Anda di halaman 1dari 4

"RISE AND SHINING"

Matius 5:13-16
josuaevangeliumsimanungkalit@gmail.com

    Ada sebuah cerita kuno atau bisa kita sebut sebuah ilustrasi yang akan membuka
cakrawala berpikir kita dalam renungan kali ini:
Dikisahkan ada seorang pemburu dan pertapa. Si pemburu setiap hari membunuh
binatang untuk kebutuhan makan dia dan keluarganya. Sedangkan si pertapa sama
sekali tidak berani untuk membunuh. Bahkan menginjak semut pun dia takut atau
tidak berani. Singkat cerita mereka berdua mati dan kemudian diperhadapkan dengan
malaikat. Malaikat bertanya bertanya kepada mereka; apa saja yang telah mereka
perbuat selama di dunia? Si pertapa dengan percaya diri bercerita bahwa dia benar-
benar berbuat baik dan tidak pernah membunuh "membunuh apapun" selama ia hidup.
Sedangkan si pemburu menceritakan kisahnya bahwa ia setiap hari berburu hewan di
hutan untuk kebutuhan makan dia sendiri dan keluarganya.
Akhirnya diputuskanlah si pertapa dimasukkan ke neraka dan si pemburu masuk ke
sorga.
Si pertapa begitu kaget dan bertanya,,,"Kenapa saya masuk neraka?" Malaikat pun
menjawab: "Kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, kamu berbuat baik hanya karena
ingin masuk sorga, itu adalah egomu yang tidak terkendali. Sedangkan si pemburu ini,
membunuh binatang di hutan untuk menghidupi keluarganya, dia berjasa atas
keberlangsungan keluarganya, dia tidak egois yang hanya mementingkan dirinya
sendiri untuk masuk sorga. Karena itu sorga adalah tempat yang layak untuknya. Lalu
malaikat membawa si pemburu masuk ke dalam sorga dan si pertapa yang egois
dilemparkan ke dalam neraka.

   Cerita atau ilustrasi di atas menghantarkan kita kepada pemikiran bahwa hidup di
dunia bukan berbicara ego atau kepentingan pribadi kita semata. Untuk apa kita
menilai sendiri kita baik dan suci tetapi sangat tidak perduli dan tidak memiliki
kepekaan sosial. Kita hidup dalam dunia yang begitu luas dan dihuni oleh berjuta-juta
manusia dan kita seharusnya memberikan dampak kepada sesama kita. Sebab kita
adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain untuk melangsungkan
kehidupan.

Lalu, bagaimana dengan kita???


Selaku umat Kristiani, apakah kita dituntut untuk berdampak terhadap lingkungan dan
sesama kita?
Apa yang Alkitab ajarkan tentang hal itu?
Alkitab adalah kitab suci bagi kita umat Kristen. Kita percaya bahwa setiap kata
dalam Alkitab merupakan Firman Allah yang Allah wahyukan kepada Nabi, Raja,
Hakim, Rasul dan setiap orang percaya pada masa hidup mereka masing-masing.
Alkitab menjadi petunjuk dan tuntunan kehidupan bagi setiap umat Kristiani.

Matius 5:13-16 (Garam dan Terang Dunia)


"13. Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14. Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Ayat di atas memberikan jawaban atas pertanyaan kita.


Dengan tegas disampaikan bahwa kita selaku umat Kristiani bertindak sebagai garam
dan terang dunia.
Garam: merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap masakan. Garam menjadi
unsur pemberi rasa dalam setiap makanan. Tanpa garam setiap makanan tidak akan
ada rasanya (hambar).
Terang : adalah sebuah cahaya penuntun dikala kegelapan. Terang akan membuat
setiap orang dapat berjalan dan akan terjauh dari celaka.

Garam dan terang merupakan sebuah perumpamaan. Pada ayat 13 dan 14 secara rinci
menjelaskan dan menunjukkan betapa kita sangat dibutuhkan dan harus berperan aktif
di dalam dunia ini.
Kita harus menjadi pembawa sukacita ketika ada dukacita.
Kita harus menjadi penyemangat dikala keadaan sangat menyakitkan.
Kita harus menjadi pembawa solusi ketika sudah tidak ada jalan keluar.
Kita haruslah menjadi pembawa damai (peacemaker) dan bukan pembuat masalah
(troublemaker).
Sebagai umat Kristiani kita harus memiliki kepekaan sosial, simpati dan empati yang
tinggi di dalam masyarakat. Hal tersebut disampaikan karena Kristus menginginkan
para murid dan orang-orang yang mendengarkan ajaran-Nya pada waktu itu untuk
berguna dan bertindak di dalam masyarakat sesuai dengan kemampuan masing-
masing.

Pada ayat 15 ditekankan bahwa fungsi dari terang itu adalah untuk menerangi semua
orang di dalam rumah itu. Menerangi berarti memberikan hal-hal positif terhadap
orang lain. Kemudian dikatakan untuk semua orang, tidak ada unsur pilih-pilih kawan.
Perbuatan baik bukan hanya ditujukan kepada kawan saja: kawan satu suku, agama,
ras dan lain-lain. Tetapi dikatakan untuk semua orang.

Dan pada ayat 16 disebutkan tujuan dari setiap perbuatan baik adalah untuk
memuliakan nama Tuhan. Hal ini memberikan pemahaman kepada kita, ketikakita
berbuat baik bukanlah untuk menjadi ajang pamer, supaya dipuji orang, supaya dikira
orang mampu, supaya dihormati, supaya disanjung dan lain-lain. Tetapi tujuan
utamanya adalah untuk memuliakan Bapa di sorga.

Demikianlah supaya setiap anak-anak Tuhan untuk berbuah di dalam masyarakat. Ada
begitu banyak orang bersifat agamis dan begitu suci tetapi cendeurung kurang
bertindak di dalam masyarakat. Padahal Kristus menginginkan bahwa setiap pengikut-
Nya adalah pancaran kebaikan Kristus. Kristus sudah menganugerahkan keselamatan
bagi kita dan seharusnya respon dari kita adalah menerima keselamatan itu,
menghidupinya dan berbuah. Kita menerima berkat, tetapi jangan berkat itu berhenti
di kita saja. Kita harus memberkati kembali sesama kita.
Ada pula orang yang cenderung tidak bergaul akrab dengan Tuhan atau bahkan tidak
mengakui keberadaan Tuhan, tetapi memiliki jiwa solidaritas dan kemanusiaann yang
begitu tinggi.

Diantara pilihan diatas, kita berada dimana?


Apakah pada point pertama atau kedua???
Mana yang harus kita pilih dan lakukan???

Hidup suci tetapi tidak peka sosial adalah "SALAH"


Hidup tidak mengakui Tuhan tetapi berjiwa sosial tinggi juga adalah "SALAH"

Tuhan menginginkan kita untuk dekat dan bergaul karib dengan Dia tetapi juga harus
berdampak dan memiliki jiwa sosial dan kemanusiaan yang tinggi.
Hal ini merujuk kepada ajaran yang mengatakan: "Jika kita mengasihi Allah maka
kita juga mengasihi sesama kita manusia". Kasih kepada Allah dan kasih kepada
manusia.

Kiranya kita dimampukan menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan dan juga
berbuah yang akan memberikan dampak bagi lingkungan dan sesama kita.
Jika selama ini kita belum melakukannya, maka saat inilah waktunya untuk memulai.
RISE AND SHINING.
Mari kita bangkit dan bersinar.
Bangkit iman kita dan kita pancarkan sinar kita kepada sesama, lingkungan dan dunia.

Amin
Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

Anda mungkin juga menyukai