TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar
Magister Pada Program Studi Magister Manajemen
Oleh
Rifa Farida
MM-16306
Menyatakan bahwa
Adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan palgiatisme atau pengutipan
dengan cara yang tidak sesuai dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang
berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan ini, saya bersedia menerima
tindakan atau sanksi yang dijatuhkan apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran, atas etika akademik dalam karya ini atau klaim terhadap keaslian karya
ini.
Rifa Farida
MM-16306
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut dan indah untuk diucapkan terkecuali Alhamdulillah Puji
dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT dan Rosul-Nya yang telah
penelitian tesis. Tesis ini adalah salah satu syarat untuk meraih gelar Magister
Penulis memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena
itu dengan tulus hati penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu atas kelancaran
penyusunan usulan penelitian ini. Pada kesempatan ini pula penulis ingin
1. Bapak Dr. Ir. Burhanudin Abdullah. MA, selaku Rektor Institut Manajemen
Koperasi Indonesia.
2. Bapak Dr. Trida Gunadi, SE. M.Si, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
3. Bapak Dr. H. Gijanto Purbo, M.Sc, sebagai Ketua Pembimbing, yang telah
Penulis berdoa untuk semua pihak yang banyak membantu, semoga Allah
Rifa Farida
MM-16306
DAFTAR ISI
Grafik 1. 1 Kinerja Kepala Sekolah dan Guru SMK Tiap Provinsi 2016.....................5
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang memengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru. Guru
guru adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas,
pemimpin, arsitek yang dapat membentuk karakter dan watak peserta didik. Seorang
peserta didik untuk menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa,
dengan kata lain guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap dan dapat
diharapkan dalam membangun dirinya serta negaranya. Salah satu faktor yang sangat
penting memengaruhi mutu pendidikan di sekolah dan tidak dapat diabaikan adalah
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di
lembaga pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan
pendidikan (Asf & Mustofa, 2013, hlm. 155). Undang–undang No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, yang mengangkat status guru dan dosen professional harus
kompetensi professional. Undang – undang tersebut menjadi landasan yang kuat agar
1
2
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Mutu Pendidikan (Efa, 2016,
hlm. 1177) mutu dan kualitas guru ditanah air saat ini masih rendah, ditunjukkan
dengan hasil uji kompetensi yang dilakukan selama 3 tahun terakhir menjukkan
kualitas guru Indonesia masih sangat rendah. Daya saing pendidikan Indonesia pun
Malaysia dan Thailand. Daya saing pendidikan ini merupakan salah satu indikator
dan Kebudayaan (2016) juga menunjukkan bahwa data kinerja guru yang rendah.
77,0
9 Sumatera Barat 88,20 71,08 71,53 65,99 88,18 0 KURANG
72,5
10 Riau 83,45 75,57 60,86 49,39 93,63 8 KURANG
74,2
11 Kepulauan Riau 85,30 79,71 64,91 45,64 95,52 2 KURANG
76,0
12 Jambi 79,32 82,02 66,72 61,49 90,47 0 KURANG
71,9
13 Sumatera Selatan 80,76 77,44 60,44 54,38 91,52 1 KURANG
80,2 PRATAM
14 Bangka Belitung 80,71 82,23 75,58 70,87 91,87 5 A
78,5
15 Bengkulu 83,74 83,71 69,31 64,93 91,12 6 KURANG
75,5
16 Lampung 79,48 81,64 69,83 57,04 89,83 6 KURANG
76,9
17 Kalimantan Barat 74,29 91,44 67,13 61,10 90,59 1 KURANG
80,6 PRATAM
18 kalimantan Tengah 80,87 83,58 75,75 69,58 93,56 7 A
80,3 PRATAM
19 Kalimantan Selatan 86,14 84,80 72,65 68,12 90,07 6 A
77,1
20 Kalimantan Timur 83,66 83,75 68,35 56,37 93,76 8 KURANG
78,9
21 Kalimantan Utara 75,45 93,11 67,54 63,20 95,30 2 KURANG
75,6
22 Sulawesi Utara 75,02 73,21 76,73 66,54 86,64 3 KURANG
76,0
23 Gorontalo 85,49 73,02 66,06 65,04 90,81 8 KURANG
75,9
24 Sulawesi Tengah 72,79 82,67 66,99 64,06 93,36 7 KURANG
75,9
25 Sulawesi Selatan 86,83 78,35 64,70 58,76 91,08 5 KURANG
71,9
26 Sulawesi Barat 71,60 85,82 55,46 52,59 94,48 9 KURANG
76,4
27 Sulawesi Tenggara 81,60 83,96 62,80 59,69 94,27 6 KURANG
76,2
28 Maluku 66,38 78,48 74,66 71,18 91,07 5 KURANG
74,9
29 Maluku Utara 63,89 84,30 67,18 63,70 95,73 6 KURANG
81,2 PRATAM
30 Bali 89,79 95,55 71,12 63,09 86,47 0 A
75,2
31 Nusa Tenggara Barat 83,83 96,19 56,75 47,44 92,26 9 KURANG
Nusa Tenggara 71,8
32 Timur 71,20 89,22 56,27 49,15 93,34 4 KURANG
76,1
33 Papua 64,31 98,13 65,81 57,11 95,15 0 KURANG
34 Papua Barat 75,93 88,59 68,04 62,24 94,83 77,9 KURANG
4
3
76,4
Indonesia 84,46 84,15 68,13 55,31 90,08 3 KURANG
Sumber: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2016
Keterangan:
%GL : Persentase Guru Layak Mengajar
(Perbandingan antara jumlah guru dengan ijazah yang dimiliki
Sarjana/S1 atau Diploma 4 dan lebih tinggi dengan jumlah guru
seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase)
%GP : Persentase Guru Perempuan
(Perbandingan antara jumlah guru jenis kelamin -perempuan dibagi
dengan jumlah guru seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase)
%GT : Persentase Guru Tetap
(Perbandingan antara jumlah kepala sekolah dan guru dengan status
kepegawaian tetap dibagi dengan jumlah guru seluruhnya dan
dinyatakan dalam persentase)
%GPNS : Persentase Guru PNS
(Perbandingan antara jumlah kepala sekolah dan guru dengan status
kepegawaian pegawai negeri sipil dibagi dengan jumlah guru
seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase)
%Gpen : Persentase Guru Pensiun
(Perbandingan antara jumlah kepala sekolah dan guru yang akan
pensiun yang berusia di atas 56 tahun dibagi dengan jumlah guru
seluruhnya dan dinyatakan dalam persentase)
Paripurna : Nilai mencapai 95,00-10,00
Utama : Nilai mencapai 90,00-94,99
Madya : Nilai mencapai 85,00-89,99
Pratama : Nilai mencapai 80,00-84,99
Kurang : Nilai mencapai kurang dari 80,00
Berdasarkan Tabel 1.1, secara nasional kinerja guru dikdasmen sebesar 76,43
termasuk kategori kurang karena %GPNS sebesar 55,31 walaupun %GL sebesar
84,46, %GP sebesar 84,15, %Gpen sebesar 90,08 dan %GT sebesar 68,13. Total 30
Provinsi berada pada kategori kurang dan hanya 4 provinsi yang termasuk pratama,
yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Bali. Provinsi
yang termasuk kategori kurang dengan nilai kurang dari 60 akibat rendahnya %GPNS
5
menunjukkan disparitas guru disdakmen antarprovinsi sebesar 9,37 yang cukup besar
Berdasarkan data diatas, dapat kita ketahui bahwa kinerja guru di Jawa Barat
memiliki nilai yang kurang. Dari sumber yang sama di Jawa Barat Kinerja Guru yang
paling kecil adalah Guru pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan dengan nilai
71,61. Kinerja guru SMK di Jawa Barat ini adalah yang terkecil di Indonesia. Data
Grafik 1. 1
Kinerja Kepala Sekolah dan Guru SMK Tiap Provinsi 2016
Sumber: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2016
(Data Diolah)
dalam melaksanakan tugasnya akan terlihat dengan sangat jelas dalam prestasi belajar
para siswa. Hal ini merupakan indikator untuk menentukan tingkat pencapaian hasil
nyata antara rencana dan realisasi program kerja sekolah (Redan Werang, 2012, hlm.
2).
guru yaitu daya tarik pekerjaan, kompensasi/gaji, keamanan dan perlindungan kerja,
manajerial kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2011, hlm. 81) kepala sekolah
dapat didefiniskan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
guru adalah kompensasi/gaji. Kompensasi finansial diakui sebagai salah satu faktor
maka seorang pekerja akan lebih semangat dan memaksimalkan pekerjaannya karena
dihargai karyanya. Jika dikaitkan dengan profesi guru menurut Hasibuan (dalam
Syamra, 2016, hlm. 263) kompensasi adalah semua pendapatan uang, barang
langsung yang diterima guru sebagai imbalan atau jasa yang diberikan sekolah.
pendidikan guru yang belum memadai; (3) Masih rendahnya pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru (Sofia Hasanah, 2010, hlm. 87). Tentunya hal ini akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah, di Jawa Barat, hasil Ujian Nasional
siswa SMK di Kabupaten Purwakarta tahun 2017 mempunyai nilai yang rendah 49.48
8
jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Berikut adalah grafik yang menjelaskan
Grafik 1. 2
Hasil UN SMK: 2017 (Jawa Barat)
Sumber: Neraca Pendidikan Daerah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Data Diolah)
D4/S1 lebih besar yaitu 63.46% dan yang berkualifikasi D4/S1 36.54%. Kabupaten
purwakarta memiliki 17 kecamatan dan daerah yang memiliki jumlah murid SMK
paling banyak berada di Kecamatan Purwakarta dengan jumlah 43.543 siswa atau
besar angka partisipasi suatu program pendidikan berarti, semakin besar peluang
diperlukan kepemimpinan seorang kepala sekolah yang tangguh dan memiliki visi
yang jelas tentang tujuan dari semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Apabila
guru akan merasa terdorong memberikan kontribusi nyata dalam merealisasikan visi
dan misi sekolah. Kepala Sekolah sering dianggap mewakili wajah sekolah, disini
mengumpulkan aneka ragam potensi piñata usaha, guru, karyawan dan peserta didik,
Dalam hasil penilaian kinerja kepala sekolah pada tahun 2016 yang dilakukan
oleh pusat data dan statistik pendidikan dan kebudayaan menunjukkan bahwa kinerja
kepala sekolah di Indonesia masih dalam kategori kurang, dan Jawa Barat memiliki
nilai dibawah rata-rata nasional, hasil uji kompetensi kepala sekolah pada tahun 2015
juga rendah, kondisi ini disebabkan karena banyak rekrutmen kepala sekolah yang
tidak didasari oleh kemampuan kompetensi, hal itu juga sejalan dengan kinerja guru
bagus dalam kepribadian dan masalah sosisal saja namun belum andal dalam
mengelola sekolah dan supervise akademik (Mamun, dkk, 2017, hlm. 124)
manajer yang menyebabkan tugas manajerial kepala sekolah tidak terlaksana dengan
lainnya yang dihadapi adalah terlalu banyaknya beban administratif yang menjadi
Kompensasi ini jika dikelola dengan baik akan membantu perusahaan atau organisasi
mencapai tujuan, memperoleh serta menjaga pekerja dengan baik. Sebaliknya tanpa
kompensasi yang cukup, pekerja yang ada sangat mungkin akan meninggalkan
perusahaan atau organisasi akibat dari ketidakpuasan pekerja. Hal ini tentu
pendapatan guru yang rendah dapat dilihat dari masih banyaknya guru yang dianggap
sesuai tuntutan pendidikan sekarang karena terbatasnya biaya untuk kegiatan yang
Hal ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Kasmiati
(2018) memberikan hasil bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang cukup kuat
terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kota Makassar. Penelitian yang dilakukan oleh
4. Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru.
gambaran riil mengenai kinerja guru, kemampuan manajerial kepala sekolah dan
berikut:
Purwakarta.
4. Untuk masukkan upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru.
mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan topik yang diteliti.
3. Bahan dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain yang
relevan.
pembelajaran.
DAN HIPOTESIS
menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
adalah hasilpenilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dicapai guru
dalammelakasanakan tugasnya.
hlm. 20). Marihot Tua Efendi (dalam Aprijon, 2014, hlm. 93) berpendapat
bahwa:
juga berarti hasil yang dicapai seseorang baik kualitas maupun kuantitas
sesuai dengan tanggungjawab yang diberian kepadanya.”
Syamra (2016, hlm. 261) Mengungkapkan bahwa:
“Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan
maupun etika. Istilah kinerja merupakan terjemahan dari Job Performance
atau Actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang).”
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rachmawati (2013, hlm.16)
bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam
memuaskan apabila hasil yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
yang menghasilkan barang atau jasa secara langsung atau berupa tugas-tugas
bahwa kinerja guru merupakan hasil dari suatu perbuatan atau tindakan nyata,
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan dalam suatu
bahan pelajaran.
ada telah mencapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti
berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan saat guru berada didalam kelas saat
mengadakan proses belajar. Dari mulai memilih metode, media, dan alat evaluasi
bagi anak didiknya. Bagaimanapun juga hasil belajar siswa seorang siswa
dtentukan oleh peran seorang guru. Guru yang baik, cerdas, dan kretaif maka akan
2. Kompetensi Kepribadian
17
Guru harus memiliki peran dan kepribadian yang unik, baik, mantap, stabil
dewasa, arif, berwibawa, serta dapat menjadi teladan yang baik untuk anak
didiknya.
3. Kompetensi Profesional
Guru merupakan suatu profesi yang tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
4. Kompetensi Sosial
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang
(dalam Syamra, 2016, hlm. 262), bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja
kepemimpinan.
a. Kecerdasan
tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan
c. Bakat
Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan
dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
e. Motif
f. Kesehatan
g. Kepribadian
dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja ang akan
meningkatkan kerjanya.
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan kerja
omunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak adanya
NO KOMPETENSI INDIKATOR
A. Pedagogik
1. Menguasai Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap
Karakteristik peserta didik di kelasnya.
21
1. Kompetensi Pedagogik
didik.
c. Pengembangan kurikulum
pembelajaran.
1. Kompetensi Kepribadian
nasional
proses pembelajaran.
c. Etos Kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
30
mata pelajaran, dan meminta guru piket atau guru lain untuk mengawasi
2. Kepribadian Sosial
oleh sekolah.
3. Kompetensi Profesional
a. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran.
kinerjanya.
lainnya secara efektif dan efisien untuk suatu tujuan tertentu. Definisi ini tidak
seorang manajer yaitu efektif, efisien dan proses manajemen akan terjadi
ada dalam mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Ukuran
seberapa efisien dan efektifnya seorang manajer adalah seberapa baik dia
yang ada untuk diarahkan pada pencapaian tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
bidang keterampilan manajerial yang perlu dikuasai oleh manajer dan akan
kebijakan, serta memutuskan suatu yang terjadi dalam organisasi termasuk sekolah
Madrasah harus memiliki mental kepribadian yang unggul diperoleh dari keyakinan
atau aturan-aturan agama yang diyakini. Selain itu, seorang pemimpin memerlukan
yang efektif, sebagaimana dikungkapkan oleh Iskandar (2017, hlm. 91) di ataranya
yaitu:
dan tingkah lakunya enantiasa berdasarkan atas suatu rencana yang telah
bukanlah dalam pengertian yang kaku atau tidak dapat di ubah, tetapi
serta penilaian untuk mewujudkan sistem pendidikan yang efektif dan efesien dan
sebagai berikut:
Kompetensi
Manajerial Kepala Indikator
Sekolah
Keterampilan Kemampuan analisis
Konseptual Kemampuan berpikir rasional
(Conceptual Skill)
Ahli atau cakap berbagai macam konsepsi
Kemampuan mengantisipasi perintah
Kemampuan menganalisis macam-macam kesempatan
dan problem-problem sosial
2.1.3 Kompensasi
Selain itu dalam buku Malayu S.P. Hasibuan (dalam Aprijon, 2014,
hlm. 20) terdapat beberapa pengertian kompensasi dari beberapa tokoh yaitu
1. Menurut William B. Werther dan Keith Davis kompensasi adalah apa yang
seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Baik
upah per jam ataupun gaji periodic didesain dan dikelola oleh bagian personalia.
yang diterima guru sebagai imbalan atau jasa yang diberikan sekolah.
yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Kompensasi dalam penelitian ini adalah balas jasa yang diterima guru dalam
1. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk gaji,
asuransi.
3. Ganjaran non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang luwes dan
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (dalam Aprijon, 2014, hlm. 91), tujuan
2. Kepuasan Kerja
jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
6. Disiplin
guru. Bafadal (dalam Redan Werang, 2012, hlm. 596) mengatakan bahwa
sarana dan prasarana, materi pembelajaran dan media atau alat peraga, tidak
secara optimal jika tidak didukung oleh keberadaan guru yang selalu berupaya
sangat jelas dalam prestasi belajar para siswa. Hal ini merupakan indikator
untuk menentukan tingkat pencapaian hasil nyata antara rencana dan realisasi
program kerja sekolah (Hersey & Blanchard, dalam Redan Werang, 2012,
hlm. 596). Supaya kondisi kerja para guru dapat terwujud sebagaimana
visi yang jelas tentang tujuan dari semua kegiatan yang dilaksanakan di
kontribusi nyata dalam usaha merealisasikan visi dan misi sekolah (Gibson,
kinerja guru diungkapkan oleh Collins, Dennis dan Owen (dalam Megan,
guru. Hasil penelitian serupa dilaporkan oleh Sion (2005), Rohanah (2006)
dan Kempa (2009) yang menemukan adanya hubungan langsung yang positif
guru.
telah diberikan
menjadi salah satu faktor yang dominan dalam mendorong seseorang untuk
25) bahwa Kinerja seorang guru dapat tercermin dengan baik bila hasil kinerja
43
guru dapat dihargai dengan baik pula. Salah satu hal yang dapat meningkatkan
kinerja guru adalah dengan pemberian kompensasi berupa gaji maupun jenis
tunjangan lainya.
dengan harkat dan martabat manusia. Seorang guru mumnya akan memilih
berikut:
Kompensasi (Y)
(X2)
44
r2 = 0,393
Gambar 2. 1
Skema Kerangka Pemikiran
kepala sekolah terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
di Kecamatan Purwakarta.
Purwakarta.
Kecamatan Purwakarta.
Nama
No Judul Tahun Hasil Penelitian Sumber
Peneliti
1. Trisni Pengaruh 2015 1. Terdapat pengaruh Jurnal
45
3. Terdapat pengaruh
kompensasi finansial
dan motivasi kerja
terhadap kinerja
guru.
7. Basilius Hubungan 2012 Ada korelasi positif dan Jurnal
Redan Keterampilan signifikan antara Aplikasi
Werang Manajerial Kepala keterampilan manajerial Manajemen
Sekolah, Iklim kepala sekolah dengan Vol. 10, No.
Sekolah, dan kinerja guru 2, 2012,
Moral Kerja Guru ISSN: 1693-
dengan Kinerja 5241
Guru SMA Negeri
di Kota Merauke
BAB III
Objek dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Adapun subjek dalam
dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
No. 201, Ciseureuh, Kec. Purwakarta, Jawa Barat 41118 dan SMK Negeri 2
Purwakarta dengan alamat Jalan Jenderal A.Yani No.98, Nagri Tengah, Kec.
3.1.3.1 Populasi
Purwakarta yang berjumlah 78 orang dan seluruh guru SMK Negeri 3 Linggabuana
3.1.3.2 Sampel
maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga
diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Karena dalam penelitian ini
jumlah populasi sebanyak 145 orang, maka penelitian ini merupakan penelitian
sampel.
50
pengambilan sampel dengan cara menetapkan cirri-ciri khusus yang sesuai dengan
dimana:
e = error level (tingkat kesalahan) peneliti menentukan error level 5% atau 0,05
berikut:
Dimana:
ni = jumlah sampel
Ni = jumlah populasi
51
dalam penelitian ini sebanyak 145 orang. Sehingga jumlah sampel setelah
= 58
= 49
SMK Negeri 2
1 78 58
Purwakarta
52
SMK Negeri 3
2 Linggabuana 67 49
Purwakarta
Jumlah 107
Sumber: Data Diolah
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti dan dianalisis adalah
1. Kinerja Guru
Merupakan hasil dari suatu perbuatan atau tindakan nyata, dalam rangka
meningkatkan prestasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawab yang dilakukan dalam suatu pekerjaan sesuai dengan profesi,
keterampilan konseptual, teknis dan hubungan dengan manusia dalam upaya untuk
mengelola sekolah dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada untuk
3. Kompensasi
Balas jasa yang diterima guru dalam bentuk finansial (uang) terkait dengan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah dalam jangka waktu tertentu.
53
Skala No
No. Variabel Konsep Dimensi Indikator Deskripsi
Pengukuran Item
1 Kinerja - Kinerja merupakan Pedagogik Menguasai Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar Ordinal 1,2
Guru hasil kerja yang karakteristik setiap peserta didik di kelasnya dan Guru
dihasilkan oleh peserta didik memastikan bahwa semua peserta didik
pegawai atau mendapatkan kesempatan yang sama untuk
perilaku nyata yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
ditampilkan sesuai Menguasai teori Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan 3,4
peranannya dalam belajar dan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang
organisasi. Marihot prinsip-prinsip sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
Tua Efendi (dalam pembelajaran terkait keberhasilan pembelajaran dan Guru
Aprijon, 2014, hlm. yang mendidik menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi
93). kemauan belajar peserta didik.
- kinerja guru adalah Pengembangan Guru merancang rencana pembelajaran yang 5
kemampuan yang kurikulum sesuasi dengan silabus untuk membahas materi ajar
ditunjukkan oleh tertentu agar peserta didik dapat mencapai
guru dalam kompetensi dasar yang ditetapkan dan Guru
melaksanakan tugas mengikuti urutan materi pembelajaran dengan
atau pekerjaannya, memperhatikan tujuan pembelajaran.
dimana kinerja Kegiatan Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya 6,7
dikatakan baik dan pembelajaran materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat
memuaskan apabila yang mendidik kemampuan belajar peserta didik dan Guru
hasil yang dicapai menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik
sesuai dengan sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan
standar yang telah semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi.
ditetapkan. Pengembangan Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala 8,9
(Rachmawati, 2013, potensi peserta bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk
54
hlm.16) didik mengetahui tingkat kemajuan masing-masing dan
Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang
bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-
masing peserta didik.
Komunikasi Guru menggunakan pertanytaan untuk mengetahui 10
dengan peserta pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,
didik termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide
dan pengetahuan mereka serta Guru menyajikan
kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan
kerja sama yang baik antarpeserta didik.
Penilaian dan Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan 11,12
evaluasi tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
tertentu seperti yang tertulis dalam RPP dan Guru
memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan
penyususan rancangan pembelajaran yang akan
dilakukan selanjutnya.
Kepribadian Bertindak sesuai Guru menghargai dan mempromosikan prinsip- 13,14
dengan norma prinsip Pancasila sebagai dasar ideologi dan etika
agama, hukum, bagi semua warga Indonesia dan Guru
sosial dan mengembangankan kerjasama dan membina
kebudayaan kebersamaan dengan teman sejawat tanpa
nasional memperhatikan perbedaan yang ada (misalnya:
suku, agama, dan gender).
Menunjukkan Guru mau membagi pengalamannya dengan kolega, 15,16,
pribadi yang termasuk mengundang mereka mengobservasi cara 17
dewasa dan mengajarnya dan memberikan masukan dan Guru
teladan bersikap dewasa dalam menerima masukan dari
peserta didik dan memberikan kesempatan kepada
55
peseta didik untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
Etos kerja, Guru mengawali dan mengakhiri pembelajaran 18,19
tanggung jawab dengan tepat waktu dan Jika guru harus
yang tinggi, rasa meninggalkan kelas, guru mengaktifkan siswa
bangga menjadi dengan melakukan hal-hal produktif terkait dengan
guru mata pelajaran, dan meminta guru piket atau guru
lain untuk mengawasi kelas.
Sosial Bersikap inklusif, Guru menjaga hubungan baik dan peduli dengan 20,21
bertindak teman sejawat (bersifat inklusif), serta berkontribusi
obyektif, serta positif terhadap semua diskusi formal dan informal
tidak terkait dengan pekerjaannya dan Guru sering
diskriminatif berinteraksi dengan peserta didik dan tidak
membatasi perhatiannya hanya pada kelompok
tertentu.
Komunikasi Guru menyampaikan informasi tentang kemajuan, 22
dengan sesame kesulitan, dan potensi peserta didik kepada orang
guru, tenaga tuanya, baik dalam pertemuan formal maupun tidak
kependidikan, formal antara guru dan orang tua, teman sejawat,
orang tua, peserta dan dapat menunjukkan buktinya serta Guru ikut
didik, dan berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran
masyarakat yang diselenggarakan oleh sekolah dan masyarakar
dan dapat memberikan bukti keikutsertaannya..
Profesional Penguasaan Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan 23
materi, struktur, kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang
konsep dan pola diampunya, untuk mengidentifikasi materi
piker keilmuan pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan
yang mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan
mata pelajaran memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan serta
56
yang diampu Guru menyertakan informasi yang tepat dan
mutakhir di dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Mengembangkan Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, 24
keprofesionalan lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman
melaluitindakan sendiri dan Guru memiliki jurnal pembelajaran,
yang reflektif catatan masukan dari teman sejawat atau hasil
penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang
menggambarkan kinerjanya.
2. Kemamp Dalam rangka Konseptual Kemampuan Kemampuan menganalisis berbagai kejadian. Ordinal 1
uan melakukan peran dan (Conceptua analisis
Manajeri fungsinya sebagai l Skill) Kemampuan Kemampuan berpikir rasional dalam menyikapi 2
al Kepala manajer, kepala sekolah berpikir rasional berbagai kondisi.
Sekolah harus memiliki strategi Ahli atau cakap Mengerti berbagai konsepsi kependidikan. 3
yang tepat untuk berbagai macam
mendayagunakan konsepsi
tenaga kependidikan Kemampuan Dengan tepat memberikan perintah kepada orang 4
melalui kerjasama atau mengantisipasi yang tepat.
koperatif, memberi perintah
kesempatan kepada Menganalisis Kemampuan menganalisa kesempatan peluang dan 5
para tenaga macam-macam masalah-masalah yang muncul di sekolah.
kependidikan untuk kesempatan dan
meningkatkan problem-problem
profesinya, dan sosial
mendorong keterlibatan Teknik Menguasai proses Mengetahui tahapan proses pembelajaran. 6
seluruh tenaga (Technical pelaksanaan
kependidikan dalam Skill) pembelajaran
berbagai kegiatan yang Memanfaatkan Semua saranan dan peralatan dimanfaatkan untuk 7
menunjang program serta kegiatan pembelajaran.
57
sekolah. (Wahyudi, mendayagunakan
2009, hlm. 64) sarana dan
peralatan untuk
mendayagunakan
kegiatan
pembelajaran
Hubungan Kemampuan Dapat bekerja sama dengan baik dengan pihak 8
Manusia untuk memahami internal sekolah.
(Human perilaku manusia
Skill) dalam bekerja
sama
Kemampuan Dapat membaca perilaku orang lain. 9
untuk memahami
isi hati, sikap dan
motif orang lain
Kemampuan Mempunyai tata cara berbicara dan menjelaskan 10
untuk yang dimengerti, mempunyai kemampuan public
berkomunikasi speaking yang baik.
dengan jelas dan
efektif
Kemampuan Menjalin banyak kerjasama yang menguntungkan 11,12
menciptakan demi kemajuan sekolah,
kerjasama yang
efektif,
kooperatif, praktis
dan diplomatis
Kemampuan Berperilaku baik, bijaksana, sopan, sehinnga bisa 13
berperilaku yang dihargai oleh semua pihak.
dapat diterima.
58
3. Kompen - Kompensasi adalah Balas jasa yang diterima guru dalam bentuk Rasio
sasi apa yang pekerja finansial (uang) terkait dengan pelaksanaan tugas
terima sebagai dan tanggung jawabnya di sekolah dalam jangka
balasan dari waktu tertentu.
pekerjaan yang
diberikannya.
William B. Werther
dan Keith Davis
(dalam Aprijon,
2014, hlm. 20).
- Kompensasi adalah
semua pendapatan
uang, barang
langsung yang
diterima guru
sebagai imbalan
atau jasa yang
diberikan sekolah.
Hasibuan (dalam
Syamra, 2016,
hlm.263)
59
60
Skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah skala Likert yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert dalam penelitian ini adalah
dengan jawaban sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Pemberian nilai untuk masing-masing instrumen juga bergradasi, yaitu sangat
1. Metode Kuesioner
kepada guru. Jenis kuesioner adalah jenis kuesioner tertutup, yang dikembangkan
sendiri oleh peneliti berdasarkan pengembangan variabel, yaitu kinerja guru dan
kompensasi.
2. Metode Dokumentasi
dari berbagai sumber baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data peneliti yang
61
diperoleh dari tata usaha SMK Negeri di Kecataman Purwakarta adalah struktur
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013, hlm. 211). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tentang
2. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variabel
tertentu.
3. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r tabel | df
4. Jika r tabel < r hitung, maka butir soal tersebut valid. (Juliansyah, 2010, hlm.
169).
Keterangan:
N = Banyaknya responden
pengertian bahwa suatu instumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk
secara positif berkorelasi satu sama lain. Tentang uji reliabilitas ini dapat
Dimana rumus =
Keterangan:
: varians total
Untuk memperoleh nilai pengukuran yang tidak bias dari persamaan regresi
linier berganda, maka perlu diadakan uji asumsi klasik, uji asumsi klasik yang dipakai
pada penelitian ini adalah uji normalitas. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke
Dalam penelitian ini data yang terkumpul terdiri dari data ordinal dan data
interval. Oleh karena itu data ordinal yang ada harus diubah terlebih dahulu ke dalam
64
data interval. Cara yang digunakan yaitu menggunakan Methods of Succesive Interval
menggunakan uji hipotesis. Langkah kerja dari Methods of Succesive Interval (MSI)
dalam Ridwan dan Kuncoro (2013, hlm. 30) adalah sebagai berikut:
4. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5
proporsi.
7. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setia proporsi kumulatif
yang diperoleh.
8. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
.
65
berikut:
3.4.1 Uji t
bebas (X) ddengan variabel terikat (Y). Uji t dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana:
langkah selanjutnya adalah membandingkan t hitung dengan t tabel atau bisa juga
dengan memperhatikan signifikansi t lebih kecil atau sama dengan 0,05 atau lebih
besar dari 0,05. Kriteria penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah:
1. Nilai t hitung < t tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif
(Ha) ditolak.
66
2. Nilai t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima.
1. Signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) akan ditolak dan hipotesis
2. Signifikansi t > 0,05 maka hipotesis nol (Ho) akan diterima dan hipotesis
3.4.2 Uji F
simultan antara variabel bebas (X) dengan variabel (Y). uji F dilakukan dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
n = banyaknya data
selanjutnya adalah membandingkan nilai F hitung dengan F tabel atau bisa juga
67
dengan memperhatikan signifikansi F lebih kecil atau sama dengan 0,05 atau
1. Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
2. Nilai F hitung > F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative
(Ha) diterima.
1. Signifikansi F ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative
(Ha) diterima.
2. Signifikansi F > 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative
(Ha) diterima.
terikat dan juga melihat kontribusi per variabel (X1 dan X2). Rumus sumbangan
Efektif adalah:
SE = r2 x 100%.
BAB IV
Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini berupa skor tiga variabel,
yaitu kemampuan manajerial kepala sekolah (X1), kompensasi (X2) sebagai variabel
bebas (Independent Variable), dan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat
(dependent variable).
responden. Dalam studi ini identitas responden terdiri dari jenis kelamin, pendidikan
Seperti dapat dilihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden guru
dengan jenis laki-laki sebanyak 59 orang (55,14%) dan responden dengan jenis
Laki-Laki 59 55,14
Perempuan 48 44,86
sarjana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Diploma 3 2,80
dan tingkat pendidikan pascasarjana sebanyak 8 orang (7,48%). Hal ini menunjukkan
baik.
antara 4-9 tahun sebanyak 42 orang (39,25%), guru yang lama mengajar antara 10-15
tahun sebanyak 22 orang (20,56%), guru yang lama mengajar antara 16-21 tahun
sebanyak 16 orang (14,95%), guru yang lama mengajar antara 22-27 tahun sebanyak
16 orang (14,95%), dan guru yang lama mengajar antara 28-33 tahun sebanyak 11
orang (10,29%).
Berdasarkan tabel 4.4, persentase responden dengan status guru PNS lebih
besar dibandingkan dengan guru non-PNS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
PNS 70 65,42
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden guru berstatus PNS berjumlah
adalah:
71
Nilai Kriteria
No Pernyataan
Harapan Kenyataan
1 Kepala Sekolah mengetahui faktor-
faktor kekuatan, kelemahan,
535 451 Baik
peluang dan ancaman yang dihadapi
sekolah
2 Kepala Sekolah mempunyai
kemampuan untuk membuat
535 427 Baik
keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah dengan tepat.
3 Kepala Sekolah dapat menetapkan
Cukup
kriteria atau standar pencapaian 535 320
Baik
program secara jelas.
4 Kepala Sekolah melaksanakan
Cukup
pembagian tugas guru berdasarkan 535 355
Baik
kemampuan guru.
5 Kepala Sekolah dapat
menempatkan diri sesuai kondisi di 535 436 Baik
setiap kesempatan.
6 Kepala Sekolah mengetahui
tahapan proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan 535 446 Baik
oleh guru dan mempunyai
kemampuan mengajar yang baik.
7 Kepala Sekolah dapat mengelola
pengadaan fasilitas dan sarana
sekolah serta mampu memelihara Kurang
535 171
failitas yang bersifat preventif Baik
maupun perawatan kerusakan
fasilitas sekolah.
8 Kepala sekolah Melakukan
komunikasi terbuka serta Cukup
535 352
mendengarkan dan menanggapi Baik
keluhan dari guru mapun staf.
72
beberapa yang harus menjadi perhatian dari Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta untuk
indikator yang kurang baik dan cukup baik, seperti cara mengelola fasilitas sarana
dan prasarana sekolah, membagi tugas kepada guru sesuai dengan kemampuan dan
para guru, seberapa tepat kepala kepala sekolah menempatkan personalia/SDM sesuai
dengan kebutuhan sekolah, dan seberapa dekat kepala sekolah dengan lembaga
4.1.2 Kompensasi
pada ketegori sedang, hal ini dirasa masih belum bisa memenuhi kebutuhan para guru
Skala Kriteria
No Penryataan
Harapan Kenyataan
1 Bapak / Ibu menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam 535 482 Baik
pembelajaran.
2 Dalam kegiatan belajar mengajar,
Bapak / Ibu tidak mengikutsertakan
535 444 Baik
siswa dalam berbagai pengalaman
belajar.
3 Dalam kegiatan belajar mengajar,
Bapak / Ibu membuka pembelajaran
secara Inporsional dengan 535 335 Cukup Baik
memberikan motivasi dan persepsi
kepada siswa.
4 Dalam pelaksanaan pembelajaran,
Bapak / Ibu langsung pada proses
535 355 Cukup Baik
pembelajaran tanpa menjelaskan
tujuan pembelajaran.
5 Untuk mempersiapkan pembelajaran
tiap pertemuan, Bapak / Ibu
535 482 Baik
menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
6 Untuk menambah wawasan siswa,
Bapak / Ibu memberikan informasi
535 327 Cukup Baik
mengenai materi tambahan yang
perlu dipelajari siswa.
7 Sebagai Guru, Bapak / Ibu hanya
memberikan Siswa pengetahuan
materi tanpa membantu Siswa 535 336 Cukup Baik
memecahkan masalah yang
dihadapinya.
8 Bapak / Ibu tidak melakukan
penilaian selama proses 535 326 Cukup Baik
pembelajaran di kelas.
