ANGGOTA :
-
Definisidanbidangilmu
politik
- Prinsi-prinsipilmu-
ilmusocial
BAB 1
Pengantar Ilmu Politik merupakan mata kuliah dasar sebelum mahasiswa memahami
konsep lain dalam prodi ilmu politik maupun dalam prodi Hubungan Internasional.
Pengantar Ilmu Politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari
kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan.
Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik
sesama warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama
Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan,
usaha mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana
menghambat penggunaan kekuasaan.
Tujuan mempelajari ilmu politik adalah
Memberikan pemahaman secara integral terhadap politik dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya.
Memahami ilmu politik agar dapat mencapai kecerdasan politik yaitu Kecerdasan
Politik, PQ = A + B + C
Political Quetiont = A : Political Thinking (kemampuan berfikir politis dengan
mengikuti peristiwa, kemampuan menganalisis) B : Political Attitude (kemampuan
bersikap, politik kecerdasan [inter-intra] dalam mewujudkan pemikiran politik) C :
Political Skills (kemampuan bertindak politik)
Ilmu politik bertujuan untuk mensejahterakan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan memelihara perdamaian dunia.
PERTEMUAN
2
BAB 2
1. Negara
2. Negara sendiri oleh Miriam Budiardjo diartikan sebagai suatu organisasi dalam suatu
wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan
3. Pengambilan Keputusan
Menurut Miriam Budiardjo, pengambilan keputusan merujuk pada proses yang terjadi
sampai keputusan itu tercapai.
Dalam ilmu politik, pengambilan keputusan terkait dengan berbagai macam keputusan
yang diambil secara kolektif mengikat seluruh masyarakat.
4. Kebijakan Umum
Kebijakan sendiri menurut Miriam Budiardjo adalah suatu kumpulan keputusan yang
diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara
untuk mencapai tujuan itu.
6. Dalam ilmu politik, konsep pembagian atau alokasi berkaitan erat dengan pembagian
dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat. Pembagian atau alokasi sendiri diartikan
sebagai pembagian dan penjatahan nilai-nilai (values) dalam masyarakat.
PERTEMUAN
3
BAB 3
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dan juga fenomena yang bersifat politik.
Teori politik adalah bahasan dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik, cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut, kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan
yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu, dan kewajiban-kewajiban (obligations)
yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik
mencakup masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban,
kemerdekaan, lembaga-lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik,
modernisasi dan sebagainya. Buku ini ditampilkan untuk mendefinisikan atau
merumuskan, membangun batasan terhadap terminologi-terminologi seperti yang
terdapat di dalam teori politik (political theory), filsafat politik (political philosophy) dan
ideologi politik (political ideology), dan untuk mengklarifikasi pengertian terminologi-
terminologi khusus yang sangat beraneka ragam yang dipergunakan oleh ahli-ahli ilmu
politik.
PERTEMUAN
4
BAB 4
Teori potitik adatah suatu cara berpikir esensial, tidak hanya mencakup argumen
deduktif dan empiris, melainkan juga mengkombinasikannya dengan kepentingan
normatif, sehingga mensyaratkan suatu karakter yang praktis dan menjadi pedoman
bertindak. Teoritisi politik harus mampu bertindak, dengan keyakinan dan keahlian, dan
menggabungkan antara keadaan sosial dengan konsep politik. Ini berarti bahwa teoritisi
politik harus ahli memahami bagaimana konsep-konsep dan gagasan-gagasan, dan
bagaimana pandangan atau ideologi-ideologi itu muncut dari kondisi sosial, serta
membantu mentransformasikan mereka. Sedangkan Henry J. Schmandt mendefinisikan
teori politik sebagai seperangkat konsep mengenai faktor-faktor politik dan hubungan-
hubungan diantara mereka. Tujuannya adatah membawa tatanan dan makna pada suatu
pengumpulan data yang jika tidak demikian maka data tersebut tidak berkaitan dan tanpa
tujuan. Teori politik melakukan tugasnya dengan membangun hipotesis tertentu
mengenai prosesproses pemerintahan dan investigasi politik melalui observasi dan
pengalaman ke dalam fenomena-penomena politik. Dasar-dasar politik mi, sebagaimana
diteliti Leo Strauss, meliputi dua kelompok persoalan;
4.2 Masyarakat
pengertian masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
10ystem semi tertutup atau semi terbuka. Dengan kata lain, masyarakat merupakan
interaksi individu yang berada dalam kelompok tersebut. Selain itu, masyarakat juga bisa
disebut sebagai satu kesatuan atau kelompok yang memiliki hubungan serta beberapa
kesamaan seperti sikap, perasaan, tradisi, dan budaya. Yang mana kelompok tersebut
membentuk suatu keteraturan. Menurut Paul B. Horton Masyarakat adalah kumpulan
manusia yang memiliki kemandirian dengan bersama-sama untuk jangka waktu yang
lama dan juga mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu. Di mana dalam wilayah
tersebut memiliki kebudayaan yang tidak berbeda di dalam kelompok tersebut.
Menurut Linton, Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang sudah lama hidup
dan bekerja sama sehingga akan terbentuk suatu organisasi. Yang mana, organisasi
tersebut dapat mengatur setiap orang di dalam masyarakat dan bisa mengatur dirinya
sendiri sebagai sebuah satu kesatuan sosial yang memiliki batas-batas tertentu.
4.3 Kekuasaan
Dalam literatur ilmu politik konsep kekuasaan berkaitan erat dengan konsep
kekuatan. Keterkaitan kedua konsep ini, menurut Isjwara (1982), karena kekuatan
diartikan sebagai gejala sosial, sebagai kekuasaan fisik, sebagai kekuasaan yang disertai
dengan kekerasan atau daya-paksa fisik ataupun ancaman-ancaman fisik lainnya.
Kekuasaan tidak selalu berupa kekuatan, walaupun sekali-kali kekuasaan dapat juga
mengambil bentuk kekuatan, yakni bentuk kekuasaan yang disebut “naked power”.
Kekuasaan dalam arti tertentu adalah kekuatan yang disetujui. Adanya kekuasaan dalam
berbagai manifestasinya, termasuk kekuatan harus diterima oleh umat manusia, karena
manusia menurut kodratnya ditakdirkan untuk hidup berkelompok. Manusia ditakdirkan
oleh hakikatnya sebagai makhluk sosial, untuk menerima adanya penyelenggaraan
kekuasaan, sekalipun penyelenggaraan itu didasarkan atas kekuatan belaka. Menurut
Isjwara asal mula terbentuknya negara sesuai “Teori Kekuatan”, adalah hasil dominasi
dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara terbentuk dengan
penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok
etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses
pembentukan negara. Negara merupakan resultante positif dari sengketa dan penaklukan.
Dalam teori kekuatan, faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai faktor tunggal dan
terutama yang menimbulkan negara. Kekuatan (force) menjadi sumber pencipta negara-
negara. Negara dilahirkan karena pertarungan kekuatan dan yang keluar sebagai
pemenang adalah pembentuk negara itu, dan sebagainya.
4.4 Negara
PERTEMUAN
5
BAB 5
PERTEMUAN
6
BAB 6
Marxisme, atau Sosialisme Ilmiah, adalah sebutan untuk seperangkat gagasan yang
pertama dirumuskan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895).
Secara keseluruhan, gagasan-gagasan ini menyediakan dasar teoritis yang sudah lengkap
dijabarkan untuk perjuangan kelas pekerja untuk mencapai bentuk masyarakat yang lebih
agung – sosialisme.
Salah satu andil besar Karl Marx terhadap pemikiran sosial adalah kritikannya yang
pedas pada cara kerja 15egara 15egara15. Baginya kapitalisme memicu adanya
kesenjangan, eksploitasi dan kemiskinan, serta pemiskinan pekerja sebagaimana mereka
merasa dirugikan dalam pasar, dipaksa untuk menjual tenaga mereka di bawah nilai yang
sesungguhnya.
Marx menganalisi pertumbuhan kapitalisme, arti ekonomi dan materi, pentingnya kelas,
eksploitasi, dan kesenjangan – dan mungkin juga masyarkat sosialis. Karl Marx
mengamati kehidupan miskin masyarakat dibawah eksploitasi kapitalisme industry dan
menganalisis tingkatan perjuangan masyarakat. Karya-karya awalnya bersifat filosofis
dan sering kali disebut humanis, sedangkan karya-karya berikutnya mengembangkan
konsepsi sejarah dan analisis ilmiah mengenai cara produksi.
Ciri Pandangan Marx:
Materialisme
Kenyataan yang sesungguhnya adalah benda atau materi, persoalan ide, roh dianggap
bukan substansi yang berdiri sendiri, tetapi dirumuskan sebagai akibat dari proses
materi. Dalam kenyataannya pikiran manusia (kesadaran manusia) itu ditentukan oleh
perubahan dan perkembangan tenaga produktif dan hubungan produksi masyarakat.
Materialisme Dialektis
Keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus tanpa ada yang
memperantarai. Dari proses itu timbul kesadaran melalui proses pertentangan. Di dalam
pertentangan ada hakikat perkembangan dalam pertentangan itu sendiri. Gagasan
pokoknya terjadi pertententangan antara segi-segi yang berlawandan gagasan bahwa
sesuatu berkembang terus. Ini terjadi di dunia materi atau kebendaan, nyata, konkret
bukan abstrak yang membuahkan ide atau aspek rohani. ilmu sosial Marxisme
menjelaskan bahwa perkembangan dan perubahan sosial itu ditentukan oleh kontradiksi
unsur-unsur intern dalam masyarakat itu sendiri.
Historis Materialisme
Basis gerak masyarakat dikembalikan pada kondisi-kondisi material. Masyarakat
dipahami dalam kerangka struktur bawah dan atas. Lapisan bawah (ekonomi) atau
infrastruktur menentukan suprastruktur atau lapisan atas (sosial, budaya, politik, filsafat,
agama). Dalam The German Ideology : “it is not the consciousness of man, that
determines their being, but on the contrary, their social being that determines their
consciousness.” Maksudnya ialah kehidupan sosial ekonomi ditempatkan sebagai
perangkat yang mendasari setiap kiprah kesadaran manusia. Dengan kata lain factor
materi adalah penentu dari sinilah konsep sejarah perkembangan masyarakat diajukan
Marx seperti yang dalam tulisannya dalam Manifesto of The communist Party (1848).
Menurut Karl Marx 16egara16ral16 histori atau Sosiologi Marxisme mangajarkan
tentang:
Negara demokrasi adalah 16egara yang menganut bentuk atau mekanisme 16egara
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas 16egara untuk dijalankan oleh
pemerintah 16egara tersebut. Isu mengenai demokrasi akan selalu berhubungan dengan
isu mengenai hak asasi manusia. Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya
umat manusia dalam rangka menjamin dan melindungi hak asasinya, karena demokrasi
merupakan salah satu 16egara politik yang memberi penghargaan atas hak dasar
manusia. Demokrasi bukanlah hanya sebatas hak sipil dan politik rakyat, namun dalam
perkembangannya demokrasi juga terkait erat dengan sejauh mana terjaminnya hak-hak
ekonomi dan sosial budaya dari rakyatnya. Dengan demikian hak asasi manusia akan
terwujud dan terjamin oleh 16egara yang demokratis dan demikian sebaliknya,
demokrasi akan terwujud apabila 16egara mampu menjamin tegaknya hak asasi manusia.
Demokrasi berdasarkan prosesnya dibagi menjadi dua yakni demokrasi langsung dan
demokrasi tidak langsung.
Pancasila
Tuhan sebagai kausa prima. Oleh karena itu sebagai umat yang
bertuhan harus taat kepada Tuhan yang Maha Esa, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, pelaksanaan sila pertama pancasila didasarkan
pada UUD 1945 Amandemen BAB XI pasal 29, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, artinya kita sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk
sosial, untuk itu sesuai dengan sila kedua penghargaan kepada sesama
umat manusia sangat penting sekali, berarti pengakuan yang sama itu
sesuai dengan derajat kemausiaan maka kita menghargai akan hak-hak
asasi manusia seimbang dengan keawajiban-kewajibannya, Persatuan,
artinya kita bangsa indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa,
sehingaa dalam persatuan bangsa kita ditempatkan diatas kepentingan
sendiri. Pengorbanan untuk kepentingan bangsa lebih ditempatkan dari
pada pengorbanan untuk kepentingan pribadi, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyarawatan perwakilan, artinya
pengakuan dalam kehidupan kemasyarakatan dan bernegara sistem yang
dianut yaitu demokrasi pancasila.
PERTEMUAN
7
BAB 7
PARTAI POLITIK
Sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara maupun setiap warga negara.
Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan Bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan
supel. Memuat aturan-aturan pokok yang harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman serta memuat HAM.
Memuat norma-norma/ aturan yang dapat dan harus dilaksanakan secara
konstitusional.
Dalam setiap hukum nasional UUD 1945 merupakan peraturan hukum positif
tertinggi, disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif
yang lebih rendah alam hirarchi tertib hukum Indonesia.
7.2 Pengertian Dan Fungsi Undang-Undang Dasar
UUD adalah merupakan bagian tertulis suatu konstitusi yang berfungsi untuk
membatasi Kekuasaan pemerintah, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
mengarah pada tindakan yang sewenang-wenang
Penegakan UUD dimulai dari perjuangan hak rakyat dari kekuasaan raja yang
absolut yang mencapai bentuk yang lebih jelas pada akhir abad ke-19
Sejalan dengan konsep demokrasi pada abad ke-19 maka UUD pun diwarnai
dengan perjuanangan untuk menegakkan hak asasi individu, sehingga perana
individu atau swasta mendapat porsi yang lebih besar sedangkan perann
pemerintah sangat terbatas.
UUD pada abad ke-20 memberi peranan yang lebih besar pada pemerintah,
sejalan dengan konsep demokrasi untuk menegakkan Rule of Law yang dinamis
untuk mencapai kesejahteraan rakyat (welfare state).
Dalam negara komunis UUD adalah pencacatan formal dan legal dari kemajuan
yang dicapai serta memberikan rangka dan dasar hukum untuk perubahan
masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap perkembangan selanjutnya ; oleh
karena itu Uud disini akan selalu diganti setiap tercapai suatu tahapan kemajuan
dalam masyarakat.
Pengertian konstitusi lebih luas daripada UUD, karena konstitusi tidak hanya
berupa peraturan-peraturan tertulis saja, tetapi mencakup juga semua peraturan-
peraturan yang tidak tertulis lainnya yang mengatur secara mengikat bagaimana
suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
7.3 Ciri-Ciri
Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan
perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan
yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat
kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih
rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan pada akhirnya
apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD
1945.
UTS
PERTEMUAN
9
BAB 9
9.2 Kedudukan
9.3 Kebebasan
Di negara ini, tidak ada larangan bagi setiap orang untuk bekerja, dari
yang ingin menjadi karyawan kantor/pabrik, guru, dokter, sampai jadi presiden
pun semua diperbolehkan. Tetapi hak untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak sering kurang diperhatikan ataupun dikesampingkan.
Keserakahan manusia adalah salah satu faktornya. Manusia masih banyak
yang nepotisme dalam mencari pekerjaan. Contohnya untuk pencari lowongan
pekerjaan, orang yang diterima dalam pekerjaan itu masih didominasi oleh
keluarga orang-orang yang telah bekerja di suatu perusahaan.
Lalu untuk mencari pekerjaan masih menggunakan “sogokan” sejumlah
uang agar bisa diterima. Masih banyak manusia yang demi menuntut
haknya/memenuhi keinginannya, lantas ia menghalalkan segala cara. Mereka
tentu saja tidak memikirkan hak-hak orang lain (hak para pencari kerja lainnya)
dalam melakukan hal tersebut.
Dengan lapangan kerja yang terbatas, maka tentu saja lapangan kerja yang
tersedia tidak dapat menampung banyaknya angkatan kerja yang ingin
mendapatkan pekerjaan. Maka, bukan tidak mungkin akan terjadi pengangguran
di mana-mana. Padahal orang harus bekerja untuk bisa hidup sejahtera lahir dan
batin.
Rendahnya upah tenaga kerja juga menjadi masalah dalam negeri ini. Para
buruhlah yang terutama mengalami ketidakadilan ini. Mereka semua bekerja
sangat keras, tetapi upah yang didapat sangatlah minim.
Dalam pasal 23 ayat (3) Deklarasi Universal HAM PBB, bahwa setiap
orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik,
yang menjamin kehidupannya bersama dengan keluarga, sepadan dengan
martabat manusia, dan jika ditambah dengan bantuan-bantuan sosial lainnya.
Jadi, sangatlah tidak pantas jika upah buruh itu masih dibawah rata-rata. Para
buruh itu juga manusia, mereka juga punya kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Masalah yang lainnya adalah mengenai perlindungan terhadap tenaga
kerja. Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah sangat sering
terjadi. Biasanya yang sering mengalami ini adalah para Tenaga Kerja Wanita
(TKW) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri.
Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak penting
untuk dijamin perlindungannya karena setiap orang berhak atas kesejahteraan.
Dalam KBBI, sejahtera didefinisikan dengan aman, sentosa, dan
makmur ; selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan
masyarakat merupakan tolok ukur maju tidaknya suatu negara. Dengan mendapat
suatu pekerjaan, maka setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya.
Dengan semua kebutuhan terpenuhi, baik kebutuhan lahir maupun batin, maka
dapat dikatakan orang itu hidup sejahtera. Tentu saja semua orang ingin hidup
sejahtera bukan?
Selain itu, dengan adanya jaminan atas hak ini, maka tenaga kerja akan
merasa terlindungi hak-haknya. Mereka tidak akan merasa khawatir lagi dalam
melakukan pekerjaannya, karena mereka telah dilindungi oleh hukum yang
berlaku.
Agar semua permasalahan mengenai ketenagakerjaan dan penghidupan
yang layak bagi masyarakat Indonesia dapat dikurangi, maka ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan.:
Perbaiki sistem upah bagi para buruh (tenaga kerja) . Dengan ini,
maka para buruh akan mencapai tingkat ekonomi yang lebih
tinggi.
Pemerintah membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya, agar
pengangguran dapat dikurangi. Dengan pengangguran dikurangi,
maka kesejahteraan juga akan meningkat.
Pemerintah melakukan pelatihan keterampilan,termasuk
kemampuan berbahasa asing ,sebelum para tenaga kerja itu
dikirim ke luar negeri. Serta hentikan agen-agen ilegal pengiriman
tenaga kerja ke luar negeri, karena biasanya agen-agen itu kurang
memberikan jaminan terhadap para tenaga kerja.
Tidak hanya negara saja yang bertanggung jawab dan menjamin
perlindungan terhadap tenaga kerja, tetapi kita semua juga dapat berperan dalam
hal itu. Hal yang kecil dapat membuat perubahan yang besar
BAB 10
10.1 Federalisme
Federalisme adalah sebuah konsep politik di mana sekelompok anggota terikat bersama-
sama melalui perjanjian dengan kepala perwakilan pemerintahan. Istilah "federalisme"
juga digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pemerintahan di mana kedaulatan
secara konstitusional dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (seperti
negara bagian atau provinsi). Federalisme adalah sistem berdasarkan aturan demokratis
dan lembaga-lembaga di mana kekuasaan untuk memerintah dibagi antara pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi/negara bagian, menciptakan apa yang sering disebut
federasi.
10.2 Konfederalisme
Konfederasi (juga dikenal sebagai persekutuan atau liga) adalah persatuan kelompok
atau negara berdaulat yang bersatu untuk tujuan aksi bersama.Biasanya dibuat dengan
perjanjian, konfederasi negara cenderung didirikan untuk menangani masalah-masalah
kritis, seperti pertahanan, hubungan luar negeri, perdagangan internal atau mata uang,
dengan pemerintah pusat dituntut untuk memberikan dukungan kepada semua
anggotanya. Konfederalisme merupakan bentuk utama dari intergovernmentalisme, yang
didefinisikan sebagai segala bentuk interaksi di sekitar negara-negara yang terjadi atas
dasar kemerdekaan atau pemerintahan yang berdaulat.
10.3 Kesatuan
Kesatuan merupakan hasil dari persatuan yang telah menjadi utuh. Hal ini dilakukan
untuk terhindar dari disintegrasi, maka sangat dibutuhkan persatuan di Indonesia.
Terdapat tiga makna penting yang terkandung dalam kesatuan bagi bangsa Indonesia.
Adapun arti dari ketiga makna kesatuan yang harus diketahui, antara lain:
2. Selalu berupaya untuk dapat saling menghargai satu sama lain antarsesama bangsa
yang berlandaskan rasa kemanusiaan sehingga dapat tercapai kehidupan yang serasi dan
harmonis.
PERTEMUAN
11
BAB 11
Indonesia adalah negara Republik dengan sistem pemerintahan presidensial, yang artinya
dipimpin seorang presiden. Meski dipimpin presiden, bukan berarti ada penguasa tunggal
di negara Republik Indonesia.
Sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia membedakan atas tiga hal yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ketentuan yang tertuang dalam konstitusi ini untuk
menjaga check and balances dalam menjalankan pemerintahan.
Menurut Montesquieu kebebasan politik sulit dijaga bila kekuasaan negara tersentralisasi
pada penguasa atau lembaga politik tertentu. Kekuasaan negara menurutnya perlu dibagi-
bagi inilah yang kemudian dikenal sebagai gagasan pemisahan kekuasaan negara
(separation of power).
Sistem pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas tiga lembaga, yaitu legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Ketiga lembaga negara di Indonesia tidak dipisahkan secara
mutlak, tetapi antaralembaga satu dan lainnya terdapat hubungan kekuasaan dan
keterkaitan. Sistemini sangat dipengaruhi oleh teori Trias Politica dari Montesquieu,
tetapi dalam pelaksanaannya tidak diterapkan secara murni dan mutlak. Adanya
dinamika dalam kehidupan ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan sistem
pembagian kekuasaan negara juga mengalami perkembangan. Dalam sistem pembagian
kekuasaan di negara Republik Indonesia, kekuasaan negara dibagi dalam empat lembaga
negara, yaitu lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif, dan lembaga
eksaminatif.
PERTEMUAN
12
BAB 12
12.1 Definisi partai politik, fungsi partai politik, klasifikasi partai politik, dan partai
politik di Indonesia
partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk
dengan tujuan umum. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Bisa juga di
definisikan, perkumpulan (segolongan orang-orang) yang seasas, sehaluan, setujuan di
bidang politik.
Partai politik mempunyai tugas adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan inspirasi
masyarakat dan mengatur daripada kesimpangsiuran pendapat dari masyarakat
berkurang. Pendapat yang telah disalurkan akan ditampung dan disatuikan agar tercipta
kesamaan tujuan. Proses penggabungan pendapat dan inspirasi tersebut dinamakan
penggabungan kepentingan (interest aggregation).
Partai politik memiliki peranan yaitu sebagai sarana sosialisasi politik. Di dalam ilmu
poltik, Sosialisasi Politik diartikan sebagai proses melalaui mana seseorang memperoleh
sikap dan orientsi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat
di mana ia berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari
mssa kanak-kanak sampai dewasa.
Partai sebagai sarana recruitment politik
Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk
turut dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (political recruitment). Dengan
demikian partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya dengan melalui kotak
pribadi, persuasi dan lain-lain. Dan partai politik juga, berfungsi juga dalam mendidik
kader-kader muda untuk menggantikan kader yang lama.
4.Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Jadi fungsi dan tujuan partai politik dapat disimpulkan sebagai organisasi resmi penyalur
aspirasi masyarakat yang memiliki kekuatan politik, ikut menentukan proses
pembentukan kekuasaan pemerintah secara legal (diakui berkekuatan hukum)
mempunyai hak beraktivitas merebut dan mempertahankan kekuasaan politik.
BAB 13
Setelah perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonseia Tahun 1945
( UUD 1945 ), lembaga perwakilan rakyat pada tingkat pusat dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat mendasar. Sebelum
perubahan lembaga perwakilan rakyat terdiri dari Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sedangkan setelah perubahan menjadi tiga
lembaga; yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD). Disamping itu baik sebelum maupun sesudah perubahan
UUD 1945 dikenal juga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi maupun
DPRD Kabupaten dan Kota.
Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR merupakan lembaga tertinggi negara
dan melaksanakan sepenuhnya kedaulatan rakyat. Perwakilan dalam MPR terdiri dari
tiga pilar perwakilan yaitu perwakilan politik (political representation), yaitu para
anggota DPR yang dipilih dalam pemilihan umum, perwakilan fungsional (functional
representation), yang terdiri dari para utusan golongan dan perwakilan kedaerahan
(regional representation) yaitu para utusan daerah. Karena itu, MPR diartikulasikan
sebagai representasi dan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. MPR sebagai lembaga
perwaklilan rakyat tidak sama dengan yang dikenal di berbagai negara yang biasanya
merupakan lembaga pembentuk undang-undang, akan tetapi hanya terbatas sebagai
pembentuk UUD termasuk melakukan perubahan yaitu sebagai lembaga konstituante.
Sedangkan lembaga perwakilan yang memiliki kewenangan membentuk undang-undang
itu dalam ketatanegaraan Indonesia adalah DPR (walaupun tidak sepenuhnya karena
dilakukan bersama Presiden).
Perubahan yang terjadi tidak saja pada jumlah lembaga perwakilan rakyat akan tetapi
lebih jauh dari itu, yaitu perubahan pada susunan dan kedudukannya, kewenangannya
serta mekanisme pengisian jabatannya. Perubahan ini membawa implikasi yang sangat
luas dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, baik dalam hubungannya dengan lembaga-
lembaga negara yang lainnya dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya dalam
ketatanegaraan Indonesia, maupun bagi perkembangan negara demokrasi modern.
Walaupun sama-sama merupakan lembaga perwakilan rakyat, ketiga lembaga tersebut
memiliki fungsi yang berbeda serta keterwakilan (representasi) yang berbeda pula. Dari
uruaian tersebut di atas terdapat beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam
makalah singkat ini yaitu :
Sistem pemerintahan negara adalah sistem hubungan dan tata kerja antar lembaga-
lembaga negara. Sistem pemerintahan negara mencakup folosofi yang menjadi dasar
hubungan, pengaturan mengenai hubungan serta pembagian kewenangan dan fungsi
antar lembaga negara serta institusi lainya yang terkait dengan gerak roda pemerintahan.
Dengan demikian sistem pemerintahan mencakup lembaga-lembaga negara, kewenangan
dan fungsi lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga-lembaga negara serta
pelaksanaan berbagai fungsi dan kewenangan lembaga negara dalam proses
penyelengaraan pemerintahan.
Suatu negara hanya akan hidup dan bergerak dinamis jika dijalankan oleh lembaga-
lembaga negara sebagai pemegang kekuasaan negara. Sedangkan kekuasaan negara itu
dijalankan oleh lembaga-lembaga negara pada tingkat pusat maupun oleh lembaga
negara pada tingkat loka/daerah. Kekuasaan negara dibagi kepada lembaga-lembaga
negara yang menurut Miriam Budiardjo dapat dibagi dalam dua cara, yaitu; pertama;
secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatannya dan dalam hal ini yang
dimaksud adalah pembagian kekuasaan antara bebarapa tingkat pemerintahan.
BAB 14
Lembaga eksekutif adalah salah satu badan pemerintahan yang punya kekuasaan dan
bertanggung jawab untuk menerapkan hukum.
Kepala negara dan kepala pemerintahan dalam sistem ini terpisah. Kepala pemerintahan
dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan kepala negara dipimpin oleh presiden.
Namun, kepala negara cuma berfungsi sebagai simbol suatu negara yang berdaulat.
Dalam sistem ini, kepala pemerintahan dan kepala negara sama-sama dipengang oleh
presiden.
Sistem parlementer
Lembaga yudikatif adalah lembaga negara yang bertugas sebagai pengawal jalannya
undang-undang atau aturan negara. Dalam bertugas, lembaga yudikatif bersinergi dengan
lembaga eksekutif dalam pemerintah.
Dalam lembaga yudikatif tersebut ada tiga lembaga yang memiliki tugas masing-masing,
yakni:
1. Mahkamah Agung (MA)
2. Mahkamah Konstitusi (MK)
3. Komisi Yudisial (KY)
Berikut penjelasnnya:
Mahkamah Agung (MA)
MA merupakan lembaga tinggi negara yang memegang kekuasaan kehakiman. MA
diketuai oleh Hakim Agung.
MA juga memiliki fungsi nasihat dengan memberikan nasihat atau pertimbangan dalam
bidang dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain. Selain itu juga MA
memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian
atau penolakan grasi.
Komisi Yudisial adalah lembaga yudikatif yang memiliki tugas dan wewenang untuk
mengusulkan pengangkatan hakim agung.
Common Law (Anglo Saxon) adalah sistem hukum yang berasal dari Inggris dan
berkembang di negara-negara jajahannya. Sistem hukum Common Law mendasarkan
pada putusan pengadilan sebagai sumber hukumnya.
sistem hukum Civil Law (Eropa Kontinental) yang berlaku di negara-negara Eropa
daratan dan negara-negara jajahannya, termasuk Indonesia, berpegang kepada kodifikasi
undang-undang menjadi sumber hukum utamanya.
judicial review adalah suatu proses ketika tindakan eksekutif dan legislatif ditinjau oleh
badan yudikatif. Badan tersebut akan meninjau apakah suatu tindakan atau undang-
undang sejalan dengan konstitusi suatu negara. Wewenang untuk meninjau sendiri
biasanya diatur oleh konstitusi. Apabila suatu tindakan atau undang-undang dianggap
tidak konstitusional, tindakan atau undang-undang tersebut dapat dibatalkan. Maka dari
itu, pengujian yudisial merupakan salah satu mekanisme check and balance dalam
doktrin pemisahan kekuasaan.
Di Indonesia, pengujian yudisial tidak sama dengan uji materiil karena pengujian
yudisial hanya menguji suatu norma hukum yang terdiri dari pengujian materiil maupun
formil, sementara uji materiil berkaitan dengan norma hukum yang berlaku dan dianggap
melanggar hak-hak konstitusional seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik (jakarta : Rieneka Cipta, 2001)