Anda di halaman 1dari 3

SUNAN DRAJAT

Sunan Drajat adalah wali yang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi terlebih kepada masyarakat miskin.
Jiwanya itu dicerminkan dalam ajaran Catur Piwulang.

Sunan Drajat merupakan saudara dari Sunan Bonang dari ayahnya Sunan Ampel. Ia bernama Raden
Qasim atau Syarifudin. Sejak kecil ia mendapatkan pendidikan agama Islam di pesantren milik ayahnya,
Ampeldenta.

Dikutip dari buku Sunan Drajat (Raden Qosim) karya Yoyok Rahayu Basuki, diceritakan setelah
mendapatkan cukup ilmu agama, Sunan Ampel memerintahkan putranya untuk menyebarkan agama
Islam di pesisir Gresik.

Saat dalam perjalanan menuju Gresik, tiba-tiba perahu yang ditumpanginya terhantam badai. Akhirnya
Sunan Drajat singgah di pesisir Lamongan. Dia mendapatkan sambutan hangat dari tokoh tua setempat,
Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar.

Selama di Lamongan, Sunan Drajat mendirikan surau kecil tepatnya di Desa Jelak. Surau itulah yang
menjadi pusat dakwahnya. Hingga berkembang menjadi pesantren. Masyarakat banyak menimba ilmu
agama di sana.

Dalam berdakwah Sunan Drajat mengedepankan kebijaksanaan atau dikenal dengan metode dakwah bil
hikmah. Di antara ajarannya yang terkenal adalah prinsip Pepali Pitu dan Catur Piwulang.

Prinsip ajaran Pepali Pitu Sunan Drajat

1. Memangun resep tyasing sasama (Membuat senang hati orang lain)


2. Jroning suka kudu eling lan waspada (Dalam suasana gembira, hendaknya tetap ingat Tuhan dan
selalu waspada)

3. Laksitaning subrata tan nyipa marang pringga bayaning lampah (Dalam mencapai cita-cita luhur,
jangan menghiraukan halangan dan rintangan)

4. Meper hardaning pancadriya (Senantiasa berjuang untuk menekan hawa nafsu duniawi)

5. Heneng-Hening-Henung (Dalam diam akan dicapai keheningan, dalam hening akan dicapai jalan
kebebasan mulia)

6. Mulya guna panca waktu (Pencapaian kemuliaan lahir batin dicapai dengan menjalani sholat lima
waktu)

7. Menehono teken marang wong kang wuto. Menehono mangan marang wong kang luwe. Menehono
busana marang wong kang wuda. Menehono pangiyup marang wong kang kaudanan (Berilah tongkat
kepada orang buta.

Berilah makan kepada orang lapar. Berilah pakaian kepada orang tidak berpakaian. Berilah payung
kepada orang kehujanan).

Pada poin ketujuh dari Pepali Pitu itu disebut dengan Catur Piwulang.

Catur Piwulang Sunan Drajat

1. Menehono teken marang wong kang wuto (Berilah tongkat kepada orang buta)

2. Menehono mangan marang wong kang luwe (Berilah makan pada orang yang kelaparan)

3. Menehono busana marang wong kang kawudan (Berilah pakaian pada orang yang tidak berpakaian)

4. Menehono payung marang wong kang kodanan (Berilah payung pada orang yang kehujanan)

Itulah ajaran Sunan Drajat yang akhirnya diterima dengan baik oleh masyarakat. Sunan Drajat
dimakamkan di Lamongan tepatnya di Desa Drajat, Kecamatan Paciran. Di makamnya terdapat ukiran
tulisan ajaran Catur Piwulang.

Anda mungkin juga menyukai