75
Dari hasil rekapitulasi tentang kinerja guru, masih ada beberapa yang harus
dilakukan perbaikan karena berada pada ketegori cukup baik dan kurang, seperti
teman sejawat, serta belum banyak guru yang mempunyai catatan jurnal tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas kinerja guru dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
4.2 Pembahasan
dilakukan untuk mencari pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan
sekolah dan kompensasi terhadap kinerja guru, dijelaskan terlebih dahulu pengaruh
manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru berdasarkan hasil analisis dapat
r = 0,242
Teknik (Technical Skill) Kinerja Guru
(X11) (Y)
Gambar 4. 1
Pengaruh Masing-Masing Indikator Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Guru
(conceptual skill) kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja
guru yaitu dengan koefisien korelasi (r = 0,217), hal ini menunjukkan bahwa
terhadap kinerja guru, yaitu dengan koefisien korelasi (r = 0,242), hal ini
terhadap kinerja guru, yaitu dengan koefisien korelasi (r = 0,308), hal ini
79
Model Summary
memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari besarnya
koefisien korelasi (r) dari X1 terhadap Y adalah sebesar 0,584. Artinya setiap
peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah sebesar 1 poin, maka kinerja guru
dapat ditingkatkan sebesar 0,584. Adapun besar pengaruhnya (r2) adalah (0,584)2 =
kinerja guru sebesar 34,1%. Adapun pengaruh variabel lain yang tidak diteliti
terhadap variabel kinerja guru (Y) adalah 65.9%, yaitu kompetensi guru, sarana dan
Adapun hubungan antara variabel X1 terhadap Y dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut.
Tabel 4. 9 Anova X1 - Y
ANOVAa
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
penyebut = 105 sehinggal diperoleh Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,93. Ternyata
Fhitung > Ftabel, maka antara variabel X1 dan Y terdapat hubungan yang bersifat linear.
81
Adapun persamaan regresi antara variabel X1 dan Y dapat dilihat pada tabel
4.10 berikut.
Tabel 4. 10 Coefficient X1 - Y
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Kemampuan Manajerial
.595 .081 .584 7.376 .000
Kepala Sekolah
terhadap Y. berdasarkan tabel diketahui thitung = 7,376. Adapun ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 105 adalah 1,982. Maka Ho ditolak, dan
karena thitung > ttabel. Adapun signifikansinya adalah sebesar 0,000 sehingga Ha
Koefisien Keputusa
Jalur Pengaruh thitung ttabel Kesimpulan
Jalur n
Px1y 0,584 0,341 7,376 1,982 Ho ditolak Signifikan
guru. Dari hasil analisis diperoleh skor koefisien korelasinya adalah 0,584. Dilihat
sekolah terhadap kinerja guru sangat kuat. Secara umum kemampuan manajerial
kepala sekolah memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. kepala
kunci bagi pengembang dan peningkatan suatu sekolah. Indikator dari keberhasilan
kepala sekolah yaitu ketika sekolah itu berfungsi dengan baik, terutama kalau prestasi
belajar murid dapat mencapai maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno
kemampuan manajerial, memiliki daya inovasi dan kreatifitas yang tinggi agar
sekolah yang dipimpinya maju dengan pesat. Untuk mewujudkan sekolah yang
efektif dibutuhkan kepala sekolah yang tidak hanya sebagai figur personifikasi
sekolah, tapi juga paham tujuan pendidikan, punya visi masa depan serta mampu
mengaktualisasi seluruh potensi yang ada menjadi suatu kekuatan yang bersinergi
manajerial yang baik harus mampu menata kegiatan sekolahnya berdasarkan keadaan
sekarang menuju kepada kondisi yang lebih baik. Oleh sebab itu, sangat dituntut
sekolah, mendistribusi kegiatan, membri motivasi dan membina staf sekolah dalam
pelaksanaan tugasnya setiap hari, serta mengukur dan menilai kinerja stafnya.
belajar siswa.
terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi r dari X 2
maka kinerja guru dapat ditingkatkan sebesar 0,386. Adapun pengaruhnya (r 2) adalah
kinerja guru sebesar 14,9%. Adapun variabel lain yang tidak diteliti terhadap variabel
kinerja guru (Y) adalah 85,1%, yaitu kompetensi guru, sarana dan prasarana, motivasi
4.13 berikut.
85
Tabel 4. 13 ANOVA X2 - Y
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
penyebut = 105 sehingga diperoleh Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,93. Ternyata
Fhitung > Ftabel, maka antara variabel X2 dan Y bersifat linear. Berdasarkan nilai
p < α.
Adapun persamaan regresi antara variabel X2 dan Y dapat dilihat pada tabel
4.14 berikut.
86
Tabel 4. 14 Coefficient X2 - Y
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Kompensasi
2.389 .556 .386 4.294 .000
(X2)
terhadap Y. berdasarkan tabel diketahui thitung = 4,294. Adapun ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 105 adalah 1,982. Maka Ho ditolak, dan
karena thitung > ttabel. Adapun signifikansinya adalah sebesar 0,000 sehingga Ha
Koefisien Keputusa
Jalur Pengaruh thitung ttabel Kesimpulan
Jalur n
Px2y 0,386 0,149 4,294 1,982 Ho ditolak Signifikan
akan termotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini
upaya akan menhantar kesuatu penilaian kinerja yang baik. Penilaian kinerja yang
yang diterima guru, makin tinggi pula kinerja guru. Hal ini bisa diterima karena
guru tidak terpecah dengan usaha pemenuhan kebutuhan sehingga upaya dan waktu
Penelitian secara simultan dengan menggunakan rumus statistik yang penulis hitung
sekolah dan kompensasi memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya koefisien korelasi (r) dari X1 dan X2 terhadap Y adalah sebesar
poin, maka kinerja guru dapat ditingkatkan sebesar 0,627. Adapun besar pengaruhnya
(r2) adalah (0,627)2 = 0,393. Artinya variabel kemampuan manajerial kepala sekolah
dan kompensasi memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja guru sebesar 39,3%.
Adapun pengaruh variabel lain yang tidak diteliti terhadap variabel kinerja guru (Y)
adalah sebesar 60,7%, yaitu kompetensi guru, sarana dan prasarana, motivasi kerja
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
penyebut = 104 sehingga diperoleh Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,08. Ternyata
Fhitung > Ftabel, maka antara varibel X1 dan X2 dan Y bersifat linear. Berdasarkan nilai
p < α.
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
Kemampuan Manajerial
1 .511 .081 .504 6.293 .000
Kepala Sekolah (X1)
Dari tabel tersebut dapat diketahui juga pengujian hipotesis pengaruh X1 dan X2
terhadap Y. berdasarkan tabel diketahui thitung untuk variabel X1 = 6,293 dan thitung
untuk variabel X2 = 3,155. Adapun ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat
kebebasan 104 adalah 1,983. Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y karena thitung > ttabel.
Adapun signifikansinya adalah sebesar 0,000 untuk X1 dan 0,002 untuk X2 sehingga
kepala sekolah dan kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.
kinerja guru sebesar 39,3%. Maka dapat dikatakan bahwa semakin baik kemampuan
manajerial kepala sekolah dan semakin besar kompensasi maka akan semakin baik
pula kinerja guru. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian dapat dilihat pada gambar
berikut.
ε = 0,607
Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah r2 = 0,341
(X1)
Kinerja
Guru
Kompensasi (Y)
(X2)
r2 = 0,149
r2 = 0,393
Gambar 4. 2
Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Kompensasi terhadap
Kinerja guru
Sumber: Hasil Penelitian
92
terhadap kinerja guru. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja
guru. Secara umum hasil penelitian menujukkan baha kinerj aguru adalah suatu hasil
kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Seorang kepala
sekolah sebagai seorang manajer harus memiliki kemampuan manajerial yang efektif,
manajemen yang efektif dapat tercipta apabila kepala sekolah memiliki sifat, perilaku
dan kemampuan yang baik untuk memimpin sebuah organisasi sekolah. Dalam
mempengaruhi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan yaitu guru dan
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Fasli Djalal dan Dedi Supriyadi (2001,
dan penghormatan dari semua pihak yang terkait dengan proses penyelenggaraan
pendidikan yang setidaknya diwujudkan dalam bentuk pemberian jaminan yang layak
93
dan adil guna mendorong semangat hidup dan motivasi kerja para guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Hasil temuan ini makin mamperkuat pendapat yang
harus memahami dan melakukan fungsi sebagai penunjang peningkatan kinerja guru
antara lain:
b. Menyesuaikan kemampuan guru dengan materi yang akan diajarkan, hal ini dapat
dilakukan dengan membuat kebijakan sekolah dalam pembagian tugas guru, baik
beban tugas mengajar, beban administrasi guru maupun beban tugas tambahan
pembelajaran.
pembelajaran, hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, seminar,
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat diketahui dari
koefisien korelasi (r) dari X1 terhadap Y adalah sebesar 0,584. Adapun besar
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompensasi terhadap kinerja
guru. Adapun seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru dapat
diketahui dari koefisien korelasi (r) dari X2 terhadap Y adalah sebesar 0,386.
kompensasi terhadap kinerja guru dapat diketahui dari koefisien korelasi (r) dari
dan melakukan fungsi sebagai penunjang peningkatan kinerja guru antara lain:
5.2 Saran
sebagai berikut.
diharapkan adanya komunikasi antara guru dan kepala sekolah mengenai apa saja
yang menyimpang dari kinerja guru dan apa saja yang bisa lebih ditingkatkan.
Dengan demikian guru dapat menentukan arah kinerja yang lebih baik guna
kegiatan, yang dimaksud adalah kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan belajar
Kepala sekolah juga hendaknya dapat mengelola fasilita sarana dan prasarana
sekolah dengan baik, guna menjadi manfaat bagi guru yang memerlukan fasilitas
secara gratis.
kompensasi secara adil terhadap guru tetap maupun guru yang masih honorer,
karena faktor ini sangat menentukan kinerja guru. Namun, di lain pihak setiap
setiap guru harus dapat meningkatkan kinerja dalam melakukan pekerjaan sesuai
para guru tidak malah menjadikan para guru terlena dengan yang sudah diberikan.
Agar tidak terjadi salah pengertian antara para guru dan pihak sekolah, maka
kedua belah pihak harus senantiasa menciptakan komunikasi yang harmonis dan
baik, dengan adanya komunikasi yang baik maka akan mempermudah dalam
peningkatan kinerja guru, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam skala
Asf Jasmani & Syaiful Mustofa. (2013). “Terobosan Baru dalam Kinerja
Peningkatan Kerja Pengawas Sekolah dan Guru”. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Amawati. (2016). “Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar di Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu”. Jurnal Pedagogy, Vol. 2,
No. 1, ISSN: 2502-3802
Djalal, Fasli dan Dedi Supriyadi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks
Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Efa. (2016). “The Effect of Work Culture Pedagogic Competence and Work
Commitment Toward Task Performance Teacher Vocational High School
Bandar Lampung”. Jurnal Ilmiah Educational Management, Vol. 7, No. 1
Desember 2016.
100
Mamun, Yohanes, dkk. (2017). “Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah
Kejuruan di Kabupaten Timor Tengah Utara”. Educational Management
JournalI, Vol. 6, No. 2, ISSN: 2252-7001
Masruroh, Umi, Partono Thomas, dan Lyna Latifah. (2012) "Pengaruh Kompensasi
dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMA Negeri Brebes."
Economic Education Analysis Journal 1 (2), tahun 2012, hlm.1-7.
Rachmawati, Tutik. (2013). ”Penilaian Kinerja Profesi Guru Dan Angka Kreditnya”.
Yogyakarta: Gava Media.
Ridwan & Kuncoro, Engkos Ahmad. (2013). “Cara Menggunakan dan Memakai
Path Anlysis (Analisis Jalur)”. Bandung: Alfabeta.
Syamra, Yesmira. (2016). “Pengaruh Kompensasi Finansial dan Motivasi Kerja Guru
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Pariwisata di Kota Padang. Journal of
Economic and Economic Education, Vol. 4, No. 2. ISSN: 2302 – 1590, E-
ISSN: 2460 – 190X