Anda di halaman 1dari 1

Instrumen penelitian 

adalah alat yang dipakai dalam sebuah kegiatan penelitian yang khususnya sebagai


pengukuran dan pengumpulan data. Bisa berupa angket, seperangkat soal tes, lembar observasi dan lain
sebagainya.
Reliabilitas berarti keandalan atau konsistensi. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran atribut yang sama
diulang akan memberikan hasil kondisi yang identik atau sangat mirip. Reliabilitas dalam penelitian
kuantitatif menunjukkan bahwa hasil numerik yang dihasilkan oleh suatu indikator tidak berbeda karena
karakteristik dari proses pengukuran atau instrumen pengukuran itu sendiri. Kebalikan dari reliabilitas
adalah pengukuran yang memberikan hasil yang tidak menentu, tidak stabil, atau tidak konsisten
(Neuman, 2007).
 Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan pengukur (tes)
dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011).
Validitas menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan mengacu pada kesesuaian antara konstruk, atau
cara seorang peneliti mengkonseptualisasikan ide dalam definisi konseptual dan suatu ukuran. Hal ini
mengacu pada seberapa baik ide tentang realitas “sesuai” dengan realitas aktual. Dalam istilah sederhana,
validitas membahas pertanyaan mengenai seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui penelitian
sesuai dengan konstruk yang peneliti gunakan untuk memahaminya (Neuman, 2007).
Realibilitas
Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui butir yang satu tidak konsisten dengan
hasil ukur melalui butir yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu
tidak dapat dipercaya. Dengan kata lain, alat ukur tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk
mengungkap ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur. Kalau hasil pengukuran pada bagian
obyek ukur yang sama antara butir yang satu dengan butir yang lain saling kontradiksi atau tidak
konsisten maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan
dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliabel terhadap obyek yang diukur (Sugiyono, 2010).
Validitas
Ketika peneliti mengatakan bahwa suatu indikator itu valid, maka itu valid untuk tujuan dan definisi
tertentu. Indikator yang sama bisa valid untuk satu tujuan (misal pertanyaan penelitian dengan unit
analisis atau secara umum), tetapi bisa kurang valid atau tidak valid untuk hal yang lainnya. Misalnya
dalam mengukur prejudice, bisa valid untuk mengukur prejudice para guru, tapi bisa jadi tidak valid
untuk digunakan dalam mengukur prejudice dari para polisi. Tidak adanya validitas terjadi jika tidak
terdapat kesesuaian atau kesesuaian yang rendah antara konstruk yang digunakan untuk menggambarkan,
membuat teori atau menganalisis dunia sosial dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia sosial
(Neuman, 2007).

Jadi berdasarkan pemaparan di atas maka reabilitas dan validitas sama-sama penting tergantung pada
objek yang diteliti, Pada tes-tes yang bermaksud memprediksi sebuah kriteria tertentu, (predictive-
criterion related) validitas menjadi lebih penting daripada reliabilitas. Ketika nilai validitas memuaskan,
maka rendahnya nilai reliabilitas tidak akan menjadi masalah.

Anda mungkin juga menyukai