Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


FRAIS DAN MOULDING
INJECTION

DI PD PUTRA MANDIRI
TEKNIK 2
Jl. Satu Maret No.61, RT.2/RW.4, Pegadungan,
Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11830
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti
Uji Kompetensi Keahlian (UKK)

DISUSUN OLEH :
NAMA : NEW YOSEF ARAHON PURBA
NIS : 16635
KELAS : XII TP 2
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 35 JAKARTA
DPIB – Teknik Audio Video – Teknik Instalasi Tenaga Listrik – Teknik
Pemesinan – Teknik Kendaraan Ringan
Jalan Kerajinan No.42, Krukut, Taman sari – Jakarta Barat 11140
Telp. (021) 6343146 – 6340028 Fax. (021) 63852887
Email : esemka_35jw@yahoo.co.id Website : www.smkn35jakarta.net
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SEKOLAH
SMK NEGERI 35 JAKARTA

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui


dan disahkan pihak sekolah

Diterima Tanggal, ............................


Disetujui Tanggal, ...........................

Kepala Kompetensi Keahlian Pembimbing

Drs. Jakariawan, Dewa Dwi Laksana, S. Pd,


NIP. 196404282016061001 NIP. 198210052022211013

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Sekolah Waka Hubinmas

Sopandi, S.Pd, M.Pd. Drs. Dewanto Gatot Ch, M.T


NIP. 197402182000121004 NIP. 196612292016111001

i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN OLEH PIHAK
DUNIA INDUSTRI

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui dan disahkan :

Jakarta,……………………………

Disahkan oleh Disetujui oleh


HRD, Pembimbing,
PUTRA MANDIRI TEKNIK 2 PD PUTRA MANDIRI TEKNIK 2

Eka Deddy Hendrawan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat melaksanakan laporan Praktik Kerja Lapangan sekaligus
penyusunan laporan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini untuk melengkapi persyaratan kelulusan sekolah.
Laporan ini tersusun berdasarkan data yang diperoleh dari observasi/peninjauan dan
juga melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dari tanggal 21 Februari 2022 sampai dengan
tanggal 20 Mei 2022 di PD Putra Mandiri Teknik 2. Saya selaku penyusun berusaha
menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan berdasarkan petunjuk dan bantuan bapak pembina
atau pembimbing dari PD Putra Mandiri Teknik 2.Maka dari itu saya mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Drs. H. Sopandi selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 35 Jakarta.
2. Drs. Dewanto Gatot Chrisnanto M. T selaku Waka. Hubinmas.
3. Drs. Jakariawan selaku Kepala Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 35
Jakarta.
4. Bapak Dewa Dwi Laksana S. Pd selaku pembimbing prakerin sekolah.
5. Ibu Eka Putri selaku HRD PD Putra Mandiri Teknik 2
6. Bapak Deddy Hendrawan selaku pembimbing praktik kerja lapangan.
7. Para staf dan karyawan PD Putra Mandiri Teknik 2.
8. Bapak/Ibu Guru yang telah membantu serta memberikan saran-saran dalam
pembuatan laporan ini.
9. Teman-teman yang secara langsung atau tidak telah memberi semangat.

iii
Laporan ini menjelaskan segala aktivitas praktik kerja lapangan yang telah saya
laksanakan selama berada di PD Putra Mandiri Teknik 2. Saya menyadari bahwa laporan
praktik yang saya buat ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik serta saran sangat
saya harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca.
Kepada semua pihak, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dalam
penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikannya.

Jakarta, ………………….

NEW YOSEF ARAHON PURBA


NISN 3056593053

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SEKOLAH ...................................... 1


LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN OLEH PIHAK INDUSTRI ............. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 3
B.TUJUAN MELAKSANAKAN PRAKERIN ............................................................ 4
C.TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKERIN ................................................. 4
D.PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKERIN ........................................................... 5
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN .................................................................. 6
A.PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................................... 6
B.LOKASI PERUSAHAAN......................................................................................... 6
C.DISIPLIN KERJA ..................................................................................................... 7
D.PEMELIHARAAN DAN KEBERSIHAN ALAT DAN MESIN............................. 7
BAB III KEGIATAN ........................................................................................................ 9
A. MESIN FRAIS DAN PRINSIP KERJANYA……………………………………………8
B. PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN FRAIS………………………………13
C. PENGOPERASIAN MESIN FRAIS…………………………………………………….18
D. ALAT BANTU MESIN FRAIS…………………………………………………………32
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................. 39
A.KESIMPULAN............................................................................................................. 39
B.SARAN – SARAN ....................................................................................................... 39
B.1. UNTUK SEKOLAH ........................................................................................... 39
B.2. UNTUK SISWA ................................................................................................. 40
B.3. UNTUK INDUSTRI .......................................................................................... 40

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi PD Putra Mandiri Tehnik 2…………………………6

Gambar 3.1 Mesin Frais………………………………………………..9

Gambar 3.2 Pengoperasian mesin frais………………………………..10

Gambar 3.3 End Milling…………………………..………………….24

Gambar 3.4 Chamfer Milling…………………………………………25

Gambar 3.5 Face Milling…………………………….…..……………26

Gambar 3.6 Driling Milling…………………….………….….………27

Gambar 3.7 Boring Milling……………………….…………………..28


Gambar 3.8 Counterboring……………………………………………29

Gambar 3.9 Countersinking…………………………………………...30

Gambar 3.10 Reaming…………………………………………...……31

Gambar 3.11 Tapping…………………………………………………32

Gambar 3.12 Arbor mesin frais……………………………………….33

Gambar 3.13 Support arbor…………………………………...………33

Gambar 3.14 Arbor pendek (stub arbor)………………………………34

Gambar 3.15 Cekam kolet (collet chuck)……………………………..34

Gambar 3.16 Adaptor mesin frais……………………………………..35

Gambar 3.17 Pembesar lubang (boring head)…………………………36

Gambar 3.18 Ragum mesin……………………………………………36

Gambar 3.19 Meja putar (rotary table)………………………………..38

Gambar 3.20 Kepala pembagi (dividing head)………………………..38

Gambar 3.21 Kepala lepas (tailstock)…………………………………39

Gambar 3.22 Penjepit atau klem mesin (clamp)………………………40

1
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Cutting Speed untuk Proses frais…………………………………..16

Tabel 2. Feed untuk Proses Frais……………………………………………17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu Sub Sistem
Pendidikan Nasional, memiliki kedudukan sangat penting dalam fungsi
menyiapkan tenaga kerja terampil untuk menunjang system pendidikan
nasional. Upaya penyiapan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha dan industri, didekati melalui kebijakan “link dan
match” adalah penyelenggaraan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Pada dasarnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan penyelenggaraan


yang mengintegrasikan secara tersistem pendidikan dunia usaha dan industri.
Pengintegrasian kegiatan pendidikan ini akan menghilangkan perbedaan
standar nilai sekolah dan dunia kerja serta sekaligus
mendekatkan supply dan demand ketenaga kerjaan.

Landasan pelaksanaan kegiatan Praktik kerja Lapangan (PKL) Sekolah


menengah Kejuruan (SMK) di dasarkan atas arahan Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) 1993 dan ketentuan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun
1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanl serta peraturan-peraturan
pendukungnya antara lain :

1. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)

Meningkatkan kualitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab bersama


antara pemerintah dan masyarakat serta Badan Usaha yang memakai
tenaga kerja.

2. UU SPN No. 2 tahun 1989 Ban W Pasal (1). Penyelenggaraan pendidikan


pelaksanaan dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan
luar sekolah.

3
3. PP No. 39 Bab III Pasal 4 Butir (3). Peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan Pendidikan Nasional dapat berbentuk pemberian
kesempatan magang dan/atau latihan kerja

4. Kep. Mendikbud No. 4990/U/1992 Pasal 33 Butir (6).Kerja sama SMK


dengan dunia usaha terutama bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian
program SMK dengan kebutuhan dunia usaha yang diusahakan dengan
asas saling menguntungkan. Kerja sama SMK dengan dunia usaha antara
lain meliputi Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan magang.

B. TUJUAN MELAKSANAKAN PRAKERIN

Tujuan melaksanakan prakerin agar siswa memahami dan menghayati


kegiatan tersebut.maka dari itu siswa diwajibkan harus melaksanakan praktik
kerja industri (PRAKERIN) yang dimaksud dengan prakerin adalah ikut
belajar bekerja dalam kegiatan usaha atau bisnis dengan kata lain ikut belajar
usaha yang diakui berstandar tinggi didalam suatu permasalahan. Setelah
selesai melaksanakan prakerin, siswa diharapkan harus mempunyai
kepribadian yang kuat untuk menghadapi masa yang akan datang.

C. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKERIN


Adapun tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :

1. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan atau pengalaman


dalam bentuk tulisan tersusun secara sistematik atau kronologi dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar .

2. Peserta didik mampu mencari alternative pemecahan masalah kejuruan


sesuai dengan program studinya yang terungkap dalam laporan tertulis;
3. Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan
tentang Maintenance dari Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) ke
sekolah.

4
D. PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKERIN

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada :


Waktu : Senin – Jumat
Pukul : 08.00 s.d. 17.00 WIB

Tanggal : 21 Februari 2022 – 20 Mei 2022


Bagian : Pengoperasian mesin Frais

Tempat : PD.Putra Mandiri Teknik 2


Alamat : Jl. Satu Maret No.61, RT.2/RW.4, Pegadungan
Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat

5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. PROFIL PERUSAHAAN

PD Putra Mandiri Teknik adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang jasa.
Perusahaan ini melayani permintaan customer dalam perbaikan atau pembuatan cetakan
atau moulding maupun blowing selain itu perusahaan ini juga melayani jasa CNC dan
EDM. Pekerjaan yang dilakukan meliputi pembubutan, pengfraisan, pemolesan,
pengeboran, CNC dan EDM. Perusahaan ini memiliki jenis mesin bubut konvensional dan
mesin milling manual dan mesin CNC milling. Selain itu, juga memiliki mesin EDM dan
bor radial yang berskala pengeboran yang lebih dalam.
Nama Perusahaan/Industry : PD Putra Mandiri Teknik 2
Alamat Perusahaan : Jalan 1 Maret No.61 RT.2/RW.4
Jenis Perusahaan : Jasa pembuatan dan service moulding
Jumlah Karyawan : 6 Karyawan
Produk : Moulding dan Blowing

B. LOKASI PERUSAHAAN

PD Putra Mandiri Teknik 2 terletak Jl. Satu Maret No.61, RT.2/RW.4,


Pegadungan, Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11830.

Gambar 1. Lokasi PD Putra Mandiri Tehnik 2

6
C. DISIPLIN KERJA
Setiap perusahaan memiliki aturan kedisiplinan kerja yang dapat
menciptakan kegiatan kerja yang aman dan nyaman. Begitu juga dengan
PD Putra Mandiri Teknik 2 yang memiliki aturan kedisiplinan kerja untuk
karyawannya sebagai berikut.

1. Karyawan masuk kerja pada pukul 08.00.

2. Karyawan masuk dari hari senin s/d sabtu sedangkan siswa PKL dari
hari senin sampai jumat

3. Jam operasional karyawan berlangsung mulai pukul 08.00 s/d 18.00.


sedangkan pada hari sabtu dari jam 08.00 s/d 16.00.

4. Jam operasional untuk siswa Praktik Kerja Lapangan (PKL)


berlangsung mulai pada pukul 08.00 s/d 17.00.

5. Jam istirahat karyawan dari pukul 12.00 s/d 13.00 sedangkan saat hari
Jumat istirahat dimulai pukul 11.45 s/d 13.00

6. Jika ingin tidak masuk kerja dengan alasan tertentu harus izin kepada
pimpinan perusahaan atau bos.

7. Tidak diperkenankan bermain handphone saat jam kerja

8. Tidak diperkenankan juga tidur saat jam kerja

9. Diwajibkan untuk mengutamakan kemananan dan kebersihan kerja

10. Diharapkan untuk menegmbalikan alat alat yang dipakai kepada


tempatnya secara lengkap dan utuh.

D. PEMELIHARAAN DAN KEBERSIHAN ALAT


PD Putra Mandiri Teknik adalah perusahaan yang juga memperhatikan
kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja sehingga tercipta
lingkungan kerja yang sehat dan aman. Para karyawan di perkenankan
untuk menggunakan alat kerja semaksimal mungkin demi mencapai
keberhasilan dan kesuksesan hasil kerja. Oleh karna itu setelah

7
menggunakan alat kerja diharapkan supaya mengembalikan alat sesuai
pada tempat awal namun sebelum di kembalikan harus di bersihkan
terlebih dahulu demi menghindari kerusakan alat seperti karat dan lain
lain. Begitu juga dengan pemakaian mesin, setelah selesai menggunakan
mesin, karyawan di harapkan membersihkan dan memberi oli kepada
bagian bagian penting dalam mesin untuk menghindari karat dan
membersihkan geram atau sisa sisa penyayatan pada benda kerja sebelum
karyawan pulang.

8
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. MESIN FRAIS DAN PRINSIP KERJANYA

Gambar 3.1 Mesin Frais

Mesin frais adalah mesin yang membuat perubahan atau


memperbaharui permukaan benda kerja dengan menggunakan alat
potong (milling cutter) yang berputar tegak lurus pada sumbunya.
prinsip kerja mesin frais adalah melubangi benda kerja dengan
pahat yang berputar dan benda kerja yang diam. prinsip kerja mesin
frais adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari
putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berputar.
prinsip kerja mesin frais adalah melubangi benda kerja dengan
pahat yang berputar dan benda kerja yang diam. prinsip kerja mesin
frais adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari
putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berputar.
Mesin frais terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

1. Alas Mesin (Base)


Bagian mesin paling bawah. Berfungsi sebagai pondasi dari mesin

9
milling dan juga sebagai tempat pembuangan coolant yang telah
digunakan. Semua beban berada pada alas mesin sehingga harus tahan
terhadap tekanan tinggi. Terbuat dari besi cor.
2. Kolom mesin (badan mesin)
Kolom mesin berfungsi sebagai penopang atau tempat kedudukan bagian-
bagian mesin seperti spindel, tuas-tuas, motor penggerak beserta puli-
pulinya.Bagian yang berbentuk ekor burung dengan posisi tegak
berfungsi untuk geran naik turunnya lutut yang membawa sadel dan
meja. Posisi badan mesin berdiri tegak dan kokoh, dipakai sebagai patokan
dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi.Selain itu badan mesin
jadi dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk tempat atau dudukan motor
dan puli-pulinya. Bagian depan yang dikerjakan secara khusus, adalah
berbentuk ekor burung dengan posisi tegak untuk gerak turun naiknya lutut
yang membawa sadel dan meja.

3. Lutut (Knee)

Bagian ini memiliki dua alur ekor burung yang saling tegak lurus. Satu
berpasangan dengan kolom mesin dan satu lagi berpasangan dengan sadel.
Lutut pada mesin frais terbuat dari besi cor dan hanya bisa digerakkan
secara vertikal.Di dalam lutut terdapat berbagai roda gigi yang mengatur
gerakan otomatis. Baik itu gerak otomatis ke kanan, kiri, maju atau
mundur. Bagian ini juga dapat dikunci dengan kolom agar kokoh saat
proses pengefraisan.

4. Sadel (dudukan meja)

Sadel ini berada diantara lutut dan meja mesin frais. Berbentuk persegi,
terbuat dari besi cor dan memiliki alur ekor burung yang berpasangan
dengan lutut.Sadel dapat digerakkan secara melintang mendekati kolom
(gerakan maju mundur). Dapat juga dikunci ke lutut apa bila dibutuhkan.
Di bagian atas sadel dibuat alur T yang melingkar 360° yang berhubungan
dengan meja.Sehingga memungkinkan meja diputar atau digeser untuk
keperluan tertentu. Besar derajat perputaran meja dapat dilihat pada sadel.

10
Sadel juga dilengkapi handle yang digunakan untuk membalik arah gerakan
otomatis.

5. Meja mesin (Table)


Berada di atas sadel dan terbuat dari besi cor. Fungsi utamanya adalah
sebagai tempat untuk mengikat benda kerja dalam proses pengefraisan.
Berbentuk persegi panjang dan memiliki alur-alur T.Alur T pada meja
berfungsi sebagai tempat mur dan baut yang digunakan untuk mengikat
benda kerja atau ragum. Pada mesin frais universal, meja ini dapat diputar
atau digeser 0-45 derajat.Baik itu ke kiri maupun ke kanan. Meja ini dapat
dikunci pada sadel agar tidak bergetar saat proses pengefraisan. Untuk
memasang benda kerja dan pisau frais, kita membutuhkan berbagai macam
perlengkapan.

6. Lengan (Arm)

Berada di atas kolom mesin frais horisontal dan universal. Bagian


bawahnya memiliki alur ekor burung yang ujungnya berpasangan
dengan bagian paling atas mesin. Ujung yang satunya digunakan
sebagai tempat pendukung arbor (support arbor) yang memiliki
alur ekor burung pula. Lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk
keperluan tertentu.Pendukung arbor juga dapat dikunci dan
dilepas pada posisi tertentu, sehingga cocok untuk pekerjaan
tertentu.dengan kebutuhan. Sehingga pekerjaannya dapat
dikerjakan dengan lebih efektif. Spindle merupakan bagian
penting dari mesin frais. Berfungsi sebagai tempat penahan alat
potong pada mesin frais vertikal dan sebagai tempat arbor pada
mesin frais horisontal.Pada proses pengefraisan motor penggerak
akan menggerakkan spindle sehingga alat potong berputar. Pada
ujung spindle terdapat slot sebagai tempat penahan alat potong.

11
7. Arbor

Arbor merupakan bagian mekanis dari mesin frais. Berfungsi


sebagai ekstensi spindle pada mesin frais horizontal. Arbor juga
berfungsi sebagai pemegang alat potong (pisau frais) dan berputar
sesuai arah pemakanan alat potong.

8. Pisau Frais

Pisau frais merupakan alat potong yang digunakan untuk


menyayat benda kerja pada proses pengefraisan. Ada berbagai
jenis pisau frais yang dapat digunakan dengan bentuk dan fungsi
yang berbeda-beda. Sehingga operator bisa lebih efektif dalam
membentuk atau memproduksi benda kerja.

9. Support Arbor (Pendukung arbor)

Berfungsi untuk mendukung arbor agar gerakan arbor bisa stabil.


Memiliki alur ekor burung yang berpasangan dengan lengan
mesin frais dan lubang yang berpasangan dengan arbor.

10. Milling Head

Berada di bagian paling atas mesin frais vertikal. Bagian ini terdiri
dari spindle, motor penggerak dan mekanisme pengendali lainnya.

11. Ram

Ram adalah lengan yang menjorok pada mesin frais vertikal.


Ujung dari ram terhubung langsung dengan kolom mesin.
Sedangkan ujung yang satunya terhubung dengan milling head.

12
12. Motor Penggerak

Berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau


memberikan mesin tenaga untuk bergerak.

13. Handle

Handle pada mesin frais berfungsi untuk menggerakan meja mesin


secara manual. Baik itu secara vertikal maupun horizontal.

14. Tombol Emergency Stop

Tombol emergency ini berfungsi untuk menghentikan mesin frais


dalam keadaan darurat. Misalnya pada saat penyayatan benda
kerja terlalu tebal dan menyebabkan pisau frais macet atau patah.
Atau pada saat terjadi kecelakaan kerja.

15. Lampu Penerangan

Lampu penerangan pada mesin frais berfungsi untuk memberikan


cahaya pada saat proses pengefraisan. Dengan adanya lampu
penerangan ini, operator dapat melihat proses pengefraisan
dengan lebih jelas. Dan juga operator bisa lebih mudah melakukan
pengukuran benda kerja.

16. Sistem pendingin

Sistem pendingin ini berfungsi untuk mengalirkan cairan


pendingin atau bromus pada saat proses penyayatan benda kerja.
Sistem ini dapat digunakan ketika dibutuhkan saja.Sistem
pendingin pada mesin frais terdiri dari beberapa bagian, mulai dari

13
pompa air, selang, dan sistem pembuangan cairan coolant yang
berada di alas mesin frais.

17. Sistem otomatis meja mesin

Sistem otomatis ini digunakan untuk menggerakkan meja secara


otomatis. Kecepatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

18. Panel Kecepatan

Panel ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran spindle


mesin frais. Operator dapat memilih kecepatan untuk proses
pengefraisan sesuai

B. PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN

FRAIS

Parameter pemotongan diperlukan agar proses produksi dapat


berlangsungsesuai dengan prosedur perencanaan. Parameter-
parameter pemotongan yang penting untuk diperhatikan dalam
proses frais meliputi: kecepatan potong, putaran spindel, kedalaman
pemakanan, gerak makan per gigi, kecepatan penghasilan geram
dan waktu pemesinan. Penentuan rasio kecepatan antara gerak
benda kerja dan putaran pisau sangat penting diperhatikan. Jika
langkah pemakanan benda kerja terlalu pelan waktu akan terbuang
banyak dan pisau fraispun akan cepat tumpul dan menurunkan umur
pahat. Jika pemakanan benda kerja terlalu cepat pisau frais
bisacepat rusak, dan tentu memerlukan waktu lebih banyak untuk
menggantinya.

14
Keterangan :

Benda kerja :

w = lebar pemotongan; mm

lw = panjang pemotongan ; mm

lt = lv+lw+ln ; mm

a = kedalaman potong, mm

Pahat Frais :

d = diameter luar ; mm

z = jumlah gigi (mata potong)

χr = sudut potong utama ( 90o)

(untuk pahat frais selubung)

Mesin frais :

n = putaran poros utama ; rpm

vf = kecepatan makan ; mm/putaran

1. Kecepatan potong/cutting speed

Dalam menentukan kecepatan potong beberapa faktor yang


perludipertimbangkan antara lain:
 material benda kerja yang akan difrais
 material pisau frais
 diameter pisau
 kehalusan permukaan yang diharapkan

15
 kedalaman pemotongan yang ditentukan
 Rigiditas benda kerja dan mesin.

Untuk benda kerja yang berbeda kekerasannya, strukturnya dan


kemampuan pemesinaanya diperlukan penentuan cutting speed yang
berbeda. Tabel 1 berikut menunjukkan cara penentuan cutting speed:

Tabel 1. Cutting Speed untuk Proses frais

High-speed steel Carbide cutter


Material cutter

ft/min m/min ft/min m/min


Machine 70-100 21-30 150-250 45-75
steel
Tool steel 60-70 18-20 125-200 40-80
Cast iron 50-80 15-25 125-200 40-80
Bronze 65-120 20-35 200-400 80-120
Aluminium 500- 150- 1000- 150-
1000 300 2000 300

Cutting speed dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan :

v = (π.d.n)/1000 m/min,
Keterangan:
v = cutting speed (m/menit)
d = diameter pisau frais (mm)
n = putaran spindel utama (rpm)

16
2. Penentuan putaran Pisau

Terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan


putaranpisau frais antara lain:
 Material yang akan di frais
 Bahan pisau frais
 Diameter pisau frais

3. Feed (gerak pemakanan).

Feed dapat dinyatakan sebagai rasio gerak benda kerja terhadap gerak
putar pisaufrais. Dalam menentukan feed, faktor yang harus diperhatikan
adalah:
 Kedalaman pemakanan
 Tipe pisau frais
 Bentuk pisau frais
 Material benda kerja
 Kekuatan dan keseragaman benda kerja
 Tipe permukaan finishing yang diharapkan
 Power dan rigiditas mesin

Tabel 2. Feed untuk Proses Frais

APPROXIMATE MAXIMUM FEED PER TOOTH FOR VARIOUS CUTTERS


WORK MATERIAL AND APPROXIMATE MAXIMUM BRINELL HARDNEES
Steel Steel Steel Steel Cast Cast Cast
Typt Alu- Bras Bronz
Mil Med Toug Allo Iron Iron Iron
of miniu s110 e130
d . h y 150 200 250
Cutter m
150 180 200 250

Face 0.55 0.55 0.45 0.28 0.23 0.20 0.18 0.45 0.38 0.33
Slab 0.43 0.43 0.35 0.23 0.18 0.15 0.13 0.35 0.30 0.25
Slot 0.33 0.33 0.28 0.18 0.15 0.13 0.10 0.28 0.23 0.20
S&F
End 0.28 0.28 0.23 0.13 0.13 0.10 0.10 0.23 0.20 0.15
Form 0.15 0.15 0.13 0.10 0.07 0.07 0.05 0.13 0.13 0.10
Saw 0.15 0.13 0.10 0.07 0.07 0.05 0.05 0.10 0.10 0.07

17
4. Kedalaman pemotongan

Pemotongan dalam proses frais meliputi pemotongan kasar


(roughing) dan pemotongan halus (finishing). Pada pemotongan kasar
dalam pemotongan dapat ditentukan pada kedalaman maksimal (lebih
dalam). Pada pemotongan yang berat dapat digunakan pisau dengan gigi
helik dan jumlah gigi yang lebih sedidkit. Pemotongan dengan jumlah gigi
potong lebih sedikit akan menghasilkan pemotongan yang lebih kuat dan
lebih mempunyai kelonggaran yang lebih besar daripada banyak gigi.
Pemotongan halus (finishing) dilakukan secara ringan (light)
daripada pemotongan kasar. Kedalaman pemotongan pada pemakanan
kasar biasanya tidak lebih dari 1/64 inchi (0,39 mm). Pada pemakanan
halus, feeding (gerakan pemakanan) harus dikurangi dan putaran pisau
dipercepat, sedangkan pada pemotongan kasar sebaliknya, yaitu feeding
diperbesar dan putaran pisau diperlambat.

5. Gerak makan per gigi, Fz

Fz = vf /z.n. mm/gigi

Fz = gerak makan per gigi


vf = kecepatan makan (mm/putaran)
z = jumlah gigi pisau frais
n = putaran spindel mesin (rpm).

6. Waktu pemotongan

tc = lt/vf min
keterangan:
lt = lv + lw + ln (mm)
lv = 1 , untuk mengefrais datar lv ≥ 0, untuk mengefrais tegak ln ≈ d/2, untuk
mengefrais tegak

18
7. Kecepatan penghasilan geram

Z = (vf.a.w) /1000
cm3/min

digunakan dan bentuk benda kerjanya. Selain itu jenis mesin frais yang
bervariasi menyebabkan analisa proses frais menjadi rumit. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan bukan hanya kecepatan potong dan gerak
makan saja, tetapi juga cara pencekaman, gaya potong, kehalusan produk,
getaran mesin dan getaran benda kerja.

C. PENGOPERASIAN MESIN FRAIS

Gambar 3.2 Pengoperasian mesin frais

Dalam mengoperasikan mesin Frais ini ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan dan dijalankan. Bila tidak, akan mengakibatkan pengerjaan
tidak berjalan dengan baik. Mesin tidak berfungsi dengan baik dan lebih
parahnya lagi adalah kerusakan dari mesin frais itu sendiri.

19
Sebelum melakukan pengoperasian mesin frais, ada beberapa hal yang
harus dilakukan antara lain :

Mempelajari gambar kerja untuk menyusun urutan kerja dan prosedur


yang harus dilakukan dengan baik

a. Mempelajari sifat material untuk menentukan alat potong dan pending


yang digunakan

b. Menentukan kualitas hasil yang diinginkan

c. Kemudian menentukan alat potong yang digunakan

d. Menentukan alat bantu yang digunakan

e. Bila perlu, persiapkan roda-roda gigi pengganti

f. Menentukan kecepatan potong, kecepatan penyayatan, kedalaman


pemakanan, dan parameter-parameter pemotongan lain yang
berpengaruh pada proses pengerjaan.

Setelah proses di atas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah :

1. Menyetel ragum pada meja kerja

 Periksa ragum apakah dalam keadaan baik

 Usahakan kedudukan ragum ditengah –tengah meja mesin

 Masukkan baut pengikat ke dalam alur meja dan ragum

 Kencangkan salah satu baut pengikat agar kedudukan ragum tidak


berubah

 Letakkan dial indikator menggunakan blok magnit pada badan mesin

20
 Pasang pararel pada mulut ragum kemudia

 sentuhkan sensor dial indicator dengan sisi paralel

 Gerakkan meja mesin. Bila jarum pada dial indicator bergerak,


pukullah ragum sedikit demi sedikit

 Gerakkan meja mesin berulang kali. Jika jarum pada dial indicator
menunjukkan angka yang sama, keraskan kedua baut yang mengikat
ragum

21
2. Memasang Benda Kerja

 Pasang penyangga di bawah benda kerja

 Letakkan benda kerja pada mulut ragum dan batasi dengan karton

 Keraskan ragum sedikit demi sedikit sambil benda kerja dipukul


sehingga duduk tepat di atas penyangga

3. Memasang Pisau Frais

 Pasang arbor pada spindel mesin

22
 Pasang pisau frais pada arbor, sesuaikan dengan pasak arbor

 Masukkan baut pengunci kemudian kencangkan sampai kuat

4. Setting Benda Kerja

 Letakkan sehelai kertas di atas benda kerja

 Sentuhkan benda kerja pada ujung pisau frais yang sedang berputar

 Tepatkan skala spindel utama pada posisi nol

23
5. Saat Melakukan Pengefraisan Mengefrais rata

 Hidupkan tombol utama mesin frais

 Atur kecepatan putaran mesin sesuai besarnya pisau dan jenis bahan
yang difrais

 Setting benda kerja pada posisi skala nol

 Jalankan mesin dan gerakkan meja untuk memulai proses penyayatan

 Ukur hasil penyayatan sesuai dengan ukuran yang diinginkan

Berikut adalah beberapa jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh mesin
frais:

1. End Milling

Gambar 3.3 End Milling

Pada proses pengerjaan End milling membuat pemotongan pada tepi atau
slot, yang ditentukan oleh jarak step-over, sepanjang benda kerja untuk
melakukan pengerjaan yang ditentukan, seperti profil, slot, saku, atau
bahkan kontur permukaan yang kompleks.

24
2. Chamfer Milling

Gambar 3.4 Chamfer Milling

Proses pengerjaan chamfer milling membuat potongan tepi pada


sepanjang tepi benda kerja atau membuat permukaan miring, yang
dikenal sebagai chamfer. Chamfer ini, biasanya memiliki sudut berkisar
45 derajat, dan dapat dikerjakan pada bagian luar atau dalam serta
sepanjang lintasan lurus atau melengkung.

25
3. Face Milling

Gambar 3.5 Face Milling

Pada proses pengerjaan Face mill membuat permukaan benda kerja rata
untuk memberikan hasil yang lebih halus. Kedalaman permukaan,
biasanya sangat kecil, dan dapat dikerjakan dalam satu lintasan tunggal
atau dapat dilakukan dengan pemesinan pada kedalaman aksial yang
lebih kecil dari pemotongan.

26
4. Drilling

Gambar 3.6 Driling Milling

Pengeboran (drilling) yaitu memasukan mata pahat pada benda kerja


secara aksial dan memotong lubang dengan diameter yang sama dengan
pahat tersebut. Operasi pengerjaan pada pengeboran dapat menghasilkan
lubang yang memanjang hingga kedalaman tertentu di dalam benda
kerja, atau lubang menembus yang memanjang sepenuhnya melalui
benda kerja.

27
5. Boring

Gambar 3.7 Boring Milling

Pengeboran pada proses boring biasanya dilakukan setelah mengebor


lubang untuk memperbesar diameter atau mendapatkan dimensi yang
lebih tepat. Mata pahat boring memasuki benda kerja secara aksial dan
memotong sepanjang permukaan internal untuk membentuk fitur yang
berbeda. Mata pahat boring adalah alat pemotong satu titik, yang dapat
diatur untuk memotong diameter yang diinginkan dengan menggunakan
kepala boring yang dapat disesuaikan.

28
6. Counterboring

Gambar 3.8 Counterboring

Counterboring adalah proses pengerjaan yang sering dilakukan setelah


pengeboran untuk memberikan ruang bagi kepala pengikat, seperti baut,
agar dapat terpasang di bawah permukaan benda. Pada mata pahat
counterboring terdapat sebuah pilot pada ujungnya untuk mengarahkan
langsung ke lubang yang sudah tersedia sebelumnya. Mata pahat
counterbore akan memasuki benda kerja secara aksial, kemudian akan
memperbesar bagian atas lubang yang ada dengan diameter alat potong
tersebut.

29
7. Countersinking

Gambar 3.9 Countersinking

Countersinking adalah proses pengerjaan yang dilakukan setelah


pengeboran untuk memberikan ruang bagi kepala pengikat, seperti
sekrup, untuk duduk rata dengan permukaan benda kerja. Sudut umum
yang disertakan untuk countersink meliputi 60, 82, 90, 100, 118, dan 120
derajat. Mata pahat countersink memasuki benda kerja secara aksial dan
memperbesar bagian atas lubang yang ada ke lubang berbentuk kerucut.

30
8. Reaming

Gambar 3.10 Reaming

Reaming adalah proses pengerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan


sejumlah kecil material dan sering dilakukan setelah pengeboran untuk
mendapatkan diameter yang lebih akurat dan lapisan internal yang lebih
halus. Mata pahat reaming akan membesarkan lubang masuk benda kerja
secara aksial dan memperbesar lubang yang ada sesuai dengan diameter
pada pahat reaming.

31
9. Tapping

Gambar 3.11 Tapping

Mata pahat Tapping akan memasuki benda kerja secara aksial kemudian
akan memotong ulir bagian dalam lubang yang sudah ada sebelumnya.
Lubang yang ada biasanya dibor oleh ukuran bor tap yang diperlukan.

32
D. ALAT BANTU MESIN FRAIS

1. Arbor mesin frais

Gambar 3.12 Arbor mesin frais

Arbor pada mesin frais digunakan sebagai dudukan atau pengikat alat
potong (Pisau Frais). Contohnya pisau mantel, side and face, slitting saw,
roda gigi, dan lain-lain.

Arbor ini dipasang pada spindle utama dengan posisi mendatar atau
horizontal. Arbor membutuhkan pendukung arbor (support arbor) pada
saat digunakan.

2. Support arbor

Gambar 3.13 Support arbor

Support arbor digunakan untuk menopang salah satu ujung arbor yang
panjang. Sehingga pergerakan arbor bisa stabil dan tidak bergetar.

33
3. Arbor pendek (stub arbor)

Gambar 3.14 Arbor pendek (stub arbor)

Stub arbor juga digunakan sebagai dudukan atau pengikat alat potong
(pisau frais). Contohnya pisau face mill, shell endmill, side and face mill,
dan lain-lain.

Pemasangannya diikatkan pada spindle utama dengan posisi horizontal


atau vertikal. Stub arbor tidak membutuhkan pendukung arbor.

4. Cekam kolet (collet chuck)

Gambar 3.15 Cekam kolet (collet chuck)

kolet juga digunakan sebagai pengikat alat potong atau pisau frais.
Contohnya end mill, slot drill, center drill, mata bor, dan lain-lain. Dapat
dipasang pada spindle dengan posisi vertikal atau horizontal.

34
Umumnya kolet tersedia dalam satu set yang terdiri dari kolet, rumah
kolet, dan kunci C sebagai pengencang dan pembuka alat potong.
Perbedaan dengan stub arbor adalah ukuran alat potong yang dipasang
lebih kecil dibanding pada stub arbor.

5. Adaptor mesin frais

Gambar 3.16 Adaptor mesin frais

Adaptor fungsinya sama dengan perlengkapan yang sebelumnya, yaitu


sebagai dudukan dan pengikat alat potong pada mesin frais.

Adaptor sendiri memiliki dua jenis yaitu adaptor lubang lurus untuk alat
potong bertangkai lurus. Dan adaptor lubang tirus untuk alat potong
bertangkai tirus.

35
6. Pembesar lubang (boring head)

Gambar 3.17 Pembesar lubang (boring head)

Yaitu perlengkapan mesin frais yang digunakan sebagai pengikat alat


potong (flying cutter) yang digunakan pada proses memperbesar lubang.

7. Ragum mesin

Gambar 3.18 Ragum mesin

Ragum digunakan untuk menjepit atau memegang benda kerja dengan


kuat ketika proses pengefraisan.

Pemasangannya harus sejajar dengan meja mesin sehingga dapat


menghasilkan pengefraisan yang rata, siku, dan sejajar.

36
8. Meja putar (rotary table)

Gambar 3.19 Meja putar (rotary table)

Fungsi dari rotary table antara lain :

1. Membentuk lingkaran atau radius

2. Membagi jarak lubang atau alur

3. Membagi bidang segi banyak beraturan dan tidak beraturan

Dilakukan berdasarkan sudut tertentu dalam satu keliling lingkaran pada


pusat sumbu. Ada tiga jenis meja putar, yaitu meja putar horizontal,
horizontal/vertikal, dan universal miring.

Penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan proses pengefraisan.

9. Kepala pembagi (dividing head)

Gambar 3.20 Kepala pembagi (dividing head)

37
Yaitu perlengkapan yang fungsinya sama dengan rotary table. Namun
pembagian sisi yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan rotary
table. Jenis kepala pembagi antara lain :

1. Kepala pembagi dengan pelat beralur V

2. Kepala pembagi dengan pelat pembagi

3. Kepala pembagi dengan penggerak roda gigi cacing dan ulir cacing

4. Kepala pembagi Universal

10. Kepala lepas (tailstock)

Gambar 3.21 Kepala lepas (tailstock)

Perlengkapan yang berfungsi untuk menyangga benda kerja yang diikat


dengan kepala pembagi. Sehingga pada saat proses pengefraisan, benda
kerja tidak bergetar atau bergeser dan menjaga sumbu senter benda kerja.
Toolpost pada mesin frais diikat pada meja mesin dengan mur dan baut.

38
11. Penjepit atau klem mesin (clamp)

Gambar 3.22 Penjepit atau klem mesin (clamp)

Yaitu perlengkapan yang berfungsi untuk menjepit benda kerja yang


tidak memungkinkan dijepit menggunakan ragum. Contohnya benda
kerja yang panjang dan lebar.

Penjepitan dilakukan langsung pada benda kerja yang diletakkan diatas


meja mesin. Jika ukuran panjang atau lebarnya melebihi mesin frai, maka
penjepitannya disesuaikan dengan jangkauan dari pisau frais.

39
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan PKL yang sudah saya lakukan selama 3 bulan
di PD Putra Mandiri Teknik 2, saya menyimpulkan beberapa hal
yaitu:

1. Saya dapat menguasai dasar dasar pengukuran seperti dapat


membaca ukuran dengan Jangka sorong.

2. Dapat mengoperasikan mesin frais secara baik

3. Dapat membongkar pasang moulding

4. Kualitas produksi juga ditentukan oleh kemampuan karyawan


dalam bekerja.

5. Dapat merasakan bagaimana kehidupan dunia kerja yang sangat


berbeda dengan kegiatan di sekolah.

B. SARAN – SARAN

B.1. UNTUK SEKOLAH

1. Meningkatkan kompetensi siswa/I sebelum memulai kegiatan


PKL

2. Menyediakan fasilitas yang lengkap

3. Memberi gambaran ilustrasi supaya siswa/I tidak kaget saat


melaksanakan PKL

4. Memperhatikan kondisi kesehatan siswa

5. Menyiapkan mental dan fisik siswa

40
B.2. UNTUK SISWA

1. Mempersiapkan diri,mental dan fisik.

2. Menguasai dasar dasar pelajaran teknik mesin seperti


memahami mebaca jangka sorong karna akan berguna saat
PKL nanti

3. Menjaga kesehatan supaya tidak menghambat kegiatan PKL

4. Menjaga sikap dan karakter yang baik dalam menjalani


kegiatan PKL

5. Mentaati peraturan yang ada di perusahaan dan di sekolah

B.3. UNTUK INDUSTRI

Kepada karyawan supaya lebih memperhatikan siswa PKL supaya


bisa dan memahami apa yang akan dikerjakan dengan begitu
kompetensi siwa pun akan meningkat dan terbiasa melakukan
pekerjaan nya dan dapat melakukan nya sendiri.

Terlebih itu semua,saya mengucapkan banyak terimakasih atas


bimbingan dan kesediaan perusahaan dalam menerima saya dan
mengajari saya banyak hal yang akan berguna bagi saya di masa
depan nantim khususnya di hal teknik mesin. Saya merasakan
keramahan karyawan maupun pimpinan perusahaan yang sabar dan
mau menjadi teman kerja yang baik.

41
DAFTAR PUSTAKA

42

Anda mungkin juga menyukai