Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN EKSPERIMENT I

Gerak Harmonik Sederhana Pada


Judul Percobaan :
Bandul
Nama Lengkap : Aminatul Alfia
Nomor Pokok Mahasiswa : 190403070005
Kelas / kelompok Praktikum : 2019 / 1
Tanggal Percobaan : 24 April 2020
Tanggal Penyerahan : 24 April 2020
Dosen Pembimbing : Kurriawan Budi Pranata, S.Si., M.Si
Asisten Praktikum : Tutut Kumalasari

LABORATORIUM FISIKA

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020

GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL


A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengukur periode osilasi.


2. Memverifikasi pernyataan teori untuk bandul sederhana.
3. Menggunakan bandul sederhana untuk menentukan percepatan gravitasi.

B. DASAR TEORI
Bandul sedehana (simple pendulum). Bandul sederhana adalah benda ideal
yang terdiri dari sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang
tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke samping dari posisi seimbangnyadan
di lepaskan maka bandul akan berayun dalam bidang partikel karena pengaruh
gravitasi, geraknya merupakan gerak osilasi dan periodic (Halliday, 2014).
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan
yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai
persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis
suatu gerak periodik tertentu. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik
pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk
yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung
pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Secara umum
gerak osilasi sebenarnya teredam. Energi mekanik terdisipasi (berkurang)
karena adanya gaya gesek. Maka jika dibiarkan, osilasi akan berhenti, yang
artinya GHS-nya teredam. Gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai arah
berlawanan dan b adalah konstanta menyatakan besarnya redaman,
dimana  amplitudo dan = frekuensi angular pada GHS teredam (Kanginan,
2000).
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian. Yang
pertama yaitu Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya yaitu
penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa atau air dalam pipa U,
gerak horizontal atau vertical dari pegas, dan sebagainya. Kemudian yang
kedua yaitu Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak
bandu l atau bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Setiap gerak
yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai
gerak harmonik/harmonis (Fitri, 2012).
Apabila suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, maka benda
tersebut akan jatuh dan bergerak mengarah kepusat bumi. Percepatan yang
dialami oleh benda yang jatuh tersebut disebabkan oleh adanya gravitasi bumi.
Percepatan gravitasi bumi dapat diukur dengan beberapa metode eksperimen
salah satunya adalah ayunan bandul matematis yang terdiri atas titik massa
(m) yang digantung dengan menggunakan seutas tali tak bermassa (massa
diabaikan) dengan ujung atasnya dikaitkan dinding diam. Pada sistem bandul
sederhana, benda bergerak pada sumbu gerak yang hanya dikendalikan oleh
gravitasi bumi dengan priode ayunan dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (Halliday, 2005).
Bila suatu benda bergerak bolak – balik terhadap suatu titik tertentu, maka
benda tersebut dinamakan bergetar, atau benda tersebut bergetar. Dalam ilmu
fisika dasar, terdapat beberapa kasus bergetar diantaranya adalah gerak
harmonic sederhana (GHS) adalah gerak bolak–balik suatu benda yang
melalui titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda yang
melalui titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya geteran benda dalam
setiap detik selalu konstan. Gerak harmonic sederhana terjadi karena adanya
gaya pemulih atau restoring force. Dinamakan gaya pemulih karena gaya
selalu melawan perubahan posisi benda agar kembali ketitik setimbang.
Karena itulah terjadi gerak harmonik. Pengertian sederhana adalah bahwa kita
menganggap bahwa tidak ada gaya disipatif. Misalnya gaya gerak dengan
udara atau gaya gesek antara komponen sistempegas dengan beban atau pegas
dengan statifnya (Ishaq, 2007).

C. ALAT DAN BAHAN


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Papan percobaan 1
2. Beban bercelah 1
3. Mistar 50 cm 1
4. Tali nylon 1
5. Penumpu 1
6. Jam henti 1

D. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Langkah pertama. menyiapkan semua alat dan bahan.
2. Mengukur panjangbandul dari titik penumpu ke bagian tengah beban. Lalu
catat hasilnya.
3. Menyiapkan jam henti.
4. Memberi simpangan kecil pada bandul, tidak lebih kira-kira 7° ke kiri atau
ke kanan, dan kemudian lepaskan.
5. Biarkan bandul berayun beberapa saat sementara anda bersiap-siap untuk
memulai mengukur waktu menggunakan jam henti.
6. Mulailah mengukur waktu ketika bandul melewati garis acuan, dan hitung
seiap kali bandul melewati garis acuan dari arah yang sama sebagaimana
ketika anda memulai mengukur waktu.
7. Hentikan jam henti ketika hitungan tertentu, misalkan pada ayunan ke-20.
8. Baca waktu yang di butuhkan oleh isolasi bandul untuk n kali ayunan, dan
catat waktu tersebut pada kolom di tabel.
9. Mengulangi langakah percobaan ke-2 sampai langkah ke-8 dengan
menggunakan massayang berbeda.

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel BAGIAN 1.
L = 0,5 m
%ΔT =
Perioda
Perioda dari
Waktu hasil T E−TT
Diameter Osilasi Teori TT = (TE+TT )
percobaan
(m) (n) t(s) L
t 2π√ × 100%
TE = (s) g
n

0,02 m 20 28,4 s 1,42 s 1,413 0,2 %


Tabel BAGIAN 2.
Diameter Banyaknya Waktu t(s) Perioda T2
osilasi (n)
t
TE = (s)
n

0,5 m 20 n 28,4 s 1,42 s 2,0164

F. ANALISIS DATA
t
Untuk dapat menghitung TE menggunakan rumus TE= , dan untuk
n
L
menghitung TT menggunakan rumus TT=2π√ , sedangkan untuk mencari
g
%ΔT menggunakan rumus :
T E−TT T E−TT
%ΔT = × 100%
(TE+TT ) (TE+TT )
Percobaan BAGIAN 1. Percobaan BAGIAN 2.
Diket : d = 0,02 m
Diket : t = 28,4 s
n = 20 n
n = 20 n
t = 28,4 s
L = 0,5 m
Dit : TE =...?
Dit : TE =...?
TT =...?
T2 =...?
%ΔT =...?
g =…?
t
Jawab: TE = KR =…?
n
28,4 s t
= Jawab: TE =
20 n

= 1,42 s 28,4 s
=
20
L
TT = 2π√ = 1,42 s
g
0,5 m
= 2 × 3,14 √ 4 π2
9,8 m/ s 2 T =
2
l
g
= 6,28 × 0,225
= 1,413
4. ( 3,14 )2
¿ 0,5
9,8

39,4
T E−TT ¿ .0,5
%ΔT = × 100% 9,8
(TE+TT )

1,42 s−1,413 s ¿ 4,02.0,5=2,01 s


= × 100%
1,42 s+1,413 s
4π2
0,007 s g= 2
l
= × 100% T
2,833 s
2
= 0,2 % 4. ( 3,14 )
¿ 0,5
2,01

39,4
¿ .0,5
2,01

¿ 19,6.0,5=9,8 m/s

H teori−¿ H
KR= percobaan
x 100 % ¿
H teori

9,8−9,8
¿ x 100 %
9,8

¿0%
2 2
2 4π 4. ( 3,14 ) 39,4
T = l= 0,5= .0,5=4,02.0,5=2,01
g 9,8 9,8

G. PERTANYAAN
Landasi jawaban anda dengan percobaan! Perkenakan (perbolehkan) ada
kesalahan sebesar 10% pada percobaan.
BAGIAN 1. Memeriksa pengaruh massa bandul pada perioda osilasi bandul
sederhana.
1. Menurut pendapat Anda, adakah pengaruh massa pendulum terhadap
perioda bandul sederhana? Jelaskan jawaban Anda!
2. Menurut pendapat Anda, sesuaikah perioda yang diperoleh melalui
prediksi teori dengan perioda bandul hasil percobaan? Jelaskan jawaban
Anda!
BAGIAN 2. Memeriksa hubungan antara panjang bandul L dan perioda
bandul TE, dan menentukan besar harga g menggunakan hubungan tersebut.
1. Menurut pendapat anda sebandingkah kuadrat perioda bandul sederhana
dengan panjang bandul? Jelaskan!
Berdasarkan pada grafik T2- L, berapa kira-kira panjang bandul sederhana
“satu detik”? (Yang disebut “bandul satu detik” ialah bandul yang periodanya
1 detik! Jawab pertanyaan ini dengan cara interpolasi atau ekstrapolasi pada
grafik percobaan!

H. PEMBAHASAN
BAGIAN 1.
1. Massa tidak mempengaruhi besarnya perioda dan frekuensi bandul. Karena
perioda dan frekunsi hanya dipengaruhi oleh waktu, panjang tali, phi, dan
gravitasi bumi. Karena pada rumus mencari perioda kita ketahui bahwa T
t L
= (hasil percobaan) atau TT = 2π√ (prediksi teori).
n g
2. Menurut saya, perioda yang diperoleh melalui prediksi teori dengan
perioda bandul hasil percobaan tidak sesuai, karena hasil dari
percobaannya tidak sama dimana dalam tabel hasil pengamatan tertera
nilai melalui prediksi teori lebih kecil dari pada perioda bandul.
BAGIAN 2.
1. Jika semakin besar panjang tali maka semakin besar atau lama pula
perioda yang dibutuhkan untuk mencapai satu getaran dan sebaliknya,
jika semakin kecil Panjang tali maka semakin cepat atau kecil pula
perioda yang dibtuhkan untuk mencapai satu getaran. Panjang tali yang
digunakan dalam bandul matematis untuk mengukur percepatan
L
gravitasi(g = 4π2√ ) mempengaruhi tingkat ketelitian proses
T2
pengukuran. Karena hal ini jika tali semakin panjang akan semakin
mendekati bumi (dasar bumi), maka hal itu dalam percepatan gravitasi
juga semakin besar. Sehingga kuadrat perioda bandul sederhana
sebanding dengan panjang bandul.

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2.0164

Berdasarkan dari grafik yang diperoleh bahwa panjang bandul sederhana


“satu detik” sebesar < 0,5 atau ± 0,025 (diperoleh dari hasil 20 kali osilasi
dibagi dengan panjang tali). Dari percobaan di atas, didapatkan kesalahan
relatif dari perhitungan sebesar 0,2 %. Kesalahan relatif bertujuan sebagai
persetase kesalahan dari perhitungan yang dilakukan oleh praktikum. Dan
panjang tali mempengaruhi waktu untuk 1 periode, semakin panjang tali
maka kuadrat waktu ayunan semakin besar dan cenderung naik.

I. KESIMPULAN
Jadi dari hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa massa tidak
mempengaruhi besarnya perioda dan frekuensi bandul. Karena perioda dan
frekunsi hanya dipengaruhi oleh waktu, panjang tali, phi, dan gravitasi bumi.
t
Untuk mengukur perioda maka menggunakan rumus T = (hasil percobaan)
n
L
atau TT = 2π√ (prediksi teori). Panjang tali yang digunakan dalam bandul
g
L
matematis untuk mengukur percepatan gravitasi(g = 4π2√ ) mempengaruhi
T2
tingkat ketelitian proses pengukuran. Karena hal ini jika tali semakin panjang
akan semakin mendekati bumi (dasar bumi), maka hal itu dalam percepatan
gravitasi juga semakin besar. Sehingga kuadrat perioda bandul sederhana
sebanding dengan panjang bandul dan panjang tali mempengaruhi waktu
untuk 1 periode, semakin panjang tali maka kuadrat waktu ayunan semakin
besar dan cenderung naik
J. DAFTAR PUSTAKA
Halliday, Resnick. 2014. Dasar-Dasar Fisika. Jakarta : Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2000. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Fitri, Sari Rachma dkk. 2012. Makassar Fisika Dasar ii. Balikpapan: \
universitas Balikpapan press.
Halliday.2005. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Ishaq, Mohamad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2 . Yogyakarta : Graha Ilmu.

J. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai