08 Koagulasi
08 Koagulasi
Pengolahan
Air Koagulasi
Dr. Ir. Rizaldi Maadji, S.T., M.T.
Teknik Sipil
Universitas Tompotika Luwuk Banggai
PENDAHULUAN
Dalam pengolahan air baku khususnya pada air
yang keruh diperlukan penjernihan yang sesuai
dengan selera bagi pengguna air olahan
tersebut menjadi air minum.
Upaya memperoleh air jernih dari sumber air
baku yang memiliki kekeruhan tertentu adalah
dengan menggunakan bahan kimia bersifat
reagen yang mampu mengubah sifat larutan
menjadi air yang tidak mengandung unsur
yang tidak dikehendaki.
“Teknik Pengolahan Air" Dr. Ir. Rizaldi Maadji, S.T., M.T.
PENDAHULUAN
Dalam air permukaan, ada senyawa yang berbeda yang
harus dihilangkan jika air minum akan diproduksi.
Senyawa dapat dibagi
lagi menjadi:
padatan tersuspensi
(suspended solids)
padatan koloid
(colloidal solids)
padatan terlarut
(dissolved solids),
seperti mineral dan
ion elemen kimia.
“Teknik Pengolahan Air" Dr. Ir. Rizaldi Maadji, S.T., M.T.
PENDAHULUAN
Padatan tersuspensi
memiliki diameter lebih Tabel. Waktu pengendapan partikel
besar dari 10-6 m, padatan dengan kerapatan 2.650 kg/m3.
koloid antara 10-9 dan 10-6m
dan padatan terlarut lebih
kecil dari 10-9 m.
Partikel dengan diameter
lebih besar dari 10-5 m, dan
kepadatan spesifik lebih
besar dari 2.000 kg/m3 akan
mengendap di air.
Partikel yang lebih kecil
juga akan mengendap,
tetapi lebih lambat.
aluminium sulfat
Al2 (SO4) 3
“Teknik Pengolahan Air" Dr. Ir. Rizaldi Maadji, S.T., M.T.
BAHAN KOAGULAN
ferric chloride
Iron(III) chloride
(FeCl3)
ferrous sulfat
Iron(II) sulfate
(FeSO4)
ferric sulfat
Iron(III) sulfate
(Fe₂(SO₄)₃
Fakta ini menyatakan bahwa ada kaitan antara air dengan koloid
yang tidak bisa dikentalkan atau restabilizing.
Walaupun tidak ditunjukkan grafik, penambahan coagulant pada
air dengan kadar alkali yang rendah menyebabkan menurunnya
kadar pH Air A.
“Teknik Pengolahan Air" Dr. Ir. Rizaldi Maadji, S.T., M.T.
JAR TEST
Oleh karena itu, penambahan dosis coagulant lebih
tinggi sering diperlukan pada air dengan kadar alkali
tinggi seperti Air B, di mana jika pH tetap dan floc
terjadi oleh mekanisme flokulasi.
Walaupun sedikit tawas dibanding ferri-chloride
yang diperlukan untuk mencapai takaran optimal,
sisa kekeruhan ketika menggunakan tawas sebagai
coagulant tidak mencapai di bawah 1 NTU.
Maksudnya adalah sungguhpun tawas boleh
memerlukan suatu dosis sedikit lebih kecil, namun
tidak mungkin mampu menekan tingkat kekeruhan
sungai (di lapangan) sesuai yang diinginkan tanpa
adanya unit tambahan misalnya suatu Filter.