Anda di halaman 1dari 2

ANALISA RISIKO

OPERASIONAL PERSEDIAAN PADA GUDANG BAHAN BAKU

UKM MAKANAN RINGAN METODE FMEA

Makaroni M adalah UKM makanan ringan yang didirikan sejak tahun 2017. Persediaan bahan baku
menentukan kelancaran proses pengolahan makaroni. Namun pada kondisi aktualnya terdapat masalah
ketidaksesuaian jumlah pemeriksaan fisik sisa persediaan bahan baku yang berada di gudang dengan
laporan persediaan bulan Januari sampai Februari 2020. Sehingga perlu dilakukannya identifikasi untuk
mengetahui jenis bahan baku yang mengalami selisih persediaan terbesar menggunakan Diagram
Pareto. Selanjutnya analisis faktor penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Diagram. Usulan
perbaikan dilakukan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis yang dilanjutkan dengan
pendekatan 5 W + 1 H. Hasil dari identifikasi diagram pareto jenis bahan baku yang mengalami selisih
terbesar yaitu jenis bahan baku bumbu bubuk balado sebesar 28%. Hasil analisis fishbone diagram
menunjukan faktor yang menyebabkan terjadinya selisih persediaan adalah faktor material, faktor
manusia, dan faktor metode. Perbaikan yang diusulkan yaitu menerapkan Visual Control, mengadakan
morning briefing, dan setiap jenis bahan baku harus memiliki laporan persediaan sendiri.

Analisis Sistem Pengkuran Risiko Operasional Pelabuhan

Risiko timbul oleh adanya ketidakpastian yang bersumber dari faktor internal maupun eksternal. Risiko
yang cukup kompleks terjadi di pelabuhan akan berdampak terhadap keberlangsungan bisnis
perusahaan khususnya terkait operasional pelabuhan. Risiko operasional merupakan sebuah risiko yang
timbul dari pelaksanaan fungsi bisnis perusahaan yakni; sistem, proses, manusia, dan juga peristiwa
eksternal. Keberhasilan pengukuran risiko operasional akan sangat dipengaruhi oleh kehandalan dan
keefektifan metode pengukuran risiko. Metode Risk Breakdown Structure (RBS) yang diadopsi dari Work
Breakdown Structure (WBS) akan mampu mendefinisikan dan mengelompokkan risiko-risiko
berdasarkan sumbernya untuk masing-masing tingkatan secara mendetail sehingga pengukuran risiko
operasional memberikan gambaran secara terstruktur terhadap seluruh risiko yang dihadapi
perusahaan. Ruang lingkup kegiatan pelabuhan yang dikaji dalam penelitian ini terkait dengan arus
barang yang dikategorikan menjadi 4 bagian yakni;

pelayanan kapal, pelayanan barang, pelayanan bongkar muat, dan pelayanan terminal petikemas. Dari
hasil identifikasi yang dilakukan diperoleh 8 risiko operasional dimana masing-masing kelompok terbagi
atas kategori risiko operasional. Kategori risiko operasional yang mempunyai bobot kepentingan
tertinggi adalah risiko kecurangan dan penipuan internal, risiko kegagalan infrastruktur dan peralatan,
serta risiko kepegawaian dan keamanan lingkungan kerja.
Analisis Risiko Operasional

di PT TELKOM dengan pendekatan Metode ERM

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang lebih dikenal dengan sebutan TELKOM merupakan perusahaan
informasi dan komunikasi (InfoCom) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berstatus perseroan
terbuka serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network
provider) yang terbesar di Indonesia. Untuk mewujudkan visi “menjadi perusahaan InfoCom terkemuka
di kawasan regional”, TELKOM tengah melakukan proses transformasi menjadi organisasi yang
berorientasi pada pelanggan dan mampu bersaing di pasar. TELKOM memahami bahwa diperlukan
adaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha, serta kemampuan memberikan layanan terbaik pada
pelanggan untuk memenangkan persaingan.

Dalam pelaksanaannya, TELKOM akan menghadapi banyak sekali risiko-risiko yang akan mengganggu,
baik itu risiko internal maupun risiko eksternal. Hal ini tentu saja dapat terjadi, dikarenakan TELKOM
merupakan perusahaan perseroan terbatas yang berkedudukan di Indonesia yang sebagian besar
operasi, aset dan pelanggannya berada di Indonesia. Akibatnya, kondisi politik, ekonomi, hukum dan
sosial di Indonesia di masa mendatang, serta tindakan dan kebijakan tertentu yang diambil atau tidak
diambil oleh Pemerintah secara material dapat berdampak negatif terhadap usaha, kondisi keuangan
dan hasil operasi TELKOM. Pengelolaan risiko TELKOM didasarkan pada pengelolaan risiko COSO
Enterprise Risk Management Framework, yang sesuai dengan pengawasan internal yang telah
diterapkan TELKOM.

Anda mungkin juga menyukai