Tujuan Stoisisme
Stoisisme mengartikan “kebahagiaan” sebagai tidak merasakan emosi negative dan hidup tentram
1. Hidup bebas dari emosi negative, dan mendapatkan tranquility atau ketentraman
2. Hidup mengasah kebajikan/virtues, dengan “arete” yaitu menjalankan hidup dengan sebaik-
baiknya dengan cara sehat dan terpuji.
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Keberanian
d. Pengendalian diri
1. Berhentilah sejenak
2. Ingat bahwa tidak ada situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya
3. Ingat bahwa masalah yang kamu alami adalah masalah kecil jika kamu zoom out hingga
keluar angkasa.
4. Analisa situasi dan keadaannya
5. Bedakan persepsi dengan fakta objektif
6. Setelah memiliki fakta objektif maka
7. Masukkan interpretasi positive
8. Kendalikanlah tindakanmu
9. Mengambil langkah positive / cukup dihindari dan diabaikan saja
10. Amor Fati : Cintai nasibmu
11. Ketahui bahwa segala yang telah terjadi adalah hal yang terbaik.
Jangan. Ribet.
Cukup Hindari Saja
Bedakan
Persepsi
dengan
Fakta
Objektif
Menghadapi Manusia yang menyebalkan.
1. Segala yang terjadi merupakan konsekuensi dari mata rantai peristiwa dan bukanlah sebuah
kebetulan.
2. Jadi segala perilaku manusia itu ditentukan oleh berbagai factor yang tidak bisa diprediksi.
3. Maka, kita harus memaklumi perilaku semua orang walau yang jahat, karena ada begitu
banyak factor yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut
4. Ingat bahwa setiap manusia menjunjung tinggi moralitas dan kebaikan, walau perilakunya
tampak jahat, ketahuilah kalau dia hanya melakukan apa yang menurutnya baik dan benar.
5. Apabila manusia melakukan suatu perilaku maka ketahuilah itulah fungsinya dan tugasnya.
6. Maka kita tidak perlu menghiraukan perilaku orang lain dan buang-buang tenaga.
7. Jadi yah “Itu kan menurut dia”.
8. Kemudian cara menyikapi, Sikapilah dia dengan hormat dan penuh kesopanan, karena
sesungguhnya dia tidak menghinamu melainkan mengucapkan kebenaran dia.
9. Hormati, sopan, dan ikhlas kepada lawanmu, agar kamu tidak jatuh ke level dia.
10. Amor Fati.