Anda di halaman 1dari 9

Sunan Drajat

Kelompok 4
Anggota Kelompok
13 14
Hendry Yuniar Z. Ikbal Maulana

15 16
Ilham Dwi N. Ilham Makdum I.
BIOGRAFI
“Sunan Drajat adalah salah satu sunan dari
sembilan sunan Wali Songo. Nama kecilnya
adalah Raden Hasyim, kemudian mendapat gelar
Raden Syarifudin. Sunan Drajat diperkirakan
lahir pada tahun 1470 Masehi. Beliau adalah
putra dari Sunan Ampel yang terkenal karena
kecerdasannya, dan ia merupakan saudara dari
Sunan Bonang dan Sunan Kudus.
Asal usul nama sunan drajat
Sunan Drajat bernama kecil Raden Syari­fuddin atau Raden Qosim putra Sunan
Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai, ia me­ngambil
tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia
memegang kendali keprajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom
kerajaan Demak selama 36 tahun
Silsilah sunan drajat
Penyebaran agama islam oleh sunan
drajat

Usahanya yaitu mensejahterakan kehidupan sosial dulu lalu


memberikan pengajaran agama islam. Usaha tersebut dapat
dilaksanakan dengan lancar dan menjadi lebih mudah karena Sunan
Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang
mempu­nyai otonomi.
Sebagai penghargaan atas keberha­silannya menyebarkan agama Islam
dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan
kehidupan yang makmur bagi warganya, ia memperoleh gelar Sunan
Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442
atau 1520 Masehi.Sunan Drajat atau Raden Qasim merupakan saudara
dari Sunan Bonang, yang juga merupakan keturunan ke-
24 Rasulullah SAW.
Dakwah sunan drajat

Dalam berdakwah Sunan Drajat mengedepankan


kebijaksanaan atau dikenal dengan metode dakwah bil
hikmah. Di antara ajarannya yang terkenal adalah prinsip
Pepali Pitu dan Catur Piwulang
Filosofi Sunan Drajat

“Memangun resep tyasing Sasoma”


• berartikan bahwa selalu membuat hati orang lain menjadi senang.

“Jroning suka kudu eling lan waspada”


• memiliki arti yang mendalam yaitu meskipun dalam suasana bahagia suka cita, Anda harus selalu tetap waspada
dan ingat.

“Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabyaning lampah”


• memiliki makna setiap cita-cita yang luhur memiliki rintangan, setiap perjalanan dilakukan tanpa peduli terhadap
segala rintangan tersebut.
“Meper Hardaning Pancadriya”
• berarti setiap manusia harus mampu menahan nafsu.

“Heneng, Hening, Henung”


• memiliki makna kita perlu berdiam diri untuk bisa mendapatkan keheningan dan dalam keadaan hening tersebut
kita akan bisa mencapai cita-cita kita.
“Mulya guna Panca Waktu”
• dapat diartikan Kebahagiaan lahir batin yang bisa digapai apabila mngerjakan sholat lima waktu.

“Menehana teken marang wong kang wuta, Menehana mangan marang wong kang luwe,
Menehanan busana marang wong kang wuda, Menehana ngiyup marang wong kang kodanan”.
•memiliki arti bahwa berikanlah ilmu kepada orang lain, agar ia pandai. Sejahterakanlah orang yang hidup
miskin. Ajarkanlah kesusilaan kepada orang yang tak tahu malu. Berikanlah perlindungan kepada orang
yang mengalami penderitaan.
Sekian presentasi dari kelompok kami. Jika
ada yang ingin bertanya, lebih baik
pendam saja, karena kami sudah
menjelaskan semuanya. Terima kasih.
“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang
muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya,
barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim
maka Allah akan menyusahkan dia.” (Hadits riwayat Abu Dawud
nomor 3635, At Tirmidzi nomor 1940 dan dihasankan oleh Imam At
Tirmidzi).

Anda mungkin juga menyukai