Anda di halaman 1dari 6

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam
mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih
menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.

Sedangkan Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup
tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati
sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian keperawatan,
walaupun sudah ada beberapa pertanyaan ( kuisioner ) yang sudah distandarisasi baik nasional maupun
internasional ,peneliti harus tetap menyeleksi instrumen yang dipilih dengan mempertimbangkan keadaan sosial
budaya dari area penelitian ( Nursalam, 2003 : 108 ).
Pengertian Validitas menurut para ahli :
 Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan
pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011).
 Validitas menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan mengacu pada kesesuaian antara
konstruk, atau cara seorang peneliti mengkonseptualisasikan ide dalam definisi konseptual
dan suatu ukuran. Hal ini mengacu pada seberapa baik ide tentang realitas “sesuai” dengan
realitas aktual. Dalam istilah sederhana, validitas membahas pertanyaan mengenai seberapa
baik realitas sosial yang diukur melalui penelitian sesuai dengan konstruk yang peneliti
gunakan untuk memahaminya (Neuman, 2007).
 Validitas yaitu mengenai apa dan seberapa baik suatu alat tes dapat mengukur, sedangkan
reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika diuji
berulang kali dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items)yang berbeda, atau dibawa kondisi
pengujian yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1998).
Cara Mengukur Validitas
 Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur → sampai tersusun alat ukur
atau kuesioner.
 Uji coba
 Tabulasi
 Uji statistik dengan korelasi ” Product Moment “
Pengertian Reliabilitas menurut para ahli :
 Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran
memiliki keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan yang dapat
dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabiladalam beberapakali pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2011).
 Reliabilitas berarti keandalan atau konsistensi. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran
atribut yang sama diulang akan memberikan hasil kondisi yang identik atau sangat mirip.
Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa hasil numerik yang dihasilkan
oleh suatu indikator tidak berbeda karena karakteristik dari proses pengukuran atau
instrumen pengukuran itu sendiri. Kebalikan dari reliabilitas adalah pengukuran yang
memberikan hasil yang tidak menentu, tidak stabil, atau tidak konsisten (Neuman, 2007).
 Menurut Anastasi dan Urbina (1998) reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang
dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda,
ataupun dibawah kondisi pengujian yang berbeda.
 VALIDITAS
 A. Pengertian Validitas
Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.
Menurut Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar
ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.

 Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi
jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran
antara tes dan kriteria.

 Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan


pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu
menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut.

 Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran


mengenai perbedaan yang sekecil- kecilnya di antara subjek yang satu
dengan yang lain. Sebagai contoh, dalam bidang pengukuran
aspek fisik, bila kita hendak mengetahui berat sebuah cincin emas maka
kita harus menggunakan alat penimbang berat emas agar hasil
penimbangannnya valid, yaitu tepat dan cermat. Sebuah alat
penimbang badan memang mengukur berat, akan tetapi tidaklah cukup
cermat guna menimbang berat cincin emas karena perbedaan berat
yang sangat kecil pada berat emas itu tidak akan terlihat pada alat ukur
berat badan.

 Demikian pula kita ingin mengetahui waktu tempuh yang diperlukan


dalam perjalanan dari satu kota ke kota lainnya, maka sebuah jam
tangan biasa adalah cukup cermat dan karenanya akan menghasikan
pengukuran waktu yang valid. Akan tetapi, jam tangan yang sama
tentu tidak dapat memberikan hasil ukur yang valid mengenai waktu
yang diperlukan seorang atlit pelari cepat dalam menempuh jarak 100
meter dikarenakan dalam hal itu diperlukan alat ukur yang dapat
memberikan perbedaan satuan waktu terkecil sampai kepada pecahan
detik yaitu stopwatch.
 Menggunakan alat ukur yang dimaksudkan untuk mengukur suatu
aspek tertentu akan tetapi tidak dapat memberikan hasil ukur yang
cermat dan teliti akan menimbulkan kesalahan atau eror. Alat ukur
yang valid akan memiliki tingkat kesalahan yang kecil sehingga angka
yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya
atau angka yang mendekati keadaan sebenarnya.

 B. Jenis-jenis Validitas
Menurut Sudijono (2009) terdapat berbagai jenis validitas, antara lain:
 1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil
pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis.
 Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh
setelah dilakukan penganalisisan, penelususran atau pengujian
terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas
isi adalah yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur
hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur
hasil belajar peserta didik, isisnya telah dapat mewakili secara
representatif terhadap keseluruhan materi atau bahkan pelajaran yang
seharusnya diteskan (diujikan).
 Validitas konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari
segi susunan, kerangka atau rekaannya. Adapun secara terminologis,
suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki
validitas konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut telalh dapat
dengan secara tepat mencerminkan suatu konstruksi dalam teori
psikologis.

 2. Pengujian Validitas Tes Secara Empirik


Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada
hasil analisis yang bersifat empirik. Dengan kata lain, validitas empirik
adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar
pengamatan di lapangan.
 Validitas ramalan (Predictive validity)
Validitas ramalan adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa
jauhkah sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan
kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa
mendatang.

 Validitas bandingan (Concurrent Validity)


Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas
bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan
secara tepat mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah,
antara tes pertama dengan tes berikutnya.

 RELIABILITAS
 A. Pengertian Reliabilitas
Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes,
yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda. Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah
seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang
diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai
koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam
(2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali
dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati
sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang
bersamaan.
 Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu
keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang
menjadi objek ukur

Validitas
Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila benar-benar mampu mengukur apa
yang hendak diukur dengan tepat. Dalam validitas terdapat dua unsur penting, yaitu validitas
menunjukan derajat atau hirarki dan validitas selalu dihubungkan dengan suatu tujuan yang
spesifik karena tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Ada 3 faktor yang dapat
mempengaruhi validitas hasil tes yaitu:
a. Faktor Instrument Evaluasi
Instrument evaluasi yang kurang baik akan menghasilkan hasil evaluasi yang kurang baik
pula.
b. Faktor Administrasi Evaluasi dan Penskoran
Banyak hal yang mempengaruhi hasil evaluasi yang berkaitan dengan administrasi dan
penskoran, antara lain, alokasi waktu pengerjaan tes atau soal, kedisplinan guru pengawas,
kedisplinan peserta tes, kesalahan penskoran, serta kondisi fisik dan psikis peserta tes.
c. Faktor Jawaban dari Pesera Didik
Factor ini meliputi kecenderungan peserta didik untuk mengjawab dengan cepat namun
kurang tepat, keinginan untuk coba-coba dan menggunakan gaya bahasa tertentu.
Berikut ini merupakan jenis-jenis validitas, yaitu :
a. Validitas permukaan
Jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik maka tes tersebut dapat dikatakan telah
memenuhi syarat validitas permukaan dan tidak membutuhkan judgement yang mendalam.
b. Validitas isi
Validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar atau untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan dan perubahan
psikologis yang terjadi setelah mengalami proses pembelajaran. Validitas isi disebut pula
validitas kurikuler berkenan dengan relevansi materi tes dengan kurikulum yang ditentukan
atau validitas perumusan berkenaan dengan apakah apek dalam soal tercakup dalam apa yang
hendak diukur.
c. Validitas empiris
Validitas empiris dilakukan dengan pendekatan korelasi untuk mencari hubungan skor
tes dengan criteria tertentu. Validitas empiris dibagi menjadi 3, yaitu:
1.) Validitas prediktif (Predictive validity) yang digunakan untuk meramalkan prestasi belajar
peserta didik pada masa depan.
2.) Validitas kongkuren (concurrent validity) digunakan untuk criteria standar yang berlainan.
3.) Validitas sejenis (congruent validity) untuk criteria yang sejenis.

Reliabilitas
Reliabilitas merupakan derajat konsistensi suatu instrument. Suatu tes dapat dikatan reliable
apabila selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada
kesempatan yang berbeda. Berikut ini merupakan empat factor yang mempengaruhi
reliabilitas, yaitu:
a. Panjang tes (Length of Test)
b. Sebaran skor (spread of scores)
c. Tingkat kesukaran (Difficulties Index)
d. Obyektifitas
Menurut perhitungan product Moment ada 3 macam reliabilitas, yaitu:
a. Koefisien stabilitas
Koefisien stabilitas merupakan jenis reliabilitas yang menggunakan teknik test and retest
yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu kemudian mengulang tes yang sama pada
kelompok yang sama di waktuyangn berbeda.
b. Koefisien Ekuivalen
Koefisien ekuivalen dilakukan dengan mengkorelasikan tes yang paralel pada kelompok yang
sama waktu yang sama dengan syarat kedua tes tersebut memiliki criteria, jumlah, isi, corak,
tingkat kesukaran, petunjuk pengerjaan dan waktu pengerjaan yang sama.
c. Koefisien Konsistensi Internal
Koefisien konsistensi internal merupakan reliabilitas yang didapat dari mengkorelasikan dua
buah tes dari kelompok yang sama tetapi diambil dari butir-butir yang berbeda namun
jumlahnya sama (genap dengan ganjil atau acak)

Anda mungkin juga menyukai