Anda di halaman 1dari 34

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemudahan
1. Pengertian Kemudahan
Menurut Jogiyanto (2007: 115) Kemudahan didefinisikan
sebagai sejauh mana seorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan bebas dari usaha. Kemudahan penggunaan adalah
mudah dipelajari, mudah dipahami, simple dan mudah
pengoprasiannya (Jogiyanto, 2007: 129).
Menurut Davis (1989) dalam Amijaya (2010: 14) mendefinisikan
kemudahan penggunaan (ease of use) sebagai suatu tingkatan dimana
seseorang percaya bahwa teknologi dapat dengan mudah dipahami
dan mudah digunakan.
Menurut Mathieson 1991 dalam Harlan (2014: 39) Kemudahan
diartikan sebagai kepercayaan individu dimana jika mereka
menggunakan teknologi tertentu maka akan bebas dari upaya.
Sedangkan menurut Goodwin dan Silver dalam Sakti, dkk.
(2013: 3) menyatakan bahwa intensitas penggunaan dan interaksi
antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan
kemudahan penggunaan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemudahan merupakan tingkat dimana seseorang meyakini bahwa
penggunaan terhadap suatu sistem merupakan hal yang tidak sulit
untuk dipahami dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya
untuk bisa menggunakannya. Konsep kemudahan memberikan
pengertian bahwa apabila suatu teknologi mudah digunakan, maka
penggunaakan cenderung untuk menggunakan teknologi tersebut.
Menurut Iqbaria dalam Amijaya (2010: 14) kemudahan ini akan
berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang
tentang kemudahan menggunakan teknologi, semakin tinggi pula
tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Dapat diketahui bahwa

13
14

kemudahan penggunaan merupakan suatu keyakinan tentang proses


pengambilan keputusan. Jika nasabah yakin dengan teknologi yang
ada dan mudah untuk digunakan maka nasabah akan
menggunakannya. Sebaliknya jika dirasa sulit dipahami dan tidak
percaya akan teknologi informasi yang ada maka nasabah tidak akan
menggunakannya.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemudahan Dalam


Menggunakan Teknologi
Menurut Panggih Rizki Dwi Istiarni (2014: 19-20) kemudahan
dalam menggunakan teknologi dipengaruhi beberapa faktor:
a. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri, suatu
teknologi yang baik dan digunakan secara terus menerus akan
memberikan kemudahan bagi pengguna dalam
menggunakannnya. Contohnya pengalaman pengguna terhadap
penggunaan teknologi sejenis akan memberikan kemudahan
pengguna.
b. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang
diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh
pengguna akan mendorong keyakinan pengguna terhadap
kemudahan penggunaan teknologi tersebut.
c. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap
kemudahan menggunakan teknologi adalah tersedianya
mekanisme pendukung yang handal. Mekanisme pendukung yang
terpercaya akan membuat pengguna merasa nyaman dan merasa
yakin, bahwa terdapat mekanisme pendukung yang handal jika
terjadi kesulitan dalam menggunakan teknologi, maka mendorong
persepsi pengguna ke arah yang lebih positif.

3. Indikator Kemudahan
Menurut Davis (1989) dalam Ahmad dan Pambudi (2014: 4)
memberikan beberapa indikator kemudahan yaitu :
15

a. ATM sangat mudah untuk dipelajari (easy to learn).


ATM diindikasikan tidak sulit untuk dipelajari artinya
bahwa ketika seseorang pertama kali melakukan transaksi
menggunakan ATM, orang tersebut akan langsung mengerti dan
paham tata cara penarikan uang, pengecekan saldo ataupun
transaksi lainnya dalam waktu singkat. Sehingga untuk
pemakaian ATM selanjutnya tidak ada kesulitan apapun dalam
menggunakannya. ATM yang mudah dipelajari akan
memudahkan orang dalam penggunaannya.
b. ATM sangat mudah untuk dioperasikan (understandable).
Understandable maksudnya adalah bahwa ATM sangat
mudah untuk dioperasikan. Suatu teknologi yang jelas dan dapat
dioperasikan dengan mudah, maka akan memudahkan pemakai
dalam penggunaannya. ATM merupakan jenis kartu plastik yang
dalam pengoperasian/penggunaannya dapat dilakukan dengan
mudah. Dalam pengoperasian atau penggunaan ATM sangat
mudah, karena hanya dengan memasukan kartu ATM kedalam
mesin ATM dan memasukan PIN atau pasword kartu ATM yang
dimiliki, lalu setelah itu nasabah dapat melakukan berbagai
macam transaksi yang telah disediakan.
c. ATM mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh
pengguna (easy to get the system to do what user want to do).
Easy to get the system to do what user want to do
bahwasanya suatu ATM menyediakan fasilitas yang mudah sesuai
dengan kebutuhan orang yang menggunakannya, bahkan ATM
tersebut mengerjakan apa yang seseorang inginkan dengan
mudah. Dengan adanya fasilitas yang menyediakan sesuai dengan
kebutuhan seseorang, maka akan memudahkan seseorang dalam
menggunakannya. Dalam hal ini ATM sebagai bagian dari
teknologi yang merupakan fasilitas yang diberikan oleh suatu
bank menyediakan berbagai macam transaksi yang dibutuhkan
16

oleh nasabah, seperti penarikan uang tunai secara cash, transfer


antar bank, pembayaran tagihan, dan transaksi lainnya.
d. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan ATM
(doesn’t require a lot of mental effort)
Penggunaan ATM diindikasikan bahwa tidak dibutuhkan
banyak usaha, maksudnya yaitu tidak banyak pengorbanan yang
dilakukan ketika menggunakan teknologi. Dapat dilihat ketika
menggunakan ATM, nasabah tidak memerlukan waktu yang lama
dan tidak menunggu antrian yang panjang. Sehingga tidak akan
mengganggu aktivitas yang sedang dilakukannya.
e. Fleksibel (flexibel)
Fleksibel adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja
dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai
individu/kelompok. Fleksibel dalam menggunakan ATM,
diindikasikan bahwa menggunakan ATM dapat dilakukan dimana
saja dan dapat dilakukan kapan saja tidak terikat oleh waktu.
Dengan begitu ATM merupakan salah satu fasilitas perbankan
yang fleksibel, karena dalam menggunakan ATM dapat dilakukan
pada mesin ATM mana saja, dengan ketentuan menggunakan
mesin ATM yang sesuai dengan perbankan yang mengeluarkan
ATM tersebut, atau dapat juga digunakan pada mesin yang
berlogo ATM Bersama maupun ATM Prima. Penggunaan ATM
dapat dilakukan kapan saja, karena mesin ATM tersedia selama
24 jam.

B. Keamanan
1. Pengertian Keamanan
Menurut Simons dalam Ahmad dan Pambudi (2014: 5)
Keamanan informasi adalah bagaimana dapat mencegah suatu
penipuan (cheating) atau paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di
sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya tidak
memiliki suatu arti fisik. Keamanan adalah suatu upaya untuk
17

mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang mungkin timbul,


sehingga keamanan secara tidak langsung dapat menjamin
kelangsungan bisnis dan mengurangi risiko-risiko yang terjadi.
Menurut Casalo. et.al.,dalam Ahmad dan Pambudi (2014: 5)
dari sudut pandang konsumen keamanan adalah suatu kemampuan
untuk melindungi data atau informasi seorang konsumen dari tindak
penipuan dan pencurian dalam bisnis perbankan. Tingkat keamanan
bertransaksi adalah permasalahan penting yang sering
dipertimbangkan nasabah sebelum memutuskan untuk mengadopsi
ATM.
Menurut Park dan Kim (2006) dalam Mulyana (2016: 28)
mendefinisikan keamanan sebagai suatu kemampuan dalam
melakukan pengontrolan dan penjagaan suatu keamanan atas transaksi
data. Lebih lanjut Park dan Kim mengatakan bahwa jaminan
keamanan dan kerahasiaan data berperan penting dalam pembentukan
keamanan dengan mengurangi perhatian konsumen tentang
penyalahgunaan data pribadi dan transaksi data yang mudah rusak.
Keamanan adalah hal yang mutlak disediakan oleh para pelaku
bisnis, baik produk, layanan, maupun keduannya. Keamanan
memberikan kenyamanan pada pengguna (atau dalam hal ini
konsumen) dan meningkatkan kepercayaan konsumen (costumer
trust), yang berujung kepada peningkatan jumlah penjualan (Pratama,
2015: 197).
Demikian dapat disimpulkan bahwa keamanan merupakan suatu
kemampuan dalam melakukan pengontrolan atau penjagaan terhadap
informasi yang sifatnya rahasia atau data privacy seorang konsumen
dari tindak penipuan bahkan pencurian perbankan online. Keamanan
didalam ATM yaitu sebuah keamanan privasi data nasabah dan
keamanan dalam melakukan transaksi.
18

2. Aspek-aspek Keamanan Teknologi


Menurut Jhon D.Howard dalam Mulyana (2016: 29-30),
Keamanan komputer adalah tindakan pencegahan dari serangan
pengguna komputer atau pengakses jaringan yang tidak bertanggung
jawab. Kebutuhan keamanan teknologi dapat dikategorikan menjadi
aspek-aspek sebagai berikut (Paulus dkk, 2005: 416-417) :
a. Privacy /Confidentiality
Inti utama aspek privacy atau confidentiality adalah suatu
usaha menjaga informasi dari orang yang tidak berhak untuk
mengakses. Privacy lebih kearah data-data yang sifatnya pribadi
sedangkan confidentiality biasanya berhubungan dengan data
yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu (misalnya
sebagai bagian dari pendaftaran sebuah servis) dan hanya
diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.
Contoh confidential information yaitu data-data yang sifatnya
pribadi (seperti nama, tempat tanggal lahir, social security
number, agama, status perkawinan, penyakit yang pernah diderita,
dan sebagainya).
b. Integrity
Aspek ini menekankan bahwa suatu informasi tidak boleh
diubah tanpa seijin pemilik informasi. Adanya virus, trojan horse,
atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa ijin merupakan
contoh masalah yang harus dihadapi.
c. Authentication
Aspek ini berhubungan dengan metoda untuk menyatakan
bahwa informasi betul-betul asli, orang yang mengakses atau
memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud,
atau server yang kita hubungi adalah betul-betul server yang asli.
Dalam hal ini pengguna harus menunjukkan bukti bahwa me
mang dia
adalah pengguna yang sah, misalnya dengan menggunakan su
19

atu PIN/password, biometric/sidik jari (ciri-


ciri khas orang), dan sejenisnya.
d. Availability
Aspek availability atau ketersediaan berhubungan dengan
ketersediaan informasi ketika dibutuhkan. Teknologi yang
diserang atau dijebol dapat menghambat atau meniadakan akses
ke informasi.
e. Access control
Pengaturan (user ID) Aspek ini berhubungan dengan cara
pengaturan akses kepada informasi. Hal itu biasanya berhubungan
dengan masalah authentication dan juga privacy Acces control
seringkali dilakukan menggunakan kombinasi user id dan
password atau dengan menggunakan mekanisme lainnya, seperti
kartu dan biometrik.

3. Indikator Keamanaan
Menurut Raman Arasu dan Viswanathan A (2011) dalam
Mulyana (2016: 30), indikator keamanan meliputi :
a. Jaminan keamanan
Jaminan Keamanan merupakan adanya perlindungan yang
akurat terhadap teknologi informasi yang digunakan. Jaminan
keamanan berupa perlindungan yang diberikan oleh pihak bank,
baik dari segi keamanan yang melekat pada kartu ATM seperti
adanya PIN, maupun jaminan keamanan lainnya guna untuk
menghindarkan dari ancaman pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Jaminan kemanan informasi dapat dicapai melalui aktivitas
penerapan suatu kontrol yang sesuai. Kontrol yang dimaksud
meliputi penerapan berbagai kebijakan, fungsi-fungsi tertentu,
prosedur, struktur dan praktek. Keseluruhan kontrol
harus diterapkan oleh organisasi agar seluruh sasaran keamanan
yang dimaksud dapat tercapai.
20

b. Kerahasian data.
Kerahasiaan data (data confidentialty) merupakan sifat data
yang menyatakan bahwa data tersebut tidak boleh diketahui atau
diakses oleh pihak lain yang tidak berwenang untuk mengakses
atau mengetahuinya (Mulyana, 2011: 30-31). Kerahasian data di
jamin oleh pihak bank agar tidak tersebar kepada pihak lain yang
tidak berwenang.

C. Minat Ulang
1. Pengertian Minat Ulang
Minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu,
perhatian, dan keinginan (Wjs. Poerwadarmata, 2006: 1181). Minat
adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian
terhadap suatu objek dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui,
mempelajari, dan untuk membuktikannya lebih lanjut tentang objek
tertentu dengan perngertian aktif terhadap objek tersebut.
Menurut Jogiyanto (2007: 116) minat perilaku (behavioral
intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan
suatu perilaku tertentu. Minat berhubungan dengan perilaku-perilaku
atau tindakan-tindakan, akan tetapi minat dapat berubah menurut
waktu, semakin lebar interval waktu, semakin dimungkinkan terjadi
perbahan-perubahan minat seseorang.
Menurut Slameto (1995) dalam Harlan (2014: 13) Minat adalah
kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
suatu aktivitas atau kegiatan. Seseorang yang berminat terhadap suatu
aktivitas penggunaan fasilitas jasa perbankan dan memperhatikan
aktivitas tersebut dengan dilandasi rasa senang, maka seseorang akan
secara konsisten menggunakannya di masa yang akan datang.
Menurut Cronin et al (1992) dalam Santoso dan Widowati
(2011: 4) minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan
21

dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan


oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan kunjungan
kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Setyanto dalam Ahmad dan Pambudi (2014:
5) minat ulang merupakan frekuensi (seberapa sering) nasabah
menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pihak bank
dalam bertransaksi melalui layanan perbankan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat
ulang merupakan motivasi atau keinginan yang mendorong orang
untuk terus melakukan apa yang mereka inginkan tanpa ada yang
menyuruh secara terus-menerus (berulang-ulang) terhadap suatu hal
yang dianggap menguntungkan.
Berhasil atau tidaknya suatu teknologi yang dikembangkan
untuk meningkatkan pelayanan akan bergantung dari para
penggunanya. Suatu teknologi akan berhasil jika frekuensi pengguna
(user) semakin banyak jumlahnya serta terus digunakan. Maka dari
itu, minat seseorang untuk menggunakan teknologi menjadi faktor
penting. Karena minat dalam hal ini berhubungan dengan transaksi
nasabah di bank, maka hal ini berhubungan pula dengan perilaku
nasabah.
Perilaku nasabah atau consumer behavior menurut John Mowen
adalah studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses-proses
pertukaran yang dilibatkan dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
mengelola barang, jasa, pengalaman, dan ide (Sutanto & Umam,
2013: 306-307). Sehingga perilaku nasabah atau consumer behavior
adalah respon psikologis yang kompleks yang muncul dalam bentuk
perilaku atau tindakan yang khas secara perseorangan yang langsung
terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan produk, dan
menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan
pembelian produk, termasuk dalam pembelian ulang.
Menurut Sudarsono dalam Harlan (2014: 14-15) faktor-faktor
yang mempengaruhi minat dapat digolongkan sebagai berikut :
22

a. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa


kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
b. Faktor motif sosial, timbulnya Minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.
c. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas
seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan
atau objek tertentu.

2. Faktor-faktor Penentu Keputusan Pembelian Konsumen


(nasabah)
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen (nasabah)
untuk mengambil keputusan, yaitu faktor psikologis, faktor
situasional, dan faktor sosial (Sangadji & Sopiah, 2013: 24) :
a. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen mencakup motivasi, kepribadian,
pengolahan informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan,
sikap dan agama (Surmawan, 2011:10-12). Konsumen akan
belajar setelah mendapat pengalaman, baik pengalaman sendiri
maupun pengalaman orang lain. Setelah membeli dan
menggunakan produk, konsumen akan merasa puas atau tidak
puas. Jika konsumen merasa puas, maka konsumen akan
melakukan pembelian ulang atau penggunaan ulang dilain waktu.
Sebaliknya, jika konsumen merasa tidak puas, maka konsumen
tidak akan melakukan pembelian atau penggunaan ulang dilain
waktu. Pilihan produk yang dibeli atau digunakan oleh seorang
konsumen dipengaruhi oleh enam faktor sebagai berikut :
1) Motivasi
Motivasi merupakan daya dorong yang muncul dari
seorang konsumen yang akan mempengaruhi proses
keputusan dalam membeli dan menggunakan suatu barang
23

atau jasa. Motivasi muncul akibat dari adanya kebutuhan


yang dirasakan oleh konsumen.
2) Kepribadian
Kepribadian merupakan karakteristik atau sifat yang
ada pada diri seseorang. Kepribadian akan mempengaruhi
perilaku konsumen dalam memilih atau membeli produk
karena konsumen akan membeli produk yang sesuai dengan
kepribadiannya. Kepribadian dapat meredakan pengaruh dari
iklan dan situasi pemasaran terhadap perilaku konsumen
dalam membeli suatu produk.
3) Pengolahan Informasi dan Persepsi
Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika
salah satu panca indera konsumen menerima masukan dalam
bentuk stimulus. Stimulus dapat berbentuk produk, nama
merek, kemasan, iklan dan nama produsen. Tahap
pengolahan informasi berupa pemaparan, perhatian dan
pemahaman disebut sebagai persepsi. Pengolahan informasi
dan persepsi konsumen akan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli dan
menggunakan barang atau jasa. Persepsi konsumen dapat
berupa persepsi produk, persepsi pelayanan atau persepsi
kualitas produk.
4) Proses Belajar
Peroses belajar merupakan suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan
pengalaman akan menentukan perubahan sikap dan perilaku
yang relatif pada konsumen untuk pengambilan keputusan
pembelian atau penggunaan suatu produk.
5) Sikap
Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang
suatu objek apakah disukai atau tidak, sikap juga dapat
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai
24

atribut dan manfaat dari objek tersebut. Pentingnya sikap bagi


pemasar adalah untuk menilai keefektifan suatu kegiatan
pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan pemasaran
sebelum dilaksanakan di pasar serta membentuk pangsa passr
berdasarkan seberapa besar dukungan seorang konsumen
terhadap produk.
6) Agama
Ajaran-ajaran agama akan mempengaruhi sikap,
motivasi, persepsi dan perilaku konsumen dalam
menggunakan barang atau jasa. Ketika suatu produk tidak
sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama seorang
konsumen, maka konsumen akan mengurungkan niatnya
untuk membeli produk tersebut.
b. Faktor situasional
Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana,
tempat belanja, waktu belanja, pengguna produk, dan kondisi saat
pembelian. Faktor situasional sangat menentukan konsumen
dalam pembelian atau penggunaan produk dan jasa, jika salah
satu faktor situasional tidak terpenuhi maka konsumen akan
mengurungkan niatnya untuk pembelian atau penggunaan produk
dan jasa yang ditawarkan.
c. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan suatu faktor yang menentukan
pembelian atau penggunaan seorang konsumen terhadap suatu
produk yang berasal dari lingkungan dimana konsumen tersebut
berada. Faktor sosial mencakup budaya, kelas sosial, keluarga,
kelompok acuan/referensi, kelas sosial dan teknologi.
1) Budaya
Budaya adalah hasil kreativitas manusia dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan
bentuk perilaku dalam kehidupannya. Budaya merupakan
25

segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku,


sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang.
2) Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang
seimbang dalam masyarakat. Kelas Sosial akan
mempengaruhi jenis produk, jenis fasilitas jasa, dan merek
yang dikonsumsi dan digunakan oleh konsumen.
3) Keluarga
Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian besar
konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota
keluarga lainnya. Keluarga menjadi daya tarik bagi para
pemasar karena anggota keluarga akan saling mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa.
4) Kelompok Acuan
Kelompok Acuan adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seseorang. Dalam perspektif pemasaran, dimana konsumen
yang menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku
konsumen lain dalam pembelian dan penggunaan produk atau
jasa.
5) Teknologi
Teknologi akan mempengaruhi perilaku konsumen
untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Contohnya dalam perbankan kini menggunakan
teknologi dengan menciptakan elektronik banking untuk
mempermudah nasabah dalam melakukan berbagai transaksi.
Pengambilan keputusan seseorang memiliki banyak
pertimbangan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari
psikologis diri, kondisi lingkungan ataupun faktor sosial sekitar.
Ketiga hal tersebut akan saling berinteraksi untuk mempengaruhi
26

seseorang dalam mengambil keputusan untuk menggunakan/membeli


jasa pelayanan dalam suatu perbankan.

3. Indikator Minat Ulang


Minat ulang adalah keinginan nasabah untuk menggunakan
kembali suatu produk/pelayanan jasa ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
yang diukur melalui indikator. Menurut Ferdinant (2002) dalam
Nurrahmanto dan Rahardja (2015: 5) mengemukakan bahwa terdapat
empat indikator untuk mengukur minat pembelian/penggunaan ulang,
yaitu :
a. Minat transaksional
Minat transaksional merupakan kecenderungan seseorang
untuk terus menggunakan produk hingga masa mendatang.
b. Minat preferensial
Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan
perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk
tersebut, artinya adanya kesesuaian antara produk dengan
kebutuhan pemakainya. Preferensi ini hanya dapat diganti jika
terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
c. Minat referensial
Minat referensial adalah kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan/merekomendasikan produk kepada orang lain.
d. Minat eksploratif
Minat eksploratif menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
27

D. ATM (Anjungan Tunai Mandiri/ Automatic Teller Machine)


1. Pengertian ATM (Anjungan Tunai Mandiri/ Automatic Teller
Machine)
ATM (Automatic Teller Machine) yaitu kartu plastik yang
diterbitkan oleh bank kepada seseorang jika orang itu menjadi nasabah
bank tersebut (Arifin, 2002: 5). Fasilitas layanan ini dibuat antara lain
untuk menarik dana nasabah melalui cross selling dan untuk
meningkatkan fee based income (Try, 2006: 199). Oleh karena itu,
layanan ATM merupakan bagian dan berinduk kepada rekening
tabungan dan atau giro. Konsekuensi dari sistem demikian, ketentuan-
ketentuan dalam produk tabungan atau giro berlaku pada produk
layanan kartu ATM, kecuali secara tegas ketentuan tersebut diatur
dalam formulir syarat dan ketentuan dalam layanan kartu ATM.
ATM termasuk sistem pelayanan jasa bank secara elektronik.
Dimana nasabah dapat melakukan transaksi keuangan dalam bank,
seperti menarik atau mengambil uang secara tunai dan dapat juga
digunakan untuk melihat saldo rekening tabungan atau rekening giro
tanpa berhadapan langsung dengan petugas bank, baik didalam jam
kerja maupun diluar jam kerja (Latumaerissa, 2011: 284). Untuk
mengoperasikan ATM diperlukan peralatan berupa kartu plastik
(plastic card) dan kode pengenal diri (personal identification card).
ATM dikenal dengan sebutan Anjungan Tunai Mandiri yang
dapat melayani kebutuhan nasabah secara otomatis setiap saat selama
24 jam dan 7 hari dalam seminggu termasuk hari libur, lokasi mesin
ATM tersebar diberbagai tempat-tempat strategis yang dapat
dijangkau oleh nasabah (Kasmir, 2013: 308). Cara penarikan dengan
menggunakan kartu ATM sangat mudah, dapat dilakukan dibanyak
tempat yang telah disediakan mesin ATM, tanpa konfirmasi atau
berhubungan langsung dengan teller atau pihak bank. Untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya kerusakan pada perangkat ATM,
maka ada batasan mengenai penarikan yang ditetapkan (Totok &
Sigit, 2006: 255). Dengan adanya batasan tersebut, jumlah penarikan
28

yang dilakukan dengan masing-masing kartu relatif lebih dapat


dikendalikan. Batas jumlah penarikan juga dilakukan untuk
mengantisipasi keterbatasan penyediaan uang tunai dalam ATM yang
dapat dilakukan oleh pihak bank. Ketika melakukan penarikan tunai
atau pemindahan dana, kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika
dengan mengurangi secara langsung simpanan dari nasabah pemegang
kartu ATM pada suatu bank atau lembaga keungan lainnya yang
mendapat persetujuan untuk menghimpun dana (Sjahdeini, 2014:
488).
Menurut Sultan Remy Sjahdeini (2014: 454) PBI No.
11/11/PBI/2009 memberikan pengertian mengenai kartu ATM, bahwa
kartu ATM adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan
penarikan tunai dan/atau pemindahan dana dimana kewajiban
pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara
langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain
bank yang berwenang untuk menghimpun dana sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Wiji Nurastuti (2011: 127) ATM (Automated Teller
Machine) adalah terminal elektronik yang disediakan oleh lembaga
keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk
melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank,
melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
Demikian menurut peneliti ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
merupakan fasilitas elektronik yang diberikan oleh bank kepada
nasabah dalam bentuk kartu plastik, yang bertujuan untuk
memudahkan nasabah dalam melakukan penarikan uang, transfer,
pengecekan saldo, maupun melakukan pembayaran-pembayaran
tagihan dalam waktu 24 jam bisa dilakukan. Dalam hal ini nasabah
tidak perlu mendatangi bank dan bertemu langsung dengan teller.
29

2. Manfaat ATM (Anjungan Tunai Mandiri/ Automatic Teller


Machine)
Menurut Julius R Latumaerissa (2011: 288) manfaat dari ATM,
yaitu sebagai berikut :
a. Dapat menarik uang tunai kapan saja dalam 24 jam. Nasabah
tidak tergantung pada jam pelayanan bank, hari libur juga dapat
melakukan penarikan uang.
b. ATM dapat digunakan sebagai kartu debit (maestro) dalam
melakukan pembelanjaan.
c. Bebas dari antrian panjang.
d. Adanya penghematan waktu ketika menggunakan ATM, karena
tidak lagi mengikuti prosedur administrasi.
e. ATM dapat digunakan untuk melihat saldo dan melakukan
pemindah bukuan.
f. Lebih mudah dicapai karena ATM tersedia diberbagai lokasi yang
strategis.
g. Dapat melihat informasi saldo.
h. Dapat digunakan untuk membeli voucher isi ulang.
i. Digunakan untuk membayar tagihan kartu kredit.
j. Membayar telepon ( Telkom dan Telepon seluler).
k. Dapat digunakan untuk membayar PAM.
l. Membayar tiket pesawat.
m. ATM juga dapat digunakan untuk memesan buku cek dan Bilyet
Giro (Kasmir, 2013: 308-309).

3. Keuntungan Yang Diperoleh Bank Dengan Adanya ATM


(Anjungan Tunai Mandiri/ Automatic Teller Machine)
Menurut Ismail (2011: 172-173) Keuntungan yang diperoleh
Bank dengan adanya ATM, antara lain :
a. Fee dari pemegang kartu ATM
Kartu ATM merupakan APMK (Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu) yang dapat digunakan untuk melakukan
30

penarikan tunai atau pemindahan dana, dimana kewajiban


pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara
langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga
selain bank yang berwenang untuk menghimpun dana (Hendro
dan Rahardja, 2014: 4). Ketika seseorang mempunyai simpanan
uang di bank syariah dan melakukan penarikan uang dengan
menggunakan kartu ATM pada mesin ATM, maka atas jasa
penarikan tersebut bank mendapatkan fee. ATM merupakan salah
satu aset yang dimiliki perbankan syariah dalam meningkatkan
aset perusahaan.
b. Menarik minat nasabah
Kartu ATM menawarkan berbagai pilihan layanan yang
dapat diakses oleh nasabah setiap waktu selama 24 jam. Layanan
yang terdapat dalam ATM memberikan kemudahan bagi nasabah
dalam melakukan transaksi keuangan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan nasabah terhadap perusahaan. Kepuasan
yang dirasakan oleh nasabah, akan membentuk loyalitas nasabah
dengan sendirinya. Perbankan selama ini terus meningkatkan
kualitas layanan dan produknya, hal ini merupakan cara lembaga
dalam menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Dengan adanya
ATM dalam fasilitas jasa keuangan, maka akan menarik minat
nasabah untuk menggunakan fasilitas tersebut. Penggunaan ATM
saat ini sudah menjadi pilihan masyarakat karena bentuknya
simple dan memudahkan dalam berbelanja, dengan ATM tidak
perlu lagi membawa uang tunai kemana-mana dalam jumlah yang
besar.

4. Nilai Praktis dari ATM (Anjungan Tunai Mandiri/ Automatic


Teller Machine)
Salah satu fasilitas jasa yang memegang peranan penting dalam
penggunaan bank card adalah Automatic Teller Machine (ATM).
ATM ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank berupa kartu
31

yang dapat melayani kebutuhan nasabah dengan mudah dan cepat,


kartu ATM dapat melayani nasabah secara otomatis dengan cara
mendatangi mesin ATM diberbagai tempat strategis tanpa harus
datang ke bank dan menghadap ke teller. ATM tertentu juga dapat
digunakan untuk melakukan suatu transaksi pembayaran.
Tiga pihak yang terlibat dalam proses bank card, yaitu
diantaranya (Arifin, 2002: 5) :
a. Bank sebagai penerbit dan pembayar bank card.
b. Pedagang (merchant), sebagai tempat belanja seperti supermarket,
hotel, pasar swalayan, restauran, tempat hiburan, dan tempat-
tempat lainnya yang telah mengikat perjanjian dengan bank.
c. Pemegang kartu (card holder), yang berhak melakukan suatu
transaksi.
Pemegang kartu (card holder), yang berhak melakukan suatu
transaksi yaitu semua pihak baik bank, pedagang (merchant), maupun
pemegang kartu (card holder). Pihak-pihak tersebut mendapat
keuntungan dengan adanya transaksi menggunakan bank card
termasuk kedalamnya menggunakan kartu ATM. Dalam menerbitkan
kartu, setiap bank mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Namun, secara umum banyak kelebihan dalam melakukan
transaksi yang menggunakan kartu ATM atau bank card lainnya
dibandingkan dengan pembayaran tunai (Arifin, 2002: 6),
kelebihannya yaitu :
1) Keamanan
Penggunaan kartu ATM lebih aman dibandingkan dengan
membawa uang tunai, terutama dalam jumlah yang besar. Selain
resiko kehilangan, sering disaksikan perampokan terjadi pada
mereka yang membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak.
Kartu plastik termasuk didalamnya kartu ATM dan kartu lainnya
juga bisa hilang, tetapi karena adanya fasilitas photo card dan
digital signature didalam kartu ATM, maka kartu tersebut tidak
32

dapat digunakan oleh orang yang menemukannya. Jadi, uang


yang kita miliki di ATM tersebut tetap aman.
2) Efisiensi dan efektivitas
ATM lebih mudah dan cepat dalam melakukan transaksi
maupun dalam penarikan uang ataupun dalam melakukan transfer
uang sekalipun. Karena dengan ATM tidak perlu datang ke bank
menghadap teller secara langsung dan menunggu antrian yang
panjang untuk melakukan penarikan uang ataupun transfer,
dengan menggunakan ATM waktu yang digunakan akan sangat
efisien. Pada saat melakukan transaksi dengan menggunakan
ATM juga sangat efisien dan efektif, karena tidak perlu membawa
uang tunai yang jumlahnya banyak dan sangat rentan dengan
kejahatan seperti, perampokan, penjambretan, atapun kehilangan.
Cukup dengan membawa sehelai kartu plastik (ATM) yang tipis,
dapat menampung dana hingga pulhan juta maupun ratusan juta
rupiah.
3) Transaksi dapat diterima diseluruh dunia.
Transaksi dengan menggunakan kartu ATM dapat diterima
diseluruh dunia, hal itu merupakan keuntungan yang didapatkan
ketika menggunakan kartu ATM. Pada saat ini, semakin banyak
tempat usaha didalam negeri maupun diluar negeri yang
menerima pembayaran dengan menggunakan ATM. Berbeda
dengan uang tunai yang harus ditukarkan terlebih dahulu dengan
mata uang yang dikunjungi ketika melakukan transaksi di luar
negeri.

5. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam kegiatan usaha kartu ATM
menurut hukum Islam sangat erat kaitannya dengan prinsip akad yang
berlaku di dalamnya,baik dalam hubungan antara card holder dengan
issuer bank, hubungan issuer bank dengan merchant dan hubungan
card holder dengan merchant. Dasar hukum menurut fatwa DSN-MUI
33

yakni terdapat pada nomor 54/DSN-MUI/X/2006 tentang syariah


card. Dalam kegiatan usaha kartu ATM menggunakan akad wakalah.
Wakalah atau wikalah berarti menyerahkan, pendelegasian atau
pemberian mandat. Dalam hal ini wakalah adalah pelimpahan
kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain
sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan. Pihak kedua
hanya melaksanakan sebatas kuasa atau wewenang yang diberikan
oleh pihak pertama, namun apabila kuasa tersebut telah dilaksanakan
sesuai disyaratkan, maka semua risiko dan tanggung jawab atas
dilaksanakannya perintah tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pihak pertama atau pemberi kuasa (Sudarsono, 2015:84-85).
Adapun landasan hukum penerapan Al-Wakalah telah dijelaskan
dalam QS. Al-Kahfi (18):19.

          

            

        

        

Artinya :
“Dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling
bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di
antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)".
mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari".
berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di
antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,
dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka
hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia
Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu
kepada seorangpun.” (QS. Al-Kahfi/18: 19)
34

Ayat lain yang menjadi rujukan al-wakalah adalah dalam QS


Yusuf (12): 55.

         

Artinya :
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan". (QS. Yusuf/12: 55)

Dari konteks kedua ayat di atas menjelaskan bahwa sifat amanah


dalam pendelegasian wewenang itu sangat dibutuhkan, amanah yang
di berikan kepada manusia yang datang dari Allah SWT terkait
dengan segala bentuk perintah dan larangan yang dibebankan kepada
manusia yang wajib dijaga dan diamalkan. Sedangkan amanah dalam
pendelegasian wewenang diantara manusia dengan manusia terkait
dengan segala bentuk kepercayaan, baik dalam bentuk harta benda,
jabatan, rahasia maupun lain sebagainya. Begitu halnya dalam
perbankan, nasabah mewakilkan bank sebagai pengelola
keuangannya. Kredibilitas bank akan terjaga ketika pendelegasian atau
pelimpahan wewenang dari nasabah untuk mengelola uangnya
terhadap bank juga terjaga dengan baik.
Wakalah merupakan salah satu bentuk kreatifitas perbankan
syariah dalam meningkatkan kualitas produk, dengan tujuan dapat
mempermudah nasabah dalam melakukan kebutuhan transaksi. Dalam
akad ini nasabah telah memberikan pelimpahan wewenang terhadap
perbankan syariah dalam melakukan transaksi.
Operasional jasa Al-Wakalah dalam teknik perbankan syariah
adalah sebagai berikut :
a. Implikasi wakalah dalam perbankan syariah terjadi apabila
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
untuk melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer uang
melalui ATM. Pada proses transfer uang, pendelegasian tidak
secara langsung uangnya diberikan dari Al-Muwakkil kepada
35

bank sebagai Al-Wakil. Nasabah sebagai Al-Muwakkil meminta


bank untuk mendebet rekening tabungannya, dan kemudian
meminta bank untuk menambahkan di rekening nasabah yang
dituju sebesar pengurangan pada rekeningnya sendiri.
b. Kelalaian dalam menjalankan kuasa menjadi tanggung jawab
bank kecuali kegagalan karena force majeure menjadi tanggung
jawab nasabah.
c. Apabila bank yang di tunjuk lebih dari satu, maka masing-masing
bank tidak boleh bertindak sendiri tanpa musyawarah dengan
bank yang lain kecuali dengan seizin nasabah.
d. Tugas, wewenang, serta tanggung jawab bank harus sesuai
dengan kesepakatan nasabah bank.
e. Pemberian kuasa berakhir setelah tugas dilaksanakan dan
disetujui bersama antara nasabah dengan bank.
Rukun dari akad wakalah yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa hal, adalah sebagai berikut (Ascarya, 2013:104) :
1) Pelaku akad, yaitu muwakil (pemberi kuasa) adalah pihak yang
memberikan kuasa kepada pihak lain, dan wakil (penerima kuasa)
adalah pihak yang diberi kuasa.
2) Objek akad, yaitu taukil (objek yang dikuasakan).
3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Sedangkan syarat-syarat dari akad wakalah, yaitu objek akad
harus jelas serta dapat diwakilkan dan tidak bertentangan dengan
syarat Islam (Ascarya, 2013: 105).

6. Tips Menjaga Keamanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri/


Automatic Teller Machine)
ATM merupakan fasilitas perbankan yang sangat membantu
memudahkan transaksi keuangan. Dengan semakin banyaknya orang
yang melakukan transaksi keuangan dengan menggunakan ATM,
maka semakin beragam pula modus kejahatan terhadap pengguna
ATM. Untuk menghindari resiko kejahatan tersebut, sebaiknya
36

mengetahui cara-cara melakukan transaksi keuangan dengan


menggunakan ATM secara aman dan benar. Mesin ATM tidak
menyimpan data nasabah ataupun PIN nasabah. Hal ini dikarenakan
prinsip kerja mesin ATM hanya menyampaikan pesan nasabah pada
sistem komputer bank bersangkutan. Beberapa tips mengenai
keamanan kartu ATM (Vyctoria, 2013: 53-54) yaitu :
a. Jangan meminjamkan kartu ATM kepada orang lain.
b. Simpan kartu ATM pada tempat yang aman dan tidak mudah
dijangkau orang lain.
c. Jangan memberitahukan PIN kepada orang lain yang tidak berhak
untuk mengetahuinya.
d. Jangan sampai ada orang yang melihat saat menginput PIN,
gunakan tangan untuk melindungi saat penginfutan PIN.
e. Ganti PIN secara berkala. Hal ini bertujuan untuk menghindari
berbagai risiko pembobolan ATM.
f. Jangan menggunakan PIN yang mudah ditebak, misalnya tanggal
lahir.
g. Jangan menyimpan surat pemberitahuan PIN dari bank di dalam
dompet.
h. Jangan mencatat PIN dan menyimpannya dalam dompet apalagi
di belakang kartu ATM, hal ini akan menimbulkan risiko
kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak
bertanggungjawab.

7. Jaringan ATM (Anjungan Tunai Mandiri/Automatic Teller


Machine)
Beberapa bentuk jaringan kerja ATM yang dilakukan oleh
pengelola untuk semakin mempermudah dalam menggunakan ATM
adalah sebagai berikut (Latumaerissa, 2011: 285-286) :
a. Offline
Offline merupakan bentuk ATM yang paling sederhana,
bank pengelola tidak perlu menyiapkan software yang rumit
37

bahkan tidak perlu melengkapinya dengan mainframe. Sistem


Offline ini memungkinkan nasabah mengambil uang tunai tanpa
membaca file rekening yang bersangkutan. Cara seperti ini
sewaktu-waktu dapat merugikan bank karena nasabah dapat
mengambil uang melebihi saldo rekening yang ada, bentuk seperti
ini biasanya digunakan oleh bank karena belum adanya jaringan
komputer yang mendukung.
b. Stand Alone
ATM sudah dioperasikan dengan membaca file rekening
nasabah yang bersangkutan. Stand alone lebih berkembang dari
pada offline. Perangkat ATM sudah dihubungkan dengan
mainframe dalam skala kecil (CPU/PC) yang menyimpan file-file
rekening nasabah. Dengan menggunakan jaringan stand alone
selain dapat menarik uang dari rekeningnya, nasabah dapat
melihat saldo akhir dari rekening tersebut. Namun, keberadaan
ATM hanya terbatas dimanfaatkan oleh nasabah kantor cabang
yang bersangkutan saja, sedangkan nasabah kantor cabang-
cabang lainnya tidak dimungkinkan untuk memanfaatkannya
karena belum dihubungkan secara online. Dengan kata lain,
ketika mempunyai kartu ATM di bank A, berarti dalam
melakukan penarikan uang ataupun pengecekan saldo harus
dilakukannya dimesin ATM bank A.
c. Online (ATM integrated)
Online merupakan bentuk sistem jaringan ATM yang lebih
maju karena masing-masing ATM berada dibawah pengelolaan
suatu unit branch system yang telah dihubungkan secara online
yang satu dengan yang lainnya, sehingga nasabah disemua cabang
mempunyai jaringan komputer yang dapat memanfaatkan ATM
yang ada. Dengan adanya sistem jaringan online, nasabah tidak
terikat pada satu ATM melainkan dapat memanfaatkan ATM
terdekat dimana nasabah berada. Di negara Indonesia cenderung
menerapkan sistem jaringan ATM seperti ini.
38

d. ATM sharing
ATM sharing adalah sejumlah pengelola ATM integrated
yang membentuk satu jaringan dengan menggabungkan semua
ATM yang nasabah miliki. Dalam menggunkan sistem ATM
sharing, ada keuntungan yang didapatkan yaitu nasabah lebih
leluasa memanfaatkan ATM-ATM milik pengelola dan dapat
mengurangi persaingan antara pelayan ATM. Penggunaan sistem
jaringan ATM sharing biasanya diterapkan di Negara-negara
maju yang memiliki jaringan komputer yang mendukung.

E. Penelitian Terdahulu
Penelitian M. Haris Qamaruzzamana, Bayu Surarsob dan Suhartonoc
(2011), dengan judul “Determinasi Faktor-Faktor Keamanan E-Banking
Terhadap Kepercayaan dengan Pendekatan Technology Acceptance Model”.
Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa pada analisis determinasi faktor
keamanan dan faktor kemudahan e-banking terhadap kepercayaan
penggunaan e-banking dengan pendekatan Technology Acceptance Model,
determinasi faktor keamanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepercayaan pengguna e-banking. Determinasi faktor kemudahan
juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan
pengguna e-banking. Selanjutnya, berdasarkan pengujian secara bersama-
sama yaitu antara variabel dependent dengan dependent mempunyai
pengaruh positif dan signifikan.
Penelitian Mahisa Bima Sakti, Endang Siti Astuti dan Kertahadi
(2013), dengan judul “Pengaruh Persepsi Pengguna Teknologi Informasi,
Kemudahan, Risiko, Fitur Layanan Terhadap Minat dan Penggunaan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Rakyat
Indonesia Unit Ponggok Kabupaten Blitar)”. Hasil dari penelitiannya
menunjukan bahwa Persepsi Pengguna Teknologi Informasi, Kemudahan,
Risiko, Fitur Layanan berpengaruh positif terhadap Minat dan Penggunaan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Tetapi yang paling berpengaruh signifikan
yaitu Persepsi Pengguna Teknologi Informasi, Kemudahan, Risiko, Fitur
39

Layanan terhadap Minat Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dengan begitu,


jika nasabah bank berminat terhadap penerapan teknologi ATM maka secara
tidak langsung penggunaan ATM juga akan meningkat.
Penelitian Brian Dwi Saputro dan Sukirno (2013), dengan judul
“Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan, Kecemasan
Berkomputer dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Menggunakan Internet
Banking“. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan pada Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan, Kualitas
Layanan terhadap Minat Menggunakan Internet Banking pada nasabah
Bank Mandiri Yogyakarta. Tetapi terdapat pengaruh negatif pada
Kecemasan Berkomputer yang menunjukkan jika terjadi kenaikan pada
Kecemasan Berkomputer maka terjadi penurunan terhadap Minat
Menggunakan Internet Banking pada nasabah Banki Mandiri Yogyakarta.
Penelitian Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi (2014), dengan judul
“Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan
Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam
Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Program Layanan Internet
Banking BRI)”. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa Persepsi
Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam
Menggunakan Internet Banking. Artinya bahwa responden menyatakan
semua variabel bebas tersebut dianggap penting untuk dapat meningkatkan
minatnya dalam menggunakan layanan internet banking.
Penelitian Yeni Fitri Ardyatmi (2015), dengan judul “Analisis
Pengaruh Persepsi Risiko, Kepercayaan, dan Persepsi Kemudahan
Penggunaan Terhadap Pemanfaatan Atm Bagi Nasabah Bank Mandiri di
Surabaya”. Hasil dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa Persepsi
Risiko, Kepercayaan, dan Persepsi Kemudahan penggunaan secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap pemanfaatan ATM bagi
nasabah bank mandiri di surabaya. Semakin tinggi persepsi risiko,
kepercayaan, dan persepsi kemudahan penggunaan nasabah terhadap ATM
40

bank mandiri secara terus menerus akan meningkatkan pemanfaatan atm


bagi nasabah bank mandiri di surabaya.
Penelitian Ikhsan Toga Kharismawan dan Ibnu Widiyanto (2016),
dengan judul “Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kenyamanan
Akestabilitas, Keamanan Penggunaan Dan Kepercayaan Pelanggan Sebagai
Variabel Intervening Terhadap Minat Bertransaksi Ulang Secara E-Banking
(Studi Kasus Pada Nasabah Pengguna Internet Banking Di Kota
Semarang)”. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa Kemudahan
Penggunaan, Kenyamanan Akestabilitas, Keamanan Penggunaan Dan
Kepercayaan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening berpengaruh positif
terhadap Minat Bertransaksi Ulang secara E-Banking.
Penelitian Ni Luh Putu Eka Puspa Dewi, Ni Kadek Sinarwati dan
Gede Adi Yuniarta (2017), dengan judul “Pengaruh Persepsi
Kebermanfaatan, Kemudahan Penggunaan, Dan Keamanan Terhadap Minat
Menggunakan E-Banking Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1
Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha”. Hasil analisis yang
telah dilakukannya menunjukan bahwa, terdapat pengaruh positif signifikan
persepsi kebermanfaatan, kemudahan penggunaan, dan keamanan secara
bersama-sama terhadap minat menggunakan E-Banking pada mahasiswa
Jurusan Akuntansi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
Penelitian Ameer Hasan, Usman Asif, Muhammad Irfan Arif dan
Nimra Khan (2013), dengan judul “ATM Service Quality and its Effect on
Customer Retention: A Case from Pakistani Banks” penelitian tentang
“Kualitas Layanan ATM dan Pengaruhnya terhadap Retensi Pelanggan:
Kasus dari Bank Pakistan”. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa
pentingnya struktur lima faktor yang disebut ATMqual yang digunakan di
industri perbankan Ghana. Dimensi model ATMqual adalah kehandalan,
daya tanggap, kenyamanan, kemudahan penggunaan dan pemenuhan.
Kepuasan pelanggan memiliki efek langsung pada retensi pelanggan. Jika
pelanggan puas dengan kualitas pelayanan ATM, maka mereka akan
41

meningkatkan penggunaan terhadap ATM serta merekomendasikan kepada


orang lain untuk penggunaan produk dan layanannya.
Penelitian Garima Malik dan Sanjeev Bansal (2015), dengan judul
“Impact of ATM Service on Customer Perception and Satisfaction of Indian
Banks” penelitian tentang “Dampak Layanan ATM Terhadap Persepsi
Pelanggan dan Kepuasan di Bank India”. Hasil dari penelitiannya
menunjukan bahwa orang India lebih suka menggunakan ATM karena
menghemat banyak waktu mereka. Kepercayaan, keamanan & reliabilitas
adalah beberapa parameter yang menjadi kunci faktor mempengaruhi
penggunaan ATM.
Penelitian Yared Embiale (2016), dengan judul “The Effect Of
Automatic Teller Machine Service Quality On Customer Satisfaction: The
Case Of Commercial Bank Of Ethiopia In Hawassa City” penelitiannya
tentang “Pengaruh Kualitas Jasa ATM Terhadap Kepuasan Pelanggan:
Kasus Bank Komersial Etiopia Di Kota Hawassa”. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa semua dimensi kualitas layanan ATM (variabel
independen) seperti kehandalan, kenyamanan, keramahan pengguna,
keamanan, dan responsivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan. Selain itu, masing-masing dimensi memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap variasi kepuasan pelanggan, dimana
pengguna dimensi keramahan merupakan kontributor tertinggi diikuti oleh
keamanan, keandalan, responsif, dan dimensi kenyamanan masing-masing.

F. Kerangka Pemikiran
Perkembangan dunia perbankan saat ini berjalan dengan pesat,
sehingga menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang
menuntut suatu perbankan untuk lebih kritis dan peka terhadap perubahan
yang ada. Dalam kondisi yang semakin ketat, suatu perbankan harus bisa
berkembang dan bertahan. Salah satu yang harus dilakukan oleh perbankan
yaitu mempertahankan nasabahnya dengan memberikan layanan yang
memenuhi setiap kebutuhannya dengan mudah dan aman, sehingga nasabah
akan terus meningkatkan suatu pembelian/transaksi secara terus menerus
42

(berulang). Tidak dapat dipungkiri bahwa kecanggihan teknologi


manfaatnya dapat dirasakan oleh semua sektor, terutama sektor perbankan.
Kecanggihan teknologi ini sangat membantu sektor perbankan dalam
menjalankan berbagai kegiatan bank. Bank merupakan badan lembaga
keuangan. Seperti dijelaskan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan (Yaya, dkk. 2014: 48) : “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Kecanggihan teknologi telah membuat sektor perbankan
menghasilkan fasilitas jasa keuangan modern yang dengan mudah dapat
digunakan oleh nasabahnya. Sehingga nasabah dapat terpuaskan oleh
fasilitas jasa yang dimiliki oleh bank. Salah satu fasilitas jasa yang canggih
dimiliki oleh bank yakni elektronic banking yang didalamnya terdapat
ATM. ATM (Anjungan Tunai Mandiri) merupakan suatu fasilitas jasa
keuangan yang bisa digunakan 24 jam pada mesin ATM yang telah
disediakan oleh bank, kartu tersebut berbentuk kartu plastik digunakan
penarikan uang, pengecekan saldo maupun transfer tanpa menghadap
langsung pada teller dan menunggu antrian yang begitu menyita waktu.

1. Pengaruh Kemudahan terhadap Minat Ulang Nasabah dalam


Menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
Kemudahan didefinisikan sebagai sejauh mana seorang percaya
bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha
(Jogiyanto, 2007: 129). Pengguna teknologi mempercayai bahwa
mudah dipelajari, mudah dipahami, simple dan mudah
pengoprasiannya merupakan karakteristik dari kemudahan
penggunaan. Suatu kemudahan yang diberikan oleh fasilitas ATM
akan menentukan frekuensi minat ulang nasabah dalam melakukan
transaksinya dengan menggunakan ATM. Semakin tinggi tingkat
kemudahan dalam ATM, maka akan semakin tinggi pula minat ulang
nasabah dalam menggunakan ATM. Nasabah yang beranggapan
43

bahwa ATM merupakan fasilitas jasa yang praktis, mudah digunakan


serta mudah dipelajari tentu akan mengesampingkan segala
kekurangan yang ada pada ATM dan akan meningkatkan Minat ulang
untuk menggunakan ATM tersebut. Begitu juga sebaliknya,
rendahnya suatu kemudahan dalam melakukan transaksi
menggunakan ATM akan berpengaruh terhadap minat ulang nasabah
dalam menggunakan ATM. Ketika ATM sulit untuk dipelajari dan
sulit untuk digunakan, maka nasabah akan cenderung takut dan tidak
akan meningkatkan Minat ulang untuk menggunakan ATM. Dalam
penelitian Ameer Hasan, Usman Asif, Muhammad Irfan Arif dan
Nimra Khan (2013) di Pakistan, diperoleh bahwa kemudahan
merupakan salah satu dimensi model ATMqual yang memiliki efek
langsung pada retensi pelanggan. Jika pelanggan puas dengan kualitas
pelayanan ATM, maka mereka akan meningkatkan penggunaan
terhadap ATM serta merekomendasikan kepada orang lain untuk
penggunaan produk dan layanannya.

2. Pengaruh Keamanan terhadap Minat Ulang Nasabah dalam


Menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
Keamanan merupakan suatu kemampuan dalam melakukan
pengontrolan atau penjagaan terhadap informasi yang sifatnya rahasia
atau data privacy seorang nasabah dari tindak penipuan bahkan
pencurian perbankan online. PIN merupakan salah satu jaminan
keamanan yang terdapat pada ATM, yang bertujuan untuk melindungi
kartu ATM dari tindak kejahatan orang yang tidak bertanggungjawab.
Aspek keamanan dalam bertransaksi dengan menggunakan ATM akan
berpengaruh terhadap minat ulang nasabah dalam menggunakan
ATM. Semakin tinggi dan rendahnya tingkat keamanan yang terdapat
pada ATM, akan berpengaruh terhadap minat ulang nasabah dalam
bertransaksi menggunakan ATM. Ketika nasabah merasa aman
terhadap fasilitas yang diberikan ATM, maka nasabah tertarik akan
meningkatkan minat ulangnya menggunakan ATM. Begitupun
44

sebaliknya, jika nasabah merasa tidak aman terhadap fasilitas yang


diberikan ATM, maka nasabah cenderung untuk tidak meningkatkan
minat ulangnya menggunakan ATM. Seperti penelitian yang
dilakukan Garima Malik dan Sanjeev Bansal (2015) di India,
ditemukan bahwa keamanan merupakan salah satu parameter yang
menjadi kunci faktor positif mempengaruhi penggunaan ATM.

3. Pengaruh Kemudahan dan Keamanan terhadap Minat Ulang


Nasabah dalam Menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
Kemudahan dan keamanan dianggap sebagai faktor yang
mempengaruhi minat ulang nasabah dalam menggunakan ATM,
karena dengan adanya kemudahan dan keamanan yang diberikan oleh
fasilitas ATM akan mendorong nasabah meningkatkan minat ulang
transaksinya dalam menggunakan ATM dengan frekuensi yang lebih
tinggi. Dalam beberapa penelitian juga telah menunjukkan adanya
pengaruh dari variabel kemudahan dan keamanan terhadap minat
ulang seseorang dalam penggunaan fasilitas jasa keuangan canggih
yang termasuk dalam kategori electronic banking, seperti ATM
(Anjungan Tunai Mandiri). Penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan
Toga Kharismawan dan Ibnu Widiyanto (2016), menunjukan bahwa
Kemudahan Penggunaan dan Keamanan Penggunaan Sebagai
Variabel Intervening berpengaruh positif terhadap Minat Bertransaksi
Ulang secara E-Banking.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, paradigma penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut :
45

Kemudahan
Minat Ulang
(X1)
Menggunakan ATM
(Y)

Keamanan
(X2)

Gambar 2. 1 Paradigma Penelitian


Keterangan :
a. Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
X1 = Kemudahan
X2 = Keamanan
b. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang besar kecilnya ditentukan oleh
variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Y = Minat Ulang Menggunakan ATM

G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang sudah dijelaskan sebelumnya,
maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. H1o : Tidak Terdapat Pengaruh Kemudahan (X1) Secara
Parsial Terhadap Minat Ulang Nasabah dalam
Menggunakan ATM (Y).
H1a : Terdapat Pengaruh Kemudahan (X1) Secara Parsial
Terhadap Minat Ulang Nasabah dalam Menggunakan
ATM (Y).
2. H2o : Tidak Terdapat Pengaruh Keamanan (X2) Secara Parsial
Terhadap Minat Ulang Nasabah dalam Menggunakan
ATM (Y).
H2a : Terdapat Pengaruh Keamanan (X2) Secara Parsial
Terhadap Minat Ulang Nasabah dalam Menggunakan
46

ATM (Y).
3. H3o : Tidak Terdapat Pengaruh Kemudahan (X1) dan
Keamanan (X2) Secara Simultan Terhadap Minat Ulang
Nasabah dalam Menggunakan ATM ( Y).
H3a : Terdapat Pengaruh Kemudahan (X1) dan Keamanan (X2)
Secara Simultan Terhadap Minat Ulang Nasabah dalam
Menggunakan ATM (Y).

Anda mungkin juga menyukai