Drainase Bu Sumi
Drainase Bu Sumi
(Tugas Drainase)
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta ridho-Nya
Kota Padang”. Diharapkan dengan adanya makalah ini, Penulis dapat lebih
memahami ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah serta menambah pengalaman
dalam dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu Penulis juga berharap makalah ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara
penulisan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang
Akhir kata, Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
I. PENDAHULUAN
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Padang merupakan salah satu dari 20 kota di Indonesia yang memiliki
masalah tentang banjir, yang terus menerus terjadi disetiap tahunnya. Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui wilayah terkena banjir dan mengetahui kondisi
manfaat dari makalah ini adalah untuk dapat mencari solusi dalam mengatasi
masalah banjir yang selalu datang di wilayah yang sama, tidak saja secara
periodik tetapi juga bisa datang apabila intensitas curah hujan melampaui daya.
langkah-langkah untuk tindakan preventif dan kuratif bila banjir akan datang.
B. Batasan Masalah
3. Menemukan solusi dari permasalahan yang ada di Kota Padang, yaitu banjir.
II. PEMBAHASAN
2. Aliran anak sungai tertahan oleh aliran induk sungai atau back water.
Data curah hujan yang digunakan diambil dari 9 stasiun hujan, yaitu St. Tabing
(+2 mdpl), St. Kasang (+2 mdpl) St. Komp. PU (+3 mdpl), St. Simp. Alai (+5
mdpl), St. Ladang Padi (+350 mdpl), St. Batu Busuk (+130 mdpl), St. Gunung
Sarik (+100 mdpl) dan St. Teluk Bayur (+2 mdpl). Menurut data BNPB tahun
2008, menunjukkan bahwa Kota Padang memiliki tipe iklim A dengan kategori
iklim sangat basah dengan nilai Q = 3,90%. Nilai intensitas curah hujan dapat
vulkanik bagian Timur, bentuk lahan fluvial bagian Tengah dan bentuk lahan
marin bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan perbukitan vulkanik yang
lebih tinggi dari daerah bagian Tengah dan Barat, sehingga daerah bentuklahan
fluvial dan marin dilalui oleh beberapa DAS, yaitu DAS Air Dingin, DAS Air
Timbalun, DAS Bt. Arau, DAS Bt. Kandis, DAS Bt. Kuranji, dan DAS Sungai
Pisang. Terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir dengan total
panjang mencapai 155.40 km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil). Umumnya
sungai besar dan kecil di Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan
tinggi permukaan laut. Kondisi ini mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah
di Kota Padang yang rawan terhadap banjir. Hal ini didukung lagi bahwa Kota
Padang merupakan daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi rata-
Dari tabel 1 dapat dilihat tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan
Koto Tangah dengan luas daerah 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada
Kecamatan Lubuk Begalung dengan luas daerah 0.05 km₂. Tingkat bahaya banjir
sedang yang terbesar terdapat pada Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 8.02
km₂ sedangkan tingkat bahaya banjir sedang terendah terdapat pada Kecamatan
Padang utara dengan luas daerah 1.46 km₂. Tingkat bahaya banjir terendah
terdapat pada Kecamatan Koto tangah dengan luas daerah 250.59 km₂. Tingginya
tingkat bahaya banjir di Kota Padang umumnya disebabkan oleh curah hujan
yang tinggi dan kejadian pasang-surut air laut. Pasang-surut di Kota Padang
memiliki tipe pasang-surut ganda campuran, dalam artian dalam satu hari terjadi
dua kali pasang dan dua kali mengalami surut air laut. Kejadian banjir di Kota
padang sering bertepatan dengan kejadian pasang naik, sehingga air yang akan
mengalir ke laut terhambat karena bertemunya dua massa air yaitu massa air
tawar dan massa air laut ini yang sering menyebabkan banjir.
Informasi terbaru mengenai bencana banjir di Kota Padang yaitu peristiwa banjir
bandang tanggal 24 Juli 2012 di Kecamatan Pauh akibat kegiatan illegal logging
Kerusakan hutan pada bagian hulu sungai mengalami erosi dan penumpukan
Saluran drainase yang ada di Kota Padang memiliki volume yang cukup besar.
Karena dalam pembuatan drainase, pasti ada perhitungan untuk menampung air
Hanya saja di dalam saluran drainase tersebut, banyak sampah yang menutupi
saluran tersebut. Sehingga fungsi utama drainase untuk mengalirkan air tidak
berjalan secara maksimal. Dan aliran air pun tersumbat akibat sampah yang
menutupi saluran drainase, akibatnya air akan meluap ke permukaan saat Kota
Padang memasuki musim hujan, dan Kota Padang memiliki intensitas hujan yang
cukup tinggi.
masyarakat yang ada di Kota padang. Serta Pemerintah Kota Padang harus lebih
bencana banjir.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Padang memiliki 6 DAS dan terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang
mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155.40 km.
2. Curah hujan di Padang yang cukup tinggi rata-rata 3583 mm/th dengan rata-
Kota Padang 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada Kecamatan Lubuk
A. Kesimpulan
1. Padang memiliki 6 DAS dan terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang
mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155.40 km.
2. Curah hujan di Padang yang cukup tinggi rata-rata 3583 mm/th dengan rata-
Kota Padang 8.90 km₂ dan yang terkecil terdapat pada Kecamatan Lubuk
B. Saran
bencana banjir.
DAFTAR PUSTAKA
(https://www.researchgate.net/publication/327043240_Analisa_Bencana_Banjir_di_
Kota_Padang_Studi_Kasus_Intensitas_Curah_Hujan_Kota_Padang_1980-
2009_dan_Aspek_Geomorfologi)