Anda di halaman 1dari 14

“ANALISIS BANJIR DI KOTA PADANG”

(Tugas Drainase)

Oleh

GERRY ADAM NABIL


1715011037

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta ridho-Nya

sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan berjudul “Analisis Banjir Di

Kota Padang”. Diharapkan dengan adanya makalah ini, Penulis dapat lebih

memahami ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah serta menambah pengalaman

dalam dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu Penulis juga berharap makalah ini

dapat menjadi referensi bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara

penulisan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang

bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata, Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua.

Bandar Lampung, 2019

Penulis

Gerry Adam Nabil


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Batasan Masalah .......................................................................................... 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Banjir ......................................................................... 3

B. Kondisi DAS dan Tata Guna Lahan ............................................................ 3

C. Respon Saluran Drainase ............................................................................. 7

D. Solusi Permasalahan Banjir ......................................................................... 8

E. Kesimpulan dan Rekomendasi ..................................................................... 9

III. PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................10

B. Saran ............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Padang merupakan salah satu dari 20 kota di Indonesia yang memiliki

masalah tentang banjir, yang terus menerus terjadi disetiap tahunnya. Makalah

ini bertujuan untuk mengetahui wilayah terkena banjir dan mengetahui kondisi

geomorfologi berdasakan analisa satuan bentuklahan di Kota Padang, sedangkan

manfaat dari makalah ini adalah untuk dapat mencari solusi dalam mengatasi

masalah banjir yang selalu datang di wilayah yang sama, tidak saja secara

periodik tetapi juga bisa datang apabila intensitas curah hujan melampaui daya.

Sehingga dari makalah ini masyarakat akan mendapatkan pengetahuan dan

langkah-langkah untuk tindakan preventif dan kuratif bila banjir akan datang.

B. Batasan Masalah

Ruang lingkup makalah ini ialah:

1. Penyebab terjadinya banjir.

2. Kondisi DAS dan tata guna lahan.


C. Tujuan

1. Mengetahui penyebab terjadinya hujan di Kota Padang.

2. Mengetahui kondisi DAS dan tata guna lahan di Kota Padang

3. Menemukan solusi dari permasalahan yang ada di Kota Padang, yaitu banjir.
II. PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Banjir

Umumnya masalah banjir disebabkan oleh aktifitas manusia, yaitu:

1. Timbulnya pemukiman baru di daerah bantaran sungai.

2. Perubahan tataguna lahan baik di daerah hulu maupun hilir.

3. Kurangnya pemeliharaan bangunan pengendalian banjir.

4. Pembuangan sampah di saluran drainase.

5. Kerusakan hutan di daerah hulu.

6. Pemadatan serta penutupan permukaan tanah oleh bangunan.

Selain itu akibat dari kondisi alam, yaitu:

1. Curah hujan yang tinggi.

2. Aliran anak sungai tertahan oleh aliran induk sungai atau back water.

3. Pembendungan muara sungai akibat air pasang surut.

B. Kondisi DAS dan Tata Guna Lahan

Data curah hujan yang digunakan diambil dari 9 stasiun hujan, yaitu St. Tabing

(+2 mdpl), St. Kasang (+2 mdpl) St. Komp. PU (+3 mdpl), St. Simp. Alai (+5
mdpl), St. Ladang Padi (+350 mdpl), St. Batu Busuk (+130 mdpl), St. Gunung

Sarik (+100 mdpl) dan St. Teluk Bayur (+2 mdpl). Menurut data BNPB tahun

2008, menunjukkan bahwa Kota Padang memiliki tipe iklim A dengan kategori

iklim sangat basah dengan nilai Q = 3,90%. Nilai intensitas curah hujan dapat

dilihat pada grafik (gambar 1).

Gambar 1: Grafik Curah Hujan Kota Padang (1980 – 2009)

Geomorfologi Kota Padang merupakan perpaduan antara bentuk lahan pebukitan

vulkanik bagian Timur, bentuk lahan fluvial bagian Tengah dan bentuk lahan

marin bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan perbukitan vulkanik yang

lebih tinggi dari daerah bagian Tengah dan Barat, sehingga daerah bentuklahan

fluvial dan marin dilalui oleh beberapa DAS, yaitu DAS Air Dingin, DAS Air

Timbalun, DAS Bt. Arau, DAS Bt. Kandis, DAS Bt. Kuranji, dan DAS Sungai

Pisang. Terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir dengan total

panjang mencapai 155.40 km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil). Umumnya

sungai besar dan kecil di Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan

tinggi permukaan laut. Kondisi ini mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah
di Kota Padang yang rawan terhadap banjir. Hal ini didukung lagi bahwa Kota

Padang merupakan daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi rata-

rata 3583 mm/th dengan rata-rata hari hujan 16 hari perbulan.

Tabel 1: Luas Bahaya Banjir secara Administrasi di Kota Padang


No Kecamatan Luas (km₂) Bahaya Banjir Luas Bahaya Banjir (km₂)
1 Koto Tangah 232.25 Tinggi 8.90
Rendah 250.59
Sedang 6.45
2 Pauh 146.29 Rendah 116.90
Sedang 2.63
3 Kuranji 57.41 Tinggi 0.87
Rendah 49.05
Sedang 8.02
4 Nanggalo 8.07 Tinggi 1.60
Rendah 4.20
Sedang 5.32
5 Padang Utara 8.08 Tinggi 5.03
Rendah 0.68
Sedang 1.46
6 Lubuk Kilangan 85.99 Rendah 83.43
Sedang 1.20
7 Padang Timur 8.15 Tinggi 2.60
Rendah 3.28
Sedang 1.51
8 Padang Barat 7 Tinggi 4.29
Rendah 0.79
9 Lubuk Begalung 30.91 Tinggi 0.05
Rendah 22.89
Sedang 4.17
10 Padang Selatan 10.03 Tinggi 1.80
Rendah 8.79
Sedang 1.59
11 Bungus Tl Kabung 100.78 Tinggi 1.14
Rendah 97.29
Sedang 1.33
Luas 694.96
Sumber: Analisa data, 2011.

Dari tabel 1 dapat dilihat tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan

Koto Tangah dengan luas daerah 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada

Kecamatan Lubuk Begalung dengan luas daerah 0.05 km₂. Tingkat bahaya banjir

sedang yang terbesar terdapat pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 8.02
km₂ sedangkan tingkat bahaya banjir sedang terendah terdapat pada Kecamatan

Padang utara dengan luas daerah 1.46 km₂. Tingkat bahaya banjir terendah

terdapat pada Kecamatan Koto tangah dengan luas daerah 250.59 km₂. Tingginya

tingkat bahaya banjir di Kota Padang umumnya disebabkan oleh curah hujan

yang tinggi dan kejadian pasang-surut air laut. Pasang-surut di Kota Padang

memiliki tipe pasang-surut ganda campuran, dalam artian dalam satu hari terjadi

dua kali pasang dan dua kali mengalami surut air laut. Kejadian banjir di Kota

padang sering bertepatan dengan kejadian pasang naik, sehingga air yang akan

mengalir ke laut terhambat karena bertemunya dua massa air yaitu massa air

tawar dan massa air laut ini yang sering menyebabkan banjir.

Informasi terbaru mengenai bencana banjir di Kota Padang yaitu peristiwa banjir

bandang tanggal 24 Juli 2012 di Kecamatan Pauh akibat kegiatan illegal logging

di kawasan penyangga perbukitan yang menyebabkan topografi bagian hulu

mengalami degradasi. Selain itu bantaran sungai juga mengalami sedimentasi.

Kerusakan hutan pada bagian hulu sungai mengalami erosi dan penumpukan

material pada daerah bantaran sungai.


Gambar 2: Peta Hasil Analisa Data distribusi Curah Hujan, Geomorfologi dan Peta
Bahya Banjir.

C. Respon Saluran Drainase

Saluran drainase yang ada di Kota Padang memiliki volume yang cukup besar.

Karena dalam pembuatan drainase, pasti ada perhitungan untuk menampung air

dengan intensitas hujan yang cukup tinggi di Kota Padang.

Hanya saja di dalam saluran drainase tersebut, banyak sampah yang menutupi

saluran tersebut. Sehingga fungsi utama drainase untuk mengalirkan air tidak
berjalan secara maksimal. Dan aliran air pun tersumbat akibat sampah yang

menutupi saluran drainase, akibatnya air akan meluap ke permukaan saat Kota

Padang memasuki musim hujan, dan Kota Padang memiliki intensitas hujan yang

cukup tinggi.

Kebiasaan membuang sampah ditempatnya wajib dilakukan oleh setiap kalangan

masyarakat yang ada di Kota padang. Serta Pemerintah Kota Padang harus lebih

giat untuk mensosialisasikan tentang bahanya membuang sampah sembarangan,

terlebih lagi di saluran drainase.

D. Solusi Permasalahan Banjir

1. Masyarakat sebaiknya tidak mendirikan bangunan-bangunan permanen pada

sempadan-sempadan sungai, yaitu pada radius tertentu dari tubuh sungai

(biasanya 100-200 m). Kawasan ini umumnya merupakan daerah limpah

banjir sehingga sebaiknya dihindari.

2. Pemerintah daerah setempat sebaiknya selalu melakukan monitoring di

kawasan yang berpotensi banjir untuk antisipasi kemungkinan terjadinya

bencana banjir.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Padang memiliki 6 DAS dan terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang

mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155.40 km.

2. Curah hujan di Padang yang cukup tinggi rata-rata 3583 mm/th dengan rata-

rata hari hujan 16 hari perbulan.

3. Kecamatan Kototangah merupakan kecamatan terluas terkena banjir di Utara

Kota Padang 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada Kecamatan Lubuk

Begalung dengan luas daerah 0.05 km₂.

4. Masyarakat sebaiknya tidak mendirikan bangunan-bangunan permanen pada

sempadan-sempadan sungai, yaitu pada radius tertentu dari tubuh sungai

(biasanya 100-200 m). Kawasan ini umumnya merupakan daerah limpah

banjir sehingga sebaiknya dihindari.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Padang memiliki 6 DAS dan terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang

mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155.40 km.

2. Curah hujan di Padang yang cukup tinggi rata-rata 3583 mm/th dengan rata-

rata hari hujan 16 hari perbulan.

3. Kecamatan Kototangah merupakan kecamatan terluas terkena banjir di Utara

Kota Padang 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada Kecamatan Lubuk

Begalung dengan luas daerah 0.05 km₂.

B. Saran

1. Masyarakat sebaiknya tidak mendirikan bangunan-bangunan permanen pada

sempadan-sempadan sungai, yaitu pada radius tertentu dari tubuh sungai

(biasanya 100-200 m). Kawasan ini umumnya merupakan daerah limpah

banjir sehingga sebaiknya dihindari.

2. Pemerintah daerah setempat sebaiknya selalu melakukan monitoring di

kawasan yang berpotensi banjir untuk antisipasi kemungkinan terjadinya

bencana banjir.
DAFTAR PUSTAKA

(https://www.researchgate.net/publication/327043240_Analisa_Bencana_Banjir_di_
Kota_Padang_Studi_Kasus_Intensitas_Curah_Hujan_Kota_Padang_1980-
2009_dan_Aspek_Geomorfologi)

Universitas Lampung. 2019. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung.


Unila Offset. Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai