AHMAD
DAHLAN
KATA PENGANTAR :
Andai saja pada tahun 1868 tidak lahir seorang Muhammad darwis di kauman,yaitu
sebuah kampung yang terletak di sebelah barat alun alun Yogyakarta ,maka sejarah islam di
Indonesia tidak akan seperti sekarang . kauman menjadi nama besar bagi kampung kelahiran
K.H Ahmad Dahlan alias Muhammad darwis,pendiri organisasi muhammadiah.
Atas pemikirannya yang cukup banyak ats segala aktivitas beragama yang tidak sesuai
dengan nilai nilai islam , di antaranya banyak ditemuai masyarakat yang menganut agama islam
tetapi masih melakukan praktik takjhyul , bi‟dah , dan khurafat , maka dahlan memeranginya.
Untuk membantu jalannya untuk meluruskan ajaran islam maka dahlan membangun
organisasi oerserikatan muhammadyah. Tujuan utama dari dahlan adalah memperbarui
pemahaman islam di Idonesia .
Kisah perjuangan dahlan awalnya terpengaruh oleh gerakan pembauan islam di Mesir dan
Arab Saudi.ketika K.H Ahmad Dahlan perjalanan ke Makkah untuk belajar ilmu agama islam
disana, di tengah perjalanan ke makkah di tengah perjalanan ia membaca buku karya Muhammad
abduh dan rasyid ridla, tafsir al-manar.
Sepulang dari makkah. Rupannya al-manar telah meginasi dahlan untuk memperbaharui
islam di Indonesia. Namun,K.H Ahmad Dahlan mengalami banyak rintangan. Dan berikut
geografi hidup yng pernah dialami oleh K.H Ahmad Dahlan
K.H Ahmad Dahlan lahir di kauman,Yogyakarta , pada tahun 1869. Dimasa
perjuangan bangsa Indonesia,kampong ini menjadi tempat berdirinya persyerikatan
muhadiyah.menyusuri gang gang Kauman harus dengan berjalan kaki. Di ujung gang terdapat
gapura yang dikelilingi taman kecil.di gapura itu terdapat syuhada fisabilillah, yaitu 25 orang
yang gugur dalam perang serta dianggap meninggal dalam keadaan syahid. Selain itu tak jauh
dari gapura terdapat rumah salah satu pejuang yang masih hidup yaitu H.DAUZAN FAROOK.
Sebuah sekolah lanjutan yang berdiri sejak tahun 1919 juga terdapat di Kauman.
Awal berdirinya ,sekolah hoogeschool muhammadyah yang lalu diganti menjjadi kweekscool
pada tahun 1923. Sekolah itu juga didirikan oleh K.H AHMAD DAHLAN dan dipevah menjadi
2 yaitu untuk putrid dan putra. Istri dari K.H AHMAD DAHLAN juga mendirikan yayasan
untuk wanita yaitu yayasan aisyiyah.
Keratin Yogyakarta sendiri adalah istana kesultanan yang resmi di tempati oleh
Sultan Hamengkubuweno 1 pada 7 oktober 1756.K.H AHMAD DAHLAN lahir dan tumbuh
dalam latar social kauman yang seperti itu. K.H AHMAD DAHLAN adalah anak dari K.H ABU
BAKAR BIN KIAI SULAIMAN, seorang khatib tetap di masjid agung.pada saat lahir K.H
Dalam silsilah Darwis adalah keturunan yang ke dua belas dari maulana malik
ibrahim yang juga salah salah satu dari ke-9 walisongo. Adapun silsilahnya ialah Muhammad
Darwis(Ahmad Dahlan) binK.H Abu Bakar bin K.H Muhammad Sulaiman bin kiai Murtadla bin
kiai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Sapisan Maulana bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gibring
bin Maulana Muhammad Fadullah bin Maulana „Ainun yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana
Malik Ibrahim. Ibunda Muhammad Darwis adalah Siti Aminah binti almarhum K.H Ibrahim,
putri dari K.H Muhammad Fadlil yang bernama Siti Walidah.setelah orang tua dari kedua belah
pihak berunding , maka pernikahan dilaksanakan pada bulan dzulhijjah tahun 1889 dalam
suasana yang tenang. Siti Walidah kelak di kenal dengan sebutan Nyai Ahmad Dahlan. Dari
pernikahannya dengan K.H Ahmad Dahlan, ia mendapat enam orang anak yaitu Djonnah,Sirajd
Dahlan,Siti Aisyah, Siti Busyro,Ifan Dahlan, dan Siti Zaharah.Siti Walidah sendiri dilahirkan
kelompok pengajian “sopo tresna” ,yang artinya siapa cintaan ,pada tahun 1914. Selain menikah
dengan Siti Walidah, Dahlan juga pernah menikahi Nyai Abdullah,janda dari kiai Abdullah.ia
juga pernah menikahi Nyai Rum,adik dari K.H Munnawir dari Kerapyak.K.H Ahmad Dahlan
juga pernah mempunyai putra dari Nyai Aisyah dari Cianjur. Anak laki laki itu bernama
Dandanah.K.H Ahmad Dahlan bahkan pernah menikah dengan Nyai Yasin dari Pakualaman.
Pada awal ramadhan tahun 1890 ibunda Dahlan meninggal dunia karena sakit. K.h
abu bakar hidup sebatang kara setelah sang istri meninggal. Dahlan lalu mengusulkan agar sang
ayah menikah lagi. K.H Ahmad Dahlan kemudian berunding dengan Raden Khatib Tengah Haji
Akhirnya pernikahan itu dilangsungkan pada rajjab tahun 1981. Dua tahun kemudian pernikahan
itu di karuniai seorang anak yang diberi nama Muhammad Basyir. Namun Basyir meninggal di
usia enam tahun. K.H Abu Bakar sendiri meninggal pada sya‟ban tahun 1896.
yang berumur enam tahun ke makkah untuk belajar ilmu agama. Pada tahun 1906 K.H Ahmad
Dahlan pulang ke Yogyakarta. Pihak keratin memilih K.H Ahmad Dahlan untuk menjadi khatib
Pada akhir 1897 K.H Ahmad Dahlan membentuk majelis musyawarah di antara
para ulama dari dalam dan luar kota Yogyakarta untuk memecahkan masalah kiblat .pada tahun
1898,pertemuan dilangsungkan dan di hadiri 17 ulama dari dalam dan luar kota Yogyakarta.
Sementara dari hari ke hari, sesuai dengan ilmu yang diyakini kebenarannya bahwa arah kiblat
masjid masjid banyak yang salah. Dahlan meraqsa arah kiblat masjid masjid itu harus di ubah .
Pada suatu malam Dahlan dan para pengikutnya diam diam ,meluruskan arah
kiblat dengan memberi garis putih di atas shaf masjid tersebut.tentu saja hal ini membuat marah
pihak keraton.sebagai sanki K.H Ahmad Dahlan diberhentikan sebagai khatib di masjid agung.