Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mochammad Raihan Hibatullah

NIM : 205040100111127

Kelas : Agribisnis / Dasar Budidaya Tanaman

Quiz DBT – Air dan Tanaman


1. Apakah fungsi air bagi tanaman?
2. Bagaimana mekanisme air dari tanah bisa diuapkan lewat stomata daun yang ada di
atas?
3. Sebutkan kriteria air yg bisa dimanfaatkan oleh akar tanaman? Jelaskan!
4. Apa alasan utama seorang petani menggunakan system drip irrigation bagi
tanamannya? Jelaskan!
5. Faktor-faktor apa saja yg perlu diperhitungkan dalam memberikan air pada tanaman?
Jelaskan dengan memberikan contohnya!
6. Didaerah manakah pola tanam system Surjan cocok untuk diterapkan? Jelaskan!
7. Apakah yang terjadi jika tanaman kekurangan air? Dan apa pula yang terjadi jika
kelebihan air? Jelaskan!

JAWABAN

1. Air memiliki beberapa peranan atau fungsi penting bagi kehidupan makhluk hidup
tanpa terkecuali tanaman, fungsi air bagi tanaman tersebut antara lain
 Air merupakan penyusun tubuh tumbuhan dengan presentasi 70-90%
 Air membantu proses pelarutan dan medium reaksi biokimia
 Air menjadi medium perantara transport senyawa
 Memberikan turgor bagi sel dimana peran air sangat penting untuk
pembelahan sel dan pembesaran sel
 Salah satu bahan baku proses fotosintesis tanmaan untuk menghasilkan
makanan bagi tumbuhan
 Berfungsi untuk menjaga suhu tanaman agar tetap stabil atau konstan

2. Pada umumnya air bergerak karena terdapat perbedaan tekanan baik tekanan
potensial (melewati membrane sel), tekanan hidrostatik (tanpa melewati
membrane sel), dan tekanan uap (terjadi di stomata). Air masuk melalui sel sel
akar yag kemudiam melewati epidermis, korteks, dan endodermis akar sehingga
dapat mencapai xylem. Menurut (Dr. Ir. Hamim, 2019) Pergerakan air dari tanah
ke dalam akar bisa terjadi melalui dua mekanisme, yaitu (1) air masuk melalui
ruang-ruang antarsel, atau dikenal dengan jalur apoplas, dan (2) air masuk ke
dalam sel epidermis akar, kemudian bergerak dari sel ke sel di dalam jaringan
korteks melalui benangbenang plasmodesmata; mekanisme ini dikenal dengan
jalur simplas. Setelah air masuk ke jaringan xylem maka air akan diangkut ke
bagian atas tanaman.

Air yang telah diangkut oleh jaringan xylem tersebut disebar ke seluruh bagian
tanaman tanpa terkecuali daun. Sel mesofil yang ada pada daun tidak tersusun
rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang udara yang dikelilingi oleh
dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding
basah ini ke ruang-ruang antar sel dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata
dari ruang-ruang antar sel ke atmosfir, faktor inilah yang mempengaruhi perilaku
stomata yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor
sel penjaga, jadi selama stomata terbuka maka air akan hilang ke atmosfer. Proses
ini lah yang sering kita kenal dengan proses transpirasi (Ari Sugiarto, 2018)

3. Air dalam pemanfaatannya memiliki beberapa kriteria bagi tanaman. Kriteria air
yang dapat dimanfaatkan oleh akar tanaman ialah air yang memiliki pH diantara
6,5 – 8,5 dimana pada air tersebut juga mempunyai kandungan mineral seperti
nitrogen, phosphor, dan kalsium yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
tanaman. Air tersedia memiliki perbedaan jumlah pada kapasitas lapang dalam
tanah ada presentase pelayuan permanen pada air. Air yang berada di dalam pori-
pori tanah dapat dimanfaatkan oleh akar tanaman. Kriteria air tersebut yaitu
tersimpan di dalam tanah dan tidak mengalir menuju ke bawah karena adanya
gaya gravitasi. Air yang tertahan di tanah itulah nantinya akan mudah diserap oleh
akar tanaman. Selain itu, untuk dapat diserap oleh akar tanaman air harus
memiliki kadar yang cukup bagi tanaman. Kadar air yang sesuai akan
mempermudah proses penyerapan air oleh akar tanaman yang akan berpengaruh
terhadap panjang akar tanaman.

4. Petani dalam memberikan air kepada tanamannya menggunakan sistem drip


irrigation ini memiliki alasan dimana sistem ini dipercaya sangat efisien bagi
petani. Efisiensi penggunaan air sistem irigasi tetes dapat mencapai 80% sampai
95% karena pemberian air secara langsung ke areal perakaran secara teratur dan
perlahan (Simonne, 2010). Selain itu sistem ini mampu menhemat pemakaian air
dimana sistem ini memiliki kemampuan meminimalisir kehilangan air. Selain itu
menurut (Susila, 2013), yang menyatakan bahwa keunggulan irigasi tetes yaitu
dapat menghemat air, tenaga, biaya pengelolaan, pemakaian pupuk yang tepat,
energi dan dapat mengendalikan penyakit pada tanaman serta dapat digunakan
untuk lahan yang tidak rata dan sempit.

5. Dalam memberikan air pada tanaman terdapat beberapa faktor yang harus
diperhitungkan agar tanaman dapat tumbuh. Faktor faktor yang perlu diperhatikan
dalam memberikan air antara lain tergantung pada jenis dan umur tanaman, waktu
tanam, sifat fisik tanah, teknik pemberian air, jarak dari sumber air sampai lahan
pertanian, dan luas areal yang diairi. Salah satu contoh ialah dengan
memperhatikan umur tanaman yakni tanaman jabon merah, ketika tanaman
sedang di masa pertumbuhan dimana akar relatif kecil sehingga kebutuhan
tanaman akan air hanya sedikit karena kondisi ini tanaman masih mampu
menyediakan air dalam kondisi optimal. Sedangkan ketika tanaman beranjak
semakin besar maka kebutuhan air dalam proses pertambahan tinggi tanaman
semakin besar juga.

6. Sistem surjan merupakan sistem tanam campuran dimana terdapat perbedaan


tinggi permukaan bidang tanam pada suatu luasan lahan. Hamparan surjan
memang tampak dari atas seperti susunan garis-garis berselang seling antara
bagian guludan (raised bed) dan bagian tabukan (sunken bed). Bagian atas sistem
surjan biasanya ditanami oleh tanaman lahan kering (upland), seperti palawija,
sayuran, dan hortikultura, sedangkan bagian bawahnya ditanami padi sawah
(lowland) (Nursyamsi, 2014). Sistem surjan cocok diterapkan untuk lahan rawa
yang terendam air terus menerus karena dalam lahan rawa terdapat dinamika
pasang, surut, dan banjir yang dapat membantu dalam pembudidayaan tanaman.

7. Kekurangan dan kelebihan air sama sama memiliki dampak yang kurag baik bagi
tanaman. Ketika suatu tanaman mengalami kekurangan air, dampak yang muncul
akibat hal tersbut ialah terganggunya proses kimiawi dalam tanaman dimana
berakibat pada berkurangnya hasil fotosintesis yang mengakibatkan cadangan
makanan berkurang sehingga tanaman dapat layu dan mati, selain itu tanaman
juga bisa menjadi kerdil diakibatkan produksi nutrisi yang rendah. Selain itu
dampak dari kelebihan pemberian air pada tanaman ialah berkurangnya aerasi
tanah, dapat meningkatkan pencucian hara dan pestisida yang menyebabkan dapat
berkembangnya hama dan penyakit, tidak adanya tunas baru yang muncul, daun
tumbuh sangat lambat, munculnya warna kekuningan atau kecokelatan, dan
beberapa daun rontok.

Daftar Pustaka
Ari Sugiarto, H. M. (2018). PEMANASAN GLOBAL DI SUMATERA SELATAN DAN
PENINGKATAN SUHU UDARA YANG TERJADI; PEMODELAN PENGARUHNYA
TERHADAP TRANSPIRASI Lansium domesticum Corr. Palembang: Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

Dr. Ir. Hamim, M. (2019). Fisiologi Tumbuhan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Nursyamsi, A. S. (2014). Sistem Surjan: Kearifan Lokal Petani Lahan Pasang Surut dalam
Mengantisipasi Perubahan Iklim. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 8 No. 1, 32.

Simonne, E. M. (2010). Principles and Practices of Irrigation Management for Vegetables. Florida:
IFAS Extension.

Susila, A. d. (2013). Irigasi dan Fertigasi. Bogor: Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai