Anda di halaman 1dari 31

BAB 9

MENULIS MAKALAH
Materi kajian bab 9 ini meliputi (9.1) pengertian makalah, (9.2)
jenis dan ciri-ciri makalah, (9.3) persiapan menulis makalah, (9.4)
sistematik makalah, (9.5) teknik penulisan makalah, (9.6)
rangkuman, dan (9.7) latihan

22
Bab 9 Menulis Makalah 0
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CP-MK)
Setelah mempelajari keseluruhan bab 9 ini, mahasiswa memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai penulisan
makalah yang meliputi pengertian makalah, jenis dan ciri-ciri
makalah, persiapan menulis makalah, sistematika makalah, dan
teknik penggunaan bahasa serta penulisan kutipan dalam
makalah.

Indikator
Mampu menjelaskan pengertian makalah
Mampu menjelaskan jenis dan ciri-ciri makalah
Mampu menjelaskan sistematika penulisan makalah
Mampu menjelaskan teknik penulisan makalah dilihat dari segi
penggunaan bahasa dan penulisan kutipan atau rujukan dalam
makalah.
Mampu menyusun sebuah makalah berdasarkan suatu
pengamatan atau studi pustaka.

9.1 Pengertian Makalah


Dalam KBBI (Edisi V Tahun 2016:700), makalah dibagi
menjadi dua pengertian yaitu (i) tulisan resmi tentang suatu pokok
yang dimaksud untuk dibacakan dimuka umum, dalam suatu
persidangan, dan yang sering disusun untuk diterbitkan dan (ii)
karya tulis pelajaran atau mahasiswa sebagai laporan hasil
pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. Definisi yang
tertera dalam KBBI itu didasarkan pada tujuan penulisan makalah.

22
Bab 9 Menulis Makalah 1
Beberapa ahli merumuskan definisi makalah dari sudut pandang
tinjauan yang berbeda-beda, tetapi semuanya terangkum
sebagaimana dalam KBBI. Misalnya, W.J.S Poerwadarminta
menyatakan bahwa makalah ialah uraian tertulis yang membahas
suatu masalah tertentu dikemukakan untuk mendapat pembahasan
lebih lanjut. Menurut Surachmad, makalah ialah segala jenis tugas
kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil
pembahasan buku maupun sebagai hasil karangan tentang sesuatu
pokok persoalan. Arifin (2006:2) menyatakan makalah ialah karya
tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Sementara Siswoyo Harjodipuro membatasi pengertian makalah
sebagai suatu karya tulis, baik yang ditulis oleh para mahasiswa
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah maupun yang ditulis oleh para
sarjana sebagai hasil studi atau penyelidikan
(www.dosenpendidikan.com/14-pengertian-makalah-menurut-para-ahli.
Diakses, 19 November 2016.)
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas tentang suatu
topik atau masalah tertentu berlandaskan studi empiris, tinjauan
pustaka tentang suatu teori, konsep, atau isu, ditulis secara
sistematis, relevan, jelas, efektif, dan benar serta dikembangkan
secara logis dan objektif. Atas dasar definisi tersebut, makalah dapat
berupa makalah tinjauan (review paper) dan makalah penelitian
(research paper).

9.2 Jenis dan Ciri-ciri Makalah


22
Bab 9 Menulis Makalah 2
Makalah merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang lebih
panjang dan kompleks. Akan tetapi, karya tulis ini lebih khusus bila
dibandingkan dengan karya tulis lainnya. Mengapa dinyatakan lebih
khusus? Jawabannya sudah tertera secara implisit dalam definisi di
atas, yakni didasarkan pada dua tinjauan. Pertama, penulisan
makalah tidak mesti semuanya berlandaskan pada data atau kajian
empirik, melainkan dapat juga berupa sebuah ulasan umum terhadap
suatu teori, sebuah tinjauan tentang konsep atau isu, sebuah reaksi
terhadap karya terdahulu, dan lainnya (Kalidjernih, 2010:61).
Kedua, makalah lebih difokuskan sebagai karya tulis yang dibacakan
atau dipresentasikan di depan umum, seperti dalam konferensi,
kolokium, seminar, lokakarya, diskusi kelas dan diskusi kelompok.
Di kalangan akademik, seperti di sekolah atau di perguruan tinggi,
guru atau dosen mata kuliah tertentu biasanya menugaskan siswa
(mahasiswa) untuk menulis makalah yang membahas topik tertentu
untuk memperkaya materi yang sedang dipelajari (Komaidi,
2011:120).

Jenis-jenis Makalah
Atas dasar tinjauan di atas (tinjauan landasan penulisan),
menurut Swales dan Feak 2004 (dalam Kalidjernih, 2010: 61)
makalah dibedakan menjadi tiga macam: makalah tinjauan, makalah
komunikasi ringkas (short communications [SCs]), dan makalah
penelitian). Akan tetapi, makalah komunikasi ringkas jarang
ditemukan dalam dunia akademik Indonesia. Oleh sebab itu, dalam
buku ajar ini makalah dibedakan menjadi dua macam, yaitu (i)

22
Bab 9 Menulis Makalah 3
makalah tinjauan (review paper) dan (ii) makalah penelitian
(research paper).

1) Makalah Tinjauan (review paper)


Makalah tinjauan biasanya ditulis dengan pola deduktif.
Penulisan makalah ini didasarkan pada kajian teoretis (tinjauan
pustaka) yang relevan dengan topik atau masalah yang dibahas.
Menurut Kalidjernih, 2010:62) makalah tinjauan bukan merupakan
kajian empirikal walaupun dapat mengutip atau memanfaatkan data
sekunder, tetapi cenderung pada memperkuat argumentasi logis.
Sebagai contoh, makalah yang bertalian dengan
pengembangan literasi, matematika, ekonomi, dan pemodelan
pembelajaran. Fokus tulisan dapat berupa pandangan sejarah dalam
bidang tertentu, menjelaskan perkembangannya, mengusulkan
penerapan model tertentu, dan sebagainya. Oleh karena merupakan
tinjauan, makalah ini tidak mengikuti pola pendahuluan-metode-
hasil-pembahasan (PMHP) atau dalam bahasa Inggris sering disebut
model IMRAD (Introduction, Method, Result, and Discussion),
melainkan mengikuti pola struktur sederhana, yaitu PPS
(pendahuluan (berisi latar belakang masalah, pembahasan, dan
simpulan).
Makalah jenis ini sering digunakan dalam seminar, lokakarya,
dan diskusi untuk merumuskan kebijakan tertentu yang diikuti oleh
kalangan atau pihak-pihak terbatas dan biasanya sifatnya lokal.
Makalah jenis ini juga digunakan untuk menumbuhkan sifat kritis,
22
Bab 9 Menulis Makalah 4
kebiasaan membaca dan menulis siswa/mahasiswa di perguruan
tinggi. Mereka diberi tugas menulis makalah.
Mengapa diberi tugas menulis makalah? Menulis makalah
mempunyai beberapa manfaat. Pertama, menulis makalah dapat
menambah pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari
karena si penulis akan membaca sekian banyak buku referensi,
tulisan tertentu, atau informasi terkait dengan topik yang ditulis.
Meningkatnya intensitas membaca siswa/mahasiswa akan ikut pula
mempertajam daya kritis terhadap isi bahan referensi itu. Bahan
referensi tersebut dapat diperoleh di mana-mana, seperti di
perpustakaan atau internet. Kedua, dapat mengembangkan
kemampuan analisis siswa/mahasiswa dalam keterampilan tertentu
sebagai penerapan pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Ketiga,
mendapat pengalaman bagaimana cara, kiat atau teknik menyusun
makalah yang benar. Keempat, mendapat pengalaman membacakan
atau mempresentasikan makalahnya di depan umum, berlatih
berbicara atau menyampaikan pendapat, dan banyak manfaat lain.
Makalah jenis pertama (tinjauan) ini, dilihat dari bentuk, ciri,
dan tujuan penulisannya masih dapat dibedakan menjadi dua macam
lainnya. Menurut H.P. dan Alek 2016: 66 (dikutip secara tidak utuh
oleh penulis) kedua macam makalah dimaksud adalah makalah
biasa dan makalah semester (term paper) Makalah biasa ditulis
dengan tujuan untuk menunjukkan pemahamannya terhadap masalah
yang dibahas. Makalah ini biasanya ditulis oleh siswa atau
mahasiswa sebagai sarana latihan menulis ilmiah. Dalam makalah
ini penulis diperkenankan mengemukakan berbagai pandangannya

22
Bab 9 Menulis Makalah 5
terhadap masalah yang dikaji dengan tujuan menumbuhkan daya
kritis siswa/mahasiswa.
Makalah semester (term paper) makalah yang diminta oleh
dosen pengampu suatu mata kuliah atau guru mata pelajaran pada
semester tentu untuk ditulis mahasiswa atau siswa. Tujuannya
adalah untuk mengembangkan kemampuan analisis
siswa/mahasiswa dalam keterampilan tertentu sebagai penerapan
materi pembelajaran yang diterima pada periode pendidikan atau
semester yang bersangkutan. Jenis makalah yang disusun biasanya
berupa ulasan, ringkasan, ikhtisar, dan tanggapan kritis (critical
paper).

2) Makalah Penelitian (research paper)


Makalah penelitian ada yang ditulis dengan menerapkan pola
induktif dan ada pula dengan pola (campuran) deduktif-induktif.
Makalah yang ditulis dengan pola induktif diawali dengan adanya
data empiris yang memadai, kemudian dibahas, digeneralisasikan,
dan selanjutnya di jastifikasi dengan beberapa atau sejumlah teori
yang relevan untuk itu hingga dirumuskan suatu kesimpulan atau
konsep tertentu. Sedangkan makalah yang disusun dengan pola
deduktif-induktif dimulai dengan kajian pustaka, baik sebelum
maupun setelah masalah ditemukan. Atas dasar hasil kajian pustaka
itu dicari data empiris, dikelompokkan, diolah, dianalisis dan
dibahas kesesuaiannya dengan teori tertentu. Kedua bentuk makalah
penelitian ini memiliki pola pendahuluan-metode-hasil-pembahasan
(PMHP) atau dalam bahasa Inggris sering disebut model IMRAD
(Introduction, Method, Result, and Discussion). Makalah penelitian

22
Bab 9 Menulis Makalah 6
digunakan dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti konferensi
internasional, seminar nasional dan internasional, dan kegiatan-
kegiatan ilmiah lainnya.

Ciri-ciri Makalah
Salah satu tujuan pokok penulisan karya ilmiah, termasuk
makalah adalah meyakinkan pembaca bahwa masalah atau topik
yang ditulis penting, perlu diketahui, dan diperhatikan. Untuk
meyakinkan dan mempengaruhi sikap pembaca, penulis
mengungkapkan masalah atau topik makalahnya melalui
argumentasi yang sistematis, runtut, logis, dan dibarengi dengan
fakta atau data empiris, didukung oleh sejumlah teori, konsep atau
pendapat outoritas.
Makalah sebagai salah satu jenis karya ilmiah memiliki ciri-
ciri (a) objektif, (b) konsisten, (c) berdasarkan fakta, konsep atau
teori, (d) sistematis, (e) logis, dan (f) khusus makalah penelitian
memiliki pola strukturnya pendahuluan-metode-hasil-pembahasan
(PMHP). Objektif, berarti si penulis mengemukakan pernyataan,
keterangan, pandangan, dan penjelasan tentang sesuatu yang terkait
dengan makalah yang ditulis sebagaimana adanya, tanpa
memasukkan unsur subjektivitas penulis sehingga dapat diuji
kebenarannya. Konsisten, berarti pernyataan, keterangan,
pandangan, dan penjelasan yang dikemukakan di awal, di tengah,
dan bagian akhir; konsep, pola rujukan, pola penulisan rujukan, dan
pola penekanan, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf bersifat
tetap (ajeg). Penulisan makalah penelitian harus dilandasi oleh data
atau fakta empiris, sementara makalah ulasan dilandasi oleh konsep,

22
Bab 9 Menulis Makalah 7
teori atau pendapat pemegang outoritas. Makalah disebut sistematis
jika rincian masalah atau rincian topik yang dibahas disusun secara
runtut dan berkesinambungan. Logis, artinya pernyataan,
keterangan, uraian, dan pandangan dapat dikaji, dibuktikan
kebenarannya, dan dapat diterima secara rasional. Penulisan
makalah penelitian khususnya harus mengikuti pola PMHP.
Berdasarkan ciri tersebut, baik tidaknya sebuah makalah dapat
ditelusuri atau diamati dari signifikansi masalah atau topik yang
dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelayakan dan kecukupan
data, teori, konsep, atau pendapat, kejelasan pengorganisasiannya
dan pemenuhan ciri-ciri di atas.

9.3 Persiapan Menulis Makalah


Sama dengan kegiatan menulis karya ilmiah lainnya, menulis
makalah pun membutuhkan persiapan. Setelah menentukan jenis
makalah yang akan ditulis, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, yaitu (i) pokok masalah atau topik bahasan, (ii)
membatasi topik, (iii) menetapkan judul, dan (iv) membuat draf
kerangka makalah.

9.3.1 Pokok Masalah atau Topik Bahasan


Pokok masalah atau topik (selanjutnya akan ditulis topik saja)
yang akan dibahas tentu berhubungan dengan disiplin ilmu yang
ditekuni atau yang sedang dipelajari atau bidang kajian lain yang
diminati penulis. Topik bahasan itu tidak terbatas pada persoalan
yang memerlukan pemecahan, melainkan mencakupi persoalan yang
memerlukan penjelasan lebih lanjut, yang memerlukan deskripsi

22
Bab 9 Menulis Makalah 8
lebih lanjut atau persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut.
Masalah dalam penulisan makalah sering disinonimkan dengan
topik, meskipun kedua istilah itu tidak bersinonim mutlak; tidak
memiliki pengertian yang sama.
Topik bahasan suatu makalah dapat ditentukan sendiri oleh
penulis atau ditentukan oleh orang lain. Lazimnya, topik makalah
yang ditentukan orang lain bersifat sangat umum sehingga perlu
dilakukan spesifikasi atau pembatasan topik. Pembatasan topik
makalah didasarkan pada pertimbangan keorisinilan, kemenarikan,
ketersediaan bahan penulisan, dan signifikansi serta pertimbangan
kemampuan dan kesempatan penulis.
Jika topik makalah ditentukan sediri oleh penulis maka
beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan. Pertama, topik yang
dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis maupun
teoretis serta layak untuk dibahas. Kedua, topik yang dipilih dikenal
secara baik dan utuh oleh penulis. Maksudnya, penulis menguasai,
memiliki pemahaman, dan pengetahuan secara rinci atau memiliki
pengalaman praktis yang mencukupi tentang topik yang akan ditulis;
topik itu tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis. Ketiga,
topik yang dipilih hendaknya manarik dan sesuai dengan minat
penulis. Sifat menarik ini bukan hanya bagi penulis, tetapi dapat
diprediksi juga manarik bagi pembaca. Jika topik yang dipilih tidak
menarik, usaha yang dilakukan biasanya alakadarnya dan kurang
serius. Keempat, bahan penulisan yang diperlukan cukup tersedia
dan memungkinkan untuk diperoleh. Kelima, topik yang dibahas
hendaknya tidak terlalu luas dan tidak pula terlalu sempit (dibatasi).

22
Bab 9 Menulis Makalah 9
Jika terlalu luas, pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara
mendalam dan sulit diselesaikan karena bahan yang diperlukan
terlalu banyak dan waktu penyelesaiannya terlalu lama.
Bagi seorang yang sudah sering menulis karya ilmiah, kelima
syarat di atas sudah cukup. Namun, bagi mahasiswa kiranya perlu
ditambah syarat lain, yakni topik jangan terlalu baru, terlalu teknis,
dan terlalu kontroversal.

9.3.2 Pembatasan Topik


Penulis pemula atau mahasiswa belum memiliki banyak
pengalaman dalam memilih topik makalahnya. Kecenderungan
penulis pemula adalah memilih topik makalah yang terlalu umum.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, topik yang terlalu umum tidak
ideal dan sulit diselesaikan. Penulis akan hanyut dalam persoalan-
persoalan yang tidak akan habis-habisnya karena tanpa ada suatu
tujuan yang khusus. Oleh karena itu, topik makalah harus dibatasi
sehingga betul-betul diyakini bahwa topik yang dipilihnya sudah
sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap.
Menurut Keraf (1994: 112), pembatasan topik sekurang-
kurangnya akan membantu pengarang [penulis] dalam beberapa hal.
Pembatasan topik memungkinkan penulisannya dilakukan penulis
dengan penuh keyakinan dan kepercayaan karena topik itu benar-
benar diketahui. Dengan topik yang terbatas, penulis akan lebih
mudah menemukan bahan penulisan dan memilih hal yang mudah
dikembangkan.
Membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut.

23
Bab 9 Menulis Makalah 0
 Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan
sentral.
 Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam
kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat,
tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
 Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
 Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci
lebih lanjut atau tidak.

Perhatikan diagram 1 berikut ini!

Kemampuan
literasi

Kemampuan
menulis Kemampuan
membaca

Menulis Menulis tulisan-


tulisan- tulisan imajinatif
faktual 1) Membaca bersuara;
2) membaca senyap
3) membaca kritis, dll.
4. membaca telaah
sasntra

23
Bab 9 Menulis Makalah 1
9.3.3 Pemilihan atau Penetapan Judul
Judul sering disamakan dengan topik. Judul tidak sama dengan
topik. Yang dimaksud dengan judul adalah label, merek atau nama
yang diberikan kepada makalah yang ditulis, seperti tampak tertulis
pada kulit luar suatu makalah. Sedangkan topik merupakan pokok
pembicaraan atau sesuatu yang dibicarakan, judul bersifat eksplisit,
sedangkan topik bersifat implisit. Dalam karangan fiksi misalnya,
topik tidak secara otomatis menjadi judul. Contoh roman yang
berjudul “Cintaku di Kampus Biru” bertopik “perasaan jatuh cinta
sulit dihindari.” Contoh berikut akan memperjelas perbedaan antara
topik dan judul tulisan.

Contoh
Topik : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas
Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis),
misalnya:
a) Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
b) Kemacetan Lalu-lintas Sebagai Seni Kehidupan
Jalan Raya
c) Kemacetan Lalu-litas Dapat Memicu Stress

Dalam merumuskan judul makalah perlu memperhatikan


beberapa hal sebagai berikut. Pertama, judul harus mencerminkan
keseluruhan isi makalah. Kedua, judul sebaiknya dinyatakan dalam
bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk kalimat. Itulah
sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik. Ketiga,
judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya berkisar
antara 5—15 kata. Judul tidak dalam bentuk konotatif dan tidak

23
Bab 9 Menulis Makalah 2
taksa makna (ambigu). Keempat, judul hendaknya provokatif,
artinya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya.
Namun, judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.

Contoh
 Judul makalah “Penggunaan Prefiks ber- dan me- dalam
Bahasa Indonesia.” Makalah yang ditulis tentu berisi
penjelasan mengenai bagaimana prefiks ber- dan prefiks
me- itu digunakan dalam bahasa Indonesia.
 Frekuensi Penggunaan Prefiks ber- dan me- dalam bahasa
Indonesia. Isi makalah ini adalah banyaknya penggunaan
prefiks ber- dan prefiks me- dalam suatu korpus.

9.3.4 Penyusunan Kerangka Makalah


Setelah topik ditentukan, penulis merancang daraf kerangka
makalah atau draf garis besar isi makalah. Namanya saja draf, bisa
jadi draf kerangka makalah yang dibuat dalam kegiatan persiapan
akan sedikit berbeda dengan isi makalah pada saat makalah itu
sudah banar-benar selesai ditulis. Penyusunan draf kerangka
makalah sebelum makalah ditulis cukup penting sebagai penuntun
untuk mencari bahan penulisan dan sekaligus berfungsi agar
penulisan makalah dapat berlangsung sistematis dan runtut.
Karangka makalah berisi garis besar pokok masalah yang
dimiliki penulis terkait dengan topik yang akan dibahas atau
diperbincangkan. Kerangkan makalah mengandung rencana kerja
bagaimana menyusun makalah mulai dari persiapan awal hingga
penulisan makalah selesai. Kerangka makalah akan mengatur

23
Bab 9 Menulis Makalah 3
hubungan di antara gagasan-gagasan yang ada dalam makalah
tersebut.
Kerangka makalah dapat membantu penulis dalam hal-hal
sebagai berikut.
 Mempermudah penulis dalam penulisan makalahnya.
 Memberi focus atau arah sehingga penulis tidak keluar dari
sasaran yang telah ditetapkan.
 Membantu penulis menata detail tulisannya
 Sebagai miniature keseluruhan makalah, kerangka makalah dapat
menuntun pembaca melihat intisari ide serta struktur makalah
tersebut.

Ilustrasi Kerangka Makalah Tinjauan (review paper)

Topik : Peranan bahasa Indonesia


Judul : Peran Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi
1. Pendahuluan
1.1 Latar  Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
II. Pembahasan
2.1 Kondisi Bahasa Indonesia di Indonesia
2.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
2.3 Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan
2.4 Peran Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
III. Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran/Rekomendasi
Daftar Rujukan

9.4 Sistematika Makalah

23
Bab 9 Menulis Makalah 4
9.4.1 Urutan dan Rincian Isi Bagian-bagian Makalah

Bagian Awal Bagian Tengah Bagian Akhir


 Halaman  Pendahuluan (ada latar  Daftar pustaka
sampul belakang, masalah, tujuan)
  Metode, pendekatan, 
materi atau subjek dan
prosedur
  Uraian hasil pengkajian 
atau penelitian
 Kata pengantar  Pembahasan hasil yang 
dibagi atas bagian-bagian
dan subbagian (isi
makalah)
 Daftar isi  Simpulan dan saran 
 Daftar tabel  Lampiran
dan gambar (jika ada)
(jika ada)

9.4.2 Sajian Isi Masing-masing Bagian Makalah

Isi keempat bagian-bagian utama suatu makalah, baik


makalah tinjauan maupun makalah penelitian, yakni pendahuluan,
metode, hasil, dan pembahasan berbeda-beda. Berikut penjelasan
tentang isi bagian dimaksud yang diadapdatasi dari Swales & Feak
(dalam Kalidjernih, 2010: 64-71 dengan perubahan dari penulis).

Pendahuluan (P)

Secara umum pendahuluan suatu makalah berisi penyajian


latar belakang atau penyajian suatu alasan atau rasionalisasi
penulisan atau penelitian untuk menjawab pertanyaan, “masalah apa
yang dikaji dan mengapa itu relevan?”. Tulisan bergerak dari
pembahasan yang umum tentang topik makalah menuju pertanyaan-
23
Bab 9 Menulis Makalah 5
pertanyaan permasalahan yang khusus akan ditulis atau yang telah
diteliti. Penulis menjelaskan das sollen (apa yang seharusnya terjadi)
tentang topik dan dilanjutkan dengan menjelaskan das seinnya
(kenyataan, realitas atau yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan)
tentang topik tersebut sehingga tergambar ada masalah, kendala,
tantangan, atau ada sesuatu yang mengganggu implementasi topik
dimaksud. Dengan kata lain, dalam bagian pendahuluan atau latar
belakang, penulis menyajikan perbedaan antara das sollen topik
dengan das seinnya. Ketika terjadi perbedaan inilah maka akan
timbul masalah yang perlu dijelaskan kepada public melalui
pembahasan atau penelitian.
Hal penulisan pendahuluan ini merupakan masalah tersendiri
bagi penulis pemula. Banyak ditemukan dalam pendahuluan tidak
muncul perbedaan das sollen dan das sein ini. Sebagai ilustrasi,
bagaimana disebut ada perbedaan antara das sollen dan das sein,
perhatikan contoh berikut!

 Jika kita berkendara, maka kita menggunakan helm (das sollen).


Akan tetapi, sejumlah orang, khususnya remaja tidak
menggunakan helm (das sein). Jika kita tidak menggunakan
helm, maka hal itu bertentangan dengan das sollen dan kita
dianggap melaanggar lalu lintas.
 Ketika melakukan jual beli, kita wajib mematuhi norma yang ada.
Pembeli menyerahkan uang dan penjual menyerahkan barang.
Jika uang yang diserahkan tidak sesuai atau barang yang
diberikan tidak sesuai, maka akan menimbulkan konsekuensi
hukum.

23
Bab 9 Menulis Makalah 6
 Guru adalah tenaga profesional. Disebut tenaga profesional
karena guru memiliki kualitas pengetahuan dan kemampuan di
bidang keahliannya berkualifikasi tinggi (das sollen). Dalam
kenyataannya, banyak guru belum mampu mengajar secara
berkualitas sehingga capaian prestasi siswanya rendah dan hasil
UKG banyak memperlihat bahwa kemampuan guru kita masih
rendah (das sein). Jika tidak memiliki kualitas pengetahuan dan
kemampuan tinggi di bidang keahliannya maka guru tersebut
tidak dapat disebut tenaga profesioanl.
Jadi, pada hakikatnya, bagian pendahuluan merupakan
tempat memberi keyakinan kepada sponsor, panitia seminar atau
konferensi atau pihak lembaga yang menugaskan kita menulis
makalah bahwa topik yang kita tulis itu penting. Untuk itu, penulis
perlu menggunakan argumen yang kuat. Argument yang kuat harus
didukung oleh data, teori, konsep atau pemegang outoritas bidang
yang kita tulis. Selain itu, agar argument itu terfokus, topik yang
ditulis hendaknya ada pembatasan dikaitkan dengan apa yang pernah
ditulis oleh orang lain tentang topik yang sama atau berdekatan
dengan topik yang kita tulis.
Tujuan lain dari bagian pendahuluan adalah untuk menarik
perhatian pembaca terhadap topik yang dibahas. Dengan demikian,
pembaca akan membaca terus dan mendalami isi makalah tersebut.

Metode (M)
Uraian isi bagian ini harus mampu menjawab pertanyaan,
“bagaimana masalah atau topik di atas ditelaah?” Khusus untuk
makalah penelitian, penulis membahas metode atau rancangan yang

23
Bab 9 Menulis Makalah 7
digunakan, sedangkan untuk makalah tinjauan penulis cukup dengan
menyajikan prosedur bagaimana kajian dilakukan dan apa saja yang
dikaji berkaitan dengan topik makalah tersebut. Bagian ini
merupakan bagian yang sangat singkat dalam sebuah makalah.

Hasil (H)
Untuk makalah penelitian, dalam bagian hasil ini
dideskripsikan temuan-temuan penelitian dengan sejumlah
keterangan dan komentar terbatas. Penulis menjawab pertanyaan,
“apa saja temuan kajian ini?” Sedangkan dalam makalah tinjauan
bagian ini cukup dengan menjelaskan pernyataan maksud si penulis
berkaitan dengan topik yang dibahas.
Pembahasan (P)
Bagian pembahasan manawarkan suatu penjelasan umum
tentang apa yang sudah dikaji. Lazimnya hal ini dilakukan melalui
serangkaian butir gagasan dan sebagian di antaranya merujuk
kembali kepada pernyataan-pernyataan yang sudah disajikan pada
bagian pendahuluan. Bagian ini menjawab pertanyaan, “apa arti
temuan-temuan atau penjelasan-penjelasan ini dan apa
implikasinya?”

9.5 Teknik Penulisan Makalah


Ada sejumlah teknik yang harus diperhatikan dalam menulis
sebuah makalah. Dari beberapa teknik tersebut, teknik penulisan
makalah yang dibahas dalam bagian ini hanyalah penggunaan
bahasa dan penulisan kutipan atau rujukan.

23
Bab 9 Menulis Makalah 8
Penggunaan Bahasa

Makalah merupakan salah satu jenis karya ilmiah. Karya


ilmiah ditulis dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan: benar, logis, cermat, dan sistematis. Begitu juga
halnya dengan makalah, penulisannya menuntut kecermatan
penggunaan bahasa. Kecermatan berbahasa diperlukan karena karya
tersebut harus disebarluaskan kepada para pihak yang tidak secara
langsung berhadapan dengan penulis, baik pada saat tulisan
dipresentasikan atau diterbitkan maupun pada masa-masa setelah itu.
Kecermatan bahasa menjamin bahwa makna yang ingin disampaikan
penulis akan sama persis seperti makna yang ditangkap pembaca
tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan interpretasi terhadap makna
akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai pemahaman
yang sama terhadap kaidah  kebahasaan yg digunakaan. Lebih dari
itu, komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif kalau kedua
pihak mempunyai kekayaan yang sama dalam hal kosakata. Bahasa
keilmuan dapat ditandai dari kemampuan bahasa tersebut
mengungkapkan gagasan dan pikiran yang kompleks dan abstrak
secara cermat.
Kecermatan berbahasa dalam makalah ditandai dari ciri-ciri,
sifat, dan syarat-syarat bahasa yang digunakan. Adapun ciri-ciri
bahasa yang digunakan adalah baku, kuantitatif, tepat dan lugas,
denotatif, jelas, dan komunikatif. Bahasa baku adalah bahasa yang
memiliki struktur sesuai dengan kaidah bahasa baku dan memiliki
sifat kecendekiaan serta keseragaman penggunaannya. Kuantitatif,

23
Bab 9 Menulis Makalah 9
artinya keterangan yang dikemukan pada kalimat dapat diukur
secara pasti.
Contoh.
1) Para ustaz yang ditempatkan di perbatasan Aceh-Medan bagian
selatan “kebanyakaan” lulusan perguruan tinggi. Arti kata
“kebanyakan” sifatnya relatif, mungkin bisa lima, enam atau
sepuluh orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak benar memilih
kata “kebanyakan”. Kalimat di atas dapat kita ubah seperti pada
kalimat 2 di bawah ini.
2) Para ustaz yang ditempatkan di perbatasan Aceh-Medan bagian
selatan lima orang lulusan perguruan tinggi dan tiga orang
lulusan pesantren.
Penggunaan bahasa disebut tepat dan lugas jika ide yang
terungkapkan dalam tulisan itu sesuai dengaan ide yg dimaksudkan
oleh penulis dan tidak mengandung makna ganda. Contohnya,
“Jamban pesantren yang telah rusak itu sedang diperbaiki.” Kalimat
tersebut memiliki makna ganda, yang rusaknya itu mungkin jamban
atau mungkin juga pesantren. Selain itu, pilihan kata dalam
penulisan makalah hanya mengungkapkan arti yang sesungguhnya
untuk memenuhi sifat ilmu yang obyektif. Bahasa yang digunakan
cukup jelas dalam arti diketahui bagian-bagian mana saja yg
merupakan subjek, predikat,  objek, keterangan, dan setiap kalimat
memenuhi kaidah bahasa.
Ciri lain penggunaan bahasa dalam makalah, termasuk
dalam karya ilmiah lainnya adalah komunikatif. Maksudnya, apa
yang dipahami pembaca dari tulisan yang disajikan sama dengan

24
Bab 9 Menulis Makalah 0
yang dimaksud penulis. Tulisan disajikan secara logis (masuk akal)
dan bersistem (teratur). Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang
komunikatif dalam makalah dapat ditelusuri melalui ciri-ciri
berikut: koheren, konsisten, sistematis, konseptual, komprehensif,
logis, bebas, dan bertanggung jawab.
Bahasa yang koheren adalah bahasa yang harmonis, integral,
kompak, dan terpadu. Keraf (1994: 67) menegaskan bahwa
koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur-unsur yang
membentuk suatu kalimat; bagaimana hubungan antara subjek dan
predikat; hubungan antara predikat dan objek; serta keterangan yang
menjelaskan setiap unsur-unsur tersebut. Dalam ungkapan lain,
koherensi menekankan segi struktur atau interelasi antara kata-kata
yang menduduki sebuah fungsi dalam kalimat. Oleh karena itu, bisa
terjadi sebuah kalimat atau paragraf ditengarai telah mengandung
kesatuan pikiran atau mengandung suatu ide pokok yang tunggal,
namun koherensinya kurang baik.
Makalah yang komunikatif harus konsisten dan sistematis.
Dikatakan konsisten jika keterangan yang disajikan didukung oleh
fakta atau data yang cukup dan tepercaya (Wibowo, 2010:11).
Dalam penyusunan kalimat, penulis tidak diperkenankan melakukan
peloncatan ide, atau bahkan menghubungkan ide-ide yang tdak ada
pertalian atau hubungannya. Selain itu, makalah yang komunikatif
harus disusun berdasarkan prosedur yang sistematis pula, yaitu
teratur, runtut, berkesinambungan, metodis, dan terorganisir.
Prosedur atau aturan yang teratur dan runtut harus dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan yang konseptual, karena

24
Bab 9 Menulis Makalah 1
melalui langkah-langkah yang terkonsep ini akan menjadikan
makalah yang ditulis itu terarah dan terfokus. Selanjutnya, makalah
yang komunikatif harus ditulis secara komprehensif, yaitu tuntas dan
menyeluruh, penelaahannya harus jelas, lengkap, dan rinci. Hal ini
berkaitan dengan prinsip koherensi, yaitu mengandung pikiran
utama yang jelas.
Makalah yang komunikatif juga harus bercirikan logis dan
bertanggung jawab. Disebut logis jika semua data atau fakta serta
penjelasan-penjelasan yang disajikan dapat diterima akal budi atau
nalar yang sehat. Implikasi dari hal di atas yaitu, apa yang ditulis
dalam makalah itu dapat diuji kebenarannya, baik berdasarkan data
atau fakta maupun diuji kembali oleh ilmuwan lain. Di sisi lain,
makalah harus bersifat terbuka agar pendapat penulis dapat diubah
apabila muncul bukti atau pendapat baru yg didukung oleh data atau
fakta yang lebih lengkap dan lebih terpercaya.
Makalah yang komunikatif juga dapat ditelusuri dari adanya
sifat tanggung jawab. Suatu tulisan yang bertanggung jawab dapat
dimaknai sebagai tulisan yang etis, elegan, dan berwawasan yang
mencerminkan bahwa penulisnya dapat menjawab jika ditanya
apapun tentang tulisanya tanpa menonjolkan segi-segi emosinya. Itu
sebabnya, sebuah makalah yang komunikatif harus ditulis secara
seksama, yakni ditulis secara teliti, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan. Dalam pernyataan lain, sebuah
makalah dapat dikatakan mencerminkan tanggung jawab penulisnya
bila ditulis secara jelas, jernih, gamblang, konsisten, dan konsekuen.

Penulisan Rujukan atau Kutipan

24
Bab 9 Menulis Makalah 2
Kutipan adalah pendapat, teori, atau konsep yang dirujuk
seorang penulis dan digunakan di dalam teks tulisannya untuk
memperkuat pendapat atau memperkuat pembuktian terhadap data
atau fakta yang disajikan dalam makalahnya. Pendapat, teori, atau
konsep yang diambil dan disajikan sebagaimana adanya atau ditulis
seutuhnya oleh penulis dalam karyanya disebut kutipan langsung.
Sedangkan pendapat, teori, atau konsep yang hanya diambil dan
ditulis ide atau intisarinya saja oleh penulis ke dalam teks karya
tulisnya disebut kutipan tidak langsung atau parafrase. Jadi, kutipan
adalah penulisan kembali sebagian teks dari suatu sumber bacaan
atau rujukan, baik ditulis secara langsung maupun tak langsung atau
parafrase dalam teks karya bahasa atau makalah sebagai pengakuan
atas pendapat, teori, atau konsep orang lain.
Perujukan teori, konsep, atau pendapat dilakukan dengan
menggunakan nama akhir penulisnya dan tahun penulisan teori,
konsep, atau pendapat itu serta dapat ditambah dengan halaman
tempat teori, konsep, atau pendapat itu dikutip di antara tanda
kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara
menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulis lebih dari
dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama
pertama dari penulis tersebut diikuti dengan singkatan dan kawan-
kawan (disingkat dkk.). Jika nama penulis tidak disebutkan, yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang
menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran.
Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara
menyebutkan nama penulis aslinya dan memberikan keterangan

24
Bab 9 Menulis Makalah 3
dalam dua tanda kurng ( dalam....). Rujukan dari dua sumber yang
ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda
kurung, dengan titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya. Misalnya,
Moeleong, 2011:76; Clark, 2010: 16)
Kutipan yang kurang dari lima baris atau berisi kurang dari
empat puluh kata ditempatkan dalam teks di antara tanda
petik(“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan
diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat
ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan
nomor halaman di dalam dua tanda kurung . Lihat contoh berikut:

Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.


Contoh
Soebroto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat
antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan nomor halaman.

Contoh
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat
antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”( Soebronto,
1990: 123).

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal
(‘…’).
Contoh
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan
semakin banyak campur tangan pimpinan perusahaan ‘kurang
24
Bab 9 Menulis Makalah 4
distribusi wewenang’ semakin rendah tingkat partisipasi karyawan
di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).
Kutipan langsung yang lebih dari lima baris atau yang berisi
lebih dari empat puluh ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari
teks yang mendahului dan ditulis 1,2 cm atau menjorong ke dalam
tujuh ketukan margin sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan
spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The ‘plecebo effect’. Which had been verified in previous studies,
dissappeared when behavior were studied in this manner.
Furthermore, the behavior were never exhibited again, even when
real drugs were administered Earlier student were clearly premature
in attributing the results to plecebo effect.

Cara Mengutif Dari Internet


Kutipan Langsung
Cara pertama ini adalah menulis kutipan dari internet secara
langsung dari sumber aslinya, tidak ada kata atau kalimat yang
diubah. Anda bisa memberikan tanda kutip untuk mengawali dan
mengakhiri kutipan Anda, tergantung konteks kalimat yang Anda
gunakan. Jangan lupa menulis sumber rujukan atau kutipan itu!

Contoh sumber rujukan di bagian akhir kutipan


 “Ketika kita mendengarkan lagu, bagian otak yang disebut auditory
cortex (korteks pendengaran) akan secara otomatis terisi dengan
lagu tersebut. Dengan kata lain, otak akan terus menyanyi hingga

24
Bab 9 Menulis Makalah 5
lagu tersebut hilang dengan sendirinya.” (Liya Shady, 2012, from
http://liyashady.blogspot.com/2012/11/mengapa-kita-suka-tiba-
tiba-bersenandung/, 31 Agustus 2013), (Di kutip dari
https://www.padamu.net › Ketrampilan, diakses, 18 Agustus 2016).

Contoh sumber rujukan di bagian awal kutipan


 Menurut Liya Shady dalam blognya di http://liyashady.blogspot.
com/2012/11/ mengapa-kita-suka-tiba-tiba-bersenandung/, ketika
kita mendengarkan lagu, bagian otak yang disebut auditory cortex
(korteks pendengaran) akan secara otomatis terisi dengan lagu
tersebut. Dengan kata lain, otak akan terus menyanyi hingga lagu
tersebut hilang dengan sendirinya. (Di kutip dari
https://www.padamu.net › Ketrampilan, diakses, 18 Agustus 2016).

Kutipan Tak Langsung


Menuliskan kutipan dari internet secarat tak langsung adalah
dengan cara meringkas keseluruhan kalimat dari sumber asli tanpa
menghilangkan gagasan atau ide aslinya.

