Anda di halaman 1dari 9

SNEED: Jurnal Pendidikan Khusus Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021 Halaman: 027-033

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA BUJUR SANGKAR


PADA SISWA TUNANETRA KELAS IX SLB-A BINA INSANI
BANDAR LAMPUNG

1Ichsan Ridwan, 2Heni Herlina, 3Ossy Firstanti Wardany

123Prodi Pendidikan Luar Biasa, Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Muhammadiyah Lampung
Email : Ichsanridwan@gmail.com
heniherlina1306@gmail.com
ossyfirstan@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap siswa


tunanetra yang kesulitan untuk mengenal konsep bangun datar, terutama bujur
sangkar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses dan hasil
pengembangan alat peraga bujur sangkar untuk siswa tunanetra . Subyek
penelitian ini adalah siswa SMPLB Bina Insani kelas IX yang berjumlah lima siswa
tunanetra. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Prosedur pengembangan ini menggunakan proses pengembangan
yang dikemukakan oleh Borg dan Gall yang disederhanakan dari sepuluh tahap
menjadi lima tahap. Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi 5 tahapan yaitu : (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and
information collecting). (2) Perencanaan (planning). (3) Pengembangan draf produk
(develop preliminary from of product). (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field
testing) skala kecil di SLB-A Bina Insani. (5) Revisi uji coba lapangan dan
penyempurnaan produk. Instrumen yang digunakan pada dalam penelitian ini
adalah lembar observasi, angket, dan tes. Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli
menujukan media bujur sangkar pada kategori baik di nilai 2,51-3.25 dalam skala 0-
4 dan mendapat respon baik oleh siswa.
Kata kunci : Penelitian dan pengembangan, alat peraga, bujur sangkar, tunanetra

THE DEVELOPMENT OF BUJUR SANGKAR


(RECTANGULAR) MEDIA FOR STUDENTS WITH
BLINDLESS IN CLASS IX SLB-A BINA INSANI BANDAR
LAMPUNG
This reasearch was conducted based on the result of observations of blind students who have
difficulti recognizing the concept of flat sahpes, especially square. The purpose of this study was to
determine the process and results of the development of square props for blind studentd. The subject

27
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA BUJUR SANGKAR PADA SISWA TUNANETRA KELAS IX SLB-A BINA
INSANI BANDAR LAMPUNG
Ridwan, Herlina, Wardany, 2021

of this study were five students of Bina Insani SMPLB grade IX which were blind students. This
research was a Research and Development. This development procedure used the development
process proposed byty Borg and Gall which was simplified from ten stages to five stages. The
development procedure carried out in this dtudy included 5 stages, namely: (1) Research and data
collection ( research and information gathering. (2) Planning. (3) Development of a product draft
(develop preliminary from the product). (4) Small sacle preliminary field testing at Bina Insani
Special school. (5) Revision of field trial and product improvement. The instruments used in this study
were observation sheets, questionnaire, and tests. The result of the validation carried out by the
expert showed the square media to the good category in the value of 2,51-3,25 on a scale of0-4 and
received a good response by the students.
Keyword: Research and Development, Media, Square, Rectangular media, Blindless
1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha globalisasi 4.0. Pemenuhan hak
sadar dan terencana untuk pendidikan terhadap masyarakat
mewujudkan suasana belajar dan mencakup semua kalangan, baik
proses pembelajaran agar peserta miskin, daerah tertinggal maupun
didik secara aktif dapat hak terhadap disabilitas. Hak
mengembangkan potensi dirinya pendidikan bagi disabilitas juga
untuk memiliki kekuatan spiritual diperkuat dengan adanya UU No. 8
keagamaan, pengendalian diri, Tahun 2016 tentang kesamaan
kepribadian, kecerdasan, akhlak kesempatan bagi warga negara
mulia, serta keterampilan yang indonesia termasuk disabilitas.
diperlukan bagi dirinya, Pendidikan bagi disabilitas
masyarakat, bangsa dan negara. mempunyai lembaga khusus yaitu
Menurut Undang-Undang No. 20 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
Tahun 2003 menyatakan bahwa berada dibawah naungan dinas
“Setiap warga negara indonesia pendidikan. Pendidikan bagi
berhak dan wajib mengeyam disabilitas tidak hanya di SLB tapi
pendidikan minimal 9 tahun”. juga sekolah inklusi. Beberapa
Konsep tersebut,bertujuan untuk macam anak yang bersekolah di
memperluas dan melakukan SLB sesuai dengan ketunaannya
pemerataan pendidikan yang yaitu tunagrahita, tunarungu,
bermutu tinggi bagi seluruh warga tunadaksa dan salah satu peserta
negara indonesia secara optimal. didik yang mengalami disabilitas
Oleh karena itu setiap warga negara lainnya adalah anak tunanetra.
berhak mendapatkan pendidikan Seseorang dikatakan
yang layak agar kelak memiliki tunanetra bila dalam pembelajaran
keterampilan, pengalaman, dan ia memerlukan atau membutuhkan
daya saing yang memenuhi era alat-alat maupun metode khusus
28
SNEED: Jurnal Pendidikan Khusus Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021 Halaman: 027-033

atau dengan teknik- teknik tertentu yang berarti dalam mempelajari


sehingga dapat belajar tanpa matematika harus menguasai
penglihatan atau penglihatan konsep sebelumnya yang
terbatas (Ardhi, 2013:21). Anak menjadikan prasyarat untuk
tunanetra adalah anak yang memahami konsep selanjutnya.
mengalami keterbatasan Dalam hubungan dengan kegiatan
pengelihatan. Sehingga dalam belajar mengajar antara guru dan
pengembangan diri intelektual, siswa tidak selamanya berjalan
tingkah laku, sosial, dengan lancar, bahkan tidak jarang
dankepribadiannya mengalami menimbulkan kebingungan (salah
hambatan Keadaan itu juga pengertian). Hal itu akan berakibat
menyebabkan anak sulit dalam pada proses pemahaman dan
mengikuti pembelajaran. pengertian materi pelajaran yang
Dalam upaya mencapai disampaikan oleh guru.Untuk
tujuan pembelajaran, terdapat membantu siswa dalam memahami
beberapa komponen yang perlu konsep matematika yang bersifat
diperhatikan. Komponen tersebut abstrak, maka dalam proses
antara lain tujuan pembelajaran, pembelajaran diperlukan bantuan
materi atau bahan ajar, strategi penyajian materi yang berupa
belajar mengajar, dan evaluasi atau benda konkret yang mana benda
penilaian (Rusman, 2011: 6). Salah tersebut dapat dikatakan sebagai
satu komponen yang mendukung alat peraga.
tercapainya pembelajaran adalah Alat peraga diperlukan bagi
strategi dan bahan ajar. Oleh seorang pengajar dalam
karenanya. kedua komponen menyampaikan suatu materi
tersebut sangat signifikan terhadap matematika karena alat peraga
hasil pencapaian yang akan dicapai. mempunyai peranan yang sangat
Kedua komponen tersebut penting dalam menentukan
berpengaruh pada anak tunanetra keberhasilan proses belajar
dalam pembelajaran mengajar. Hal ini dimaksudkan
Anak tunanetra memerlukan bahwa alat peraga merupakan
bantuan khusus dalam pemahaman media transfer pengetahuan dari
konsep pembelajaran. Materi pengajar kepada siswa. Disamping
belajar yang memerlukan itu alat peraga dapat digunakan
pemahaman konsep yaitu pelajaran untuk menarik perhatian siswa
matematika pada materi geometri. dalam mempelajari matematika.
Materi tersebut bersifat hierarkis, Dengan siswa mengetahui secara

29
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA BUJUR SANGKAR PADA SISWA TUNANETRA KELAS IX SLB-A BINA
INSANI BANDAR LAMPUNG
Ridwan, Herlina, Wardany, 2021

langsung maka pembelajaran akan diharapkan memliki daya tahan,


lebih menarik sehingga hasil belajar kemenarikan, dan kebermanfaatan
yang diharapkan dapat tercapai. bagi siswa.
Salah satu alat peraga dalam Penelitian Rudiyanti (2013)
matematika pada materi geometri tentang pengembangan alat peraga
yaitu bujur sangkar. Menurut hasil matematika bagi siswa SD
pengalaman peneliti dalam menemukan bahwa, pemahaman
mengajar yang menggunakan alat konsep akan lebih mudah
peraga bujur sangkar dari potongan dipahami. Penelitan tersebut
kertas atau benda sekitar siswa menunjukan bahwa pemahaman
belum dapat memahami tentang konsep akan lebih mudah dipahami
konsep bujur sangkar. Contoh dengan menggunakan alat peraga
kesalahan konkret pemahaman yang sesuai dengan kebutuhan
konsep siswa adalah ketika ditanya siswa. Persamaan penelitian
tentang bujur sangkar siswa terdahulu dengan penelitian yang
cendrung menjawab kotak atau segi peneliti akan lakukan adalah sama-
empat yang seharusnya adalah sama menggunakan
sebuah bangun datar yang memiliki pengembangan alat peraga
empat sisi sama panjang dan sedangkan perbedaannya adalah
sudutnya siku-siku. Hal lain siswa penelitian terdahulu mengukur
juga sulit memahami konsep rumus efektivitas pengembangan alat
yang berimplikasi pada hasil belajar peraga sebagai untuk peningkatan
yang kurang memuaskan. Hasil belajar pada siswa yang bukan
evaluasi pembelajaran pada materi difabel.
pengubinan menunjukan Berdasarkan penelitian
bahwasiswa kelas IX SLB-A Bina terkait tersebut maka ditarik
Insani tidak mencapai KKM. Oleh kesimpulan bahwa alat peraga
karenanya peneliti yang juga dapat membantu siswa dalam
sebagai guru matematika perlu proses pembelajaran dan dapat
melakukan pengembangan pada lebih memahami dalam
alat peraga bujur sangkar. pemahaman konsep yang akan
Pengembangan pada alat peraga dipelajari. Merujuk pada
bujur sangkar meliputi inovasi permasalahan dan keadaaan yang
pada bahan dan desain yang kuat ada dari penjelasan dan penelitian
dan futuristik serta huruf braille tersebut, maka peneliti tertarik
yang membantu siswa untuk untuk melakukan penelitian terkait
menghafal rumus. Sehingga “Pengembangan Alat Peraga Bujur

30
SNEED: Jurnal Pendidikan Khusus Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021 Halaman: 027-033

Sangkar Pada Siswa Tunanetra penelitian R&D adalah metode


SLB-A Bina Insani Bandar penelitian yang digunakan untuk
Lampung”. menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk
2. METODE PENELITIAN tersebut.. Penelitian R&D dalam
Penelitian pengembangan ini pendidikan merupakan suatu
dilaksanakan pada semester ganjil proses yang digunakan untuk
tahun ajaran 2020/2021 di kelas IX mengembangkan dan mengetahui
SMP SLB-A Bina Insani Bandar validitas suatu produk. Jadi,
Lampung. Peneliti memilih sekolah penelitian pengembangan yang
tersebut didasarkan pada hasil akan dilakukan peneliti adalah
observasi pada tahap analisis mengembangkan produk berupa
kebutuhan. Berdasarkan hasil bujur sangkar yang sudah ada
observasi tersebut diketahui bahwa kemudian melakukan validasi
guru dan siswa sangat terhadap produk tersebut. Validasi
membutuhkan alat peraga produk dilakukan oleh ahli materi,
pembelajaran yang dapat ahli media, dan guru Matematika
digunakan untuk lebih Tunanetra kemudian diujicobakan
memudahkan siswa memahami kepada siswa SMP kelas IX SLB-A
konsep rumus bujur sangkar. Bina Insani sehingga dapat
Objek penelitian ini adalah alat diketahui kelayakan dari alat
peraga bujur sangkar materi peraga bujur sangkar tersebut
bangun datar SMP kelas IX SLB-A sebagai sumber belajar matematika
Bina Insani sebagai subjek yang konkret dan relevan untuk
penelitian dan para ahli dan digunakan dalam
penguji produk yang menguji pengembangannya.
kevalidan alat peraga. Para ahli Data dalam penelitian
penguji kevalidan alat peraga ini pengembangan ini dikumpulkan
terdiri pakar sebagai pengguna menggunakan instrumen berupa
yang menilai tingkat kemenarikan, lembar observasi, dan angket.
kemanfaatan, dan kemudahan alat Observasi ialah pengamatan dan
peraga tersebut. pencatatan yang sistematis tehadap
Penelitian yang dilakukan gejala-gejala yang diteliti. Angket
peneliti merupakan jenis penelitian merupakan sejumlah pertanyaan
pengembangan atau Research and tertulis yang digunakan untuk
Development (R&D). Menurut memperoleh informasi. Penulis
Sugiyono (2011: 333), metode lebih banyak menggunakan angket

31
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA BUJUR SANGKAR PADA SISWA TUNANETRA KELAS IX SLB-A BINA
INSANI BANDAR LAMPUNG
Ridwan, Herlina, Wardany, 2021

tertutup untuk memudahkan dilakukan pada saat uji lapangan


dalam menganalisis data daripada produk operasional. Uji kelompok
angket terbuka yang jawaban kecil diberikan kepada siswa kelas
pertanyaannya dibebaskan kepada IX SMP SLB-A Bina Insani sebagai
responden subjek penelitian untuk
Prosedur Pengembangan mengetahui tingkat kemenarikan,
Penyederhanaan tahapan kemudahan penggunaan,
penelitian dilakukan oleh kemanfaatan, dan keefektifan alat
dikarenakan keterbatasan waktu peraga dalam pembelajaran.
dan biaya yang dimiliki oleh
peneliti menjadi sebagai berikut. HASIL DAN PEMBAHASAN.
1. Penelitian dan pengumpulan Tahap pertama pada
data (research and information penelitian ini dilakukan
collecting). pengumpulan data yang mana data
2. Perencanaan (planning). tersebut akan di kembangkan. Pada
3. Pengembangan draf produk saat pengumpulan data, data yang
(develop preliminary from of diperoleh berbentuk nilai pretest
soal bangun datar di SLB A Bina
product).
Insani, pretest dilakukan untuk
4. Uji coba lapangan awal
mengetahui kemampuan awal
(preliminary field testing) skala siswa pada materi bangun
kecil di SLB-A Bina Insani. datar.Hasil pretes menggunakan
5. Revisi uji coba lapangan dan soal keefektifan yang di ujikan lagi
penyempurnaan produk. pada saat posttest. Adapun hasil
pretest memiiliki rata-rata kelas
Desain atau rancangan uji masih dibawah KKM dengan nilai
coba produk ini terdiri dari uji satu rata-ratanya 6,0.
lawan satu dan uji kelompok kecil. Tahap kedua ini terdiri dari
Uji satu lawan satu (one to one pembuatan kisi-kisi instrumen
evaluation) dilakukan saat uji penelitian yang menjadi kriteria
lapangan produk utama. Uji satu penilaian alat peraga bujur sangkar.
lawan satu diberikan kepada lima Kisi-kisi instrumen yang telah
orang siswa pada kelas subjek selesai dibuat lalu dikembangkan
penelitian untuk mengetahui menjadi instrumen penelitian.
apakah alat peraga yang Instrumen penelitian yang akan
dikembangkan telah memenuhi digunakan adalah lembar validasi.
tujuan. Uji kelompok kecil Lembar validasi digunakan untuk

32
SNEED: Jurnal Pendidikan Khusus Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021 Halaman: 027-033

mengetahui kelayakan alat peraga Memberi huruf braille pada


berdasarkan penilaian ahli materi (tampak depan) berisi judul
dan ahli media. Ahli materi keterangan sisi dan sudut 4)
memberikan penilaian berdasarkan Memberi huruf braille pada
aspek kemudahan, kemanfaatan, (tampak belakang) berisi rumus
dan daya tarik. Lembar observasi bujur sangkar (luas, keliling, sisi).
digunakan untuk mengetahui Gambar 1. Hasil Medi Bujur
respon dan tanggapan guru serta Sangkar dengan Braille
siswa mengenai penggunaan alat
peraga bujur sangkar didalam kelas
sedangkan validasi instrumen
dilakukan oleh dosen Universitas
Muhammadiyah Lampung. Pada
tahapan ini alat peraga bujur
sangkar yang di buat memiliki
proses perencanaan yang panjang,
salah satu perencanaannya yaitu
menentukan panjang bujur sangkar
yang pas untuk digunakan. Pada Hasil Angket Siswa dan Guru
pembuatannya bujur sangkar 4
3.8
Axis Title

memiliki desain yang unik mudah 3.6


3.4
dibawa (fleksibel) dengan ukuran 3.2
3
20 cm sebagai sisi. Mempunyai Angket guru
Angket siswa
sudut, sisi, luas keliling yang Kemenarikan 3.3 3.6
Kebermanfaatan 3.6 3.3
dijelaskan dengan huruf braille
kemudahan 3.5 3.8
sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi siswa tunanetra Tahap validasi media
SLB-A Bina Insani. Pada tahap ke dilakukan agar alat peraga yang
tiga ini dilakukan pembuatan dikembangkan dapat diketahui
produk alat peraga bujur sangkar. kelayakannya berdasarkan
Langkah-langkah yang dilakukan penilaian ahli materi dan ahli
yaitu; 1) Membuat segi empat bujur media. Validasi alat peraga
sangkar dari papan triplek yang dilakukan oleh ahli media yang
masing masing ukurannya 20 cm 2) berkompeten di bidang
Menempelkan skorlet (kertas pembelajaran anak disabilitas dan
berwarna) yang masing-masing validasi ahli materi dilakukan oleh
meimiliki warna dasar terang; 3) ahli materi yang berkompeten di

33
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA BUJUR SANGKAR PADA SISWA TUNANETRA KELAS IX SLB-A BINA
INSANI BANDAR LAMPUNG
Ridwan, Herlina, Wardany, 2021

bidang matematika. Data penilaian tanggapan, saran, dan komentarnya


hasil validasi ahli materi tersaji mengenai alat peraga bujur sangkar
dalam tabel. Produk media yang yang dikembangkan. Selain guru,
sudah divalidasi selanjutnya siswa juga diberikan angket untuk
direvisi sesuai dengan saran dan diminta tanggapan dan
masukan ahli saat proses validasi. komentarnya mengenai alat peraga
Setelah alat peraga bujur sangkar bujur sangkar yang dikembangkan.
selesai direvisi kemudian dilakukan
tahap uji coba penggunaan media Gambar 2. Hasil Angket
dalam pembelajaran di kelas, yang Siswa dan Guru (Skala 0-4_
bertujuan untuk mengetahui
respon guru serta siswa terhadap Alat peraga bujur sangkar
alat peraga bujur sangkar yang yang telah melalui uji coba di dalam
dikembangkan. Tahap uji coba kelas lalu direvisi kembali
dilaksanakan di SLB A Bina Insani berdasarkan saran dan masukan
pada SMP kelas IX. Uji coba dari guru serta siswa. Hasil akhir
dilakukan dengan cara penggunaan penelitian dan pengembangan ini
media dalam pembelajaran di kelas adalah produk alat peraga bujur
oleh guru. Selama penggunaan sangkar untuk SMPLB kelas IX
media peneliti melakukan tunanetra.
observasi terhadap penggunaan
media tersebut. Setelah
menggunakan media, guru KESIMPULAN DAN SARAN
diberikan angket untuk diminta
Berdasarkan penilaian kualitas alat keefektifan alat peraga pada siswa
peraga oleh dosen ahli materi, dengan menggunakan latihan soal
dosen ahli media, guru matematika, pretest dan posttest . Siswa dengan
dan siswa SMP LB Bina Insani rata-rata masing-masing 6,0 dan 7,5.
Kelas IX mendapat persentase rata- Maka kesimpulannya alat peraga
rata 87,52% yang tergolong dalam bujur sangkar pada siswa SMP LB
kategori sangat baik. Hal tersebut Bina Insani kelas IX efektif dan
menandakan bahwa alat peraga berpengaruh baik pada
yang sudah dibuat dapat menarik pembelajaran.
perhatian, memudahkan dan dapat Alat peraga bujur sangkar yang
bermanfaat dalam memahami dihasilkan sebagai pendorong
materi bangun datar. Hal itu dapat untuk siswa supaya lebih senang
didukung juga dari hasil penialain belajar, sehingga dapat menambah

34
EFEKTIVITAS MEDIA BUSY BOOK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAKAI BAJU BERKANCING
PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS II DI PKLK GROWING HOPE BANDAR LAMPUNG
Triana, Sani, Vernanda, 2021

kemampuan siswa dalam Rudiyati, Sari. (2009). Latihan


memahami materi pembelajaran Kepekaan Dria Non-Visual bagi
khususnya materi bangun datar. Anak Tunanetra. Jurnal
Alat peraga yang sudah dibuat Pendidikan Khusus, 5 (2), h. 55-67.
tersebut tergolong dalam kategori Rusman. (2011). Model-Model
sangat baik. Hal itu dapat diketahui Pembelajaran Mengembangkan
dari validasi yang sudah Profesionalisme Guru. Jakarta:
dilaksanakan oleh ahli materi, ahli PT. Rajagrafindo Persada.
media, guru matematika, dan Russeffendi (2006). Ruseffendi.
pendapat dari siswa. Alat peraga 2006. Pengantar Kepada
tersebut mudah diaplikasikan dan Membantu Guru
digunakan pada siswa tunanetra Mengembangkan Kompetensinya
dan dapat digunakan secara dalam Pengajaran Matematika.
mandiri atau kelompok. Bandung: Tarsito.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Mengajar. Bandung : Pustaka Bandung: Afabeta.
Setia. Widjaya. , Ardhi (2013). Seluk-beluk
Murdiyanto, Tri dan Mahatma, Yudi. Tunanetra & Strategi
(2014). “Pengembangan Alat Pembelajarannya. Yogyakarta:
Peraga Matematika Untuk JAVALITERA
Meningkatkan Minat Dan
Motivasi Belajar Matematika Tentang Penulis
Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal: Ichsan Ridwan merupakan
Sarwahita,11 (1), Hal 38-43 mahasiswa Pendidikan Luar Biasa
Pemerintah Indonesia. 2003 Undang- UML. Artikel ini berasal dari
Undang No. 20 Tahun 2003 skripsinya. Heni Herlina dan Ossy
tentang hak memperoleh Firstanti Wardany merupakan dosen
pendidikan wajib beelajar 9 pembimbingnya.
tahun. Lembaran RI Tahun
2003: Sekretariat Negara
Pemerintah Indonesia. 2016 Undang-
Undang No. 8 Tahun 2016
tentang kesamaan kesempatan
bagi Warga Negara Indonesia
Lembaran RI Tahun 2016:
Sekretariat Negara

Anda mungkin juga menyukai