Anda di halaman 1dari 21

Merdeka Belajar Episode Ke-24

Transisi PAUD ke SD
yang Menyenangkan
Episode Merdeka Belajar Hingga Saat Ini

EPISODE KE-1 EPISODE KE-6


EPISODE KE-2 EPISODE KE-3 EPISODE KE-4 EPISODE KE-5 EPISODE KE-7 EPISODE KE-8
PENGGANTIAN UJIAN
NASIONAL, KAMPUS PERUBAHAN PROGRAM PROGRAM GURU TRANSFORMASI PROGRAM SMK PUSAT
PENGHAPUSAN USBN, DANA PEMERINTAH
MERDEKA MEKANISME BOS ORGANISASI PENGGERAK SEKOLAH KEUNGGULAN
PENYEDERHANAAN RPP, UNTUK PENDIDIKAN
ZONASI PPDB PENGGERAK TINGGI PENGGERAK

EPISODE KE-9 EPISODE KE-10 EPISODE KE-11 EPISODE KE-12 EPISODE KE-13 EPISODE KE-14 EPISODE KE-15 EPISODE KE-16
KURIKULUM MERDEKA
KIP KULIAH PERLUASAN KAMPUS SEKOLAH AMAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA AKSELERASI
DAN PLATFORM
BERBUDAYA DARI KEKERASAN MERDEKA MENGAJAR PENDANAAN PAUD
MERDEKA PROGRAM MERDEKA BERBELANJA
DENGAN KANAL SEKSUAL DAN PENDIDIKAN
BEASISWA LPDP VOKASI DENGAN SIPLAH INDONESIANA KESETARAAN

EPISODE KE-17 EPISODE KE-18 EPISODE KE-19 EPISODE KE-20 EPISODE KE-21 EPISODE KE-22 EPISODE KE-23 EPISODE KE-24

REVITALISASI MERDEKA RAPOR PRAKTISI DANA ABADI TRANSFORMASI BUKU BACAAN TRANSISI
BERBUDAYA MASUK PERGURUAN BERMUTU UNTUK PAUD KE SD YANG
BAHASA PENDIDIKAN MENGAJAR PERGURUAN
DENGAN DANA TINGGI NEGERI LITERASI INDONESIA MENYENANGKAN
DAERAH INDONESIANA INDONESIA TINGGI
02
Saat ini, miskonsepsi tentang baca, tulis, hitung (calistung) pada pendidikan
anak usia dini dan SD* masih sangat kuat di masyarakat.

Miskonsepsi seperti:

Kemampuan yang dibangun Kemampuan calistung Tes calistung masih diterapkan


pada anak di PAUD sangat dianggap sebagai satu- sebagai syarat masuk SD.
berfokus pada calistung. satunya bukti keberhasilan
belajar dan dibangun secara
instan.

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A

03
Membangun kemampuan pada anak perlu dilakukan secara bertahap dan
dengan cara yang menyenangkan agar manfaat baik dari pembelajaran dapat
tercapai.

Anak merasa belajar tidak menyenangkan. Anak merasa senang dalam belajar.

Anak percaya bahwa dirinya tidak pintar saat Anak percaya bahwa dirinya pasti bisa asalkan
tidak bisa calistung. mau berusaha.

Anak belum mampu mengelola emosi serta Anak mampu mengelola emosi dan
menghargai orang lain. menghargai orang lain.

Anak belum dapat merawat diri dan barang- Anak dapat merawat diri dan barang-barang
barang yang menjadi tanggung jawabnya. yang menjadi tanggung jawab diri.

Anak mampu membaca tetapi tidak paham arti Anak paham kata dan keterkaitannya dengan
kata. huruf serta bunyinya.

Anak kurang terasah kemampuannya dalam Anak mampu menyimak dan dapat
berkomunikasi. mengutarakan gagasan sederhana.

Anak mampu melakukan penjumlahan hanya Anak paham bahwa 5 + 3 adalah 5 objek
apabila mengurutkan bilangan (karena hafal, ditambah dengan 3 objek.
bukan paham).
04
Kita perlu mengakhiri miskonsepsi tentang pembelajaran mulai dari
sekarang.

Transisi PAUD ke SD* Fondasi dibangun Kemampuan literasi dan Siap sekolah adalah
perlu berjalan dengan secara holistik numerasi dibangun proses, bukan hasil
mulus bertahap

Proses belajar-mengajar di Setiap anak memiliki hak Kemampuan dasar literasi dan “Siap sekolah” bukanlah
PAUD dan SD kelas awal untuk dibina agar numerasi dibangun mulai dari upaya pelabelan antara anak
harus selaras dan mendapatkan kemampuan PAUD secara bertahap dan yang “sudah siap” atau “belum
berkesinambungan. fondasi yang holistik. Bukan dengan cara yang siap”, melainkan proses yang
hanya kognitif melainkan juga menyenangkan. perlu dihargai oleh satuan
kematangan emosi, pendidikan dan orang tua
kemandirian, kemampuan yang bijak.
berinteraksi, dan lainnya.

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A


05
Merdeka Belajar Episode ke-24 merupakan kebijakan yang mendasari transisi
PAUD ke SD* yang menyenangkan, dimulai sejak tahun ajaran baru.

Satuan pendidikan perlu

1 Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik


baru di SD.

2 Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua


minggu pertama (di PAUD dan SD).

3 Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan


fondasi anak (di PAUD dan SD).

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A

06
1 Satuan pendidikan perlu menghilangkan tes calistung dari proses
penerimaan peserta didik baru di SD*.

Setiap anak memiliki hak untuk Masih terdapat anak-anak Tes baca tulis hitung telah
mendapatkan layanan yang belum pernah dilarang melalui:
pendidikan dasar. Sangat tidak mendapatkan kesempatan 1. Peraturan Pemerintah
tepat apabila anak diberikan belajar di satuan PAUD. Nomor 17 Tahun 2010
syarat tes untuk dapat tentang Pengelolaan dan
mendapatkan layanan Penyelenggaraan
tersebut. Pendidikan.
2. Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Nomor 1 Tahun 2021
tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru.

07
*SD = SD/MI dan Kejar Paket A
2.A Satuan pendidikan perlu menerapkan masa perkenalan bagi
peserta didik baru selama dua minggu pertama.

Pada dua minggu pertama tahun ajaran baru:

1 Satuan PAUD dan SD/MI memfasilitasi anak serta orang tua untuk berkenalan dengan lingkungan
belajarnya
Dengan masa perkenalan, diharapkan peserta didik baru dapat merasa nyaman dalam berkegiatan
belajar.

2 Satuan PAUD dan SD/MI mengenal peserta didik lebih jauh melalui kegiatan belajar

• Kenali peserta didik baru dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang memberi informasi
tentang kebutuhan belajar peserta didik.
• Hargai proses anak yang berbeda-beda, karena membangun kemampuan fondasi perlu dilakukan
secara bertahap.

08
2.B Contoh kegiatan pengenalan pada dua minggu awal
tahun ajaran baru.
Kegiatan Pengenalan Lingkungan Belajar Perkenalan Orang Tua dengan Pihak Sekolah

1. Mengajak peserta didik untuk berkeliling ke


1. Orang tua/wali peserta didik diundang ke sekolah dan
seluruh area sekolah:
diberikan informasi program/kegiatan yang akan
a.1 Menjelaskan fasilitas, sarana, dan prasarana
dilaksanakan dalam satu tahun ajaran.
yang terdapat di sekolah serta kegunaannya.
b. Mengenal semua warga sekolah, mulai dari 2. Pihak sekolah mengenalkan fungsi dari buku harian
teman sekelas, pendidik, tenaga yang dapat digunakan oleh orang tua/wali murid
kependidikan, dan peserta didik lainnya, berkomunikasi dengan guru mengenai kondisi atau
sampai petugas kebersihan, petugas kebutuhan peserta didik.
keamanan dan lain-lain.

2. Mengenalkan kegiatan yang dilakukan mulai


waktu anak datang ke sekolah hingga waktu
pulang sehingga anak terbiasa dengan budaya
sekolah.

09
3.A Satuan pendidikan perlu menerapkan pembelajaran yang membangun
enam kemampuan fondasi anak.

1 2 3

Mengenal nilai agama dan Keterampilan sosial dan Kematangan emosi untuk
budi pekerti. bahasa untuk berinteraksi. berkegiatan di lingkungan
belajar.

4 5 6

Kematangan kognitif untuk Pengembangan Pemaknaan terhadap


melakukan kegiatan keterampilan motorik dan belajar yang positif.
belajar, seperti kepemilikan perawatan diri untuk
dasar literasi, numerasi. berpartisipasi di lingkungan
belajar secara mandiri.

10
3.B Keenam kemampuan fondasi tersebut perlu dibangun secara kontinu
dari PAUD hingga kelas dua pada jenjang pendidikan dasar.
Contoh Isi Standar Kompetensi Lulusan untuk PAUD yang dapat dicapai sampai
Standar Kompetensi kelas dua
Lulusan untuk PAUD tidak
memiliki daya imajinasi dan memahami instruksi sederhana, memiliki rasa senang terhadap
dirancang per usia,
kreativitas melalui eksplorasi mampu mengutarakan pertanyaan belajar, menghargai usahanya
melainkan sebagai dan ekspresi pikiran dan/atau dan gagasannya sendiri untuk menjadi lebih baik
capaian yang perlu dicapai perasaannya
di akhir fase.

Standar Kompetensi menunjukkan sikap memiliki kesadaran bilangan,


menyayangi dirinya, sesama mampu melakukan pengukuran
Lulusan untuk PAUD
manusia serta alam sebagai dengan satuan tidak baku
dapat dipenuhi sampai ciptaan Tuhan Yang Maha
kelas dua. Esa

Tidak ada evaluasi mengenali emosi, mampu mengenali identitas diri, mampu menyebutkan alasan,
kelulusan untuk peserta mengendalikan keinginannya mengetahui kebiasaan-kebiasaan pilihan atau keputusannya,
sebagai sikap menghargai di keluarga, sekolah mampu memecahkan masalah
didik PAUD. keinginan orang lain sederhana

11
3.C Pada Kurikulum Merdeka capaian pembelajaran untuk jenjang
pendidikan dasar kelas awal sudah disusun selaras dengan PAUD.

Kurikulum sebelumnya Kurikulum Merdeka

Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia:


Mengenal teks deskriptif tentang anggota Peserta didik memiliki kemampuan
Capaian pembelajaran untuk tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat berbahasa untuk berkomunikasi dan
kelas awal pendidikan dasar benda, serta peristiwa siang dan malam. bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada
mencakup kelas 1 dan kelas 2, teman sebaya dan orang dewasa di
sekitar tentang diri dan lingkungannya.
sehingga tidak ada tuntutan
anak kelas 1 untuk bisa
membaca, menulis, dan
Matematika: Matematika:
berhitung. Mengurai sebuah bilangan asli sampai Pada akhir fase A, peserta didik dapat
dengan 99 sebagai hasil penjumlahan atau menunjukkan pemahaman dan memiliki
pengurangan dua buah bilangan asli intuisi bilangan (number sense).
lainnya dengan berbagai kemungkinan
jawaban.

12
3.D Buku teks Kurikulum Merdeka sudah dikurasi sehingga anak tidak perlu
bisa calistung saat masuk kelas 1 pada jenjang pendidikan dasar.

Buku Kurikulum Merdeka Buku Kurikulum Merdeka


menyertakan membimbing peserta didik untuk
gambar visual, memiliki kemampuan intuisi
sehingga tidak menyiratkan membilang (number
bahwa peserta didik kelas 1
sense) menggunakan konten
sudah harus bisa membaca.
visual.

13
3.E
3.E Satuan pendidikan perlu merancang kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif dalam membangun kemampuan fondasi.
fondasi

Pembelajaran aktif dan eksploratif, Hasil asesmen


Menghindari asesmen
dipergunakan
di kelassebagai
berupa dasar
tes Laporkan perkembangan peserta didik
membangun rasa ingin tahu, dan sarat lisan dan tertulis
pembinaan individu
untuk
anak.
mengurangi
Hindari potensi kepada orang tua/wali saat pelaporan hasil
dengan interaksi positif yang membangun stress padapembandingan
melakukan anak usia dini. dan
Hasilpelabelan
asesmen belajar. Sampaikan yang sudah baik dan
percaya diri anak. digunakan
kepada anak.
sebagai dasar pembinaan, bukan yang masih perlu penguatan. Dengan
pelabelan “anak pintar” dan “tidak pintar”. demikian anak terdampingi
terdampingi,dibaik
satuan
di satuan
pendidikan maupun di rumah.

14
Kemendikbudristek telah menyediakan alat bantu bagi satuan pendidikan
untuk menjalankan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.

Sumber Belajar Mandiri di Kanal


Kemendikbudristek
Tersedia modul belajar, contoh instrumen asesmen awal, perangkat ajar
lain serta video inspirasi untuk guru-guru PAUD, SD/MI/Sederajat
mempersiapkan tahun ajaran baru.

Bahan dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar Seri Pelatihan Mandiri


(topik transisi PAUD ke SD yang menyenangkan) atau melalui laman transisi
PAUD-SD:https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/

Video Inspirasi Diklat Teknis

Dapat diakses di Laman Transisi Ikuti juga diklat teknis yang akan
PAUD-SD. diluncurkan pada tengah tahun.

15
Pemerintah daerah perlu mendukung gerakan transisi PAUD ke SD yang
menyenangkan dengan cara:

Diseminasi surat edaran dan booklet advokasi mengenai kebijakan transisi PAUD ke
SD yang Menyenangkan: https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/

Melakukan advokasi kepada seluruh masyarakat dengan melibatkan


narasumber guru yang sudah dilatih oleh Kemendikbudristek.

Memastikan seluruh satuan pendidikan menjalankan kebijakan Transisi


PAUD ke SD yang Menyenangkan pada tahun ajaran baru.

Bagi 204 kab/kota yang sudah memiliki forum komunikasi PAUD-SD,


kuatkan peran forum komunikasi PAUD-SD. Bagi kab/kota yang belum
memiliki untuk dapat membentuk forum komunikasi PAUD-SD.

16
Orang tua, masyarakat, dan mitra
pendidikan perlu mendukung gerakan
transisi PAUD ke SD yang
menyenangkan dengan cara:

Orang Tua dan Masyarakat Mitra


Mempelajari booklet advokasi yang dapat diakses Melatih sekolah/ komunitas guru
di laman Transisi PAUD ke SD: dampingannya dengan modul pelatihan yang
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/ tersedia.

Membagikan booklet dan video inspirasi agar lebih Mendaftarkan organisasi Anda melalui laman:
banyak yang ikut mendukung perubahan pada awal https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/
tahun ajaran baru.

17
Dengan keterlibatan semua pihak, setiap anak bisa mendapatkan
kemudahan dalam bertransisi dari PAUD ke SD* agar:

PAUD SD KELAS AWAL

Peserta didik PAUD dapat terus melanjutkan Peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti
prosesnya untuk mendapatkan kemampuan fondasi PAUD tetap mendapatkan haknya untuk
saat jenjang SD. mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi,
sehingga memiliki pijakan yang kuat untuk jenjang
pendidikan selanjutnya.

18
*SD = SD/MI dan Kejar Paket A
Pendidikan itu hanya suatu ‘tuntunan’ di dalam tumbuhnya
anak-anak kita. Anak-anak itu sebagai makhluk hidup,
manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan
tumbuh menurut kodratnya sendiri.

Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh dan


hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.

Ki Hadjar Dewantara

19
Mari jaga hak anak dengan memberi
dukungan penuh pada gerakan
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
20
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai