Anda di halaman 1dari 87

https://s.

id/17mUh
Scan me
KEBIJAKAN
KURIKULUM MERDEKA

Salatiga, 31 Mei 2022


EPISODE MERDEKA BELAJAR
………………… ?
Episode Merdeka Belajar Hingga Saat Ini

EPISODE 3 EPISODE 6 EPISODE 7


EPISODE 4 EPISODE 5
EPISODE 1 EPISODE 2 TRANSFORMASI
PERUBAHAN PROGRAM PROGRAM PROGRAM
MERDEKA KAMPUS DANA PEMERINTAH
MEKANISME ORGANISASI GURU SEKOLAH
BELAJAR MERDEKA UNTUK
BOS PENGGERAK PENGGERAK PENGGERAK
PENDIDIKAN
TINGGI

EPISODE 12 EPISODE 13 EPISODE 14


EPISODE 8 EPISODE 10 EPISODE 11
EPISODE 9 SEKOLAH MERDEKA KAMPUS
SMK PUSAT PERLUASAN KAMPUS
KIP KULIAH AMAN BERBUDAYA MERDEKA DARI
KEUNGGULA PROGRAM MERDEKA
MERDEKA BERBELANJA DENGAN KEKERASAN
N BEASISWA LPDP VOKASI
BERSAMA KANAL SEKSUAL
SIPLAH INDONESIANA

EPISODE 15 EPISODE 16 EPISODE 18


EPISODE 17 EPISODE 19
KURIKULUM AKSELERASI DAN MERDEKA
PENINGKATAN DANA
REVITALISASI RAPOR
MERDEKA DAN BERBUDAYA
PAUD DAN PENDIDIKAN BAHASA PENDIDIKAN
PLATFORM DENGAN DANA
SETARA DAERAH INDONESIA
MERDEKA INDONESIAN
TUJUAN
Meningkatkan pemahaman Kebijakan
Kurikulum Merdeka dan Strategi
Implementasinya di Satuan Pendidikan
s.id/Y9bV
7
1. Kebijakan dan
karakteristik Kurikulum
Merdeka
VISI PENDIDIKAN INDONESIA Beriman,
bertakwa kepada Berkebinekaan


Tuhan Yang Global
Maha Esa, dan
berakhlak mulia
mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan Bergotong
Mandiri
berkepribadian melalui terciptanya PELAJAR
Royong

Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, PANCASILA


kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, bergotong royong,
dan berkebinekaan global
“ Bernalar
Kritis
Kreatif

9
Kurikulum prototipe adalah bagian dari upaya sistemik untuk mengatasi
krisis belajar: rendahnya kompetensi dasar dan ketimpangan yang tinggi.

● Indonesia telah berhasil


Persebaran Skor AKSI (2019) meningkatkan secara signifikan
akses (angka partisipasi),
Kalimantan terutama pada jenjang
Sumatra • B. Indonesia (I) 49,0 -6% pendidikan dasar.
• I 48,0 -8% • Matematika (M) 39,5 -8%
• M 39,2 -9% • IPA (S) 43,0 -5%
Sulawesi ● Namun data berbagai survei
• I 46,4 -11%
• S 42,5 -6%
37,7 -12% Papua dan Maluku
nasional dan internasional, serta
• M
• S 41,3 -9% • I 46,7 -11% trend skor Ujian Nasional
DKI Jakarta & • M 36,9 -14% mengindikasikan bahwa dalam
DI Yogyakarta Jawa (non-DKI dan • S 40,9 -10% 15-20 tahun terakhir, hasil
• I 52,3 DIY) 50,2 -5%
• I Bali
belajar tidak mengalami
• M 4,1 41,2 -5%
• S 45,4 • M 44,0 -4%
Nusra
46,5 -11% peningkatan.
• S • I 3,8 -12%
• M 41,2 -9%
● Survei AKSI juga menunjukkan
• S adanya ketimpangan besar antar
Legenda xx
daerah dalam hasil belajar
Skor AKSI (SMP) xx % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
: murid.

Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10
Riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran
(learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan

Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari


kelas 1 ke kelas 2 SD.
▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu
Literasi tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk
literasi dan 78 poin untuk numerasi.
-52

(6 bulan) ▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1


berkurang secara signifikan (learning loss).

▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6


bulan belajar.
Numerasi
▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara
-44 dengan 5 bulan belajar.

(5 bulan) (Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di


4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021)
SEBELUM Indikasi SESUDAH
(TA 19/20) Learning Loss (TA 20/21)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11


Kurikulum Merdeka:

Karakteristik apa dari Kurikulum


Merdeka yang diharapkan dapat
memulihkan pembelajaran?
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum
secara lebih komprehensif

Rancangan dan Arah Perubahan Kurikulum:


Implementasi Kurikulum Saat Ini:

Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam
satu tahun
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan Fokus pada materi yang esensial, Capaian
yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
didik
Memberikan keleluasaan bagi guru
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
sehingga guru kurang leluasa dalam kebutuhan dan karakteristik peserta didik
mengembangkan pembelajaran kontekstual
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis
bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
untuk mendukung proses belajar guru melalui
berbagi praktik baik
praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka,
implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing

Satuan pendidikan menentukan pilihan


Pilihan 1: Mandiri Belajar berdasarkan Angket Kesiapan
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Implementasi Kurikulum Prototipe yang
Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan mengukur kesiapan guru dan tenaga
yang sedang diterapkan. kependidikan. Tidak ada pilihan yang
paling benar, yang ada pilihan yang
Pilihan 2: Mandiri berubah paling sesuai kesiapan satuan
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan
pendidikan. Semakin sesuai maka
perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan semakin efektif implementasi Kurikulum
pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Prototipe.

Pilihan 3: Mandiri Berbagi


Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di
satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
DASAR HUKUM
1. Kepmendikbudristek Nomor 56 tahun 2022
2. Permendikbudristek Nomor 5 tahun 2022
3. Permendikbudristek Nomor 7 tahun 2022
4. Permendikbudristek Nomor 16 tahun 2022
5. Permendikbudristek Nomor 21 tahun 2022
6. Keputusan Ka.BSKAP Nomor 8 tahun 2022
7. Keputusan Ka.BSKAP Nomor 9 tahun 2022
2. Strategi IKM Jalur Mandiri
STRATEGI IKM JALUR
MANDIRI
1 2

Memfasilitasi
4 pengembangan
3 Menyediakan Komunitas Belajar
(High Touch)
Pelatihan
Mandiri dan Sumber
5
Belajar Guru
(High Tech)
TINDAK LANJUT REKOMENDASI
PENDAFTARAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM
Selamat! Anda akan MERDEKA
mendapatkan Rekomendasi
Umum dan Khusus
Pelajari dan terapkan
rekomendasi umum dan
khusus ini untuk
melangkah ke tahap
Implementasi Kurikulum
Merdeka

Rekomendasi ini dapat


diunduh dalam format PDF
melalui menu "UNDUH
HASIL"

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan


Teknologi
TINDAK LANJUT REKOMENDASI IKM
SMP N … KOTA MAGELANG
NO REKOMENDASI MEI JUNI JULI

1 I II III IV V I II III IV I II III IV


2
3
4
5
6
7
8

Kota Magelang, Mei 2022


Kepala Sekolah

…………….
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
yang utama holistik: digital, mata pelajaran diberlakukan hanya untuk yang
Informatika menjadi mata Struktur lebih sederhana dengan memiliki hambatan
Penguatan literasi dini • Untuk memahami
pelajaran wajib Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran, intelektual
dan penanaman karakter lingkungan sekitar, mata
menyiapkan diri untuk yaitu Umum dan Kejuruan.
melalui kegiatan bermain- pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru
menentukan pilihan mata Persentase kelompok kejuruan Untuk pelajar di SLB yang
belajar berbasis buku digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk
pelajaran di kelas 11. Mata meningkat dari 60% ke 70% tidak memiliki hambatan
bacaan anak mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru
pelajaran yang dipelajari intelektual, capaian
Pengetahuan Alam dan pemula, sehingga guru mata
Fase Fondasi untuk serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran pembelajarannya sama
Sosial (IPAS) pelajaran tidak harus
meningkatkan kesiapan berbasis projek dengan dengan sekolah reguler
berlatar belakang pendidikan Di kelas 11 dan 12 pelajar
bersekolah • Integrasi computational mengintegrasikan mata pelajaran yang sederajat, dengan
informatika mengikuti mata pelajaran dari
thinking dalam mata terkait. menerapkan prinsip
Pembelajaran berbasis Kelompok Mapel Wajib, dan
pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
projek untuk penguatan memilih mata pelajaran dari
Indonesia, Matematika, projek untuk penguatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
profil Pelajar Pancasila kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
dan IPAS profil Pelajar Pancasila menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
dilakukan melalui dan Keterampilan Vokasi
dilakukan minimal 3 kali minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
kegiatan perayaan hari • Bahasa Inggris sebagai sesuai minat, bakat, dan
dalam satu tahun ajaran SLB juga menerapkan
besar dan perayaan mata pelajaran pilihan aspirasinya
Pelajar dapat memilih mata pembelajaran berbasis
tradisi lokal
Pembelajaran berbasis Pembelajaran berbasis pelajaran di luar program projek untuk menguatkan
projek untuk penguatan projek untuk penguatan profil keahliannya Pelajar Pancasila dengan
profil Pelajar Pancasila Pelajar Pancasila dilakukan mengusung tema yang
dilakukan minimal 2 kali minimal 3 kali dalam satu Alokasi waktu khusus projek sama dengan sekolah
dalam satu tahun ajaran tahun ajaran, dan pelajar penguatan profil pelajar reguler, dengan
menulis esai ilmiah sebagai Pancasila dan Budaya Kerja kedalaman materi dan
syarat kelulusan untuk peningkatan soft skill aktivitas sesuai dengan
(karakter dari dunia kerja) karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB
KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 23
Teknologi
Dukungan untuk kesiapan implementasi

Dukungan apa yang diberikan Pemerintah


untuk satuan pendidikan yang menerapkan
Kurikulum Merdeka?
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat
ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas
pendidikan.

Penyediaan ● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional
Perangkat ajar: sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui
01 buku teks dan platform digital bagi guru. Satuan pendidikan dapat melakukan pengadaan buku teks secara
mandiri dengan BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan
bahan ajar
● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri
pendukung

● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi
Pelatihan dan digital.
penyediaan ● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya,
sumber belajar melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
02 guru, kepala ● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang
dapat diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).
sekolah, dan ● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi
pemda Kurikulum Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di komunitasnya

Jaminan jam
mengajar ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru
03 dan tunjangan ● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan
profesi Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
guru
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks) yang
digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran

Buku teks mata pelajaran Pendidikan Modul ajar Bahasa Indonesia untuk Modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Fase D (SMP) Pancasila dengan tema Bhineka
kelas X Tunggal Ika untuk Fase A
Contoh dukungan yang dapat disediakan oleh Dinas Pendidikan:

Helpdesk Daerah Memfasilitasi Komunitas Memfasilitasi kolaborasi


Praktisi satuan pendidikan dan
Untuk berkonsultasi dengan masyarakat
cepat, satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan mendorong dan
pendidik dapat menghubungi tim memfasilitasi proses belajar para Dinas Pendidikan menjadi hub
helpdesk di tingkat daerah pendidik dan tenaga kependidikan atau penghubung antara satuan
untuk menerapkan Kurikulum pendidikan dan masyarakat
Pemerintah Pusat memberikan Merdeka melalui dukungan (perguruan tinggi, organisasi non-
dukungan dan dampingan untuk terhadap beragam komunitas profit, komunitas pendidikan, dsb.)
helpdesk daerah praktisi, misalnya MKKS, MGMP, yang dapat mendukung satuan
serta komunitas bagi guru untuk pendidikan menerapkan
belajar Kurikulum Merdeka
Platform Merdeka Mengajar

Pemerintah mendukung kemerdekaan


guru untuk menerapkan Kurikulum
Merdeka
Informasi & rujukan:

Di mana informasi tentang Kurikulum


Merdeka yang lebih mendalam dan
menyeluruh dapat dipelajari?
Dokumen yang tersedia dalam Sistem Informasi Kurikulum Nasional (SIKN):

1. Sering Ditanyakan (FAQ)


2. Panduan-panduan Kurikulum Merdeka 3. Kajian/Naskah Akademik
a. Panduan Pengembangan Kurikulum a. Kajian Pengembangan Profil Pelajar
Operasional di Satuan Pendidikan Pancasila
b. Pembelajaran Paradigma Baru b. Kajian Akademik Kurikulum untuk
Pemulihan Pembelajaran
c. Panduan Pembelajaran dan Asesmen
c. Naskah Akademik Muatan Informatika
d. Panduan Pengembangan Projek
dalam Kurikulum 2013
Penguatan Profil Pelajar Pancasila 4. Risalah Kebijakan
e. Panduan Penyusunan Program a. Dampak Penyederhanaan Kurikulum
Pembelajaran Individual Terhadap Pembelajaran
f. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif b. Praktik Menjanjikan Penerapan Kurikulum
Prototipe Pada Program Sekolah
Penggerak
Implikasi bagi Satuan Pendidikan
BAGI TIM PENGEMBANG KURIKULUM
1. Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
2. Mengkoordinasikan Projek Penguatan Karakter Pelajar
Pancasila
BAGI GURU
1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)
2. Menjabarkan CP menjadi Tujuan Pembelajaran (TP)
3. Mengembangkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
4. Menyusun Modul Ajar (MA)
5. Mengembangkan Instrumen Asesmen (asesmen diagnostic,
asesmen formatif dan asesmen sumatif)
Hal penting yang
Harus kita pahami dalam
Mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka
3. Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Kerangka
Kurikulum
Pemerintah menyediakan
Bagaimana pembagian peran pemerintah dan satuan pendidikan dalam pembelajaran paradigma
baru?
contoh kurikulum
operasional dan beragam Pemerintah berperan menyiapkan :
Profil pelajar pancasila
perangkat ajar untuk 1.
Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi, berfungsi sebagai penuntun arah
membantu satuan yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia,
pendidikan dan pendidik termasuk pembelajaran, dan asesmen.
yang membutuhkan 2. Struktur kurikulum
referensi atau inspirasi Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran
3. Capaian Pembelajaran
dalam pembelajaran. Kompetensi dan karakter yang dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu.
4. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Satuan pendidikan diberikan Berfungsi sebagai nilai-nilai yang mendasari pelaksanaan pembelajaran dan asesmen.
kemerdekaan untuk memilih
atau memodifikasi contoh Komponen yang dikembangkan satuan pendidikan:
kurikulum operasional dan 1. Kurikulum operasional
perangkat ajar yang tersedia, Menjabarkan kebijakan, rencana program dan kegiatan yang akan dilakukan satuan
pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran
atau membuat sendiri sesuai
paradigma baru.
dengan konteks, karakteristik, 2. Perangkat Ajar
serta kebutuhan peserta didik. Berbagai perangkat yang digunakan untuk mendukung pembelajaran paradigma baru.
35
Kerangka Dasar Ditetapkan oleh
pemerintah pusat Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum
ditetapkan oleh Profil Pelajar Pancasila
Pemerintah
Standar Kompetensi
Pusat dengan Lulusan
mengacu pada (untuk PAUD STTPA)
Tujuan Standar Standar Standar
Standar
Pendidikan Isi Proses Penilaian lainnya
Nasional dan
SNP Struktur Capaian Prinsip Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran dan Asesmen

FLEKSIBEL/DINAMIS Contoh Perangkat Ajar: Alur


Satuan pendidikan ● Kurikulum operasional di
Tujuan Pembelajaran,
mengembangkan kurikulum
satuan pendidikan
Modul Ajar mata
● Perangkat ajar yang ● Visi & Misi satuan
operasional berdasarkan pelajaran dan Projek
dikembangkan secara pendidikan Pelajar Pancasila Buku
kerangka dan struktur
mandiri ● Konteks dan kebijakan Teks Pelajaran, Bahan
kurikulum, sesuai karakteristik
lokal Ajar,, contoh kurikulum
satuan pendidikan
satuan pendidikan
Capaian Pembelajaran Fase Fondasi: Capaian Pembelajaran Anak bertumbuh kembang optimal
secara holistik yang siap bersekolah
Pada akhir fase fondasi, anak
menunjukkan kegemaran
mempraktikkan dasar-dasar nilai
Kemampuan yang menunjukkan kesiapan
agama dan budi pekerti; “Merdeka Bermain, bersekolah sebagaimana ditunjukkan dalam
kebanggaan terhadap jati dirinya; Merdeka Belajar” STPPA, yaitu: perkembangan nilai agama
kemampuan literasi dan dasar-dasar dan moral, sosial-emosional, kognitif, fisik-
sains, teknologi, rekayasa, seni dan motorik, bahasa, dan seni
Bermain-belajar berbasis buku
matematika untuk membangun bacaan anak* Terbangunnya fondasi literasi dan
kesenangan belajar dan kesiapan kegemaran membaca
Eksplorasi lingkungan sekitar
mengikuti pendidikan dasar.
Terbangunnya profil Pelajar Pancasila, yaitu
Sentra, Kelompok, Area, dsb. pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan
Tiga elemen utama yang dikembangkan:
memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila
1) nilai agama dan budi pekerti, 2) jati diri, Non-schoolification (beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
dan 3) dasar-dasar literasi dan sains, Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri,
teknologi, rekayasa, seni, dan Tidak ada standardized test untuk bergotong-royong, berkebinekaan global,
matematika. anak bernalar kritis, kreatif)

* kegiatan berbasis buku merupakan


kegiatan yang diawali dengan guru/ortu
membacakan buku untuk anak, kemudian
Prinsip Pembelajaran
diikuti dengan kegiatan bermain yang
Prinsip pembelajaran dan asesmen PAUD dan Asesmen berkaitan dengan buku tersebut
Elemen-elemen CP melebur dalam pengalaman
bermain-belajar sehari-hari Dukungan kebijakan Kemendikbud
Regulasi tentang asesmen anak,
guru/pendidik, dan satuan PAUD tidak
bertentangan dengan implementasi
kegiatan bermain-belajar

Nilai Agama dan Kemendikbud menyediakan Buku Guru,


Prinsip Budi Pekerti modul ajar, ragam asesmen formatif, dan
contoh pengembangan kurikulum satuan
Pembelajaran dan pendidikan untuk membantu guru
mengimplementasi kegiatan bermain-
Asesmen di PAUD belajar

yang melandasi Kemendikbud akan meningkatkan akses


buku bacaan anak, termasuk penggunaan
kegiatan bermain- Kegiatan BOP PAUD untuk buku cerita anak
Bermain-Belajar
belajar Pelatihan guru penggerak di PAUD
berorientasi pada bermain-belajar (70%
praktik) dan penggunaan Pembelajaran
Multi Bahasa Berbasis Bahasa Ibu

Dasar-dasar Monitoring kinerja menggunakan indikator


Jati Diri Literasi dan STEAM yang selaras dengan prinsip pembelajaran
dan asesmen PAUD

Kampanye peran PAUD dan penguatan


peran keluarga melalui kelas orang tua dan
keterlibatan orang tua dalam proses belajar
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Tahun Per
pelajaran SD Kelas I Minggu
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per
tahun
Total JP Per Tahun
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) Catatan:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 144
IPAS belum diwajibkan di Kelas
1, meskipun CP IPAS untuk Fase
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 144
A tersedia
Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 144
**Permendikbud 27/2016
Tentang Layanan Pendidikan
Pekerti*
Kepercayaan terhadap Tuhan
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 144 Yang Maha Esa Pada Satuan
Pekerti* Pendidikan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4 108 (3) 36 144
Pekerti* ***opsional. Satuan Pendidikan
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144** 4 108 (3) 36 144 dapat mengintegrasikan muatan
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* lokal dalam mapel lain atau
diajarkan melalui kegiatan projek.
PPKn 180 5 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 288
Matematika 180 5 144 (4) 36 180
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 2 72 (2)***
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)***
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Tahun Per
pelajaran SD Kelas II Minggu
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per
tahun
Total JP Per Tahun
Catatan:
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 Seperti K13, JP untuk Bahasa
108 (3) 36 144
Indonesia dan Matematika
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 bertambah dari kelas 1
108 (3) 36 144
Pekerti*
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4
108 (3) 36 144 meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pekerti*
tersedia
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4
108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4
108 (3) 36 144 ***opsional. Satuan Pendidikan
Pekerti*
dapat mengintegrasikan muatan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4
108 (3) 36 144 lokal dalam mapel lain atau
Pekerti*
diajarkan melalui kegiatan projek.
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144** 4
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

PPKn 180 5 144 (4) 36 180


Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 324
Matematika 216 6 180 (5) 36 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 108 (3) 36 144
Pilihan minimal 1: 144 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, 108 (3) 36 144
d) Seni Tari
PJOK 144 4 72 (2) ** - 72**
Bahasa Inggris*** 72 2 72 (2) ** - 72**
Muatan Lokal*** 72 2
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Tahun Per
pelajaran SD Kelas III - V Minggu
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per
tahun
Total JP Per Tahun
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4
108 (3) 36 144 ****Jam pelajaran kelas 3 SD
mengalami peningkatan,
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4
108 (3) 36 144 mengikuti struktur kelas 4
Pekerti* karena IPAS dimulai di kelas 3
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4
108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4
***opsional. Satuan Pendidikan
108 (3) 36 144 dapat mengintegrasikan
Pekerti*
muatan lokal dalam mapel lain
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4
108 (3) 36 144 atau diajarkan melalui kegiatan
Pekerti* projek.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4
108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144** 4
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

PPKn 180 6 144 (4) 36 180


Bahasa Indonesia 252 10 216 (6) 36 252
Matematika 216 6 180 (5) 36 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 180 (5) 36 216
Pilihan minimal 1: 144 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, 108 (3) 36 144
d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 2 72 (2)*** 72
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2)*** 72
K13 Program Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Tahun Per
pelajaran SD kls VI Minggu
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek per
tahun
Total JP Per Tahun
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 **opsional. Satuan
96 (3) 32 128 Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4
96 (3) 32 128 lokal dalam mapel lain
Pekerti*
atau diajarkan melalui
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 kegiatan projek.
96 (3) 32 128
Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4
96 (3) 32 128
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4
96 (3) 32 128
Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4
96 (3) 32 128
Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144** 4
96 (3) 32 128
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
PPKn 180 5 128 (4) 32 160
Bahasa Indonesia 252 7 192 (6) 32 224
Matematika 216 6 160 (5) 32 192
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 160 (5) 32 192
Pilihan minimal 1: 144 4
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, 96 (3) 32 128
d) Seni Tari
PJOK 144 4 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris*** 72 2 64 (2) ** - 64**
Muatan Lokal*** 72 2 64 (2) ** - 64**
Alokasi waktu mata pelajaran SMP K13 Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls VII - VIII) Per Tahun Per Minggu
Alokasi per Alokasi Projek Total JP
tahun (minggu) per tahun Per Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108 Prakarya menjadi salah satu
pilihan, tidak hanya Seni.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108 Pertimbangan: 1) untuk siswa
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108 yang tidak meneruskan ke SMA,
2) meminimalisir perubahan dari
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108 K13
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 72 (2) 36 108
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha 108 3 36
72 (2) 108
Esa dan Budi Pekerti*
PPKn 108 3 72 (2) 36 108 ***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
Bahasa Indonesia 216 6 180 (5) 36 216
lokal dalam mapel lain atau
Matematika 180 5 144 (4) 36 180 diajarkan melalui kegiatan projek.
IPA 180 5 144 (4) 36 180
IPS 144 4 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 144 4 108 (3) 36 144
PJOK 108 3 72 (2) 36 108
Informatika 72 2 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1: 108 3 36
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
72 (2) 108
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa,
Budidaya, Pengolahan)
Muatan Lokal*** 72 2 72 (2) ** - 72**
1368 1044 (29) 360 1404
Alokasi waktu mata pelajaran SMP K13 Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu (kls IX) Per Tahun Per Minggu
Alokasi per Alokasi Projek Total JP
tahun (minggu) per tahun Per Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96 Prakarya menjadi salah satu
pilihan, tidak hanya Seni.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96 Pertimbangan: 1) untuk siswa
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96 yang tidak meneruskan ke SMA,
2) meminimalisir perubahan dari
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96 K13
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 3 64 (2) 32 96
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha 108 3 32
64 (2) 96
Esa dan Budi Pekerti*
PPKn 108 3 64 (2) 32 96 ***opsional. Satuan Pendidikan
dapat mengintegrasikan muatan
Bahasa Indonesia 216 6 160 (5) 32 192
lokal dalam mapel lain atau
Matematika 180 5 128 (4) 32 160 diajarkan melalui kegiatan projek.
IPA 180 5 128 (4) 32 160
IPS 144 4 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 144 4 96 (3) 32 128
PJOK 108 3 64 (2) 32 96
Informatika 72 2 64 (2) 32 96
Pilihan minimal 1: 108 3 32
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
64 (2) 96
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa,
Budidaya, Pengolahan)
Muatan Lokal*** 72 2 64 (2) ** - 64**
1368 928 (29) 320 1248
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek per Total JP Per
(minggu) tahun Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Seperti halnya di SMP, di kelas 10
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 SMA:

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah, dan Geografi
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan digabung menjadi “Sejarah”
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*
PPKn 54 (2) *** 18 72 Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
mata pelajaran wajib dialokasikan
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144 untuk projek kokurikuler
Matematika 108 (3) 36 144
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 144 432 mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72 kegiatan projek.
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
54 (2) *** 18 72
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total 1098 (32) 486 1584
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XI Program Sekolah Penggerak
Asumsi 36 minggu/tahun K13 Alokasi per tahun Alokasi Projek per
Total JP Per Tahun
(minggu) tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Total jp/minggu = 44
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 22 jp dialokasikan untuk
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 mapel pilihan dari kelompok
IPA, IPS, Bahasa dan Budaya,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 dan Vokasi
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108
Hanya mapel kelompok
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 umum (highlighted hijau
dalam tabel) yang
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 diintegrasikan dengan projek
PPKn 2 54 (2) *** 18 72 kokurikuler
Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 144 *Pilih salah satu
Matematika 4 108 (3) 36 144
**Pembelajaran reguler tidak
Bahasa Inggris 2 54 (2) *** 18 72 penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
Pilihan minimal 1:
2 72 (2) 36 108 (hanya 27 minggu)
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari
PJOK 3 54 (2) *** 18 72 ***Diselenggarakan bila
Satuan Pendidikan memiliki
Sejarah 2 54 (2) *** 18 72 sumberdaya yang
Jumlah jp mapel umum 22 mencukupi. Jika sekolah
576 (18) 216 792
membuka kelompok ini,
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan siswa wajib mengambil
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi minimal 1 mapel dari tiap
720 (20) - kelompok
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan
Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Muatan Lokal, 22 792
dsb.***
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
72 (2) -
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XII Program Sekolah Penggerak
Asumsi 32 minggu/tahun K13 Alokasi per tahun Alokasi Projek per
Total JP Per Tahun
(minggu) tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 Total jp/minggu = 44
64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 22 jp dialokasikan untuk
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 mapel pilihan dari kelompok
64 (2) 32 96
IPA, IPS, Bahasa dan Budaya,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 dan Vokasi
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96
Hanya mapel kelompok
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Budi Pekerti* 3 64 (2) 32 96 umum (highlighted hijau
PPKn 2 dalam tabel) yang
48 (2) *** 16 64
diintegrasikan dengan projek
Bahasa Indonesia 4 96 (3) 32 128 kokurikuler
Matematika 4 96 (3) 32 128
*Pilih salah satu
Bahasa Inggris 2 48 (2) *** 16 64
Pilihan minimal 1: **Pembelajaran reguler tidak
2 16
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari
48 (2) *** 64 penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
PJOK 3 64 (2) 32 96 (hanya 27 minggu)
Sejarah 2 48 (2) *** 16 64
***Diselenggarakan bila
Jumlah jp mapel umum 22 512 (18) 192 704 Satuan Pendidikan memiliki
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan sumberdaya yang
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi mencukupi. Jika sekolah
640 (20) - membuka kelompok ini,
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris,
22 704 siswa wajib mengambil
Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Muatan Lokal, dsb.***
minimal 1 mapel dari tiap
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, Pengolahan)/Vokasi kelompok
64 (2) -
(membatik, servis elektronik, dsb.)***

Muatan Lokal 2 72(2)***


Total per tahun 1584 1408
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,


Kegiatan pembelajaran projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek
intrakurikuler untuk setiap mata dari semua mata pelajaran dan jumlah total
pelajaran mengacu pada capaian waktu pelaksanaan masing-masing projek
pembelajaran. tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek
2. Projek penguatan profil pelajar penguatan profil pelajar Pancasila tidak
Pancasila. Kegiatan khusus yang harus sama. Satu projek dapat dilakukan
ditujukan untuk memperkuat upaya dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
pencapaian profil pelajar Pancasila
yang mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan.
MUATAN LOKAL
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
CONTOH Pengaturan Waktu Belajar
Satuan pendidikan dapat
Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler
menentukan model struktur
kurikulum yang sesuai dengan
kondisi dan tujuan masing- Pembelajaran dikelola dalam bentuk Konsep-konsep dan keterampilan Setiap pembelajaran dilakukan
masing satuan pendidikan. blok-blok waktu dengan berbagai tertentu dari mata pelajaran diajarkan terpisah antara satu mapel dengan
macam pengelompokkan. secara kolaboratif (team teaching) . mapel lainnya.
Pengaturan cara
penghantaran (per mata Contoh: Guru berkolaborasi sedemikian rupa Tatap muka dilakukan secara reguler
pelajaran, tematik integratif, 1. Mata pelajaran IPS, Bahasa untuk merencanakan, melaksanakan setiap minggu, dengan jumlah jam
Indonesia dan IPAS akan diajarkan dan melakukan asesmen untuk suatu tatap muka sesuai dengan yang
unit inkuiri, dll.) akan
dari jam 07.00- 12.00 dalam pembelajaran yang terpadu. ditetapkan oleh masing-masing
mempengaruhi sekolah dalam
semester 1 satuan pendidikan berdasarkan
mengelola waktu 2. Dalam satu tahun ajaran, Contoh: ketentuan minimal dari pemerintah
(penjadwalan) dan sumber pembelajaran IPA dibagi ke dalam Konsep pengelolaan data dapat
dayanya. 3 blok waktu (masing-masing 4 secara kolaboratif diajarkan oleh guru
bulan). Mata pelajaran Biologi, matematika dan IPA. Konsep ini bisa
Model ini tidak harus dipilih Kimia dan Fisika akan diajarkan diajarkan di satu kegiatan dengan
salah satu, akan tetapi bisa secara bergantian di setiap blok. menggabungkan alokasi waktu kedua
juga dikombinasikan. Misalnya Blok ke- 1 tahun ajaran 2020/2021 mata pelajaran atau diajarkan pada
dengan menggunakan sistem untuk Fisika, blok ke-2 untuk masing-masing mapel, dengan
terintegrasi dan blocking Biologi, blok ke-3 Kimia. penyelarasan aktivitas.
secara bersamaan atau
mengkombinasikan ketiga
model
Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler

Kelebihan ● memberikan waktu yang cukup bagi peserta ● Peserta didik belajar suatu konsep secara memudahkan dalam pembuatan jadwal
didik untuk mempelajari materi secara komprehensif dan kontekstual karena pembelajaran di satuan pendidikan
mendalam keterampilan, pengetahuan dan sikap
● waktu pembelajaran menjadi lebih banyak diintegrasikan untuk mencapai suatu
dan hal tersebut memungkinkan peserta penguasaan kompetensi tertentu
didik belajar hingga tuntas ● Guru-guru terkondisikan untuk
● dengan blok waktu yang lebih panjang, guru berkolaborasi secara intensif karena perlu
memiliki lebih banyak waktu untuk memilih kompetensi/konten yang selaras
menyelesaikan rencana pelajaran dan untuk dengan pemahaman yang dituju
memeriksa dan mengevaluasi pembelajaran ● Lebih efisien karena guru bisa memilah
● dengan blok waktu yang lebih lama konsep yang perlu dieksplorasi secara lebih
memungkinkan untuk studi yang mendalam, mendalam dan konten yang memerlukan
seperti mengerjakan proyek / penelitian waktu lebih sedikit
individu / kelompok, kolaborasi antar
peserta didik dan guru.

Hal yang perlu ● Pengaturan jam mengajar guru -- harus ● Memberikan waktu yang cukup untuk ● Beban yang harus dihadapi peserta didik
dipertimbangkan diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga merencanakan dan menyelaraskan antar setiap minggu harus diperhitungkan
dalam guru tidak ada waktu di hari-hari tertentu guru mata pelajaran yang mengajarkan sedemikian rupa, sehingga peserta didik
memutuskan ● Ketersediaan sarana prasarana - mengingat tujuan pembelajaran yang berkaitan atau tidak terbebani dengan banyaknya beban
model ini sistem blok membutuhkan pengaturan sama dengan unit atau konsep yang mata pelajaran
sarana dan prasarana yang ketat dipelajari ● Daya serap peserta didik terhadap mata
● Perlu dirancang strategi tertentu agar materi ● Satuan pendidikan harus memberikan pelajaran akan sangat berpengaruh jika
yang diajarkan pada satu blok tertentu bisa fleksibilitas bagi guru untuk mengelola macam mata pelajaran yang diberikan
tetap diingat. penjadwalan mengikuti kebutuhan / fokus dalam satu waktu tertentu terlampau
pemahaman yang bisa berbeda setiap banyak. Ada kecenderungan konten suatu
term/semester/ tahun mapel belum terserap, sudah harus ganti
mata pelajaran yang lainnya.
● Perlunya koordinasi antar guru mata
pelajaran -- pengaturan harus dilakukan
sedemikian rupa, sehingga tidak
memberikan tugas dalam waktu yang
bersamaan.
## Pembelajaran dengan paradigma baru
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya

Mata pelajaran

Beriman, Bertakwa Berkebinekaan Global ● Pembelajaran terdiferensiasi


kepada ● Capaian pembelajaran disederhanakan
Tuhan YME, dan
● Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
Berakhlak Mulia
menguatkan kompetensi
● Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai kebutuhan

Mandiri PELAJAR
Bergotong Dipelajari
Royong
PANCASILA melalui
Pembelajaran berbasis projek

Bernalar
Kritis ● Berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi
Kreatif
umum
● Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas
● Melibatkan masyarakat
● Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu nasional dan
global

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 57


Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat akan


Pembelajaran yang mendorong guru untuk
mendalam (diskusi, Kurikulum prototipe berfokus pada
menggunakan ceramah satu
materi esensial di tiap mata pelajaran,
kerja kelompok, arah atau metode lain yang
untuk memberi ruang/waktu bagi
pembelajaran berbasis efisien dalam mengejar pengembangan kompetensi -
problem dan projek, dll.) ketuntasan penyampaian terutama kompetensi mendasar
perlu waktu materi seperti literasi dan numerasi - secara
lebih mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


62
4. Projek Penguatan
Karakter Pelajar Pancasila
PROJEK PENGUATAN
KARAKTER PELAJAR PANCASILA
STRATEGI PENERAPAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA
KOMPONEN MAPEL
## Pembelajaran dengan paradigma baru
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya

Mata pelajaran

Beriman, Bertakwa Berkebinekaan Global ● Pembelajaran terdiferensiasi


kepada ● Capaian pembelajaran disederhanakan
Tuhan YME, dan
● Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
Berakhlak Mulia
menguatkan kompetensi
● Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai kebutuhan

Mandiri PELAJAR
Bergotong Dipelajari
Royong
PANCASILA melalui
Pembelajaran berbasis projek

Bernalar
Kritis ● Berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi
Kreatif
umum
● Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas
● Melibatkan masyarakat
● Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu nasional dan
global

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 67


Thomas Lickona (2005) menyatakan bahwa karakter
yang baik terbentuk dari pengetahuan tentang kebaikan,
keinginan terhadap kebaikan, dan berbuat kebaikan.
▪ Untuk membangun karakter yang baik, diperlukan
pembiasaan dalam pemikiran, pembiasaan dalam hati,
dan pembiasaan dalam tindakan.
▪ Proses pembiasaan ini dapat dilakukan sejak masa
anak-anak hingga dewasa. dalam pikiran, hati,
dan perilaku.
PENYIAPAN PENERAPAN
PROJEK
Penentuan tema dan topik spesifik sesuai
dengan tahapan sekolah

TAHAP AWAL TAHAP LANJUTAN


TAHAP BERKEMBANG

Tema pilihan Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema
untuk SD, atau 3 tema untuk untuk SD, atau 3 tema untuk untuk setiap kelas SD, atau 3
SMP-SMA di awal tahun ajaran. SMP-SMA di awal tahun ajaran. tema untuk setiap kelas SMP-
SMA di awal tahun ajaran (setiap
kelas dapat memilih tema yang
berbeda).

Pemberian opsi tema Sekolah menelaah isu yang sama Sekolah menelaah isu yang sama Setiap kelas menelaah isu yang
untuk semua kelas. untuk setiap 1-2 kelas. berbeda sesuai pilihan peserta
didik.

Penentuan topik Sekolah yang menentukan tema Sekolah mempersiapkan beberapa Peserta didik mendiskusikan tema
dan topik projek. tema dan topik projek untuk dan topik projek dengan
dipilih oleh peserta didik. bimbingan guru.

72
SKALA PENGUKURAN
Terdapat beberapa model skala pengukuran yang dapat digunakan
untuk mengukur karakter (Arikunto 2009: 180 - 181), yaitu:
(1) Skala Likert
(2) Skala Thurstone
(3) Skala Guttman, dan
(4) Skala Beda Semantik
(5) Skala pilihan ganda

5/28/2022 Sri Hartati_WI_LPMP Jateng


Perkembangan karakter dapat
dilihat dari perilaku peserta didik yang
diungkapkan dalam bentuk
- cara berpikir,
- ucapan, dan
- perbuatan.
Dimensi : Gotong Royong
Elemen : Kolaborasi
Sub elemen : kerjasama
Indikator :
Menunjukkan ekspektasi (harapan) positif kepada orang lain dalam
rangka mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar (sekolah dan
rumah)

Pada saat diskusi menyusun proposal projek, sudah disepakati


topiknya. Juga rencana jadwal pelaksanaan projek. Namun dalam
pembagian tugas, salah seorang temanmu ada yang tidak
mengerjakan. Apa yang kamu pikirkan? (apa yang kamu katakan)/ (apa
yang akan kamu lakukan ?) dan apa alasannya ..?
7. Asesmen Pembelajaran
PRINSIP ASESMEN
Created byti 81
Created byti 82
Pelaporan Kemajuan Belajar
1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-
peserta didik. kurangnya pada setiap akhir semester.

2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta
didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester, tinggi didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
badan dan berat badan, deskripsi perkembangan capaian
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
pembelajaran, dan refleksi orang tua.
sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan mempertimbangkan:
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan a. laporan kemajuan belajar;
guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler. b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar
Pancasila;
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan c. portofolio peserta didik;
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK
tua/wali.
e. prestasi akademik dan non-akademik;
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, f. ekstrakurikuler;
g. penghargaan peserta didik; dan
satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk
h. tingkat kehadiran.
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang
diperoleh peserta didik.
5. Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan
(KOSP)
Ppt.add
6. Perangkat Ajar

Ppt.add
9/23/2020 design by_sh 86
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai