1A 2104111 Reza ArRasyid
1A 2104111 Reza ArRasyid
SOAL:
1. Pilih satu artikel secara online tentang suatu masalah sosial tertentu di suatu wilayah
tertentu (cantumkan sumbernya); atau deskripsi tentang permasalahan sosial tertentu yang
terjadi di wilayah tempat tinggal Saudara (lengkapi dengan data)
2. Buatlah suatu deskripsi dan analisis tentang penanganan masalah sosial tersebut (sesuai
dengan konsep Praktik Pekerjaan Sosial Generalis), meliputi: a. Asesmen
1) Identitas klien
2) Permasalahan (kompleksitas hubungan sebab dan akibat)
3) Potensi yang dimiliki klien
4) Sistem sumber yang tersedia (Sistem Sumber Informal, Sistem Sumber Formal, Sistem
Sumber Kemasyarakatan)
5) Fokus Permasalahan klien (Deskripsi tentang ketidakberfungsian sosial klien)
b. Perencanaan Intervensi
1) Menetapkan tujuan intervensi (Tujuan umum, Tujuan khusus)
2) Menetapkan sasaran intervensi (Sistem Target: mikro, meso, makro)
3) Menetapkan nama program/kegiatan intervensi
4) Menetapkan metode yang digunakan (sesuai dengan sistem sasaran)
5) Menetapkan peran pekerja sosial (jenis peran dan jenis tugas dalam setiap peran)
6) Menetapkan sistem dasar praktik pekerjaan sosial (Sistem klien, Sistem pelaksana
perubahan, Sistem sasaran, Sistem kegiatan)
7) Menetapkan waktu pelaksanaan intervensi (jadwal rencana pelaksanaan kegiatan)
8) Menetapkan terminasi (penjelasan tentang situasi/kondisi/kriteria terminasi) 9)
Menetapkan rujukan (penjelasan tentang kriteria rujukan)
~ Selamat Bekerja ~
Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA)
1. Pilih satu artikel secara online tentang suatu masalah sosial tertentu di suatu wilayah tertentu
(cantumkan sumbernya); atau deskripsi tentang permasalahan sosial tertentu yang terjadi di wilayah
tempat tinggal Saudara (lengkapi dengan data) Deskripsi Kasus:
Melati, 18 tahun adalah anak tunggal. Ayah Melati bekerja sebagai Pegawai Kantor Pos dan ibu
kandung Melati sudah lama meninggal. Ayah Melati telah menikah kembali. Dengan ibu tirinya, Melati
selalu bertengkar, sehingga Melati memutuskan untuk tinggal sendiri (kost). Selama tinggal di kost,
Melati mengenal pergaulan bebas. Melati merupakan anak yang cukup pandai, ia pernah bersekolah
di SMK Surabaya dengan jurusan otomotif namun hanya sampai kelas 2 kemudian drop-out. Setelah
drop-out dari sekolah, Melati kemudian menyusul orang tuanya di Semarang karena dipindah tugaskan
(yang sebelumnya bekerja di Purwodadi). Di Semarang Melati kembali bertengkar dengan ibu tirinya.
Karena tidak betah dengan suasana keluarga yang kurang harmonis, Melati memutuskan keluar dari
rumah dan kembali kost. Selama pergi dari rumah itu lah, Melati semakin jauh terlibat dalam pergaulan
bebas dan akhirnya mulai terjun sebagai Wanita Tuna Susila (WTS). Setelah enam bulan lebih Melati
baru bisa ditemukan oleh keluarganya karena Melati terjerat razia di Semarang.
Sumber: https://eprints.uns.ac.id/5382/1/1_(5).pdf
2. Buatlah suatu deskripsi dan analisis tentang penanganan masalah sosial tersebut (sesuai dengan
konsep Praktik Pekerjaan Sosial Generalis), meliputi:
a. Asessmen
1) Identitas Klien
Nama: Melati
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia: 18 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir: Surabaya, 17 Februari 1990
Asal daerah/suku: Surabaya/Jawa
Agama: Islam
Nama sekolah, Kelas: SMK Otomotif Surabaya, kelas 2
Putus sekolah/sejak kelas/tahun: Kelas 2 SMK
• Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang membuat klien menjadi wanita tuna susila adalah dorongan
dari pergaulannya dengan temannya. Karena merasa memiliki kesamaan nasib dan
kedekatan antara satu sama yang lain dengan temannya, Melati pun berhasil
terpengaruh untuk ikut terjerumus menjadi WTS.
4) Sistem sumber yang tersedia (Sistem Sumber Informal, Sistem Sumber Formal, Sistem
Sumber Kemasyarakatan)
• Sistem sumber informal yang ada adalah keluarga
• Sistem sumber formal yang ada adalah -
• Sistem sumber kemasyarakatan yang ada adalah Rumah Perlindungan Sosial Anak
(RPSA), Panti Sosial Bina Karya Wanita, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, dan pekerja sosial.
b. Perencanaan Intervensi
1) Menetapkan tujuan intervensi (Tujuan umum, Tujuan khusus)
• Tujuan Umum: Mengembalikan keberfungsian sosialnya.
• Tujuan Khusus: Mengembalikan pendidikannya, kembali mendapatkan kasih
sayang dan rasa perhatian dari orang tua dan lingkungannya serta hak-haknya
sebagai anak.
5) Menetapkan peran pekerja sosial (jenis peran dan jenis tugas dalam setiap peran)
1) Enabler
Sebagai enabler, seorang pekerja sosial membantu klien untuk mengakses sistem
sumber yang klien miliki, mengidentifikasi masalah dan mengembangkan
kapasitasnya agar dapat mengatasi masalah dalam pemenuhan kebutuhannya.
2) Broker
Pekerja sosial harus menghubungkan klien kepada sistem sumber yang diperlukan.
Pada bagian ini pekerja sosial harus menjalin kemitraan guna mewujudkan kerja
sama, serta membina keberlangsungan kerja sama tersebut.
3) Expert
Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan masukan,
saran dan dukungan informasi dalam berbagai area (individu-individu,
kelompokkelompok dan masyarakat).
4) Motivator
Memberikan motivasi agar klien sendiri, melakukan perubahan perilaku yang lebih
baik. Tetapi juga motivator memotivasi agar terjadinya penguatan kemauan korban
untuk keluar dari situasi yang membelenggunya.
5) Pendamping
Sebagai pendamping, pekerja sosial melakukan pendampingan terhadap korban
trafficking dengan cara-cara tertentu seperti persahabatan guna memahami situasi
dan kondisi kejiwaan klien sehinnga klien merasa punya sahabat, punya konsultan,
punya kawan untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan
dialami klien.
6) Menetapkan sistem dasar praktik pekerjaan sosial (Sistem klien, Sistem pelaksana
perubahan, Sistem sasaran, Sistem kegiatan)
• Sistem Klien
Sistem klien adalah klien itu sendiri yang akan menerima pelayanan dan manfaat
dari pelaksana perubahan yang akan terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh
pekerja sosial.
• Sistem Pelaksana Perubahan
Adalah pekerja sosial, Panti Sosial Bina Karya Wanita, yang akan meberikan
intervensi kepada klien, dan bersama kelompok lainnya yang memberikan bantuan
atas dasar keahlian yang berbeda dan bekerja sama dengan sistem yang berbeda
untuk mengadakan perubahan berencana.
• Sistem sasaran
Sistem sasaran adalah klien dan orang tua. Lalu pada klien sendiri adalah
diharapkan mampu mengembalikan fungsi sosialnya dalam kehidupan sehari-hari,
dapat menjalankan peran sosial serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
maupun masyarakat. Kemudian menciptakan motivasi dan stimulus pada diri klien
untuk tidak kembali lagi menjadi WTS, dan orang tua yang diharapkan dapat lebih
peka, perhatian serta memiliki kepeduliaan yang tinggi pada klien sehingga orang
tua mampu memenuhi kebutuhan dan hak klien sebagai anak.
• Sistem Kegiatan
Sistem kegiatan adalah Konseling dan Terapi Realitas