan strategi IT. Tujuannya jelas, yaitu
memanfaatkan secara optimum penggunaan teknologi informasi sebagai komponen
utama sistem informasi perusahaan. Strategi IT harus sejalan dengan strategi perusahaan
(visi, misi, nilai). Dari visi, misi dan nilai yang dimiliki perusahaan akan dihasilkan
objektif yang kemudian diturunkan ke dalam Critical Success Factor dan Key
Performance Indicators. IT Strategy dan Business Strategy akan dirumuskan sesuai
dengan analisis Key Performance Indicators. Kemudian strategi tersebut diturunkan
menjadi serangkaian prosedur dan proses yang akan menuntun aktivitas operasional
sehari-hari.

IT Strategic Plan merupakan perencanaan menyeluruh yang terdiri dari tujuan, prinsip
dan taktik yang berhubungan dengan penggunaan teknologi dalam organisasi. Strategi
yang dimaksud disini berfokus pada teknologi itu sendiri dan orang yang mengelola
langsung teknologi itu. Perencanaan strategis IT harus sejalan strategi korporat, dimana
visi dan misi perusahaan menjadi titik tertinggi target pencapaian. Pada tingkat
menengah, perusahaan akan menentukan beberapa objektif yang hendak dicapai dalam
jangka waktu tertentu, yang dilengkapi dengan ukuran-ukuran kinerja sebagai instrument
control. Berdasarkan perangkat control inilah disusun taktik jangka pendek, menengah
dan panjang yang secara langsung berhubungan terhadap penciptaan strategi sistem
informasi.
Secara umum, output yang diinginkan adalah sebuah strategi yang mencakup 3 hal pokok
berikut.
 Sistem Informasi
Merupakan definisi rinci sehubungan dengan jenis informasi yang dibutuhkan
oleh perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengannya seperti: kecepatan proses
pengolahan data menjadi informasi, tingkatan detail informasi , cara menampilkan
informasi, volume dan transaksi informasi, penanggung jawab informasi, dll
 Teknologi Informasi
Meliputi komponen hardware(computer, infrastruktur, alat komunikasi, dll) dan
software (aplikasi, sistem operasi, database, dll) yang harus tersedia untuk
menghasilkan sistem informasi yang telah didefinisikan.
 Manajemen informasi
Menyangkut sumber daya manusia (brainware) yang akan mengimplementasikan
sistem informasi yang dibangun dan mengembangkan teknologi informasi
sejalan dengan perkembangan perusahaan di masa mendatang.

Untuk setiap hal pokok diatas, diusulkan beberapa scenario, dimana di setiap scenario
memiliki variablenya masing-masing seperti biaya, manfaat, risiko, dampak, tingkat
kesulitan, hambatan dan hal-hal lainnya. Skenario ini akan dibahas dan ditentukan dalam
rapat untuk diambil yang terbaik. Kemudian, rencana implementasi harus dibuat
berdasarkan manajemen proyek.
Untuk menghasilkan output yang berkualitas, ada 5 input utama sebagai langkah awal
penyusunan IT Strategy :
 Business Strategy
 Business Trends
 Competitor Analysis
 IT Trends
 IT yang ada saat ini

Anda mungkin juga menyukai