Anda di halaman 1dari 5

Desi Anggraini Sriwidayani

201610415025
Mobile Communication - UAS

MENGENAL SISTEM MOBILE PAYMET ( PEMBAYARAN


BERGERAK )
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada era modern saat ini sepertinya apa saja yang kita lakukan akan selalu berbau hal online
ataupun portable, misalnya kegiatan pesan antar, taksi atau ojek, booking tiket, hingga
pembayaran semua bisa melalui online. Semua ini dikarnakan ketelibatan ponsel yang makin
marak dan teknologi yang semakin canggih. Perkembangan penggunaan telepon seluler di
masyarakat yang makin pesat mampu memberi peluang bagi pengguna moblie payment. Alat
pembayaran yang biasa dilakukan hanya dengan menggunakan mata uang dalam kertas
ataupun logam ( koin ) saat ini bisa dilakukan hanya menujukan barcode dengan menggunkan
ponsel dalam bidang ini dikenal sebagai mobile paymentt. Mobile payment adalah pembayaran
barang atau jasa dengan menggunakan perangkat bergerak seperti telepon genggam atau PDA
yang telah memiliki kemampuan NFC .Teknologi ini dibentuk untuk mempermudah manusia
dan menyesuaikan kebutuhan manusia akan kegiatan melakukan pembayaran secara aman dan
mudah serta flexible. ( Mubaddilah Rafa’al, Mobile payment sebagai sistem pebayaran masa
depan, Universitas Nuku, 2013).
Maraknya pengguna telepon seluler ( Ponsel ) ditambah trend belanja online membuat para
pengguna / konsumen menginginkan inovasi teknologi yang mampu mempermudah aktivitas
mereka salah satunya dalam bertransaksi. Solusi baru kini dicoba dan dikembangkan dalam
melakukan fungsi penggantian cara transaksi untuk mempermudah konsumen, solusi baru ini
melibatkan tekonolgi ponsel sebagai media untuk bertransaksi. Telepon seluler akan
diposisikan sebagai alat yang bekerja menggantikan uang tunaii. Hasilnya, kini ponsel sudah
bisa dimanfaatkan untuk transaksi jual-beli, baik micropayment serta macropayment.
Keterlibatan ponsel dalam bidang ini dikenal sebagai mobile payment.
Mobile payment menawarkan berbagai keunggulan namun layanan ini perlu diatur dan diawasi
agar segala keunggulan tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, industri perbankan meningkatkan layanan
jasa perbankan kepada nasabahnya melalui layanan perbankan bergerak atau mobile banking
atau biasa disebut m-banking untuk kegiatan transfer dana kapanpun dan dimanapun mereka
berada walupun tidak sedang berada di atm sehingga memberikan nilai tambah bagi para
nasabahnya.
PEMBAHASAN
Sosial Constructions Of Technology ( SCOT )
Para pendukung scot yaitu, konstruktivis sosial berpendapat bahwa “ teknologi tidak
mendeterminasi ( menentukan ) tindkan manusia, melainkan sebaliknya, teknologi terbentuk
untuk menyesuaikan kebutuhan manusia. ” mereka juga bependapoat bahwa “ teknologi yang
digunakan tidak dapat dipahami tanpa memahami lebih dulu bagaimana sebuah teknologi yang
tertanam berhubungan dengan konteks sosialnya. Manusia memiliki kuasa terhadap teknologi,
manusia yang menentukan akan seperti apa teknologi bermanfaat dan untuk apa. Inilah yang
disebut konstruksi sosial terhadap teknologi.
TEKNOLOGI MOBILE PAYMENT
Keterlibatan ponsel dalam dalam bidang ini dikenal sebagai mobile payment. Mobil payment
adalah pembayaran barang atau jasa menggunakan perangkat bergerakseperti telepon genggam
atau PDA yang telah memiliki kemampuan NFC. Near Field Communication semacam
protokol komunikasi jarak pendek yang membuat dua alat elektronik bisa tersambung satu
sama lain. NFC Semakin populer digunakan oleh pengguna smartphone salah satu fungsi NFC
yaitu untuk pembayaran cashless. Diera sekarang istilah cashless semakin kencang digunakan
tentu kehadiran NFC yang bisa membuat alat pembayaran sangat berguna, hanya dengan
menempelkan smartphone mu ke alat tertentu. Nantinya NFC akan memberikan data yang
dibutuhkan sehingga prosess pembayaran bisa diproses dengan cepaat. Menurut McKitterick (
2003 ) “ beberapa atribut penting mendasari mobile payment diantaranya adalah aktor yang
telibat, karakterisasi dari mobile payment, skenario mobile payment dan operasi yg terlibat
dalam mobile payment. Ada banyak jenis barang dan jasa yang dapat dibeli dengan mobile
payment misalnya, musik, video, ringtones, games, buku, majalah, tiket, dll. Saat ini di
Indonesia juga telah banyak platform mobile payment yg cukup menjadi trend terutama
dikalangan anak muda yaitu seperti Go-Pay, Ovo, Dana, Linkaja, dan masih banyak lagi
platform mobile payment. Namun dilansir dari artikel info komputer melalui sebuah studi Iprice
mengungkapkan Go-pay sebagai layanan mobile payment yg terpopuler di Indonesia sejak
2017 – 2019 data tersebut berdasarkan analisis jumlah data pendownload aplikasi dan
pengguna aktif bulanan, lalu disusul oleh Ovo, Dana, Linkaja dan Jenius.

Pengelompokan Karakteristik Mobile Payment


Pembayaran secara mobile dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori seperti, Tipe
Transaksi, Tipe Penanganan, Tipe Konten, dan Nilai Konten.
1. Berdasarkan tipe transaksi :
 Pay per View, pengguna membayar untuk setiap penggunaan dari layanan.
 Pay per Event, pengguna membayar untuk suatu layanan jasa selama rentang
waktu atau nilai tertentu.
 Pay per Unit, pengguna membayar berdasarkan unit nilai yang digunakan
konsumen.
 Tarif Flat, pengguna membayar secara periodik ( berlangganan ) untuk akses
kepada produk secara tak terbatas.
2. Tipe Penanganan Pembayaran :
 Pra- bayar, pengguna terlebih dahulu membayar sejumlah uang, setelah itu
apanila digunakan makan biaya akan dipotong dari uang sebelumnya.
 Pasca bayar, pengguna akan ditagih atas penggunaan layanan setelah
digunakan.biasanya ditagih setiap periode perbulan.
3. Tipe Konten : barang digital, layanan digital, barang fisik, tiket.
4. Nilai Konten : Pembayaran mikro yaitu membyar produk dibawah 10 euro, Pembayaran
makro yaitu membayar produk seharga diatas 10 euro.
Pembayaran seperti itu merujuk pada pembayaran menggunakan pulsa ponsel atau pembayaran
menggunakan ponsel yg bisa berkomunikasi dengan perangkat tujuan, memanfaatkan
teknologi nirkabe seperti NFC atau melalui SMS. NFC sering dibandingan dengan bluetooth,
namun NFC dinilai lebih unggul daripada bluetooth untuk digunakan dalam layanan
pembayaran karna jaringan yg lebih cepat antarperangkat, memiliki jarak lebih pendek dan
membuat lebih aman digunakan ditempat umum. Namum ada beberapa permasalahan pada m-
payment berbasis NFC yaitu : Gangguan terhadap proses pembayaran, Komunikasi NFC
muncul dalam dua model komunikasi aktif dan pasif. Sedangkan SMS adalah layanan data yg
paling populer ditawrakan oleh operator jaringan seluler dan paling banyak digunakan untuk
m-payment. Sms memiliki 3 karakteristik penting dalam aplikasi pemabayaran yaitu, Store
And Forward: pesan dkirim dari ponsel pengirim untuk operator, ketika telepon penerima yg
dimaksud tersedia untuk pesan ini, pesan ini menjadi diterima, lalu operator mengirim pesan
ini melalui penerima. Lalu kurangnya enkripsi yaitu sms dikirim sebagai teks saja. Dan yg
ketiga kurangnya bukti pengiriman.

Resiko Mobile Payment


Menurut Untoro, R aria Trenggana, Komala Dewi dalam jurnal Pemetaan produk dan resiko
pembayaran bergerak dalam sistem pembayaran di Indonesia, “ Resiko m-payment dapat
dikategorikan sebagai resiko tradisional misalnya, penolakan atau pencurian layanan,
hilangnya pendapatan, reputasi, daan basis pelanggan atau resiko yang tergolong baru seperti
pencucian uang. ( Trenggana dan Komala, 2013:30 )
Dibawah ini berikut kategori resiko m-payment menurut (Luke dan Hicham, 2012) :
 Resiko Fraud : Kegagalan untuk mencegah atau menghalangi transaksi yg tidak sah,
intersepsi informasi rahasia, atau aktivitas penipuan lainnya. Resiko ini terjadi dalam
proses transaksi sehingga menimbulkan kerugian bagi pengguna.
 Resiko Pencucian Uang : Kegagalan untuk memenuhi pencatatan, penyaringan dan
persyaratan pelaporan dimaksudkan unutk mendeteksi kejahatan keuanan, mencegah
ilegal lintas batas pembayaran.
 Resiko Teknologi : kegagalan untuk melindungi informasi keuangan rahasia.
Dan dibawah ini beberapa analisa resiko layanan m-payment menurut sumber ( Untoro, R. Aria
Trenggana, Komala Dewi. Pemetaan Produk Dan Resiko Pembayaran Bergerak Dalam Sistem
Pembayaran di Indonesia. 2013 ) :
 Resiko Fraud & Teknologi : Melakukan transaksi menggunakan fasilitas over the air (
Wifi, sinyal radio ) antara ponsel dengan NFC. Dan berdampak pada pengguna layanan
seperti transaksi gagal, data tercuri, informasi bocor, dana hilang/berkurang. Lalu upaya
yg harus dilakukan yaitu, Enkripsi, Standarisasi pengamanan jaringan, Edukasi
penggunaan layanan yg aman kepada konsumen, Pelibatan pihak asuransi.
 Resiko pencucian uang : Kurangnya verifikasi dan ketidaksesuaian dalam penerapan
prosedur kepada konsumen yg akan melakukan transaksi keuangan menggunakan m-
payment. Dan berdampak pada penyedia layanan seperti kerugian individu, golongan
maupun negara. Lalu upaya yg harus dilakukan yaitu, kegiatan pelatihan untuk staf
dalam melakukan verifikasi pertanyaan costumer, pengelolaan rekening bersama dgn
pihak perbankan.

KESIMPULAN
Berdasarkan tulisan diatas dapat disimpulkn bahwa segala sesuatu memang tidak ada yang
sempura tak terkecuali teknologi buatan manusia mobile payment yang memiliki kekurangan
dan kelebihan. Satu sisi m-payment ini merupakan langkah yg menawarkan berbagai
kemudahan dalam bertransaksi keuangan, namun di sisi lain layanan ini banyak memiliki
resiko karna kompleknya atau rumitnya teknologi yg diterapkan. Manfaat terbesar yg dirasakan
oleh pengguna mobile payment adalah semakin mudah melakukan transaksi, tagihan, dan
transfer dana membuat penggunanya nyaman dalam memenuhi kebutuhan dngan
menggunakan layanan pada m-payment. Selain itu juga keuntungan m-payment membuat
masyarakat tidak mengahruskan kemanapun membawa uang tunai dalam jumlah besar. Namun
diperlukan juga usaha untuk mengubah kebiasaan masyarakat yg biasa membawa atau
memegang uang tunai ke masyarakat tidak memegang uang tunai.
Proses penyampaian pesan menggunakan teknologi sangat bergantung pada pengalaman dan
prilaku orang. Komunikasi terbangun dalam sebuah sistem yg saling berhubungan satu sama
lain. Berkaitan dengan cara apa yang disuguhkan oleh pemilik platform dalam bertransaksi.
Kebutuhannnya cukup unik, sehingga bisa disimpulkan bahwa teknologi terterntu tidak serta
merta cocok digunakan untuk semua layanan. Dari yang ada saat ini rata-rata m-paymet
menggunakan tiga cara untuk pembayaran yakni QR Code, NFC, dan OTP. Misalnya layanan
m-payment digunakan untuk pembelian pulsa melalui verifikasi berbasis OTP, lalu bagaimana
lm-payment digunakan untuk melakuka pembelian barang melalui NFC, atau bagaimana
layanan digunakan untuk transaksi pengguna yg dibisa digunakan secara cepat dengan
membidik barcode yg di generate oleh aplikasi.
SARAN
Perlunya meningkatkan keandalan jaringan bagi pengguna layanan sehingga proses transaksi
dapat berjalan dengan lancar. Perlunya meningkatkan kesadaran pengguna layanan dalam
memahami kegunaan dari setiap fitur mobile payment, resiko, dan cara transaksi aman. Perlu
adanya standarisasi teknologi antar penyedia agar memudahkan pengawasan sehingga dapat
meminimalisir resiko fraud, teknologi, dan pencucian uang. Dan juga diperlukan sinyal yang
lebih kuat untuk menekan resiko gagal transaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Rafa’al Mubaddilah. (2018). “ Mobile Payment sebagai sistem pembayaran masa depan ”.
Universitas Nuku ( Diakses pada kamis 03/01/2020, 16.03 )
McKitterick, D. and Dowling,J. (2003). “State of the art riview of mobile payment technology”.
Departement of Computer Science: Trinity College Dublin
Nordlie Luke, Chahine Hicham. (2012). “ Mitigating The Risk In Mobile Banking: on the
website of ABA Banking Journal ”
Untoro, R. Aria Trenggana, Komala Dewi. (2013). “ Pemetaan Produk dan Resiko
Pembayaran Bergerak dalam sistem Pembayaran di Indonesia ”
https://dailysocial.id/post/perkembangan-mobile-payment-indonesia ( Diakses pada 04 Januari
2020, 13.42 )
https://infokomputer.grid.id/read/121818245/nih-sepuluh-daftar-e-wallet-terpopuler-di-indonesia-
2019-versi-iprice?page=all ( Diakses pada 03 Januari 2020, 13.26 )

Anda mungkin juga menyukai