Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NASIONALISME PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Drs. Achmad Musoddaq, M.Si

Disusun Oleh:

Eka usma nur azizah (221105020010)


Siti zaidatul khasanh (221105020032)
Akbar trico destira budi (221105020009)
Rika amelia (221105020031)
Diana Lulita (221105020003)
Istianatul Lailiyah (221105020006)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

2022
Daftar Isi

SAMPUL..............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................


1.2 Rumusan Masalah............................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................
1.4 Manfaat............................................................................................
BAB II Isi Pembahasan.........................................................................................
2.1 Pengertian Nasionalisme Pendidikan Kerakter Bangsa……………
2.2 Identitas Nasional sebagai karakter Bangsa……………………….
2.3 Tujuan Nasionalisme Pendidikan Karakter Bangsa………………
2.4 Prinsip Nasionalisme Pendidikan karakter Bangsa………………..
BAB III Penutup....................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Daftar Pustaka....................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah
menuju Zaman Islamiah sekarang ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun meteri mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada kami
dan pada teman-teman yang telah membantu serta dapat menjadikan semua bantuan
sebagai ibadah. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca sekalian. Amin.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat usia kemerdekaan Republik Indonesia menjelang tujuh puluh tahun, persoalan
terkait nasionalisme masih sering muncul. Hal ini menjadi relavan dikaji dengan seiringnya
muncul konflik di beberapa daerah yang bernuansa kesukuan atau agama ada adanya gerakan
yang mengarah pada separatisme. Nasionalisme sebagai bagian integral dari wawasan
kebangsaan pada dasarnya merupakan khazanah bangsa yang mengakar kuat sejak lama
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sejak lama bangsa ini merasakan keterkaitan satu sama
lain untuk bersatu menuju tujuan bersama, yaitu kesejahteraan hidup. Nasionalisme tidak
hanya menjadi semangat yang membuat bangsa Indonesia mampu berjuang mencapai dan
mempertahankan kemerdekaanya dari bangsa lain. Lebih dari itu, nasionalisme telah menjadi
perekat bangsa ini di saat sejumlah upaya merusak persatuan bangsa datang dari dalam
bagian bangsa ini.
Nasionalisme pada saat seperti itu telah menjadi penyelamat bangsa dan negara ini dari
perpecahan berlatarbelakang agama, etnis, maupun potik yang benihnya akan mudah dipupuk
dalam bangsa multikultur seperti Indonesia saat ini. Semangat hidup dalam satu wadah
kebangsaan telah menjadikan keinginan sebagian kecil masyarakat untuk memisahkan diri
dari keluarga besar bangsa seolah menjadi riak yang tidak berarti. Nasionalisme sejatinya
dapat juga menjadi senjata ampuh dalam konteks kehidupan modern terutama di tengah arus
globalisasi, terutama untuk mempertahankan identitas bangsa dari gempuran budaya asing.
Nasionalsme dengan demikian diharapkan menjadi filter aktif yang membentengi bangsa dari
gaya hidup ala bangsa lain yang tidak sesuai bahkan tidak konstruktif bagi pembangunan
karakter bangsa.

Namun demikian, di balik besar peranan nasionalisme dalam menjaga kehidupan bangsa ini,
sejumlah tantangan harus tetap hadir dan menjadi masalah tersendiri yang perlu menjadi
perhatian. Untuk itulah, semangat nasionalisme menjadi urgen untuk kembali diwujudkan
dalam kehidupan masyarakat di daerah konflik.tujuanya adala mengembalikan solidaritas
kebangsaan yang telah terkikis akibat adanya konflik yang berkepanjangan.1

1.1 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan beberapa masalah penting sebagai
berikut:
1. Apa nasionalisme dan pendidikan karakter bangsa?
2. Bagaimana peranan pendidikan karakter dalam membentuk sikap nasionalisme?
3. Bagaimana identitas nasional sebagai karakter bangsa?
4. Bagaimana pancasila sebagai identitas dan karakter bangsa?

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa itu nasionalisme dan pendidikan karakter bangsa.
2. Untuk mengetahui peranan pendidikan karakter dalam membentuk sikap nasionalisme.
3. Untuk mengetahui identitas nasional sebagai karakter bangsa.
4. Untuk mngetahui pancasila sebagai identitas dan karakter bangsa.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Manfaat penulisan makalah ini adalah supaya bisa menjadi bahan masukan dan
pembelajaran bagi para pembaca khususnya bagi para mahasiswa UIN KHAS JEMBER
mengenai Nasionalisme dan Pendidkan Karakter Bangsa.

1
Edy Suandi Hamid, Peran Pendidikan untuk Mengukukuhkan Nasionalisme dan Membangun Karakter
Bangsa,2010, diaksesa dari https;//jurnal.uii.ac.id pada tanggal 1 November 2022, pukul 12.30.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nasionalisme Pendidikan Karakter Bangsa

Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga chauvinisme, yakni semangat


kebangsaan yang negatif karena mengandung makna perasaan cinta terhadap
bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, namun memandang rendah bangsa lain.
Jenis yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif.
Semangat kebangsaan dalam arti luas ini ini merupakan sikap atau perasaan cinta
yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk


menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya
terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk
melakukan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan


pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih
kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup
yang lebih baik.

2.2 Identitas Nasional sebagai karakter Bangsa

Pengertian identitas nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,


Filsafat pancasila dan juga sebagai Ieologi Negara sehingga mempunyai kedudukan
paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini
adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain sebagai dasar negara
yang merupakan norma peraturan yang harus dijunjung oleh semua warga negara
tanpa kecuali “rule of low” , yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga
negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang dinamis di indonesia
atau juga istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Unsur pembentuk Identitas Nasional yaitu:


1) Suku Bangsa adalah golongan sosial yang khusus bersifat askriftif (ada sejak
lahir) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
2) Agama : Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-
agama yang tumbuh dan berkembangbdinusantara adalah agama Islam, Kristen,
Khatolik ,Budha, Hindu, Khong hu cu.
3) Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah-
perangkatatau model-model yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk perangkat dan memahami yang dihadapi dan digunakan sebagai
rujukan dan pedoman untuk bertindak.
4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur
ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana interaksi antar manusia.

2.3 A.Tujuan Pendidikan Karakter

A.Tujuan pendidikan karakter mengacu pada fungsi pendidikan Nasional.


UU RI No 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Adapun tujuan lain pendidikan karakter, yaitu :
a. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga
Negara yang berbudaya dan karakter bangsa.
b. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan

B.Tujuan Nasionalisme

Nasionalisme hadir bukan tanpa alasan, melainkan ada tujuan di baliknya. Berikut ini
tujuan nasionalisme.

- Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan


musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban

- Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan yang berlebihan) dari warga negara (individu


dan kelompok).

2.4 A.Prinsip Nasionalisme Pendidikan Karakter bangsa

Semangat kebangsaan dalam negara, dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme, yakni:

1. Kesatuan

Ini merupakan kesatuan dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan
doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem
pertahanan keamanan, dan aturan kebudayan.

2. Kebebasan

Ini memberi kita kebebasan dalam beragama, berbicara, berpendapat secara lisan dan
tertulis, serta berkelompok dan berorganisasi.

3. Kesamaan

Prinsip ini memnjelaskan setiap anggota bangsa memiliki kesamaan dalam kedudukan
hukum, hak dan kewajiban.

4. Kepribadian

Prinsip identitas, yaitu memiliki harga diri (self esteem), rasa bangga dan rasa sayang
terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang tumbuh sesuai dengan sejarah dan
kebudayaan.

5. Prestasi

Prestasi, yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan, serta kebesaran dan


kemanusiaan dari bangsanya

B. Prinsip Pendidikan Karakter

Menurut Asmani (2012:56-57), terdapat prinsip-prinsip yang harus dijalankan untuk


mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, yaitu:

1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 


2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran ,
perasaan dan perilaku.
3. Menggunakan pendekatan yang tajam proaktif dan efektif untuk membangun
karakter. 
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mewujudkan perilaku yang
baik. 
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membangun
mereka untuk sukses. 
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik. 
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai
tanggung jawab untuk pendidikan karakter yang setia pada nilai dasar yang sama.
9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan yang luas dalam membangun
inisiatif pendidikan karakter. 
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
guru-guru karakter dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik

Anda mungkin juga menyukai