Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2 ILMU WILAYAH

Regionalisasi Wilayah Rawan Bencana Banjir di Kota Padang

Disusun oleh :
Kessy Nofrelia
20136053

Dosen pengampu
FITRIANA SYAHAR, S.Si M.Si

DEPARTEMENT GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PROFIL WILAYAH DI KOTA PADANG

Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatra dan ibu kota
provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota ini merupakan pintu gerbang barat
Indonesia dari Samudra Hindia.Secara geografi, Padang dikelilingi perbukitan yang
mencapai ketinggian 1.853 mdpl dengan luas wilayah 693,66 km², lebih dari
separuhnya berupa hutan lindung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2021, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 909.040 jiwa.Padang
merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan Palapa.

KONDISI GEOGRAFIS KOTA PADANG


Kota Padang memiliki luas keseluruhan 694,96 km² setara dengan 1,65% dari luas
provinsi Sumatra Barat. Lebih dari 60% dari luas Kota Padang berupa perbukitan
yang ditutupi oleh hutan lindung. Hanya sekitar 205,007 km² wilayah yang
merupakan daerah efektif perkotaan.Daerah perbukitan membentang di bagian timur
dan selatan kota.

Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang di antaranya adalah Bukit Lampu,


Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran. Kota Padang memiliki
garis pantai sepanjang 68,126 km di daratan Sumatra. Selain itu, terdapat pula 19
buah pulau kecil, di antaranya yaitu Pulau Sikuai dengan luas 4,4 ha di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung, Pulau Toran seluas 25 ha dan Pulau Pisang Gadang di
Kecamatan Padang Selatan.
Ketinggian di wilayah daratan Kota Padang sangat bervariasi, yaitu antara 0
m sampai 1.853 m di atas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan
Lubuk Kilangan. Suhu udaranya cukup tinggi, yaitu antara 23 °C–32 °C pada siang
hari dan 22 °C–28 °C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar antara
78%–81%.[42] Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16
sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km.
Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm per bulan
dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan. Tingginya curah hujan membuat kota
ini cukup rawan terhadap banjir. Pada tahun 1980 2/3 kawasan kota ini pernah
terendam banjir karena saluran drainase kota yang bermuara terutama ke Batang
Arau tidak mampu lagi menampung limpahan air tersebut

PETA ADMINISTRASI KOTA PADANG


Tabel 3: Luas Bahaya Banjir secara Administrasi di Kota Padang

Luas Bahaya Banjir
No Luas (km ) Bahaya Banjir ₂
(km )
Tinggi 8.90
Koto Tangah
1 232.25 Rendah 250.59
Sedang 6.45
2 Pauh Rendah 116.90
146.29
Sedang 2.63
Tinggi 0.87
3 Kuranji 57.41 Rendah 49.05
Sedang 8.02
Tinggi 1.60
4 Nanggalo 8.07 Rendah 4.20
Sedang 5.32
Tinggi 5.03
5 Padang Utara 8.08 Rendah 0.68
Sedang 1.46
Rendah 83.43
6 Lubuk Kilangan 85.99
Sedang 1.20
7 Padang Timur Tinggi 2.60
8.15 Rendah 3.28
Sedang 1.51
8 Padang Barat Tinggi 4.29
7
Rendah 0.79
9 Lubuk Begalung Tinggi 0.05
30.91 Rendah 22.89
Sedang 4.17
10 Padang Selatan Tinggi 1.80
10.03 Rendah 8.79
Sedang 1.59
100.78 Tinggi 1.14
11 Bungus Tl Kabung Rendah 97.29
Sedang 1.33
Luas
694.96
Dari tabel 3 dapat dilihat :
Tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan Koto Tangah dengan
luas daerah 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada Kecamatan Lubuk Begalung
dengan luas daerah 0.05 km₂. Tingkat bahaya banjir sedang yang terbesar terdapat
pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 8.02 km₂ sedangkan tingkat bahaya
banjir sedang terendah terdapat pada Kecamatan Padang utara dengan luas daerah
1.46 km₂. Tingkat bahaya banjir terendah terdapat pada Kecamatan Koto tangah
dengan luas daerah 250.59 km₂. Tingginya tingkat bahaya banjir di Kota Padang
umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kejadian pasang-surut air
laut. Pasang-surut di Kota Padang memiliki tipe pasang-surut ganda campuran,
dalam artian dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali mengalami surut
air laut. Kejadian banjir di Kota padang sering bertepatan dengan kejadian pasang
naik, sehingga air yang akan mengalir ke laut terhambat karena bertemunya dua
massa air yaitu massa air tawar dan massa air laut ini yang sering menyebabkan
banjir.

GEOMORFOLOGI KOTA PADANG


No. Jenis Morofologi Luas (Ha)
1 Bura Pasir 943.48
2 Aluvial Pantai 1386.94
3 Depresi Antar Beting 738.65
4 Beting Gisik 509.39
5 Kipas Aluvial 1776.73
6 Tanggul Alam 2643.53
7 Rawa Belakang 4160.82
8 Dataran Banjir 684.3
9 Gosong Sungai 363.54
10 Kipas Fluvial - Vulkanik 6313.72
11 Teras Aliran Piroklastik 1877.07
12 Perbukitan Karst 1029.94
13 Pegunungan Volkan 45483.44
14 Perbukitan Vulkanik 743.13
15 Perubahan Manusia* 841.32

Kota Padang 694.96

Berdasarkan analisa data pada, kejadian banjir di Padang, umumnya berada


pada satuan bentuklahan dataran Aluvial pantai, Depresi antar beting, Rawa
belakang, Dataran banjir dan Gosong sungai yang berada pada bagian Tengah dan
bagian Hilir DAS.
Berdasarkan tabel 3 terlihat ada 5 satuan bentuklahan yang ditandai, satuan
bentuklahan yang ditandai tersebut merupakan satuan bentuklahan yang sangat
rentan terkena banjir, satuan bentuklahan yang rentan terkena banjir tersebut yaitu;
1) satuan bentuklahan lagun dan lagun yang masih aktif secara spasial
berada pada topografi datar dan daerah ini dikategorikan kelas tinggi -
sedang terhadap banjir,
2) satuan bentuklahan depresi antar beting terdapat memanjang antara
beting gisik di belakang pantai, mulai dari satuan bentuklahan bura
pantai arah ke darat, satuan bentuklahan ini secara spasial berada pada
topografi datar dan daerah ini dikategorikan kelas tinggi terhadap banjir
3) satuan bentuklahan rawa belakang (backswamp) terdapat di belakang
satuan bentuklahan tanggul alam (Natural levee), satuan bentuklahan
ini secara spasial berada pada topografi datar dan daerah ini
dikategorikan kelas tinggi - sedang terhadap banjir,
4) satuan bentuklahan dataran banjir (floodplain) terdapat di kiri kanan
aliran sungai, satuan bentuklahan ini secara spasial berada pada
topografi datar dan daerah ini dikategorikan kelas sedang terhadap
banjir dan
5) satuan bentuklahan gosong sungai yang terdiri dari satuan bentuklahan
point bar dan channel bar. Point bar biasanya terdapat pada tikungan
dalam meander, sedangkan channel bar merupakan sebuah pulau di
tengah aliran sungai, satuan bentuklahan ini berada pada topografi datar
dan daerah ini dikategorikan kelas sedang terhadap banjir

Anda mungkin juga menyukai