Anda di halaman 1dari 46

BEST PRACTICE

INOVASI PEMBELAJARAN

HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR”


DALAM MENANAMKAN KETERAMPILAN 4C PADA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS XI MIPA
SMA NEGERI 7 SINGKAWANG

Disusun
Oleh:

Diana Astuti, S.Pd


NIP. 19830424 200903 2 006

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 7 SINGKAWANG
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR”


DALAM MENANAMKAN KETERAMPILAN 4C PADA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS XI MIPA
SMA NEGERI 7 SINGKAWANG

Disusun
Oleh:

Diana Astuti, S.Pd


NIP. 19830424 200903 2 006

Best Practice ini disahkan untuk digunakan sebagaimana mestinya


sesuai ketentuan yang berlaku.

Singkawang, 2 Desember 2020


Kepala,

Yusak Ujang, S.Pd., M.Pd


NIP. 19800404 200502 1 004

ii
PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Diana Astuti, S.Pd


NIP : 19830424 200903 2 006
NUPTK : 9756 761662300172
Pangkat/Golongan Ruang : Penata Muda Tk. I (III/b)
Jabatan : Guru Muda, Mata Pelajaran Bahasa
Inggris

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Best Practice dengan judul ”HOME


VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR” DALAM MENANAMKAN
KETERAMPILAN 4C PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS
XI MIPA SMA NEGERI 7 SINGKAWANG” adalah karya asli saya dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dan disebutkan dalam
daftar pustaka. Jika kemudian hari terbukti Best Practice ini merupakan duplikat,
plagiat, atau dibuatkan orang lain keseluruhan atau sebagian besarnya, maka saya
bersedia mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Singkawang, 2 Desember 2020

Koordinator PKB, Penulis,

Damiatus, S.Pd Diana Astuti, S.Pd


NIP. 19660103 199903 1 006 NIP. 19830424 200903 2 006

Mengetahui,
Kepala,

Yusak Ujang, S.Pd., M.Pd


NIP. 19800404 200502 1 004

iii
PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maria Ulva, SH


NIP : 19770110 200903 2 003
Jabatan : Kepala Perpustakaan
Tempat Tugas : SMA Negeri 7 Singkawang

Dengan ini saya menyatakan telah menerima salinan Best Practice dengan judul
”HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR” DALAM MENANAMKAN
KETERAMPILAN 4C PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS
XI MIPA SMA NEGERI 7 SINGKAWANG” yang selanjutnya disimpan
diperpustakaan sekolah.

Singkawang, 2 Desember 2020

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Kepala Perpustakaan, Penulis,

Maria Ulva, SH Diana Astuti, S.Pd


NIP. 19770110 200903 2 003 NIP. 19830424 200903 2 006

Mengetahui,
Kepala,

Yusak Ujang, S.Pd., M.Pd


NIP. 19800404 200502 1 004

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, hidayah, dan pencerahan serta pengetahuan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Best Practice Inovasi Pembelajaran dengan judul
HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR” DALAM MENANAMKAN
KETERAMPILAN 4C PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS XI
MIPA SMA NEGERI 7 SINGKAWANG. Naskah ini merupakan upaya bagi
penulis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Negeri 7 Singkawang
di masa darurat Pandemi Covid-19.
Selama melakukan pembelajaran dan penulisan Best Practice ini, penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih, terutama kepada:
1. Yusak Ujang, S.Pd., M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaporkan pengalaman terbaik dalam
pembelajaran jarak jauh ini.
2. Bapak dan Ibu dewan Guru, Tata Usaha, dan segenap civitas SMA Negeri 7
Singkawang atas segala bantuannya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga kebaikan tersebut dicatat sebagai amal shalih dan mendapat balasan yang
lebih besar dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
naskah ini. Untuk itu, penulis membuka diri atas berbagai kritik dan saran dari para
pembaca demi lebih sempurnanya naskah Best Practice inovasi pembelajaran ini
maupun dalam penyusunan karya ilmiah di masa yang akan datang. Semoga naskah
ini bermanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Singkawang, Desember 2020


Penulis,

Diana Astuti, S.Pd

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i


Halaman Pengesahan ................................................................................... ii
Halaman Pernyataan Orisinalitas Karya Ilmiah .......................................... iii
Halaman Pernyataan Kepala Perpustakaan ................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v


DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
INTISARI .................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 4
1.3. Tujuan ...................................................................................... 4
1.4. Manfaat .................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 6
2.1. Pembelajaran Jarak Jauh, E-Learning, dan
Pembelajaran Daring ................................................................ 6
2.2. Pembelajaran dengan Pendekatan MIKIR ............................... 8
2.3. Keterampilan 4C ...................................................................... 10
2.4. Home video .............................................................................. 12
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 14
a. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan MIKIR .................... 14
b. Hasil Belajar yang Dicapai ................................................................ 19
c. Kendala dan Saran Perbaikan ............................................................ 23

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 25


4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 25
4.2. Saran .................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 26


LAMPIRAN ........................................................................................................... 28-dst

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Zoom Meeting Pembelajaran Jarak Jauh ................................. 16


Gambar 3.2 Grafik Persentase Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis
(Critical Thinking) ................................................................... 20
Gambar 3.3 Gambar Persentase Ketercapaian Keterampilan Berkolaborasi 21
(Collaborative) .........................................................................

Gambar 3.4 Grafik Persentase Ketercapaian Keterampilan 22


Berkomunikasi (Communication) ....................................
Gambar 3.5 Grafik Ketercapaian Keterampilan Berkreasi 19
(Creativity) .......................................................................

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pergeseran Paradigma Pembelajaran Abad 2 .......................... 1

Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 15

Tabel 3 Capaian Hasil Belajar Peserta Didik ................................ 23

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Materi Materi Procedure Text ................................. 86

Lampiran 2 RPP Materi Materi Song .................................................. 31

LampIran 3 Lembar Observasi Ketercapaian Keterampilan 4C ......... 34

Lampiran 4 Skor Hasil Observasi Keterampilan 4C Peserta Didik .... 35

ix
HOME VIDEO SEBAGAI SARANA “MIKIR”
DALAM MENANAMKAN KETERAMPILAN 4C PADA
PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KELAS XI MIPA SMA
NEGERI 7 SINGKAWANG
Diana Astuti, S.Pd
NIP. 19830424 200903 2 006

INTISARI

Telah diperoleh pengalaman terbaik (best practice) dalam pembelajaran jarak


jauh dengan memanfaatkan home video sebagai sarana pembelajaran aktif dengan
pendekatan MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi) di kelas XI
MIPA SMA Negeri 7 Singkawang. Tujuan utama pembelajaran dengan pendekatan
MIKIR ini adalah untuk menanamkan keterampilan 4C (Critical thinking,
Collaboration, Communication, dan Creativity) peserta didik pada pembelajaran
jarak jauh.
Secara umum, pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dilakukan
dengan cara guru memberikan diktat pembelajaran secara online dan melakukan
tatap muka secara virtual melalui zoom meeting untuk menyampaikan tujuan
pembelajaran, rancangan kegiatan, dan materi pembelajaran secara umum. Peserta
didik selanjutnya membuat penugasan berupa praktik sesuai materi pembelajaran
yang divideokan di rumah peserta didik. Video selanjutnya disimak oleh semua
peserta didik dan dilanjutkan dengan diskusi serta refleksi melalui tatap muka
virtual zoom meeting.
Pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh
yang memiliki beberapa keunggulan, yakni mampu memasukkan unsur-unsur
pembelajaran aktif yang terdiri dari unsur “mengalami”, unsur “interaksi”, unsur
“komunikasi” dan unsur “refleksi” yang disebut MIKIR. Selain keunggulan
tersebut, hasil observasi terhadap keterampilan 4C peserta didik, menunjukkan
bahwa pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan MIKIR ini mampu
menanamkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking), keterampilan
berkomunikasi (communication) dan keterampilan berkreasi (creativity). Untuk
kemampuan kolaborasi (Collaboration) masih belum dapat dilakukan karena
peserta didik tidak boleh bekerja secara berkelompok dikarenakan menerapkan
protokol kesehatan menjaga jarak.

Kata kunci : home video, pendekatan MIKIR, Keterampilan 4C

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu keunggulan peserta didik di era 4.0 adalah minat dan
penguasaan mereka terhadap internet dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Mereka sangat akrab dengan alat-alat komunikasi seperti
smartphone, iPad, televisi 3D, Instagram, dan aplikasi-aplikasi komunikasi.
Di sisi lain, generasi abad 21 dihadapkan pada tantangan dan persaingan
global yang menuntut kecakapan khusus. Mereka dituntut menguasai
kompetensi 4C, yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and
problem solving, dan Creative and Innovative, ditambah dengan keterampilan
penguasaan teknologi informasi.
Kecakapan abad 21 ini dapat dikuasai generasi masa depan jika desain dan
pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan zaman tersebut. Informasi,
komputasi, otomasi, dan komunikasi sebagai ciri abad 21 harus menjadi
pertimbangan guru dalam mendesain pembelajaran. Kompetensi guru terkait
multimedia, seperti keterampilan komunikasi tulis, kemampuan membuat elemen
multimedia teks, gambar, suara, animasi, dan video yang menarik dan interaktif
perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Aplikasi media sosial juga perlu dikuasai
guru sehingga dapat dengan mudah menyampaikan informasi kepada peserta didik
yang banyak berkomunikasi melalui media soasial.
Tabel 1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran Abad 21
Ciri abad 21 Model pembelajaran
Informasi Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
Tersedia dimana saja, kapan peserta didik mencari tahu dari berbagai
saja, dapat diakses dari sumber, berusaha melakukan observasi
beragam media dan sendiri, dan bukan pasif hanya menantikan
penyebarannya berlangsung informasi dari guru saja (diberi tahu).
sangat cepat
Komputasi Pembelajaran diarahkan agar peserta didik
Penggunaan mesin untuk mampu merumuskan masalah (menanya),
memudahkan pekerjaan bukan hanya mampu menyelesaikan masalah
manusia (menjawab).
Otomasi Ditujukan untuk melatih berpikir analitis
Menjangkau segala pekerjaan (pengambilan keputusan), bukan semata-
yang rutin mata hanya berpikir mekanistis (rutin)

1
Ciri abad 21 Model pembelajaran
Komunikasi Pembelajaran lebih ditekankan pada
Darimana saja dan kapan saja pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam
menyelesaikan masalah berkat kemajuan
komunikasi tersebut.

Pandemi Covid-19 pada sekitar bulan Maret tahun 2020 memberikan


dampak yang besar pada bidang pendidikan. Penyebaran virus yang
mematikan ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari tatap
muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Meskipun demikian, dalam keadaan
darurat seperti ini, guru tetap harus memastikan bahwa peserta didik dapat
memperoleh informasi/ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar. Selain
sebagai wabah, adanya pandemi Covid-19 membawa hikmah bagi dunia
pendidikan, dimana sekolah melakukan percepatan digitalisasi pembelajaran.
Pembelajaran melalui aplikasi digital menjadikan prinsip kolaborasi
antarkomponen: manusia, proses dan teknologi menjadi lebih fleksibel.
Peserta didik dapat menentukan waktu, tempat, kecepatan belajar, gaya
belajar, belajar mandiri atau bersama teman secara bebas.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru di SMA Negeri 7 Singkawang
untuk memberikan pembelajaran jarak jauh, mulai dari memanfaatkan situs-
situs pembelajaran seperti Rumah Belajar, TV Edukasi, Ruang Guru, Google
for Education, serta pemanfaatan bahan bacaan digital yang disediakan oleh
pemerintah, memanfaatkan atau membuat video-video pembelajaran secara
mandiri, melakukan temu muka secara virtual hingga memanfaatkan aplikasi
berlatih soal/test.
Banyaknya media pembelajaran jarak jauh yang dapat dimanfaatkan
tersebut ternyata belum sepenuhnya mampu mengembangkan potensi peserta
didik secara aktif dan menanamkan keterampilan 4C. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran yang dilakukan umumnya hanya menyampaikan informasi
sehingga kurang menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan mengasah
keterampilan. Terlebih untuk mata pelajaran bahasa Inggris yang perlu
menghadirkan pengalaman secara langsung melalui pembelajaran aktif dan
praktis, bukan hanya mempelajari teori-teori bahasa, memerlukan desain
pembelajaran yang lebih inovatif.

2
Pembelajaran MIKIR adalah unsur dari pembelajaran aktif yang baru
dikenalkan oleh Tanoto Foundation. Tim Program PINTAR Tanoto Foundation
(2019) menyampaikan unsur-unsur kegiatan pembelajaran aktif dengan MIKIR
yang terdiri atas mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi. “Mengalami”
dalam belajar melibatkan banyak indera sehingga pemahaman konsep akan lebih
mantap; “Interaksi” dapat mendorong peserta didik untuk mengungkap gagasan
dan merefleksi diri sehingga menunjang pula pemahaman konsep secara baik;
“Komunikasi” dapat memotivasi peserta didik untuk berani dan lancar dalam
menyampaikan pendapat dan gagasan serta mempraktikkan kempuan berbahasa
secara sistematis; dan “Refleksi” memunculkan sikap untuk mau menerima kritik
dan memperbaiki diri, baik gagasan, hasil karya maupun sikapnya.
Salah satu metode pembelajaran aktif dan menarik yang melibatkan unsur
MIKIR dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah metode praktik langsung.
Praktik adalah cara pelajaran di mana peserta didik melakukan kegiatan praktik
atau unjuk kerja secara langsung. Kegiatan praktik/unjuk kerja dapat mendorong
peserta didik untuk mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi, sehingga
memudahkan mereka memahami suatu konsep. Dengan melakukan praktik/unjuk
kerja peserta didik akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada hanya
menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan
sikap percaya diri, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa
(Rustaman, 2011:1).
Kegiatan praktik/unjuk kerja idealnya di lakukan di secara tatap muka
sehingga guru langsung dapat melakukan observasi atas kemempuan unjuk kerja
peserta didik tersebut. Namun dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
covid-19, hal tersebut tidak mungkin dilakukan sehingga perlu dicarikan suatu
alternatif untuk melaksanakan praktik/unjuk kerja agar tetap berjalan optimal.
Home video, dimana peserta didik menvideokan praktik atau unjuk kerja
berbahasa Inggris dapat menjadi sarana pembelajaran aktif yang melibatkan
unsur MIKIR guna menanamkan keterampilan 4C pada peserta didik.

3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, dapat
penulis rincikan rumusan masalah yang akan menjadi fokus penulisan laporan
best practice ini, yaitu :
1. Bagaimana memanfaatkan home video sebagai sarana MIKIR pada
pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Singkawang?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak
jauh guna menanamkan keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA
Negeri 7 Singkawang ?
3. Bagaimana hasil keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Singkawang melalui pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak jauh?

1.3. Tujuan
Tujuan umum laporan best practice ini adalah memanfaatkan home video
sebagai sarana MIKIR dalam menanamkan keterampilan 4C peserta didik pada
pembelajaran jarak jauh. Adapun tujuan khusus dari laporan best practice ini
adalah untuk :
1. Mendeskripsikan pemanfaatan home video sebagai sarana MIKIR pada
pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 7
Singkawang
2. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak
jauh guna menanamkan keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA
Negeri 7 Singkawang.
3. Menjelaskan hasil keterampilan 4C peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri
7 Singkawang melalui pembelajaran MIKIR pada pembelajaran jarak jauh.

1.4. Manfaat
Penulisan laporan best practice ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
peserta didik, guru, sekolah dan pemerhati pendidikan, diantaranya:

4
1. Bagi peserta didik, dapat menanamkan keterampilan 4C sebagai tuntutan
keterampilan hidup di abad ke-21.
2. Bagi guru, dapat memperkaya metode pembelajaran, terutama pembelajaran
jarak jauh sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Bagi sekolah, laporan best practice ini bermanfaat untuk menambah kualitas
pembelajaran di sekolah sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas
serta dapat diadopsi oleh guru lain sehingga memperkaya metode
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi pemerhati pendidikan, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya berkenaan dengan penanaman keterampilan 4C dalam
pembelajaran jarak jauh.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pembelajaran Jarak Jauh, E-Learning, dan Pembelajaran Daring


Sejak diumumkan pertama pada Maret 2020 silam, laju pertambahan harian
kasus Covid-19 di Indonesia masih tergolong tinggi. Laju pertambahan kasus
terkonfirmasi Covid-19 tersebut dalam bidang pendidikan menjadi dasar
pemerintah terus melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring di semua
jenjang pendidikan. Moore, dkk. (2011) mendefinisikan kegiatan belajar jarak
jauh dengan tiga macam, yakni pembelajaran jarak jauh, e-learning, dan
pembelajaran daring. Pembelajaran jarak jauh didefinisikan sebagai kemampuan
yang dimiliki oleh pelajar/orang yang sedang menempuh pendidikan untuk
belajar secara jarak jauh (King, dkk (2001) dalam Moore, 2011).
E-learning didefinisikan sebagai sebuah sarana pendidikan elektronik yang
dapat digunakan oleh individu untuk belajar. Menurut Smaldino dalam
Prawiradilaga (2013), e-learning adalah proses belajar yang memanfaatkan
sumber belajar bersifat elektronik, berbantuan komputer namun tidak selalu harus
berhubungan dengan internet. Dalam e-learning, materi pembelajaran dapat
dikirimkan kepada siapapun, dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan
teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang terbuka, fleksibel dan
terdistribusi. Menurut Rasthy dalam Prawiradilaga (2013), e-learning dapat
diselenggarakan dengan berbagai metode, yaitu:
1) Metode Adjunct.
Metode ini dapat dikatakan sebagai metode tradisional plus karena keberadaan
E-learning hanya sebagai pengayaan atau tambahan saja.
2) Metode Mixed/Blended.
Metodel ini e-learning menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Misalnya, pembelajaran teori dilaksanakan secara daring, sedangkan
pembelajaran praktik dilaksanakan secara tatap muka.
3) Metode Daring Penuh/Fully Online.
Dalam metode E-learning digunakan untuk seluruh proses pembelajaran
mulai dari penyampaian bahas belajar, rinteraksi pembelajaran, dan evaluasi.

6
Pembelajaran e-learning membutuhkan berbagai komponen pendukung, yaitu:
- Perangkat keras (hardware): komputer, laptop, notbook, maupun tablet.
- Perangkat lunak (software): Learning Management System (LMS), Social
Learning Network (SLN).
- Infrastruktur: Jaringan intranet maupun internet.
- Konten pembelajaran (Learning Content)
Metode interaksi/komunikasi pemanfaatan E-learning dalam pembelajaran.

Pembelajaran daring didefinisikan sebagai kegiatan belajar yang


dilakukan dengan mengandalkan konektivitas, fleksibilitas, dan interaksi
secara daring. Pembelajaran daring berkaitan dengan definisi pembelajaran
jarak jauh atas kesamaan dari karakteristik yang dimiliki keduanya, di mana
pembelajaran daring merupakan implementasi dari praktik pembelajaran jarak
jauh yang membutuhkan konektivitas dan aksesibilitas (Moore, Dickson-Deane,
& Galyen, 2011). Pembelajaran jarak jauh daring menjadi sebuah implikasi positif
yang berasal dari kemajuan teknologi digital. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi memberikan peluang masyarakat untuk
menciptakan ruang publik siber. Ruang siber didefinisikan sebagai ruang publik
virtual yang dikonstruksikan oleh masyarakat, di mana ruang tersebut mampu
memberikan pengaruh pada aspek individual, antar individu, dan komunitas
(Pialang, 2012). Ada dua komponen utama yang harus dipenuhi oleh pengguna
dalam memasuki ruang siber. Pertama, pengguna harus memiliki fasilitas/alat
maupun cakupan infrastruktur pendukung yang dapat mengakses ruang digital.
Kedua, pengguna juga harus memiliki pengetahuan dan keahlian atas
partisipasinya di dalam dunia siber (Zhao & Elesh, 2007).
Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan
perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau telepon adroid, laptop,
komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi
kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Berbagai media juga dapat
digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya
kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan
Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, 2016), dan applikasi pesan

7
instan seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran secara daring bahkan dapat
dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda,
2018). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber
belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah
atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau
berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak
langsung/asynchronous).

2.2. Pembelajaran dengan Pendekatan MIKIR


Ahmadi (2011) mengatakan bahwa suatu pembelajaran dikategorikan
sebagai pembelajaran aktif apabila ada keterlibatan peserta didik secara aktif baik
secara fisik maupun secara mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan),
mengkomunikasikan ide/gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat
dan mengemukakan semua hal tersebut untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran dengan penemuan merupakan satu komponen penting dalam
pendekatan konstruktivis. (Kurniawan, 2016)
Pembelajaran dengan pendekatan MIKIR yang diperkenalkan oleh Tanoto
Fondation (2019) memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
melalui unsur-unsur:
a. Mengalami, yakni unsur melakukan kegiatan (doing) dan atau mengamati
(observing) saat proses pembelajaran berlangsung. Unsur mengalami dapat
diperoleh melalui kegiatan:
- Mengamati: mengajukan pertanyaan yang jawabannya hanya dapat
diperoleh melalui pengamatan.
- Melakukan eksperimen: memberi tugas/ mengajukan pertanyaan yang
jawabannya hanya dapat diperoleh melalui eksperimen/ penyelidikan.
- Berwawancara: meminta peserta didik mengumpulkan informasi tertentu
dengan mewawancarai narasumber dengan panduan wawancara.
- Menyelesaikan proyek: memberi tugas menyelesaikan proyek tertentu yang
biasanya berpandu pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
- Menulis karya sastra/artikel: memberi penugasan karya peserta didik.

8
b. Interaksi, yakni proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih. Unsur
interaksi dapat diperoleh melalui kegiatan:
- Berdiskusi: menyajikan masalah/ pertanyaan untuk didiskusikan dan
meminta tiap anggota kelompok untuk berpendapat.
- Bertanya: mengundang peserta didik untuk bertanya.
- Meminta pendapat: menyajikan fakta, meminta peserta didik memberikan
pendapat tentang fakta tersebut.
- Memberikan komentar: mengundang peserta didik untuk berkomentar.
- Bekerja dalam kelompok: memberi tugas yang cocok untuk dikerjakan
secara berkelompok.
- Saling menjelaskan hasil kerja: meminta kelompok untuk saling
menjelaskan hasil kerja.
- Menjawab pertanyaan: menjawab dan mengajukan pertanyaan.
c. Komunikasi, yakni proses penyampaian gagasan/pikiran oleh seseorang kepada
orang lain. Unsur komunikasi dapat diperoleh melalui kegiatan:
- Mendemontrasi: meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan.
- Menjelaskan: meminta peserta didik untuk menjelaskan.
- Bercerita: meminta peserta didik untuk menceritakan sesuai pengalaman.
- Melaporkan: meminta peserta didik untuk melaporkan hasil baik
lisan/tulisan.
- Mengemukakan: meminta peserta didik untuk memberikan pendapat,
berbicara atau menjawab.
d. Refleksi, yakni kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil
pelajaran agar belajar lebih baik dimasa mendatang. Unsur refleksi dapat
diperoleh melalui kegiatan:
- Memikirkan kembali hasil kerja: mempertanyakan dan meminta peserta
didik lain untuk memberikan komentar
- Menyimpulkan kegiatan belajar
- Mengemukakan kembali poin-poin penting
Lebih lanjut dijelaskan bahwa; “Mengalami” dalam belajar melibatkan
banyak indera sehingga pemahaman konsep akan lebih mantap; “Interaksi”
dapat mendorong peserta didik untuk mengungkap gagasan dan merefleksi

9
diri sehingga menunjang pemahaman konsep secara baik; “Komunikasi”
dapat memotivasi peserta didik untuk berani dan lancar dalam menyampaikan
pendapat dan gagasan; dan “Refleksi” memunculkan sikap untuk mau
menerima kritik dan memperbaiki diri, baik gagasan, hasil karya maupun
sikapnya. Perlu dipahami bahwasanya unsur-unsur pembelajaran aktif dengan
pendekatan MIKIR bukan suatu urutan kegiatan, setiap unsur dapat terjadi
beberapa kali bahkan muncul bersamaan dalam satu proses pembelajaran.

2.3. Keterampilan 4C
Di abad ke-21 ini, pembelajaran tidak hanya berpusat pada kemampuan
kognitif, tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan personal dan sosial abad 21.
Keterampilan tersebut dikenal dengan istilah 4C, yang meliputi: Critical thinking
(berpikir kritis), Collaboration (kolaborasi), Communication (komunikasi) dan
Creativity (kreativitas).
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis
bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain (Elaine B. Johnson, 2009). Lebih
lanjut menurut Elaine B. Johnson, tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai
pemahaman yang mendalam. Sementara itu, Fahruddin Faiz, (2012)
mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis sederhana yaitu untuk menjamin,
sejauh mungkin, bahwa pemikiran kita valid dan benar. Dengan kemampuan
untuk berpikir kritis peserta didik akan dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Enis (1993) dan Marzano et al. (1988) mengemukakan berpikir kritis
memiliki dimensi: (1) merumuskan masalah, (2) memberikan argumen, (3)
melakukan deduksi, (4) melakukan induksi, (5) melakukan evaluasi, dan (6)
mengambil keputusan.
Warsono dan Hariyanto (2012) mengatakan bahwa suatu pembelajaran
termasuk pembelajaran kolaboratif apabila anggota kelompoknya tidak tertentu
atau ditetapkan terlebih dahulu, dapat beranggotakan dua orang, beberapa orang
atau bahkan lebih dari tujuh orang. Lebih lanjut Warsono dan Hariyanto
mengemukakan bahwa pembelajaran kolaboratif dapat terjadi setiap saat, tidak
harus di sekolah, misal sekelompok siswa saling membantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah, bahkan pembelajaran kolaboratif dapat berlangsung antar siswa

10
yang berbeda kelas maupun dari sekolah yang berbeda. Jadi, pembelajaran
kolaboratif dapat bersifat informal yaitu tidak harus dilaksanakan di dalam kelas
dan pembelajaran tidak perlu terstruktur dengan ketat (Warsono dan Hariyanto,
2012).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kolaboratif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu
kelompok untuk membangun pengetahuan dan mencapai tujuan pembelajaran
bersama melalui interaksi sosial di bawah bimbingan pendidik baik di dalam
maupun di luar kelas, sehingga terjadi pembelajaran yang penuh makna dan
peserta didik akan saling menghargai kontribusi semua anggota kelompok. Peserta
didik yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil cenderung belajar lebih
banyak tentang materi ajar dan mengingatnya lebih lama dibandingkan jika materi
ajar tesebut dihadirkan dalam bentuk lain, misalnya bentuk dalam ceramah, tanpa
memandang bahan ajarnya (Warsono dan Hariyanto, 2012).
Zubaidah (2018) menyampaikan indikator yang diukur dalam kolaborasi
meliputi: (1) memberi dan menerima umpan balik dari setiap anggota kelompok,
(2) berbagi tugas, (3) mengakui keterampilan, pengalaman, kreativitas, dan
kontribusi orang lain, (4) mendengarkan kekhwatiran, pendapat, dan gagasan
orang lain, (5) mendengarkan orang lain dalam situasi konflik, dan (6) mendukung
keputusan kelompok.
Keterampilan komunikasi merupkan keterampilan yang diperlukan dalam
semua aspek kehidupan. Keterampilan berkomunikasi (communication skills)
merupakan keterampilan menyampaikan pemikiran, gagasan, ide, pengetahuan,
dan informasi baru yang dimiliki kepada orang lain melalui lisan, tulisan, simbol,
gambar, grafis, atau angka. Keterampilan ini termasuk keterampilan
mendengarkan, memperoleh informasi, dan menyampaikan gagasan di hadapan
orang banyak. Dalam hal ini, komunikasi dapat diartikan sebagai: (1) komunikasi
sebagai tindakan satu arah; (2) komunikasi sebagai interaksi; dan (3) komunikasi
sebagai transaksi. Keberhasilan suatu komunikasi dalam tiga aspek tersebut akan
mengantarkan seseorang menjadi sukses dalam berkomunikasi.

11
Dimensi komunikasi dapat dibagi menjadi (1) menyampaikan materi secara
sistematis, logis, dan benar (menujukkan kemampuan berpikir), (2) menggunakan
bahasa yang baik dan mudah dipahami, (3) menggunakan strategi dan media/alat
komunikasi yang relevan dengan konteks dan audien, (4) mampu menganalisis
dan mengevaluasi pikiran, ide dari lawan komunikasi serta memberikan
tanggapan yang sistematis dan logis, dan (5) menguasai diri dan audien (Mulya,
2017).
Kreativitas merupakan ide atau pikiran manusia yang bersifat inovatif,
berdaya guna dan dapat dimengerti (Lawrence dalam Suratno, 2005). Yeni
Rachmawati dan Euis Kurniati (2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni atau dalam persenian,
atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru. Suratno
mengemukakan bahwa kreativitas adalah suatu aktivitas yang imajinatif yang
memanifestasikan (perwujudan) kecerdikan dari pikiran yang berdaya guna
menghasilkan suatu produk atau menyelesaikan suatu persoalan dengan cara
tersendiri.
Suratno (2005), Marzano et al. (1988) mengemukan dimensi keterampilan
berpikir kreatif adalah: (1) lancar (fluency) diunjukkan dengan banyaknya:
gagasan, jawaban atas pertanyaan atau penyelesaian masalah dalam waktu yang
relatif singkat, (2) luwes (flexibility) mampu melihat suatu permasalahan dari
berbagai sudut pandang sehingga dapat memberikan pemecahan masalah secara
bervariasi atau memberikan beberapa alternatif dalam memecahkan masalah, (3)
asli (originality) mampu menghasilkan sesuatu yang baru yang berbeda dengan
yang sudah ada sebelumnya. Keaslian dalam kreativitas merupakan hasil dari
ungkapan pribadi yang unik dan jarang dimiliki orang lain, dan (4) uraian
(elaboration) mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan, produk, obyek,
atau situasi dengan berbagai variasi sehingga menjadi lebih menarik.

2.4. Home Video


Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang merupakan
bagian dari mata pelajaran terapan. Peserta didik tidak hanya dituntut
menguasai teori-teori bahasa seperti grammar dan teori sastra, tetapi juga

12
dituntut mampu menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi global
sehari-hari. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, guru harus mampu mendorong
peserta didik untuk berkomunikasi aktif. Komuniaktif tersebut dapat difasilitasi
melalui pembelajaran bermain peran/drama, presentasi/menjelaskan sesuatu atau
prosedur, menceritakan kisah (story telling), berpidato (speech), debat (debate),
dan lain-lain.
Video dapat dijasikan sebagai salah satu sarana peserta didik dalam melatih
kemampuan berbahasa Inggris dalam pembelajaran jarak jauh. Karena pada masa
pandemi Covid-19, praktik berbahasa Inggris tidak dapat diobservasi secara
langsung secara tatap muka, maka kemampuan berbahasa Inggris direkam dalam
bentuk video dirumah peserta didik yang disebut sebagai Home Video. Video ini
bersifat interaktif, di mana peserta didik mempraktikkan kemampuan berbahasa
Inggrisnya melaui praktik/unjuk kerja sesuai materi pembelajaran kemudian
dibagi melalui Learning Management System (LMS) dalam e-learning dan diberi
masukan dari peserta didik lain. Kelebihan video praktik/unjuk kerja berbahasa
inggris dibandingkan praktik secara tatap muka adalah bahwa video ini dapat
dilihat atau diputar berulang-ulang sehingga dapat membantu pemahaman dalam
proses pembelajaran (Iqra’ Al Firdaus, 2010)

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan MIKIR


Sejalan dengan penambahan masa belajar dari rumah (BDR) oleh
pemerintah, bahan ajar dan media pembelajaran dengan berbagai variasi untuk
menunjang proses pembelajaran jarak jauh semakin bisa didapatkan dengan
mudah. Namun kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih belum sepenuhnya
mampu mengembangkan potensi peserta didik secara aktif, terlebih untuk
mencapai tuntutan keterampilan 4C abad ke-21. Pembelajaran melalui video-
video pembelajaran, bahan bacaan digital, pengerjaan soal-soal latihan
melalui berbagai macam platform cenderung merupakan pembelajaran yang
belum mengoptimalkan keterlibatan peserta didik secara aktif untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Untuk itu, menggunakan
pendekatan MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) dalam
pembelajaran jarak jauh perlu dikembangkan agar tuntutan ketarampilan abad
ke-21 dapat dicapai.
Metode pembelajaran aktif yang digunakan untuk melaksanakan
pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR dalam best practice ini adalah
metode praktik/unjuk kerja mengunakan home video. Pembelajaran jarak jauh
dengan memanfaatkan home video sebagai sarana pembelajaran aktif yang
menerapkan unsur MIKIR dilakukan terhadap peserta didik kelas XI MIPA
SMA Negeri 7 Singkawang yang terdiri dari 2 rombongan belajar dengan
total jumlah peserta didik adalah 70 orang.
Kelengkapan yang disiapkan oleh guru untuk melaksanakan
pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan MIKIR antara lain terdiri dari :
1. Membuat akun guru dan akun peserta didik pada Learning Management
System (LMS) Ruang Guru yang telah dimiliki sekolah.
2. Akun zoom zeeting dan pembuatan undangan pertemuan (zoom invitation)
untuk dua kali pertemuan virtual.

14
3. Diktat pembelajaran dan PPT Presentasi yang berisi petunjuk pelaksanaan
pembuatan home video dan panduan upload video di LMS Ruang Guru.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali pertemuan
yang dilakukan secara paralel untuk semua kelas pada bulan September-
Oktober tahun 2020 dengan jadwal sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Aktivitas
Zoom meeting pertama (Pertemuan 1),
menyampaikan tujuan dan rancangan
pembelajaran, memaparkan langkah-
langkah kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik, dan menyampaikan
Jum’at,
1 materi tentang Procedure Text dan
4 September 2020
penugasan membuat home video
Procedure Text secara mandiri yang
diunggah di LMS Ruang Guru paling
lambat 1 hari sebelum pertemuan
berikutnya.
Melalui group Telegram peserta didik
diarahkan untuk menyimak minimal 5
home video Procedure Text yang dibuat
Jum’at, peserta didik lain di LMS Ruang Guru,
2
11 September 2020 membuat catatan, kometar, tambahan
penjelasan, atau tanggapan untuk dibahas
dalam forum diskusi dan refleksi pada
pertemuan berikutnya.
Zoom meeting kedua (Pertemuan 2),
Jum’at, melakukan diskusi dan refleksi tentang
3
18 September 2020 penugasan membuat Home Video
Procedure Text
Zoom meeting ketiga (pertemuan 3),
menyampaikan tujuan dan rancangan
pembelajaran, materi tentang Song serta
Jum’at,
4 penugasan membuat home video Song
25 September 2020
secara mandiri yang diunggah di LMS
Ruang Guru paling lambat 1 hari sebelum
pertemuan berikutnya.
Melalui group Telegram peserta didik
diarahkan untuk menyimak minimal 5
home video Song yang dibuat peserta
Jum’at,
5 didik lain di LMS Ruang Guru, membuat
2 Oktober 2020
catatan kometar, tambahan penjelasan,
atau tanggapan untuk dibahas dalam
forum diskusi dan refleksi.

15
Zoom meeting keempat (Pertemuan 4),
Jum’at,
6 melakukan diskusi dan refleksi tentang
9 Oktober 2020
penugasan membuat Home Video Song

Pada pembelajaran materi Procedure Text, sehari sebelum pertemuan


virtual dilaksanakan, melalui group Telegram peserta didik diberitahukan
Link undangan zoom meeting. Melalui group Telegram tersebut disebarkan
pula Diktat, dan PPT Presentasi untuk dipelajari terlebih dahulu secara
mandiri. Harapannya agar pada saat zoom meeting hanya membahas materi
sekilas saja atau yng ditanyakan peserta didik sehingga zoom meeting tidak
terlalu lama yang menyebabkan beban kuota bagi peserta didik.
Keesokan harinya, pada rentang pukul 07.00-09.00 dilakukan zoom
meeting. Pada pertemuan virtual ini menekankan apa yang harus dilakukan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Sementara materi ajar
(Diktat dan PPT) hanya dibahas pada bagian yang ditanyakan peserta didik
saja agar zoom meeting tidak memakan waktu yang lama.

Gambar 3.1 Zoom Meeting Pembelajaran Jarak Jauh


Dalam kegiatan tatap muka virtual pertama, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, rancangan kegiatan pembelajaran, dan materi pembelajaran
Procedure Text. Guru memaparkan secara singkat langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan peserta didik dan kriteria penilaian home video yang
dibuat. Setelah semua peserta didik memahaminya, guru memberikan

16
penugasan pembuatan home video sebagai berikut:
1. peserta didik mempelajari diktat dan atau PPT yang telah diberikan secara
mandiri..
2. Peserta didik memilih suatu prosedur dalam kehidupan sehari -hari yang
dapat dipraktikan untuk dibuat home video, diantara: prosedur cuci tangan,
pembuatan surat-surat penting, membuat makanan atau minuman khas,
pengolahan atau barang tertentu, prosedur menggunakan barang
elektronik, kiat-kiat (tips), dan lain-lain.
3. Peserta didik mempraktikkan prosedur yang dipilihnya, membuat video
prosedur tersebut, dan memberikan narasi atau penjelasan prosedur
tersebut dalam bahasa Inggris. Durasi video maksimal 10 menit.
4. Rekaman home video selanjutnya diunggah di LMS Ruang Guru paling
lambat 1 hari sebelum pertemuan berikutnya. Link unggahan video
presentasi disampaikan melalui grup Telegram bahasa Inggris agar dapat
diakses peserta didik lain.
5. Selama lebih kurang satu minggu semua peserta didik diminta
menyaksikan minimal 5 video karya peserta didik lain, membuat catatan
prosedur yang dijelaskan dalam bahasa Inggris, memberi komentar,
tambahan, atau tanggapan terkait prosedur dalam video. Catatan tersebut
selanjutnya dikirimkan ke guru melaui Telegram, WhatsApp, atau menu
pengiriman tugas di LMS Ruang Guru, serta nantinya akan dibacakan pada
pertemuan virtual berikutnya.
6. Pada zoom meeting berikutnya, 5 perwakilan peserta didik secara acak
dipilih untuk menyampaikan hasil hasil catatan komentar, tambahan, atau
tanggapan terkait prosedur dalam video yang dibuat oleh kawannya.
Selanjutnya guru membimbing peserta didik untuk melakukan berdiskusi
dan refleksi tentang penugasan membuat Home Video Procedure Text.
Pada materi Song, langkah pembelajaran sama dengan pada materi
Procedure Text, yang membedakan adalah home video yang harus dibuat
peserta didik. Pada materi Song, peserta didik memilih salah satu lagu
berbahasa Inggris. Kemudian peserta didik menterjemahkan lirik lagu
tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya membuat video berisi

17
tentang interpretasi lirik lagu tersebut. Interpretasi tentang lirik lagu
dilakukan dalam bahasa Inggris dengan durasi video maksimal 10 menit.
Ketercapaian keterampilan 4C peserta didik diobservasi melalui video
yang dibuat peserta didik, wawancara melalui obrolan di grup Telegram dan
refleksi hasil kegiatan dalam pertemuan virtual. Pengukuran ketercapaian
keterampilan 4C dijabarkan sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking) diukur berdasarkan
ketepatan dalam:
- membuat rumusan procedure text
- menginterpretasi lagu (song)
- memberikan catatan, komentar, tanggapan video peserta didik lain.
2. Keterampilan berkomunikasi (communication) diukur berdasarkan
kemampuan dalam :
- menggunakan bahasa Inggris dalam menjelaskan procedure text
- menjelaskan dengan runut (sesuai dengan prosedur yang seharusnya)
- menggunakan bahasa Inggris dalam interpretasi lagu (song)
- menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami
- memberikan komentar pada kelompok lain
- menanggapi komentar dari kelompok lain
3. Keterampilan berkreasi (creativity) diukur berdasarkan:
- membuat video dengan gambar yang berkualitas
- membuat video dengan suara yang berkualitas
- memasukkan unsur seni dalam video
4. Keterampilan berkolaborasi (Collaboration)
Kemampuan berkolaborasi belum dapat diukur dalam best practice ini,
karena penerapan protokol kesehatan tidak berkerumun, menjadikan
semua aktivitas pembelajaran dan tugas dilakukan secara mandiri.
3.2. Hasil Belajar yang Dicapai
Secara umum, peserta didik memberikan respon positif pesan singkat pada
group Telegram yang diberikan sehari sebelum proses pembelajaran. Sebagian
besar peserta didik menyatakan “siap” mengikuti zoom meeting. Timbulnya
respon positif ini disebabkan karena peserta didik merasa tertantang dengan hal

18
baru, yakni membuat karya home video dan dapat memilih tema prosedur secara
bebas sehingga memudahkan peserta didik. Sebagian besar peserta didik juga
telah menyatakan mendownload diktat, dan PPT presentasi yang dibagikan di
group Telegram. Meskipun demikian, sebagian kecil peserta didik tidak
menanggapi sama sekali arahan yang diberikan di group Telegram tersebut.
Sesuai dengan unsur-unsur pembelajaran MIKIR yang diuraikan oleh Tim
Pintar Tanoto Foundation (2019), dalam pembelajaran jarak jauh dengan metode
prakti membuat home video di rumah, unsur “mengalami” diperoleh peserta didik
ketika melakukan prosedur tertentu serta mendeskripsikan lagu dalam bahasa
Inggris yang dipilihnya. Unsur “interaksi” diperoleh peserta didik ketika
menyimak video peserta didik lain dan memberikan catatan, komentar, tanggapan
di kolom komentar pada LMS Ruang Guru, serta saat berdiskusi tentang refleksi
dalam pertemuan virtual. Unsur “komunikasi” diperoleh peserta didik saat
menjelaskan prosedur yang dilakukannya, memberikan komentar dan tanggapan
dalam pertemuan virtual. Unsur “refleksi” diperoleh peserta didik saat menerima
komentar, kritik maupun saran dari kelompok lainnya dalam pertemuan virtual.
Berdasarkan hasil observasi melalui video presentasi dan cacatan
komentar/ulasan peserta didik terhadap vedeo peserta didik lain diperoleh data
bahwa persentase kemampuan peserta didik dalam membuat rumusan procedure
text adalah 73,33%, menginterpretasi lagu (song) sebesar 82,86%, dan
kemampuan memberikan catatan, komentar, tanggapan video peserta didik lain
sebesar 82,86%. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan home video sebagai
sarana pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan MIKIR mampu menanamkan
keterampilan berpikir kritis (critical thinking) kepada peserta didik, sesuai dengan
dimensi berpikir kritis yang disampaikan Enis (1993) dan Marzano et al. (1988)
dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis sebesar 78,57% dimana rata-rata ini
berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 64%.

19
Membuat rumusan procedure text 73,33

Menginterpretasi lagu (song) 82,86

Memberikan catatan, komentar, 79,52


tanggapan video peserta didik lain.

0 20 40 60 80 100

Gambar 3.2 Grafik Persentase Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis


(Critical Thinking)

Hasil penilaian terhadap kemampuan komunikasi dalam video Maupun saat


melaksanakan diskusi dan refleksi menunjukkan bahwa rata-rata persentase
kemampuan komunikasi (communication) sebesar 79,24 dengan rincian:
menggunakan bahasa Inggris yang baik dalam menjelaskan procedure text sebesar
74,76%, menjelaskan dengan runut (sesuai dengan prosedur yang seharusnya)
sebesar 73,81%, menggunakan bahasa Inggris yang baik dalam interpretasi lagu
(song) sebesar 75,24%, menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami
sebesar 87,62%, dan memberikan komentar/tanggapan pada kelompok lain
sebesar 84,76%. Rata-rata persentase kemampuan komunikasi (communication) di
mana semua aspek yang diamati berada di atas KKM yang ditetapkan
menunjukkan bahwa pemanfaatan home video sebagai sarana pembelajaran jarak
jauh dengan pendekatan MIKIR mampu menanamkan keterampilan komunikasi
(communication) kepada peserta didik.

20
Menggunakan bahasa Inggris yang
74,76
baik dalam menjelaskan prosedure
text

Menjelaskan dengan runut (sesuai 73,81


dengan prosedure yang seharusnya)

Menggunakan bahasa Inggris yang 75,24


baik dalam interpretasi lagu (song)

Menggunakan kalimat yang jelas 87,62


dan mudah dipahami

Memberikan komentar/tanggapan 84,76


pada peserta didik lain

0 20 40 60 80 100

Gambar 3.3 Grafik Persentase Ketercapaian Keterampilan Berkomunikasi


(Communication)

Dalam hal memberikan komentar atau tanggapan pada peserta didik lain,
tidak seluruh peserta dapat menyampaikan tanggapannya secara lisan tetapi
disampaikan secara tertulis. Hal ini karena tatap muka virtual yang dilaksanakan
melalui media zoom meeting sangat terbatas waktu dan adanya ketidakstabilan
jaringan internet serta keterbatasan kuota jaringan internet peserta didik. Selain
itu, kegiatan diskusi melalui tatap muka virtual yang dihadiri oleh peserta dari
semua kelas XI MIPA secara paralel baru pertama kali dilakukan, sehingga
banyak peserta didik yang merasa asing ketika berhadapan dengan peserta didik
lain dari kelas lain. Sehingga guru harus menunjuk secara acak peserta didik agar
mau menyampaikan komentar atau tanggapannya secara lisan.

21
Beradasarkan hasil observasi karya video, peserta didik mampu telah
membuat video dengan kualitas gambar dan suara yang baik serta memasukkan
unsur seni seperti intro pembuka video, animasi peralihan gambar, memilih
tempat dengan latar belakang (background) yang baik dan menarik dengan
pencahayaan yang bagus, mengubah latar (background) video, menambahkan
dlatar musik, serta menambahkan tulisan berisi keterangan untuk memperjelas
procedure text maupun interpretasi lagu yang dijelaskannya. Hal ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan home video sebagai sarana pembelajaran dengan pendekatan
MIKIR mampu menanamkan keterampilan berkreasi (creativity).

Membuat video dengan gambar yang 82,86


berkualitas

Membuat video dengan suara yang 99,52


berkualitas

Memasukkan unsur seni dalam video 76,19

0 20 40 60 80 100

Gambar 3.4 Grafik Ketercapaian Keterampilan Berkreasi (Creativity)

Hasil belajar peserta didik secara individu menunjukkan bahwa rata-rata


nilai keterampilan adalah 80,95 (Katagori Baik) dengan KKM 64. Sebanyak 65
dari 70 peserta didik (92,86%) mencapai ketuntasan belajar, dan hanya 5 dari 70
peserta didik (7,14%) yang harus menjalani remediasi karena memperoleh hasil
belajar di bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan home video
sebagai sarana pembelajaran dengan pendekatan MIKIR mampu menanamkan
membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajaryang baik pada ranah
keterampilan, terutama keterampilan 4C yang sangat diperlukan pada persaingan
global abad 21.

22
Tabel 3. Capaian Hasil Belajar Peserta Didik
Jumlah Peserta
No Rentang Nilai Katagori Persentase
Didi
1 0-63 D 5 7,14 %
2 64 - 75 C 27 38,57 %
3 76 - 85 B 17 24,29 %
4 86 - 100 A 21 30,00 %

3.3. Kendala dan Saran Perbaikan


Selama pembelajaran, ditemukan beberapa kendala yang perlu diantisipasi
bagi guru-guru yang akan melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan
pendekatan MIKIR guna menanamkan keterampilan 4C. Kendala berikut saran
dapat penulis sampaikan sebagai berikut.
1. Sebagian peserta didik tidak menghadiri pertemuan virtual melalui zoom
meeting karena kendala jaringan internet, kurangnya kuota atau karena
selama pandemi Covid-19 bekerja membantu orang tua mencari nafkah.
Untuk mengantisipasi hal ini, penulis menyarankan agar penjelasan tentang
langkah-langkah pelaksanaan dan apa yang harus dilakukan peserta didik
untuk menyelesaikan pembelajaran dilakukan melalui video yang diunggah
ke LMS atau akun youtube sehingga video tersebut dapat disimak peserta
didik secara asincronous dimanapun dan kapanpun. Sedangkan kegiatan
refleksi dapat dilakukan dapat melalui obrolan grup Telegram atau
WhatsAppp setelah link video hasil karya peserta didik disimak oleh peserta
didik lain, menulis komentar dibawah link atau menggunakan menu pesan
suara untuk memberikan komentar maupun tanggapan Sehingga peserta didik
tidak harus menyiapkan kuota internet yang banyak untuk Zoom Meeting.
2. Terdapat peserta didik yang lambat dalam penyelesaian penugasan, baik
dalam membuat home video maupun dalam mengirimkan komentar atau
ulasan terhadap video peserta didik lain. Guru perlu sering-sering
mengingatkan apa yang harus dilakukan peserta didik melalui group grup
Telegram atau WhatsAppp sehingga peserta didik termotivasi untuk
menyelesaikan penugasan yang diberikan tepat waktu.

23
3. Beberapa peserta didik kesulitan merangkai bahasa Inggris dalam
menjelaskan procedure text maupun menginterpretasi song. Sebaiknya teman
prosedur dipilihkan oleh guru dan beberapa siswa diberikan tema yang sama
sehingga dapat berdiskusi sesama peserta didik yang memperoleh tema yang
sama. Hal ini juga dapat menfasilitasi penanaman kemampuan berdiskusi dan
berkolaborasi antar peserta didik meskipun dilakukan secara jarak jauh.
4. Guru perlu membuat layanan konsultasi setiap waktu melalui Telegram atau
WhatsAppp untuk mengantisipasi kesulitan peserta didik.

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dicapai dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran aktif dengan memasukkan unsur-unsur MIKIR ((Mengalami,
Interaksi, Komunikasi, Refleksi) pada pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan
dengan penugasan home video secara offline yang dilanjutkan dengan kegiatan
diskusi dan refleksi secara online.
2. Meskipun dilakukan secara jarak jauh, memanfaatkan home video sebagai
sarana pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR dapat dilakukan dengan
baik sesuai dengan sintak yang direncanakan, dan peserta didik tidak
mengalami kesulitan selama pelaksanaan pembelajaran.
3. Pembelajaran dengan pendekatan MIKIR mampu menanamkan ketarampilan
4C (critical thinking, collaborative, communication dan creativity) meskipun
kemampuan kolaborasi belum maksimal karena adanya protokol kesehatan
menjaga jarak.

4.2. Saran
Berdasarkan atas pengalaman dan kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini, maka sebagai pertimbangan untuk
penulis dan guru yang akan mengadopsi pembelajaran jarak jauh dengan
pendekatan MIKIR dapat penulis sarankan sebagai berikut :
1. Dalam merancang pembelajaran, perlu memilih materi yang memang dapat
mendorong peserta didik untuk berbahasa Inggris aktif, misalnya menjelaskan
prosedur, menginterpretasi sesuatu, memeparkan kisah, pidato, debat, dan
sejenisnya.
2. Memanfaatkan media sosial yang mudah diakses peserta didik dan murah
dari segi pembiayaan kuota untuk mempermudah peserta didik
mengkomunikasikan hasil kegiatan dan melakukan refleksi, seperti
memanfaatkan media grup Telegram atau WhatsApp selain menu
komentar di youtube.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 1984. Dikdaktik Metodik, Semarang: CV Toha Putra. Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Carin, Arthur A. 1997. Teaching Science Through Discovery, 8th edition. Ohio:
Merrill Publ. Co.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Enis, R.H. 1993. Critical Thinking Assessment. Theory Into Practice. 32(3)
Summer 1993. p.179-186.
Enriquez, M. A. S. 2014. Students ’ Perceptions on the Effectiveness of the Use of
Edmodo as a Supplementary Tool for Learning. DLSU Research
Congress.
Faiz, Fahrudin. 2012. Thinking Skills Pengantar Menuju Berpikir Kritis.
Yogyakarta: Suka Press.
Gikas, J., & Grant, M. M. 2013. Mobile computing devices in higher education:
Student perspectives on learning with cellphones, smartphones & social
media. Internet and Higher Education.
Johnson, Elaine B., 2009. Contextual Teaching And Learning. (Edisi Terjemahan
Ibnu Setiawan). Bandung: MLC
Iqra’ al-Firdaus. 2010. Buku Lengkap Tuntunan Menjadi Kameramen
Profesional. Yogyakarta: Buku Biru.
Korucu, A. T., & Alkan, A. 2011. Differences between m-learning (mobile
learning) and elearning, basic terminology and usage of m-learning in
education. Procedia - Social and Behavioral Sciences.
Kumar, V., & Nanda, P. 2018. Social Media in Higher Education. International
Journal of Information and Communication Technology Education.
Kurniawan, A. R. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA berbasis
Pendekatan Penemuan Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan
Proses Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal
Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 2(2), 175-183.
Marzano, R.J. et al. 1988. Dimension of Thinking A Framework for Curriculum
and Instruction. Alexandra, Virginia: Assosiation for Supervisions and
Curriculum Development (ASCD).
Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. 2011. e-Learning, online learning,
and distance learning environments: Are they the same?. Internet and
Higher Education, 14, 129-135.
Nana Mulya. 2017. Authentic Assessment untuk MenilaiKemampuan Komunikasi
Matematik. Proseding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
UNY hal. 483-488
Pialang, Y. A. 2012. Masyarakat Informasi dan Digital: Teknologi Informasi dan
Perubahan Sosial. Jurnal Sosioteknologi, 11(27), 143-156.

26
Prawiradilaga, S.D. dkk. 2013. Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Rahmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas.
Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana. Sofia Suratno.
2005. Pengembangan Kreativitas
So, S. 2016. Mobile instant messaging support for teaching and learning in
higher education. Internet and Higher Education.
Tim Program PINTAR Tanoto Foundation. 2019. Modul I – Adaptasi Praktik
Baik dalam Pembelajaran di SMP dan MTS untuk LPTK. Jakarta:
Tanoto Foundation
Warsono & Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung:
Remadja Rosdakarya
Zhao, S., & Elesh, D. 2007. The Second Digital Divide: Unequal Access to Social
Capital in the Online World. International Review of Modern Sociology,
33(2), 171-192
Zubaidah, S. 2018. Mengenal 4C: Learning and Inovation skills untuk
Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Makalah: Disampaikan dalam
seminar 2nd Science Education National Conference di Universitas
Trunojoyo Madura 13 Oktober.

27
Lampiran 1. RPP Materi Procedure Text

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)

Nama Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 7 SINGKAWANG


Mata Pelajaran/Tema : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : 11/GANJIL
Materi Pokok : PROCEDURE

Tema/Muatan : Procedure Text Kelas/Semester : 11/Ganjil


Pembelajaran ke: 1 s.d 3 Alokasi Waktu:

Kompetensi 3.3 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
Dasar beberapa teks prosedur lisan dan tulis dengan memberi dan meminta
informasi terkait manual penggunaan teknologi dan kita-kiat (tips),
pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.3 Teks prosedur


4.3.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan teks prosedur lisan dan
tulis terkait manual penggunaan teknologi dan kiat-kiat (tips).
4.3.2 Menyusun teks prosedur lisan dan tulis, dalam bentuk manual
terkait manual penggunaan teknologi dan kiat-kiat (tips),
dengan memperhatikan fungsi social, struktur teks, dan unsur
kebahasaaan secara benar dan sesuai konteks.
Indikator 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi social, struktur teks, dan
Pencapaian unsur kebahasaan dari teks Prosedur.
Kompetensi 2. Peserta didik dapat menemukan ide pokok, rujukan kata, makna kata,
(IPK) : informasi tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur.
3. Peserta didik dapat membuat teks prosedur sederhana terkait manual
atau kiat-kiat (tips).

A. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan dan keterampilan:
a. Setelah membaca teks power point mengenai teks prosedur, peserta didik
dapat menentukan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dalam teks prosedur.
b. Setelah memahami beberapa contoh teks prosedur dan berdiskusi, peserta
didik dapat menemukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi
tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur.
c. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat membuat video teks
prosedur sederhana yang berkaitan dengan penggunaan teknologi ataupun
kiat-kiat (tips)

28
B. Sumber/Media Belajar
Sumber Belajar : Video Pembelajaran, Diktat
Media Belajar : Live Teaching Aplikasi Ruang Guru, PPT

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Guru dan peserta didik menyepakati materi yang akan dipelajari dalam 4x
pertemuan, yaitu membedakan fungsi social, struktur teks, dan unsur
kebahasaaan teks prosedur, menentukan ide pokok, rujukan kata, makna
kata, informasi tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur
dan membuat home video teks prosedur sederhana yang berkaitan dengan
manual atau kiat-kiat (tips).
2. Guru memaparkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik yang berkaitan dengan penugasan membuat home video
Procedure Text secara mandiri yang diunggah di LMS Ruang Guru
paling lambat 1 hari sebelum pertemuan berikutnya..
3. Peserta didik melihat/mengamati, membaca, menulis, mendengar, menyimak
penjelasan yang disampaikan guru tentang materi Procedure Text secara
virtual melalui LMS Ruang Guru.
4. Peserta didik membaca teks prosedur dan mencermati fungsi social, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks.
5. Peserta didik menemukan fungsi social, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dalam teks prosedur.
6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi Procedure Text secara langsung ataupun melalui
kolom komentar.
7. Peserta didik menangkap informasi rinci dari teks prosedur.
8. Peserta didik membuat kesimpulan bersama tentang fungsi social, struktur
teks, dan unsur kebahasaan serta informasi rinci yang terdapat dalam teks
prosedur.
Pertemuan 2
Peserta didik diarahkan untuk menyimak minimal 5 home video Procedure
Text yang dibuat peserta didik lain di LMS Ruang Guru, membuat catatan,
kometar, tambahan penjelasan, atau tanggapan untuk dibahas dalam forum
diskusi dan refleksi pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 3
1. Peserta didik menampilkan tugas home video procedure text.
2. Peserta didik menanggapi video yng ditampilkan.
3. Guru dan pesera didik menyimpulkan materi dan melakukan refleksi
pembelajaran.
4. Guru memberikan tindak lanjut.
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.

29
D. Penilaian:
1. Penilaian sikap: keaktifan peserta didik dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, serta tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
2. Penilaian pengetahuan:
a) Membedakan fungsi social, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari
teks prosedur.
b) Menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi tersurat,
dan informasi detail kebahasaan dari teks prosedur.
3. Penilaian Keterampilan: menyusun/menbuat video teks prosedut terkait
manual atau kiat-kiat (tips), menyampaikan komentar, tanggapan, atapun
penjelasan.

Singkawang, Desember 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

YUSAK UJANG, S.Pd, M.Pd DIANA ASTUTI, S.Pd


NIP 19800404 200502 1 004 NIP 19830424 200903 2 006

30
Lampiran 1. RPP Materi Song

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)

Nama Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 7 SINGKAWANG


Mata Pelajaran/Tema : BAHASA INGGRIS
Kelas/Semester : 11/GANJIL
Materi Pokok : SONG

Tema/Muatan : Song Kelas/Semester : 11/Ganjil


Pembelajaran ke: 1 s.d 3 Alokasi Waktu:

Kompetensi 3.4 Menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait
Dasar kehidupan remaja SMA/MA/SMK/MAK.

4.4 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur


teks, dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja
SMA/MA/SMK/MAK.
Indikator 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi social dan unsur
Pencapaian kebahasaan dari lirik lagu terkait kehidupan remaja.
Kompetensi 2. Peserta didik dapat menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata,
(IPK) : informasi tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari lirik lagu.
3. Peserta didik dapat mengintepretasikan pesan yang terkandung dalam
lirik lagu terkait kehidupan remaja.
4. Peserta didik dapat menirukan lirik lagu secara lisan dengan
membuat home video tentang materi “song”

A. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan dan keterampilan:
a. Setelah membaca teks power point mengenai lirik lagu, peserta didik
dapat menentukan fungsi social dan unsur kebahasaan dalam lirik lagu.
b. Setelah memahami beberapa contoh lirik lagu dan berdiskusi, peserta
didik dapat menemukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi
tersurat, dan informasi detail kebahasaan dari lirik lagu.
c. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat menginteprestasikan
pesan yang terkandung dalam lirik lagu.
d. Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat membuat home video
lirik lagi sederhana yang berkaitan dengan kehudipan remaja.

31
B. Sumber/Media Belajar
Sumber Belajar : Video Pembelajaran, Diktat
Media Belajar : Live Teaching Aplikasi Ruang Guru, PPT

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Guru dan peserta didik menyepakati materi yang akan dipelajari dalam 3x
pertemuan, yaitu membedakan fungsi social dan unsur kebahasaaan lirik lagu,
menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi tersurat, dan
informasi detail kebahasaan dari lirik lagu,serta membuat home video
sederhana materi “song” yang berkaitan dengan kehidupan remaja.
2. Guru memaparkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik yang berkaitan dengan penugasan membuat home video
Song secara mandiri yang diunggah di LMS Ruang Guru paling lambat 1
hari sebelum pertemuan berikutnya..
3. Peserta didik melihat/mengamati, membaca, menulis, mendengar, menyimak
penjelasan yang disampaikan guru tentang materi Song secara virtual melalui
LMS Ruang Guru.
4. Peserta didik membaca materi “song” dan mencermati fungsi social serta
unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks.
5. Peserta didik menemukan fungsi social dan unsur kebahasaan dalam lirik lagu.
6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi Song secara langsung ataupun melalui kolom
komentar.
7. Peserta didik menangkap informasi rinci dari lirik lagu.
8. Peserta didik membuat kesimpulan bersama tentang fungssosial dan unsur
kebahasaan serta informasi rinci yang terdapat dalam lirik lagu.
Pertemuan 2
Peserta didik diarahkan untuk menyimak minimal 5 home video Song yang
dibuat peserta didik lain di LMS Ruang Guru, membuat catatan, kometar,
tambahan penjelasan, atau tanggapan untuk dibahas dalam forum diskusi dan
refleksi pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 3
1. Peserta didik menampilkan tugas home video song.
2. Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan peserta didik lain.
3. Guru dan pesera didik menyimpulkan materi dan melakukan refleksi
pembelajaran.
4. Guru memberikan tindak lanjut.
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang.

32
D. Penilaian:
1. Penilaian sikap: keaktifan peserta didik dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, serta tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
2. Penilaian pengetahuan:
a) Membedakan fungsi social dan unsur kebahasaan dari lirik lagu.
b) Menentukan ide pokok, rujukan kata, makna kata, informasi tersurat,
dan informasi detail kebahasaan dari lirik lagu.
c) Mengintepretasikan pesan yang terkandung dalam lirik lagu
3. Penilaian Keterampilan: menyusun/menbuat video “song” terkait
kehidupan remaja, menyampaikan komentar, tanggapan, atapun penjelasan.

Singkawang, Desember 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

YUSAK UJANG, S.Pd, M.Pd DIANA ASTUTI, S.Pd


NIP 19800404 200502 1 004 NIP 19830424 200903 2 006

33
Lampiran 3. Lembar Observasi Ketercapaian Keterampilan 4C

N Skala Penilaian
Aspek yang diamati
O 0 1 2 3
A. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking)
1. Membuat rumusan procedure text
2. Menginterpretasi lagu (song)
3. Memberikan catatan, komentar,
tanggapan video peserta didik lain.
B. Keterampilan berkomunikasi (communication)
Menggunakan bahasa Inggris yang baik
1. dalam menjelaskan procedure text
Menjelaskan dengan runut (sesuai
2. dengan prosedur yang seharusnya)
Menggunakan bahasa Inggris dalam
3. interpretasi lagu (song)
Menggunakan kalimat yang jelas dan
4. mudah dipahami
Memberikan komentar/tanggapan pada
5. kelompok lain
C. Keterampilam berpikir kreatif (creative thinking)
Membuat video dengan gambar yang
1. berkualitas
Membuat video dengan suara yang
2. berkualitas
3. Memasukkan unsur seni dalam video

Keterangan :
Nilai 0 : jika tidak ada deskriptor
Nilai 1 : jika deskriptor ada namun kurang tampak
Nilai 2 : jika deskriptor ada tampak baik
Nilai 3 : jika deskriptor ada dan tampak amat baik

34
Lampiran 4. Skor Hasil Observasi Keterampilan 4C Peserta Didik

Critical Thinking Communication Cre ative Thinking Skor


No Nama Pe s e rta Didik Ke las Skor Nilai Krite ria
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 Total
1 AGATA DEVI DJUNIARTI XI MIPA 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 28 33 85 B
2 AGUSTINA IMELDA XI MIPA 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 27 33 82 B
3 AHMAD STUR ADROKA XI MIPA 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
4 ANDRE PRAYOGA XI MIPA 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 1 19 33 58 D
5 ARDRES MILA XI MIPA 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
6 CLARA NUR AGUSTIN XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
7 DESI ARABELLA XI MIPA 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 27 33 82 B
8 DIPO PANGESTU XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
9 DWI YUNITA AURA XI MIPA 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 25 33 76 C
10 FAISAL NUR SALAM XI MIPA 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 28 33 85 B
11 FEBRIANA GIOVANI XI MIPA 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 29 33 88 A
12 FEDRIK YORNANDA XI MIPA 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 28 33 85 B
13 FHADINA WINDASARI XI MIPA 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 29 33 88 A
14 GDE MIKAEL RAHARJA XI MIPA 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 20 33 61 D
15 HENDRA WIJAYA XI MIPA 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 27 33 82 B
16 HERLINA NUZUL KURNIA XI MIPA 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 30 33 91 A
17 KARMILIK XI MIPA 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 33 67 C
18 KHOIRUNISA XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
19 KURSANI XI MIPA 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 28 33 85 B
20 MAYANG SARI XI MIPA 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 33 97 A
21 NARI RATIH XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
22 NULLIDAWATI XI MIPA 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 31 33 94 A
23 PINGKHAN PASYA ARSI AUDREY
XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
24 REKA NUR WINDIANI XI MIPA 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
25 REZA YUNANDA XI MIPA 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
26 SELFINA YENI XI MIPA 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
27 SUKMO SUYANDRA XI MIPA 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 24 33 73 C
28 TRI WIJAKSONO XI MIPA 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
29 TRIWANTI SEPTI XI MIPA 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 24 33 73 C
30 URAY AGUS HARYADI XI MIPA 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 20 33 61 D
31 WENI RAHMAWATI XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 30 33 91 A
32 WINDA SRI LESTARI XI MIPA 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 26 33 79 C
33 YONATAN XI MIPA 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 28 33 85 B
34 YULIA LEHA XI MIPA 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
35 YUSTINUS BANUO XI MIPA 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 32 33 97 A

35
Critical Thinking Communication Cre ative Thinking Skor
No Nama Pe s e rta Didik Ke las Skor Nilai Krite ria
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 Total
36 ALIF RAMADAN XI MIPA 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 20 33 61 D
37 AMELLIA DWI FEBRIANA XI MIPA 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 28 33 85 B
38 ANJELA HONITA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
39 ARIANTO XI MIPA 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 24 33 73 C
40 CHANTIKA RIDHA THEDORA XI MIPA 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 29 33 88 A
41 DEA SYAFITRI XI MIPA 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
42 DIAH OKTAVIA SELVI XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 25 33 76 C
43 DIVA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 24 33 73 C
44 ENJELINA JENI XI MIPA 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 27 33 82 B
45 FEBIANA MAURA XI MIPA 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
46 FELISIA NELSY XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 26 33 79 C
47 FERA XI MIPA 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 29 33 88 A
48 FERDINANDUS XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
49 FERY FEBRIAN HERLING XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 24 33 73 C
50 FRANSISKA XI MIPA 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
51 FRETTY INKA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
52 HADI KURNIAWAN XI MIPA 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 30 33 91 A
53 IRMAWATI XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 24 33 73 C
54 IRPAN TAMRIN XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 27 33 82 B
55 JESIKA DILLA XI MIPA 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 29 33 88 A
56 JUNIAS BAYU PUTRA XI MIPA 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 20 33 61 D
57 KURNIA AGNI XI MIPA 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 30 33 91 A
58 LEONARDO VENUS ALVONZO XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
59 LIDIA ELISTALIYA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 23 33 70 C
60 MARNI NATALIA XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 26 33 79 C
61 NATASYA SEVILA MYANA XI MIPA 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 27 33 82 B
62 REVALDO XI MIPA 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 28 33 85 B
63 RIAN TRISTANTO XI MIPA 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 24 33 73 C
64 RIKI XI MIPA 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 25 33 76 C
65 SHINTA XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
66 TIARA AMANDA XI MIPA 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 33 100 A
67 TIARA TIFANI SAFITRI XI MIPA 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 31 33 94 A
68 VEWINDO GABRIEL AVO XI MIPA 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 22 33 67 C
69 WENDI XI MIPA 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 29 33 88 A
70 WINDY ARI ASTUTI XI MIPA 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 26 33 79 C
SKOR TIAP ASPEK 154 174 167 157 155 158 184 178 174 209 160
SKOR MAKSIMAL TIAP ASPEK 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210
PERSENTASE TIAP ASPEK 73,33 82,86 79,52 74,76 73,81 75,24 87,62 84,76 82,86 99,52 76,19
SKOR RATA-RATA 495 832 543 5667
SKOR MAKSIMAL RATA-RATA 630 1050 630 7000
PERSENTASE RATA-RATA 78,57 79,24 86,19 80,95

36

Anda mungkin juga menyukai