Anda di halaman 1dari 3

Judul Cerpen: Kemarau

Nama Pengarang: Andrea Hirata

Orientasi:
Cerpen kemarau adalah ciptaan Andrea Hirata. Novel ini mengisahkan kehidupan seorang
anak dan kondisi keluarga serta tempat tinggalnya.

Komplikasi:
Kota tersebut berada pada musim kemarau. Kota tersebut membosankan dan minim fasilitas
hiburan padahal dulunya pernah berjaya ketika tambang timah masih berdiri. Tetapi karena
keserakahan beberapa orang wilayah tersebut menjadi miskin.

Resolusi:
Kehidupan tetap berjalan seperti biasa meskipun 10 tahun berlalu di kota tersebut masih
musim kemarau dan jam tua masih menunjukkan jam 5 sore.

Sinopsis:
Diceritakan bahwa sosok aku dalam cerpen berjudul “Kemarau”, kembali ke kampungnya
tersebut namun hal-hal yang lekat di ingatannya sudah menghilang sehingga ada kekecewaan
yang muncul dalam diri. Setelahnya, ia kembali ke Jakarta dan hidupnya berlanjut seperti
biasanya. Namun sesungguhnya dalam dirinya masih ada kerinduan yang
amat besar termasuk pada ayahnya.

Unsur Intrinsik:
1. Tema
Tema yang di ambil dalam cerpen tersebut sesuai nama cerpennya yaitu kemarau atau
bisa dengan kata lain keadaan kemarau di wilayah indonesia di bagian Belitong.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh yang terdapat dalam cerpen kemarau tersebut yaitu tokoh bujang atau tokoh
aku yang merupakan tokoh utama dalam cerita pendek kemarau tersebut. Juga penjual
tebu merupakan tokoh tambahan dari cerita pendek kemarau.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam cerpen ini yaitu alur campuran yaitu alur maju dan juga
laur mundur.
4. Latar Tempat
Latar tempat pada cerita pendek kemarau di bagi menjadi 2 yaitu latar utama dan latar
pendukung. Latar utama dari cerpen ini adalah kamar-kamar sempit dan latar
pendukung seperti Museum/kebun binatang, Monumen Patung Pejuang 45.
5. Latar Waktu
Latar waktu dalam cerpen kemarau karya Andrea Hirata dapat di lihat dari kutipan
berikut:
“Barangkali karena hawa panas yang tak mau menguap dari kamar-kamar sempit
yang di muat tujuh anak. Barangkali lantaran mertua makin cerewet karena gerah.
Barangkaii karena musi kemarau terlanjur berkepanjangan, kampung kami menjadi
sangat tidak enak setelah bulan maret sampai september.”
6. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen kemarau karya Andrea Hirata ini memiliki sudut
pandang orang pertama sebagai pelaku utama yaitu Andrea Hirata sendiri sebagai
tokoh utamanya.
7. Amanat
Amanat yang terdapat dalam cerpen kemarau ini yaitu memuat banyak sekali kritikan
terhadap pemerintah khususnya pemerintahan daerah yang masih mencari kedudukan
dengan kampanye janji-janji palsu namun tidak adanya pembangunan yang berarti di
daerah tersebut.

Nilai-nilai yang terkandung:


1. Nilai Moral
Nilai moral yang tidak baik dari cerpen kemarau ini adalah bagaimana sikap
pemerintah yang selalu berkampanye dengan janji-janji kosong tapi nyatanya setelah
10 tahun Bujang kembali kampung tersebut masih tetaplah sama tak ada perubahan.
2. Nilai Sosial
Nilai sosial yang terkandung dalam cerpen tersebut kisah aku yang meceritakan ayah
dan kawan-kawan ayahnya dulu bekerja sebagai pekerja di tambang timah. Serta
mereka selalu berangkat bersama menggunakan truk yang menjemput ayah setiap
pukul 2 dinihari. Dari cerita tersebut kita dapat mengetahui bahwa jalinan sosial di
kampung tersebut terjalin dengan baik.
3. Nilai Agama
Dalam cerpen tersebut adanya kata asalamualaikum menandakan bahwa agama sang
tokoh tersebut merupakan tokoh yang memiliki agama muslim.
4. Nilai Budaya
Di kampung tersebut ada sebuah museum sekaligus kebun binatang. Dan dalam
museum tersebut jika dimasuki harus melepaskan alas kaki atau sandal dan
mengucapkan asalamualaikum demi menghormati tombak-tombak karatan
peninggalan hulu balang antah barantah.

Hal Menarik:
Cerpen ini menceritakan keadaan kampung tokoh aku saat musim kemarau dan menceritakan
keadaan setelah 10 tahun di kampung halaman tokoh aku.

Anda mungkin juga menyukai