PENDAHULUAN
maupun non eksakta memiliki fariasi antara yang satu dengan yang lainnya.
Namun fariasi tersebut jelas memilki keterkaitan dan perbedaan satu sama lain.
Demikian ketika ruang lingkup eksakta, misalnya kimia, fisika, biologi dan lain
sebagainya berkaitan erat dengan uji atau percobaan untuk mengetahui falidasi
tiap disiplin ilmu tersebut, mempunyai metodologi tersendiri yang menjadi ciri
khas dlam menguji falidasi terhadap faliditasnya objek pembahsan secra spesifik.
Sebgai contoh kimia dengan rumus molekulnya, fisika dengan rumus kecepatan
Manusia adalah mahluk sosial (masyarakat) yang juga sebagai pelaku sosial.
R.M McIver dalam The Web of Government (1961) “Manusia adalah mahluk
terjadi dimasyarakat itu dapat diamati pada keadaan yang nampak dari
perilakunya dan ilmu yang mempelajari tersebut dikenal dengan Sosiologi. Yang
penting dipahami pada halaman ini sebelum lebih lanjut adalah pemerintah juga
Desa No. 6 Tahun 2014. Sebagai sample, dapat dilakukan dengan menggunakan
akhir-akhir ini. Pertama, tentang rusaknya harmonisasi para elit birokrat di tengah
pertentangan yang tejadi dan pada akhirnya melahirkan kondisi sosial yang buruk
walaupun mereka tidak memahami secara mendalam tentang masalah yang terjadi
di dalamnya.
berbagai kegiatan.
memberikan pelayanan publik dalam hal ini pelayanan yang tidak diprivatisasi.
adalah sama apa yang diinginkan oleh rakyat dengan apa yang diberikan oleh
Selama ini seperti yang kita lihat dalam konteks realitas sosial pelayanan
publik di indoenesia sangatlah kontras dengan keadaan yang menjadi tuntutan dari
masyarakat. Ini jelas menggambarkan gejalah pemerintah yang tidak normal, hal
pemerintahan dengan sosiologi sangatlah erat, sampai pada saat ini bahkan telah
sistem nilai dasar : manusia, hidup bersama dan kebahagian” (2010: 41). Keadaan
ilmu pemerintahan sampai saat ini telah membawa kita pada berbagai bentuk
penegasian terhadap ilmu lain. Keadaan ini jelas memiliki tujuan yang mengarah
pemerintahan itu sendiri dengan menggunakan pendekatan khusus yang ada pada
sosialogi.
Dalam banyak hal, disuatu sisi kehidupan dan pemikiran kekuasaan bangsa
dan negara kerap kali diperbincangkan sebagai buah dari ekspresi politik. Di lain
pemerintahan. Namun di lain hal antara pemerintahan dengan politik dengan teori
relasi jelas berbicara masalah negara atau kenegaraan sebagai ruang lingkupnya
secara umum.
Namun secara khusus atau spesifik pusat perhatian (focus of interest) antara
ilmu pemerintahan dengan politik secara formal nampak jelas orientasi keduanya.
Karena ilmu pemerintahan menitik beratkan pada fenomena dan peristiwa
pemerintahan yang secara realistis dapat disaksikan dari segala aspek kehidupan.
Sementara politik berorientasi pada kekuasaan, partai politik, grup penekan dan
kepentingan masyarakat.
kebijaksanaan yang merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
penyelidikan untuk mengatahui sejauh mana plus- minus taktik yang akan
dijalankan.
Ketika pemahaman diatas dikaitkan dengan situsi dan kondisi yang terjadi
dewasa ini, maka sesungguhnya asumsi mengenai pemerintahan dan politik dalam
publik. Riak - riak publik yang berkembang, menganggap bahwa politik itu naif,
tidak mempunyai wibawa, dan sarak akan money dan mengutamakan kepentingan
disinyalir merengguk jiwa sejumlah pejuang Republik Indonesia, hal ini terjadi
disebabkan adanya taktik dan siasat sebagai bentuk gerakan politik untuk
Habibie selain cacat secara fisik, juga tidak sempat berbuat untuk perubahan yang
lebih baik kepada Indonesia, di ere selanjutnya jiwa sosialis Megawati Soekarno
Putri pun tak mampu berkreasi dan berionovasi untuk Indonesia. Namun
(korupsi, kolusi dan nepotisme) hingga puncaknya pada dekade 2004- 2014 sosok
Terlihat dari asal muasal kabinet yang dijalankan “Indonesia Bersatu jilit 1 dan
pendapat dan siapa saja memiliki kesempatan yang sama dalam pemerintahan,
bahwa inisiatif SBY memboyong aparat sipil dan ekonom dalam dua periode
kewajiban partai politik dimana SBY berasal. Kita tidak menutup mata semenjak,
keran demokrasi dibuka, gencatan partai politik beriringan muncul dengan
bermacam- macam ideologi yang dibawanya sebagai ciri khasnya sehingga kerap
Hal yang sama bahwa sejarah munculnya partai politik di negara yang satu
dengan yang lain memang tidak selalu sama. Tetapi, ada satu benang merah yang
kesamaan hak warga negara. Demikian Scarrow dalam Kacung Marijan (Sistem
partai politik Indonesia, justru dilatar belakangi oleh kebijakan Hindia Belanda
pembangunan. Atas dasar tersebut kebebasan membuka lebar ruang bagi anggota
berbagai peristiwa dan konflik baik vertikal dan horisontal, berbagai responsif
itulah kemudian memicu lahirnya kultur bahwa kewenangan partai politik dalam
pemerintahan berdasar bada keterwakilan partai, jadi siapa dan partai mana ia
berasal maka itulah yang berkuasa baik dalam negara maupun dalam
pemerintahan.
dari peristiwa dan concern politik. Pendirian politik yang harus di pahami
sehubungan dengan hasil yang diperkirakan maupun yang tidak dari perbuatan
padangan Inu Kencana Syafiie dalam bukunya Sistem Pemerintahan Indonesia ed.
rev.bahwa:
adanya hubungan nyata antara ilmu pemerintahan dengan ilmu politik, keren ilmu
policy) dibuat dalam arena politik, tetapi hampir semua perencanaan dan
a. Dalam dimensi ruang dan waktu ruang gerak manusia sebgai makhluk
yang berakal dan memiliki potensi kecerdasan, kearifan dan sebagainya, dimuka
bumi ini termat luas dan memiliki waktu yang cukup lama. Namun tidak menutup
kemungkinan gerak dan langkah manusia tersebut bisa saja menuju ruang yang
sempit dan hanya memiliki waktu yang singkat melakukan proses yang di
b. Manusia sebagai makhluk berpikir dengan jelas saja memiliki nawa cita,
impian dan target yang sejatinya sebagai target dalam kehidupannya. Namun
tidak menutup kemungkinan pula nawa cita dan impian tersebut hanyalah
atau kehendak negara (the execution ofe the will of the stated).
itu Mifta Thoha dalam bukunya yang berjudul birokrasi politik dan pemilihan
tidak hanya terpaku pada aturan legalistik yang kaku, tetapi juga berorientasi
Birokrasi Politik Pemilihan dan Umum di Indonesia Mifta Thoha: 2014 hal 37-
85).
bahwa organisasi merupkan tempat atau perkumpulan satu orang atau lebih yang
memiliki tujuan yang sama. Selain itu nilai (value) organisasi adalah bagaimana
administrasi itu dapat berjalan. Disisi lain, tingkat kedewasaan orgnaisasi dapat
dinilai melalui kelihaian dalam bersaing antar sesama organisasi. Demikian pula
tingkat nasional.
administrasi negara dari sisi materia memiliki pusat perhatian (focus of interst)
yang sama yaitu negara. tetapi dari sisi formanya ilmu pemerintahan
adminitrasi dengan ilmu politik yang telah dibahas sebelumnya, dengan asumsi
dan kewenangan. Sebagaimana dalam arti sempit pemerintahan yang terdiri dari
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Ketiga lembaga ini menjadi pisau analisa guna
pelaksana dari produk formulasi hukum yang dibuat tersebut. Sementara sebuah
dan kerap terjadi kles tumpang tindih utamanya dalam interaksi atau dan
aktifitasnya. Seperti Lemeiner berpendapat bahwa hukum adalah keserasian
mungkin saja itu adalah hal biasa yang terus berkembang hingga membudaya.
Cerminan seperti itu jelas telah keluar dari konteks dan fiolsofi hukum. Yang
pengetahuan mengenai masalah yang bersifat ilmiah tentang asas- asas surgawi
negara tidak tampak bagaikan kenyataan memiliki kekuasaan yang sah, tetapi juga
di akui mempunyai hak untuk menguasai. Inilah yang kemudian dikenal dengan
kesesuaian tindakan terhadap hukum yang berlaku, baik hukum atau peraturan
perundang- undangan itu bersifat formal, etis dan adat- istiadat maupun hukum
tajam ke bawah dan tumpul keatas? Apakah hukum memang hanya diperuntukkan
kepada kaum- kaum yang lemah yang salah sedikit di giring ke jeruji besi dan
diadili di depan meja hijau? Ataukah hukum memiliki legitimasi dan formalitas
diskriminasi?
Realitas hukum demikian tidak tampak dimedia namun lebih dari itu penulis
pun merasakan dengan sejumlah kasus terjadi ditingkat lokal, sebagai contoh
kasus diskriminasi dan ketidakadilan yang terjadi di Sulawesi Selatan yang terkait
dengan perampasan hak- hak masyarakat adat serta penyelewengan hak asasi
manusia khusnya lagi di Kab. Sinjai mualai dari persoalan kesahatan, sampai pada
hutan.
Contoh lain kasus tambang galian “C” yang terjadi di Desa Selok Awar-
Awar di akhir September 2015 yang merengguk jiwa seorang petani aktivis
lingkungan Salim Kancil. Dengan rasio yang ada tentnya hal yang tak terduga
seorang pemerintah dalam hal ini Kepala Desa, berani menganiaya masyarakatnya
sendiri. Tetapi itulah serakahnya aparatur hukum yang rakus akan kekuasaan dan
kepentingan pribadinya.
tata negara, dimana pemerintahan yang baik (good governance) dan efekktif atau
dengan kata lain segala sesuatu yang merupakan perbuatan pemerintahan harus
hukum dan pemerintah demikian pula dengan publik. Dengan demikian secara
pembatasan kekuasaan, sanksi hukum bagi yang melanggar sebagai pijakan dalam
pemerintahan untuk menegakkan hukum dengan nurani yang ari dan bijaksanaan.