Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK BINA DIRI DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA MODEL MANUSIA UNTUK


SISWA TUNAGRAHITA RINGAN SDLB

Noor Citra Pravita Adisty*1


Wiwik Dwi Hastuti*2
Usep Kustiawan*3
1
Universitas Negeri Malang
Email: Citra27nyitgmail.com

Abstrac:The results of this study showed that the average score on the student’s self-help capability in pre-
action step was 48.57 with a percentage of 14.3%. This indicated that the capability was under qualified.
The implementation of Self-Help capability by using Doll-modeled Human Being Media used two cycles.
The first cycle was 66 with total percentage of 28.5% classified into under qualifies. The second cycle was
85.7 with with total percentage of 85.7%. the capability of self-help in the first grade was increasing for
each cycle. Based on these results it can be concluded that the use of Doll-modeled Human Being Media
can increase Self-Help capability for Students with Mental Retardation in the First Grade. At the result, the
teacher are expected using Doll-modeled Human Being Media in learning of Self-Help capability in order
sstudents can improve Self-Help capability.

Abstrak: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata kemampuan bina diri siswa pada tahap
pratindakan adalah 48,57 dengan persentase sebesar 14,3%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pada tahap pratindakan memperoleh kualifikasi nilai sangat kurang (SK). Pelaksanaan pembelajaran prak-
tik bina diri menggunakan boneka model manusia dilaksanakan melalui 2 siklus. Padasiklus I skor rata-rata
yang diperoleh adalah 66 dengan jumlah persentase sebesar 28,5%, persentase tersebut termasuk kuali-
fikasi sangat kurang (SK). Pada siklus II skor rata-rata yang diperoleh sudah meningkat dibandingkan pada
siklus I yaitu 85,7 dengan jumlah persentase sebesar 85,7%. Kemampuan bina diri siswa kelas I menga-
lami peningkatan pada tiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media boneka model manusia dapat meningkatkan kemampuan bina diri siswa kelas I. Dengan demikian
guru diharapkan menggunakan media boneka model manusia pada pembelajaran bina diri agar siswa dapat
meningkatkan kemampuan bina dirinya.

Kata Kunci: Media Boneka model manusia, Kemampuan Bina Diri, Tunagrahita

Bina diri adalah kegiatan memelihara diri, meno- keterampilan-keterampilan yang diajarkan atau
long diri, mengurus diri, merawat diri, dan bina dilatihkan menyangkut kebutuhan individu yang
diri. Sedangkan istilah asingnya adalah : self harus dilakukan sendiri tanpa dibantu oleh orang
help, self care, dan activity daily living (Astati, lain bila kondisinya memungkinkan. Ditinjau
2010:7). Sedangkan siswa tunagrahita kesulitan dari arti kata: Bina berarti membangun/proses
dalam mempraktikkan bina diri memakai kemeja, penyempurnaan agar lebih baik, maka Bina Diri
memasangkan kancing, dan memakai pakaian adalah usaha membangun diri individu baik se-
bawah. Hal ini juga ditopang dengan kemampuan bagai individu maupun sebagai makhluk sosial
awal bina diri siswa kelas I yang menyandang tu- melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, dan
nagrahita yang tergolong klasifikasi ringan Mild di masyarakat sehingga terwujudnya kemandirian
mental retardation (tunagrahita ringan) IQ-nya dengan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-
70-55. Siswa masih dapat melakukan dua sampai hari.
tiga kali perintah yang diberikan walaupun perin- Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas
tah selalu diulang-ulang untuk beberapa kali. I SDLB tunagrahita ringan di SDLB Sariwiyata
Bina Diri mengacu pada suatu kegiatan Wlingi belum mampu mempraktikan bina diri
yang bersifat pribadi, tetapi memiliki dampak dan memakai kemeja, memasangkan kancing, me-
berkaitan dengan human relationship. Disebut makai pakaian bawah, dan memasukan kemeja
pribadi karena mengandung pengertian bahwa pada pakaian bawah. Dalam pembelajaran bina
163
164 JURNAL P3LB, VOLUME 1, NOMOR 2, DESEMBER 2014: 163 - 168

diri memakai kemeja, memasangkan kancing, pada tahapan operasional kongkrit. Tahap opera-
memakai pakaian bawah, dan memasukan keme- sional kongkrit Piaget dalam Santrock (2005:45)
ja pada pakaian. Berdasarkan observasi, peneliti dicirikan dengan (1) proses berpikir pada umum-
menemukan permasalahan dalam pembelajaran, nya melibatkan obyek yang kelihatan kongkrit
yaitu guru masih menggunakan metode ceramah, dari pada ide yang abstrak, (2) kemampuan un-
motivasi siswa masih rendah dalam mengikuti tuk menggunakan obyek menurut ukuran, bentuk,
pembelajaran tema “Diri Sendiri” yang mengarah atau ciri lainnya, (3) tidak mampu berfikir abstrak,
pada kegiatan bina diri, media yang digunakan (4) kemampuan untuk memberi nama dan mengi-
dalam pembelajaran masih terbatas foto dan gam- dentifikasi serangkaian benda menurut tampilan-
bar, siswa masih kesulitan dalam mempraktikkan nya.
kegiatan belajar bina diri melalui media gambar Pembelajaran menggunakan media boneka
dan foto. hasil pengamatan keaktifan siswa dalam model manusia bertujuan untuk mempermudah
mengikuti pembelajaran, siswa cenderung pasif, siswa dalam kegiatan praktik bina diri serta mem-
kurang memperhatikan penjelasan dari guru, leb- berikan pengetahuan belajar dan pengalaman
ih sering bermain sendiri di dalam kelas , dan ma- praktik bina diri kepada siswa tunagrahita. Selain
las mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. itu media boneka model manusia ini nantinya
Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) individu dan akan dibuat lengkap dengan atribut yang dipakai
rata-rata kelas yang ditentukan guru berdasarkan siswa sehingga praktis dalam pemanfaatannya.
KTSP (2006:20) di SLB Sariwiyata Wlingi Ka-
bupaten Blitar masih belum tercapai, yaitu Krite-
METODE
ria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dalam materi
praktik bina diri. Keberhasilan siswa mencapai Pendekatan yang digunakan dalam pene-
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 1 litian ini adalah pendekatan kualitatif, Arikunto
siswa atau 14,3%. Sedangkan siswa yang dibawah (2009:134) mengungkapkan bahwa ciri terpent-
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah 6 ing dari penelitian tindakan adalah “bahwa pene-
siswa atau 85,7%. Sehingga perlu adanya usaha litian tersebut merupakan suatu upaya untuk me-
untuk meningkatkan kemampuan bina diri siswa mecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan
terhadap materi praktik bina diri kelas I di SLB ilmiah”. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Sariwiyata Wlingi Kabupaten Blitar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena pene-
Oleh karena itu, peneliti akan mencoba litian didasarkan pada usaha untuk memperbaiki
menggunakan media boneka model manusia guna kinerja guru, sehingga belajar siswa menjadi men-
meningkatkan kemampuan bina diri siswa kelas ingkat. Menurut Arikunto (2010:135) “penelitian
I SLB Sariwiyata Kabupaten Blitar. Melalui ber- tindakan kelas (classroom action research), pene-
main, anak akan mengenal sekaligus belajar berb- litian yang dilakukan oleh guru kelas atau sekolah
agai hal tentang kehidupannya juga dapat melatih tempat ia mengajar. Rancangan tindakan kelas ini
keberanian dan menumbuhkan kepercayaan diri, dilakukan secara bersiklus terdiri atas; perenca-
baik dengan menggunakan alat peraga maupun naan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), re-
tidak memakainya (Yus dalam Ismail, 2006:7-8). fleksi. Hasil refleksi digunakan sebagai dasar un-
Media boneka untuk bermain yang digunakan tuk perbaikan proses dan hasil pembelajaran pada
tidak harus mahal, melainkan unsur mendidiklah siklus berikutnya.
yang harus diutamakan.
Akan lebih jelas jika dalam menyampai- Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas
kan materi pembelajaran dengan menggunakan I Tunagrahita SLB Sariwiyata Wlingi Kabupaten
pendekatan belajar sambil bermain. Blitar tahun ajaran 2013/2014. Banyak siswa
Media yang digunakan adalah boneka model kelas I Tunagrahita 7 siswa dengan siswa laki-laki
manusia yang didalamnya terdapat beberapa per- 3 siswa dan perempuan 4 siswa. SKKD (Standar
mainan yang dapat dimainkan siswa sekaligus Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar) yang
belajar, boneka model manusia yang dilepaskan digunakan, standar kompetensi “1 Memahami
pakaiannya dan nantinya akan dipasangkan oleh bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaannya,
siswa menurut ciri fisik masing-masing siswa dan serta cara merawatnya” dan kompetensi dasar
dapat digunakan praktik kegiatan bina diri seperti “1.3 Menyebutkan cara merawat anggota tubuh”
tata cara berpakaian. Alasan peneliti mengguna- yang mengarah pada praktik bina diri.
kan media boneka model manusia adalah ber- Data diperlukan untuk mendapatkan in-
dasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa formasi tentang masalah penelitian. Data tentang
dan tingkat perkembangan kognitif yang berada penggunaan pembelajaran media boneka model
Noor Citra, Peningkatan Kemampuan Praktik ... 165

manusia pada siswa tunagrahita kelas I SLB Sari- hasil praktik siklus I sebanyak 5 siswa atau 71,5 %
wiyata Wlingi Blitar meliputi, langkah-langkah dari keseluruhan siswa, menjadi 1 siswa atau 14,3
pembelajaran praktik bina diri dengan menggu- % dari keseluruhan siswa yang berada dikelas I
nakan media boneka model manusia dimulai dari tunagrahita ringan SLB Sariwiyata. Siswa yang
mempersiapkan pembelajaran di kelas seperti tidak tuntas pada siklus II tersebut dikarenakan
mempersiapkan rancangan pembelajaran (RPP) siswa mengalami kesulitan praktik khususnya da-
dan penggunaan media boneka model manusia. lam bidang bina diri, sulit diarahkan, konsentrasi
Data tentang kemampuan praktik bina diri siswa mudah terganggu dan tidak mampu menerima
kelas I SLB Sariwiyata Wlingi Kabupaten Blitar pembelajaran dengan baik.
yang meliputi lima tahap : a) Ketepatan siswa
melakukan praktik bina diri benar dan tepat ke- Pembahasan
seluruhannya, b) Keantusiasan siswa mengikuti
praktik bina diri tanpa diperintah oleh guru, c) Penggunaan Media Boneka Model Manusia
Kecermatan siswa dalam langkah-langkah praktik
Pembelajaran bina diri, guru membentuk
bina diri sesuai urutan, d) Kerapian dalam praktik
kelompok untuk melakukan praktik bina dri me-
bina diri tanpa bantuan guru, e) Kelancaran siswa
makai kemeja dan memasangkan kancing dengan
dalam menyelesaikan praktik bina diri.
menggunakan media Boneka Model Manusia
Data penelitian dianalisis secara kualitatif.
yang terdiri dari 2 kelompok beranggotakan siswa
Analisis data dilakukan setiap kali siklus pembe-
laki-laki dan perempuan. Siswa melaksanakan
lajaran berakhir. Data tentang pencapaian tujuan
kegiatan praktik bina diri menggunakan media.
dari penggunaan media pembelajaran, kemam-
Boneka Model Manusia yang digunakan peneliti
puan bina diri siswa dapat dilakukan dengan cara
kepada siswa tunagrahita kelas I, tergolong da-
membandingkan skor ketercapaian dari siklus I
lam perkembangan masa siswa operasional konk-
dan siklus ke II.
ret (7-11 tahun) menurut perkembangan kognitif
Indikator keberhasilan pada penelitian ini
Piaget dalam Santrock (2005:45) mengatakan
yaitu apabila rata-rata kelas minimal mencapai
“siswa saat ini dapat berfikir secara logis tentang
65% dengan ketuntasan klasikal minimal 70%.
peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan
SKM yang ditetapkan pada pembelajaran di kelas
benda-benda kedalam bentuk-bentuk yang berbe-
I SLB yaitu 65. Siswa dikatakan tuntas praktik
da”. Boneka Model Manusia adalah media pem-
apabila memperoleh hasil praktik minimal 65.
belajaran berupa benda konkret. Ukuran boneka
disesuaikan dengan ukuran siswa kelas I tunagra-
HASIL DAN PEMBAHASAN hita, panjang boneka hanya ± 50 cm dengan uku-
ran yang tidak terlalu besar siswa dapat melaku-
Hasil kan praktik bina diri dengan mudah
Pada siklus I, hasil praktik siswa mengala- Penggunaan media boneka model manusia
mi peningkatan dibandingkandengan hasil prak- di katakan berhasil apabila pembelajaran didalam
tik yang diperoleh dari praktik pratindakan. Hasil kelas berlangsung dengan baik. Kemampuan guru
praktik pratindakan menunjukkan bahwa rata-rata dalam menggunakan media boneka pada pelaksa-
yang diperoleh adalah 48,5 atau 14,3% siswa naan siklus I pertemuan pertama mendapat skor
yang tuntas, mengalami kenaikan yang ditunjuk- 28 dengan persentase sebesar 70% dan pertemuan
kan pada hasil praktik siklus I menjadi 66 siswa kedua mendapat skor 31 dengan jumlah persentase
atau 28,5% siswa yang tuntas. Sedangkan banyak 77,5%. Sedangkan rata-rata persentase guru dalam
siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan dari pembelajaran dalam siklus I sebesar 73,75 % den-
tes pra tindakan sebanyak 6 siswa atau 85,7% dari gan kategori baik, dan pada pelaksanaan siklus II
keseluruhan siswa, menjadi 5 siswa atau 71,5% pertemuan pertama kemampuan guru dalam meng-
dari keseluruhan siswa yang tidak tuntas di kelas I gunakan media boneka model manusia mendapat
tunagrahita ringan SLB Sariwiyata. skor 31 dengan jumlah persentase sebesar 77,5%.
Pada siklus II, hasil praktik siswa juga men- Sedangkan pelaksanaan pada pertemuan kedua
galami peningkatan dari hasil praktik yang diper- mendapatkan skor 35 dengan jumlah persentase
oleh dari hasil praktik siklus I. hasil praktik siklus 87,5%. Terjadi peningkatan sebesar 12,5%. Rata-
I menunjukkan bahwa 2 siswa atau 28,5% siswa rata persentase guru dalam pembelajaran dalam
yang tuntas, mengalami kenaikan yang ditunjuk- siklus II sebesar 82,5% dengan kategori keber-
kan pada hasil praktik siklus II menjadi 5 siswa hasilan baik. Peningkatan dari siklus I ke siklus II
atau 85,7% siswa yang tuntas. Sedangkan banyak guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan dari menggunakan mediasudah baik,siswa, dikarena-
166 JURNAL P3LB, VOLUME 1, NOMOR 2, DESEMBER 2014: 163 - 168

kan guru sudah mampu mengkondisikan kelas siswa terdapat 1 siswa yang tuntas praktik dengan
, menyampaikan materi dengan runtut, mampu persentase 14,3% dan sebanyak 6 siswa belum
menyampaikan penggunaan media boneka model tuntas praktik dengan persentase 85,7%. Siswa
manusia dengan benar sehingga siswa aktif dalam yang belum tuntas praktik disebabkan oleh siswa
pembelajaran. Selain itu, dengan berulang-ulang yang belum mampu mempraktikan dengan tepat
guru melaksanakan pembelajaran dan perbaikan dan belum mengenal media dengan cukup baik.
pada setiap pertemuan di setiap siklus maka ke- Sehingga nilai rata-rata yang diperoleh siswa be-
mampuan guru dalam mengajar semakin menin- lum mencapai KKM. Oleh sebab itu, perlu adanya
gkat. tindak lanjut pada siklus berikutnya sampai men-
Pembelajaran tidak hanya dipengaruhi den- capai ketuntasan secara klasikal.Pelaksanaan pem-
gan penggunaan media oleh guru dalam pembe- belajaran pada siklus I sudah menggunakan media
lajaran melainkan kegiatan praktik siswa dalam Boneka Model Manusia. Dengan menggunakan
belajar. Pembelajaran akan berhasil jika siswa media Boneka Model Manusia dapat meningkat-
mampu aktif dan mengikuti pembelajaran den- kan hasil praktik siswa dalam pelaksanaan prak-
gan baik. Hasil pengamatan kemampuan praktik tiknya. Hal ini sesuai dengan Kustiawan (2013:3)
siswa menggunakan media boneka model manu- media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
sia pada siklus I pertemuan I adalah 64,9, sedan- digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
gkan pada pertemuan II meningkat menjadi 67,1 pelajaran kepada murid, sehingga murid tertarik
sehingga diperoleh rata-rata 66 dan dalam Kate- minat dan perhatiannya, terangsang pikiran dan
gori cukup. Pada siklus II hasil pengamatan yang perasaannya pada kegiatan belajar dalam rangka
diperoleh pada pertemuan I adalah 78,57 dan pada mencapai tujuan pembelajaran.
pertemuan II meningkat menjadi 89,2 sehingga Pembelajaran siklus I yang telah dilaksana-
diperoleh nilai kemampuan praktik siswa siklus II kan ada beberapa siswa yang belum mampu un-
adalah 85,7 dengan kategori keberhasilan adalah tuk praktik bina diri dengan baik. Sehingga siswa
baik. kemampuan praktik siswa dalam pembela- dalam hasil praktiknya kurang tepat. Hal ini dapat
jaran pada setiap siklus meningkat karena siswa dilihat dari jumlah siswa yang tuntas praktikse-
sangat tertarik dengan media boneka model manu- banyak 2 siswa dengan persentase keberhasi-
sia yang digunakan dalam pembelajaran yaitu me- lan sebesar 28,5% dan terdapat 5 siswa dengan
dia boneka model manusia. Hal ini karena media persentase keberhasilan sebesar 71,5% yang be-
tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya, dan lum tuntas praktik atau di bawah KKM. Dari data
persiapan yang terlalu rumit, tidak banyak mema- tersebut pembelajaran siklus I belum mencapai
kan tempat, boneka model manusia dapat dibuat ketuntasan klasikal yang diharapkan oleh peneliti
seperlunya saja, memudahkan siswa dalam prak- yaitu 70%. Oleh sebab itu, penelitian dilanjutkan
tik bina diri (memakaikan baju, celana, dll) jadi pada tindakan siklus II. Siswa yang mendapat
media boneka model manusia sangat berguna bagi nilai di bawah KKM disebabkan pada tahapme-
guru serta bagi siswa dalam proses belajar menga- nangkap informasi tidak berkonsentrasi dengan
jar. Bagi guru antara lain : tidak memerlukan ban- baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Edgar Doll
yak biaya, praktis, dan memudahkan siswa dalam dalam Efendi (2009:89) anak tunagrahita mem-
kegiatan praktik bina diri. Sedangkan bagi siswa : punyai masalah yang serius, baik menyangkut
menarik minat dan perhatian siswa untuk belajar, kondisi fisik, intelegensi, kurang berkonsentrasi
pembelajaran yang menyenangkan mudah dalam serta memerlukan program pendidikan yang tepat
mempraktikkan bina diri, mudah dalam cara me- bagi mereka. Dengan demikian, hasil kemampuan
mainkannya, meningkatkan kreativitas, dan men- praktik bina diri yang diperoleh dalam penggu-
ingkatkan imajinasi. naan media Boneka Model Manusia belum sesuai
dengan yang diharapkan.
Peningkatan KemampuanPraktik Bina Diri Pelaksanaanpembelajaran siklus II sudah
Dengan Menggunakan Media Boneka Model menunjukkan hasil yang baik. Keterampilan siswa
Manusia dalam praktik bina diri mengalami peningkatan.
Penilaian hasil praktik siswa pada saat pem- Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh
belajaran bina diri dengan menggunakan media yaitu sebanyak 7 siswa dengan persentase ke-
Boneka Model Manusia mengalami peningkatan. berhasilan sebesar 85,7% tuntas praktik dan ter-
Hal ini dapat diketahui dari perbandingan nilai dapat 1 siswa dengan persentase keberhasilan
kemampuanpraktik siswa pada tahap pratindakan sebesar 14,3 %belum tuntas atau memperoleh
dan sesudah diberi tindakan. Pada tahap pratin- nilai dibawah KKM.Dengan demikian perolehan
dakan nilai rata-rata siswa adalah 48,57. Dari 7 persentase keberhasilan siswa yang mencapai ke-
Noor Citra, Peningkatan Kemampuan Praktik ... 167

tuntasan praktik pada tindakan siklus II sebesar KESIMPULAN DAN SARAN


85,7%. Hal ini disebabkan karena siswa tertarik Kesimpulan
dengan media yang digunakan praktik bina diri Penggunaan media boneka model manu-
yaitu media tiruan model manusia, hal ini karena sia untukmeningkatkan kemampuan bina diri
media Boneka Model Manusia bukanlah benda dilakukandenganlangkah-langkahantara lain guru
yang asing lagi bagi siswa karena siswa sudah 1) guru menyampaikan kompetensi yang akan
sering bermain dengan media boneka, bentuknya dicapai, 2) menyajikan materi sebagai pengan-
yang tidak terlalu besar mudah untuk dibuat prak- tar, 3) guru memperlihatkan media boneka model
tik karena tubuh boneka yang lentur jadi siswa manusia yang nantinya akan digunakan siswa
mudah dalam menggunakannya dan Boneka secara bergantian dan memberikan contohnya
Model Manusia ini dapat didapat dengan mudah bagaimana tata cara penggunaan media boneka
serta harganya murah. model manusia, 4) guru membagi siswa menjadi
Pada akhir pembelajaran siklus II, masih dua kelompok antara perempuan dan laki-laki, 5)
terdapat siswa yang belum tuntas dalam praktik guru memanggil siswa satu per satu dengan mem-
yang disebabkan oleh hal-hal berikut(1) keterlam- perhatikan kelompok yang sudah dibagi, 6) siswa
batan melakukan praktik pada siswa, hal ini ter- satu per satu mempraktikkan bina diri mengguna-
bukti pada siswa yang selama pembelajaran tidak kan boneka model manusia. Memakaikan kemeja,
memperhatikan sama sekali dan cara berfikirnya memasangkan kancing, memakai pakaian bawah
sangat lambat sehingga membutuhkan perhatian (celana atau rok) dan memasukkan kemeja pada
yang khusus, dan (2) siswa kurang berinteraksi pakaian bawah (celana atau rok), 7) guru mem-
dalam pembelajaran, apabila ada hal-hal yang perhatikan hasil praktik siswa dan membantu jika
belum dimengerti siswa hanya diam saja. Hal ini ada kesalahan dalam kegiatan praktiknya dan
dapat diketahui dari salah satu siswa yang selama guru memulai menanamkan konsep bina diri pada
pembelajaranberlangsung cenderung pasif. Pe- siswa dengan kompetensi yang ingin dicapai, 8)
nyebab pasifnya siswa tersebut berdampak pada kesimpulan dan rangkuman selama pembelaja-
(1) ketidaksungguhan siswa dalam mengikuti ran.
pembelajaran, dan (2) apabila siswa mengalami Penggunaan media boneka model manu-
kesulitan tidak mau bertanya dan meminta ban- sia dapatmeningkatkan kemampuan bina diri
tuan pada guru. Pada akhirnya nilai akhir siswa memakai kemeja, memasangkan kancing pada
masih di bawah KKM. kemeja, memakai pakaian bawah dan memasuk-
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat di- kan kemeja pada pakaian bawah, siswa melaku-
simpulkan bahwa dengan menggunakan media kan praktik bina diri secaratepat, dapat melaku-
Boneka Model Manusia dapat meningkatkan ke- kan sendiri tanpa bantuan guru dengantepat dan
mampuan bina diri siswa. Hal ini sesuai dengan tidakragu-ragu mempraktikan bina diri sendiri
pendapat yang dikemukakan oleh Astati (2003:15) tanpa diperintah guru. Hal tersebut ditunjukkan
bahwa bina diri adalah suatu usaha dalam mem- dari peningkatan kemampuan praktik bina diri
bangun diri individu baik sebagai individu mau- siswa yang mencapai nilai KKM pada setiap sik-
pun makluk sosial melalui pendidikan keluarga, di lus yang telah dilaksanakan. Dari data hasil prak-
sekolah maupun di masyarakat, sehingga terwujud tik siswa dapat diketahui ketuntasan praktik siswa
kemandirian dan ketelibatannya dalam kehidupan pada pratindakan terdapat 1 siswa yang tuntas
sehari-hari secara memadai. Bahwa penggunaan praktik dan 6 siswa belum tuntas.Pada tindakan
media tiruan model manusia memiliki kelebihan, siklus I terdapat 2 siswa tuntas praktik dan 5 siswa
yaitu (1) dapat meningkatkan keaktifan siswa da- belum tuntas sedangkan tindakan siklus II terda-
lam kegiatan praktik bina diri, (2) aktifitas yang pat 6 siswa tuntas praktik dan 1 siswa belum tun-
dilakukan siswa bukan hanya kognitif tetapi juga tas praktik. Jika dipersentasikan pada tahap prat-
psikomotorik, (3) dapat membangkitkan motivasi indakan sebesar 14,3% meningkat menjadi 28,5%
siswa dalam belajar, (4) dapat dan mudah untuk pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85,7%
digunakan praktik karena tubuh boneka yang len- pada siklus II. Dengan demikian, terlihat bahwa
tur, dan (5) dengan menggunakan media boneka terjadi peningkatan hasil praktik siswa sebelum
materi lebih mengesankan sehingga sukar dilupa- dan sesudah menggunakan media boneka model
kan karena siswa belajar sambil bermain boneka. manusia dalam pembelajaran praktik bina diri.
Dengan demikian, guru dapat menggunakan me-
dia boneka tiruan manusia untuk pembelajaran
praktik bina diri.
168 JURNAL P3LB, VOLUME 1, NOMOR 2, DESEMBER 2014: 163 - 168

Saran berlangsung. Misalnya guru dapat menggunakan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah di- media boneka model manusia dalam kegiatan
lakukan, diketahui bahwa dengan menggunakan pembelajaran terutama pada materi bina diri me-
media boneka model manusia dapat meningkat- makai kemeja, memasangkan kancing, memakai
kan hasil praktik siswa. Untuk itu peneliti ingin pakaian bawah, dan memasukan kemeja pada
mengemukakan saran yang dapat diberikan yaitu pakaian bawah. Dengan demikian, mempermu-
sebagai berikut: Bagi kepala sekolah, sebagai dah siswa untuk meningkatkan proses siswa da-
pihak yang berwenang dalam mengambil ke- lam mempraktikkan bina diri secara tepat. Pada
bijakan hendaknya kepala sekolah memotivasi akhirnya kemampuan siswa dalam bina diri akan
dan mengarahkan guru agar lebih terfokus dalam meningkat. Bagi siswa, siswa diharapkan lebih
meningkatkan aktivitas pembelajaran. Salah satu- berkonsentrasi selama pelaksanaan praktik bina
nya dapat menggunakan media boneka model ma- diri menggunakan media boneka model manusia
nusia dalam meningkatkan kemampuan bina diri. berlangsung agar praktik berjalan dengan baik,
Bagi guru, guru dalam meningkatkan kemampuan dan hasil yang dipraktikkan tepat dan benar.Se-
bina diri siswa hendaknya menggunakan media lainitu, saat bergantian boneka tidaklah berebut,
yang bervariasi selama kegiatan pembelajaran agar tidak membuat kegaduhan.

DARTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Evluasi Pendidi- Ismail. 2006. Perbedaan Pembelajaran Meng-
kan. Jakarta: PT. Bumi Aksara gunakan Media Animasi dan Media Gam-
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan bar terhadap Hasil Belajar Prinsip Kerja
Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sistem Starter Siswa Kelas X Teknik Ken-
Astati. 2010. Bina Diri Untuk Anak Tunagrahita. daraan Ringan SMK Negeri Klakah Lum-
Bandung : Catur Karya Mandiri. ajang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Astati. 2003. Pengembangan Anak Luar Biasa. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Uni-
Jakarta : Rineka Cipta versitas Negeri Malang.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Kustiawan,Usep. 2013. Sumber dan Media Pem-
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen belajaran AUD, Malang: Universitas Neg-
Pendidikan Nasional eri Malang.
Effendi, Muhammad. 2009. Pengantar Psikope- Santrock, W John. 2002. Perkembangan Masa
dagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Hidup. Jakarta : Erlangga.
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai