Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Keterampilan Vokasional Anak Tunagrahita Ringan Di

SMALB-C

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS


PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
VOKASIONAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SMALB-C

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk


Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana
Pendidikan Luar Biasa

Oleh :
TEGUH DENADA DIAH AYU NINGTYAS
NIM. 16010044020

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2020
PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
VOKASIONAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SMALB-C

Teguh Denada Diah Ayu Ningtyas


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
teguhningtyas16010044020@mhs.unesa.ac.id

Wiwik Widajati
(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
wiwikwidajati@unesa.ac.id

Abstrak
Kesulitan dalam bidang pembelajaran keterampilan vokasional anak tunagrahita
ringan yang mengakibatkan terbatas anak dalam menguasai kemampuan pembelajaran
keterampilan vokasional membuat tas dari kain batik. Tujuan penelitian ini untuk menguji
pengaruh penerapan metode proyek dalam pembelajaran keterampilan vokasional anak
tunagrahita ringan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian pre
eksperimen dengan rancangan One Grup Pre-test Post-test design. Perlakuan dilaksanakan
sebanyak 10 kali pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode proyek dapat berpengaruh terhadap
pembelajaran keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan. Penelitian menunjukkan
nilai rata-rata pre-test 39,8 dan nilai rata-rata post-test dengan menggunakan metode
proyek meningkat menjadi 75. Dengan hasil Z hitung = 2,52 lebih besar dari Z tabel = 1,64
dengan nilai kritis 5%, maka Ho ditolak Ha diterima, sehingga ada pengaruh penerapan
metode proyek dalam pembelajaran keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan.
Kata kunci: metode proyek, pembelajaran keterampilan vokasional, anak tunagrahita
ringan.

Abstract
The difficulty in the domain of learning vocational skill to mild mentally retardation
children made them limited in mastering the learning ability of vocational skill i.e. making a
bag from batik fabric. The purpose of this research was to observe the influence of the
project method application in learning vocational skill to mild mentally retardation children.
This research used quantitative approach with pre experiment kind and one group
Pre-test Post-test design. The treatment was implemented in 10 times meeting.
The research result indicated that the project method could influence toward
learning vocational skill to mild mentally retardation children. The research indicated that
the average value of pre-test was 39,8 and the average value of post-test, by using the
project method, enhanced 75. The result of Z counted = 2,52 was greater than Z table =
1,64 with critic value 5% so Ho was refused and Ha was accepted. So, there was influence
of project method application in learning vocational skill to mild mentally retardation
children.
Keywords: project method, learning vocational skill, mild mentally retardation.

PENDAHULUAN mendapatkan pekerjaan yang sesuai minat,


Pembelajaran keterampilan vokasional kemampuan, bakat dan kebutuhan masyarakat
memiliki penanan penting dalam mengasah sehingga bisa meraih dan menciptakan lapangan
kemampuan untuk membekali anak saat masuk pekerjaan sesuai kemampuan, menanamkan jiwa dan
dalam lingkungan masyarakat hingga terjun pada sikap kewirausahaan dalam memasuki dunia kerja,
bidang pekerjaan dan berwirausaha sendiri serta memberikan kesempatan kepada anak untuk
disesuaikan dengan kondisi anak. Hal ini sesuai mengembangkan kemampuannya dalam bekerja.
dengan pendapat Kusmaningsih (2017:2), Pembelajaran keterampilan vokasional harus
pembelajaran keterampilan vokasional berupa bekal disesuaikan dengan kemampuan anak dengan
yang dapat digunakan untuk memasuki dunia kerja bantuan guru anak tunagrahita ringan dilatih dengan
dan memperoleh pekerjaan dan disesuaikan dengan rutin dan tekun secara tahap demi tahap agar anak
kemampuan dan minat anak. Pembelajaran bisa memahami dengan baik dan menghasilkan
keterampilan vokasional merupakan komponen keterampilan yang memiliki nilai jual yaitu
terpenting dalam kehidupan individu sehingga perlu keterampilan membuat tas dari kain batik. Jika
dilatih agar pembelajaran keterampilan vokasional dikaitkan untuk membuat karya seni selain memiliki
berkembang secara optimal. rasa keindahan, harus memiliki kemampuan tata cara
Menurut Efrina (2012:91), adapun tujuan pembuatan serta melakukannya (Sukenada, dkk
pemberian pembelajaran keterampilan vokasional 2013).
diantaranya memberikan kesempatan untuk
Pembelajaran keterampilan vokasional langkah kegiatan membuat keterampilan vokasional
untuk anak tunagrahita ringan harus diberikan atau dengan baik dan benar. Hal ini disebabkan oleh
diajarkan secara tahap demi tahap serta menggunakan metode yang digunakan kurang bervariasi, dan
beberapa metode yang cocok yang sesuai dengan pembelajaran yang kurang menarik.
pembelajaran keterampilan vokasional yang akan Menurut Moeslichatoen (2004:146), metode
diajarkan untuk anak. Anak tunagrahita ringan proyek bertujuan melatih anak untuk memperoleh
memiliki hambatan keterbatasan intelektual dibawah pengetahuan tentang keterampilan dalam
rata-rata yang mempengaruhi aspek perkembangan memecahkan masalah yang dihadapi anak sehari-hari
tidak terkecuali pada aspek keterampilan, hal ini secara mandiri maupun berkelompok untuk bekerja
sependapat dengan Putri (2019:320), anak secara tuntas. Salah satu kelebihan metode proyek
tunagrahita ringan merupakan individu yang utuh dan adalah memfasilitasi pengguna untuk media
unik serta memiliki potensi yang dapat pembelajaran yang menarik, inovatif dan kreatif
dikembangkan, jadi meskipun memiliki keterbatasan sehingga materi yang diberikan dapat disesuaikan
intelektual anak tunagrahita ringan masih memiliki dengan tingkat kemampuan anak tunagrahita ringan
kemampuan untuk memahami pembelajaran dalam dan sangat membantu untuk menerangkan langkah-
bidang pembelajaran non akademik walaupun dalam langkah suatu proses pembelajaran bidang
taraf berpikir anak berbeda dengan anak normal keterampilan. Hal ini tentunya sesuai dengan
seusianya. hambatan anak tunagrahita ringan yang memiliki
Pembelajaran non akademik yang kecerdasan intelektual dibawah rata-rata yang
dimaksudkan yaitu pembelajaran keterampilan memerlukan adanya pengulangan terhadap materi
vokasional yang bisa dikembangkan oleh anak pembelajaran serta dibutuhkannya multimedia
tunagrahita ringan. Anak tunagrahita ringan pembelajaran yang bisa diulang secara terus menerus
merupakan anak yang memiliki hambatan dalam sampai anak tunagrahita ringan mampu memahami,
kecerdasannya namun dalam hal keterampilan anak mengingat materi pembelajaran yang disampaikan.
tunagrahita ringan masih mampu melakukannya Berdasarkan pada latar belakang masalah
tetapi harus sesuai dengan arahan dan bimbingan yang telah dipaparkan di atas dapat dibuat rumusan
yang tepat, oleh karena itu anak tunagrahita ringan masalah “Adakah pengaruh penerapan metode
diharapkan mampu mendapat ruang hidup ang layak proyek terhadap pembelajaran keterampilan
serta memiliki kesempatan yang sama untuk bisa vokasional anak tunagrahita ringan di SMALB-C
mengembangkan bakat dan minat, serta potensi yang AKW Kumara II Surabaya”.
dimilikinya (Siregar, 2019:43). Pembelajaran Berdasarkan rumusan masalah yang sudah
keterampilan vokasional yang diajarkan untuk anak dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah
tunagrahita ringan menggunakan keterampilan untuk menguji pengaruh penerapan pembelajaran
vokasional sederhana yang tidak memperumit anak keterampilan vokasional antara sebelum metode
dalam berfikir, mengolah dan juga dilakukan secara proyek dan sesudah diterapkan metode proyek
bertahap, pembelajaran keterampilan ini bisa diulang- terhadap pembelajaran keterampilan vokasional anak
ulang terus menerus sampai anak mampu memahami tunagrahita ringan di SMALB-C AKW Kumara II
dan menginggat materi pembelajaran yang telah Surabaya.
disampaikan.
Anak tunagrahita ringan memiliki berbagai METODE
kendala yang berkaitan dengan pembelajaran A. Pendekatan Penelitian
keterampilan vokasional yang menyebabkan anak Penelitian tentang penerapan metode
tunagrahita ringan sulit hidup bermasyarakat untuk proyek dalam keterampilan vokasional anak
mendapatkan suatu pekerjaan atau membuka usaha tunagrahita ringan di SMALB-C AKW Kumara II
sendiri. Menurut Riyani, dkk (2016:27), salah satu Surabaya menggunakan pendekatan penelitian
kendala yang dialami oleh anak tunagrahita ringan kuantitatif karena data yang digunakan berupa
berkaitan dengan memperoleh penghasilan untuk angka, menghubungkan anatara varibel yaitu
dapat menjalani hidup bermasyarakat. Untuk variabel dependen dan variabel independen serta
memperoleh penghasilan dalam menjaga menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan
kelangsungan hidup perlu adanya keterampilan sistematika tertentu. Menurut Sugiyono (2010:14)
khususnya pembelajaran keterampilan vokasional pengumpulan data menggunakan instrumen
untuk menunjang kehidupan anak tunagrahita ringan penelitian data dan angka yang bersifat
dimasa mendatang, oleh karena itu anak tunagrahita kuantitatif/statistik bertujuan untuk menguji
ringan mengalami kesulitan dalam bidang hipotesis yang telah ditetapkan.
keterampilan vokasional atau bisa dikatakan
pembelajaran keterampilan vokasional anak B. Jenis Penelitian
tunagrahita ringan kurang. Jenis penelitian ini adalah pre-
Berdasarkan hasil observasi yang telah eksperimen design karena penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 25 November 2019 di digunakan untuk mencari pengaruh terhadap
SMALB-C AKW Kumara II Surabaya, terdapat 8 suatu perlakuan untuk menghasilkan ada atau
anak tunagrahita ringan dengan rentang usia 18-25 tidaknya pengaruh terkait perlakuan yang
tahun yang mempunyai hambatan dalam bidang diberikan. Jenis penelitian yang digunakan
keterampilan terutama pembelajaran keterampilan penelitian pre-eksperimental adalah penelitian
vokasional. Pada saat pembelajaran keterampilan yang tidak adanya variabel kontrol dan
vokasional banyak anak yang kurang tertarik, kurang pengambilan sampel tidak dipilih secara random
berminat, pasif serta tidak dapat mengikuti langkah- atau acak (Sugiyono, 2010:109).
Variabel independen (bebas) adalah variabel
C. Desain Penelitian yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
Penelitian ini menggunakan perubahan timbulnya variabel dependen (terikat).
desain pre-eksperimen jenis one-group Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pretest-posttest design karena tidak metode proyek. Metode proyek yang dimaksud
adanya variabel kontrol dan subjek adalah dengan menghadapkan anak pada
tidak diambil secara acak selain itu permasalahan sederhana yang disesuaikan
subjek diberikan pre-test terlebih dengan kemampuan masing-masing anak dalam
dahulu sebelum diberikan perlakuan keterampilan vokasional meliputi penyiapan alat
kemudian baru dilakukan post-test. dan bahan, serta langkah-langkah dalam
Dapat digambarkan sebagai berikut pembuatan tas dari kain batik sesuai dengan
(Sugiyono 2010:110-111). langkah-langkah yang sudah disederhanakan dan
dibuat semenarik dan sedetail mungkin agar
O1 X O 2 anak mampu menerima materi pembelajaran.
b. Variabel Dependen (Terikat)
Keterangan : Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang
1. O1 : Nilai pre-test (sebelum diberi dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
perlakuan) adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
2. O2 : Nilai post-test (setelah diberi penelitian ini adalah pembelajaran keterampilan
perlakuan) vokasional anak tunagrahita ringan anak
3. X : Treatment yang diberikan tunagrahita ringan di SMALB-C AKW Kumara
II Surabaya. Pembelajaran keterampilan yang
Penjelasan : dimaksud meliputi persiapan alat dan bahan,
O1 = Nilai observasi pre-test sebelum serta langkah-langkah pembuatan tas dari kain
diberikan perlakuan dilakukan untuk batik.
mengetahui atau mengukur kemampuan
pembelajaran keterampilan vokasional G. Definisi Operasional
anak tunagrahita ringan di SMALB-C AKW Penelitian ini diperlukan adanya definisi
Kumara II Surabaya. operasional untuk menghindari adanya kesalah
X = Perlakuan yang diberikan melalui metode pahaman dalam penelitian ini, maka diuraikan
proyek dalam pembelajaran keterampilan definisi dari istilah yang dipakai dalam penelitian
vokasional anak tunagrahita ringan di ini, sebagai berikut :
SMALB-C AKW Kumara II Surabaya. a. Metode proyek
O2 = Nilai observasi post-test setelah diberikan Metode proyek adalah metode
perlakuan mengenai pembelajaran pembelajaran berupa kontekstual yang dimaksud
keterampilan vokasional anak tunagrahita kontekstual adalah dengan mengaitkan materi
ringan di SMALB-C AKW Kumara II pembelajaran keterampilan vokasional dengan
Surabaya (membuat tas dari kain batik). konteks nyata kehuidupan sehari-hari yaitu
O1 – O2 = Diasumsikan sebagai efek dari membuat tas dari kain batik. Anak diberikan
perlakuan yang diberikan metode proyek kegiatan untuk menyelesaikan suatu masalah dan
dalam pembelajaran keterampilan disesuaikan dengan kemampuan anak sehingga
vokasional anak tunagrahita ringan di akan mempermudah anak dalam mengerjakan
SMALB-C AKW Kumara II Surabaya. kegiatan yang diberikan serta dapat pengalaman
belajar keterampilan. Pembelajaran metode
D. Lokasi Penelitian proyek yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian ini dilaksanakan di SMALB-C adalah melalui pemberian kegiatan sederhana
AKW Kumara II Surabaya yang beralamat di Jl. dengan memperhatikan penjelasan guru
Kalibokor Timur 125, Kertajaya, Kec. Gubeng. Kota mengenai langkah-langkah membuat tas dari
Surabaya Prov. Jawa Timur. kain batik. Langkah-langkah tersebut sudah
disederhanakan sehingga akan mempermudah
E. Subjek Penelitian anak dalam membuat tas dari kain batik yang
Subjek dalam penelitian ini adalah anak diberikan saat pembelajaran.
tunagrahita ringan yang pembelajaran keterampilan Adapun langkah-langkah dalam metode
vokasional kurang di SMALB-C AKW Kumara II proyek dalam pembelajaran keterampilan
Surabaya. Subjek yang diteliti berjumlah 8 anak vokasional anak tunagrahita ringan pada
tunagrahita ringan dengan rentang usia 18-25 tahun. penelitian ini adalah :
a) Penentuan pertanyaan mendasar, disini
F. Variabel Penelitian anak tunagrahita ringan diberikan
Variabel penelitian adalah suatu atribut yang pertanyaan dasar tentang pengetahuan
berbentuk apa saja dan ditetapkan oleh peneliti untuk dalam keterampilan vokasional menjahit.
dipelajari kemudian dan ditarik kesimpulannya Anak diberikan soal-soal sederhana terdiri
(Sugiyono, 2010:60-61). Berikut adalah variabel dari 10 soal tentang pengetahuan anak
dalam penelitian ini : dalam aspek keterampilan menjahit
a. Variabel Independen (Bebas) membuat tas dari kain batik
b) Mendesain perencanaan proyek, pada desain
perencanaan proyek yang diberikan oleh guru
berupa penjelasan tentang nama serta tersusun dari berbagai proses biologis dan
kegunaan alat dan bahan yang akan psikologis. Observasi yang dilakukan yaitu
digunakan untuk menjahit tas dari kain batik. dengan pengamatan kemampuan anak terhadap
c) Menyusun jadwal, timeline dan deadline proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam
yang diberikan oleh guru untuk observasi ini peneliti akan ikut serta dalam
menyelesaikan menjahit tas dari kain batik kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
adalah 10 kali pertemuan. Aspek yang diobservasi pada anak tunagrahita
d) Memonitor anak dan kemajuan proyek, guru ringan di SMALB-C AKW Kumara II Surabaya
membimbing dan mengawasi anak melalui terkait dengan kemampuan keterampilan
langkah-langkah sederhana yang sudah vokasional membuat karya yang bernilai jual
dibuat untuk menyelesaikan menjahit tas dari membuat tas dari kain batik.
kain batik. Guru juga memberikan fasilitas 3. Dokumentasi
berupa alat dan bahan yang sudah Menurut Arikuntoro, (2010:231) Teknik
dipersiapkan untuk menjahit tas dari kain dokumentasi digunakan untuk mencari data
batik. mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
e) Menguji hasil, memberikan penilaian catatan, transkip, bukum surat kabar, majalah,
dan juga pemahaman konsep tentang prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain-lain.
menjahit tas dari kain batik. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
f) Mengevaluasi pengalaman, setelah anak untuk mendungkung dan mengabadikan proses
melakukan kegiatan proyek diberikan yang dilakukan selama penelitian. Dokumentasi
refleksi untuk mengungkapkan perasaan berupa foto dan video kegiatan yang dilakukan
anak ketika menjahit tas dari kain batik. anak dalam proses kegiatan.
b. Pembelajaran keterampilan Vokasional
Pembelajaran keterampilan I. Instrumen Penelitian
vokasional yang dimaksud dalam penelitian Menurut Sugiyono, (2010:147) instrumen
ini adalah kemampuan anak dalam membuat penelitian adalah suatu alat yang digunakan
kerajinan tangan membuat tas dari kain peneliti untuk mengukur fenomena sosial maupun
batik sesuai dengan langkah-langkah yang alam yang diamati. Penelitian ini menggunakan
telah ditentukan dengan benar. instrumen tes tulis dan tes perbuatan atau unjuk
c. Anak Tunagrahita Ringan kerja kemampuan membuat keterampilan untuk
Anak tunagrahita ringan yang anak tunagrahita ringan (pre test dan post test)
dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah dalam membuat tas dari kain batik. Instrumen yang
anak tunagrahita ringan dengan rentang usia digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
18-25 tahun dengan jumlah anak 8 anak observasi pre test dan lembar observasi post test.
yang memerlukan latihan untuk
meningkatkan keterampilan vokasional yang J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
dapat meliputi penyiapan alat dan bahan Prosedur pelaksanaan penelitian ketika
serta langkah-langkah membuat tas dari kain melakukan peneltian dijelaskan dalam langkah-
batik. langkah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
H. Teknik Pengumpulan Data a. Menyusun Proposal Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah cara atau Menyusun proposal penelitian
langkah yang paling utama dilakukan dalam merupakan langkah awal dalam kegiatan
penelitian untuk memperoleh data yang telah penelitian dimana peneliti menentukan
dilakukan oleh peneliti (Sugiyono 2010:308). Teknik permasalahan yang kemudian dirumuskan
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dalam bentuk judul penelitian. Kemudian
ini yaitu : judul penelitian tersebut dikonsultasikan
1. Teknik Tes kepada dosen pembimbing. Setelah
Tes berupa kegiatan sederhana yang konsultasi dapat ditentukan lokasi
disesuaikan dengan kemampuan masing anak penelitian dan subjek penelitian. Peneliti
yang berisi langkah-langkah membuat tas dari telah menetapkan judul penerapan metode
kain batik. Tes yang akan diukur dengan proyel dalam keterampilan vokasional
menggunakan tes tulis dan tes unjuk kerja adalah anal tunagrahita ringan di SMALB-C
pembelajaran keterampilan vokasional membuat AKW Kumara II Surabaya.
tas dari kain batik sesuai dengan langkah- b. Menentukan Lokasi Penelitian
langkah yang benar. Pada penelitian ini tes tulis Penelitian ini memilih SMALB-C
dan tes unjuk kerja akan dilakukan sebanyak 2 AKW Kumara II Surabaya sebagai lokasi
kali yaitu observasi pre-test dan 8 kali yaitu penelitian berdasarkan hasil observasi
observasi post-test, yang bertujuan untuk dengan persetujuan kepada sekolah
mengetahui kemampuan keterampilan SMALB-C AKW Kumara II Surabaya.
vokasional anak sebelum dan sesudah diberikan c. Memilih Subjek Penelitian
perlakuan. Subjek penelitian yang diambil
2. Observasi dalam penelitian ini adalah anak
Menurut Hadi (dalam Sugiyono, tunagrahita ringan dengan rentang usia
2010:203) mengemukakan bahwa, observasi 18-25 tahun yang memiliki hambatan
merupakan suatu proses yang kompleks, yang dalam pembelajaran keterampilan
vokaisonal. Pemilihan subjek peneleitian digunakan untuk menjahit tas dari kain
dilakukan pada saat observasi penentuan batik.
lokasi penelitian. e) Anak mempraktekkan memasang sepul
d. Membuat Instrumen Penelitian ke dalam sekoci.
Instrumen penelitian dibuat setelah f) Anak mempraktekkan memasukkan
terealisasikannya proposal penelitian
sekoci ke dalam mesin jahit.
melalui konsultasi dan kesepakatan
g) Anak mempraktekkan memasang
dengan dosen pembimbing yang bertujuan
untuk mengumpulkan data yang akan benang ke mesin jahit.
diteliti agar lebih akurat. Instrumen h) Anak mempraktekkan menggunakan
penelitian yang digunakan adalah mesin jahit.
menggunakan tes perbuatan/unjuk kerja. Pertemuan V dan VI
e. Mengurus Surat Izin Peneltian a) Guru membimbing dan mengawasi
Mengurus surat izin penelitian anak melalui langkah-langkah
dilakukan setelah peneliti menyeslesaikan sederhana yang sudah dibuat untuk
proposal penelitian dan setelah proposal menyelesaikan menjahit tas dari kain
penelitian diseminarkan. Langkah yang batik.
dilakukan dalam mengurus surat izin b) Anak mempersiapkan alat dan bahan
penelitian yaitu mengajukan surat izin ke yang digunakan untuk menjahit tas
fakultas, surat izin yang telah di sesuai dengan langkah-langkah yang
tandatangani oleh fakultas kemudian sudah diberikan guru.
diserahkan ke sekolah SMALB-C AKW c) Anak memasang alat yang digunakan
Kumara II Surabaya. untuk menjahit tas dari kain batik.
2. Pelaksanaan Penelitian d) Anak mempraktekkan menjahit tali tas
Perlakuan dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah yang
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sudah diberikan guru.
vokasional anak tunagrahita ringan dalam Pertemuan VII dan VIII
membuat tas dari kain batik di SMALB-C AKW a) Anak meneruskan mempraktekkan
Kumara II Surabaya. Kegiatan yang akan menjahit body tas sesuai dengan
dilaksanakan adalah pembelajaran keterampilan langkah-langkah yang sudah diberikan
vokasional membuat tas dari kain batik. guru.
Perlakuan atau treatment dilakukan selama 10 b) Anak mempraktekkan menyatukan
kali pertemuan dengan alokasi setiap pertemuan menjahit tali tas dan body tas sesuai
40 menit setiap pertemuan dan langkah-langkah dengan langkah-langkah yang sudah
pelaksanaan perlakuan atau treatment sebagai diberikan guru.
berikut : c) Anak mempraktekkan menyatukan
a. Observasi pre test menjahit body tas dan kretekan sesuai
Pertemuan I dan II dengan langkah-langkah yang sudah
Guru memberikan anak pertanyaan diberikan guru.
sederhana tentang pengetahuan dasar dalam d) Guru menguji tingkat keberhasilan
keterampilan vokasional menjahit tas dari proyek yang dilakukan oleh anak.
kain batik. pertanyaan sederhana berupa e) Guru memberikan pemahaman konsep
soal-soal berjumlah 10 soal untuk tentang menjahit tas dari kain batik.
mengetahui pengetahuan dasar anak Pertemuan IX dan X
tunagrahita ringan dalam pembelajaran a) Anak mencatat langkah-langkah yang
keterampilan vokasional menjahit, membuat diberikan guru untuk menambah nilai
tas dari kain batik. Soal-soal yang diberikan tulis.
untuk anak tunagrahita ringan berupa soal b) Guru memberikan refleksi pada anak
pilihan ganda dan soal isian. berupa menyatakan perasaan anak
Pertemuan III dan IV ketika kegiatan menjahit tas.
a) Guru mendesain perencanaan proyek c) Guru memberikan penilaian sebagai
berupa menjelaskan tentang nama-nama kemajuan belajar anak.
alat dan bahan yang digunakan untuk b. Observasi post test
Post test dilakukan dengan
menjahit tas dari kain batik.
memberikan tes setelah dilakukan
b) Guru menjelaskan satu persatu
perlakuan. Pada kegiatan post test anak
kegunaan alat dan bahan yang diminta untuk mempersiapkan bahan dan
digunakan untuk menjahit tas dari kain alat yang digunakan untuk membuat tas dari
batik. kain batik sesuai dengan instruksi yang
c) Guru menjelaskan tata cara diberikan..
menggunakan alat dan bahan yang 3. Tahap Akhir
digunakan untuk menjahit tas dari kain Tahap akhir setelah dilakukan penelitian
dapat berupa mengolah data hasil observasi pre
batik.
test dan observasi post test, memberikan
d) Guru mempraktekkan tata cara
pembahasan akhir pada penelitian berupa
menggunakan alat dan bahan yang kesimpulan, dan proposal penelitian berubah
menjadi skripsi yang akan digunakan sebagai dan standar deviasi menggunakan rumus
