Anda di halaman 1dari 24

.

a m
co
n

t e n t s
fate
know a chapter
s be | 14
tt er |4

| 12
ati on
es par
|6
wav se
the the los
s | 16

|8
kn ess
dar
the
hope | 18

the
com
pari
son
| 10
4
pada akhirnya, takdirlah yang lebih tahu

kadang, kita memiliki hak istimewa untuk memilih

kita memilih pergulatan kita

kita memilih siapa yang layak diperjuangkan

kita memilih untuk nggak menyerah

kita memilih untuk melepaskan

tapi, terkadang, ada kalanya kita nggak punya pilihan

karena kita nggak punya kuasa

kita hanya bisa berbaring,

menyerahkannya pada takdir

dan percayalah,

takdir yang terjadi adalah yang terbaik

5
6
mereka datang seperti ombak

rasa sakit

luka

masalah

nggak selesai begitu saja,

mereka datang layaknya ombak

dan gue hanya ingin kalian tahu,

merasa nggak baik-baik saja itu wajar

tapi,

layaknya ombak,

kita harus siap untuk yang berikutnya

7
8
ingatkah ketika kita masih kecil?

kita takut sekali dengan kegelapan

tapi sebenarnya, bukan kegelapan yang kita takutkan

melainkan hantunya, monsternya

seiring kita dewasa, nggak banyak yang berubah

kegelapan masih menghantui kita

tapi sekarang, monster dan hantu itu berbeda

kegelapan menghantui kita dengan kesendirian,

kegagalan, penolakan, dan penyesalan

ketidakmampuan kita melihat ada apa di depan sana

memang menyeramkan

tetapi ketika kamu berhasil melewatinya,

ketika kamu terbiasa dalam kegelapan

kamu akan bisa mengendalikannya,

kamu akan menemukan sakelarnya

dan sekali kamu tahu bagaimana cara menyalakan lampu

kamu akan menyadari.

selama ini, kita nggak pernah sendirian dalam kegelapan

9
10
sedih, nggak, sih?

ketika kita selalu dibuat percaya

bahwa kita butuh “lebih” untuk bahagia

uang yang lebih, teman yang lebih,

pencapaian yang lebih

dari sana, kita memulai perjalanan

kita sibuk menemukan sumber kebahagiaan

kita mendengar banyak suara, kemudian

membandingkannya

yang membuat kita justru semakin jauh dari bahagia

kita jadi “sakit” karena perbandingan itu

kita terlalu sibuk membandingkan kehidupan kita

dengan kehidupan orang lain

sampai kita nggak sadar...

bahagia sudah bersemayam di sana sejak lama

suatu kepastian. sesuatu yang familiar

semua yang kita miliki sekarang

semua yang membuat kita merasa nyaman

semua itu sudah cukup untuk membuat kita

merasa sedikit lebih bahagia

11
12
perpisahan adalah kesamaan yang kita miliki

karena di setiap awal selalu ada akhir

dan dalam setiap pertemuan selalu ada perpisahan

perpisahan bukanlah hal yang mudah

kadang, perpisahan terlihat begitu mustahil

kita nggak pernah benar-benar berhenti

merasakan sakitnya kehilangan

selalu merasa ada sesuatu yang kurang

karena di setiap perpisahan

kita juga meninggalkan diri kita

kenangan kita, identitas kita, perasaan kita

kehilangan mengubah diri kita yang sebenarnya

tapi kadang, urutannya nggak selalu seperti itu

ada kalanya sesuatu dimulai dari sebuah akhir

ada kalanya perjumpaan dimulai dari selamat tinggal

dan sering kali, sebuah perpisahan menuntun kita pada...

perubahan—yang sesungguhnya kita butuhkan

13
14
ketika sesuatu yang buruk terjadi,

kita selalu bertanya-tanya:

bagaimana gue bisa bertahan?

bagaimana gue bisa melanjutkan hidup?

lalu, kita merasa nggak berdaya,

seakan-akan nggak ada yang bisa menyelamatkan kita

kita jatuh ke titik terendah

nggak tahu bagaimana cara keluar

tapi, di sinilah kamu, membaca tulisan ini

masih bertahan, masih bernapas

keadaan buruk itu justru membuatmu lebih kuat

membuatmu lebih tangguh

gue nggak bilang kita akan bahagia selamanya

maksud gue adalah…

keadaanmu sekarang bukanlah kesimpulan dari

keseluruhan hidupmu

ini hanyalah bab hidupmu yang lain

dan jika kamu bersabar

beberapa hal akan lebih baik

jika bukan di sini

maka, insyaallah, di akhirat nanti 15


16
kehilangan selalu berteman dengan rasa sakit

ketika seseorang meninggalkan kita,

semua hal mulai terasa berbeda

rasa sakit itu muncul

rasanya sangat menyakitkan

sampai-sampai memicu penyangkalan

kita marah, kita menentang

lalu, ketika nggak ada lagi yang bisa dilakukan

kita nggak berdaya. kita menyerah

kita mulai menerima apa yang memang seharusnya

diterima

beberapa dari kita belajar dari sana

dan mulai membangun pagar lebih tinggi

untuk melindungi diri sendiri

tiba-tiba, entah bagaimana

ketika kita bisa menerima kehilangan itu

sesuatu yang lebih baik datang untuk menggantikannya

dan, jika kita cukup kuat

kadang, kita dapat melupakan rasa sakit itu

17
18
dalam hidup, kita menghadapi banyak hal

pengkhianatan, kegagalan, ketakutan, kehilangan

dan beberapa keadaan, lebih buruk dari yang lain

kita selalu berpikir, kita nggak bisa melaluinya

lalu, kita menyerah

kita menganggap bahwa kita nggak akan pernah pulih

dan waktu berlalu

kita jadi lebih baik. kita merasa lebih baik

semua badai yang datang justru membuat kita lebih kuat

aneh, nggak, sih?

kegagalan justru membuat kita lebih tangguh

tapi kadang, gue bertanya-tanya

apa kita benar-benar kuat? atau, kita justru bodoh?

karena meskipun dengan semua kekecewaan itu

jauh di lubuk hati

kita tidak pernah berhenti berharap

19
20
seringnya,

kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat

kita hanya percaya pada apa yang ingin kita percaya

kita banyak berbohong pada diri sendiri

sampai akhirnya, semua terlihat seperti kebenaran

kita jadi terlalu sempit

kita jadi terlalu dangkal

kita terlalu mengandalkan logika kita

karena kita pikir, itulah jawabannya

padahal, sebenarnya, itu hanya apa yang ingin kita terima

tapi, sebenarnya...

hidup jauh lebih dari apa yang kita pikirkan

banyak hal yang tidak masuk akal terjadi

dan, percayalah

keajaiban benar-benar ada

21
22
kita kira, ini akan menyembuhkan kita

permintaan maaf dari orangtua

kehadiran teman yang selalu ada

rasa bersalah dari orang-orang yang menyakiti kita

kita kira, itu semua yang akan menyembuhkan luka kita

tapi ternyata, bukan itu

semua rasa sakit dan kemarahan itu

kita hanya menahannya

kita bertanya-tanya

“kenapa gue? kenapa orang lain ngelakuin ini ke gue?”

dan, pertanyaan-pertanyaan itu nggak akan ada habisnya

kita nggak bisa bergantung pada orang yang menyakiti kita

dan berharap mereka bertanggung jawab atas diri kita

mereka yang menyakitimu nggak bisa menyembuhkanmu

ini bukan layaknya sebuah sakelar

ini adalah suatu perjalanan

kamu sendirilah yang bertanggung jawab atas diri sendiri

kamu sendirilah yang bisa menentukan untuk jadi lebih baik

kamu sendirilah yang akan memilih jalan yang benar

23
23
24

Anda mungkin juga menyukai