Alan Priatama N
Junita Dwi Puspita Sari
Khairina Salma Wafiyah
Raditya Ilham Reswara
Rafqueizal Nuzzlyan Rachman
Zaid Abdurrohman
X-Reguler-4
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya menyadari, bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar peneliti bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan penelitian ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Tertanda,
Bekasi 2022
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Makalah 5
1.4 Manfaat Makalah 5
BAB 2 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Penyebab Banyaknya Remaja Perokok Aktif di Indonesia 6
2.2 Bahaya Rokok 7
BAB 3 8
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
Kementerian Keuangan sepakat untuk kembali menaikkan tarif cukai rokok rata-rata
sebesar 12% pada tahun depan. Kenaikan tarif ini lebih kecil dibanding kenaikan dalam dua
tahun terakhir, yakni pada 2020 sebesar 12,5% dan tahun 2019 sebesar 23%.
Dari pernyataan tersebut mengasumsikan bahwa perokok di Indonesia terbilang banyak.
Tapi mengapa angka perokok di Indonesia tinggi? dr HM Subuh, Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan, menyebut ada 3
alasan utama mengapa perokok makin banyak di Indonesia. Pertama adalah iklan rokok yang
banyak, mudahnya akses untuk membeli rokok dan harga rokok yang murah.
Ia menyebut iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan rokok bisa dilihat di mana saja,
mulai dari televisi hingga poster dan billboard di jalan raya. Selain itu, perusahaan rokok juga
sering menjadi sponsor utama penyelenggaraan acara-acara musik hingga olahraga.
"Kalau lihat iklan rokok itu kan ditujukannya ke anak-anak dan remaja kita. Memang
nggak ada rokoknya tapi iklannya terjun dari pesawat, naik motor gede, akhirnya
meng-encourage anak-anak dan remaja kita kalau dengan merokok bisa jadi seperti itu," tutur
dr Subuh, dalam acara Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Taman Ismail Marzuki, Cikini,
Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2016).
Mudahnya akses untuk mendapatkan rokok juga menjadi alasan semakin banyaknya
perokok di Indonesia. Subuh mengatakan rokok bisa dibeli di mana saja, mulai dari pedagang
asongan di lampu merah hingga warung-warung di pinggir.
Karena rokok dijual di mana-mana, anak-anak dan remaja bisa dengan mudah
membelinya. Ini ditambah dengan harga rokok yang murah dan bisa dibeli eceran membuat
jumlah perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat.
"Untuk itu perlu ada upaya juga dari Pemerintah Daerah. Bupati, Walikota hingga
Gubernur seharusnya membuat Perda (peraturan daerah -red) yang memuat soal Kawasan
Tanpa Rokok dan melarang penjualan rokok bagi anak-anak di bawah 21 tahun," tandasnya.
Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad, PhD, menyebut
pencegahan di level sekolah sejatinya sudah dilakukan. Berdasarkan Permendikbud Nomor
64/2015, sekolah dilarang untuk menjual, mempromosikan hingga menerima bantuan atau
sponsor dari pihak industri rokok.
Selain itu, sekolah juga wajib memberlakukan larangan merokok di lingkungan sekolah
bagi seluruh pegawai, termasuk guru, staf dan kepala sekolah. Pihak sekolah juga wajib
memasang pamflet dan poster yang berisikan bahaya dan larangan merokok.
"Kami sangat mengimbau dan meminta agar semua sekolah, baik Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah atas untuk menjadi kawasan bebas
rokok," ungkapnya.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami para penulis menyimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa penyebab banyaknya perokok remaja di Indonesia?
2. Apa bahaya dari merokok?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam saku. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memeringatkan
perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering
diabaikan).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut
mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa
Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk
kesenangan semata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turkiye dan saat itu kebiasaan
merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Dibahas dalam SURVEI FAKTOR PENYEBAB PEROKOK REMAJA
MEMPERTAHANKAN PERILAKU MEROKOK yang ditulis oleh Fitri Almaidah et al.
Dalam kajiannya yang membahas faktor penyebab remaja mempertahankan perilaku
merokok.
Di dalam survei dalam kajian tertulis Di Dalam survei tertulis. alasan remaja pertama
kali merokok, responden paling banyak memilih alasan iseng atau ingin mencoba (63,86%).
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa remaja memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, maka cenderung untuk mencoba hal baru (Melda, 2017). Alasan remaja merokok
karena ingin mencoba hal baru bisa dikaitkan dengan hasil survei mengenai pengaruh
merokok pertama tertinggi adalah karena pengaruh teman (62,65%). Keingintahuan remaja
dengan mencoba merokok bukanlah karena dirinya, tetapi pergaulan dengan teman perokok
menjadi salah satu faktor pendorong yang kuat. Lingkungan teman sebaya merupakan pihak
yang pertama kali mengenalkan perilaku merokok, sedangkan teman sebaya mempunyai
peran yang sangat berarti bagi remaja karena masa tersebut remaja mulai memisahkan diri
dari orang tua dan mulai bergabung pada kelompok sebaya (Sutha,2016).
Jumlah rokok yang dikonsumsi oleh remaja per hari tergolong rendah yaitu 1 – 5 batang
perhari (68,68%). Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya (Aldani dkk., 2016) yang
menunjukkan bahwa diantara 94 remaja yang merokok sebanyak 47 (50%) responden
mengkonsumsi rokok sebanyak 1-5 batang setiap hari. Hal ini menunjukkan bahwa remaja
6
merupakan perokok ringan, karena remaja baru memulai merokok. Hasil survei menunjukkan
sejumlah responden (39,76%) mempunyai keinginan merokok untuk mendapatkan
kenikmatan dan kesenangan merokok. Sejumlah responden (36,14%) merasa stres menjadi
pemicu bagi remaja untuk merokok. Konsumsi rokok ketika stres merupakan usaha mengatasi
masalah yang bersifat emosional atau sebagai kompensasi kecemasan yang dialihkan
terhadap perilaku merokok (Komalasari & Helmi, 2000).
Sebagian besar responden (86,4%) mengetahui bahwa merokok berbahaya bagi
kesehatan. Pemikiran ini sejalan dengan penelitian Wijayanti, dkk (2017) pada responden
berusia 10-19 tahun yang diperoleh data 65% responden memiliki pengetahuan yang baik
tentang bahaya merokok.
Bagi sebagian orang tahu bahwa rokok dan merokok tidak menyehatkan bagi tubuh,
dibungkus rokok pun sudah diberi peringatan bahaya merokok. Penyakit paru-paru, infeksi
tenggorokan dan sebagainya. Itu yang masyarakat ketahui dari bahaya merokok. Selain
penyakit-penyakit tersebut, masih banyak masalah-masalah kesehatan yang bisa saja timbul
dari perokok aktif maupun pasif.
Dikutip dari website stikesbanyuwangi.ac.id. Dalam satu batang rokok mengandung
sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak
gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan
bronkitis kronik. Atau juga kanker lain, seperti kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas,
ginjal, kandung kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah bisa
menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis,
kemandulan, dan impotensi.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang
sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak
sempurna. Asap rokok mengandung sejumlah zat yang berbahaya seperti benzena, nikotin,
nitrosamin, senyawa amin, aromatik, naftalena, ammonia, oksidan sianida, karbon monoksida
benzopiren, dan lain-lain. Partikel ini akan mengendap di saluran napas dan sangat berbahaya
bagi tubuh.
Tak hanya mengincar perokok aktif, perokok pasif pun tidak jauh beda bahaya masalah
kesehatannya. Masih dikutip dari stikesbanywangi.ac.id Perokok pasif lebih berbahaya
dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok
aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru dari Rumah Sakit Royal Taruma mengatakan,
sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok,
sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di
sekitarnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang
terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh
perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok
aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang dihembuskan.
“Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi perokok pasif maka dengan sendirinya risiko
perokok aktif jauh lebih besar daripada perokok pasif,” ujar dr.Budhi Antariksa.
7
BAB 3
KESIMPULAN DAN HASIL
Dari pembahasan bab 2 makalah ini. Kami para penulis menyimpulkan menjadi 2
bagian. Diantaranya :
1. Hingga saat ini masih banyak remaja yang menjadi perokok aktif. Alasannya
beragam, mulai dari iseng mencoba-coba merokok ataupun terpengaruh dari
kelompok pertemanannya sehingga mencoba merokok dan tidak bisa lepas dari
pengaruh rokok.
2. Bahaya merokok tidak bisa diremehkan, pasalnya merokok bisa saja menyebabkan
pelaku atau yang merokok terkena penyakit mematikan hingga menyebabkan
kematian. Salah satu penyakitnya adalah Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh
darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini,
osteoporosis, kemandulan, dan impotensi. Mirisnya walaupun berbahayanya rokok itu
para perokok di Indonesia terhitung banyak jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Harga rokok yang cenderung murah dibanding negara lain menjadi salah satu
penyebab utamanya banyaknya perokok.
8
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN
9
10
11
12
13