Anda di halaman 1dari 46

TUGAS

“ PENGANTAR ILMU POLITIK ”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 20

KETUA : RIKI PRATAMA (21102040)

ANGGOTA :

1. ANNISA DELVINA (21102009)


2. DEVI MAGHFIRO RAHMAWATI (221101018)
3. GILANG PRATAMA PUTRA (20210115)
4. RAJA MUHAMMAD FIKRA YUDA (21101066)

DOSEN PENGAJAR : Drs. H. EDWARD MANDALA, M. Si

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


RAJA HAJI TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2021-2022
TUGAS
PENGANTAR ILMU POLITIK
“SILABUS PENGANTAR ILMU POLITIK UNIVERSITAS
SEBELAS MARET”

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


TAHUN AJARAN 2013

Program studi :IlmuPemerintahan


Semester : I
Kodedannamamatakuliah : / PengantarIlmuPolitik
TopikBahasan : OrientasiPerkuliahan
TujuanPembelajaranUmum : Mahasiswamemahamiruanglingkupmateri, tujuan,
prosedur, tugas,evaluasiperkuliahan
JumlahPertemuan : 16 (EnamBelas) kali

Pert TujuanPembelajar Sub Proses TugasdanEvalua Media


. anKhusus PokokBahasandanRincia Pembelajaran si danBukuSumbe
nMateri r
ke

1. - - Ruanglingkupmaterim Mencermatidan - Membaca, Silabus


Mahasiswadapa atakuliahPengantarIlm mendiskusikanru Memahami,
tmenjelaskanru uPolitik anglingkupmateri Mencarisum
ber/literatur
anglingkupmate ,
ri, tujuandanmanfaa
tujuandanmanfa tperkuliahanPeng
atperkuliahanPe antarIlmuPolitik
ngantarIlmuPoli
tik
Mencermatidan
mendiskusikanpr
- Mahasiswadapa osedur, tugasdan
tmenjelaskanpr - Tujuan.manfa ,tugas- system
osedur, tugasdansistemperkuli penilaiandalamm
tugasdan ahanPengantarIlmuPol atakuliahPengant
system itik
penilaiandalam arIlmuPolitik
matakuliahPeng
antarIlmuPolitik

2 Mahasiswadapatm - Mendiskusikanbe Mengkajiberbag Buku, jurnal,


engemukakanberb Perkembanganilmupol rbagaikonsepilm ailiteratur yang majalah,
agaiSifatdanartiilm itik upolitik berkenaandeng suratkabardanp
upolitik anilmupolitik engamatan
-
IlmuPolitikSebagaiIlmu
Pengetahuan

-
Definisidanbidangilmu
politik

3 Mahasiswadapatm - Teori- Mendiskusikanbe Mengkajiberbag


engemukakanberb teoridanKonsepsejara rbagaiTeori, ailiteratur yang
agaiTeoridankonse h konsep, berkenaandeng
pilmupolitikdankai prinsipdasarilmu anTeoriilmupoli
tannyadenganilmu - politikdanketerka tik
lain PengertiandanHakeka iatandenganilmu
tfilsafat sosiallainnya

- Prinsi-prinsipilmu-
ilmusocial

4 Mahasiswadapatm - Teoripolitik Mengamati, Mengkajiberbag Buku, jurnal,


emahamidanmenj - Masyarakat Mendiskusikan, ailiteratur majalah,
elaskanruanglingk - Kekuasaan Menganalisisruan suratkabardanp
- Negara
upkonseppolitik glingkupkonsepp engamatan
olitik

5 Mahasiswadapatm -Konsepdemokrasi Mengamati, Mengkajiberbag


emahamidanmenj -Demokrasi: terimpin, Mendiskusikan, ailiteratur
Buku, jurnal,
elaskanDemokrasi liberal, konstitusional, Menganalisisdem
pancasila majalah,
okrasi
suratkabardanp
engamatan

6 Mahasiswadapatm -Ajaran Marx Mengamati, Mengkajiberbag Buku, jurnal,


emahamidanmenj -Negara demokrasi Mendiskusikan, ailiteratur majalah,
elaskanIdeologi -Liberal, komunisme, Menganalisisideo suratkabardanp
Pancasila
loogi engamatan

7 Mahasiswadapatm -Sifat, fungsi, Mengamati, Mengkajiberbag Buku, jurnal,


emahamidanmenj ciri,pengertian, Mendiskusikan, ailiteratur majalah,
elaskan UUD 45 perubahan, supremasi Menganalisis suratkabardanp
UUD
UUD 45 engamatan

8 UTS Materipertemuan 2-7

9 Mahasiswadapatm -Sejarah, HAM di Mengamati, Menuslisartikel Buku, jurnal,


emahamidanmeng Indonesia, kedudukan,, Mendiskusikan, majalah,
analisis HAM kebebasan, Menganalisis suratkabardanp
penghidupan,
HAM engamatan
pengajaran
10 Mahasiswadapatm -Federasilme Mengamati, Speak up Buku, jurnal,
emahamidanmeng -Konfederalisme Mendiskusikan, individu majalah,
analisisBentuk -Kesatuan Menganalisisbent suratkabardanp
Negara uknegara engamatan

11 Mahasiswadapatm -Perkembanganpemisah Mengamati, Speak up Buku, jurnal,


emahamidanmeng ankekuasaandanpemba Mendiskusikan, individu majalah,
analisisTriasPolitic giankekuasaan di Menganalisistrias suratkabardanp
Indonesia
a politica engamatan

12 Mahasiswadapatm -Definisipartaipolitik, Mengamati, Speak up Buku, jurnal,


emahamidanmeng fungsipartaipolitik, Mendiskusikan, majalah,
analisispartaipolitiklasifikasipartaipolitik, Menganalisispart individu suratkabardanp
k danpartaipolitik di atipolitik engamatan
Indonesia
13 Mahasiswadapatm -Susunanbadanlegislatif, Mengamati, Speak up Buku, jurnal,
emahamidanmeng masalahperwakilandank Mendiskusikan, individu majalah,
analisisbadanlegisl eterwakilan, Menganalisisbad suratkabardanp
sistempemilihan, pemilu
atif anlegislatif engamatan

14 Mahasiswadapatm -Wewenangbadanekseku Mengamati, Speak up Buku, jurnal,


emahamidanmeng tif, parlementer, Mendiskusikan, individu majalah,
analisisbadanekse presidensil. Menganalisisbad suratkabardanp
kutif aneksekutif engamatan

15 Mahasiswadapatm -Badanyudikatif di Mengamati, Speak up Buku, jurnal,


emahamidanmeng negarademokrasi Mendiskusikan, individu majalah,
analisisbadanyudik -Common lau Menganalisisbad suratkabardanp
-Civil law
atif anyudikatif engamatan
-Yudicial review
16 UAS Pertemuan 9-15
PERTEMUAN
1

BAB 1

1.1 Pengertian Pengantar Ilmu Politik

Pengantar Ilmu Politik merupakan mata kuliah dasar sebelum mahasiswa memahami
konsep lain dalam prodi ilmu politik maupun dalam prodi Hubungan Internasional.
Pengantar Ilmu Politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari
kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan.

Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik
sesama warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama
Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan,
usaha mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana
menghambat penggunaan kekuasaan.
Tujuan mempelajari ilmu politik adalah

Memberikan pemahaman secara integral terhadap politik dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya.
Memahami ilmu politik agar dapat mencapai kecerdasan politik yaitu Kecerdasan
Politik, PQ = A + B + C
Political Quetiont = A : Political Thinking (kemampuan berfikir politis dengan
mengikuti peristiwa, kemampuan menganalisis) B : Political Attitude (kemampuan
bersikap, politik kecerdasan [inter-intra] dalam mewujudkan pemikiran politik) C :
Political Skills (kemampuan bertindak politik)
Ilmu politik bertujuan untuk mensejahterakan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan memelihara perdamaian dunia.

Manfaat yang Akan Didapatkan Setelah Mempelajari Ilmu Politik

1. Meningkatkan kemampuan melakukan negosiasi


2. Memahami politik dapat membuat Anda pintar melakukan negosiasi. Kemampuan
negosiasi sangat diperlukan dalam bidang apapun untuk mendapatkan penawaran yang
bagus. Anda bisa negosiasi hingga mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak tanpa
adanya kendala apapun.
3. Biasanya orang yang pandai politik akan melakukan negosiasi dalam semua
pekerjaannya. Bahkan dalam negosiasi tersebut harus memperoleh keuntungan bagi
dirinya sendiri.

PERTEMUAN
2
BAB 2

2.1 Perkembangan Ilmu politik

1. Negara

2. Negara sendiri oleh Miriam Budiardjo diartikan sebagai suatu organisasi dalam suatu
wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

2. Kekuasaan

Menurut Miriam Budiardjo, kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu


kelompok untuk memengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan
keinginan para pelaku.

3. Pengambilan Keputusan

Menurut Miriam Budiardjo, pengambilan keputusan merujuk pada proses yang terjadi
sampai keputusan itu tercapai.

Dalam ilmu politik, pengambilan keputusan terkait dengan berbagai macam keputusan
yang diambil secara kolektif mengikat seluruh masyarakat.

4. Kebijakan Umum

Kebijakan sendiri menurut Miriam Budiardjo adalah suatu kumpulan keputusan yang
diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara
untuk mencapai tujuan itu.

5. Pembagian atau Alokasi

6. Dalam ilmu politik, konsep pembagian atau alokasi berkaitan erat dengan pembagian
dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat. Pembagian atau alokasi sendiri diartikan
sebagai pembagian dan penjatahan nilai-nilai (values) dalam masyarakat.

PERTEMUAN
3
BAB 3

3.1 Teori-teori dan konsep sejarah

Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dan juga fenomena yang bersifat politik.
Teori politik adalah bahasan dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik, cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut, kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan
yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu, dan kewajiban-kewajiban (obligations)
yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik
mencakup masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban,
kemerdekaan, lembaga-lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik,
modernisasi dan sebagainya. Buku ini ditampilkan untuk mendefinisikan atau
merumuskan, membangun batasan terhadap terminologi-terminologi seperti yang
terdapat di dalam teori politik (political theory), filsafat politik (political philosophy) dan
ideologi politik (political ideology), dan untuk mengklarifikasi pengertian terminologi-
terminologi khusus yang sangat beraneka ragam yang dipergunakan oleh ahli-ahli ilmu
politik.

PERTEMUAN
4
BAB 4

4.1 Teori Poitik

Teori potitik adatah suatu cara berpikir esensial, tidak hanya mencakup argumen
deduktif dan empiris, melainkan juga mengkombinasikannya dengan kepentingan
normatif, sehingga mensyaratkan suatu karakter yang praktis dan menjadi pedoman
bertindak. Teoritisi politik harus mampu bertindak, dengan keyakinan dan keahlian, dan
menggabungkan antara keadaan sosial dengan konsep politik. Ini berarti bahwa teoritisi
politik harus ahli memahami bagaimana konsep-konsep dan gagasan-gagasan, dan
bagaimana pandangan atau ideologi-ideologi itu muncut dari kondisi sosial, serta
membantu mentransformasikan mereka. Sedangkan Henry J. Schmandt mendefinisikan
teori politik sebagai seperangkat konsep mengenai faktor-faktor politik dan hubungan-
hubungan diantara mereka. Tujuannya adatah membawa tatanan dan makna pada suatu
pengumpulan data yang jika tidak demikian maka data tersebut tidak berkaitan dan tanpa
tujuan. Teori politik melakukan tugasnya dengan membangun hipotesis tertentu
mengenai prosesproses pemerintahan dan investigasi politik melalui observasi dan
pengalaman ke dalam fenomena-penomena politik. Dasar-dasar politik mi, sebagaimana
diteliti Leo Strauss, meliputi dua kelompok persoalan;

1. Sifat institusi dan kekuatan-kekuatan politik seperti organisasi-organisasi


pemerintahan, hukum, kelompok-kelompok kepentingan, kekuasaan dan kebiasan-
kebiasan sosial.

2. Tatanan politik yang baik dan jujur secara moral.

4.2 Masyarakat
pengertian masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
10ystem semi tertutup atau semi terbuka. Dengan kata lain, masyarakat merupakan
interaksi individu yang berada dalam kelompok tersebut. Selain itu, masyarakat juga bisa
disebut sebagai satu kesatuan atau kelompok yang memiliki hubungan serta beberapa
kesamaan seperti sikap, perasaan, tradisi, dan budaya. Yang mana kelompok tersebut
membentuk suatu keteraturan. Menurut Paul B. Horton Masyarakat adalah kumpulan
manusia yang memiliki kemandirian dengan bersama-sama untuk jangka waktu yang
lama dan juga mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu. Di mana dalam wilayah
tersebut memiliki kebudayaan yang tidak berbeda di dalam kelompok tersebut.

Menurut Linton, Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang sudah lama hidup
dan bekerja sama sehingga akan terbentuk suatu organisasi. Yang mana, organisasi
tersebut dapat mengatur setiap orang di dalam masyarakat dan bisa mengatur dirinya
sendiri sebagai sebuah satu kesatuan sosial yang memiliki batas-batas tertentu.

4.3 Kekuasaan

Dalam literatur ilmu politik konsep kekuasaan berkaitan erat dengan konsep
kekuatan. Keterkaitan kedua konsep ini, menurut Isjwara (1982), karena kekuatan
diartikan sebagai gejala sosial, sebagai kekuasaan fisik, sebagai kekuasaan yang disertai
dengan kekerasan atau daya-paksa fisik ataupun ancaman-ancaman fisik lainnya.
Kekuasaan tidak selalu berupa kekuatan, walaupun sekali-kali kekuasaan dapat juga
mengambil bentuk kekuatan, yakni bentuk kekuasaan yang disebut “naked power”.
Kekuasaan dalam arti tertentu adalah kekuatan yang disetujui. Adanya kekuasaan dalam
berbagai manifestasinya, termasuk kekuatan harus diterima oleh umat manusia, karena
manusia menurut kodratnya ditakdirkan untuk hidup berkelompok. Manusia ditakdirkan
oleh hakikatnya sebagai makhluk sosial, untuk menerima adanya penyelenggaraan
kekuasaan, sekalipun penyelenggaraan itu didasarkan atas kekuatan belaka. Menurut
Isjwara asal mula terbentuknya negara sesuai “Teori Kekuatan”, adalah hasil dominasi
dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara terbentuk dengan
penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok
etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses
pembentukan negara. Negara merupakan resultante positif dari sengketa dan penaklukan.
Dalam teori kekuatan, faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai faktor tunggal dan
terutama yang menimbulkan negara. Kekuatan (force) menjadi sumber pencipta negara-
negara. Negara dilahirkan karena pertarungan kekuatan dan yang keluar sebagai
pemenang adalah pembentuk negara itu, dan sebagainya.
4.4 Negara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) negara memiliki dua


pengertian. Pertama negara diartikan sebagai organisasi dalam suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Pengertian kedua,
negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

PERTEMUAN
5

BAB 5

5.1 Konsep Demokrasi


Rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi
demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara.

Beberapa hal yang dapat mendefinisikan Demokrasi Sumber Keabsahan


kekuasaan dari kehendak rakyat Sadar bahwa sumbernya dari, oleh, dan untuk
rakyat Keberhasilan keuasaan negara merupakan partisipasi aktif rakyat (oleh
rakyat) Lembaga perwakilan hasil pilihan rakyat merupakan penyalur aspirasi
serta pengontrol dalam penyelenggaraan kepentingan negara Media massa
sebagai sarana rakyat untuk menyalurkan kehendak penyelenggaraan negara.

5.2 Demokrasi: terimpin, liberal, konstitusional, Pancasila

a) Demokrasi terpimpin adalah Demokrasi terpimpin adalah sebuah


sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada
pemimpin negara. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali
diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan
sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956. Masa demokrasi
terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi parlementer
atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo sebagai
perdana mentri. Namun begitu, penegasan pemberlakuan demokrasi
terpimpin dimulai setelah dibubarkannya badan konstituante dan
dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959. Demokrasi Terpimpin adalah
demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila.
b)  Demokrasi liberal adalah suatu sistem politik yang melindungi secara
konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah, dalam demokrasi
liberal keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan atau
langsung)diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasa-pembatasan agar keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti
tercantum dalam konstitusi.
c)  Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan
gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang
mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran,
kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan
berkesinambungan. Dalam demokrasi pancasila , kebebasan individu tidak
bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

PERTEMUAN
6

BAB 6

6.1 Ajaran Marx

Marxisme, atau Sosialisme Ilmiah, adalah sebutan untuk seperangkat gagasan yang
pertama dirumuskan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895).
Secara keseluruhan, gagasan-gagasan ini menyediakan dasar teoritis yang sudah lengkap
dijabarkan untuk perjuangan kelas pekerja untuk mencapai bentuk masyarakat yang lebih
agung – sosialisme.
Salah satu andil besar Karl Marx terhadap pemikiran sosial adalah kritikannya yang
pedas pada cara kerja 15egara 15egara15. Baginya kapitalisme memicu adanya
kesenjangan, eksploitasi dan kemiskinan, serta pemiskinan pekerja sebagaimana mereka
merasa dirugikan dalam pasar, dipaksa untuk menjual tenaga mereka di bawah nilai yang
sesungguhnya.
Marx menganalisi pertumbuhan kapitalisme, arti ekonomi dan materi, pentingnya kelas,
eksploitasi, dan kesenjangan – dan mungkin juga masyarkat sosialis. Karl Marx
mengamati kehidupan miskin masyarakat dibawah eksploitasi kapitalisme industry dan
menganalisis tingkatan perjuangan masyarakat. Karya-karya awalnya bersifat filosofis
dan sering kali disebut humanis, sedangkan karya-karya berikutnya mengembangkan
konsepsi sejarah dan analisis ilmiah mengenai cara produksi.
Ciri Pandangan Marx:
Materialisme
Kenyataan yang sesungguhnya adalah benda atau materi, persoalan ide, roh dianggap
bukan substansi yang berdiri sendiri, tetapi dirumuskan sebagai akibat dari proses
materi. Dalam kenyataannya pikiran manusia (kesadaran manusia) itu ditentukan oleh
perubahan dan perkembangan tenaga produktif dan hubungan produksi masyarakat.
Materialisme Dialektis
Keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus tanpa ada yang
memperantarai. Dari proses itu timbul kesadaran melalui proses pertentangan. Di dalam
pertentangan ada hakikat perkembangan dalam pertentangan itu sendiri. Gagasan
pokoknya terjadi pertententangan antara segi-segi yang berlawandan gagasan bahwa
sesuatu berkembang terus. Ini terjadi di dunia materi atau kebendaan, nyata, konkret
bukan abstrak yang membuahkan ide atau aspek rohani. ilmu sosial Marxisme
menjelaskan bahwa perkembangan dan perubahan sosial itu ditentukan oleh kontradiksi
unsur-unsur intern dalam masyarakat itu sendiri. 
Historis Materialisme
Basis gerak masyarakat dikembalikan pada kondisi-kondisi material. Masyarakat
dipahami dalam kerangka struktur bawah dan atas. Lapisan bawah (ekonomi) atau
infrastruktur menentukan suprastruktur atau lapisan atas (sosial, budaya, politik, filsafat,
agama). Dalam The German Ideology : “it is not the consciousness of man, that
determines their being, but on the contrary, their social being that determines their
consciousness.” Maksudnya ialah kehidupan sosial ekonomi ditempatkan sebagai
perangkat yang mendasari setiap kiprah kesadaran manusia. Dengan kata lain factor
materi adalah penentu dari sinilah konsep sejarah perkembangan masyarakat diajukan
Marx  seperti yang dalam tulisannya dalam Manifesto of The communist Party (1848).
Menurut Karl Marx 16egara16ral16 histori atau Sosiologi Marxisme mangajarkan
tentang:

1. Keadaan sosial melahirkan kesadaran sosial


2. Hukum umum perkembangan masyarakat
3. Basis dan bangunan atas
4. Klas dan perjuangan klas
5. Negara dan revolusi
6. Peranan massa dan pimpinan dalam sejarah
7. Sejarah perkembangan masyarakat

6.2 NEGARA DEMOKRASI

Negara demokrasi adalah 16egara yang menganut bentuk atau mekanisme 16egara
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas 16egara untuk dijalankan oleh
pemerintah 16egara tersebut. Isu mengenai demokrasi akan selalu berhubungan dengan
isu mengenai hak asasi manusia. Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya
umat manusia dalam rangka menjamin dan melindungi hak asasinya, karena demokrasi
merupakan salah satu 16egara politik yang memberi penghargaan atas hak dasar
manusia. Demokrasi bukanlah hanya sebatas hak sipil dan politik rakyat, namun dalam
perkembangannya demokrasi juga terkait erat dengan sejauh mana terjaminnya hak-hak
ekonomi dan sosial budaya dari rakyatnya. Dengan demikian hak asasi manusia akan
terwujud dan terjamin oleh 16egara yang demokratis dan demikian sebaliknya,
demokrasi akan terwujud apabila 16egara mampu menjamin tegaknya hak asasi manusia.

demokrasi Berdasarkan Bentuknya

Macam-macam demokrasi berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yakni demokrasi


16egara16ral dan demokrasi substansial.

1. Demokrasi Prosedural, yakni bentuk demokrasi di mana proses pemilihan pemimpin


dilakukan secara langsung. Misalnya Pilpres dan Pilkada.
2. Demokrasi Substansial, yaitu bentuk demokrasi di mana nilai-nilai demokrasi
diwujudkan dan adanya perlindungan terhadap minoritas. Misalnya, kebebasan
menyampaikan pendapat tanpa merugikan kepentingan umum.

Demokrasi Berdasarkan Prosesnya

Demokrasi berdasarkan prosesnya dibagi menjadi dua yakni demokrasi langsung dan
demokrasi tidak langsung.

1. Demokrasi langsung, adalah proses demokrasi di mana semua elemen masyarakat


ikut dalam permusyawaratan untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan
Undang-Undang. Demokrasi langsung adalah ketika warga 17egara dapat
menentukan kebijakan secara langsung, tanpa perwakilan, perantara atau majelis
parlemen. Jika pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau kebijakan
tertentu, peraturan tersebut ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan suara
pada suatu masalah dan menentukan nasib 17egara mereka sendiri.
2. Demokrasi tidak langsung, yaitu proses demokrasi dimana kebijakan umum atau
Undang-Undang dirumuskan dan diputuskan oleh lembaga perwakilan rakyat,
misalnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Contoh demokrasi tidak langsung
adalah ketika orang memilih siapa yang akan mewakili suara mereka di
parlemen. Demokrasi ini adalah bentuk demokrasi yang paling umum ditemukan
di seluruh dunia termasuk Indonesia.
6.3 Liberal, komunisme, Pancasila
 Liberal
Liberalisme yang merupakan suatu ideologi yang memberikan kebebasan
individu tanpa batasan atau halangan dari pemerintah. Munculnya
ideologi ini disebabkan karena ketatnya peraturan sehingga membuat
kekuasaaan bersifat otoriter, tanpa memberikan kebebasan berfikir kepada
rakyat.salah satu yang menganut ideologi liberalisme adalah Amerika.
Kebebasan telah muncul sejak adanya manusia di dunia, karena pada
hakekatnya manusia selalu mencari kebebasan dirinya sendiri.
Adapun ciri-ciri ideologi liberalisme, dibidang ekonomi menagnut
paham kapitalisme perekonomian diserahkan kepada kepentingan
perorangan sehingga menimbulkan pertentantangan dan kepentingan
karena yang kaya makin kaya dan yang miskin makin beratambah
miskin.ekonomi kapital libelarisme memberikan kemerdekaan dan
kekayaan kepada sekelompok kecil mayasarakat saja, tidak kepada rakyar
banyak. Bidang politik menonjolkan individu artinya, bisa saja orang
menuntut sesuatu kepada negara atas dasar perinsip liberal.keadaan itu
menjadikan kehidupan politik menjadi lebih sehingga pemerintah sering
berganti.selain itu didukung serta adanya pasrtai oposisi (partai yang
kalah dalam pemilu) yang tugasanya mengawasi dan mengevaluasi
pemerintah (partai yang berkuasa). Pemerintah hanya mengatur
kehidupan masyarakat secara terbatas.keputusan yang dibuat hanya
sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri
sendiri, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik,
Bidang sosial budaya, anggota masyarakat bersifat individual dan sangat
mementingkan prestasi pribadi.anggota masyarakt memiliki kebebasan
intelektual penuh termasuk kebebasan berbicara,kebebasan beragma dan
kebebasan pers.Bidang agama, mengenal paham sekuler, artinya negara
tidak ikut campur atau menomor duakan dalam urusan agama sebab
agama adalah urusan masing-masing pribadi dan lembaga keagamaannya.
 Komunisme

Komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad


ke 20 terhadap sistem ekonomi yang kapitalis dan liberalis. Komunisme
adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-
produksi (tanah,tenaga kerja,modal) yang bertujuan untuk tercapainya
masyarakat yang makmur.masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang
sama.komunisme ditandai dengan perinsip sama rata sama rasa dalam bidang
ekonomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan
ideologi komunisme yang bersifat doktrin terjadi menurut ideologi
komunisme,kepentingan-kepentingan individu tunduk pada kehendak partai,
negara dan bangsa. (kolektivisme) Adapun ciri-ciri ideologi
komunisme,bahwa ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak
mengimani tuhan. Orang komunis menganggap tuhan tidak ada, kalau ia
berfikir tuhan tidak ada. akan tetapi, kalau ia berfikir tuhan ada, jadilah tuhan
ada, maka, keberadaan tuhan terserah kepada manusia. Sifatnya yang kurang
mengahargai manusia sebagai individu,terbukti dari ajarannya yang tidak
memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi, Komunisme mengajarkan
teori perjuangan (pertentangan) kelas,proletariat melawan tuan tanah dan
kapitalis, Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau Continuous
revolution (revolusi terus menerus) revolusi itu menjalar keseluruh
dunia.maka,komunisme sering disebut go internasional, Komunisme memang
memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur,masyarakat komunis
tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju kesana ada fase
diktator proletariat yang bertugas membersihkan kelas-kelas lawan
komunism, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi.
Dalam dunia politik,komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu
partai komonis.maka, ada partai komunis Uni Soviet, partai komunis cin,
PKI, dan partai komunis vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di
negara yang bersangkutan. Pada Negara Komunis tidak ada partai oposis, jadi
komunisme pada dasarnya tidak menghormati HAM.

 Pancasila

ideologi pancasila, pada hakekatnya bukan hanya merupakan suatu hasil


perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti ideologi-ideologi
lain di dunia. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan nilai religius
bangsa indonesia, pancasila berkedudukan sebagai ideologi bangsa dan
negara. Dengan demikian pancasila berakar pada pandangan hidup dan
budaya bangsa, dan bukan mengangkat atau mengambil ideologi dari negara
lain. Dan kandungan ideologi pancasila adalah kumpulan nilai-nilai atau
norma yang meliputi sila-sila pancasila, Adapaun karakteristik ke 5 sila pada
pancasila, yaitu Tuhan yang Maha Esa, artinya pengakuan bangsa indonesia
akan eksistensi tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.

Tuhan sebagai kausa prima. Oleh karena itu sebagai umat yang
bertuhan harus taat kepada Tuhan yang Maha Esa, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, pelaksanaan sila pertama pancasila didasarkan
pada UUD 1945 Amandemen BAB XI pasal 29, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, artinya kita sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk
sosial, untuk itu sesuai dengan sila kedua penghargaan kepada sesama
umat manusia sangat penting sekali, berarti pengakuan yang sama itu
sesuai dengan derajat kemausiaan maka kita menghargai akan hak-hak
asasi manusia seimbang dengan keawajiban-kewajibannya, Persatuan,
artinya kita bangsa indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa,
sehingaa dalam persatuan bangsa kita ditempatkan diatas kepentingan
sendiri. Pengorbanan untuk kepentingan bangsa lebih ditempatkan dari
pada pengorbanan untuk kepentingan pribadi, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyarawatan perwakilan, artinya
pengakuan dalam kehidupan kemasyarakatan dan bernegara sistem yang
dianut yaitu demokrasi pancasila.

PERTEMUAN
7
BAB 7
PARTAI POLITIK

7.1 Sifat Undang-undang Dasar

 Sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara maupun setiap warga negara.
 Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan Bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan
supel. Memuat aturan-aturan pokok yang harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman serta memuat HAM.
 Memuat norma-norma/ aturan yang dapat dan harus dilaksanakan secara
konstitusional.
 Dalam setiap hukum nasional UUD 1945 merupakan peraturan hukum positif
tertinggi, disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif
yang lebih rendah alam hirarchi tertib hukum Indonesia.
7.2 Pengertian Dan Fungsi Undang-Undang Dasar
 UUD adalah merupakan bagian tertulis suatu konstitusi yang berfungsi untuk
membatasi Kekuasaan pemerintah, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
mengarah pada tindakan yang sewenang-wenang
 Penegakan UUD dimulai dari perjuangan hak rakyat dari kekuasaan raja yang
absolut yang mencapai bentuk yang lebih jelas pada akhir abad ke-19
 Sejalan dengan konsep demokrasi pada abad ke-19 maka UUD pun diwarnai
dengan perjuanangan untuk menegakkan hak asasi individu, sehingga perana
individu atau swasta mendapat porsi yang lebih besar sedangkan perann
pemerintah sangat terbatas.
 UUD pada abad ke-20 memberi peranan yang lebih besar pada pemerintah,
sejalan dengan konsep demokrasi untuk menegakkan Rule of Law yang dinamis
untuk mencapai kesejahteraan rakyat (welfare state).
 Dalam negara komunis UUD adalah pencacatan formal dan legal dari kemajuan
yang dicapai serta memberikan rangka dan dasar hukum untuk perubahan
masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap perkembangan selanjutnya ; oleh
karena itu Uud disini akan selalu diganti setiap tercapai suatu tahapan kemajuan
dalam masyarakat.
 Pengertian konstitusi lebih luas daripada UUD, karena konstitusi tidak hanya
berupa peraturan-peraturan tertulis saja, tetapi mencakup juga semua peraturan-
peraturan yang tidak tertulis lainnya yang mengatur secara mengikat bagaimana
suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

7.3 Ciri-Ciri

 Pada Umumnya UUD terdiri dari ketentuan-ketentuan


 Pernyataan mengenai cita-cita dan asas ideology Negara
 Organisasi negara berupa pembagian kekuasaan antara badan-badan legislative,
eksekutif, dan Yudikatif
 Hak-hak asasi manusia jika berbentuk naskah tersendiri disebut “Bill of Rights”
 Prosedur mengubah UUD dan atau larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
UUD
7.4 Perubahan Undang-Undang Dasar
Untuk menampung timbulnya keinginan mengubah beberapa ketentuan dalam
undang-undang dasar selalu dimuat prosedur untuk berbuat demikian. Pada umumnya
dianggap bahwa suatu Undang-Undang dasar tidak boleh terlalu mudah untuk dirubah,
oleh karena akan merendahkan arti simbolis undang-undang dasar itu sendiri. Dilain
pihak hendaknya jangan terlalu sukar untuk mengadakan perubahan, supaya mencegah
generasi-generasi mendatang merasa terlau terkekang dan karenanya bertindak diluar
undang-undang dasar.

Terdapat bermacam-macam prosedur untuk mengubah undang-undang dasar antara lain:


1. Sidang badan Legislatif dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat
ditetapkan quorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan undang-
undang dasar dengan jumlah minimum anggota badan legislatif untuk
menerimanya (Belgia, R.I.S 1949).
 Referendum atau Plebisit (Swiss, Australia)
 Negara-negara bagian dalam negara Federal (Amerika Serikat : ¾ dari
lima puluh negara bagian harus menyetujui ; India)
 Musyawarah khusus (special convention) (beberapa negara Amerika
Latin)

7.5 Supremasi UUD


UUD 1945 adalah hukum dasar yang menetapkan struktur dan prosedur
organisasi yang harus diikuti oleh otoritas publik agar keputusan-keputusan yang dibuat
mengikat komunitas politik. Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan
hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945
merupakan sumber hukum tertulis.

Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan


pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan
pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang
pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara.

Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan
perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan
yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat
kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih
rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan pada akhirnya
apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD
1945.

Undang-Undang Dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan hukum dasar,


melainkan hanya merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis.
Disamping itu masih ada hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar yang tidak tertulis.
Sebagai sumber hukum tertinggi dan sumber segala kewenangan karena UUD 1945 itu
merupakan sumber dari segala sumber hukum, sumber dari segala kewenangan, sumber
dari segala badan kenegaraan.
Fungsi UUD 1945 adalah sebagai pedoman acuan dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Mahkamah Agung tela memainkan peranan penting dalam menyesuaikan UUD


yang sudah lebih dari 200 tahun umurnya pada perubahan-perubahan masyarakat,
sekalipun prosedur mengubah UUD secara formal sangat sukar. Dan berdasarkan tafsiran
Mahkamah Agung maka pemerintah federal dewasa ini mempunyai wewenang untuk
mengatur soal-soalseperti asuransi, monopoli, lotere dll, sehingga keputusan-
keputusannya telah mengubah tata masyarakat.

Pokok pikiran UUD 1945 adalah sebagai berikut:


a) Sepakat untuk tidak mengubah pembukaan UUD 1945
b) Sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
c) Sepakat untuk mempertahankan sistem presidensil (menyempurnakan agar
betul-betul memenuhi ciri-ciri umum sistem presidensil )
d) Sepakat untuk memindahkan hal-hal normative yang ada dalam penjelasan
UUD 1945 kedalam pasal-pasal UUD 1945.

7.6 Pergantian Undang-Undang Dasar


Ada kalanya suatu undang-undang dasar dibatalkan dan diganti oleh undang-
undang dasar yang baru. Hal semacam ini terjadi kalau dianggap bawa undang-undang
yang ada tidak lagi mencerminkan konstelasi politik atau tidak lagi memenuhi harapan
dan aspirasi rakyatnya.
Di Indonesia telah melalui empat tahap perkembangan Undang-Undang Dasar, yaitu :
 Tahun 1945 (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang De Facto hanya
berlaku di Jawa, Madura dan Sumatera)
 Tahun 1949 (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat yang de facto
berlaku diseluruh Indonesia, kecuali Irian Barat)
 Tahun 1950 (Undang-Undang Dasar Indonesia, Negara Kesatuan yang de facto
berlaku di Indonesia , kecuali Irian Barat)
 Tahun 1959 (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dengan Demokrasi
Terpimpin, disusul Demokrasi Pancasila, Undang-Undang Dasar ini mulai 1963
berlaku di seluruh Indonesia termasuk Irian Barat)
Setiap pergantian Undang-Undang Dasar mencerminkan anggapan bahwa
perubahan konstitusionil yang dihadapi bersifat begitu fundamental, sehingga
mengadakan perubahan pada Undang-Undang Dasar yang sedang berlaku diangap tidak
memadai.
PERTEMUAN
8

UTS
PERTEMUAN
9

BAB 9

9. 1 Sejarah HAM di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh


jiwa, serta sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia
telah ikut bersama negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa
kemanusian dalam perundangan, sebab hal tersebut merupakan fundamental.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sepenuhnya mendukung dan
menjunjung tinggi penegakan Hak Asasi Manusia. Diawal kemerdekaan
Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan orang yang paling vocal
dalam menyuarakan HAM. Indonesia dalam memperjuangkan haknya sebagai
bangsa harus melewati beberapa fase, seperti halnya pembentukan organisasi.
Organisasi yang didirikan tersebut mewadahi banyak orang dimana untuk merasa
sadar bersama – sama memiliki hak– hak yang harus diperjuangkan dan dicapai.

Organisasi – organisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak


masyarakat dengan cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang
sama untuk menghapuskan kolonialisme di tanah Indonesia. Sehingga dengan
begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang seutuhnya karena hak
kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo memperjuangkan hak
masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan surat yang disampaikan
kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang berusa
memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara
rasial.

9.2 Kedudukan

Membahas mengenai system hukum di Indonesia yang tidak bisa


dilepaskan dari system hukum yang berlaku di dunia. Terdapat beberapa system
hukum didunia yang mempengaruhi system hukum Indonesia, diantaranya civil
law system, common Law Sistem dan Religion Law Sistem atau system hukum
islam. Di Indonesia HAM sebagai nilai, konsep dan norma yang hidup dan
berkembang di masyarakat dapat diketahui dari sejarah perkembangan HAM
yang dimulai dari zaman pergerakan hingga sekarang, yaitu ketika amandemen
terhadap UUD 1945 yang secara eksplisit memuat pasal-pasal HAM. Seperti
halnya konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia (Konstitusi RIS dan UUDS
1950), UUD 1945 amandemen juga memuat pasal-pasal tentang HAM dalam
kadar dan penekanan yang berbeda, disusun secara kontekstual sejalan dengan
suasana dan kondisi sosial dan politik pada sat penyusunan di awal era revormasi.

Pengaturan HAM di Indonesia tidak hanya terbatas pada konstitusi yakni


amandemen UUD 1945, melainkan diatur juga dalam peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dalam pasal 8 telah
menentukan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan didsari pada
materi muatan mengenai HAM.
Sebagai slah satu syarat Negara hukum yang demokrasi harus ada
jaminan HAM dalam konstitusi maupun dalam semua peraturan Perundang-
undangan. Jaminan HAM dalam Negara meliputi system hukum yang dianut dan
penerapannya melalui unsur-unsur dlam system hukum yang menurut Lawrence
Meir Friedman (1975,1998) terdapat 3 unsur dalam system hukum, yakni struktur
(structure), substansi (substance) dan kultur hukum (legal culture). Hal ini perlu
dilakukan untuk mengetahui eksistensi HAM dalam system hukum Indonesia
selain pada tataran konsep juga dalam tataran praktek.

9.3 Kebebasan

Menurut ideologi Pancasila, hak-hak asasi setiap rakyat Indonesia pada


dasarnya diimplementasikan secara bebas, akan tetapi kebebasan tersebut dibatasi
dengan hak asasi orang lain. Sehingga walaupun terdapat kebebasan, namun
kebebasan tersebut harus bertanggung jawab dengan memperhatikan dan tidak
mengganggu hak asasi orang lain. Namun dalam realitasnya hal tersebut belum
sepenuhnya dapat diterapkan oleh rakyat Indonesia.
Empat kebebasan dasar, yaitu hak atas kebebasan berekspresi dan
berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi,
dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan.
Melalui berbagai media hampir semua lapisan rakyat Indonesia sudah
dapat mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa rasa takut atau was-was
seperti pada zaman Orde Baru. Rakyat Indonesia relatif bebas
mengkomunikasikan gagasan dan informasi yang dimilikinya. Rakyat menikmati
pula hak atas kebebasan berkumpul. Pertemuan-pertemuan rakyat, seperti,
seminar, rapat-rapat akbar tidak lagi mengharuskan meminta izin penguasa
seperti di masa Orde Baru.
Rakyat Indonesia telah menikmati juga kebebasan berorganisasi. Rakyat
tidak hanya bebas mendirikan partai-partai politik sebagai wahana untuk
memperjuangkan aspirasi politiknya. Rakyat bebas pula untuk mendirikian
organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti serikat petani, serikat buruh,
perkumpulan masyarakat adat, dan lain sebagainya. Selain itu, tumbuhnya
organisasi-organisasi rakyat dari bawah ini akan memperkuat masyarakat sipil
yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem politik dan pemerintahan yang
demokratis.
Namun jika kita amati, upaya pengusutan pelanggaran HAM berat di
Indonesia selama ini masih mengalami hambatan-hambatan. Masyarakat tentunya
bisa menilai sendiri bagaimana upaya pengusutan Peristiwa Trisakti-Semanggi,
Peristiwa Kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998, Peristiwa Penghilangan
Orang Secara Paksa. Ketidakmampuan penuntasan masalah HAM, telah
menimbulkan pertanyaan dalam benak masyarakat terkait dengan keseriusan
pemerintah dalam mengusut masalah tersebut.
Kebebasan politik yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia ternyata
juga tak diimbangi dengan perlindungan hukum yang semestinya bagi hak-hak
sipil, seperti, hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi, hak atas kebebasan
dari penyiksaan, atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau
merendahkan martabat, hak atas pemeriksaan yang adil dan proses hukum yang
semestinya, hak atas perlakuan yang sama di depan hukum. Dari berbagai daerah,
seperti, Poso, Papua, Jakarta, dan tempat-tempat lain di Indonesia, dilaporkan
masih terjadi kekerasan horisontal yang melibatkan unsur-unsur polisi dan
militer.
Hal yang memprihatinkan, seringkali dalam peristiwa kekerasan
horisontal, aparat keamanan seolah-olah tidak berdaya melindungi kelompok-
kelompok yang menjadi sasaran kekerasan tersebut. Kasus-kasus pelanggaran
HAM berat masa lalu, seperti, kasus pembunuhan, penculikan, penahanan
sewenang-wenang terhadap ratusan ribu orang yang disangka mempunyai kaitan
dengan PKI, dan beberapa kasus lainnya, sampai hari ini belum memperoleh
penanganan yang adil.

9.4 Penghidupan HAM

Di negara ini, tidak ada larangan bagi setiap orang untuk bekerja, dari
yang ingin menjadi karyawan kantor/pabrik, guru, dokter, sampai jadi presiden
pun semua diperbolehkan. Tetapi hak untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak sering kurang diperhatikan ataupun dikesampingkan.
Keserakahan manusia adalah salah satu faktornya. Manusia masih banyak
yang nepotisme dalam mencari pekerjaan. Contohnya untuk pencari lowongan
pekerjaan, orang yang diterima dalam pekerjaan itu masih didominasi oleh
keluarga orang-orang yang telah bekerja di suatu perusahaan.
Lalu untuk mencari pekerjaan masih menggunakan “sogokan” sejumlah
uang agar bisa diterima. Masih banyak manusia yang demi menuntut
haknya/memenuhi keinginannya, lantas ia menghalalkan segala cara. Mereka
tentu saja tidak memikirkan hak-hak orang lain (hak para pencari kerja lainnya)
dalam melakukan hal tersebut.
Dengan lapangan kerja yang terbatas, maka tentu saja lapangan kerja yang
tersedia tidak dapat menampung banyaknya angkatan kerja yang ingin
mendapatkan pekerjaan. Maka, bukan tidak mungkin akan terjadi pengangguran
di mana-mana. Padahal orang harus bekerja untuk bisa hidup sejahtera lahir dan
batin.
Rendahnya upah tenaga kerja juga menjadi masalah dalam negeri ini. Para
buruhlah yang terutama mengalami ketidakadilan ini. Mereka semua bekerja
sangat keras, tetapi upah yang didapat sangatlah minim.
Dalam pasal 23 ayat (3) Deklarasi Universal HAM PBB, bahwa setiap
orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik,
yang menjamin kehidupannya bersama dengan keluarga, sepadan dengan
martabat manusia, dan jika ditambah dengan bantuan-bantuan sosial lainnya.
Jadi, sangatlah tidak pantas jika upah buruh itu masih dibawah rata-rata. Para
buruh itu juga manusia, mereka juga punya kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Masalah yang lainnya adalah mengenai perlindungan terhadap tenaga
kerja. Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah sangat sering
terjadi. Biasanya yang sering mengalami ini adalah para Tenaga Kerja Wanita
(TKW) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri.
Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak penting
untuk dijamin perlindungannya karena setiap orang berhak atas kesejahteraan.
Dalam KBBI, sejahtera didefinisikan dengan aman, sentosa, dan
makmur ; selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan
masyarakat merupakan tolok ukur maju tidaknya suatu negara. Dengan mendapat
suatu pekerjaan, maka setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya.
Dengan semua kebutuhan terpenuhi, baik kebutuhan lahir maupun batin, maka
dapat dikatakan orang itu hidup sejahtera. Tentu saja semua orang ingin hidup
sejahtera bukan?
Selain itu, dengan adanya jaminan atas hak ini, maka tenaga kerja akan
merasa terlindungi hak-haknya. Mereka tidak akan merasa khawatir lagi dalam
melakukan pekerjaannya, karena mereka telah dilindungi oleh hukum yang
berlaku.
Agar semua permasalahan mengenai ketenagakerjaan dan penghidupan
yang layak bagi masyarakat Indonesia dapat dikurangi, maka ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan.:
 Perbaiki sistem upah bagi para buruh (tenaga kerja) . Dengan ini,
maka para buruh akan mencapai tingkat ekonomi yang lebih
tinggi.
 Pemerintah membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya, agar
pengangguran dapat dikurangi. Dengan pengangguran dikurangi,
maka kesejahteraan juga akan meningkat.
 Pemerintah melakukan pelatihan keterampilan,termasuk
kemampuan berbahasa asing ,sebelum para tenaga kerja itu
dikirim ke luar negeri. Serta hentikan agen-agen ilegal pengiriman
tenaga kerja ke luar negeri, karena biasanya agen-agen itu kurang
memberikan jaminan terhadap para tenaga kerja.
Tidak hanya negara saja yang bertanggung jawab dan menjamin
perlindungan terhadap tenaga kerja, tetapi kita semua juga dapat berperan dalam
hal itu. Hal yang kecil dapat membuat perubahan yang besar

9.5 Pengajaran HAM

Dua aspek besar yang menjadi perhatian kita. Pertama, persoalan


perspektif pendidikan HAM dan kedua metode pengajarannya. Banyak kalangan
memahami HAM sebagai anak dari kampanye westernisasi yang gelombangnya
tidak mampu ditolak masyarakat dunia ketiga. Pendidikan HAM proses
pengadopsian nilai-nilai barat yang dalam banyak hal mungkin tidak sesuai nilai-
nilai local. Pun ini dipersulit persoalan metodologis tentang transfer kognisi itu
dapat berjaln baik.
Pada era kekinian, pendidikan HAM tidak lagi dipahami sebagai proses
transfer nilai dari dunia Barat ke Timur. Pendidikan HAM sejatinya proses
pembelajaran yang fluid untuk memahami peserta didik akan hak individual
sehingga mampu memperjuangkan hak itu, sekaligus mampu menghargai hak
orang lain. Budaya HAM yang resiprokal terbangun dalam diri peserta didik
sehingga interaksi antara hak individu yang berbeda terjembatani demi
terbangunnya system sosial, buday, dan politik masyarakat yang sehat dan adil.
Disini, pedidikan HAM adalah kebutuhan semu orang. Sebab ia bukan
sekedar transfer ilmu pengetahuan tentang hak-hak individu, tapi proses
penyadaran dalam konteks kemasyarakatan. Karena itu, jika pendidikan HAM
dimaknai lebih sebagai proses ketersambungan antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, yang terjadi tidak sekadar proses pendidikan, lebih ke proses
pembelajaran. Transmisi pengetahuan tentang hak individu itu harus
direalisasikan dengan dimensi praksisnya.
Pembelajaran HAM harus dimaknai proses belajar menyambungkan
pengetahuan, perilaku, dan keteranpilan tentang HAM dalm kehidupan melalui
pengalaman dan latihan.
Prinsip pertama, pembelajaran HAM itu bisa dilakukan jika semua
komponen dan proses pendidikan termasuk didalamnya kurikulum, subjek studi,
metode, dan kegiatan studi-bersifat kondusif terhadap proses pembelajaran HAM,
sedangkan prinsip kedua lebih memberikan kepastian bahwa semua orang saling
menghargai dan nilai-nilai HAM diperaktikkan dalam ehidupan sehari-hari.
PERTEMUN
10

BAB 10

10.1 Federalisme

Federalisme adalah sebuah konsep politik di mana sekelompok anggota terikat bersama-
sama melalui perjanjian dengan kepala perwakilan pemerintahan. Istilah "federalisme"
juga digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pemerintahan di mana kedaulatan
secara konstitusional dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (seperti
negara bagian atau provinsi). Federalisme adalah sistem berdasarkan aturan demokratis
dan lembaga-lembaga di mana kekuasaan untuk memerintah dibagi antara pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi/negara bagian, menciptakan apa yang sering disebut
federasi.

10.2 Konfederalisme

Demokrasi Konfederalisme, menurut Abdullah Öcalan, adalah sebuah sistem politik


sosialis libertarian yang "terbuka terhadap kelompok politik dan faksi yang lain. Sistem
ini fleksibel, multi-budaya, anti-monopolis, dan berbasis konsensus."

Konfederasi (juga dikenal sebagai persekutuan atau liga) adalah persatuan kelompok
atau negara berdaulat yang bersatu untuk tujuan aksi bersama.Biasanya dibuat dengan
perjanjian, konfederasi negara cenderung didirikan untuk menangani masalah-masalah
kritis, seperti pertahanan, hubungan luar negeri, perdagangan internal atau mata uang,
dengan pemerintah pusat dituntut untuk memberikan dukungan kepada semua
anggotanya. Konfederalisme merupakan bentuk utama dari intergovernmentalisme, yang
didefinisikan sebagai segala bentuk interaksi di sekitar negara-negara yang terjadi atas
dasar kemerdekaan atau pemerintahan yang berdaulat.

Sifat hubungan di antara negara-negara anggota yang membentuk konfederasi sangat


bervariasi. Demikian juga, hubungan antara negara-negara anggota dan pemerintah
umum serta distribusi kekuasaan di antara mereka bervariasi. Beberapa konfederasi yang
lebih longgar mirip dengan organisasi internasional. Konfederasi lain dengan aturan yang
lebih ketat mungkin menyerupai sistem federal.
Karena negara-negara anggota konfederasi mempertahankan kedaulatan mereka, mereka
memiliki hak implisit untuk memisahkan diri. Filsuf politik Emmerich de Vattel berkata:
"Beberapa negara berdaulat dan merdeka dapat menyatukan diri mereka bersama-sama
dengan konfederasi terus-menerus tanpa masing-masing secara khusus berhenti menjadi
negara yang sempurna.... Perundingan bersama tidak akan menawarkan kekerasan
terhadap kedaulatan setiap anggota."

10.3 Kesatuan

Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Hal ini dilakukan
untuk terhindar dari disintegrasi, maka sangat dibutuhkan persatuan di Indonesia.

Terdapat tiga makna penting yang terkandung dalam kesatuan bagi bangsa Indonesia.
Adapun arti dari ketiga makna kesatuan yang harus diketahui, antara lain:

1. Selalu menjalin rasa kepercayaan, kebersamaan, dan saling melengkapi antarbangsa


demi menjaga rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Selalu berupaya untuk dapat saling menghargai satu sama lain antarsesama bangsa
yang berlandaskan rasa kemanusiaan sehingga dapat tercapai kehidupan yang serasi dan
harmonis.

3. Selalu menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan, saling tolong menolong, serta


nasionalisme antarbangsa yang dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

PERTEMUAN
11
BAB 11

11.1 Perkembangan pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan di Indonesia

Indonesia adalah negara Republik dengan sistem pemerintahan presidensial, yang artinya
dipimpin seorang presiden. Meski dipimpin presiden, bukan berarti ada penguasa tunggal
di negara Republik Indonesia.

Sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia membedakan atas tiga hal yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketentuan yang tertuang dalam konstitusi ini untuk
menjaga check and balances dalam menjalankan pemerintahan.

"Kekuasaan legislatif sebagai pembuat undang-undang, eksekutif untuk


melaksanakannya, dan yudikatif untuk menghakimi pelaksanaan undang-undang atau
aturan lain," ujar Ahmad Yani dalam paper berjudul Sistem Pemerintahan Indonesia:
Pendekatan Teori dan Praktek Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

Sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia memungkinkan


penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan aparat penyelenggara negara dapat dicegah.
Hal serupa juga bisa ditanggulangi secepatnya jika dilakukan pribadi yang sedang
menduduki jabatan dalam lembaga negara.

Menurut Montesquieu kebebasan politik sulit dijaga bila kekuasaan negara tersentralisasi
pada penguasa atau lembaga politik tertentu. Kekuasaan negara menurutnya perlu dibagi-
bagi inilah yang kemudian dikenal sebagai gagasan pemisahan kekuasaan negara
(separation of power).

1.Konsep Pembagiaan Dan Pemisahan Kekuasaan


Dalam konsep pembagian dan pemisahan kekuasaan ada dua tokoh penting yang
pendapatnya bisa dijadikan acuan, yaitu John Locke dan Montesquieu. John Locke
dalam buku Two Treatiesof Government membagi kekuasaan menjadi tiga macam
kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif (membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif
(melaksanakan undang-undang), dan kekuasaan federatif (melakukan hubungan
diplomatik dengan negara lain). Berbeda dengan pendapat John Locke, Montesquieu
dalam buku L’esprit des Lois pada tahun 1748, mengemukakan pemisahan kekuasaan
negaradibedakan dalam tiga organ, yaitu lembaga legislatif (kekuasaan membuat
undang-undang), lembaga eksekutif (kekuasaan melaksanakan undang-undang), dan
lembaga yudikatif (kekuasaan mengadili pelanggaran undang-undang).

2. Pembagian Kekuasaan Di Indonesia

Sistem pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas tiga lembaga, yaitu legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Ketiga lembaga negara di Indonesia tidak dipisahkan secara
mutlak, tetapi antaralembaga satu dan lainnya terdapat hubungan kekuasaan dan
keterkaitan. Sistemini sangat dipengaruhi oleh teori Trias Politica dari Montesquieu,
tetapi dalam pelaksanaannya tidak diterapkan secara murni dan mutlak. Adanya
dinamika dalam kehidupan ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan sistem
pembagian kekuasaan negara juga mengalami perkembangan. Dalam sistem pembagian
kekuasaan di negara Republik Indonesia, kekuasaan negara dibagi dalam empat lembaga
negara, yaitu lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif, dan lembaga
eksaminatif.

PERTEMUAN
12
BAB 12

12.1 Definisi partai politik, fungsi partai politik, klasifikasi partai politik, dan partai
politik di Indonesia

partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk
dengan tujuan umum. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Bisa juga di
definisikan, perkumpulan (segolongan orang-orang) yang seasas, sehaluan, setujuan di
bidang politik.

Partai politik diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:

Partai sebagai sarana komunikasi politik

Partai politik mempunyai tugas adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan inspirasi
masyarakat dan mengatur daripada kesimpangsiuran pendapat dari masyarakat
berkurang. Pendapat yang telah disalurkan akan ditampung dan disatuikan agar tercipta
kesamaan tujuan. Proses penggabungan pendapat dan inspirasi tersebut dinamakan
penggabungan kepentingan (interest aggregation).

Partai sebagai sarana sosialisasi politik

Partai politik memiliki peranan yaitu sebagai sarana sosialisasi politik. Di dalam ilmu
poltik, Sosialisasi Politik diartikan sebagai proses melalaui mana seseorang memperoleh
sikap dan orientsi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat
di mana ia berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari
mssa kanak-kanak sampai dewasa.
Partai sebagai sarana recruitment politik

Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk
turut dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (political recruitment). Dengan
demikian partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya dengan melalui kotak
pribadi, persuasi dan lain-lain. Dan partai politik juga, berfungsi juga dalam mendidik
kader-kader muda untuk menggantikan kader yang lama.

Partai sebagai sarana pengatur konflik

Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat


merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha dalam
mengatasinya.

Tujuan umum partai politik adalah :

1.Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

2.Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3.Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung


tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan

4.Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara khusus tujuan dari partai politik adalah :

1.Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka


2.penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;

3.Memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara; dan

4.Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Jadi fungsi dan tujuan partai politik dapat disimpulkan sebagai organisasi resmi penyalur
aspirasi masyarakat yang memiliki kekuatan politik, ikut menentukan proses
pembentukan kekuasaan pemerintah secara legal (diakui berkekuatan hukum)
mempunyai hak beraktivitas merebut dan mempertahankan kekuasaan politik.
BAB 13

13.1 Susunan badan legislatif, Masalah perwakilan dan Keterwakilan, system


pemilihan, Pemilu

sistem pemerintahan mencakup lembaga-lembaga negara, kewenangan dan fungsi


lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga-lembaga negara serta pelaksanaan
berbagai fungsi dan kewenangan lembaga negara dalam proses penyelengaraan
pemerintahan.

Setelah perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonseia Tahun 1945
( UUD 1945 ), lembaga perwakilan rakyat pada tingkat pusat dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat mendasar. Sebelum
perubahan lembaga perwakilan rakyat terdiri dari Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sedangkan setelah perubahan menjadi tiga
lembaga; yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD). Disamping itu baik sebelum maupun sesudah perubahan
UUD 1945 dikenal juga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi maupun
DPRD Kabupaten dan Kota.

Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR merupakan lembaga tertinggi negara
dan melaksanakan sepenuhnya kedaulatan rakyat. Perwakilan dalam MPR terdiri dari
tiga pilar perwakilan yaitu perwakilan politik (political representation), yaitu para
anggota DPR yang dipilih dalam pemilihan umum, perwakilan fungsional (functional
representation), yang terdiri dari para utusan golongan dan perwakilan kedaerahan
(regional representation) yaitu para utusan daerah. Karena itu, MPR diartikulasikan
sebagai representasi dan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. MPR sebagai lembaga
perwaklilan rakyat tidak sama dengan yang dikenal di berbagai negara yang biasanya
merupakan lembaga pembentuk undang-undang, akan tetapi hanya terbatas sebagai
pembentuk UUD termasuk melakukan perubahan yaitu sebagai lembaga konstituante.
Sedangkan lembaga perwakilan yang memiliki kewenangan membentuk undang-undang
itu dalam ketatanegaraan Indonesia adalah DPR (walaupun tidak sepenuhnya karena
dilakukan bersama Presiden).

Perubahan yang terjadi tidak saja pada jumlah lembaga perwakilan rakyat akan tetapi
lebih jauh dari itu, yaitu perubahan pada susunan dan kedudukannya, kewenangannya
serta mekanisme pengisian jabatannya. Perubahan ini membawa implikasi yang sangat
luas dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, baik dalam hubungannya dengan lembaga-
lembaga negara yang lainnya dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya dalam
ketatanegaraan Indonesia, maupun bagi perkembangan negara demokrasi modern.
Walaupun sama-sama merupakan lembaga perwakilan rakyat, ketiga lembaga tersebut
memiliki fungsi yang berbeda serta keterwakilan (representasi) yang berbeda pula. Dari
uruaian tersebut di atas terdapat beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam
makalah singkat ini yaitu :

a) Perubahan-perubahan apa saja yang dilakukan terhadap sistem perwakilan dalam


ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan UUD 1945, dari sisi kelembagaan,
kedudukan dan kewenangan, mekanisme pengisian jabatan serta hubungannnya dengan
lembaga negara yang lainnya dalam sistem ketatanegaan Indonesia.

b) Sejauh mana perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi dan memberikan


dukungan terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia yang lebih demokratis setelah
perubahan UUD 1945.

B. Kerangka Teori Sistem Ketatanegaraan

Sistem pemerintahan negara adalah sistem hubungan dan tata kerja antar lembaga-
lembaga negara. Sistem pemerintahan negara mencakup folosofi yang menjadi dasar
hubungan, pengaturan mengenai hubungan serta pembagian kewenangan dan fungsi
antar lembaga negara serta institusi lainya yang terkait dengan gerak roda pemerintahan.
Dengan demikian sistem pemerintahan mencakup lembaga-lembaga negara, kewenangan
dan fungsi lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga-lembaga negara serta
pelaksanaan berbagai fungsi dan kewenangan lembaga negara dalam proses
penyelengaraan pemerintahan.

Suatu negara hanya akan hidup dan bergerak dinamis jika dijalankan oleh lembaga-
lembaga negara sebagai pemegang kekuasaan negara. Sedangkan kekuasaan negara itu
dijalankan oleh lembaga-lembaga negara pada tingkat pusat maupun oleh lembaga
negara pada tingkat loka/daerah. Kekuasaan negara dibagi kepada lembaga-lembaga
negara yang menurut Miriam Budiardjo dapat dibagi dalam dua cara, yaitu; pertama;
secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatannya dan dalam hal ini yang
dimaksud adalah pembagian kekuasaan antara bebarapa tingkat pemerintahan.
BAB 14

14.1 Wewenang badan eksekutif, Parlementer, Presidensil

Wewenang badan eksekutif

Lembaga eksekutif adalah salah satu badan pemerintahan yang punya kekuasaan dan
bertanggung jawab untuk menerapkan hukum.

Lembaga ini bertugas melaksanakan undang-undang, menyelenggarakan urusan


pemerintahan, serta mempertahankan tata tertib dan keamanan.

Hal ini berlaku di dalam maupun di luar negeri.

 Sistem Lembaga Eksekutif

Sistem lembaga eskekuti terbagi jadi dua, yaitu:

 Sistem Pemerintahan Parlementer

Kepala negara dan kepala pemerintahan dalam sistem ini terpisah. Kepala pemerintahan
dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan kepala negara dipimpin oleh presiden.

Namun, kepala negara cuma berfungsi sebagai simbol suatu negara yang berdaulat.

 Sistem Pemerintahan Presidensial

Dalam sistem ini, kepala pemerintahan dan kepala negara sama-sama dipengang oleh
presiden.

Sistem parlementer

14.2 Sistem parlementer


 adalah sebuah sistem yang parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan.
Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana mentri dan
parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya Berbeda dengan system presidensil, sistem parlemen dapat
memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Dalam presidensial, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, tetapi dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol Kepala
negara

14.3 Sistem presidensial

Sistem presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan system


pemerintahan negara Republik dimana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan
terpisah dengan kekuasaan legislative.
Wewenang Presiden sebagai lembaga eksekutif adalah: 

 Presiden memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945 sesuai


dengan apa yang dimaksud di dalam UUD 1945 pasal 4 ayat (1).

 Presiden menetapkan PP atau peraturan pemerintah dalam menjalankan undang


undang, hal ini sesuai denga pasal 5 ayat (2) UUD 1945.

 Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri, hal ini sesuai dengan pasal


17 ayat (2) UUD 1945.
BAB 15

15.1 Badan yudikatif di Negara demokrasi

Lembaga yudikatif adalah lembaga negara yang bertugas sebagai pengawal jalannya
undang-undang atau aturan negara. Dalam bertugas, lembaga yudikatif bersinergi dengan
lembaga eksekutif dalam pemerintah.

Dalam lembaga yudikatif tersebut ada tiga lembaga yang memiliki tugas masing-masing,
yakni:
1. Mahkamah Agung (MA)
2. Mahkamah Konstitusi (MK)
3. Komisi Yudisial (KY)

Berikut penjelasnnya:
Mahkamah Agung (MA)
MA merupakan lembaga tinggi negara yang memegang kekuasaan kehakiman. MA
diketuai oleh Hakim Agung.

berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, MA lahir bersamaan dengan lahirnya


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada 1945, MA pemegang kekuasaan kehakiman.
Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi,

MA merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam


penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua
hukum dan undang-undang diseluruh negara Indonesia diterapkan secara adil, tepat, dan
benar.

Selain tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, MA juga berwenang memeriksa dan


memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.

MA juga memiliki fungsi nasihat dengan memberikan nasihat atau pertimbangan dalam
bidang dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain. Selain itu juga MA
memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian
atau penolakan grasi.

Mahkamah Konstitusi (MK)


MK merupakan lembaga yudikatif yang memiliki kewenangan sebagai pengadilan pada
tingkat pertama dan terakhir. Di mana keputusannya bersifat final untuk menguji
Undang-undang (UU).
ada beberapa tugas MK yang diatur undang-undang, yakni:
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji 2.UU terhadap UUD.
3.Memutuskan persengketaan Memutuskan pembubaran partai politik
4.Memutuskan perselisihan dan persengketaan
5.Memiliki kewajiban memberikan keputusan tentang pendapat DPR mengenai dugaan
6.pelanggaran oleh presiden dan wakil presiden sesuai UU
7.Bertugas menerima usulan pemberhentian presiden dan wakil presiden dari DPR untuk
segera ditindaklanjuti.

Beberapa fungsi MK, yakni:


1. Fungsi peradilan
2. Fungsi pengawasan
3. Fungsi pengaturan
4. Fungsi memberi nasihat
5. Fungsi administrasi

Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial adalah lembaga yudikatif yang memiliki tugas dan wewenang untuk
mengusulkan pengangkatan hakim agung.

KY juga menjaga menegakan keluhuran kehormatan martabat dan perilaku hukum.

Ada beberapa tugas Komisi Yudisial, yakni:


1.Melakukan pendaftaran calon hakim agung
2.Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung
3.Menetapkan calon hakim agung
4.Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

15.2 Common law

Common Law (Anglo Saxon) adalah sistem hukum yang berasal dari Inggris dan
berkembang di negara-negara jajahannya. Sistem hukum Common Law mendasarkan
pada putusan pengadilan sebagai sumber hukumnya.

15.3 Civil law


Civil law system adalah bentuk-bentuk sumber hukum dalam arti formal dalam sistem
hukum Civil Law berupa peraturan perundang- undangan, kebiasaan-kebiasaan, dan
yurisprudensi.

sistem hukum Civil Law (Eropa Kontinental) yang berlaku di negara-negara Eropa
daratan dan negara-negara jajahannya, termasuk Indonesia, berpegang kepada kodifikasi
undang-undang menjadi sumber hukum utamanya.

15.4 Judicial review

judicial review adalah suatu proses ketika tindakan eksekutif dan legislatif ditinjau oleh
badan yudikatif. Badan tersebut akan meninjau apakah suatu tindakan atau undang-
undang sejalan dengan konstitusi suatu negara. Wewenang untuk meninjau sendiri
biasanya diatur oleh konstitusi. Apabila suatu tindakan atau undang-undang dianggap
tidak konstitusional, tindakan atau undang-undang tersebut dapat dibatalkan. Maka dari
itu, pengujian yudisial merupakan salah satu mekanisme check and balance dalam
doktrin pemisahan kekuasaan.

Di Indonesia, pengujian yudisial tidak sama dengan uji materiil karena pengujian
yudisial hanya menguji suatu norma hukum yang terdiri dari pengujian materiil maupun
formil, sementara uji materiil berkaitan dengan norma hukum yang berlaku dan dianggap
melanggar hak-hak konstitusional seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam" 1"977 . Dosar-Dasar I I mu Folitik. Gramedia, Jakarta

Imam Hidayat, Teori-Teori Politik, (Malang: SETARA press, 2009)

Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik (jakarta : Rieneka Cipta, 2001)

Hoogerwerf, Politikologi (Jakarta : Penerbit Erlangga,1985

Syafiie,Drs. Inu kencana. 2000. Ilmu Politik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

http://irwanteasosial.blogspot.co.id 9 yang diakses pada 13 September 2017

https://id.wikipedia.org 5 diakses pada 13 September 2017


8ahar, Saafroedin. "Visi Indonesia tenrtang Hak-Hak Asasi ftlanusia", dalam Mimbor BP-
7, No.51.. hlm. 82-99. BF7 Pusat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai