Oleh:
Candra Umar Yusbikhuridlo
NIM:15010044010
2019
1
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
2
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
3
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
bermanfaat juga untuk anak dalam memilih langsung terhadap kemampuan menjahit
pakaian dengan cara memberikan tanda khusus sederhana siswa tunanetra.
pada pakaian yang hendak dikenakan sehingga
anak mudah mengenali pakaian yang akan
mereka kenakan. Contohnya dengan METODE
memberikan simpul simpul khusus yang A. Pendekatan Penelitian
mereka buat atau dengan kancing baju yang Penelitian ini berjudul Model Pembelajaran
mereka tandai. Apabila menggunakan simpul Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit
maka dapat dilakukan dengan benang yang di Sederhana Siswa Tunanetra. Penelitian ini
simpulkan menjadi beberapa simpulan misal: menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
simpul satu untuk warna putih, simpul dua dikarenakan data yang digunakan variabel
untuk warna hitam dan sebagainya. Simpul- bebas (variabel independen) dan variabel terikat
simpul ini digunakan anak tunanetra untuk (variabel dependen) serta untuk menguji rumus
mempermudah memilih pakaian dan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan hasil
mempermudah dalam mengkombinasikan pada penelitian ini berupa angka. Pendapat
warna yang akan dikenakan sehingga selaras Sugiyono (2016:7), bahwa data pada penelitian
dan serasi. ini berupa angka-angka dan analisis
Penelitian yang relevan menggunakan menggunakan statistik.
model pembelajaran langsung pernah
dilakukan oleh Khasanah tahun 2015 dengan B. Jenis Penelitian
judul model pengajaran langsung (direct Jenis penelitian yang digunakan dalam
instruction) terhadap kemampuan sains anak penelitian ini adalah jenis penelitian pre
tunanetra. Pada penelitian ini dapat eksperimen dikarenakan desain pada penelitian
disimpulkan bahwa model pembelajaran belum merupakan eksperimen sungguh-
langsung berpengaruh secara signifikan sungguh dalam penelitian ini masih terdapat
terhadap kemampuan sains anak tunanetra variabel luar atau variabel bebas yang ikut
TKLB-A YPAB Surabaya. Persamaan dengan berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
penelitian yang dilakukan adalah sama-sama dependen atau variabel terikat (Sugiyono,
menggunakan model pembelajaran langsung 2016:74). Jenis penelitian pre eksperimen
untuk anak tunanetra. Namun pada penelitian mempunyai tujuan membuktikan adanya
ini model pembelajaran langsung diterapkan pengaruh model pembelajaran langsung
untuk melatih kemampuan menjahit sederhana. terhadap kemampuan menjahit sederhana anak
Anak tunanetra yang digunakan pada tunanetra di SMPLB YPAB Surabaya. Kelompok
penelitian ini berjumlah kelas VIII yang diberikan pretest sebelum diberikan perlakuan.
berjumlah 7 anak. Treatment yang digunakan berperan sebagai
Berdasarkan uraian di atas, model variabel independen dan hasil sebagai variabel
pembelajaran langsung perlu diterapkan di dependen.
SMPLB YPAB Surabaya karena efektif untuk
meningkatkan kemampuan menjahit sederhana C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain pre-
siswa tunanetra. Oleh karena itu perlu
eksperimen dan rancangan penelitian dalam
dilakukan penelitian tentang pengaruh model
penelitian ini adalah “One-Group Pretest-Posttest
pembelajaran langsung terhadap kemampuan
Design” yaitu sebuah eksperimen yang
menjahit sederhana siswa tunanetra.
dilakukan pada satu kelompok saja tanpa
menggunakan kelompok kontrol atau
TUJUAN
pembanding. Menurut Sugiyono (2016:74-75),
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk
desain ini terdapat pretest, sebelum diberi
untuk menguji pengaruh model pembelajaran
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
4
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
O1 – X – O2
Keterangan :
O1 = Nilai pre-testi (sebelum diberi perlakuan)
O2 = Nilai post-testi (sesudah diberi
F. Variabel Penelitian Dan Definisi
perlakuan)
Operasional
X = Treatment yang diberikan
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:38) variabel
Penjelasan :
penelitian adalah segala sesuatu yang
O1 : Pre test, untuk mengukur kemampuan
berbentuk apa saja yang ditetapkan untuk
menjahit sederhana siswa tunanetra sebelum
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
pemberian perlakuan model pembelajaran
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
langsung.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
X : Treatment, pemberian perlakuan pada
variabel bebas (independen) dan variabel terikat
siswa tunanetra berupa latihan kemampuan
(dependen), diantaranya:
menjahit sederhana dengan menggunakan
a. Variabel Independen (Bebas)
model pembelajaran langsung
Variabel Independen sering disebut sebagai
O2 : Post test, untuk mengukur kemampuan
variabel bebas. Variabel bebas merupakan
menjahit sederhana pada siswa tunanetra
variabel yang dapat mempengaruhi
setelah pemberian perlakuan model
perubahannya variabel dependen (terikat).
pembelajaran langsung.
Variabel Independen (bebas) pada penelitian ini
O2 – O1: Model pembelajaran langsung terhadap
adalah model pembelajaran langsung.
kemampuan menjahit sederhana pada siswa
b. Variabel Dependen (Terikat)
tunanetra
Variabel Dependen atau sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat
D. Lokasi Penelitian
merupakan variabel yang dipengaruhi karena
Penelitian ini dilaksanakan di SMPLB YPAB
adanya variabel bebas. Variabel Dependen
Surabaya yang beralamat di Jalan Gebang Putih
(terikat) dalam penelitian ini adalah
No. 05 Kelurahan gebang Putih Kecamatan
kemampuan menjahit sederhana.
Sukolilo Kota Surabaya.
5
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
6
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
7
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
8
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
2. Data Hasil Perlakuan Menjahit Sederhana Berdasarkan hasil post-test yang tertera pada
dengan Model Pembelajaran Langsung tabel 4 menunjukan bahwa kemampuan
Perlakuan dalam penelitian ini dilakukan menjahit sederhana pada siswa tunanetra
sebanyak 6 kali pertemuan. Pada setiap mengalami perubahan dari hasil selisih rata-rata
pertemuan, waktu yang diberikan adalah 2 x 45 pre-test adalah 45,8 dan hasil post-test adalah
menit. Dalam proses kegiatan ini dilakukan di 87,7. Pada perolehan hasil posttest nilai tertinggi
ruang kelas yang subyeknya tujuh siswa diperoleh AD dan BR dengan nilai rata-rata 94
tunanetra kelas VIII, dimana dalam proses dan nilai terendah diperoleh IB dengan nilai
kegiatan tersebut siswa dibimbing oleh peneliti rata-rata 82, dan hasil rata rata nilai post test ini
dengan menggunakan model pembelajaran adalah 87,7. Menurut Arikunto (2010:245)
langsung. Pemilihan model pembelajaran tentang skala penilaian adalah sebagai berikut,
langsung untuk meningkatkan kemampuan nilai 80-100 masuk dalam kategori nilai baik
menjahit sederhana pada siswa tunanetra. sekali, 66-79 masuk kategori nilai baik, 56-65
Jadwal Pelaksanaan Penelitian terlampir. masuk dalam kategori cukup, 40-55 masuk
kategori kurang, dan 30-39 masuk kategori
3. Hasil Post-Test Kemampuan Menjahit gagal.
Sederhana Siswa Tunanetra Berdasarkan hasil post-test menjahit
Hasil post-test berupa nilai untuk sederhana yang ada pada tabel 4 dapat
mengetahui kemampuan menjahit sederhana disimpulkan bahwa menjahit sederhana siswa
siswa tunanetra setelah diberikan perlakuan tunanetra kelas VIII SMPLB YPAB Surabaya
menggunakan model pembelajaran langsung. mengalami perubahan setelah diberikan
Tes yang diberikan pada post-test ini sama perlakuan menggunakan model pembelajaran
seperti tes yang diberikan pada saat pre-test langsung yang awalnya 45,8 menjadi 87,7.
yaitu sebanyak 1 kali pada tanggal 25 Juli 2019.
Hasil post-test kemampuan menjahit sederhana
4. Rekapitulasi Hasil Pre-Test dan Post-Test
siswa tunanetra terdapat pada tabel 4.
Rekapitulasi bertujuan untuk mengetahui
perbandingan tingkat kemampuan menjahit
sederhana pada siswa tunanetra di SMPLB
YPAB Surabaya, sebelum dan sesudah
9
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
10
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
: Simpangan baku
n : Jumlah sampel
p : Probabilitas untuk memperoleh tanda (+)
dan (-) = 0,5 karena nilai krisis 5%
11
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
tabel 1,96. Berikut gambar perbandingan kurva adanya perubahan nilai siswa tunanetra melalui
pengujian dua pihak dengan nilai tabel dan kegiatan menjahit sederhana dengan
nilai hitung: menggunakan model pembelajaran langsung
dan perubahan tersebut dapat dilihat dengan
Ho Diterima
Ho Ditolak Ho Ditolak
rata-rata nilai sebelum diberikannya model
Ha Diterima
Ho Ditolak
pembelajaran langsung adalah 45,8 menjadi 87,7
+1,96 +2,20 setelah melalui kegiatatan menjahit sederhana.
Tunanetra harus dapat dan mampu untuk
Gambar 4. Intrepretasi Hasil Analisis
mengerjakan pekerjaan sederhana seperti
Data
menjahit dengan tangan seperti memasang
Menurut Sugiyono (2016:163), uji dua pihak kancing, menutup bagian yang robek dan
digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi mengerjakan simpulan yang sederhana.
“sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) Tunanetra harus mampu mengerjakan
berbunyi“tidak sama dengan” (Ho= Ha≠). Pada pekerjaan menjahit yang sederhana dan
penelitian ini menggunkan pengujian dua pihak mengesum dengan tangan (Suwandi, 2013:74).
atau dua sisi dikarenakan menguji dua sisi yaitu
Menjahit sederhana juga dapat digunakan oleh
Zh (nilai Z hitung) dan Zt (nilai Z tabel). Selain
itu uji tanda pun juga menghasilkan tanda siswa tunanetra dalam memberikan tanda
positif pada semua subjek dan tanpa ada tanda untuk pakaian mereka, sehingga dapat
negatif. mengenali dan mengkombinasikan pakaian
yang akan mereka kenakan.
6. Interpretasi Data Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Hasil analisis data di atas menggunakan uji perlu diterapkan model pembelajaran yang
non parametrik dengan rumus uji peringkat sesuai dengan kebutuhan siswa. Model
bertanda wilcoxon, karena data bersifat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif yaitu dalam bentuk angka dan ini adalah dengan menggunakan model
subjek yang digunakan relative kecil kurang pembelajaran langsung. Model pembelajaran ini
dari 30 anak. Menunjukkan hasil Zh = 2,36 dan dianggap tepat dan sesuai untuk pengajaran
nilai (-) tidak diperhitungkan karena harga materi menjahit sederhana. Menurut Arends
mutlak lebih besar dari nilai Z tabel (Zt) dengan (dalam Bakar, 2017) model pembelajaran
nilai kritis 5% (untuk pengujian dua sisi) = 1,96. langsung adalah model pembelajaran yang di
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai Zh = 2,36 rancang khusus untuk menunjang proses
lebih besar dari pada nilai Zt = 1,96 dengan nilai belajar siswa yang berkaitan dengan
krisis 5% (Zh > Zt) sehingga Ho ditolak dan Ha pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
diterima. Hal ini berarti ada pengaruh procedural yang terstruktur dengan baik yang
signifikan antara model pembelajaran langsung dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
terhadap menjahit sederhana siswa tunanetra di bertahap, selangkah demi selangkah.
SMPLB YPAB Surabaya. Model pembelajaran langsung terhadap
keterampilan menjahit adalah model
B. PEMBAHASAN pembelajaran yang digunakan untuk melatih
Berdasarkan hasil analisis data dengan keterampilan menjahit yang dilakukan dengan
menggunakan rumus wilcoxon match pairs test, cara mendengarkan dan menirukan guru secara
diketahui bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima langsung. Keunggulan model pembelajaran
dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal tersebut langsung adalah suatu model yang paling
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang efektif untuk mengajarkan konsep dan
signifikan dari penggunaan model keterampilan-keterampilan kepada anak yang
pembelajaran langsung terhadap kemampuan memiliki hambatan penglihatan dengan
menjahit siswa tunanetra kelas VIII di SMPLB mendengarkan instruksi. Majid (2014:75)
YPAB Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan kelebihan model pembelajaran langsung adalah
12
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
pengajaran yang memudahkan anak dalam pembelajaran langsung terdapat situasi dimana
memahami pembelajaran atau keterampilan siswa tertarik dengan pembelajaran yang
yang diberikan dengan mendengarkan instruksi sedang berlangsung, siswa merasa tidak
secara terstruktur. terbebani serta selama proses pembelajaran
Penelitian yang relevan menggunakan siswa ikut terlibat semua. Sehingga kemampuan
model pembelajaran langsung pernah menjahit sederhana siswa tunanetra dapat
dilakukan oleh Khasanah tahun 2015 dengan berkembang dengan baik. Berdasarkan
judul model pengajaran langsung (direct pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
instruction) terhadap kemampuan sains anak nilai Zh = 2,36 lebih besar dari pada nilai Zt =
tunanetra. Pada penelitian ini dapat 1,96 dengan nilai krisis 5% (Zh > Zt) sehingga
disimpulkan bahwa model pembelajaran Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada
langsung berpengaruh secara signifikan pengaruh signifikan antara model pembelajaran
terhadap kemampuan sains anak tunanetra langsung terhadap menjahit sederhana pada
TKLB-A YPAB Surabaya. Persamaan dengan siswa tunanetra di SMPLB YPAB Surabaya.
penelitian yang akan dilakukan adalah sama- Adapun keterbatasan pada saat penelitian
sama menggunakan model pembelajaran yaitu perbedaan kemampuan kognitif anak
langsung untuk anak tunanetra. Namun pada yang mengakibatkan pemberian instruksi yang
penelitian ini model pembelajaran langsung berbeda-beda seperti subjek IB yang
diterapkan untuk melatih kemampuan menjahit memerlukan instruksi yang lebih dari 3x
sederhana. Anak tunanetra yang digunakan sehingga anak kurang bisa mengikuti
pada penelitian ini berjumlah kelas VIII yang pembelajaran dengan baik, Kepercayaan diri
berjumlah 7 anak. anak terhadap jardum jahit seperti subjek IB
Berdasarkan rata-rata nilai hasil post-test yang tidak percaya diri ketika memegang jarum
menjahit sederhana siswa tunanetra kelas VIII dan teriak meminta bantuan. Waktu
di SMPLB YPAB Surabaya diperoleh rata-rata pelaksanaan penelitian mendekati bulan
nilai 87,7 hal tersebut terlihat perbedaan nilai Agustus, sehingga sekolah banyak memerlukan
yang diperoleh dari rata-rata nilai pre-test waktu latihan angklung untuk persiapan acara
dengan nilai 45,8. Terjadi perubahan dengan kemerdekaan. Implikasi hasil penelitian ini
pencapaian beda rata-rata antara pre-test dan menggunakan model pembelajaran langsung
post-test 41,9. Berdasarkan hasil penelitian yaitu dapat digunakan sebagai acuan dalam
menjahit sederhana pada siswa tunanetra memberikan pembelajaran menjahit sederhana
melalui model pembelajaran langsung siswa tunanetra.
didapatkan nilai Zh=2.36 lebih besar dari nilai Z
tabel, suatu kenyataan bahwa nilai Z yang PENUTUP
diperoleh dalam hitungan adalah 2,36 lebih A. Simpulan
besar dari pada nilai krisis Z tabel 5% Hasil analisis data penelitian menunjukkan
(pengujian dua sisi) yaitu 1,96 (Zh>Zt). Hal ini bahwa model pembelajaran langsung
berarti ada pengaruh signifikan dari model berpengaruh secara signifikan terhadap
pembelajaran langsung terhadap menjahit kemampuan menjahit sederhana siswa
sederhana pada siswa tunanetra di SMPLB tunanetra kelas VIII SMPLB YPAB Surabaya.
YPAB Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah B. SARAN
dilakukan dapat menjawab rumusan masalah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan tujuan penelitian bahwa ada pengaruh dilaksanakan diketahui bahwa model
model pembelajaran langsung terhadap pembelajaran langsung dapat meningkatkan
menjahit sederhana pada siswa tunanetra di menjahit sederhana pada siswa tunanetra di
SMPLB YPAB Surabaya. Hal ini dikarenakan SMPLB YPAB Surabaya. Berdasarkan
dalam menjahit sederhana menggunakan model
13
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
pernyataan tersebut maka peneliti dapat Hadi, P. 2005. Kemandirian Tunanetra. Jakarta:
memberikan saran sebagai berikut: Departemen Pendidikan Nasional.
1. Bagi guru Hidayat, A. dan Suwandi, A. 2013. Pendidikan
a. Model pembelajaran langsung dapat Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra.
digunakan sebagai salah satu alternative Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media.
model pembelajaran di kelas yang dapat Khasanah, E. B. 2015. “Model Pengajaran
diterapkan untuk meningkatkan menjahit Langsung (Direct Instruction) Terhadap
sederhana anak seperti menjahit pakaian Kemampuan Sains Anak Tunanetra”.
robek. Jurnal Pendidikan Khusus. (Online) Diakses
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk 30 Juni 2019.
meningkatkan kemampuan menjahit Manastas. L. 2014. Strategi Mengajar Siswa
sederhana siswa tunanetra. Dengan Tunanetra. Yogyakarta: Imperium.
demikian sebaiknya guru selalu Munawar, M. dan Suwandi, A. 2013. Mengenal
menambah wawasan guna menunjang dan Memahami Orientasi dan Mobilitas.
pengembangan kemampuan menjahit Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media.
sederhana siswa tunanetra. Rahcmawati, D. dan Rukmi, A. S. 2014.
2. Bagi peneliti “Penerapan Model Pembelajaran
Hasil penggunaan model pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan
langsung terhadap menjahit sederhana siswa Keterampilan Membaca Permulaan Siswa
tunanetra berpengaruh terhadap kehidupan Kelas II SDN Rejosari Mojokerto”. JPGSD.
sehari-hari, bagi peneliti selanjutnya dapat Vol. 2 (3): Hal. 5. 63
digunakan sebagai salah satu referensi Rahmawahti, N. L. 2017. “Metode Drill
penelitian terkait dengan penggunaan sebagai Terhadap Kemampuan Menggosok Gigi
salah satu referensi penelitian yang terkait Anak Tunanetra di SDLB-A”. Jurnal
dengan model pembelajaran serta dapat Pendidikan Khusus. (Online) Diakses 16
dikembangkan menjadi penelitian selanjutnya April 2019.
dengan aspek dan sampel penelitian yang lebih Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.
bervariasi, serta dapat dikembangkan menjadi Jakarta: PT. Rineka Cipta.
penelitian dengan subjek lebih banyak, lokasi Sarnita, F. dan Eddy, A. 2018. “Peningkatan
yang lebih luas. Model Pembelajaran Langsung
Berbantuan Prototype Benda Langit
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Hasil Belajar Siswa Tunanetra”.
Ardhi, W. 2013. Seluk Beluk ATN. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional: Lembaga
Java Litera Penelitian dan Pendidikan Mandala.
Amri, S. dan Ahmadi, I. K. 2012. Proses (Online) Diakses 30 Juni 2019.
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Sastraningrat, F. H. 2013. Metodik Khusus
Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tunanetra. Yogyakarta: Federasi
Bakar, A. 2017. “Pengaruh Pembelajaran Kesejahteraan Tunanetra Indonesia.
Langsung dan Pembelajaran Kooperatif Shoimin, A. 2017. 68 Model Pembelajaran Inovatif
Tipe Stad Terhadap Kemampuan Lompat dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Jauh Murid Kelas IV SD Inpres Bertingkat Ruzz Media.
Mamajang II Makassar”. Journal of Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
Physical Education, Sport and Recreation. Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta
Vol. 1 (1): Hal. 19. Sunanto, J. 2010. “Pengembangan Konsep,
Cahya, L. S. 2015. Buku Anak untuk ABK. Komunikasi, dan Gerak terhadap Anak
Yogyakarta: Familia. dengan Hambatan Penglihatan yang
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 3. Jakarta: disertai Hambatan Lain (MDVI)”. JASSI
PT. Macanan Jaya Cemerlang. Anakku. Vol. 9 (2): hal. 164-171.
14
Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Menjahit Sederhana Siswa Tunanetra
15