Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM IPA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PRAKTIKUM IPA DI SD
(PDGK. 4107)
Tutor : Haryanto, S.Pd, Msi.

Disusun Oleh :
Nama : Haorensa Enggar P.
NIM : 857940122
Semester : I
Program Studi : S1-PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – UT JOGJAKARTA
MASA REGISTRASI 2020. 2
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA di SD
EKOSISTEM

NAMA : HAORENSA ENGGAR PAMULASARI


NIM : 857940122
UPBJJ : UT JOGJAKARTA
(Praktikum dilakukan berkelompok dengan Dyah Fitri Utami dan Nurcahyanai Retno P.)

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1: EKOSISTEM


1. Judul Percobaan: Ekosistem Darat
a. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1
Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponen abiotik Kondisi/ Keadaan

1 Tanah Kering
2 Batu Batuan lapuk
3 Suhu 28o C
4 Cahaya Cukup cahaya matahari
5 Angin Semilir, tekanan udara 1010,3 hPa

Tabel 2.2
Komponen biotik ekosistem darat alami

No. Jenis tumbuhan Jenis Hewan Pengurai

1 Rumput ilalang Kaki seribu Jamur


2 Ciplukan Kepik
3 Rumput teki Belalang
4 Meniran Capung
5 Minjangan Semut
b. Pembahasan
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai/ jaring
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Secara struktural
dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri dari
produsen (tumbuhan), konsumen (hewan), dan decomposer (pengurai). Komponen
abiotik terdiri dari bahan anorganik, bahan organik, dan kondisi iklim. Ditinjau dari
cara terbentuknya, ekosistem dibagi menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Pada praktikum ini, praktikan mengamati pada ekosistem darat alami yaitu
padang rumput. Komponen abiotik dari ekosistem padang rumput yaitu tanah, batu,
suhu, cahaya, dan angin. Tanah pada ekosistem tersebut kering, terdapat batuan lapuk
seperti batuan kapur, suhu mencapai 28oC. Cahaya matahari sangat cukup dan
cenderung panas jika siang hari dan angin cukup semilir, tekanan udara diukur
menggunakan sensor tekanan pada aplikasi HP sebesar 1010,3 hPa.
Komponen biotik pada ekosistem padang rumput yaitu rumput ilalang, ciplukan,
rumput teki, meniran dan minjangan. Hewan yang ditemukan di ekosistem padang
rumput yaitu kaki seribu, kepik, belalang, capung, dan semut dan ditemukan jamur
sebagai pengurai. Pada ekosistem padang rumput jenis tumbuhan dan hewan tidak
sebanyak pada ekosistem seperti di hutan. Ekosistem padang rumput didominasi oleh
rumput ilalang.
Pada ekosistem alami komponen abiotik dan komponen biotik tidak bisa diatur
atau dibuat sedemikian rupa, semua itu terjadi secara alami sesuai perubahan iklim.
Namun, pada ekosistem buatan komponen abiotik dan biotik bisa diatur oleh manusia
sesuai keinginan dan kebutuhan. Misalnya kecukupan air dan kecukupan cahaya
matahari, serta jenis tumbuhan atau hewan apa yang diinginkan atau dibutuhkan berada
dalam ekosistem tersebut. Sehingga pada ekosistem buatan lebih didominasi pada
tumbuhan dan hewan tertentu yang diinginkan atau dibutuhkan oleh manunisa.
Misalnya, pada sawah didominasi oleh tanaman padi, gulma dan tanaman lain yang
tidak dibutuhkan yang tumbuh pada sawah tersebut dicabut/ dibasmi oleh petani.
Sedangkan hewan di sawah pun seperti tikus, burung ataupun hama yang
keberadaannya menggangu tanaman padi dibasmi oleh petani. Sedangkan komponen
abiotik seperti air jika kurang cukup maka petani akan mengalirkan air dari sumber air
untuk sawahnya.

c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada ekosistem padang
rumput didominasi oleh tanaman rumput ilalang. Komponen abiotik dari ekosistem
padang rumput yaitu tanah, batu, suhu, cahaya, dan angin. Komponen biotik pada
ekosistem padang rumput yaitu rumput ilalang, ciplukan, rumput teki, meniran dan
minjangan. Hewan yang ditemukan di ekosistem padang rumput yaitu kaki seribu,
kepik, belalang, capung, dan semut dan ditemukan jamur sebagai pengurai.
Pada ekosistem alami komponen biotiknya lebih beragam, namun komponen
abiotiknya kurang lebih sama dengan ekosistem alami. Hanya saja, pada ekosistem
alami komponen abiotik dan komponen biotik tidak bisa diatur atau dibuat sedemikian
rupa, semua itu terjadi secara alami sesuai perubahan iklim. Namun, pada ekosistem
buatan komponen abiotik dan biotik bisa diatur oleh manusia sesuai keinginan dan
kebutuhan.

d. Jawaban Pertanyaan
Ekosistem yang memiliki jenis komponen biotik lebih banyak dan beragam adalah
ekosistem alami seperti hutan hujan tropis yang masih terjaga kealamiannya. Jika
terjaga kealamiannya maka keseimbangan ekosistem juga terjaga.
e. Lampiran

Plot ekosistem darat alami yang Ciplukan


diamati

Ciplukan rambat Minjangan dan rumput ilalang

Meniran Jamur
Belalang Semut

Capung Kaki seribu

Hewan kepik Pengukuran Suhu Pengukuran


melalui HP Tekanan melalui
HP
Batuan lapuk seperti batu gamping
B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2: PENCEMARAN LINGKUNGAN
1. Judul Percobaan 1: Pengaruh Detergen terhadap Pertumbuhan Akar Bawang Merah
a. Hasil Pengamatan

Tabel 2.9.
Pengaruh detergen terhadap pertumbuhan akar bawang merah
No. Konsentrasi Rata-rata panjang akar (cm) IG (%)
1 Kontrol 1 0%
2 3,1 % 0,9 10 %
3 6,25% 0,8 20%
4 12,5% 0,1 90%
5 25% 0 100%
6 50% 0 100%
7 100% 0 100%

120

100
HAMBATAN PERTUMBUHAN (%)

80

60
Hambatan pertumbuhan (%)
40

20

0
0 3.1 6.25 12.5 25 50 100
KONSENTRASI LARUTAN

Grafik 2.1
Grafik hambatan pertumbuhan akar bawang merah.
1.2

1
Rata-rata oanjang akar (cm)

0.8

0.6
rata-rata panjang akar
0.4

0.2

0
0 3.1 6.25 12.5 25 50 100
Konsentrasi larutan (%)

Grafik 2.2
Grafik Rata-Rata Panjang Akar bawang merah.

b. Pembahasan
Detergen merupakan bahan kimia yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat
untuk menghilangkan kotoran pada pencucian pakaian. Dalam detergen mengandung
surfaktan. Surfaktan ini digunakan untuk proses pembasahan dan pengikat kotoran.
Detergen yang dijual bebas di pasaran umunya mengandung 20%- 40% surfaktan dan
sisanya mengandung bahan kimia additivies atau detergen builders yang berfungsi
untuk meningkatkan daya bersih detergen. Surfaktan dan builders mempunyai masalah
langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya. Adapun efek yang
dapat ditimbulkan oleh adanya detergen dalam air adalah terbentuknya film yang akan
menyebabkan tingkat transfer ke dalam air, kombinasi antara polyphospat dengan
surfaktan dalam detergen dapat mempertinggi kandungan phospat dalam air. Hal ini
menyebabkan terjadinya entroikasi yang dapat menimbulkan warna pada air. Pada
percobaan ini menggunakan bawang merah untuk diamati pertumbuhan akarnya. Akar
primodial merupakan meristem yang masih berkembang dengan baik sehingga masih
mudah diamati.
Data pertambahan panjang akar bawang merah diperoleh:

Konsentrasi Hari ke- (cm) Rata-rata panjang akar


No IG (%)
(%) 1 2 3 (cm)
1. Kontrol 0,3 0,9 1,9 1,03 0
2. 3,10 0,3 0,8 1,5 0,87 10
3. 6,25 0,3 0,5 1,5 0,77 20
4. 12,5 0,1 0,1 0,1 0,1 90
5. 25 0 0 0 0 100
6. 50 0 0 0 0 100
7. 100 0 0 0 0 100

Perhitungan hambatan pertumbuhan (IG):


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋
𝐼𝐺 = × 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
(1−1) 𝑐𝑚
1) 𝐼𝐺𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = × 100% = 0%
1 𝑐𝑚
(1−0,9) 𝑐𝑚
2) 𝐼𝐺3,10% = × 100% = 10%
1 𝑐𝑚
(1−0,8) 𝑐𝑚
3) 𝐼𝐺6,25% = × 100% = 20%
1 𝑐𝑚
(1−0,1) 𝑐𝑚
4) 𝐼𝐺12,5% = × 100% = 90%
1 𝑐𝑚
(1−0) 𝑐𝑚
5) 𝐼𝐺25% = × 100% = 100%
1 𝑐𝑚
(1−0) 𝑐𝑚
6) 𝐼𝐺50% = × 100% = 100%
1 𝑐𝑚
(1−0) 𝑐𝑚
7) 𝐼𝐺100% = × 100% = 100%
1 𝑐𝑚

Berdasarkan data hasil praktikum pada tabel diatas, pada konsentrasi larutan
detergen 100%, 50%, 25% tidak terjadi pertumbuhan akar bawang merah. Sedangkan
untuk konsentrasi larutan 12,5% terjadi pertumbuhan akar bawang merah tetapi tidak
optimal. Pada konsentrasi larutan 6,25% dan 3,10% akar bawang merah tumbuh dan
bertambah panjang dari hari kehari namun tidak seoptimal pada pertumbuhan akar
bawang merah pada air yang tidak mengandung detergen. Pertumbuhan akar bawang
merah pada air yang tidak mengandung detergen juga lebih banyak daripada
pertumbuhan akar bawang merah pada konsentrasi larutan detergen 3,10% dan 6,25%.
Hal tersebut dibuktikan dengan gambar berikut:

Berdasarkan grafik, semakin tinggi kandungan detergen dalam air maka rata-
rata pertumbuhan panjang akar bawang merah akan semakin kecil dan hambatan
pertumbuhan akar semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa detergen yang
merupakan salah satu bahan kimia akan menghambat pertumbuhan tanaman apabila
sudah mencemari perairan. Detergen mengandung surfaktan, menurut Haslam (1995)
dalam Bountyfa (2012) menjelaskan bahwa surfaktan berinteraksi dengan sel dan
membran sel sehingga menghambat pertumbuhan sel. Adanya surfaktan menyebabkan
busa-busa dipermukaan air sehingga menurunkan oksigen terlarut. Perubahan warna
yang mencolok pada larutan 100% dan 50% terjadi karena kombinasi antara
polyphospat dengan surfaktan dalam detergen.

c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diambil kesimpulan bahwa pencemaran air
oleh detergen dapat mengganggu pertumbuhan tanaman khususnya akar bawang
merah. Semakin tinggi kandungan detergen dalam air maka hambatan pertumbuhan
akar semakin besar sehingga pertumbuhan akar semakin tidak optimal.

d. Jawaban Pertanyaan
Konsentrasi larutan detergen minimum yang menghentikan proses pertumbuhan akar
bawang merah adalah 25%. Berdasarkan hasil percobaan, pada konsentrasi larutan
detergen 25%, akar bawang merah tidak tumbuh.
e. Lampiran

Bawang merah di masukkan ke mulut Larutan detergen dengan konsentasi


botol yang berisi larutan detergen dengan yang berbeda
konsentrasi yang berbeda

1) Hari Pertama (24 jam)

Akar bawang merah pada botol kontrol Akar bawang merah pada larutan
konsentrasi 3,10%
2) Hari kedua (42 jam)

Akar bawang merah Akar bawang merah Akar bawang merah pada
pada botol kontrol pada konsentrasi 3,10% konsentrasi 6,25%

Akar bawang merah Akar bawang merah Akar bawang merah


pada konsentrasi 12,5% pada konsentrasi 25% pada konsentrasi 50%

Akar bawang merah


pada konsentrasi 100%
3) Hari ketiga (72 jam)

Akar bawang merah Akar bawang merah Akar bawang merah


pada botol kontrol pada konsentrasi 3,10% pada konsentrasi 6,25%

Akar bawang merah Akar bawang merah


Akar bawang merah
pada konsentrasi 25% pada konsentrasi 50%
pada konsentrasi 12,5%

Akar bawang merah


pada konsentrasi 100%
C. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman. 2019. Praktikum Ipa di SD. Tangerang Selatan: Gramedia.

Bountyfa,dkk. 2012. Pengaruh Medium yang Tercemar Detergen terhadap


Pertumbuhan Kandungan Alginat dan Klorofil Sargassum sp. Surabaya:
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai