Anda di halaman 1dari 12

1

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.02


RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.02

PANDUAN JENJANG KARIR PERAWAT


DI RUMAH SAKIT TK IV 02. 07. 02
LAHAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi sekarang ini, banyak sekali terjadi perubahan baik ilmu
pengetahuan, tehnologi maupun perubahan pola pikir masyarakat. Tuntutan masyarakat
terhadap kualitas dan profesionalisme pemberian pelayanan kesehatan semakin meningkat.
Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional juga dituntut untuk
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan
kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam
mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat
merupakan “back bone” untuk mencapai target-target global, nasional maupun daerah. Hal ini
disebabkan karena perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani
pasien selama 24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis
terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi terbesar yakni 40 %
dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65% bekerja di Rumah Sakit, 28 % di
Puskesmas dan selebihnya 7 % di sarana kesehatan lainnya Dari aspek kualifikasi tinkat
pendidikan terdapat beberapa kategori tenaga perawat yaitu perawat SPK 74 %, DIII 23%, S1
(Ners) 2,75 %, S-2 (Magister)/Spesialis dan S- 3 (Doktor) Keperawatan 0,25 %. (PPNI, 2005)
Pada saat ini, sistem pengembangan karir dalam konteks sistem penghargaan bagi
perawat sudah dikembangkan untuk pegawai negeri sipil (PNS) melalui jabatan fungsional
perawat yang ditetapkan berdasarkan SK Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang
Jabatan Fungsional Perawat termasuk Angka Kreditnya, walaupun belum sepenuhnya berbasis
kompetensi. Di samping itu beberapa Rumah Sakit Swasta/Khusus sudah mengembangkan
jenjang karir sesuai kebutuhannya masing-masing meskipun belum mengarah pada
pengembangan jenjang karir professional. Hal ini disebabkan karena belum ada acuan nasional
tentang pengembangan karir professional bagi perawat.
2
Pengembangan jenjang karir profesional yang sudah diprakarsai berbagai sarana
kesehatan, masih kurang memperhatikan tuntutan dan kebutuhan profesi, serta belum
dikaitkan dengan kompetensi atau sistem penghargaan yang tepat. Namun dengan adanya
sistem jenjang karir profesional perawat yang diterapkan di setiap sarana kesehatan, diharapkan
meningkatkan kinerja perawat, sehingga mutu pelayanan kesehatan juga meningkat. Dampak
lain dari sistem jenjang karir profesional adalah mengarahkan perawat untuk menekuni bidang
keahlian di tempat kerjanya dan meningkatkan profesionalismenya.
Pengembangan karir pada saat ini lebih menekankan pada posisi/jabatan baik struktural
maupun fungsional, sedangkan jenjang karir profesional berfokus pada pengembangan jenjang
karir profesional yang sifatnya individual. Dengan berlakunya sistem jenjang karir profesional
memacu perawat untuk meningkatkan kualitas dirinya, sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing, sehingga nantinya diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan yang
bermutu bagi masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas dan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajaran
Kecendrungan dan Isu dalam Keperawatan, maka kami tertarik menganalisa trend dan isu karir
perawat di Maryland serta membandingkannya dengan trend dan isu yang sedang berkembang
di Indonesia.

B. TUJUAN

1 Tujuan Umum
Mengetahui jenjang karir perawat di Maryland dan Indonesia
2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui perkembangan jenjang karir perawat di Maryland
b. Memahami perkembangan jenjang karir perawat di Indonesia
c. Membandingkan trend dan issu keperawatan di Indonesia dan Maryland
d. Mampu memberi saran yang efektif bagi perkembangan sistem jenjang karir
perawat di Indonesia
3

BAB II
TINJAUAN ARTIKEL

A. KARIR PERAWAT

Tulisan ini menceritakan bagaimana seseorang memutuskan karir sebagai seorang


perawat bagi dirinya. Perawat adalah pekerjaan kemanusiaan yang dihargai secara professional.
Jika pilihan kita menjadi seorang perawat maka kita akan menghabiskan hidup untuk
menolong orang lain, menggunakan skill, memadukan ilmu dengan caring serta tehnologi dan
touching.
Perawat merupakan bagian terbanyak dalam profesi kesehatan di seluruh dunia, yaitu
2,6 juta RN dan banyak dibutuhkan di masa datang. Juga menjadi populasi terbanyak di rumah
sakit dan home care.
Pertumbuhan populasi yang terus menerus, membuat perawat tidak pernah kekurangan
pekerjaan. Di berbagai negara termasuk Maryland, rata-rata usia perawat meningkat, artinya
akan banyak perawat berhenti dan selanjutnya kekurangan perawat. Seperti di Baby Boomer,
saat perawat berhenti, sedikit yang terlatih yang menggantikannya. Artinya banyak kesempatan
kerja bagi perawat dengan gaji yang tinggi.
Artikel ini juga menjelaskan apa yang dilakukan seseorang bila ia telah menjadi
perawat. Keperawatan merupakan perpaduan ilmu dan tehnologi dengan seni caring dan
kemanusiaan. Setiap hari dalam bekerja perawat menggunakan ilmu yang telah dipelajarinya di
sekolah. Ketika bekerja perawat mengambil kursus kelanjutan pendidikannya untuk mengikuti
perkembangan ilmu keperawatan dan medis. Perawat bekerja akrab dengan dokter dan profesi
kesehatan lanilla. Perawat juga memberi advokasi pada pasien dan keluarga.
Kemajuan tehnologi yang terus menerus, menolong manusia hidup lebih lama, hidup
lebih sehat, membuat perawat lebih dihargai bila dapat mengembangkan skillnya sesuai area
pekerjaannya.
Tulisan ini menggambarkan bagaimana perawat itu melakukan proses keperawatan
dengan melakukan assessment di mana perawat mengumpulkan
4
informasi tentang kondisi fisik pasien, status emosi, gaya hidup, famili, harapan dan rasa takut.
Perawat juga menetapkan diagnosa di mana dia akan mengidentifikasi problem atau kebutuhan
pasien, baik emosional, fisik dan spiritual. Selanjutnya perawat membuat suatu planning untuk
mengatasi problem ini dan mensetting tujuan spesifik untuk memperbaikinya. Bila
memungkinkan perawat mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam perencanaan yang
dibuat. Berikutnya perawat melaksanakan rencananya. Misalnya perawat melakukan treatmen,
memberi obat dan mengajar pasien bagaimana cara merawat dirinya, menunjukkan bagaimana
melakukan latihan untuk pemulihan fleksiibilitas pasca operasi. Setelah implementasi, perawat
secara reguler melakukan review hasil dari perencanaan dan membuat penyesuaian pada hal-
hal yang penting. Perawatan pasien dilakukan dengan cara:
1 Perawat menolong melahirkan dan merawat ibu-ibu baru sebelum dan setelah persalinan
2 Perawat menolong orang yang sakit dan terluka untuk menjadi lebih baik, sehat dan tetap
sehat.
3 Perawat melakukan pemeriksam fisik
4 Perawat memberi obat dan treatmen yang telah diorder dokter
5 Perawat memperhatikan kondisi emosional, sosial dan spiritual pasien
6 Perawat meberi penkes pada pasien dan keluarga, menjelaskan apa yang dapat mereka
lakukan pada saat proses pemulihan.
7 Perawat memberi penkes dan konselling pada komunitas
8 Perawat mengobservasi, mengkaji, mengevaluasi dan mencatat kondisi pasien dan
perkembangannya, kemudian menginformasikan kepada dokter dan tim kesehatan lainnya.
9 Perawat menolong pasien dan keluarganya untuk menentukan rumah sakit dan pelayanan
kesehatan yang terbaik, home care, rehabilitasi, terapi fisik dan lain-lain
10Perawat mengatur aktivitas yang sesuai dengan kegiatan keperawatan.
11Perawat menolong pasien terminal agar meninggal dengan tenang dan menolong keluarga
menghadapinya.

Artikel ini menggambarkan bagaimana banyaknya peluang yang didapat karena


menjadi perawat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan tenaga perawat sangat besar, oleh
karena perkembangan pelayanan kesehatan yang membuat manusia hidup lebih lama, semakin
meningkat populasi lansia yang membutuhkan perawatan, jumlah orang yang sakit dan
kebutuhan akan perawat yang mempunyai skill lebih banyak, kebutuhan akan tenaga perawat
di luar rumah sakit dan banyak
5
perawat yang pensiun sehingga membutuhkan banyak perawat untuk menggantikannya.
Artikel ini juga menggambarkan income perawat, yang dikemukakan oleh Joe
Kilmartin direktur Salary.com. Ia menyatakan gaji perawat RN yang baru bekerja $
44,600/tahun. Perbandingan antara rata-rata gaji untuk pekerja baru Accounting: $ 43,269,
Marketing: $ 33,873, Ekonom: $ 24,667 dan guru : $ 31,704.
Menurut The Bureau of Labor Statistic, perawat RN dibayar rata-rata $52,330 tahun
2004. Sekitar 50 % mereka dibayar antara $43,370 dan $ 63,360 dan yang paling rendah yakni
sekitar 10 % dibayar kurang dari $37,200 dan yang tertinggi sekitar 10 % dibayar lebih dari
$74,760. Peningkatan gaji perawat bertambah sesuai bertambahnya pengalaman. apabila
perawat bekerja shift dengan lembur maka gajinya bertambah di luar gaji dasar. Sedangkan
perawat klinik spesialist sekitar
$41,226, perawat administrator $45,071, perawat anestesi $113,000 dan perawat praktisioner
$71,000.
Pada artikel ini juga diuraikan tentang peluang perawat untuk bekerja pada banyak
tempat, seperti pusat perawatan jangka panjang (Rehabilitasi, Perawatan di rumah, Hospice),
klinik kesehatan komunitas, freestanding pasien dan Surgery center, Medical office (dokter
mata, gigi, kebidanan, bedah), Home care (visiting nurse, perawat privat), sekolah perawat
(sebagai professor), kumpulan health center (keselamatan okupasional, konsultan, pendidik),
perusahaan asuransi dan manajemen care, perusahaan lain (harmaceutical, tehnologi medical
dan biotech), pusat riset (riset perawatan), sekolah, militer, organisasi perdamaian
internasional, dan regulator rumah sakit (survei kondukting, inspeksi). Sedangkan pada area
rumah sakit, perawat dapat bekerja di unit perawatan pasien, kamar operasi, trauma center dan
kamar emergensi, medical record atau unit X-ray atau bagian diagnostik lain, di ICU, surgical
dan unit recovery, pediatric, merawat anak, beberapa surgery center, ruang rawat di rumah
sakit atau unit perawatan intensif neonatus, merawat bayi baru lahir, obstetric, menolong ibu
baru melahirkan, psikiatrik dan pusat perawatan pasien drug, laboratorium, helikopter dan
ambulance, merawat pasien dalam perjalanan ke rumah sakit.
Bila ditinjau dari jadwal kerja perawat perlu sangat fleksibel. Perawat bekerja siang,
sore atau malam. Shift perawat antara 8-12 jam. Beberapa perawat bekerja 36 jam dalam 3 hari
atau 40 jam dalam 4 hari (kemudian libur 3-4 hari). Beberapa part time atau hanya pada
weekends. Biasanya perawat bekerja 40 jam perminggu seperti profesi lain.
6
Artikel ini juga menceritakan banyak perawat RN menambah pendidikannya untuk
menjadi Perawat klinik spesialis seperti kanker, kesehatan jiwa, bidan bersertifikat, perawat
anestesi, perawat riset, perawat praktisioner dan perawat psikiatrik. Untuk menjadi perawat
profesional, maka diperlukan kepemimpinan dan skill tentang organisasi, skill atau keahlian,
kesabaran, fleksibilitas, rasa kasihan, skill problem solving, sense humor dan kemampuan
untuk bersikap tenang pada saat kritis.
Bila tertarik pada karir keperawatan harus belajar pada sekolah perawat yang
terakreditasi. Semua sekolah perawat di Maryland telah terakreditasi. Kursusnya meliputi
biologi, kimia, fisika, ilmu sosial, teori keperawatan dan praktek serta humanistik. Pelajar juga
mendapat supervisi dari tenaga klinik berpengalaman di rumah sakit dan pelayanan kesehatan
lainnya. Pelajar harus giat belajar, mempunyai kritikal thingking dan skill problem solving.
Konfiden, keteguhan hati, rajin belajar akan menjadikan seseorang menjadi perawat. Terdapat
1500 program pendidikan keperawatan di USA dengan 3 tipe program training yaitu:
1 Bachelor of Science in Nursing (BSN), dengan program 4 tahun di Universitas
2 Associate Degree of Nursing (AND), program 2 tahun pada junior college atau komunitas.
Beberapa pendidikan keperawatan di rumah sakit dan Universitas menyelenggarakan
program AND ini.
3 Diploma untuk rumah sakit, program 2-3 tahun berdasarkan setting rumah sakit. Banyak
pendidikan diploma bergabung dengan junior college di mana pelajarnya mengambil ilmu
dasar dan English sesuai kebutuhan. Tidak ada program diploma di Maryland.
BSN memberi peluang lebih tinggi untuk kemajuan dan lebih fleksibel pada 3 tipe
tingkatan dan syarat pada tingkat master keperawatan. Tingkat master diperlukan untuk oleh
perawat yang ingin praktek pada area spesialist yaitu nurse praktisioner, nurse anestesi, nurse
midwive, nurse klinik spesialist dan RN assistant pertama pada kamar operasi. Perawat yang
berminat menjadi perawat riset atau professor perawatan biasanya harus pada tingkat Doktor.
Pada artikel ini juga dijelaskan tentang biaya kuliah, bervariasi tergantung pada apakah
seseorang kuliah di swasta atau kampus negeri dan apakah seseorang residen atau tidak dan
bagaimana cara mendapatkan beasiswa. Cek petunjuk yang ada untuk menentukan dari mana
sumber bisa diperoleh.
Seorang perawat harus mempunyai lisensi, dengan syarat kelulusan nasional untuk
menjadi RN, ujian dilakukan di mana seseorang tersebut berencana untuk
7
praktek. Lihat Maryland website untuk informasi lisensi, kadang-kadang dibutuhkan
pendidikan berkelanjutan atau praktek untuk mempertahankan lisensi perawat.

B. TREND DAN ISU PERAWAT

1 Kebutuhan akan tenaga perawat di luar negeri seperti Maryland sangat banyak karena
banyaknya perawat yang akan pensiun tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat
tersebut. Hal ini memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk bekerja tetapi harus
mempunyai skill dan pengetahuan yang mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam
artikelnya mengatakan bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di
Indonesia. Ironisnya data WHO 2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2 juta perawat di
AS, Eropa, Australlia dan Timur Tengah. Ini seharusnya memberi peluang bekerja bagi
perawat Indonesia, namun kenyataannya perawat kita tidak mampu bersaing dengan
perawat di negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan berbahasa Inggris bila dibanding dengan
perawat Filiphina, Bangladesh dan India.(http://www.kompas.com)
2 Besar gaji perawat di Maryland disesuaikan dengan tingkatan karir perawat, sesuai skill,
waktu kerja dan tingkat pendidikannya. Sebaliknya situasi di Indonesia sangat berbeda
dengan Maryland. Besar gaji perawat di Indonesia masih berdasarkan golongan dan masa
kerja (PNS). Ini sesuai dengan artikel kompas tentang perawat yang menyatakan
pemerintah sulit membayar perawat karena defisit anggaran. Jadi diharapkan konsumen
penerima manfaat yang membayar gaji tersebut. Disadari saat ini belum ada koordinasi
yang baik antara perencanaan, pendidikan dan pemanfaatan tenaga perawat. Depkes dan
Kessos sebagai perencana, institusi pendidikan yang melakukan pendidikan, rumah sakit,
puskesmas atau masyarakat yang menggunakan belum pernah duduk bersama
membicarakan model keperawatan seperti apa yang sebaiknya diterapkan.
(http://www.inna.ppni). Akibatnya tenaga perawat menjadi surplus tanpa diimbangi
penempatan dan pembayaran yang tepat, tanpa memperhitungkan tingkat pendidikan,
keahlian seseorang dan juga lamanya waktu ia bekerja.
3 Pendapatan seorang perawat di Maryland meningkat ketika ia menjadi perawat praktisioner,
perawat klinik spesialis, atau perawat riset. Di Indonesia hal ini masih menjadi trend dan
issue, umumnya belum berjalan masih dalam tahap sosialisasi. Pada beberapa rumah sakit
swasta di Indonesia ada yang telah menjalankan sistim jenjang karir seperti di luar negri,
yang akan kelompok bahas pada bagian berikut.
8

C. PENERAPAN JENJANG KARIR DI INDONESIA

Umumnya di Indonesia sistem jenjang karir perawat masih dalam tahap wacana dan
rencana. Belum mempunyai kepastian penjenjangan yang diikuti standar pendapatan perawat,
sesuai dengan kompetensinya. Beberapa rumah sakit di Indonesia telah mencoba membuat
sistem tersebut dengan tujuan agar kinerja perawat yang dianggap sebagai tenaga mayoritas
dalam pelayanan kesehatan dapat meningkat sehingga mutu pelayanan juga meningkat.
Mari kita melihat beberapa sistem jenjang karir berikut:

1 Jenjang karir perawat oleh DEPKES RI dari sumber PPNI

Bid. Pengemb. Jenjang Karir Professional perawat

PK V PM V PP V PR V

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III


PR III

PK II PM II PP II PR II

PK I PM I PP I PR I

Kesimpulan: Sistem jenjang karir Depkes RI baru dalam tahap draft belum ditetapkan
sebagai suatu sistem. Dan yang kami cermati adalah bahwa setelah PK V baru menjadi PR
I. Sedangkan pada kenyataannya bahwa pada PK I pun mungkin saja ada perawat yang
mampu melakukan penelitian. Karena itu sebaiknya ada suatu kejelasan yang lebih
terperinci mengenai penjenjangan tersebut.
Kompetensi sebagai PK I s/d PK IV
hendaknya dimiliki semua perawat.
2.
Masing-masing jalur promosi (PK, PM, PP, &
PR mempunyai jenjang dari I s/d IV)
3.
Jalur promosi ditentukan sebagai berikut :
a.
Perawat Manajer (PM I) dimulai dari
pera wat klinik II dan sete
9
rusnya meningkat ke
PM II, PM III, dan PM IV
b.
Perawat Pendidik (PP I) dimulai dari pera
wat klinik III dan seterusnya meningkat ke
PP II, PP III, dan PP IV
c.
Perawat Riset (PR I) dimulai dari perawat
klinik IV dan seterusnya meningkat ke PR
II, PR III, dan PR IV

2 Jenjang karir perawat di RS IMMANUEL Bandung

Model JK Perawat
di RS. Immanuel Bandung

.
N.5 ExpertPK.5 PM.4 PP.3 PR.2

N.4 Proficient PK.4 PM.3 PP.2PR.1

N.3 Competent PK.3 PM.2PP.1

N.2 Advanced Beginner PK.2 PM.1

N.1 Beginner/Novice
PK.1

N.0 Fresh graduated

PK = Perawat Klinik PP = Perawat Pendidik


PM = Perawat Manajer PR = Perawat Riset

Kesimpulan: Sistem jenjang karir telah dilaksanakan selama satu tahun di RS Immanuel
Bandung dan setelah dilakukan evaluasi maka disimpulkan bahwa mutu pelayanan
meningkat khususnya pelayanan keperawatan. Kami mencermati bahwa setelah PK 4 baru
menjadi PR 1. Pada kenyataannya PK 1 pun mungkin juga mampu melakukan penelitian.
Karena itu sebaiknya ada suatu kejelasan yang lebih terperinci mengenai penjenjangan ini.
10
3 Jenjang karir yang dibuat oleh RS JANTUNG HARAPAN KITA JAKARTA

PK KV VI

PK KV V
PK KV IV
Expert II

PK KV III
Expert I

Proficient
PK KV II

Competent

Advance
PK KVBeginner
I
PK KV
0Beginner Pre
Beginner

Kesimpulan: Sistem jenjang karir telah dilaksanakan di RS Jantung Harapan Kita namun
tidak disampaikan hasil evaluasi terhadap dampak pelaksanaan sistem tersebut terhadap
pelayanan.

4 Jenjang karir perawat di RS St. Carolus Jakarta

JENJANG FUNGSI TENAGA


PERAWAT (JFTK)

Sistem penjenjangan perawat melalui kompetensi


Disusun menurut dasar pendidikan
Masing – masing jenjang memp. peringkat sbb:
JF I: I.1 – I.3 (Penjenang Kesehatan)
JF II: II.1 – II.6 (SPK)
JF III: III.1 – III.4 (D3)
JF IV: IV.1 – IV.3 (S1)
- JF V: V.1 – V.3 (S2)

Kesimpulan: Sistem jenjang karir telah dilaksanakan di RS St. Carolus Jakarta secara
kontiniu, namun tidak disampaikan hasil evaluasi terhadap dampak pelaksanaan sistem
tersebut terhadap pelayanan.
11
BAB III
RANGKUMAN DAN
USULAN

A. RANGKUMAN
Sistem jenjang karir perawat di luar negeri khususnya Maryland sangat jelas dan
perawat sangat dihargai sebagai pemberi layanan kesehatan kepada manusia. Pendapatan
perawat sangat baik dan telah diatur dengan jelas. Hal ini sangat membantu seseorang untuk
menetapkan pilihan karir dalam hidupnya. Dan hal ini juga sangat mempengaruhi mutu
layanan keperawatan secara khusus dan layanan kesehatan pada umumnya.
Suatu kenyataan yang kita hadapi di Indonesia yang masih memprihatinkan adalah
belum ada sistem secara nasional untuk menentukan dengan pasti jenjang karir dan pendapatan
perawat. Keadaan ini mempengaruhi kinerja perawat yang juga berpengaruh terhadap mutu
layanan keperawatan maupun layanan kesehatan seperti yang kita alami.
Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah menyadari pentingnya jenjang karir dan
pendapatan perawat dikelola dengan baik untuk meningkatkan mutu layanan secara umum di
rumah sakit tersebut telah menetapkan dan menerapkan secara local sistem jenjang karir
perawat. Namun yang kita harapkan adalah adanya suatu sistem secara nasional yang dikelola
oleh Depkes dan Organisasi Profesi Keperawatan. Sistem yang ada juga masih dipertanyakan
kejelasan dan kebenarannya untuk mempengaruhi mutu layanan.

B. USULAN
Setelah mempelajari sistem jenjang karir di luar negeri khususnya Maryland, maka
kelompok memberikan usulan sebagai berikut:
1 Depkes bersama organisasi profesi keperawatan (PPNI) perlu dengan sungguh- sungguh
untuk duduk bersama membuat jenjang karir perawat yang jelas dan baik dengan maksud
meningkatkan kinerja perawat yang berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan
di Indonesia.
2 Membentuk tim yang terdiri dari Keperawatan Depkes, PPNI dan perwakilan dari pelayanan
keperawatan di rumah sakit, Puskesmas serta pelayanan kesehatan lainnya untuk meyusun
sistem jenjang karir perawat
3 Mensosialisasikan sistem yang telah disusun
4 Melaksanakan dan memonitor sistem dengan konsisten
5 Mengevaluasi dampak pelaksanaan sistem untuk menetapkan hasil dan melakukan revisi
yang diperlukan.
12
DAFTAR PUSTAKA

Prayetni (2007), Pola Karir Perawat Profesional, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Ditjen
Yanmed Depkes, Materi Semiloka di RSKD Jakarta

Sekarsari R., (2007) Pengalaman Penerapan Sistem Remunerasi Berdasarkan Kompetensi


di RSJK Harapan Kita Jakarta, Materi Semiloka di RSKD Jakarta

Shea R., (2007), The Canadian Journal of Career Development, volume 5 number 1

Susana A., (2007) Pola Pelatihan Perawat Fungsional di RS Immanuel Bandung, Materi
Semiloka di RSKD Jakarta

Wahyuni T.M.B., (2007) Pengalaman Penerapan Penilaian Kinerja Berdasarkan


Kompetensi di PK St. Carolus Jakarta, Materi Semiloka di RSKD Jakarta

http://www.kompas.com., 2007

http://www.inna.ppni., 2007

Anda mungkin juga menyukai