Di buat Oleh :
Dinda Afriani
(XI MIPA V)
Guru Pendamping :
Safrudin Kiyai, S. Fis
B. Dasar Teori
Secara umum pegas merupakan salah satu dari sekian banyak benda
bersifat elastis. Karena sifat elastisnya ini, pegas yang memiliki gaya
tekan dan regang pun dapat kembali pada bentuk awal setelah gaya
yang diberikan padanya dihilangkan.
Dalam pelajaran pegas, ada yang dinamakan dengan hukum hooke.
Hukum hooke ini hanya bisa berlaku dari daerah elastis sampai batas
titik hukum hooke, jika ada gaya yang diaplikasikan pada suatu benda.
”Apabila suatu benda diberikan gaya tekanan dan mencapai batas
hukum hooked an sifat elastisnya, maka benda tersebut akan kembali
seperti bentuk dasarnya sebelum diberikan gaya”.
Adapun jika gaya pada benda terbilang sangat besar hingga batas
elastis terlewat, maka benda tersebut dapat dikatakan telah masuk pada
daerah plastis. Kondisi ini akan membuat benda tidak bisa kembali
pada bentuk awal ketika gaya dihilangkan. Besar diameter pegas yang
semakin besar, akan mempengaruhi nilai ketetapan menjadi semakin
kecil.
Konstanta k, atau perbandingan gaya terhadap perpanjanganm
disebut konstanta gaya atau kekuatan pegas itu, dinyatakan dalam
pound per foot, newton per meter, atau dyne per sentimeter.
Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan
C. Prosedur Kerja
Langkah kerja Pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai
praktikum adalah menyiapkan seluruh bahan dan alat yang
dibutuhkan.
2. batang statif yang telah disiapkan, bisa disambungkan
dengan menggunakan alat penyambung khusus yang tadi
juga telah disiapkan.
3. Rangkai batang statif, dasar statif, dan balok pendukung.
Pada balok pendukung, tancapkan steker poros.
4. Pegas spiral digantungkan pada steker poros, kemudian
beban pemberat diikatkan ke bagian bawah pegas spiral.
5. Ukur setiap pertambahan panjang pegas yang terjadi.
6. Tentukan harga perbandingan pada gaya dengan perubahan
panjang yang terjadi.
D. Hasil Percobaan
20
15
10
0
500 1000 1500 2000
Pada praktikum di atas dilakukan dalam beberapa versi massa,
mulai dari 50,6 gram hingga 200,5 gram. Pengukuran panjang
awal pegas dilakukan menggunakan alat penggaris logam. Nilai
panjang awal yang diperoleh adalah 6,5 cm.
Dari hasil yang diperoleh, kondisi pegas akan semakin kaku
jika hasil konstantanya juga semakin besar. Dan ketika pegas
semakin kaku, maka gaya untuk menekan pegas tersebut juga
harus semakin besar. Kondisi sebaliknya, saat pegas lebih elastis,
otomatis konstantanya semakin kecil. Saat konstantanya ini
semakin kecil, maka gaya peregangan pegas yang dibutuhkan
juga akan semakin kecil. Dari sini dapat ditarik pengertian bahwa
konstanta itu sebenarnya menggambarkan seberapa nilai
kekakuan pegas.
Berdasarkan Grafik tersebut dapat kita ketahui bahwa
pertambahan panjang suatu pegas memiliki perbandingan lurus
dengan besarnya gaya tarik pegas serta panjang mula-mulanya.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan luas penampang dan
kelenturan pegas.
Hubungan antara F dan ∆L
Berdasarkan grafik dapat kita ketahui hubungan antara gaya
dan pertambahan panjang adalah gayanya berbanding lurus
dengan pertambahan panjang. Semakin besar gaya yang bekerja
pada pegas, semakin besar pertambahan panjang pegasnya. Dapat
kita lihat pada grafik dimana grafiknya lurus atau monoton naik
ke atas, sehingga kita dapat mengetahui bahwa semakin besarnya
yang diberikan (bekerja) akan semakin besar pula pertambahan
panjangnya.
981,96 N 3 327,32