Contoh kutipan tidak langsung


 Seperti yang diutarakan oleh Liya Shady di blognya
(http://liyashady.blogspot. Com/2012/11/mengapa-kita-suka-tiba-
tiba-bersenandung/), bagian otak yang disebut auditory cortex
secara otomatis terisi oleh lagu yang sedang kita dengarkan,
kemudian otak pun menyanyikan lagu itu hingga hilang dengan
sendirinya.

 Otak akan terus menyanyikan lagu yang sedang kita dengar, karena
korteks pendengaran pada otak secara otomatis akan terisi lagu
tersebut. (Liya Shady, 2012,
http://liyashady.blogspot.com/2012/11/mengapa-kita-suka-tiba-
tiba-berse-nandung/). (Di kutip dari https://www.padamu.net ›
Ketrampilan, diakses, 18 Agustus 2016).

Teknik detail pengutipan atau perujukan dari berbagai


sumber dapat dipelajari dari sumber-sumber lainnya. Teknik

24
Bab 9 Menulis Makalah 6
penulisan daftar kepustakaan dapat dilihat pada bagian akhir setiap
bab buku ajar ini.

9.6 Rangkuman
 Makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah yang
membahas tentang suatu topik atau masalah tertentu berlandaskan
studi empiris, tinjauan pustaka tentang suatu teori, konsep, atau
isu, ditulis secara sistematis, runtut, relevan, jelas, efektif, dan
benar serta dikembangkan secara logis dan objektif.
 Makalah dapat berupa makalah tinjauan (review paper) dan
makalah penelitian (research paper).
 Berdasarkan tinjauan landasan penulisan, makalah dibedakan
menjadi tiga macam: makalah tinjauan, makalah komunikasi
ringkas (short communications [SCs]), dan makalah penelitian.
Akan tetapi, dalam buku ajar ini hanya dua macam makalah yang
dibahas, yaitu (i) makalah tinjauan (review paper) dan (ii)
makalah penelitian (research paper).
 Makalah tinjauan ditulis dengan pola deduktif. Penulisan makalah
ini didasarkan pada kajian teoretis (tinjauan pustaka) yang
relevan dengan topik atau masalah yang dibahas.
 Makalah penelitian ada yang ditulis dengan menerapkan pola
induktif dan ada pula dengan pola (campuran) deduktif-induktif.
 Bentuk makalah penelitian ini memiliki pola pendahuluan-
metode-hasil-pembahasan (PMHP)
 Makalah sebagai salah satu jenis karya ilmiah memiliki ciri-ciri
(a) objektif, (b) konsisten, (c) berdasarkan fakta, konsep atau
teori, (d) sistematis, dan (e) logis.

24
Bab 9 Menulis Makalah 7
 Sama dengan kegiatan menulis karya ilmiah lainnya, menulis
makalah pun membutuhkan persiapan. Setelah menentukan jenis
makalah yang akan ditulis, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, yaitu (i) pokok masalah atau topik bahasan, (ii)
membatasi topik, (iii) menetapkan judul, dan (iv) membuat draf
kerangka makalah.
 Judul tidak sama dengan topik. Judul adalah label, merek atau
nama yang diberikan kepada makalah yang ditulis, sedangkan
topik merupakan pokok pembicaraan atau sesuatu yang
dibicarakan, Judul bersifat eksplisit, sedangkan topik bersifat
implisit.
 Ada sejumlah teknik yang harus diperhatikan dalam menulis
sebuah makalah, antara lain teknik penggunaan bahasa dan
penulisan kutipan atau rujukan.
 Bahasa yang digunakan dalam makalah, termasuk karya ilmiah
lainnya memiliki ciri-ciri baku, kuantitatif, tepat dan lugas,
denotatif, jelas, dan komunikatif.
 Kutipan adalah pendapat, teori, atau konsep yang dirujuk seorang
penulis dan digunakan di dalam teks tulisannya untuk
memperkuat pendapat atau memperkuat pembuktian terhadap
data atau fakta yang disajikan dalam makalahnya.
 Contoh penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada bagian akhir
setiap bab buku ajar ini atau dari sumber lainnya.

9.7 Latihan dan Tugas


1. Jelaskan beberapa ciri makalah yang Anda pahami.

24
Bab 9 Menulis Makalah 8
2. Carilah sebuah topik yang terkait dengan bidang ilmu yang
sedang Anda pelajari, buat batasannya, dan buatlah rancangan
penulisan topik itu menjadi sebuah makalah
3. Jelaskan isi bagian pendahuluan, metode, hasil, dan bagian
pembahasan suatu makalah

Daftar Rujukan
https://www.padamu.net - Ketrampilan, diakses, 18 Agustus 2016.
Kalidjernih, Preddy K. 2010. Penulisan Akademik: Esai, Makalah,
Artikel Jurnal Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung:
Widya Aksara Press.
Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif.
Yogyakarta: Sabda Media.
www.dosenpendidikan.com/14-pengertian-makalah-menurut-para-
ahli. Diakses, 19 November 2016.
Wibowo, Wahyu. 2010. Tata Permainan Bahasa Kaarya Tulis
Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

24
Bab 9 Menulis Makalah 9
Tugas Individu (1)
1) Setelah Anda mempelajari bagian isi pendahuluan sebuah
makalah, carilah sebuah topik makalah yang berkaitan dengan
bidang ilmu yang Anda pelajari, kemudian:
a) buat batasannya dalam bentuk diagram pohon,
b) tentukan topik yang akan ditulis, dan
c) tulis bagian pendahuluan (latar belakang, masalah, dan
tujuan penulisan)
2) Tulislah sebuah makalah yang terkait dengan bidang keahlian
yang sedang ditekuni (boleh hasil pengamatan atau hasil kajian
teoretis)! Pedomani bagian-bagian makalah di atas. Penilaian
akan didasarkan pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya garis
besar isi bagian-bagian makalah di atas.

25
Bab 9 Menulis Makalah 0

Anda mungkin juga menyukai