Anda di halaman 1dari 2

1.

Gaya gunting (scissors)


sebagaimana dinamai sebagai gaya gunting, posisi kaki yang melompat, mengayun dan melewati
mistar tampak seolah-olah seperti gerakan gunting.
Gaya gunting diawali dengan lompatan yang berasal dari tolakan kaki terkuat dan dilanjutkan
dengan ayunan kaki satunya ketika tubuh mendekati mistar sehingga akhirnya kedua kaki dan
seluruh tubuh bisa lolos melewati mistar pada ketinggian tertentu.
Adapun cara melakukan gaya gunting adalah sebagai berikut:
a. Pelompat mengambil awalan dari samping kiri atau kanan sesuai kaki terkuat yang nanti
digunakan untuk tolakan.
b. Pada saat kaki yang dekat mistar diayun mencapai ketinggian maksimum, kaki yang
melakukan tolakan diangkat lurus ke depan atas untuk melewati mistar.
c. Saat kaki yang diayun sudah menurun melewati mistar dan badan hampir tegak, serta mistar
berada di bawah pinggul, kaki tolak mendarat dengan badan menghadap ke samping.
2. Gaya guling sisi ( western roll)
sebuah gaya dimana ketika atlet melompat, ia melakukannya dari sisi samping mistar,
mengangkat tubuhnya dan memposisikannya sedemikian rupa hingga melayang terlentang
diudara, lalu memutar tubuh hingga melewati mistar.
Cara melakukan gaya guling sisi:
a. Awalan dari samping atau serong sekitar 35-40 derajat sesuai kaki terkuat untuk melakukan
tolakan.
b. Kaki bebas di ayun kedepan atas menyilang mistar. Melayang diatas mistar sikap badan
miring dan sejajar dengan mistar.
c. Saat itu pula kepala segera diturunkan, sehingga posisi kepala lebih rendah dari pinggul, lalu
berguling meluncur kebawah.
d. saat diatas mistar posisi badan tidak sejajar dengan mistar, tetapi kepala, badan dan kedua
lengan melintasi mistar terlebih dahulu terus menukik kebawah seperti menyelam, sehingga
gaya ini disebut juga "dive western".
e. Pendaratan dengan salah satu tangan dan kaki tumpu hampir bersamaan, atau dengan
kedua tangan terlebih dahulu terus berguling.
3. Gaya guling perut (straddle)
Gaya straddle ini sedikit mirip dengan gaya guling sisi atau bisa dibilang sebagai penyempurnaan
gaya guling sisi yang mana dalam gaya ini posisi kepala tak lagi menjadi lebih rendah dari
pinggul.cara melakukannya yaitu :
a. Pelompat mengambil awalan dari samping, awalan antara 35 derajat sampai 45 derajat.
Jarak awalan tergantung si pelompat itu sendiri. Tiga langkah terakhir harus lebih panjang
dan lebih cepat.
b. Melakukan tolakan dengan kaki yang terdekat pada mistar sekuat-kuatnya ke atas, dibantu
dengan ayunan kaki belakang (kaki ayun) ke depan atas dan dibantu oleh ayunan kedua
tangan ke belakang atas.
c. Setelah kaki ayun mencapai ketinggian maksimum, segera lewatkan di atas mistar. Lengan
hendaknya jangan sampai menyentuh mistar. Setelah kaki ayun melewati mistar, segera
badan diputar ke kiri/kanan dengan kepala mendahului melewati mistar. Putarkan badan
sehingga dada dan perut menghadap ke bawah pada saat di atas mistar. Kaki yang
digunakan untuk menolak segera lututnya dilipat ke samping agak ke atas dan agak ke
belakang. Lengan satunya harus ke bawah dengan santai.
d. Jika kaki kanan yang digunakan untuk kaki ayun, maka yang mendarat pertama kali pada
matras adalah kaki kanan dan tangan kanan secara bersama-sama. Kemudian berguling ke
samping ke depan dengan badan dibulatkan dan bertumpu pada bahu sebelah kanan.
Begitu juga sebaliknya
4. Gaya membelakangi (flop)
Pada gaya flop, atlet berputar setelah melompat, sehingga memberi dorongan tambahan ke
atas. Dengan demikian, titik pusat badan melewati palang. Atlet mendarat dengan punggung di
matras.
Cara melakukan lompat tinggi gaya flop:
a. Awalan langkah panjang dan cepat, dengan posisi sikap tegak. Kaki tolakan adalah kaki
dominan atau yang bisa digunakan untuk menumpu. Jarak antara kaki tolakan dengan
mistar kira-kira 22-35 cm. Dimulai dengan melakukan awalan, jalan, lari, melangkah.
Kemudian kaki menekan untuk melewati ketinggian mistar. Sudut awalan, dari tempat
tolakan ketempat permulaan melakukan awalan, kira-kira 45-50 derajat. Langkah dari
tempat awalan ketempat tolakan harus cepat.
b. Tolakan, gerakan kaki tumpu yang kokoh dan pada saat menolak gunakan salah satu kaki
dengan posisi badan agak condong kebelakang. Setelah melakukan tolakan, kaki diluruskan,
kedua tangan selalu berada disamping untuk menjaga keseimbangan.
c. Sikap badan diatas mistar, lentingan pinggang sehingga benar-benar sejajar punggung
dengan mistar. Kedua kaki semula berada dibawah badan, tetapi saat badan melewati
mistar kedua kaki harus cepat diangkat, seiring dengan posisi badan yang turun
kepermukaan matras.
d. Mendarat jatuh seluruh anggota badan dari mulai punggung, kedua kaki hingga lengan pada
matras, jatuhan harus dalam posisi terlentang.

Anda mungkin juga menyukai