syarat kelulusan di Universitas. Zhitung.
6. Mencari nilai Ztabel.
K. Teknik Analisis Data 7. Setelah memperoleh hasil Zhitung dan Ztabel
Menurut Sugiyono, (2010:207) analisis kemudian dibandingkan untuk memperoleh
data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh kesimpulan dari hasil analisi data.
responden atau sumber data lain terkumpul dengan
tujuan untuk menjawab rumusan masalah atau Interprestasi hasil analisis data :
menguji kebenaran dari hipotesis yang telah 1. Jika Zhitung ≤ Ztabel, maka Ho diterima dan Ha
diajukan. Statistik non parametrik biasa digunakan ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
untuk menganalisis data nominal dan juga data pengaruh metode proyek terhadap pembelajaran
ordinal, statistik non parametrik tidak menuntut keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
terpenuhi oleh banyak asumsi, salah satuya adalah di SMALB-C AKW Kumara II Surabaya.
data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi 2. Jika Zhitung ≥ Ztabel, maka Ha diterima dan Ho
normal, sehingga dalam penelitian ini ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
menggunakan data statistik non parametrik karena metode proyek terhadap pembelajaran
salah satu asumsi normalitas tidak dapat dipenuhi keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
yaitu jumlah sampel yang diteliti kurang dari 30 di SMALB-C AKW Kumara II Surabaya.
orang (n = 6) disebut sampel kecil.
Uji statistik non parametrik yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah uji Wilcoxon yang dalam pelaksanaannya A. Hasil Penelitian
menggunakan tabel penolong (Sugiyono, Penelitian tentang metode proyek dalam
2010:151). Alasan menggunakan uji Wilcoxon ini pembelajaran keterampilan vokasional membuat
adalah untuk mencari perbedaan kemampuan anak tas dari kain batik bagi anak tunagrahita ringan
tunagrahita ringan di SMALB-C AKW Kumara II di SMALB-C AKW Kumara II Surabaya, yang
Surabaya dalam pembelajaran keterampilan berlokasi di Jl. Kalibokor Timur 165 Kertajaya,
vokasional sebelum dan sesudah diberikan Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Penelitian
perlakuan menggunakan metode proyek. dilaksanakan pada tanggal 24 Februari sampai
24 Maret 2020, dengan diberikan perlakuan atau
Rumus Wilcoxon treatment 10 kali pertemuan, yaitu 2 kali pre-test
T - µT dan 8 kali post-test. Pemilihan sampel pada
Z= penelitian ini adalah berpusat pada 8 anak
σT tunagrahita ringan pada jenjang SMALB yang
Keterangan : mengalami kesulitan atau hambatan dalam
Z : Nilai hasil pengujian statistic Wilcoxon memahami pembelajaran materi keterampilan
T : Jumlah jenjang terkecil vokasional membuat tas dari kain batik.
µT : Mean (Nilai rata-rata) = n (n + 1) Berdasarkan hasil penelitian yang telah
4 diperoleh menunjukkan bahwa metode proyek
σT : Simpangan Baku = √n(n + 1)(2n + 1) mempunyai pengaruh terhadap pembelajaran
24 keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
N : Jumlah Sampel yaitu keterampilan vokasional membuat tas dari
kain batik. Kegiatan pembelajaran yang
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dilakukan adalah mengenalkan alat dan bahan
untuk menghitung analisis data dengan yang digunakan dalam membuat tas dari kain
menggunakan rumus Uji Wilcoxon Match Pairs batik, dan beberapa aspek untuk menilai
Test dengan n = 8 dan taraf kesalahan 5% sebagai kemampuan anak tunagrahita ringan dalam
berikut : membuat tas dari kain batik adalah menggunting,
1. Mengumpulkan hasil observasi pembelajaran menjiplak, menjahit tali tas, menjahit body tas
keterampilan vokasional pre test dan post test bagian kanan, kiri, atas, menyatukan tali tas dan
yaitu kemampuan vokasional sebelum body tas, menjahit kretekan dan merapikan
dilaksanakan perlakuan dan sesudah jahitan.
dilaksanakan perlakuan. Hasil dari penelitian ini disajikan dalam
2. Membuat tabel penolong yang berisi jumlah bentuk tabel yang diperoleh berdasarkan hasil
subjek, nama subjek yang akan diteliti, jenjang nilai pre-test dan post-test. Hal tersebut
untuk nilai negative (-) dan nilai positif (+). dilakukan untuk mempermudah dan memahami
3. Menghitung nilai hasil pre test dan post test, hasil penelitian. Adapun uraian data hasil nilai
kemudian mencari nilai beda dengan pre-test pembelajaran keterampilan vokasional
menggunakan cara (O2-O1) setalah membuat tas dari kain batik sebelum diberikan
mendapatkan hasil dihitung jenjang sehingga perlakuan atau treatment menggunakan metode
menghasilkan nilai negative (-) dan nilai proyek dan data hasil nilai post-test
positif (+). pembelajaran keterampilan vokasional membuat
4. Kemudian diisi di tabel penolong, selanjutnya tas dari kain batik sesudah diberikan perlakuan
menghitung sesuai dengan rumus Wilcoxon atau treatment menggunakan metode proyek
untuk mencari mean dan standar deviasi. anak tunagrahita ringan adalah sebagai berikut :
5. Setelah ditemukan hasil dari mean dan standar 1. Hasil data pre-test (O1)
deviasi, kemudian memasukkan nilai mean
Hasil penilaian data Pre-test 66-79 termasuk kedalam kategori nilai baik, 56-
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui 65 termasuk kedalam kategori cukup, 40-55
kemampuan pengetahuan awal anak termasuk kedalam kategori kurang, dan 30-39
termasuk kedalam kategori gagal. Nilai rata-rata
terhadap kegiatan pembelajaran melalui tes
pre-test menunjukkan bahwa pembelajaran
unjuk kerja yang diberikan oleh peneliti keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
berupa kegiatan melalui beberapa aspek membuat tas dari kain batik adalah 38,7
untuk menilai kemampuan anak tunagrahita termasuk dalam kategori gagal sehingga
ringan dalam pembelajaran keterampilan dikatakan bahwa anak tunagrahita ringan di
vokasional membuat tas dari kain batik. SMALB-C AKW KUMARA II Surabaya belum
Pre-test dilaksanakan selama 2 hari pada memiliki keterampilan vokasional dalam
membuat tas dari kain batik.
tanggal 24-25 Februari 2020 pada hari senin
dan selasa pukul 08.00-09.30 dan Tabel 2
dilanjutkan lagi pukul 10.00-11.30. Hasil pre-test nilai tes unjuk kerja
Pada kegiatan pre-test anak pembelajaran keterampilan vokasional
diberikan beberapa pertanyaan dasar membuat tas dari kain batik anak
tentang pengetahuan dalam pembelajaran tunagrahita ringan.
keterampilan vokasional membuat tas dari
kain batik, serta anak diminta untuk Aspek yang diamati Jumlah Nilai
mempersiapkan alat dan bahan yang No. Nama
digunakan untuk membuat tas dari kain I II III IV
batik sesuai dengan intruksi yang
diberikan guru. Intruksi yang diberikan 1. RI 19 15 5 8 47 48,9
mengenai membuat tas dari kain batik
berupa beberapa aspek untuk menilai 2. VIK 13 12 5 7 37 38,5
kemampuan anak tunagrahita ringan dalam
membuat tas dari kain batik adalah 3. AZH 11 12 4 8 35 36,4
menggunting, menjiplak, menjahit tali tas,
menjahit body tas bagian kanan, kiri, atas, 4. SA 13 14 5 8 40 41,7
menyatukan tali tas dan body tas, menjahit
kretekan dan merapikan jahitan. Data hasil 5. SLA 14 17 7 8 46 47,9
pre-test telah direkapitulasi dalam tabel
4.1, 4.2, dan 4.3. 6. MI 10 11 4 8 33 34,3

Tabel 1 7. VIR 14 11 7 7 39 40,6


Hasil pre-test nilai tes tulis sebelum
dilaksanakan pembelajaran. 8. SE 12 11 6 9 38 39,5

Rata-rata 40,9
Jumlah Jumlah
Nama
No. jawaban jawaban Nilai
Siswa
benar salah Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil
1. RI 5 5 50 pre-test yang tertera dalam tabel diatas
2. VIK 2 8 20 menunjukkan rata-rata hasil pre-test
3. AZH 3 7 30 pembelajaran keterampilan vokasional membuat
4. SA 5 5 50 tas dari kain batik adalah 40,9. Nilai rata-rata
5. SLA 7 3 70 hasil pre-test tersebut menunjukkan bahwa
6. MI 4 6 40 pembelajaran keterampilan vokasional membuat
7. VIR 3 7 30 tas dari kain batik anak tunagrahita ringan
8. SE 2 8 20 dengan menggunakan tes ujuk kerja.
Jumlah 310 Menurut Arikuntoro (2010:245) tentang
Rata-rata 38,7 skala penilaian adalah sebagai berikut nilai 80-
100 termasuk kedalam kategori nilai baik sekali,
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil pre- 66-79 termasuk kedalam kategori nilai baik, 56-
test yang tertera dalam tabel diatas menunjukkan 65 termasuk kedalam kategori cukup, 40-55
rata-rata hasil pre-test pembelajaran termasuk kedalam kategori kurang, dan 30-39
keterampilan vokasional membuat tas dari kain termasuk kedalam kategori gagal. Nilai rata-rata
batik adalah 38,7. Nilai rata-rata hasil pre-test pre-test menunjukkan bahwa pembelajaran
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
keterampilan vokasional membuat tas dari kain membuat tas dari kain batik adalah 40,9
batik anak tunagrahita ringan dengan termasuk dalam kategori kurang sehingga
menggunakan tes tulis. dikatakan bahwa anak tunagrahita ringan di
Menurut Arikuntoro (2010:245) tentang SMALB-C AKW KUMARA II Surabaya belum
skala penilaian adalah sebagai berikut nilai 80- memiliki keterampilan vokasional dalam
100 termasuk kedalam kategori nilai baik sekali, membuat tas dari kain batik.
atau treatment. Hasil penilaian data post-test
Tabel 3 diberikan pada tanggal 2-3 Maret 2020 pukul
Rekapitulasi hasil pre-test nilai tes tulis dan 08.00-09.30 dan dilanjutkan lagi pukul 10.00-
tes unjuk kerja pembelajaran
11.30.
keterampilan vokasional menjahit tas
Pada kegiatan post-test anak diberikan
dari kain batik anak tunagrahita
ringan. intruksi yang diberikan mengenai membuat tas
dari kain batik berupa beberapa aspek untuk
Nama menilai kemampuan anak tunagrahita ringan
No. Nama Tes Nilai Total
Siswa dalam membuat tas dari kain batik adalah
Tulis 50 menggunting, menjiplak, menjahit tali tas,
1. RI 49,4
Unjuk Kerja 48,9 menjahit body tas bagian kanan, kiri, atas,
Tulis 20 menyatukan tali tas dan body tas, menjahit
2. VIK 29,2
Unjuk Kerja 38,5 kretekan dan merapikan jahitan. Data hasil post-
Tulis 30
3. AZH 33,2 test telah direkapitulasi dalam tabel 4.4, 4.5, dan
Unjuk Kerja 36,4
4.6.
Tulis 50
4. SA 45,8 Tabel 4
Unjuk Kerja 41,7
Tulis 70 Hasil post-test nilai tes tulis sesudah
5. SLA 58,9 dilaksanakan pembelajaran.
Unjuk Kerja 47,9
Tulis 40
6. MI 37,1 Jumlah
Unjuk Kerja 34,3 Jumlah
Nama jawaba
Tulis 30 No. jawaba Nilai
7. VIR 35,3 Siswa n
Unjuk Kerja 40,6 n salah
benar
Tulis 20
8. SE 29,7 1. RI 9 1 90
Unjuk Kerja 39,5
2. VIK 7 3 70
Rata-rata 39,8
3. AZH 5 5 50
4. SA 7 3 70
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil
5. SLA 9 1 90
pre-test yang tertera dalam tabel diatas
menunjukkan rata-rata hasil pre-test 6. MI 8 2 80
pembelajaran keterampilan vokasional membuat 7. VIR 8 3 80
tas dari kain batik adalah 39,8. Nilai rata-rata 8. SE 6 4 60
hasil pre-test tersebut menunjukkan bahwa Jumlah 590
pembelajaran keterampilan vokasional membuat Rata-rata 73,7
tas dari kain batik anak tunagrahita ringan
dengan menggunakan tes tulis dan tes ujuk kerja Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil
masih kurang. Ketegori penilaian tersebut post-test yang tertera dalam tabel diatas
digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya menunjukkan rata-rata hasil post-test
perkembangan kemampuan yang dimiliki oleh pembelajaran keterampilan vokasional membuat
anak tunagrahita ringan berdasarkan pada tas dari kain batik adalah 73,7. Nilai rata-rata
analisis menggunakan uji wilcoxon dan hasil post-test tersebut menunjukkan
menggunakan skala. pembelajaran keterampilan vokasional membuat
Menurut Arikuntoro (2010:245) tentang tas dari kain batik anak tunagrahita ringan
skala penilaian adalah sebagai berikut nilai 80- dengan menggunakan tes tulis mengalami
100 termasuk kedalam kategori nilai baik sekali, peningkatan.
66-79 termasuk kedalam kategori nilai baik, 56- Menurut Arikuntoro (2010:245) tentang
65 termasuk kedalam kategori cukup, 40-55 skala penilaian adalah sebagai berikut nilai 80-
termasuk kedalam kategori kurang, dan 30-39 100 termasuk kedalam kategori nilai baik sekali,
termasuk kedalam kategori gagal. Nilai rata-rata 66-79 termasuk kedalam kategori nilai baik, 56-
pre-test menunjukkan bahwa pembelajaran 65 termasuk kedalam kategori cukup, 40-55
keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan termasuk kedalam kategori kurang, dan 30-39
membuat tas dari kain batik adalah 39,8 termasuk kedalam kategori gagal. Nilai rata-rata
termasuk dalam kategori kurang sehingga post-test menunjukkan bahwa pembelajaran
dikatakan bahwa anak tunagrahita ringan di keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
SMALB-C AKW KUMARA II Surabaya belum membuat tas dari kain batik adalah 73,7
memiliki keterampilan vokasional dalam termasuk dalam kategori baik sehingga
membuat tas dari kain batik. dikatakan bahwa anak tunagrahita ringan di
SMALB-C AKW KUMARA II Surabaya
1. Hasil data post-test (O2) mengalami peningkatan dalam keterampilan
Hasil penilaian data post-test vokasional membuat tas dari kain batik.
merupakan nilai pembelajaran keterampilan
vokasional membuat tas dari kain batik anak Tabel 5
Hasil post-test nilai tes unjuk kerja
tunagrahita ringan setelah diberikan perlakuan pembelajaran keterampilan vokasional
membuat tas dari kain batik anak Rata-rata 75
tunagrahita ringan
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil
Aspek yang diamati post-test yang tertera dalam tabel diatas
No. Nama Jumlah Nilai menunjukkan rata-rata hasil post-test
I II III IV pembelajaran keterampilan vokasional membuat
1. RI 27 29 10 16 82 84,4 tas dari kain batik adalah 75. Nilai rata-rata hasil
2. VIK 26 22 8 16 72 75 post-test tersebut menunjukkan bahwa
3. AZH 21 26 8 13 68 70,8 pembelajaran keterampilan vokasional membuat
4. SA 29 29 10 18 86 89,5 tas dari kain batik anak tunagrahita ringan
5. SLA 27 30 12 19 88 91,6 dengan menggunakan tes tulis dan tes ujuk kerja
6. MI 17 24 9 16 66 68,7 mengalami peningkatan. Ketegori penilaian
7. VIR 20 18 8 13 59 61,4 tersebut digunakan untuk menentukan ada atau
tidaknya perkembangan kemampuan yang
8. SE 17 26 7 17 67 69,7
dimiliki oleh anak tunagrahita ringan
Rata-rata 76,3 berdasarkan pada analisis menggunakan uji
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil post-test wilcoxon dan menggunakan skala.
yang tertera dalam tabel diatas menunjukkan rata-rata Menurut Arikuntoro (2010:245) tentang
hasil post-test pembelajaran keterampilan vokasional skala penilaian adalah sebagai berikut nilai 80-
membuat tas dari kain batik adalah 76,3. Nilai rata-rata 100 termasuk kedalam kategori nilai baik sekali,
hasil post-test tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran 66-79 termasuk kedalam kategori nilai baik, 56-
keterampilan vokasional membuat tas dari kain batik anak 65 termasuk kedalam kategori cukup, 40-55
tunagrahita ringan dengan menggunakan tes ujuk kerja termasuk kedalam kategori kurang, dan 30-39
mengalami peningkatan. termasuk kedalam kategori gagal. Nilai rata-rata
Menurut Arikuntoro (2010:245) tentang post-test menunjukkan bahwa pembelajaran
skala penilaian adalah sebagai berikut nilai 80- keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
100 termasuk kedalam kategori nilai baik sekali, membuat tas dari kain batik adalah 75 termasuk
66-79 termasuk kedalam kategori nilai baik, 56- dalam kategori baik sehingga dikatakan bahwa
65 termasuk kedalam kategori cukup, 40-55 anak tunagrahita ringan di SMALB-C AKW
termasuk kedalam kategori kurang, dan 30-39 KUMARA II Surabaya mengalami peningkatan
termasuk kedalam kategori gagal. Nilai rata-rata dalam pembelajaran keterampilan vokasional
post-test menunjukkan bahwa pembelajaran membuat tas dari kain batik.
keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
membuat tas dari kain batik adalah 76,3 2. Rekapitulasi hasil data pre-test dan post-test
termasuk dalam kategori baik sehingga
pembelajaran keterampilan vokasional anak
dikatakan bahwa anak tunagrahita ringan di
SMALB-C AKW KUMARA II Surabaya membuat tas dari kain batik anak tunagrahita
mengalami peningkatan dalam keterampilan ringan.
vokasional membuat tas dari kain batik. Rekapitulasi diperlukan untuk
mengetahui perbandingan pembelajaran
Tabel 6 keterampilan vokasional membuat tas dari kain
Rekapitulasi hasil post-test nilai tes tulis dan batik anak tunagrahita ringan sebelum diberikan
tes unjuk kerja pembelajaran perlakuan atau treatment dengan sesudah
keterampilan vokasional menjahit tas
diberikan perlakuan atau treatment. Berdasarkan
dari kain batik anak tunagrahita
ringan. hasil rekapitulasi pre-test dan post-test dapat
diketahui seberapa banyak pengaruh metode
Nama proyek terhadap pembelajaran keterampilan
No. Nama Tes Nilai Total
Siswa vokasional anak tunagrahita ringan dalam aspek
Tulis 90 membuat tas dari kain batik. Rekapitulasi hasil
1. RI 87,2
Unjuk Kerja 84,4 pre-test dan post-test pembelajaran keterampilan
Tulis 70 vokasional anak tunagrahita ringan dengan
2. VIK 72,5
Unjuk Kerja 75 metode proyek terdapat pada tabel 4.7
Tulis 50
3. AZH 60,4
Unjuk Kerja 70,8 Tabel 7
Tulis 70 Rekapitulasi Hasil Pre-test dan Post-test Pembelajaran
4. SA 79,7
Unjuk Kerja 89,5 Keterampilan Vokasional Membuat Tas dari Kain
Tulis 90 Batik pada Anak Tunagrahita Ringan
5. SLA 90,8
Unjuk Kerja 91,6
Tulis 80 N Pre- Post-
6. MI 74,3 Nama Beda
Unjuk Kerja 68,7 o Test Test
Tulis 80 1. RI 49,4 87,2 37,4
7. VIR 70,7
Unjuk Kerja 61,4 2. VIK 29,2 72,5 43,3
Tulis 60 3. AZH 33,2 60,4 27,2
8. SE 64,8
Unjuk Kerja 69,7 4. SA 45,8 79,7 33,9
5. SLA 58,9 90,8 31,9 a. Menyusun analisis hasil nilai tes yang
6. MI 37,1 74,3 37,2 diperoleh dimasukkan kedalam tabel pre-
7. VIR 35,3 70,7 35,4 test dan post-test. Yaitu hasil nilai
8. SE 29,7 64,8 35,1 pembelajaran keterampilan vokasional anak
Rata-rata 39,8 75 - tunagrahita sesudah dilakukan pembelajaran
dan sebelum dilakukan pembelajaran dam
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa pembelajaran keterampilan vokasional sebagai alat untuk menentukan nilai T
anak tunagrahita ringan mengalami peningkatan (jumlah jenjang/rangking terkecil).
dari rata-rata pre-test 39,8 meningkat dengan
hasil post-test 75. Peningkatan pembelajaran Tabel 8
keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan Tabel Penolong Uji Wilcoxon
masing-masing dapat dilihat pada grafik 4.1.
Grafik tersebut menunjukkan perkembangan Tanda Jenjang
pembelajaran keterampilan vokasional pada Nam Pre- Post Bed
a Test -Test a Jenjan
masing-masing anak. + -
g
RI 49,4 87,2 37,4 7 7 0
Grafik 1
VIK 29,2 72,5 43,3 8 8 0
Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test
AZH 33,2 60,4 27,2 1 1 0
Pembelajaran Keterampilan Vokasional Anak
SA 45,8 79,7 33,9 3 3 0
Tunagrahita Ringan
SLA 58,9 90,8 31,9 2 2 0
MI 37,1 74,3 37,2 6 6 0
VIR 35,3 70,7 35,4 5 5 0
SE 29,7 64,8 35,1 4 4 0
W T
Jumlah =3 =
6 0

b. Hasil pre-test dan post-test yang telah


dianalisis dan merupakan data yang
diperoleh dalam penelitian telah diolah
kembali menggunakan teknik analisis data
dengan tujuan untuk memperoleh
Berdasarkan pada grafik di atas tentang kesimpulan data penelitian. Analisis data
pre-test dan post-test pembelajaran keterampilan yang digunakan dalam penelitian yaitu
vokasionak membuat tas dari kain batik dengan menggunakan rumus uji Wilcoxon,
menggunakan metode proyek dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :
bahwa kemampuan keterampilan vokasional c. Menghitung Zh menggunakan rumus uji
anak tunagrahita ringan mengalami perubahan
Wilcoxon Match Pair Test.
dan peningkatan yang lebih baik. Dalam grafik
di atas menunjukkan SLA mengalami n(n+1)
peningkatan keterampilan vokasional paling
T
T −µT 4
tinggi dengan rata-rata nilai peningkatan yakni Z= =
σT

3.
90,8.

Data Analisis Hasil Nilai Tes Tulis, Pre-Test dan



n ( n+1 ) ( 2n+ 1 )
24
Post-Test Keterangan :
Hasil analisis data digunakan peneliti Z : Nilai hasil pengujian statistik uji
untuk menjawab rumusan masalah dan alat Wilcoxon Match Pair Test
penguji hipotesis yaitu ada pengaruh metode T : Jumlah jenjang yang kecil
proyek terhadap pembelajaran keterampilan n(n+1)
µT : Mean (nilai rata-rata ) =
vokasional anak tunagrahita ringan. Berdasarkan 4
nilai tes yang didapat saat pre-test dan post-test, σT : Standart deviasi =
kemudian langkah selanjutnya adalah dengan
menganalisis data yang diperoleh menggunakan
uji statistik non parametric Wilcoxon match pair
√ n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
n : Jumlah sampel
test dengan hasil adanya pengaruh metode p : Probabilitas untuk memperoleh tanda (+)
proyek terhadap pembelajaran keterampilan dan (-) = 0,5 karena nilai krisis 5%
vokasional membuat tas anak tunagrahita ringan. d. Perolehan data diolah sebagai berikut :
Data analisis disesuaikan dengan Diketahui : n = 8, maka
langkah-langkah yang telah dirumuskan T : Mean (nilai rata-rata)
sebelumnya sebagai berikut :
n(n+1)
=
4
8(8+1)
=
4
8(9) 72
= = = 18
4 4
e. σT : Simpangan baku =

√ n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
Grafik 2 Kurva Uji Hipotesis Dua Pihak

Interpretasi Hasil Analisis Data


=
√ 8 ( 8+1 )( 2.8+1 )
24
Berdasarkan hasil analisis data di atas
menunjukkan bahwa Zhitung = 2,52 (nilai (-) tidak

√ 8 ( 9 )( 17 ) diperhitungkan karena harga mutlak) lebih besar


=
dari nilai Ztabel dengan nilai krisis 5% (untuk
24
pengujian dua pihak = 1,64) nilai Zhitung adalah
=

=
√ ( 72 ) ( 17 )

√ 51
24
2,52 lebih besar daripada nilai kriris Z tabel 5%
adalah 1,64 (Zh > Zt) maka Ho ditolak dan Ha
diterima, dengan demikian dapat diartikan
= 7,14 bahwa “ada pengaruh metode proyek terhadap
f. Mean (µT) = 18 dan simpangan baku (σ T) = pembelajaran keterampilan vokasional anak
7,14 jika dimasukkan ke dalam rumus maka tunagrahita ringan.
didapat hasil yang sebagai berikut :
n(n+1) B. PEMBAHASAN
T Hasil penelitian menunjukkan bahwa
T −µT 4
Z = = = metode proyek proyek dalam pembelajaran
σT

0−18

n ( n+1 ) ( 2n+ 1 )
24
keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan
membuat tas dari kain batik yang terbagi dalam
beberapa aspek membuat tali tas, membuat body tas,
=¿ 2,52 menyatukan tali tas dan body tas, menyatukan body
7,14 tas dan kretekan, hal ini didasarkan pada hasil
Berdasarkan analisis data diatas penelitian bahwa nilai Ztabel dengan nilai krisis 5%
maka dapat disimpulkan pada hasil untuk pengujian dua pihak 1,64. Nilai Z yang
perhitungan nilai kritis 5% sehingga diperoleh dalam hitungan Zhitung yaitu 2,52 lebih besar
pengambilan keputusan menggunakan ada dari pada Ztabel yaitu 1,64 (Zhitung > Ztabel).
atau tidaknya pengaruh metode proyek Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
terhadap pembelajaran keterampilan pada tanggal 24 Februari 2020 di SMALB-C AKW
vokasional anak tunagrahita ringan dengan Kumara II Surabaya. Anak tunagrahita ringan
 5% = 1,64 dimana n = jumlah sampel mengalami hambatan dalam pembelajaran
yang yang berjumlah 8 anak adalah Ha keterampilan vokasional menjahit membuat tas dari
diterima Zhitung > Ztabel 1,64 dan Ho diterima kain batik pada aspek aspek membuat tali tas,
jika Zhitung < Ztabel 1,64. membuat body tas, menyatukan tali tas dan body tas,
Hipotesis pada hasil perhitungan menyatukan body tas dan kretekan. Dibuktikan
nilai kritis 5% dengan pengambilan dengan anak kurang lancar ketika diminta membuat
keputusan menggunakan pengajuan dua tas dengan cara menjahit menggunakan mesin jahit
pihak karena tujuan dalam penelitian ini sesuai dengan instruksi yang diberikan anak masih
untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh bingung dalam mengoperasikan mesin jahit, anak
metode proyek terhadap keterampilan belum bisa melakukan setiap tahap proses pembuatan
vokasional anak tunagrahita ringan maka  tas dari kain batik dengan benar.
5% = 1,64 dimana n = jumlah sampel yang Metode proyek dalam pembelajaran
yang berjumlah 8 anak adalah Ha diterima keterampilan vokasional berpengaruh terhadap
apabila Zhitung > Ztabel 1,64 dan Ho diterima meningkatkan keterampilan vokasional anak
jika Zhitung < Ztabel 1,64. Berikut gambar tunagrahita ringan dapat diketahui berdasarkan hasil
perbandingan kurva pengujian dua pihak penelitian pre-test yang diberikan sebelum
dengan nilai tabel dan nilai hitung. pembelajaran dengan metode proyek dalam
pembelajaran keterampilan vokasional anak
tunagrahita ringan yang memiliki nilai rata-rata 39,8
kemudian dilakukan post-test yang diberikan setelah
pembelajaran dengan metode proyek dalam
pembelajaran keterampilan vokasional anak
tunagrahita ringan yang memiliki nilai rata-rata 75.
Pembelajaran keterampilan vokasional anak
tunagrahita ringan mengalami peningkatan sebanyak metode proyek terhadap pembelajaran keterampilan
35,2. vokasional anak tunagrahita ringan.
Hasil penelitian yang dilakukan berpengaruh
terhadap pembelajaran keterampilan vokasional B. Saran
membuat tas dari kain batik dalam aspek membuat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tali tas, membuat body tas, menyatukan tali tas dan dilaksanakan diketahui bahwasannya metode proyek
body tas, menyatukan body tas dan kretekan. Hal dapat meningkatkan keterampilan vokasional anak
tersebut dipengaruhi oleh motivasi anak yang sangat tunagrahita ringan di SMALB-C AKW Kumara II
antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan Surabaya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka
belajar menggunakan mesin jahit. Hasil analisis data peneliti berupaya memberikan saran sebagai berikut :
terdapat perubahan positif pada semua subjek,
sehingga ketika pengujian nilai Zhitung lebih besar dari 1. Bagi guru
pada Ztabel. Metode proyek memberikan pengaruh
Pada penelitian yang telah dilaksanakan yang baik terhadap pembelajaran keterampilan
menggunakan metode proyek dalam pembelajaran vokasional membuat tas dari kain batik pada
keterampilan vokasional memberikan dampak positif
anak tunagrahita ringan oleh sebab itu guru
pada kemampuan keterampilan anak tunagrahita
ringan dalam membuat tas dari kain batik yang sebaiknya dapat menggunakan metode yang
memiliki beberapa aspek yaitu membuat tali tas, menarik, variatif, dan inovatif sesuai dengan
membuat body tas, menyatukan tali tas dan body tas, karakteristik anak sehingga keterampilan
menyatukan body tas dan kretekan. Metode proyek vokasional anak akan berkembang dengan baik.
tidak hanya bisa untuk pembelajaran keterampilan Guru juga bisa menambah wawasan dan
vokasional saja akan tetapi juga dapat digunakan pengetahuan baru guna meningkatkan
dalam pembelajaran bina diri dan pembelajaran
pembelajaran keterampilan vokasional anak
tematik lainnya yang materinya dapat disesuaikan
dengan kemampuan anak. tunagrahita ringan. Guru sebaiknya menerapkan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan metode proyek dalam kegiatan pembelajaran
sesuai dengan hasil penelitian pre-test dan post-test lainnya dengan menggunakan prosedur dan
tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran langkah-langkah yang tepat sehingga
keterampilan vokasional anak dalam membuat tas menghasilkan pemahaman anak tunagrahita yang
dari kain batik dapat dikembangkan melalui metode maksimal.
proyek. Metode proyek adalah metode yang tepat
untuk mengembangkan pembelajaran keterampilan 2. Bagi peneliti selanjutnya
vokasional anak tunagrahita ringan dikarenakan Hasil penelitian ini bisa dijadikan
sesuai dengan karakteristik serta gaya belajar anak
sebagai salah satu referensi untuk penelitian
tunagrahita yang sangat bergantung pada guru
sehingga guru membutuhkan pengulangan. Hal ini terkait dengan metode proyek serta dengan
sejalan dengan pendapat Triwijayanti, dkk (2019:37) mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi anak
yang menyatakan bahwa metode proyek merupakan tunagrahita ringan untuk dapat dikembangkan
metode pembelajaran yang dapat diapliasikan pada menjadi penelitian selanjutnya atau diteliti lagi
anak tunagrahita ringan, karena metode ini namun menggunakan aspek yang berbeda seperti
menekankan pada pembelajaran keterampilan yang berlokasi luas dan subjek yang diteliti lebih
vokasional serta anak tunagrahita ringan dalam
banyak serta variabel yang berbeda yang
mengerjakan suatu tugas sesuai dengan tahap
pelaksanaan yang sudah disederhanakan oleh guru. digunakan oleh peneliti.
Penggunaan metode proyek dapat membangkitkan
minat belajar anak tunagrahita ringan, sehingga anak DAFTAR PUSTAKA
akan lebih mudah memahami materi pembelajaran
yang disampaikan. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Yogjakarta:
PENUTUP Rineka Cipta.
A. Simpulan Efrina, Elasa. 2012. “Pengembangan Kecakapan
Hasil penelitian yang diperoleh Vokasional Melalui Budidaya Jamur Tiram
menunjukkan bahwa penggunaan metode proyek bagi Anak Tunarungu Di Payakumbuh”.
berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. Volume XII
keterampilan vokasional anak tunagrahita ringan. Nomor 2.
Berdasarkan hasil post-test tes unjuk kerja dan tes Kusmaningsih, Nindya Seva. 2017. “Studi Deskriptif
tulis mengalami peningkatan selama diterapkan Peluang Kerja Anak Tunagrahita Pasca
menggunakan metode proyek dibandingkan dengan SMALB”.Jurnal Pendidikan Khusus.
hasil pre-test yang tidak diterapkan menggunakan Putri, Lupita Nadilarizky Subyantoro. 2019. “Metode
metode proyek. Selain itu, hasil analisis data Resitasi Terhadap Keterampilan Hidup
penelitian juga menunjukkan bahwa hasil Z hitung = Vokasional Anak Tunanetra. Jurnal
2,52 dan Ztabel = 1,64 dengan nilai krisis 5% dengan n Pendidikan Khusus. Volume 11 Nomor 3.
= 8, maka Zhitung 2,52 > Ztabel 1,64. Berdasarkan hasil Riyani, Indri, Maman Abdurahman dan
tersebut terbukti bahwa adanya pengaruh penerapan Iding Tarsidi. 2016. “Keterampilan
Vokasional Pembuatan Telur Asin
Bagi Anak Tunagrahita Ringan “Kontribusi Motivasi Berprestasi,
SMALB di SLB C YPLB Kota Iklim Keluarga, dan Disiplin Belajar
Bandung”. Jurnal Asesmen dan terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Intervensi Anak Berkebutuhan Seni Budaya Pada Siswa Kelas XI
Khusus. Volume 17 Nomor 1. SMA Negeri 2 Tabanan. E-journal
Siregar, Gelora, Mega Iswari, dan Jon Efendi. 2019. Program Pascasarjana Universitas
“Pemberdayaan Tunagrahita Ringan Sebagai Pendidikan Ganesha. Volume 4.
Tenaga Kerja Penjaga Kantin”. Jurnal Triwijayanti, Vinna, Fatmawati dan Zulmiyetri. 2019.
Pendidikan Kebutuhan Khusus. Volume 3 “Efektivitas Metode Proyek dalam
Nomor 1. Meningkatkan Keterampilan Menanam
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Sawi Hidroponik Wick System bagi Anak
Bandung: Alfabeta. Tunagrahita Ringan di Kelas IX SLB Luki
Sukenada, I Wayan, I Nyoman Natajaya Padang. Jurnal Pendidikan Kebutuhan
dan I Gusti Ketut Arya Sunu. 2013. Khusus. Volume III Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai