INOVASI PEMBELAJARAN
Disusun
Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun
Oleh:
ii
PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Kepala,
iii
PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN
Dengan ini saya menyatakan telah menerima salinan Best Practice dengan judul
”HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR” DALAM MENANAMKAN
KETERAMPILAN 4C PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS
XI MIPA SMA NEGERI 7 SINGKAWANG” yang selanjutnya disimpan
diperpustakaan sekolah.
Mengetahui,
Kepala,
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, hidayah, dan pencerahan serta pengetahuan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Best Practice Inovasi Pembelajaran dengan judul
HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR” DALAM MENANAMKAN
KETERAMPILAN 4C PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS XI
MIPA SMA NEGERI 7 SINGKAWANG. Naskah ini merupakan upaya bagi
penulis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Negeri 7 Singkawang
di masa darurat Pandemi Covid-19.
Selama melakukan pembelajaran dan penulisan Best Practice ini, penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih, terutama kepada:
1. Yusak Ujang, S.Pd., M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaporkan pengalaman terbaik dalam
pembelajaran jarak jauh ini.
2. Bapak dan Ibu dewan Guru, Tata Usaha, dan segenap civitas SMA Negeri 7
Singkawang atas segala bantuannya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga kebaikan tersebut dicatat sebagai amal shalih dan mendapat balasan yang
lebih besar dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
naskah ini. Untuk itu, penulis membuka diri atas berbagai kritik dan saran dari para
pembaca demi lebih sempurnanya naskah Best Practice inovasi pembelajaran ini
maupun dalam penyusunan karya ilmiah di masa yang akan datang. Semoga naskah
ini bermanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR”
DALAM MENANAMKAN KETERAMPILAN 4C PADA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS XI MIPA SMA
NEGERI 7 SINGKAWANG
Diana Astuti, S.Pd
NIP. 19830424 200903 2 006
INTISARI
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ciri abad 21 Model pembelajaran
Komunikasi Pembelajaran lebih ditekankan pada
Darimana saja dan kapan saja pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam
menyelesaikan masalah berkat kemajuan
komunikasi tersebut.
2
Pembelajaran MIKIR adalah unsur dari pembelajaran aktif yang baru
dikenalkan oleh Tanoto Foundation. Tim Program PINTAR Tanoto Foundation
(2019) menyampaikan unsur-unsur kegiatan pembelajaran aktif dengan MIKIR
yang terdiri atas mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi. “Mengalami”
dalam belajar melibatkan banyak indera sehingga pemahaman konsep akan lebih
mantap; “Interaksi” dapat mendorong peserta didik untuk mengungkap gagasan
dan merefleksi diri sehingga menunjang pula pemahaman konsep secara baik;
“Komunikasi” dapat memotivasi peserta didik untuk berani dan lancar dalam
menyampaikan pendapat dan gagasan serta mempraktikkan kempuan berbahasa
secara sistematis; dan “Refleksi” memunculkan sikap untuk mau menerima kritik
dan memperbaiki diri, baik gagasan, hasil karya maupun sikapnya.
Salah satu metode pembelajaran aktif dan menarik yang melibatkan unsur
MIKIR dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah metode praktik langsung.
Praktik adalah cara pelajaran di mana peserta didik melakukan kegiatan praktik
atau unjuk kerja secara langsung. Kegiatan praktik/unjuk kerja dapat mendorong
peserta didik untuk mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi, sehingga
memudahkan mereka memahami suatu konsep. Dengan melakukan praktik/unjuk
kerja peserta didik akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada hanya
menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan
sikap percaya diri, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa
(Rustaman, 2011:1).
Kegiatan praktik/unjuk kerja idealnya di lakukan di secara tatap muka
sehingga guru langsung dapat melakukan observasi atas kemempuan unjuk kerja
peserta didik tersebut. Namun dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
covid-19, hal tersebut tidak mungkin dilakukan sehingga perlu dicarikan suatu
alternatif untuk melaksanakan praktik/unjuk kerja agar tetap berjalan optimal.
Home video, dimana peserta didik menvideokan praktik atau unjuk kerja
berbahasa Inggris dapat menjadi sarana pembelajaran aktif yang melibatkan
unsur MIKIR guna menanamkan keterampilan 4C pada peserta didik.
3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, dapat
penulis rincikan rumusan masalah yang akan menjadi fokus penulisan laporan
best practice ini, yaitu :
1. Bagaimana memanfaatkan home video sebagai sarana MIKIR pada
pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Singkawang?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak
jauh guna menanamkan keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA
Negeri 7 Singkawang ?
3. Bagaimana hasil keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Singkawang melalui pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak jauh?
1.3. Tujuan
Tujuan umum laporan best practice ini adalah memanfaatkan home video
sebagai sarana MIKIR dalam menanamkan keterampilan 4C peserta didik pada
pembelajaran jarak jauh. Adapun tujuan khusus dari laporan best practice ini
adalah untuk :
1. Mendeskripsikan pemanfaatan home video sebagai sarana MIKIR pada
pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Singkawang
2. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak
jauh guna menanamkan keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA
Negeri 7 Singkawang.
3. Menjelaskan hasil keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri
7 Singkawang melalui pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak jauh.
1.4. Manfaat
Penulisan laporan best practice ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
peserta didik, guru, sekolah dan pemerhati pendidikan, diantaranya:
4
1. Bagi peserta didik, dapat menanamkan keterampilan 4C sebagai tuntutan
keterampilan hidup di abad ke-21.
2. Bagi guru, dapat memperkaya metode pembelajaran, terutama pembelajaran
jarak jauh sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Bagi sekolah, laporan best practice ini bermanfaat untuk menambah kualitas
pembelajaran di sekolah sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas
serta dapat diadopsi oleh guru lain sehingga memperkaya metode
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi pemerhati pendidikan, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya berkenaan dengan penanaman keterampilan 4C dalam
pembelajaran jarak jauh.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
Pembelajaran e-learning membutuhkan berbagai komponen pendukung, yaitu:
- Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, notbook, maupun tablet.
- Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Social
Learning Network (SLN).
- Infrastruktur: Jaringan intranet maupun internet.
- Konten pembelajaran (Learning Content)
Metode interaksi/komunikasi pemanfaatan E-learning dalam pembelajaran.
7
instan seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran secara daring bahkan dapat
dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda,
2018). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber
belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah
atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau
berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak
langsung/asynchronous).
8
b. Interaksi, yakni proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih. Unsur
interaksi dapat diperoleh melalui kegiatan:
- Berdiskusi: menyajikan masalah/ pertanyaan untuk didiskusikan dan
meminta tiap anggota kelompok untuk berpendapat.
- Bertanya: mengundang peserta didik untuk bertanya.
- Meminta pendapat: menyajikan fakta, meminta peserta didik memberikan
pendapat tentang fakta tersebut.
- Memberikan komentar: mengundang peserta didik untuk berkomentar.
- Bekerja dalam kelompok: memberi tugas yang cocok untuk dikerjakan
secara berkelompok.
- Saling menjelaskan hasil kerja: meminta kelompok untuk saling
menjelaskan hasil kerja.
- Menjawab pertanyaan: menjawab dan mengajukan pertanyaan.
c. Komunikasi, yakni proses penyampaian gagasan/pikiran oleh seseorang kepada
orang lain. Unsur komunikasi dapat diperoleh melalui kegiatan:
- Mendemontrasi: meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan.
- Menjelaskan: meminta peserta didik untuk menjelaskan.
- Bercerita: meminta peserta didik untuk menceritakan sesuai pengalaman.
- Melaporkan: meminta peserta didik untuk melaporkan hasil baik
lisan/tulisan.
- Mengemukakan: meminta peserta didik untuk memberikan pendapat,
berbicara atau menjawab.
d. Refleksi, yakni kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil
pelajaran agar belajar lebih baik dimasa mendatang. Unsur refleksi dapat
diperoleh melalui kegiatan:
- Memikirkan kembali hasil kerja: mempertanyakan dan meminta peserta
didik lain untuk memberikan komentar
- Menyimpulkan kegiatan belajar
- Mengemukakan kembali poin-poin penting
Lebih lanjut dijelaskan bahwa; “Mengalami” dalam belajar melibatkan
banyak indera sehingga pemahaman konsep akan lebih mantap; “Interaksi”
dapat mendorong peserta didik untuk mengungkap gagasan dan merefleksi
9
diri sehingga menunjang pemahaman konsep secara baik; “Komunikasi”
dapat memotivasi peserta didik untuk berani dan lancar dalam menyampaikan
pendapat dan gagasan; dan “Refleksi” memunculkan sikap untuk mau
menerima kritik dan memperbaiki diri, baik gagasan, hasil karya maupun
sikapnya. Perlu dipahami bahwasanya unsur-unsur pembelajaran aktif dengan
pendekatan MIKIR bukan suatu urutan kegiatan, setiap unsur dapat terjadi
beberapa kali bahkan muncul bersamaan dalam satu proses pembelajaran.
2.3. Keterampilan 4C
Di abad ke-21 ini, pembelajaran tidak hanya berpusat pada kemampuan
kognitif, tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan personal dan sosial abad 21.
Keterampilan tersebut dikenal dengan istilah 4C, yang meliputi: Critical thinking
(berpikir kritis), Collaboration (kolaborasi), Communication (komunikasi) dan
Creativity (kreativitas).
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis
bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain (Elaine B. Johnson, 2009). Lebih
lanjut menurut Elaine B. Johnson, tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai
pemahaman yang mendalam. Sementara itu, Fahruddin Faiz, (2012)
mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis sederhana yaitu untuk menjamin,
sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita valid dan benar. Dengan kemampuan
untuk berpikir kritis peserta didik akan dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Enis (1993) dan Marzano et al. (1988) mengemukakan berpikir kritis
memiliki dimensi: (1) merumuskan masalah, (2) memberikan argumen, (3)
melakukan deduksi, (4) melakukan induksi, (5) melakukan evaluasi, dan (6)
mengambil keputusan.
Warsono dan Hariyanto (2012) mengatakan bahwa suatu pembelajaran
termasuk pembelajaran kolaboratif apabila anggota kelompoknya tidak tertentu
atau ditetapkan terlebih dahulu, dapat beranggotakan dua orang, beberapa orang
atau bahkan lebih dari tujuh orang. Lebih lanjut Warsono dan Hariyanto
mengemukakan bahwa pembelajaran kolaboratif dapat terjadi setiap saat, tidak
harus di sekolah, misal sekelompok siswa saling membantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah, bahkan pembelajaran kolaboratif dapat berlangsung antar siswa
10
yang berbeda kelas maupun dari sekolah yang berbeda. Jadi, pembelajaran
kolaboratif dapat bersifat informal yaitu tidak harus dilaksanakan di dalam kelas
dan pembelajaran tidak perlu terstruktur dengan ketat (Warsono dan Hariyanto,
2012).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kolaboratif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu
kelompok untuk membangun pengetahuan dan mencapai tujuan pembelajaran
bersama melalui interaksi sosial di bawah bimbingan pendidik baik di dalam
maupun di luar kelas, sehingga terjadi pembelajaran yang penuh makna dan
peserta didik akan saling menghargai kontribusi semua anggota kelompok. Peserta
didik yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil cenderung belajar lebih
banyak tentang materi ajar dan mengingatnya lebih lama dibandingkan jika materi
ajar tesebut dihadirkan dalam bentuk lain, misalnya bentuk dalam ceramah, tanpa
memandang bahan ajarnya (Warsono dan Hariyanto, 2012).
Zubaidah (2018) menyampaikan indikator yang diukur dalam kolaborasi
meliputi: (1) memberi dan menerima umpan balik dari setiap anggota kelompok,
(2) berbagi tugas, (3) mengakui keterampilan, pengalaman, kreativitas, dan
kontribusi orang lain, (4) mendengarkan kekhwatiran, pendapat, dan gagasan
orang lain, (5) mendengarkan orang lain dalam situasi konflik, dan (6) mendukung
keputusan kelompok.
Keterampilan komunikasi merupkan keterampilan yang diperlukan dalam
semua aspek kehidupan. Keterampilan berkomunikasi (communication skills)
merupakan keterampilan menyampaikan pemikiran, gagasan, ide, pengetahuan,
dan informasi baru yang dimiliki kepada orang lain melalui lisan, tulisan, simbol,
gambar, grafis, atau angka. Keterampilan ini termasuk keterampilan
mendengarkan, memperoleh informasi, dan menyampaikan gagasan di hadapan
orang banyak. Dalam hal ini, komunikasi dapat diartikan sebagai: (1) komunikasi
sebagai tindakan satu arah; (2) komunikasi sebagai interaksi; dan (3) komunikasi
sebagai transaksi. Keberhasilan suatu komunikasi dalam tiga aspek tersebut akan
mengantarkan seseorang menjadi sukses dalam berkomunikasi.
11
Dimensi komunikasi dapat dibagi menjadi (1) menyampaikan materi secara
sistematis, logis, dan benar (menujukkan kemampuan berpikir), (2) menggunakan
bahasa yang baik dan mudah dipahami, (3) menggunakan strategi dan media/alat
komunikasi yang relevan dengan konteks dan audien, (4) mampu menganalisis
dan mengevaluasi pikiran, ide dari lawan komunikasi serta memberikan
tanggapan yang sistematis dan logis, dan (5) menguasai diri dan audien (Mulya,
2017).
Kreativitas merupakan ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif,
berdaya guna dan dapat dimengerti (Lawrence dalam Suratno, 2005). Yeni
Rachmawati dan Euis Kurniati (2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni atau dalam persenian,
atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru. Suratno
mengemukakan bahwa kreativitas adalah suatu aktivitas yang imajinatif yang
memanifestasikan (perwujudan) kecerdikan dari pikiran yang berdaya guna
menghasilkan suatu produk atau menyelesaikan suatu persoalan dengan cara
tersendiri.
Suratno (2005), Marzano et al. (1988) mengemukan dimensi keterampilan
berpikir kreatif adalah: (1) lancar (fluency) diunjukkan dengan banyaknya:
gagasan, jawaban atas pertanyaan atau penyelesaian masalah dalam waktu yang
relatif singkat, (2) luwes (flexibility) mampu melihat suatu permasalahan dari
berbagai sudut pandang sehingga dapat memberikan pemecahan masalah secara
bervariasi atau memberikan beberapa alternatif dalam memecahkan masalah, (3)
asli (originality) mampu menghasilkan sesuatu yang baru yang berbeda dengan
yang sudah ada sebelumnya. Keaslian dalam kreativitas merupakan hasil dari
ungkapan pribadi yang unik dan jarang dimiliki orang lain, dan (4) uraian
(elaboration) mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan, produk, obyek,
atau situasi dengan berbagai variasi sehingga menjadi lebih menarik.
12
dituntut mampu menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi global
sehari-hari. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, guru harus mampu mendorong
peserta didik untuk berkomunikasi aktif. Komuniaktif tersebut dapat difasilitasi
melalui pembelajaran bermain peran/drama, presentasi/menjelaskan sesuatu atau
prosedur, menceritakan kisah (story telling), berpidato (speech), debat (debate),
dan lain-lain.
Video dapat dijasikan sebagai salah satu sarana peserta didik dalam melatih
kemampuan berbahasa Inggris dalam pembelajaran jarak jauh. Karena pada masa
pandemi Covid-19, praktik berbahasa Inggris tidak dapat diobservasi secara
langsung secara tatap muka, maka kemampuan berbahasa Inggris direkam dalam
bentuk video dirumah peserta didik yang disebut sebagai Home Video. Video ini
bersifat interaktif, di mana peserta didik mempraktikkan kemampuan berbahasa
Inggrisnya melaui praktik/unjuk kerja sesuai materi pembelajaran kemudian
dibagi melalui Learning Management System (LMS) dalam e-learning dan diberi
masukan dari peserta didik lain. Kelebihan video praktik/unjuk kerja berbahasa
inggris dibandingkan praktik secara tatap muka adalah bahwa video ini dapat
dilihat atau diputar berulang-ulang sehingga dapat membantu pemahaman dalam
proses pembelajaran (Iqra’ Al Firdaus, 2010)
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
3. Diktat pembelajaran dan PPT Presentasi yang berisi petunjuk pelaksanaan
pembuatan home video dan panduan upload video di LMS Ruang Guru.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali pertemuan
yang dilakukan secara paralel untuk semua kelas pada bulan September-
Oktober tahun 2020 dengan jadwal sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Aktivitas
Zoom meeting pertama (Pertemuan 1),
menyampaikan tujuan dan rancangan
pembelajaran, memaparkan langkah-
langkah kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik, dan menyampaikan
Jum’at,
1 materi tentang Procedure Text dan
4 September 2020
penugasan membuat home video
Procedure Text secara mandiri yang
diunggah di LMS Ruang Guru paling
lambat 1 hari sebelum pertemuan
berikutnya.
Melalui group Telegram peserta didik
diarahkan untuk menyimak minimal 5
home video Procedure Text yang dibuat
Jum’at, peserta didik lain di LMS Ruang Guru,
2
11 September 2020 membuat catatan, kometar, tambahan
penjelasan, atau tanggapan untuk dibahas
dalam forum diskusi dan refleksi pada
pertemuan berikutnya.
Zoom meeting kedua (Pertemuan 2),
Jum’at, melakukan diskusi dan refleksi tentang
3
18 September 2020 penugasan membuat Home Video
Procedure Text
Zoom meeting ketiga (pertemuan 3),
menyampaikan tujuan dan rancangan
pembelajaran, materi tentang Song serta
Jum’at,
4 penugasan membuat home video Song
25 September 2020
secara mandiri yang diunggah di LMS
Ruang Guru paling lambat 1 hari sebelum
pertemuan berikutnya.
Melalui group Telegram peserta didik
diarahkan untuk menyimak minimal 5
home video Song yang dibuat peserta
Jum’at,
5 didik lain di LMS Ruang Guru, membuat
2 Oktober 2020
catatan kometar, tambahan penjelasan,
atau tanggapan untuk dibahas dalam
forum diskusi dan refleksi.
15
Zoom meeting keempat (Pertemuan 4),
Jum’at,
6 melakukan diskusi dan refleksi tentang
9 Oktober 2020
penugasan membuat Home Video Song
16
penugasan pembuatan home video sebagai berikut:
1. peserta didik mempelajari diktat dan atau PPT yang telah diberikan secara
mandiri..
2. Peserta didik memilih suatu prosedur dalam kehidupan sehari -hari yang
dapat dipraktikan untuk dibuat home video, diantara: prosedur cuci tangan,
pembuatan surat-surat penting, membuat makanan atau minuman khas,
pengolahan atau barang tertentu, prosedur menggunakan barang
elektronik, kiat-kiat (tips), dan lain-lain.
3. Peserta didik mempraktikkan prosedur yang dipilihnya, membuat video
prosedur tersebut, dan memberikan narasi atau penjelasan prosedur
tersebut dalam bahasa Inggris. Durasi video maksimal 10 menit.
4. Rekaman home video selanjutnya diunggah di LMS Ruang Guru paling
lambat 1 hari sebelum pertemuan berikutnya. Link unggahan video
presentasi disampaikan melalui grup Telegram bahasa Inggris agar dapat
diakses peserta didik lain.
5. Selama lebih kurang satu minggu semua peserta didik diminta
menyaksikan minimal 5 video karya peserta didik lain, membuat catatan
prosedur yang dijelaskan dalam bahasa Inggris, memberi komentar,
tambahan, atau tanggapan terkait prosedur dalam video. Catatan tersebut
selanjutnya dikirimkan ke guru melaui Telegram, WhatsApp, atau menu
pengiriman tugas di LMS Ruang Guru, serta nantinya akan dibacakan pada
pertemuan virtual berikutnya.
6. Pada zoom meeting berikutnya, 5 perwakilan peserta didik secara acak
dipilih untuk menyampaikan hasil hasil catatan komentar, tambahan, atau
tanggapan terkait prosedur dalam video yang dibuat oleh kawannya.
Selanjutnya guru membimbing peserta didik untuk melakukan berdiskusi
dan refleksi tentang penugasan membuat Home Video Procedure Text.
Pada materi Song, langkah pembelajaran sama dengan pada materi
Procedure Text, yang membedakan adalah home video yang harus dibuat
peserta didik. Pada materi Song, peserta didik memilih salah satu lagu
berbahasa Inggris. Kemudian peserta didik menterjemahkan lirik lagu
tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya membuat video berisi
17
tentang interpretasi lirik lagu tersebut. Interpretasi tentang lirik lagu
dilakukan dalam bahasa Inggris dengan durasi video maksimal 10 menit.
Ketercapaian keterampilan 4C peserta didik diobservasi melalui video
yang dibuat peserta didik, wawancara melalui obrolan di grup Telegram dan
refleksi hasil kegiatan dalam pertemuan virtual. Pengukuran ketercapaian
keterampilan 4C dijabarkan sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking) diukur berdasarkan
ketepatan dalam:
- membuat rumusan procedure text
- menginterpretasi lagu (song)
- memberikan catatan, komentar, tanggapan video peserta didik lain.
2. Keterampilan berkomunikasi (communication) diukur berdasarkan
kemampuan dalam :
- menggunakan bahasa Inggris dalam menjelaskan procedure text
- menjelaskan dengan runut (sesuai dengan prosedur yang seharusnya)
- menggunakan bahasa Inggris dalam interpretasi lagu (song)
- menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami
- memberikan komentar pada kelompok lain
- menanggapi komentar dari kelompok lain
3. Keterampilan berkreasi (creativity) diukur berdasarkan:
- membuat video dengan gambar yang berkualitas
- membuat video dengan suara yang berkualitas
- memasukkan unsur seni dalam video
4. Keterampilan berkolaborasi (Collaboration)
Kemampuan berkolaborasi belum dapat diukur dalam best practice ini,
karena penerapan protokol kesehatan tidak berkerumun, menjadikan
semua aktivitas pembelajaran dan tugas dilakukan secara mandiri.
3.2. Hasil Belajar yang Dicapai
Secara umum, peserta didik memberikan respon positif pesan singkat pada
group Telegram yang diberikan sehari sebelum proses pembelajaran. Sebagian
besar peserta didik menyatakan “siap” mengikuti zoom meeting. Timbulnya
respon positif ini disebabkan karena peserta didik merasa tertantang dengan hal
18
baru, yakni membuat karya home video dan dapat memilih tema prosedur secara
bebas sehingga memudahkan peserta didik. Sebagian besar peserta didik juga
telah menyatakan mendownload diktat, dan PPT presentasi yang dibagikan di
group Telegram. Meskipun demikian, sebagian kecil peserta didik tidak
menanggapi sama sekali arahan yang diberikan di group Telegram tersebut.
Sesuai dengan unsur-unsur pembelajaran MIKIR yang diuraikan oleh Tim
Pintar Tanoto Foundation (2019), dalam pembelajaran jarak jauh dengan metode
prakti membuat home video di rumah, unsur “mengalami” diperoleh peserta didik
ketika melakukan prosedur tertentu serta mendeskripsikan lagu dalam bahasa
Inggris yang dipilihnya. Unsur “interaksi” diperoleh peserta didik ketika
menyimak video peserta didik lain dan memberikan catatan, komentar, tanggapan
di kolom komentar pada LMS Ruang Guru, serta saat berdiskusi tentang refleksi
dalam pertemuan virtual. Unsur “komunikasi” diperoleh peserta didik saat
menjelaskan prosedur yang dilakukannya, memberikan komentar dan tanggapan
dalam pertemuan virtual. Unsur “refleksi” diperoleh peserta didik saat menerima
komentar, kritik maupun saran dari kelompok lainnya dalam pertemuan virtual.
Berdasarkan hasil observasi melalui video presentasi dan cacatan
komentar/ulasan peserta didik terhadap vedeo peserta didik lain diperoleh data
bahwa persentase kemampuan peserta didik dalam membuat rumusan procedure
text adalah 73,33%, menginterpretasi lagu (song) sebesar 82,86%, dan
kemampuan memberikan catatan, komentar, tanggapan video peserta didik lain
sebesar 82,86%. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan home video sebagai
sarana pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan MIKIR mampu menanamkan
keterampilan berpikir kritis (critical thinking) kepada peserta didik, sesuai dengan
dimensi berpikir kritis yang disampaikan Enis (1993) dan Marzano et al. (1988)
dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis sebesar 78,57% dimana rata-rata ini
berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 64%.
19
Membuat rumusan procedure text 73,33
0 20 40 60 80 100
20
Menggunakan bahasa Inggris yang
74,76
baik dalam menjelaskan prosedure
text
0 20 40 60 80 100
Dalam hal memberikan komentar atau tanggapan pada peserta didik lain,
tidak seluruh peserta dapat menyampaikan tanggapannya secara lisan tetapi
disampaikan secara tertulis. Hal ini karena tatap muka virtual yang dilaksanakan
melalui media zoom meeting sangat terbatas waktu dan adanya ketidakstabilan
jaringan internet serta keterbatasan kuota jaringan internet peserta didik. Selain
itu, kegiatan diskusi melalui tatap muka virtual yang dihadiri oleh peserta dari
semua kelas XI MIPA secara paralel baru pertama kali dilakukan, sehingga
banyak peserta didik yang merasa asing ketika berhadapan dengan peserta didik
lain dari kelas lain. Sehingga guru harus menunjuk secara acak peserta didik agar
mau menyampaikan komentar atau tanggapannya secara lisan.
21
Beradasarkan hasil observasi karya video, peserta didik mampu telah
membuat video dengan kualitas gambar dan suara yang baik serta memasukkan
unsur seni seperti intro pembuka video, animasi peralihan gambar, memilih
tempat dengan latar belakang (background) yang baik dan menarik dengan
pencahayaan yang bagus, mengubah latar (background) video, menambahkan
dlatar musik, serta menambahkan tulisan berisi keterangan untuk memperjelas
procedure text maupun interpretasi lagu yang dijelaskannya. Hal ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan home video sebagai sarana pembelajaran dengan pendekatan
MIKIR mampu menanamkan keterampilan berkreasi (creativity).
0 20 40 60 80 100
22
Tabel 3. Capaian Hasil Belajar Peserta Didik
Jumlah Peserta
No Rentang Nilai Katagori Persentase
Didi
1 0-63 D 5 7,14 %
2 64 - 75 C 27 38,57 %
3 76 - 85 B 17 24,29 %
4 86 - 100 A 21 30,00 %
23
3. Beberapa peserta didik kesulitan merangkai bahasa Inggris dalam
menjelaskan procedure text maupun menginterpretasi song. Sebaiknya teman
prosedur dipilihkan oleh guru dan beberapa siswa diberikan tema yang sama
sehingga dapat berdiskusi sesama peserta didik yang memperoleh tema yang
sama. Hal ini juga dapat menfasilitasi penanaman kemampuan berdiskusi dan
berkolaborasi antar peserta didik meskipun dilakukan secara jarak jauh.
4. Guru perlu membuat layanan konsultasi setiap waktu melalui Telegram atau
WhatsAppp untuk mengantisipasi kesulitan peserta didik.
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dicapai dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran aktif dengan memasukkan unsur-unsur MIKIR ((Mengalami,
Interaksi, Komunikasi, Refleksi) pada pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan
dengan penugasan home video secara offline yang dilanjutkan dengan kegiatan
diskusi dan refleksi secara online.
2. Meskipun dilakukan secara jarak jauh, memanfaatkan home video sebagai
sarana pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR dapat dilakukan dengan
baik sesuai dengan sintak yang direncanakan, dan peserta didik tidak
mengalami kesulitan selama pelaksanaan pembelajaran.
3. Pembelajaran dengan pendekatan MIKIR mampu menanamkan ketarampilan
4C (critical thinking, collaborative, communication dan creativity) meskipun
kemampuan kolaborasi belum maksimal karena adanya protokol kesehatan
menjaga jarak.
4.2. Saran
Berdasarkan atas pengalaman dan kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini, maka sebagai pertimbangan untuk
penulis dan guru yang akan mengadopsi pembelajaran jarak jauh dengan
pendekatan MIKIR dapat penulis sarankan sebagai berikut :
1. Dalam merancang pembelajaran, perlu memilih materi yang memang dapat
mendorong peserta didik untuk berbahasa Inggris aktif, misalnya menjelaskan
prosedur, menginterpretasi sesuatu, memeparkan kisah, pidato, debat, dan
sejenisnya.
2. Memanfaatkan media sosial yang mudah diakses peserta didik dan murah
dari segi pembiayaan kuota untuk mempermudah peserta didik
mengkomunikasikan hasil kegiatan dan melakukan refleksi, seperti
memanfaatkan media grup Telegram atau WhatsApp selain menu
komentar di youtube.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 1984. Dikdaktik Metodik, Semarang: CV Toha Putra. Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Carin, Arthur A. 1997. Teaching Science Through Discovery, 8th edition. Ohio:
Merrill Publ. Co.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Enis, R.H. 1993. Critical Thinking Assessment. Theory Into Practice. 32(3)
Summer 1993. p.179-186.
Enriquez, M. A. S. 2014. Students ’ Perceptions on the Effectiveness of the Use of
Edmodo as a Supplementary Tool for Learning. DLSU Research
Congress.
Faiz, Fahrudin. 2012. Thinking Skills Pengantar Menuju Berpikir Kritis.
Yogyakarta: Suka Press.
Gikas, J., & Grant, M. M. 2013. Mobile computing devices in higher education:
Student perspectives on learning with cellphones, smartphones & social
media. Internet and Higher Education.
Johnson, Elaine B., 2009. Contextual Teaching And Learning. (Edisi Terjemahan
Ibnu Setiawan). Bandung: MLC
Iqra’ al-Firdaus. 2010. Buku Lengkap Tuntunan Menjadi Kameramen
Profesional. Yogyakarta: Buku Biru.
Korucu, A. T., & Alkan, A. 2011. Differences between m-learning (mobile
learning) and elearning, basic terminology and usage of m-learning in
education. Procedia - Social and Behavioral Sciences.
Kumar, V., & Nanda, P. 2018. Social Media in Higher Education. International
Journal of Information and Communication Technology Education.
Kurniawan, A. R. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA berbasis
Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan
Proses Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal
Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 2(2), 175-183.
Marzano, R.J. et al. 1988. Dimension of Thinking A Framework for Curriculum
and Instruction. Alexandra, Virginia: Assosiation for Supervisions and
Curriculum Development (ASCD).
Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. 2011. e-Learning, online learning,
and distance learning environments: Are they the same?. Internet and
Higher Education, 14, 129-135.
Nana Mulya. 2017. Authentic Assessment untuk MenilaiKemampuan Komunikasi
Matematik. Proseding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
UNY hal. 483-488
Pialang, Y. A. 2012. Masyarakat Informasi dan Digital: Teknologi Informasi dan
Perubahan Sosial. Jurnal Sosioteknologi, 11(27), 143-156.
26
Prawiradilaga, S.D. dkk. 2013. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Rahmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas.
Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana. Sofia Suratno.
2005. Pengembangan Kreativitas
So, S. 2016. Mobile instant messaging support for teaching and learning in
higher education. Internet and Higher Education.
Tim Program PINTAR Tanoto Foundation. 2019. Modul I – Adaptasi Praktik
Baik dalam Pembelajaran di SMP dan MTS untuk LPTK. Jakarta:
Tanoto Foundation
Warsono & Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung:
Remadja Rosdakarya
Zhao, S., & Elesh, D. 2007. The Second Digital Divide: Unequal Access to Social
Capital in the Online World. International Review of Modern Sociology,
33(2), 171-192
Zubaidah, S. 2018. Mengenal 4C: Learning and Inovation skills untuk
Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Makalah: Disampaikan dalam
seminar 2nd Science Education National Conference di Universitas
Trunojoyo Madura 13 Oktober.
27
Lampiran 1. RPP Materi Procedure Text
Kompetensi 3.3 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
Dasar beberapa teks prosedur lisan dan tulis dengan memberi dan meminta
informasi terkait manual penggunaan teknologi dan kita-kiat (tips),
pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.
A. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan dan keterampilan:
a. Setelah membaca teks power point mengenai teks prosedur, peserta didik
dapat menentukan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dalam teks prosedur.
b. Setelah memahami beberapa contoh teks prosedur dan berdiskusi, peserta
didik dapat menemukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi
tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur.
c. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat membuat video teks
prosedur sederhana yang berkaitan dengan penggunaan teknologi ataupun
kiat-kiat (tips)
28
B. Sumber/Media Belajar
Sumber Belajar : Video Pembelajaran, Diktat
Media Belajar : Live Teaching Aplikasi Ruang Guru, PPT
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Guru dan peserta didik menyepakati materi yang akan dipelajari dalam 4x
pertemuan, yaitu membedakan fungsi social, struktur teks, dan unsur
kebahasaaan teks prosedur, menentukan ide pokok, rujukan kata, makna
kata, informasi tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur
dan membuat home video teks prosedur sederhana yang berkaitan dengan
manual atau kiat-kiat (tips).
2. Guru memaparkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik yang berkaitan dengan penugasan membuat home video
Procedure Text secara mandiri yang diunggah di LMS Ruang Guru
paling lambat 1 hari sebelum pertemuan berikutnya..
3. Peserta didik melihat/mengamati, membaca, menulis, mendengar, menyimak
penjelasan yang disampaikan guru tentang materi Procedure Text secara
virtual melalui LMS Ruang Guru.
4. Peserta didik membaca teks prosedur dan mencermati fungsi social, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks.
5. Peserta didik menemukan fungsi social, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dalam teks prosedur.
6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi Procedure Text secara langsung ataupun melalui
kolom komentar.
7. Peserta didik menangkap informasi rinci dari teks prosedur.
8. Peserta didik membuat kesimpulan bersama tentang fungsi social, struktur
teks, dan unsur kebahasaan serta informasi rinci yang terdapat dalam teks
prosedur.
Pertemuan 2
Peserta didik diarahkan untuk menyimak minimal 5 home video Procedure
Text yang dibuat peserta didik lain di LMS Ruang Guru, membuat catatan,
kometar, tambahan penjelasan, atau tanggapan untuk dibahas dalam forum
diskusi dan refleksi pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan 3
1. Peserta didik menampilkan tugas home video procedure text.
2. Peserta didik menanggapi video yng ditampilkan.
3. Guru dan pesera didik menyimpulkan materi dan melakukan refleksi
pembelajaran.
4. Guru memberikan tindak lanjut.
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
29
D. Penilaian:
1. Penilaian sikap: keaktifan peserta didik dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, serta tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
2. Penilaian pengetahuan:
a) Membedakan fungsi social, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari
teks prosedur.
b) Menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi tersurat,
dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur.
3. Penilaian Keterampilan: menyusun/menbuat video teks prosedut terkait
manual atau kiat-kiat (tips), menyampaikan komentar, tanggapan, atapun
penjelasan.
30
Lampiran 1. RPP Materi Song
Kompetensi 3.4 Menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait
Dasar kehidupan remaja SMA/MA/SMK/MAK.
A. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan dan keterampilan:
a. Setelah membaca teks power point mengenai lirik lagu, peserta didik
dapat menentukan fungsi social dan unsur kebahasaan dalam lirik lagu.
b. Setelah memahami beberapa contoh lirik lagu dan berdiskusi, peserta
didik dapat menemukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi
tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari lirik lagu.
c. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat menginteprestasikan
pesan yang terkandung dalam lirik lagu.
d. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat membuat home video
lirik lagi sederhana yang berkaitan dengan kehudipan remaja.
31
B. Sumber/Media Belajar
Sumber Belajar : Video Pembelajaran, Diktat
Media Belajar : Live Teaching Aplikasi Ruang Guru, PPT
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Guru dan peserta didik menyepakati materi yang akan dipelajari dalam 3x
pertemuan, yaitu membedakan fungsi social dan unsur kebahasaaan lirik lagu,
menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi tersurat, dan
informasi detail kebahasaan dari lirik lagu,serta membuat home video
sederhana materi “song” yang berkaitan dengan kehidupan remaja.
2. Guru memaparkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik yang berkaitan dengan penugasan membuat home video
Song secara mandiri yang diunggah di LMS Ruang Guru paling lambat 1
hari sebelum pertemuan berikutnya..
3. Peserta didik melihat/mengamati, membaca, menulis, mendengar, menyimak
penjelasan yang disampaikan guru tentang materi Song secara virtual melalui
LMS Ruang Guru.
4. Peserta didik membaca materi “song” dan mencermati fungsi social serta
unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks.
5. Peserta didik menemukan fungsi social dan unsur kebahasaan dalam lirik lagu.
6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi Song secara langsung ataupun melalui kolom
komentar.
7. Peserta didik menangkap informasi rinci dari lirik lagu.
8. Peserta didik membuat kesimpulan bersama tentang fungssosial dan unsur
kebahasaan serta informasi rinci yang terdapat dalam lirik lagu.
Pertemuan 2
Peserta didik diarahkan untuk menyimak minimal 5 home video Song yang
dibuat peserta didik lain di LMS Ruang Guru, membuat catatan, kometar,
tambahan penjelasan, atau tanggapan untuk dibahas dalam forum diskusi dan
refleksi pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan 3
1. Peserta didik menampilkan tugas home video song.
2. Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan peserta didik lain.
3. Guru dan pesera didik menyimpulkan materi dan melakukan refleksi
pembelajaran.
4. Guru memberikan tindak lanjut.
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.
32
D. Penilaian:
1. Penilaian sikap: keaktifan peserta didik dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, serta tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
2. Penilaian pengetahuan:
a) Membedakan fungsi social dan unsur kebahasaan dari lirik lagu.
b) Menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi tersurat,
dan informasi detail kebahasaan dari lirik lagu.
c) Mengintepretasikan pesan yang terkandung dalam lirik lagu
3. Penilaian Keterampilan: menyusun/menbuat video “song” terkait
kehidupan remaja, menyampaikan komentar, tanggapan, atapun penjelasan.
33
Lampiran 3. Lembar Observasi Ketercapaian Keterampilan 4C
N Skala Penilaian
Aspek yang diamati
O 0 1 2 3
A. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking)
1. Membuat rumusan procedure text
2. Menginterpretasi lagu (song)
3. Memberikan catatan, komentar,
tanggapan video peserta didik lain.
B. Keterampilan berkomunikasi (communication)
Menggunakan bahasa Inggris yang baik
1. dalam menjelaskan procedure text
Menjelaskan dengan runut (sesuai
2. dengan prosedur yang seharusnya)
Menggunakan bahasa Inggris dalam
3. interpretasi lagu (song)
Menggunakan kalimat yang jelas dan
4. mudah dipahami
Memberikan komentar/tanggapan pada
5. kelompok lain
C. Keterampilam berpikir kreatif (creative thinking)
Membuat video dengan gambar yang
1. berkualitas
Membuat video dengan suara yang
2. berkualitas
3. Memasukkan unsur seni dalam video
Keterangan :
Nilai 0 : jika tidak ada deskriptor
Nilai 1 : jika deskriptor ada namun kurang tampak
Nilai 2 : jika deskriptor ada tampak baik
Nilai 3 : jika deskriptor ada dan tampak amat baik
34
Lampiran 4. Skor Hasil Observasi Keterampilan 4C Peserta Didik
35
Critical Thinking Communication Cre ative Thinking Skor
No Nama Pe s e rta Didik Ke las Skor Nilai Krite ria
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 Total
36 ALIF RAMADAN XI MIPA 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 20 33 61 D
37 AMELLIA DWI FEBRIANA XI MIPA 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 28 33 85 B
38 ANJELA HONITA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
39 ARIANTO XI MIPA 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 24 33 73 C
40 CHANTIKA RIDHA THEDORA XI MIPA 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 29 33 88 A
41 DEA SYAFITRI XI MIPA 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
42 DIAH OKTAVIA SELVI XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 25 33 76 C
43 DIVA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 24 33 73 C
44 ENJELINA JENI XI MIPA 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 27 33 82 B
45 FEBIANA MAURA XI MIPA 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
46 FELISIA NELSY XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 26 33 79 C
47 FERA XI MIPA 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 29 33 88 A
48 FERDINANDUS XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
49 FERY FEBRIAN HERLING XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 24 33 73 C
50 FRANSISKA XI MIPA 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
51 FRETTY INKA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
52 HADI KURNIAWAN XI MIPA 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 30 33 91 A
53 IRMAWATI XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 24 33 73 C
54 IRPAN TAMRIN XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 27 33 82 B
55 JESIKA DILLA XI MIPA 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 29 33 88 A
56 JUNIAS BAYU PUTRA XI MIPA 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 20 33 61 D
57 KURNIA AGNI XI MIPA 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 30 33 91 A
58 LEONARDO VENUS ALVONZO XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
59 LIDIA ELISTALIYA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
60 MARNI NATALIA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 26 33 79 C
61 NATASYA SEVILA MYANA XI MIPA 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 27 33 82 B
62 REVALDO XI MIPA 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
63 RIAN TRISTANTO XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 24 33 73 C
64 RIKI XI MIPA 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 25 33 76 C
65 SHINTA XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
66 TIARA AMANDA XI MIPA 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
67 TIARA TIFANI SAFITRI XI MIPA 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 31 33 94 A
68 VEWINDO GABRIEL AVO XI MIPA 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
69 WENDI XI MIPA 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 29 33 88 A
70 WINDY ARI ASTUTI XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
SKOR TIAP ASPEK 154 174 167 157 155 158 184 178 174 209 160
SKOR MAKSIMAL TIAP ASPEK 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210
PERSENTASE TIAP ASPEK 73,33 82,86 79,52 74,76 73,81 75,24 87,62 84,76 82,86 99,52 76,19
SKOR RATA-RATA 495 832 543 5667
SKOR MAKSIMAL RATA-RATA 630 1050 630 7000
PERSENTASE RATA-RATA 78,57 79,24 86,19 80,95
36