Anda di halaman 1dari 146

Sekolah Menengah Pertama

i
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
KELAS VII

Tim Penyusun :
1. Ida Roy, S.Pd. SMP Tarakanita 5 Jakarta
2. Abraham Bondan Aji Wahyono, S.Pd. SMP Stella Duce 1 Yogyakarta

Ilustrator dan Cover : Agus Budi Santoso


Editor : Tim penyusunan buku Yayasan Tarakanita
Penelaah :
1. Theresia Eni Sutrismiyati, S.Pd. SMP Sint Carolus Bengkulu
2. Valentina Yuniarti, S.Pd. SMP Tarakanita 4 Jakarta
3. Agnes Arum Sari, S.Pd. SMP Tarakanita 3 Jakarta

Hak Cipta pada Yayasan Tarakanita dan dilindungi Undang-Undang.

Dilarang mengutip, memperbanyak, atau memperjual-belikan sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotocopy, microfilm, VCD, CD-
ROM, Rekaman Suara, softfile pdf) tanpa izin tertulis dari pemegang hak
cipta/Penerbit.

* E-book ini untuk kalangan Internal Peserta Didik Sekolah Tarakanita Indonesia

i
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KATA PENGANTAR

“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan
besar untuk maju, ya... maju...” (Elisabeth Gruyters art. 53)

Pujian dan syukur ke hadirat Tuhan sang Pecinta hati kami yang manis, yang
karena kasih dan penyertaanNya, kami senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan,
ketekunan, dan kesiapsediaan memberikan diri dalam keseluruhan proses
pelayanan kepada peserta didik. Pun atas perkenananNya, dengan berbekal
komitmen untuk memberikan layanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi kontekstual, kami berproses mulai dari persiapan, penyusunan, dan
finalisasi referensi belajar yang dikemas dalam bentuk elektronik ini dengan baik.

Seluruh materi buku ini disusun berdasarkan tuntutan Kurikulum Nasional


ditujukan secara khusus bagi peserta didik sekolah-sekolah di bawah pengelolaan
Yayasan Tarakanita. Disusun berdasarkan konsep dan pengertian baku dari ilmu
pengetahuan, disesuaikan dengan kebutuhan taraf perkembangan dan tuntutan
kemahiran kompetensi sesuai jenjang, dan disertai dengan berbagai pembahasan
beserta contoh-contoh dalam kehidupan konkrit, diharapkan materi pembelajaran
ini sesuai dengan kebutuhan implementatif pengalaman sehari-hari peserta didik di
tengah-tengah masyarakat.

Sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi di era digital, di mana


dibutuhkan akses yang mudah, cepat, dan efektif dalam proses pembelajaran,
maka buku ini kami terbitkan dalam bentuk buku elektronik. Semoga keberadaan
buku elektronik ini dapat membantu peserta didik mempersiapkan pembelajaran,
memenuhi kebutuhan pengetahuan, dan menjadi referensi yang cukup bagi
persiapan dan proses penyelesaian tugas dan/atau penilaian sesuai dengan tuntutan
materi tertentu.

Buku elektronik yang telah tersedia ini tentu masih jauh dari sempurna, pun
demikian kekurangan dan kesalahan yang tentu tidak disengaja. Kami sangat
terbuka terhadap masukan, kritik dan saran dari siapapun yang berkehendak baik
membantu proses perbaikan dan peningkatan kualitas/mutu dari buku ini di masa
yang akan datang.

Jakarta, Juni 2021


Tim e-book Yayasan Tarakanita

ii
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat yang berlimpah kami dapat menyelesaikan
pembuatan dan penyusunan buku pegangan siswa dengan baik. Terimakasih atas
peran suster, ibu-bapak guru serta seluruh civitas Yayasan Tarakanita yang telah
memfasilitasi dan mendorong segala langkah penyusunan dari kesiapan awal,
proses peng-editan, hingga akhirnya diterbitkannya buku ini demi terwujudnya
pelayanan prima dalam segi sarana sumber pembelajaran bagi para peserta didik.
Buku elektronik ini sengaja kami susun dengan sederhana, agar para
peserta didik mudah untuk mengases, membaca dan memahaminya terlebih
menjawab tantangan jaman yang serba digital termasuk dalam ranah keterampilan
abad-21, sehingga dengan sarana buku ini para peserta didik dapat secara praktis
dan efektif untuk memahami, menumbuhkan sikap dan mengaplikasikan
keterampilan kecakapan materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan untuk
kemudian dapat dinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini kami susun
dengan maksud dan tujuan sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan
pasal 77 J ayat (1) ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran
berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan difokuskan pada pencapaian tiga tingkat kompetensi, yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap meliputi seluruh dimensi kewarganegaraan,
yakni:

ii
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

(1) Sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung jawab


kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility);
(2) Pengetahuan kewarganegaraan; (3) Keterampilan kewarganegaraan termasuk
kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic skill and civic responsibility).
Pembahasannya dilakukan secara utuh meliputi Pancasila, UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Besar harapan kami setelah mempelajari buku ini peserta didik
dapat merasakan manfaat dan memberikan panduan secara literasi serta
mendorong mereka supaya dapat berhasil dalam mencapai kompetensi –
kompetensi yang ada untuk siap memasuki jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Guru diharapkan dapat mengembangkan, memperkaya,
dan mengkreasikan pembelajaran dalam bentuk pembelajaran yang kreatif dan
inovatif agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya sesuai
kompetensi yang diharapkan.
Meskipun demikian, buku ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kami terbuka terhadap masukan, saran, dan perbaikan yang
membangun dalam penyempurnaan buku ini di masa yang akan datang. Atas
kontribusinya, kami mengucapkan terima kasih.

Tim Penyusun

ii
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KI dan KD
PPKn kelas VII Kurikulum 2013

iii
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

iv
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

DAFTAR ISI

halaman
Kata Pengantar ……………….................................................................................... ii
Pemetaan KI dan KD ……………………………………………………………….. iii - iv
Daftar Isi …………………......................................................................................... v - vi

Bab 1. Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara ………………........................ 1


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara ……………………………………………….. 3
B. Pembentukan BPUPKI dan usulan Dasar Negara oleh tokoh perumus Pancasia ………….. 5
C. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara ......................................................................... 10
D. Komitmen kebangsaan para pendiri negara dalam merumuskan dan penetapan Pancasila …….. 12
E. Nilai semangat dan komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Pancasila sebagai dasar negara ……………………………………………….. 14

Refleksi ………………………………………………………………………………….……. 17
Rangkuman ................................................................................................................................ 18
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 19
Proyek ……………………………………………………………………………….…....……. 22

Bab 2. Norma-norma Dalam Kehidupan Bermasyarakat ............................................................... 23


A. Norma yang berlaku dalam masyarakat ................................................................................ 25
B. Arti Penting Norma dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarak ....................................... 29
C. Perilaku sesuai Norma yang berlaku ...................................................................................... 31

Refleksi ……………………………………………………………………………....….……. 35
Rangkuman ................................................................................................................................ 36
Uji Kompetensi ……………….................................................................................................... 37
Proyek …………………………………………………………………………….…….…...… 40

Bab 3. Perumusan dan Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 .... 41

A. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.................................................... 43


B. Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ................................................. 46
C. Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia ….… 50
D. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 …………………... 52

Refleksi ………………………………………………………………………………….……. 58
Rangkuman ................................................................................................................................ 59
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 60
Proyek ……………………………………………………………………………….…....……. 63

v
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Bab 4. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam


Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika ………………………………......................... 64
A. Makna Bhinneka Tunggal Ika …………………………………………………………….... 67
B. Keberagaman dalam Masyarakat di Indonesia ……………………………………….…….. 71
C. Arti Penting Memahami Keberagaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ..................... 80
D. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras dn Antar-Golongan ................. 81

Refleksi ………………………………………………………………………………….……... 83
Rangkuman .................................................................................................................................. 84
Uji Kompetensi ............................................................................................................................... 85
Proyek ……………………………………………………………………………….…......……. 86

Bab 5. Kerjasama Dalam Berbagai Bidang Kehidupan .................................................................. 87


A. Makna Kerjasama dalam berbagai Bidang Kehidupan ......................................................... 90
B. Arti Penting Kerjasama ......................................................................................................... 94
C. Bentuk Kerjasama dalam Berbagai Lingkungan dan Bidang Kehidupan .............................. 95

Refleksi ……………………………………………………………………………....….…… 101


Rangkuman .............................................................................................................................. 102
Uji Kompetensi ……………….................................................................................................... 103
Proyek …………………………………………………………………………….…….…...… 104

Bab 6. Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ........................................ 105
A. Makna Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Konsep Kesatuan ................................... 108
B. Daerah Dalam Kerangka NKRI ........................................... ................................................ 116
C. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI ……………………………………………….…… 125
D. Sikap dalam Mempertahankan NKRI …………………………………………………….. 127

Refleksi ………………………………………………………………………………….…... 128


Rangkuman .............................................................................................................................. 129
Uji Kompetensi ........................................................................................................................... 130
Proyek ……………………………………………………………………………….…....…... 131

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………… 133

vi
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
BAB
1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Perumusan dan Penetapan


Pancasila sebagai Dasar Negara

Sumber gambar :
1) File:Sidang BPUPKI - 2.jpg - Wikimedia Commons
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sidang_BPUPKI_-_2.jpg dan
2) gambar Gedung Pancasila dahulu disebut Chuo Sangi In
https://aishasnews.files.wordpress.com/2017/09/3-nusakini.jpg

1
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KOMPENTENSI DASAR

1.1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semangat dan komitmen para pendiri
negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara

2.1. Mengembangkan sikap bertanggung jawab dan berkomitmen sebagai warga negara
indonesia seperti yang diteladankan para pendiri negara dalam perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara

3.1. Menganalisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

4.1. Menyaji hasil analisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :
• 1. Mensyukuri atas semangat dan komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan
menetapkan Dasar Negara Pancasila.

• 2. Menghargai dengan sikap bertanggung jawab dan berkomitmen sebagai warga negara
indonesia sepeti yang diteladankan para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara.

• 3. Menjelaskan proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar nagara dan
meneladani semangat pendiri negara dalam merumusan dan menetapkan Pancasila sebagai
Dasar Negara.

• 4. Menyaji hasil analisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN

KARAKTER TARAKANITA NILAI KARAKTER KEBANGSAAN


1.Celebration (sikap syukur) 1. Religius (mensyukuri keberagaman)
2.Compassion (belarasa) 2. Toleransi (menghargai perbedaan)
3. Integrasi (menyatukan perbedaan)
3. Community (persaudaraan
4. Kerjasama (meneladani tokoh perumus Pancasila)
sejati) 5. Tanggung jawab (dengan penerapan sila Pancasila)

2
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

A. PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Siapakah tokoh di samping ini?


Coba kalian cari lagu terkenal yang
merupakan hasil gubahannya,
nyayikan di depan kelas, diskusikan
perasaan apa yang muncul saat
kalian menyayikan lagu tersebut ?

sumber gambar :
https://www.genpi.co/timthumb.php?src=http://fs.genpi.co/uploads/data
/images/2019/09/SUDHARNOTO%20PKI.png&w=820&a=br&zc=1timt
humb.php (820×498) (genpi.co)timthumb.php (820×498) (genpi.co)

Dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak


dapat lepas dari sejarah kekalahan Jepang, karena Jepang saat itu sedang
menjajah Indonesia. Pada tahun 1944 kedudukan Jepang dalam perang Pasifik
semakin terdesak. Angkatan laut Amerika Serikat yang dipimpin oleh
Laksamana Nimitz berhasil menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana
seperti: Saipan, Tidian dan Guan, dengan menduduki posisi penting tersebut
memberi kesempatan Sekutu untuk melakukan serangan langsung ke Jepang. Di
sisi lain kekuatan angkatan laut Sekutu yang berpusat di Biak dan Morowali
berhasil menghujani bom pada pusat pertahanan Militer Jepang, di Maluku,
Sulawesi, Surabaya dan Semarang. Kondisi tersebut menyebabkan jatuhnya
pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat juang tentara Jepang.
Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif (menyerang) berubah menjadi
defensif (bertahan). Walaupun Jepang berada pada awal kekalahan tetapi kepada
bangsa Indonesia, pemerintah militer Jepang masih tetap menggembar-
gemborkan (menyakinkan) bahwa Jepang akan menang dalam Perang Pasifik.
.

3
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Pada Bulan Juli 1944, Perdana Menteri Hideki Tojo terpaksa mengundurkan diri
dan diganti oleh Perdana Menteri Koiso Kuniaki. Dalam rangka menarik simpati bangsa
Indonesia agar lebih meningkatkan bantuannya baik moril maupun materil, maka dalam
Sidang Istimewa ke-85 Perlemen Jepang (Teikoku Ginkai) pada tanggal 7 September
1944, Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa negara-negara yang ada di bawah
kekuasaan Jepang diperkenankan merdeka “kelak di kemudian hari”.

Janji kemerdekaan ini sering disebut dengan istilah Deklarasi Kaiso. Berkaitan
dengan adanya janji kemerdekaan tersebut maka Jepang memerintahkan untuk
membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) Pada tanggal 1 Maret 1945, tujuan dari pembentukan
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ) adalah
untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
merdeka dan untuk menyiapkan semua kebutuhan menjelang kemerdekaan Indonesia
suatu saat nanti, dengan ketuanya ialah dr KRT Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua
wakil ketua yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P. Soeroso, Setelah Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ini terbentuk maka
diadakanlah Sidang BPUPKI dan pada saat Sidang BPUPKI inilah Pancasila sebagai
dasar negara dirumuskan dan dibahas oleh BPUPKI dalam sidang tersebut.

4
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

B. PEMBENTUKAN BPUPKI DAN USULAN DASAR NEGARA


OLEH TOKOH PERUMUS PANCASILA

BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan


Indonesia yang juga dikenal nama Jepang yaitu Dokuritsu Junbi Choosakai,
merupakan suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang di masa kekuasaan
penjajahan mereka di Indonesia. Pendirian BPUPKI sudah diumumkan pada
tanggal 1 Maret 1945 oleh Kumakichi Harada, namun BPUPKI baru dibentuk
secara resmi pada 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar
Jepang. Tujuan pembentukan sebenarnya dilakukan karena Jepang ingin
mempertahankan sisa-sisa kekuatan di daerah penjajahannya. Sejak BPUPKI
dibentuk maka para anggota melakukan tugasnya untuk membuat rumusan
undang-undang dasar bagi Indonesia. Terutama dasar-dasar bagi Negara Indonesia
merdeka. Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan, selama
masa tugasnya BPUPKI hanya bersidang sebanyak dua kali saja yang dilakukan di
Gedung Cho Sangi In yng kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada
sidang pertama, Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat selaku ketua dalam pidato
pembukaannya menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar Negara
Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945. Untuk menanggapi
pidato tersebut maka ada tiga tokoh yang menyumbangkan pendapat tentang
ususlan dasar Negara, antara lain: Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir.
Soekarno.

Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)


Sidang pertama BPUPKI diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6
Jakarta (sekarang Gedung Pancasila). Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945
dan Pembahasan di mulai pada tanggal 29 Mei 1945. Adapun tokoh-tokoh yang
menyumbangkan pendapat tentang usulan Dasar Negara, antara lain: Mr.
Mohammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno.

Rumusan dasar Negara oleh Mohammad Yamin


Tokoh pertama yang mencetuskan dasar Negara adalah Mohammad Yamin. Moh.
Yamin merupakan seorang sastrawan, sejarahwan, budayawan, politikus, dan ahli
hukum.

5
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Pada tanggal 29 mei 1945, Moh. Yamin mengusulkan dasar Negara dengan isi
sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Judul pidato tersebut “ Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”.
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan berakar pada sejarah, peradaban,
agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.

Rumusan dasar Negara oleh Soepomo


Tokoh kedua yang mencetuskan dasar Negara adalah Dr. Soepomo. Pendapat terkait
rumusan dasar Negara dari Dr. Soepomo diungkapkan dalam pidatonya pada sidang
BPUPKI pada 31 Mei 1945.
Dr. Soepomo mengusulkan dasar negara dengan isi sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
Dr. Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga dikenal sebagai
arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Mohammad Yamin dan
Soekarno.

Sumber foto :
http://3.bp.blogspot.com/h9oaDtPpMuk/UM7BDmVyhaI/AAAAAAAAAGo/2oZz7qTI1Pk/s1600/1903-
1962_moh_yamin.jpg dan https://4.bp.blogspot.com/-rGQ7yj5-
1EY/V0_M2qR5qHI/AAAAAAAACAo/RzSAA0ceKKEpQtiB7QRB-ewOTGyq2KkNwCLcB/s1600/DR-Soepomo-
bw-253x300.jpg

6
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sumber :
gambar soekarno dalam sidang bpupki - Bing
images
https://www.bing.com/images/search?view=detail
V2&ccid=g0DbgbFZ&id=B124BD88AD05DED09EEC6
FD7F631EBF99FEE878E&thid

Rumusan Dasar Negara oleh Ir. Soekarno


Dalam pidatonya pada sidang BPUPKI pada 1 juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang
berisi gagasan mengenai dasar Negara yang diberi nama Ekasila, Trisila, Pancasila, yang terdiri
dari:
1. Rumusan Pancasila :
• Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)
• Internasionalisme (peri-kemanusiaan)
• Mufakat (demokrasi)
• Kesejahteraan sosial
• Ketuhanan yang berkebudayaan
2. Rumusan Trisila :
• Sosio nasionalisme
• Sosio demokratis
• Ke Tuhanan
3. Rumusan Ekasila : Gotong royong
Sidang terakhir pada 1 Juni 1945 belum memberikan keputusan apapun sehingga
diadakan masa reses selama sebulan. Pada 22 Juni 1945. BPUPKI membentuk panitia
kecil untuk membahas usulan dan konsep para anggota. Panitia kecil ini terdiri dari 9
orang, yaitu :
1. Ir. Soekarno (ketua) 6. H. Agus Salim ( anggota)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil Ketua) 7. Abdoel Kahar Muzakar
3. KH. Wachid Hasyim (anggota) 8. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
4. A.A. Maramis (anggota) 9. Mr. Muhammad Yamin (anggota)
5. Abikoeno Tjokrosoeyoso (anggota)

7
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Hasil dari pertemuan tersebut, direkomondasikan Rumusan Dasar Negara yang dikenal
dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sumber gambar piagam jakarta - Bing


imageshttps://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=6veZw5Zs&id

8
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sidang kedua BPUPKI (10 – 16 Juli 1945)


Setelah Piagam Jakarta berhasil disusun, BPUPKI membentuk Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar. Ini merupakan sidangnya yang ke 2 pada tanggal 10 – 16 Juli 1945. Panitia
ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 19 orang. Pada sidang tanggal 11 Juli 1945,
panitia Perancang UUD membentuk panitia kecil yang beranggotakan 7 orang, yaitu :
1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. achmad Soebardjo
4. A.A Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Sukiman.
Tugas Panitia Kecil adalah menyempurnakan dan menyusun kembali Rancangan UUD yang
telah disepakati. Selain panitia kecil di atas, adapula panitia Penghalus bahasa yang
anggotanya terdiri dari Prof. Dr. Mr. Soepomo, Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djayadiningrat.
Tanggal 13 Juli 1945 panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno mengadakan sidang
untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rapat pleno BPUPKI menerima laporan panitia perancang
UUD yang diabacakan Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tiga masalah pokok yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang tubuh UUD

Konsep pernyataan Indonesia merdeka disusun dengan mengambil tiga alenia pertama
piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari
alenia keempat piagam Jakarta.
Hasil kerja panitia perancang UUD yang dilaporkan akhirnya diterima oleh BPUPKI.
Kejadian ini merupakan momentum yang sangat penting karena disinilah masa depan bangsa
dan Negara di bentuk.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI atau Dokurtsu Junbi Cosakai dibubarkan oleh Jepang
karena dianggap terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia merdeka dan mereka
menolak adanya keterlibatan pemimpin pendudukan Jepang dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia.
Pada tanggal itu pula dibentuk PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai, dengan anggota berjumlah
21 orang terdiri dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatera, 2 orang dari Sulawesi, 1
orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari
Tionghoa.

9
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C. PENETAPAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

• Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta bersama tokoh pejuang kemerdekaan
akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00
pagi di jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta (sekarang menjadi Gedung Perintis
Kemerdekaan di Jalan Proklamasi). Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu
Fatmawati dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud dengan diringi lagu
Indonesia Raya ciptaan WR. Soepratman.

• Pada 18 Agustus 1945, tepatnya setelah Proklamasi Kemerdekaan PPKI mengadakan


sidangnya yang pertama. Pada sidang ini, ketua PPKI menambah anggota PPKI enam
orang lagi sehingga semua anggota PPKI berjumlah 27 orang.

• Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, seorang opsir Angkatan Laut
Jepang (Ratulangi) minta kepada Hatta supaya Piagam Jakarta di coret dari
pembukaan UUD 1945, karena kalau tidak, kemungkinan golongan Kristen dan
Katolik di Indonesia Timur akan berdiri diluar republik. Maka Hatta dan beberapa
tokoh Islam mengadakan pembahsan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah
kalimat “ ….dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki bagus Hadikusumo, Kasman
Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan.

• Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan
kalimat “… dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia`. Kita harus
menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat “ …
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Para tokoh
PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar
permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja
sidang pertama PPKI saat itu dibuka.

10
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

• Selain pembahasan perubahan sila pertama Pancasila, pada sidang PPKI juga di bahas
perubahan BAB II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi “Presiden ialah orang
Indonesia asli”. Semua usulan itu diterima peserta sidang. Hal itu menunjukkan
mereka sangat memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa.

• Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan


sebagai berikut

1. Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan Undang-Undang Dasa 1945 yang bahan-


bahannya diambil dari Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang telah disusun oleh
panitia perumus pada 22 Juni 1945 dengan berbagai perubahan.

2. Menetapkan dan mengesahkan UUD yang bahan-bahannya hampir seluruhnya


diambil rancangan UUD yang disusun oleh panitia perancang UUD pada 16 Juli
1945.

3. Memilih Ketua PPKI Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Mohammad Hatta masing-
masing menjadi Presiden wakil Presiden Republik Indonesia.

4. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP).

• Dalam sidang pertamanya 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan undang-undang dasar


Negara Indonesia yang kini terkenal dengan sebutan UUD 1945, terdiri atas dua
bagian, yaitu “pembukaan” yang di dalamnya memuat Pancasila dan “Batang Tubuh
UUD.” Keberadaan UUD 1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun
ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada halaman 45-46. Selanjutnya dalam Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 12 Tahun 1968 ditegaskan kembali tentang rumusan Pancasila
sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

11
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

D. KOMITMEN KEBANGSAAN PARA PENDIRI NEGARA DALAM


PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA
Para pendiri negara, terutama yang tergabung dalam sidang PPKI memiliki peran yang
sangat besar sebagai wujud semangat dan komitmen kebangsaan dalam menetapkan
Pancasila sebagai Dasar Negara. PPKI berperan menetapakn UUD Negara Indonesia yang
terkenal dengan UUD 1945, yaitu sistematikanya meliputi pembukaan, batang tubuh, dan
penjelasan. Di Dalam Pembuakaan itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara.

Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan
perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-
sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan
mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Secara individu, para pendiri negara, baik yang tergabung dalam BPUPKI, PPKI, maupun
para pahlawan bangsa lainnya mempunyai peran yang sama dalam menetapkan Pancasila
sebagai Dasar Negara.

Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai berikut :

a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme pendiri negara memiliki


semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam
bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.

b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia pendiri negara dalam merumuskan
Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa
Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan
keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia.

c. Selalu bersemangat dalam berjuang para pendiri negara selalu bersemangat dalam
memperjuangan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri Negara lainnya yang mengalami cobaan
dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-
kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri
negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

12
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan Negara di


atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung
keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut
tidak disenangi.

f. Akan tetapi, terdapat beberapa individu pendiri negara yang memberikan peran
secara khusus atas penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

1. Ir. Soekarno

Ir. Soekarno selaku pemimpin sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus menetapkan UUD
Negara Indonesia yang di dalam Pembukaannya terdapat rumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara. Selain itu, Ir. Soekarno juga secara aklamasi terpilih sebagai Presiden RI
Pertama.

2. Drs. Muhammad Hatta

Selaku wakil ketua PPKI, Drs. Muhammad Hatta telah mengusahakan beberapa
perubahan rumusan Pancasila yang ada di dalam Piagam Jakarta, khususnya sila
pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” agar lebih menyatukan bangsa Indonesia yang
beraneka ragam. Selain itu, Drs. Muhammad Hatta secara aklamasi menjadi wakil
Presiden RI Pertama

Sebagai seorang pelajar dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen
dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi
muda salah satunya dilakukan dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan
mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan masa
depan yang lebih baik adalah giat belajar.

13
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

E. NILAI SEMANGAT DAN KOMITMEN PARA PENDIRI NEGARA


DALAM PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA

• Para pejuang pendiri negara yang termasuk dalam masa proklamasi kemerdekaan dalam
fakta sejarah termasuk angkatan 45. Adapun hakekat dan nilai angkatan 1945 adalah
sebagai berikut :

• Semangat adalah kekuatan, kegembiraan, dan gairah yang meliputi batin seseorang atau
suasana batin. Semangat juga dapat berarti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk
menggapai keinginan dan hasrat tertentu. Seseorang yang memiliki semangat
kebangsaan akan memiliki rasa banggsa sebagai warga Negara Indonesia. Kebanggan
sebagai bangsa yang besar kita rasakan, misalnya ketika Bendera Merah putih berkibar
dalam pertandingan tingkat internasional atau saat kita menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia, yaitu Indonesia Raya. Untuk mengisi dan mempertahankan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia diperlukan kebangsaan dari warga negaranya. Semangat
kebangsaan disebut juga nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang
menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada
Negara kebnagsaan atau nation state.

• Selain nasionalisme, semangat kebangsaan yang lain adalah patriotisme. Secara harfiah,
patriotism berasal dari kata “patria” yang artinya cinta tanah air. Kata patria kemudian
berubah menjadi kata patriot yang berarti seseorang yang mencintai tanah air. Jadi,
patriotism adalah semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia
mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya. Patriotisme dalam
pandangan hidup bangsa Indonesia meliputi cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta
Negara Indonesia.

• Jiwa patriotisme sudah terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, misalnya
bentuk kerelaan pahlawan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan
dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam
merebut kemerdekaan sering disebut sebagai jiwa dan semangat ‘45’ berikut jiwa dan
semangat ‘45’ yang dimiliki oleh para pahlawan bangsa.

14
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

• Hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat ‘45 diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. “Pro Patria” dan “Primus Patrialis” yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan kepentingan tanah air.
2. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan sosial dari semua lapisan masyarakat
terhadap perjuangan kemerdekaan
3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, dan golongan
4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab
5. Jiwa kesatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

• Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam semangat ‘45’ sebagai berikut:


1. Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk, terutama penjajahan
dari suatu bangsa terhadap bangsa lain.
2. Semangat pengorbanan seperti pengrbanan benda, jiwa dan raga
3. Semangat daya juang, tahan derita dan tahan uji
4. Semangat kepahlawanan
5. Semangat persatuan dan kesatuan
• Semangat dan komitmen para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila sebagai
dasar negara harus diteladani oleh seluruh bangsa Indoneisa, terutama generasi
muda yang akan melanjutkan pembangunan menuju kejayaan dan cita-cita nasional.
Sikap dan perilaku meneladani semangat dan komitmen para pendiri negara dapat
diwujudkan dengan bersikap positif terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara.

• Semangat dan komitmen para pendiri negara jangan dipandang sebagai sejarah
perjuangan di masa lampau melainkan harus diteladani dalam kehidupan sekarang
ini. Semangat dan komitmen para pendiri negara bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan
berbangsa dan bernegara.

15
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

• Berikut contoh mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :

1. Berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kita wajib percaya dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Berdasakan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dalam pergaulan kita
tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan ras atau warna kulit,
suku bangsa, golongan, pangkat, kedudukan dan hal lainnya yang
merendahkan harkat dan martabat orang lain.

3. Berdasarkan sila Persatuan Indonesia, kita harus bangga berbangsa dan


bertanah air Indonesia, menggunakan produk dalam negeri, menempatkan
persatuan dan kesatuan, dan lainnya.

4. Berdasarkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan/Perwakilan, kita harus mengharagi pendapat orang
lain dalam bermusyawarah, ikut serta dalam pemilihan umum dengan penuh
rasa tanggung jawab.

5. Berdasarkan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kita wajib
menghargai hasil karya orang lain, mau melaksanakan gotong dan kegiatan
kerja bakti.

16
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Refleksi
1. Perhatikanlah gambar Lambang Negara Indonesia di atas, Apakah kalian bangga
memilikinya ?
2. Tuliskan nilai-nilai apa yang bisa kalian dapatkan setelah mempelajari materi
perumusan ?
3. Jika kita kaitkan dengan Cc5 nilai apa yang ingin kalian perjuangkan sebagai
bukti kecintaan kalian pada Dasar Negara Secara karakter Tarakanita, apakah
kalian telah memiliki nilai :
a) Celebration (sikap syukur)
b) Compassion (belarasa)
c) Community (persaudaraan sejati)
4. Secara karakter kebangsaan , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Religius (mensyukuri adanya kerjasama)
b) Toleransi (menghargai perbedaan)
c) Tanggung jawab (melaksanakan tugas dan kewajiban baik kepada masyarakat,
bangsa dan negara)

17
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

RANGKUMAN

1. Karena janji Jepang akan kemerdekaan Indonesia maka dibentuklah BPUPKI, yang mana ketuanya
adalah dr KRT Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua yaitu Ichibangase Yosio (Jepang)
dan R.P. Soeroso.
2. BPUPKI mengadakan sidang resmi sebanyak dua kali dan sidang tidak resmi sebanyak satu kali,
dalam sidang resmi pertama dibahas dasar negara.
3. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara ialah M. Yamin (29 Mei 1945), Soepomo (31 Mei
1945 ) dan Sukarno ( 1 Juni 1945 ).
4. Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai Dasar Negara yang diberi nama
Ekasila, Trisila, Pancasila, yang terdiri dari :
Rumusan Pancasila :
a. Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)
b. Internasionalisme (peri-kemanusiaan)
c. Mufakat (demokrasi)
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
Rumusan Trisila :
a. Sosio nasionalisme
b. Sosio demokratis
c. Ke Tuhanan
Rumusan Ekasila :
Gotong royong

1. Rumusan Dasar Negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

6. Jiwa patriotisme sudah terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, misalnya bentuk kerelaan
pahlawan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan
raga.

6. Semangat dan komitmen para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara
harus diteladani oleh seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda yang akan melanjutkan
pembangunan menuju kejayaan dan cita-cita nasional.

6. Semangat dan komitmen para pendiri negara jangan dipandang sebagai sejarah perjuangan di masa
lampau melainkan harus diteladani dalam kehidupan sekarang ini. Semangat dan komitmen para
pendiri negara bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, maupun di lingkungan berbangsa dan bernegara.

18
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

UJI KOMPETENSI PENGETAHUAN KD 1

Pilihan Ganda
Petunjuk soal : Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Tujuan pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia


adalah …
A. Agar bangsa Indonesia bisa mandiri
B. Menyerang tantara Belanda
C. Untuk membantu Indonesia melawan Sekutu
D. Untuk membantu Jepang melawan Sekutu

2. Gedung Cuo Sangi In pada masa sebelum kemerdekaan mempunyai arti penting bagi
bangsa Indonesia karena merupakan tempat … .
A. Merumuskan teks proklamasi
B. Upacara peresmian anggota BPUPKI
C. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
D. Pelantikan Soekarno Hatta sebagai pemimpin PPKI

3. Usulan rancangan dasar negara pada sidang BPUPKI menghasilkan ... .


A. Piagam penghargaan
B. Piagam pengabdian
C. Piagam perjanjian
D. Piagam Jakarta

19
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

4. Keseimbangan lahir dan batin merupakan salah satu gagasan rumusan dasar negara yang
dikemukakan oleh … .
A. Mr. Soepomo
B. Muh. Yamin
C. Ir. Soekarno
D. Dr. Radjiman Wedyodiningrat

5. BPUPKI dalam Bahasa Jepang disebut … .


A. Dokuritsu Junbi Linkai
B. Dokuritsu Junbi Cosakai
C. Dokuritsu Junbi Osaikai
D. Dokuritsu Junbi Yosakai

6. Perhatikan rumusan dasar negara berikut!

A. Keadilan sosial
B. Kebangsaan Indonesia
C. Kesejahteraan sosial
D. Mufakat

7. Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno ditunjukkan pada nomor …
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 4

20
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

8. Kapankah Jepang mengumumkan pendiriaan BPUPKI….


A. 1 Maret 1945
B. 29 April 1945
C. 29 Mei 1945
D. 3 Juni 1945

9. Sila Pancasila dalam UUD NRI Tahun 1945 telah mengalami perubahan, yaitu sila ke….
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat

10. Kita harus bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia, ini merupakan penerapan sila ke….
A. Satu
B. Dua
C. Tiga
D. Empat

B. Essay (Uraian) :
Petunjuk : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan benar !
1. Tuliskan masing-masing 3 sikap menujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, berbangsa dan bernegara !
2. Tuliskan 5 sikap yang dapat kalian lakukan sesuai dengan pengamalan sila Pancasila selama
pembelajaran jarak jauh dari rumah !

3. Jelaskan alasan Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia !

4. Jelaskan letak perbedaan bunyi sila Pancasila dalam Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 !

5. Apa yang bisa kamu lakukan negara Indonesia tetap mengunakan Pancasila sebagai dasar negara
?

21
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

PROYEK

Untuk proyek kalian dalam materi Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara adalah Mengambar Lambang negara Indonesia sehingga kalian makin paham dan
mencintai Dasar negara Indonesia, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buatlah kelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang.

2. Gambarlah lambang negara Indonesia diatas karton, gunakan alat tulis berwarna
yang kalian miliki, warnailah lambang negara tersebut dengan warna yang sesuai
dengan aturan yang berlaku.

3. Jelaskan di depan kelas cara kalian mengerjaknnya dan juga jelaskan arti warna
dan bulu-bulu dalam lambang negara tersebut.

4. Carilah artikel atau berita atau film dari youtube tentang tindakan, kejadian atau
peristiwa yang ingin merubah dasar negara Indonesia.

Selamat mengerjakan

22
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
BAB
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Norma-Norma
Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Sumber gambar : gambar sebelah kiri atas dan bawah diambil dari foto dokumentasi SMP Stella Duce 1
Yogyakarta; gambar sebelah atas kanan dikambil dari foto dokumentasi SMP Tarakanita 5 Jakarta ;
Gambar kanan bawah diambil dari internet : Gambar norma hukum - Bing images
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid

23
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KOMPENTENSI DASAR

1.2. Menghargai norma-norma keadilan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat


sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.2. Mematuhi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan

3.2. Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk


mewujudkan keadilan
4.2. Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :

1. Mensyukuri berlakunya norma keadilan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

2.Menghargai dengan sikap mematuhi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan


bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan.

3.Menjelaskan norma-norma yang berlaku dan arti penting norma dalam kehidupan
bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan.

4.Mengkampanyekan dan menampilkan perilaku sesuai norma dalam kehidupan sehari-hari


untuk mewujudkan keadilan.

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN


KARAKTER TARAKANITA NILAI KARAKTER KEBANGSAAN
1.Celebration (sikap syukur) 1. Religius (mensyukuri adanya keadilan dan
2.Disiplin (taat tata aturan) norma )
2. Disiplin (mematuhi norma yang berlaku)
3.Compassion (belarasa)
3. Sopan – santun (penerapan nilai kesopanan).
4.Community (persaudaraan 4. Tanggung jawab (penerapan dengan tanggung
sejati) jawab )

24
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

A. NORMA YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT

Upacara Ngaben adalah upacara besar


yang melibatkan banyak sekali komponen.
Upacara ini tak bisa dilakukan oleh semua
penduduk Bali yang tidak memiliki
kekayaan melimpah. Itulah mengapa di
Bali diadakan Ngaben massal untuk
mempermudah prosesi kesempurnaan
kematian. Oh ya, Ngaben di Bali memiliki
tiga tujuan, pertama untuk melepaskan roh
dari keduniawian, kedua untuk
mengembalikan unsur kehidupan ke bumi,
terakhir sebagai salah satu simbol
keikhlasan keluarga.

Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu dengan yang lain, melainkan
berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi
kebutuhannya, dalam berkelompok itu terjadilah interaksi antar manusia, interaksi yang
dilakukan pasti ada kepentingannya, sehingga bertemulah dua atau lebih kepentingan.
Pertemuan dua kepentingan tersebut dinamakan “kontak”.
Menurut Surojo Wignjidipuro kontak terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Kontak yang menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu saling
memenuhi. Misalnya, penjual bertemu dengan pembeli.
2. Kontak yang tidak menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu
bersaingan atau berlawanan.
Mengingat banyaknya kepentingan, terlebih kepentingan antar pribadi, tidak
mustahil terjadi konflik antar sesama manusia, karena kepentingannya saling bertentangan.
Agar kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa aman, maka setiap
bentuk gangguan atau konflik terhadap kepentingan harus dicegah, cara mencegahnya
adalah dengan membuat norma atau aturan yang mengatur hubungan manusia agar tercipta
ketertiban dan keharmonisan dalam masyarakat sehingga manusia bisa memenuhi
kepentingannya.

25
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa norma adalah kaidah,
aturan, adat kebiasaan dan/atau hukum yang berlaku dan mengatur hidup manusia dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Adapun norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut adalah :

1. Norma Agama

Kaidah atau ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan


(vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia (horizontal) yang berisi perintah dan
larangan-larangan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pada umumnya setiap pemeluk agama meyakini bahwa barang siapa yang
mematuhi perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangannya akan memperoleh
pahala. Sebaliknya barang siapa yang melanggarnya akan berdosa dan sebagai sanksinya, ia
akan memperoleh siksaan kelak. Sikap dan perbuatan yang menunjukkan kepatuhan untuk
menjalankan perintahNya dan menjauhi larangannya tersebut, disebut takwa. Salah satu
contoh norma ini adalah beribadah.

2. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur hubungan


manusia dengan masyarakat yang bersumber dari hati Nurani manusia. Norma ini
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk sesuai kebaikkan yang ada dalam diri
masing-masing orang. Dengan adanya norma kesusilaan ini akan mendorong manusia untuk
berbuat baik serta mencegah manusia untuk melakukan perbuatan buruk.
Norma ini juga yang menata Tindakan manusia dalam pergaulan sosial sehari-
hari, seperti pergaulan antara pria dan wanita. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan tutur
kata, sikap dan perilaku setiap individu melalui teguran hati nuraninya sendiri. Contoh
norma kesusilaan seperti mempunyai sikap jujur dan adil dalam masyarakat, tidak
memfitnah orang lain atau selalu menolong orang lain.

26
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

3. Norma Kesopanan

Kaidah atau ketentuan yang mengatur hidup bermasyarakat tentang


tingkah laku yang baik dan tidak baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku
dalam suatu lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu, norma ini biasanya
bersumber dari adat istiadat, budaya atau nilai-nilai masyarakat. Tata sopan santun
mendorong untuk berbuat baik namun tidak bersumber dari hati nurani tetapi hanya
sekedar untuk menghargai orang lain dalam pergaulan sosial, norma kesopanan
bersifat kultural, nasional, atau bahkan lokal.
Berbeda dengan norma kesusilaan, norma kesopanan tidak bersifat
universal. Suatu perbuatan yang dianggap sopan oleh kelompok masyarakat mungkin
saja dianggap tidak sopan bagi sekelompok masyarakat yang lain. Sejalan dengan
sifat masyarakat yang dinamis dan berubah, maka norma kesopanan dalam suatu
komunitas tentu juga dapat berubah dari masa ke masa.
Suatu perbuatan yang pada masa dahulu dianggap tidak sopan oleh
suatu komunitas tertentu mungkin saja kemudian dianggap sebagai perbuatan biasa
yang tidak melanggar kesopanan oleh komunitas yang sama.
Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa norma
kesopanan itu tergantung pada dimensi ruang dan waktu. Sanksi terhadap pelanggaran
norma kesopanan adalah berupa celaan, cemoohan, atau diasingkan oleh masyarakat.
Akan tetapi sesuai dengan sifatnya yang “tergantung” (relatif), maka tidak jarang
norma kesopanan ditafsirkan secara subjektif, sehingga menimbulkan perbedaan
persepsi tentang sopan atau tidak sopannya perbuatan tertentu. Contoh di Indonesia
jika ingin bertanya dalam rapat mengangkat tangan kanan.

4. Norma Hukum
Kaidah atau ketentuaan yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia, manusia dengan masyarakat dan manusia dengan negara, Norma hukum
adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, yang
mengikat dan bersifat memaksa demi terwujudnya ketertiban masyarakat.

27
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sifat “memaksa” dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang
merupakan kelebihan norma hukum dibanding dengan ketiga norma hukum yang lain.
Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan hukum guna dipatuhi dan terhadap
orang-orang yang bertindak melawan hukum akan diancam dengan hukuman. Ancaman
hukuman dapat berupa hukuman badan atau hukuman benda.
Di samping itu masih dimungkinkan pula dijatuhkannya hukuman
tambahan, yakni pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan
pengumuman keputusan pengadilan. Contoh, perbuatan mencuri adalah perbuatan
melawan hukum (tindak pidana dalam hal ini adalah kejahatan), yang juga merupakan
perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan (asusila), maupun
kesopanan. Jadi di antara norma-norma tersebut mungkin saja terdapat kesamaan obyek
materinya, akan tetapi yang tidak sama adalah sanksinya.

Sumber gambar : gambar atas kiri dan kanan diambil dari foto dokumentasi SMP Stella Duce 1 Yogyakarta; ;
Gambar bawah kiri dan kanan diambil dari internet : http://1.bp.blogspot.com/-
puvJMsDDEQU/U2HTbtwFGmI/AAAAAAAAA-o/6Tp505QPRhg/s1600/etikakeluarga.jpg

Tugas Individu :

Tunjukkan perilaku kalian di rumah yang mencerminkan penerapan dari norma


agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum.

28
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

B. ARTI PENTING NORMA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA


DAN BERMASYARAKAT
Arti penting norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
berkaitan dengan terciptanya ketertiban dan keharmonisan masyarakat. Sebagaimana
dijelaskan dalam pengertian dan macam-macam norma, norma dalam masyarakat
terbentuk karena ada berbagai perbedaan Individu. Sebagai mahluk individu, manusia
memiliki kepribadiaan, kepentingan, keinginan, tujuan hidup yang berbeda satu dengan
lainnya. Agar segala perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahan, ketidaktertiban
dalam masyarakat, maka dibuatlah peraturan atau norma. Norma tersebut dalam
masyarakat antara lain :
1. Pedoman dalam bertingkah laku. Norma memuat aturan tingkah laku masyarakat dalam
pergaulan sosial.
2. Menjaga kerukunan anggota masyarakat. Norma mengatur agar perbedaan dalam
masyarakat tidak menimbulkan kekacauan atau ketidaktertiban.
3. Sistem pengendalian sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan
dikendalikan oleh aturan yang berlaku, dalam kehidupan sosial pastilah ada norma yang
mengatur kehidupan tersebut.
Sebagai mahkluk sosial, manusia lahir, berkembang, dan meninggal dunia
dalam masyarakat. Setiap individu berinteraksi dengan individu atau kelompok lainnya.
Interaksi yang dilakukan manusia senantiasa didasari oleh aturan, adat, atau norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Dalam hidup bernegara diatur dengan norma hukum yang berbeda dengan
norma-norma lainnya. Persamaannya adalah norma-norma tersebut mengatur tata tertib
masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada sanksinya.
Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih
besar karena mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelengara negara.
Pasal 1 ayat 3 UUD NRI Tahun 1945 berbunyi “ Negara Indonesia adalah negara hukum”

29
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sebagai negara hukum, tentu bangsa Indonesia menerapkan aturan hukum


dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Setelah kalian memahami negara hukum, kalian juga harus memahami, menyadari,
dan melaksanakan hukum tersebut.
Hukum bersifat memaksa dan mengatur. Karenanya norma hukum lebih ditaati
oleh masyarakat dari pada norma lainnya. Hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata
tertib yang berlaku di dalam masyarakat dan terhadap orang yang tidak menaatinya diberikan
sanksi yang tegas
Dalam prakteknya norma hukum mempunyai sifat :
1. Harus ditaati, semua asas pembentukan peraturan perundang-undangan ini harus ditaati
tanpa kecuali oleh seluruh warga negara tersebut tanpa pandang bulu.
2. Mengikat, ketika sebuah perintah atau larangan telah dikeluarkan maka seluruh warga
negara atau individu yang bersangkutan dengan norma hukum tersebut akan terikat
sesuai dengan keputusan yang telah dibuat.
3. Memaksa, ketika keputusan sudah diputuskan maka sifatnya memaksa, di mana yang
bersangkutan harus mematuhinya, jika tidak maka akan dikenai sanksi hukum
4. Memiliki sanksi yang tegas.
Selain fungsi, maka hukum juga memiliki banyak tujuan di antaranya adalah :
1. Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
2. Menciptakan keamanan di lingkungan masyarakat
3. Mencegah timbulnya sikap seenaknya dalam masyarakat
4. Menimbulkan rasa takut untuk berbuat kejahatan dalam masyarakat
Pemberian hukuman bagi anggota masyarakat yang melanggar hukum,
dilakukan oleh Lembaga peradilan. Masyarakat tidak boleh melakukan tindakan main hakim
sendiri. Melakukan Tindakan main hakim sendiri termasuk juga perbuatan melanggar norma
hukum. Pemberian hukum hanya dapat dilakukan setelah melalui proses persidangan di
lembaga peradilan.
Dengan demikian, lembaga peradilan memegang peranan penting dalam
menciptakan keadilan di tengah-tengah pergaulan hidup masyarakat. Melalui lembaga
peradilan anggota masyarakat yang merasa hak-hak konstitusinya dilanggar dapat
memperjuangkan hak-hak tersebut. Hal ini agar orang yang telah melanggar hak-hak orang lain
menerima hukuman yang setimpal sesuai dengan pelanggarannya.
30
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C. PERILAKU SESUAI NORMA YANG BERLAKU

Manusia sebagai makhluk sosial, hidup dan berada di tengah-tengah masyarakat


sekaligus menjadi warga dan anggota masyarakat yang bersangkutan. Sudah
merupakan kewajiban bahwa dalam suatu masyarakat ada norma dan aturan yang
berlaku. Norma dan aturan tersebut wajib ditaati oleh semua anggota masyarakat.
Ketaatan adalah sikap patuh pada aturan yang berlaku, kepatuhan harus
muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik, bukan
disebabkan oleh adanya sanksi atau hadirnya aparat negara. Sikap taat akan muncul
pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi kebiasaan, di manapun berada
tentunya akan selalu menaati norma yang berlaku.
Sikap patuh terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan lahir karena keadaan terpaksa, takut
dikenakan sanksi atau karena kehadiran aparat penegak hukum, kepatuhan harus
muncul dari dorongan tanggung jawab kalian sebagai warga negara yang baik. Sikap
patuh akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apa bila sudah menjadi kesadaran.
Kesadaran diri akan arti penting, tujuan dan fungsi norma dalam kehidupan akan
mendorong seseorang terbiasa untuk mematuhi norma-norma yang berlaku. Munculnya
kesadaran untuk mematuhi norma harus dibiasakan sejak dini. Oleh karena itu,
alangkah baiknya jika kalian membina sikap dan budaya sebagai berikut :
1. Budaya malu, yaitu sikap malu jika melangar aturan, misalnya malu datang
terlambat
hadir di sekolah.
2. Budaya tertib, yaitu membiasakan sikap tertib di manapun berada, misalnya
mengikuti
antrean sesuai dengan nomor antrian.
3. Budaya bersih, yaitu sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan bersih dari
tindakan-tindakan kotor, misalnya tidak mencontek ketika ulangan atau ujian.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ditemukan perilaku tidak patuh terhadap
norma.
31
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Ada beberapa penyebab kesadaran terhadap kepatuhan pada norma-norma


dalam kehidupan masih rendah, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Pribadi, yaitu berkaitan dengan sifat dan karakter dalam diri sendiri yang belum
memiliki kesadaran untuk taat aturan.
b. Faktor Lingkungan, yaitu pengaruh lingkungan kehidupan baik keluarga maupun
masyarakat yang belum memberikan daya dukung terhadap pembentukan watak patuh pada
aturan. Misalnya karena kurang perhatian dari orang tua, pergaulan dengan teman sebaya
yang kurang baik atau tinggal di lingkungan yang kurang teratur dan kumuh.
Dalam kehidupan di masyarakat, penetapan norma ada yang ditentukan oleh
ketua adat (tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat itu), ada pula yang ditentukan
berdasarkan kesepakatan bersama (konsensus), baik melalui musyawarah maupun melalui
pungutan suara. Kenyataan seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat,
termasuk dalam lingkup pergaulan sekolah, organisasi atau negara. Suatu norma dalam
masyarakat untuk menjadi aturan yang nyata perlu melalui proses sosialisasi.
1. Aturan harus diketahui oleh anggota masyarakat melalui pemberitaan di media masa,
penyuluhan atau penyebaran informasi
2. Peraturan akan diakui oleh anggota masyarakat, artinya masyarakat akan merasa
memiliki aturan tersebut dan terikat oleh aturan tersebut
3. Aturan akan dihargai oleh masyarakat. Suatu aturan akan dihargai apabila masyarakat
memahami tentang tujuan dan mamfaat norma.
Apabila masyarakt menyadari bahwa aturan tersebut memang diperlukan dan
memiliki manfaat bagi semua orang, maka aturan akan lebih mudah ditaati. Pada saat
sekolah membuat aturan baru, tentunya akan diberitahukan kepada semua peserta didik, hal
itu dapat dilakukan guru pada saat upacara bendera, dipajang di papan informasi atau
melalui surat edaran, setelah itu atran tersebut mengikat seluruh peserta didik dan harus
menyepakati serta melaksanakan aturan tersebut.
Apabila aturan yang dibuat memiliki tujuan dan manfaat yang besar bagi diri
sendiri dan orang lain, kalian akan menghargai aturan tersebut. Pada akhirnya kalian akan
mentaati aturan tersebut dengan kesadaran tanpa paksaan dari orang lain. Inilah proses
bagaimana aturan yang berlaku ditaati oleh semua anggota masyarakat dengan kesadaran.

32
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Kepatuhan terhadap norma harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, baik


kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan negara.
A. Perilaku sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan keluarga.
Keluarga merupakan kesatuan masyarakat terkecil. Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat
dan utama bagi manusia. Norma-norma dalam lingkungan keluarga bertujuan menciptakan keluarga
harmonis dan sejahtera. Contoh perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan keluarga sebagai berikut :
1. Berperilaku sopan
2. Mengerjakan pekerjaan rumah yang telah disepakati bersama
3. Hormat kepada orang tua
4. Taat kepada perintah orang tua
5. Bertutur kata yang baik
6. Saling menyayangi antar anggota keluarga
7. Hidup rukun dalam keluarga

B. Perilaku sesuai norma dalam kehidupan sekolah


Sekolah merupakan tempat siswa menuntut ilmu. Setiap sekolah memiliki tata tertib sekolah
masing-masing. Tata tertib sekolah dapat membentuk siswa menjadi manusia yang beriman, bertakwa
dan ber-akhlak mulia. Sekolah yang demikian akan menjadi kebanggan bagi sekolah juga bangsa dan
negara.
Siswa yang beriman dan bertakwa tentu akan takut apabila melakukan perbuatan yang melanggar
tata tertib sekolah. Oleh karena itu tata tertib sekolah yang dibentuk diharapkan dapat membentuk
siswa yang cerdas secara akademis dan sekaligus berakhlak mulia.
Berikut contoh perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan sekolah :
1. Mentaati peraturan dan tata tertib sekolah
2. Tidak terlambat datang kesekolah
3. Tidak membolos
4. Memakai seragam sekolah
5. Santun, hormat kepada guru dan teman.

33
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C. Perilaku sesuai norma dalam kehidupan bermasyarakat


Sikap perilaku yang sesuai norma masyarakat adalah perilaku yang dilakukan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang tidak menimbulkan hal-hal negatif di
mata masyarakat. Perilaku yang sesuai norma, kebiasaan, dan adat istiadat berarti
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat itu sendiri.
Dalam setiap lingkungan masyarakat terdapat peraturan dan kebiasaan yang
berbeda-beda, akan tetapi di manapun berada sebaiknya menyesuaikan diri dengan
peraturan yang berlaku.
Berikut contoh perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat :
1. Membuang sampah di tempatnya
2. Menghormati dan menghargai orang lain meskipun berbeda SARA
3. Mengikuti kegiatan kerja bakti
4. Membantu tetangga yang terkena musibah
5. Mengikuti adat istiadat yang dilaksanakan di daerah masing-masing
6. Menciptakan kebersihan, ketentraman, keamanan lingkungan
Dalam kehidupan bermasyarakat juga perlu memiliki dan menerapkan budaya malu,
budaya tertib, dan budaya bersih. Budaya malu yaitu sikap malu jika melanggar
aturan. Budaya tertib diartikan sebagai kebiasaan bersikap tertib dimanapun kita
berada.

D. Perilaku sesuai norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Sebagai warga negara Indonesia, kita dituntut untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
hukum yang berlaku. Banyak hak dan kewajiban yang harus kita laksanakan.
Kesadaran warga negara terhadap peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

34
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Kesadaran hukum untuk menerapkan norma yang berlaku akan


berkembang apabila keadilan dalam penerapan dan penegakkan hukum diutamakan.
Penegakkan hukum akan menjamin keadilan, kepastian hukum, efektivitas, serta
akan memperkuat kedudukan pemerintah. Penegakkan hukum dapat mendorong
terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Bahkan penegakkan hukum
akan berdampak luas terhadap rasa aman dan melindungi hak-hak asasi manusia
secara keseluruhan.
Perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai berikut :
1. Menaati semua peraturan perundangan yang berlaku.
2. Ikut serta mendukung pemberantasan penyelundupan obat-obatan terlarang.
3. Menghindari pelanggaran KKN .
4. Tidak bertindak main hakim sendiri.
5. Membayar pajak sesuai ketentuan.
6. Menyeberang jalan di tempat penyeberangan.

Refleksi
1. Sudahkah kalian memahami materi pembelajaran dalam Bab II ini dengan baik, yaitu
mengenai Norma-norma Dalam Kehidupan Bermasyarakat ?
2. Selanjutnya dengan mempelajari norma-norma sudahkah kalian bersikap sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di Indonesia?
3. Jika kita kaitkan dengan Cc5 nilai apa ingin kalian perjuangkan sebagai bukti penerapan
norma dan keadilan secara karakter Tarakanita, apakah kalian telah memiliki nilai :
a. Celebration (sikap syukur)
b. Disiplin (taat tata aturan)
c. Compassion (belarasa)
d. Community (persaudaraan sejati)
4. Secara karakter kebangsaan, apakah kalian telah memiliki nilai :
a. Religius (mensyukuri adanya keadilan dan norma )
b. Disiplin (mematuhi norma yang berlaku)
c. Sopan – santun (penerapan nilai kesopanan)
d. Tanggung jawab (penerapan dengan tanggung jawab

35
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

RANGKUMAN

a. Norma adalah kaidah, aturan, adat kebiasaan dan/atau hukum yang berlaku dan mengatur
hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

b. Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat adalah


1. Norma Agama
2. Norma kesusilaan
3. Norma kesopanan
4. Norma hukum

c. Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih besar karena
mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelenggara negara
.
d. Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan hukum guna dipatuhi dan terhadap
orang-orang yang bertindak melawan hukum akan diancam dengan hukuman.

e. Hukum juga memiliki banyak tujuan diantaranya adalah :


1. Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
2. Menciptakan keamanan dilingkungan masyarakat
3. Mencegah timbulnya sikap seenaknya dalam masyarakat
4. Menimbulkan rasa takut untuk berbuat kejahatan dalam masyarakat

f. Perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sekolah :
1. Mentaati peraturan dan tata tertib sekolah
2. Tidak terlambat dating kesekolah
3. Tidak membolos
4. Memakai seragam sekolah
5. Santun, hormat kepada guru dan teman.

36
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

UJI KOMPETENSI PENGETAHUAN KD 2

A. Pilihan Ganda
Petunjuk soal : soal : Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!

1. Seperangkat aturan atau kaidah yang dijadikan pedoman bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat disebut … .
A. Adat
B. Norma
C. Kebiasaan
D. Ketentuan

2. Tidak meludah sembarangan adalah contoh dari norma … .


A. Kesusilaan
B. Kesopanan
C. Agama
D. Hukum

3. Norma kesopanan berasal dari … .


A. Kebiasaan dalam masyarakat
B. Hati nurani
C. Kitab suci
D. Peraturan hukum

4. Adanya hukuman mati, hukuman penjara dan denda adalah sanksi atas pelanggaran
norma … .
A. Agama
B. Kesopanan
C. Kesusilaan
D. Hukum

5. Peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia adalah …


A. Norma agama
B. Norma kesopanan
C. Norma kesusilaan
D. Norma hukum

37
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

6. Sanksi bagi seseorang yang melanggar norma kesopanan dalam hidup di masyarakat
adalah … .
A. Dituntut oleh pihak yang berwajib
B. Adzab dari Tuhan
C. Rasa malu, penyesalan di hati
D. Dikucilkan dan dicemooh oleh masyarakat

7. Pentingnya norma dalam kehidupan bermasyarakat adalah ... .


A. Adanya penegak hukum
B. Adanya badan peradilan
C. Adanya pengendali tingkah laku
D. Adanya sanksi hukum

8. Perhatikan contoh berikut.


1. Mematuhi tata tertib sekolah
2. Menjalankan ibadah sesuai ajaran agamanya
3. Berpakaian yang rapi dan tidak terbuka
4. Saling menghargai dan tolong-menolong antar keluarga
5. Bertutur kata yang sopan terhadap orang tua
Contoh perilaku yang sesuai norma kesopanan yang dapat diwujudkan di lingkungan
masyarakat ditunjukkan nomor ... .
A. 1 dan 2
B 1 dan 5
C. 2 dan 4
D. 4 dan 5

38
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

9. Perilaku berbohong adalah salah satu pelanggaran terhadap norma kesusilaan. Sanksi dari
pelanggaran norma ini adalah ... .
A. akan masuk neraka di akhir zaman
B. dijatuhi hukuman penjara oleh negara
C. diasingkan oleh masyarakat selamanya
D. perasaan bersalah dan rasa penyesalan

10. Sikap menjunjung tinggi norma hukum dalam masyarakat, antara lain adalah … .
A. menolong orang tua menyeberang jalan
B. minta izin kepada orang tua sebelum sekolah
C. memberi salam jika masuk sekolah
D. mematuhi peraturan lalu lintas

B. Essay (Uraian)

Petunjuk : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan benar !

1. Tulislah 3 mamfaat jika kita mematuhi norma-norma yang ada !

2. Jelaskan arti penting norma dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara !

3. Jika sejak kecil sudah membiasakan menaati norma, maka setelah dewasa nanti tidak
berat menaati norma yang ada. Setujukah kamu terhadap pendapat tersebut ?

4. Bagaimana akibatnya bila dalam suatu masyarakat tidak ada ketaatan terhadap norma
hukum?

5. Jelaskan mengapa norma hukum bersifat tegas dan mengikat !

39
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

PROYEK

Untuk proyek kalian dalam materi norma-norma dalam kehidupan


bermasyarakat adalah membuat naskah drama dengan Langkah-
Langkah sebagai berikut :

1. Buatlah kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 – 6 orang.


2. Buatlah naskah drama tentang perbuatan mematuhi norma-norma yang berlaku, boleh
mematuhi norma dalam lingkungan sekolah, di rumah, di masyarakat atau ataupun
lingkungan negara.
3. Tampilkan hasil drama kalian di depan kelas (atau dalam bentuk video-drama / film
pendek)

Selamat mengerjakan

40
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
BAB
3 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERUMUSAN DAN PENGESAHAN


UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Suasana Rapat PPKI pada 18 Agustus 1945 yang salah satu hasilnya adalah menetapkan UUD 1945
serta memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.(Osman Ralliby/Dokumentasi Historica,
Penerbit Bulan-Bintang, Djakarta)
Foto : Sejarah Penetapan UUD 1945 Halaman 1 (kompas.com)
https://www.kompas.com/skola/image/2020/03/04/180000369/sejarah-penetapan-uud-1945?page=1

41
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KOMPENTENSI DASAR

1.3. Menghargai nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2.3. Mengembangkan sikap bertanggung jawab yang mendukung nilai kesejarahan


perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

3.3. Menganalisis kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945
4.3. Menjelaskan proses kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :

1.Mensyukuri adanya perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945

2. Menghargai dengan sikap bertanggung jawab yang mendukung nilai kesejarahan perumusan
dan pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

3.Mengidentifikasi kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 serta arti pentingnya bagi bangsa dan Negara Indonesia

4.Menyajikan laporan hasil telaah proses kesejerahan perumusan dan pengesahan serta arti
penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi bangsa dan Negara Indonesia

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN


KARAKTER TARAKANITA NILAI KARAKTER KEBANGSAAN
1.Celebration (sikap syukur) 1. Religius (mensyukuri adanya keadilan dan
2.Disiplin (taat Konstitusi) norma )
2. Disiplin (mematuhi Konstitusi/UUD)
3.Compassion (belarasa)
3. Tanggung jawab (penerapan dengan tanggung
4. Community (persaudaraan jawab
sejati) 4. Keteladanan (dari tokoh perumus UUD 1945)

42
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

A. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perhatikan gambar di samping ini ?


Taukah kalian perbedaan antara
konstitusi dan UUD??
Sudah berapa kalikah UUD NRI
Tahun 1945 mengalami perubahan?

www.blibli.com

Sebelum mempelajari proses perumusan dan pengesahan UUD Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, sebaiknya dipahami dulu makna konstitusi. UUD
sering disebut sebagai konstitusi, meskipun sebenarnya arti konstitusi itu berbeda
dengan UUD.
Konstitusi adalah hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis, Adapun
undang-undang dasar tergolong hukum dasar yang tertulis. Adapun yang dimaksud
dengan Undang-undang dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari
Pembukaan dan pasal-pasal.
Istilah konstitusi dalam Bahasa Inggris adalah “constitution”, dalam Bahasa Belanda
“constitutie” dalam Bahasa Jerman “konstitution” dan dalam Bahasa Latin
“constitutio:” yang berarti undang-undang dasar atau hukum dasar.
Secara umum terdapat dua macam kontitusi yaitu:
1) Konstitusi tertulis yaitu: aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan
tata negara yang mengatur peri kehidupan satu bangsa di dalam persekutuaan hukum
negara.
2. Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul dalam sebuah negara. Contoh konvensi dalam ketatanegaraan Indonesia
antara lain : Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan Sidang Paripurna.

43
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Konstitusi bagi suatu negara mempunyai fungsi sebagai berikut :


1. Membatasi dan mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya terhindar dari kesewenang-wenangan terhadap rakyat.
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut sebuah sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya,
baik itu penguasa maupun rakyat serta digunakan sebagai landasan struktural.

Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau Undang-


undang Dasar yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagiaan,
wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak
asasi manusia. Para pendiri Negara Kesatuaan Republik Indonesia telah sepakat untuk
menyusun sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti
dan fungsinya.
Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Indonesia belum
memiliki Undang-Undang Dasar. Satu hari setelah proklamsi Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan oleh PPKI yaitu pada
hari Sabtu 18 Agustus 1945. Naskah UUD NRI Tahun 1945 pertama kali dipersiapkan
oleh BPUPKI. Hal itu dilakukan pada masa Sidang kedua tanggal 10 Juli sampai
dengan 17 Juli 1945, saat itu dibahas hal-hal teknis tentang bentuk negara dan
pemerintahan baru yang akan dibentuk. Dalam masa persidangan kedua tersebut,
dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota 19 orang yang diketuai oleh Ir
Soekarno. Kemudiaan panitia ini membentuk panitia kecil lagi yang diketuai oleh
Soepomo dengan anggota terdiri atas Wongsonegoro, R. Soekardjo, AA. Maramis,
Panji Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman.

44
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Panitia Kecil perancang Undang-Undang Dasar, pada tanggal 13 Juli 1945


berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain ketentuaan tentang
lambang negara, negara kesatuaan, sebutan majelis permusyawaratan rakyat dan
membentuk panitia penghalus Bahasa yang terdiri dari Djajadiningrat, Salim dan
Soepomo. Rancangan Undang-undang Dasar diserahkan kepada panitia penghalus
Bahasa. Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda
pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan dan panitia perancang undang-
undang dasar melaporkan hasilnya.

Pasal-pasal dari rancangan UUD berjumlah 42 pasal. Dari 42 pasal


tersebut, ada 5 pasal masuk tentang aturan peralihan dengan keadaan perang, serta
1 pasal mengenai aturan tambahan. Pada sidang tanggal 15 Juli 1945 dilanjutkan
dengan acara pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar. Saat itu ketua
perancang Undang-Undang Dasar yaitu Ir. Soekarno memberikan penjelasan
tentang naskah yang dihasilkan dan mendapat tanggapan dari Moh. Hatta, lebih
lanjut Soepomo sebagai panitia kecil perancang undang-undang dasar diberi
kesempatan untuk memberikan penjelasan terhadap naskah Undang-Undang
Dasar. Penjelasan dari Soepomo antara lain menjelaskan betapa pentingnya
memahami proses penyusunan undang-undang dasar, naskah undang-undang dasar
akhirnya diterima dengan suara bulat pada sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945.
Selain itu juga diterima usul-usul dari panitia keuangan dan panitia pembela tanah
air. Dengan demikian selesailah tugas panitia BPUPKI.

45
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

B. Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sehari setelah Proklamasi kemerdekaan tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia segera mengadakan sidang. Pada sidang PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 ini telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak
kaum keagamaan yang beragama non muslim serta pihak kaum keagamaan yang menganut
ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan ( pihak nasionalis )
guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan yang beragama Islam guna
dihapuskannya “tujuh kata” dalam “Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter” untuk
pengesahan Preambule, terjadi proses yang cukup panjang.
Sebelum mengesahkan preambule, Bung Hatta terlebih dahulu
mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah proklamasi
kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur menemuinya. Intinya rakyat
Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alenia keempat preambul, dibelakang kata
“KeTuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik
memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamsikan. Usul ini oleh Muh Hatta
disampaikan kepada siding pleno PPKI, khususnya kepada anggota tokoh-tokoh islam
anatara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wahid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan.
Moh Hatta berusaha menyakinkan tokoh-tokoh Islam demi persatuan dan kesatuaan
bangsa. Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke dalam ruang sidang “PPKI” dan
membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik
tersebut.
Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai “Pembukaan (Bahasa
Belanda : Preambule) dan Batang Tubuh Undang-undang Dasar 1945. Pertama, kata
“Mukaddimah” yang berasal dari Bahasa Arab, Mukaddimah diganti dengan kata
“Pembukaan”. Kedua anak kalimat “Negara berdasar atas KeTuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”

46
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Diganti dengan “Negara berdasar atas keTuhan Yang Maha Esa”.


Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia asli dan
beragama Islam” seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1 diganti dengan mencoret kata-
kata “dan beragama Islam”. Kempat, terkait perubahan point ke dua, maka pasal 29
ayat 1 dari yang semula berbunyi “Negara berdasar atas keTuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti jadi
berbunyi “ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Adapun keputusan penting hasil sidang panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945
2. Memilih Ir. Sorkarno sebagai presiden dan Drs. Muh Hatta sebagai wakil
presiden
3. Sebelum terbentuk MPR, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat.
Sidang PPKI telah melakukan beberapa perubahan terhadap rumusan pembukaan
Undang-Undang Dasar maupun rancangan batang tubuh (pasal-pasal) pada naskah
Piagam Jakarta hasil sidang kedua BPUPKI.
Perubahan-perubahan yang disepakati tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan
2. Sila pertama yaitu : “KeTuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya”, diganti dengan rumusan “KeTuhanan Yang Maha
Esa “
3. Perubahan pasal 6 UUD yang berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia asli
yang beragama Islam” menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli.”
4. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi : “Negara berdasar atas Ketuhan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti
menjadi pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi “Negara berdasar atas KeTuhanan
Yang Maha Esa”.

47
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 :

1. Pembukaan yang berisi 4 alenia

2. Batang tubuh yaitu pasal-pasal terdiri atas :

A. 16 Bab

B. 37 Pasal

C. 4 Aturan Peralihan

D. 2 Ayat Tambahan

3. Penjelasan terdiri atas :

A. Penjelasan umum

B. Penjelasan pasal demi pasal

Saat ini Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sudah beberapa kali mengalami amandemen (perubahan) sebagai upaya
penyempurnaan aturan-aturan dasar mengenai tatanan negara. Salah satu kesepakatan
dasar dalam perubahan tersebut adalah “tidak mengubah Pembukaan UUD NRI Tahun
1945” yang merupakan pokok kaidah fundamental. Aturan dasar yang mengalami
perubahan antara lain adalah tentang pemilihan Presiden dan wakil Presiden yang
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu. Sebelum ada perubahan, Presiden
dan Wakil Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR.

48
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI merupakan rancangan


Undang-undang Dasar hasil karya BPUPKI, setelah mengalami perubahan dan
penyempurnaan. Beberapa perubahan yang terjadi pada rancangan UUD 1945 tersebut
antara lain :

1. Hukum dasar diganti dengan Undang-Undang Dasar


2. Kata Mukaddimah diganti dengan kata pembukaan
3. Pada pasal 6 ayat (1) yang semula berbunyi : “Presiden ialah orang Indonesia
asli dan beragama Islam” diganti dengan “Presiden ialah orang Indonesia asli”
4. Negara berdasar atas KeTuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi “Negara Berdasar atas Ketuhan
Yang Maha Esa.
5. Menambah Rancangan UUD 1945
6. Bab XVI pasal 37 tentang perubahan UUD
• Aturan peralihan pasal I – IV
• Aturan Tambahan ayat 1 dan 2

49
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C. Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Bagi Bangsa Dan Negara

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam permainan olah raga ada aturan main
yang harus ditaati, Dalam keluarga juga yang merupakan kelompok terkecil
masyarakat juga ada aturan yang harus ditaati oleh seluruh anggota keluarga.
Demikian juga dalam kehidupan masyarakat kita telah belajar tentang macam-macam
norma yang merupakan aturan yang terdapat dalam masyarakat, Aturan-aturan itu
penting agar kehidupan bersama dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan
negara dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang dicita-citakan bersama yaitu
masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera dapat terwujud oleh sebab itu
penyelengaraan pemerintahan negara, dan warga negara Indonesia wajib patuh
melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 yang merupakan hukum dasar tertulis di
Indonesia. Konstitusi atau UUD bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu
hukum yang tertinggi, sebagai hukum dasar UUD NRI Tahun 1945 mempunyai arti
yang sangat penting yaitu sebagai sumber bagi hukum-hukum di bawahnya.

Segala hukum dan peraturan di Indonesia seperti ketetapan MPR


(termasuk Ketetapan MPR untuk mengubah UUD), berbagai macam undang-undang,
Peraturan pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, dan peraturan yang
lainnya harus bersumber dan berpedoman pada UUD NRI Tahun 1945 dan tidak boleh
bertentangan. Jika ada suatu peraturan bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945
maka peraturan tersebut harus batal demi hukum. Undang-undang Dasar merupakan
sumber utama hukum tata negara suatu negara. Oleh karena itu, konstitusi selalu
memiliki corak nasional dari masing-masing negara. Selain sebagai dokumen nasional,
konstitusi juga sebagai alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum
negaranya sendiri.

50
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Meskipun setiap negara memiliki UUD yang isinya berbeda-beda, namun


pada dasarnya setiap UUD mengatur :
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat Fundamental.
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental.
Kehidupan dalam sekolah kalian dapat diibaratkan sama dengan kehidupan
suatu negara, yang mana keduanya memiliki aturan. Kehidupan di sekolah diatur oleh
tatatertib sekolah, sedangkan kehidupan dalam suatu negara diatur dengan konstitusi atau
undang-undang Dasar. Setiap bangsa yang merdeka akan membentuk suatu pola kehidupan
berkelompok yang dinamakan negara. Pola ini dalam bernegara perlu diatur dalam suatu
naskah berupa aturan hukum tertinggi dalam kehidupan Negara Republik Indonesia yang
dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UUD NRI
Tahun 1945 ini berisi aturan dasar kehidupan bernegara di Indonesia. Kedudukkannya
sebagai hukum yang paling tinggi dan fundamental sifatnya, karena merupakan sumber
legitimasi atau landasan bentuk-bentuk peraturan perundang-undangan dibawahnya. Sesuai
dengan prinsip hukum yang berlaku universal, maka semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia tidak boleh bertentangan dan harus berpedoman pada UUD NRI
Tahun 1945. Sebagai warga negara Indonesia, kita patuh pada ketentuaan yang terdapat
dalam UUD NRI Tahun 1945. Kepatuhan warga negara terhadap UUD NRI Tahun 1945
akan mengarahkan kita pada kehidupan yang tertib dan teratur.

Sebaliknya apabila UUD NRI Tahun 1945 tidak dipatuhi, maka kehidupan
bernegara kita mengarah pada ketidak harmonisan, akibatnya bisa terjadi perang saudara.
Siapa yang dirugikan? Tentu saja semua warga negara Indonesia. Karena hal itu dapat
berakibat tidak terwujudnya kesejahteraan, bahkan mungkin mengakibatkan bubarnya
Negara Republik Indonesia. Maka marilah kita berkomitmen untuk melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 secara sadar dan
bertanggung jawab.

51
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

D. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia


Tahun 1945

Berdirinya Negara Republik Indonesia ditandai dengan peristiwa bersejarah yaitu


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun demikian
Proklamsi kemerdekaan Indonesia bukanlah peristiwa yang serta merta terjadi. Peristiwa
Proklamsi dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bagian dari
rangkaian perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam usahanya mewujudkan cita-cita
merdeka. Berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lepas dari peran tokoh
bangsa Indonesia yang berjuang dalam wadah BPUPKI dan PPKI. Sesuai dengan tujuan
pembentukannya, ada perbedaan peran anatara BPUPKI dengan PPKI. BPUPKI
berperan dalam mengkaji dan menelaah, yaitu pendapat-pendapat yang diajukan dalam
Sidang BPUPKI, dibahas dan ditanggapi oleh para anggota lainnya.
Sedangkan PPKI berperan untuk mengambil keputusan, pendapat-pendapat yang
diajukan dalam siding PPKI dirundingkan, dimusyawarahkan, untuk pengambilan
keputusan. Ada banyak sekali tokoh-tokoh BPUPKI dan PPKI yang berperan dalam
mendirikan Negara Kesatuaan Republik Indonesia, diantaranya ialah tokoh-tokoh yang
berperan dalam proses perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945. dalam proses
perumusan UUD badan yang berperan adalah BPUPKI, sedangkan dalam proses
pengesahan UUD badan yang berperan adalah PPKI.
Tokoh-tokoh BPUPKI yang memegang peran dalam proses perumusan hukum
dasar tersebut antara lain ialah Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat (Ketua BPUPKI),
Ir. Soekarno (anggota BPUPKI yang menjadi ketua panitia perancang hukum dasar).
Drs. Moh Hatta (anggota BPUPKI yang menjadi ketua panitia perancang ekonomi dan
keuangan). Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota BPUPKI yang menjadi ketua Panitia
Perancang Pembela Tanah Air).

52
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Ada pula Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat,


Salim dan Soepomo. Untuk lebih mengenal dan meneladani semangat serta
komitmen para tokoh yang memegang peran penting dalam proses perumusan
Undang-Undang Dasar tersebut, anda dapat mengikuti uraian berikut ini.

Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat (ketua BPUPKI) yang memimpin


dan mengarahkan jalannya persidangan BPUPKI sehingga menghasilkan keputusan-
keputusan bersejarah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Beliau
seorang dokter yang lahir di Yogyakarta tanggal 21 April 1879, bertugas di RS
Ingatan Lawang (1904-1906), di Keraton Solo (1906-1936).

Ir. Soekarno ( Anggota BPUPKI yang menjadi ketua Panitia Perancang


Hukum Dasar), ketua PPKI, Proklamator dan Presiden RI yang pertama. Beliau lahir
di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Beliau merupakan tokoh yang memegang peran
sangat penting dalam Proses Perumusan UUD. Sebagai Ketua Panitia Perancang
hukum Dasar, Ir. Soekarno bertanggung jawab memimpin rapat-rapat panitia kecil,
membahas segala sesuatu yang akan menjadi isi Undang-Undang Dasar.
Menyiapkan bahan-bahan rapat atau sidang, membahas materi dalam sidang seiring
berlangsung dari pagi sampai malam, bahkan sampai dini hari, semua dilakukan
demi terwujudnya hukum dasar yang menjadi salah satu persyaratan berdirinya
Negara RI.

Drs. Moh Hatta ( anggota BPUPKI yang menjadi Ketua Panitia


Perancang Ekonomi dan Keuangan ), Seorang pejuang, negarawan, ahli ekonomi,
proklamator, dan wakil presiden RI yang pertama. Beliau lahir dibukit tinggi
Sumatra Barat pada tanggal 12 Agustus 1902, wafat di Jakarta 14 maret 1980. Dalam
proses perumusan hukum dasar beliau menjadi Ketua Panitia Perancang Ekonomi
dan Keuangan. Drs Mohammad Hatta memiliki hobi membaca dan rajin menulis.
Buku-buku karya beliau sangat banyak. Karena rasa kepedulian terhadap rakyat dan
perekonomian Indonesia, beliau membuat gerakan ekonomi kerakyatan melalui
koperasi. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Tujuan negara
adalah memakmurkan rakyat dengan berlandaskan asas kekeluargaan, maka menurut
Bung Hatta usaha yang cocok untuk Indonesia adalah koperasi.

53
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Abikoesno Tjokrosoejoso (Anggota BPUPKI yang menjadi Ketua Panitia


Perancang Pembela Tanah Air), lahir di ponorogo 15 Juni 1897. Dalam proses
perumusan hukum dasar beliau berperan sebagai Ketua Panitia Perancang Pembela
Tanah Air yang akan dibahas dalam sidang dan diputuskan menjadi bagian dari isi
Undang-Undang Dasar.

Djajadiningrat, lengkapnya Prof. Dr. Pangeran Ario Husein


Djajadiningrat, lahir tanggal 8 Desember 1886 di Kramat Watu, Kabupaten Serang.
Beliau lulus dari Universitas Leiden bagian kesusteraan dan filsafat. Tugas beliau dalam
proses perumusan hukum dasar atau Undang-Undang Dasar adalah sebagai Tim
penghalus Bahasa Bersama dengan Haji Agoes Salim dan Mr. Soepomo. Husein
Djajadiningrat dikenal sebagai salah satu pelopor tradisi keilmuan di Indonesia. Ketika
masih remaja beliau dikenal sebagai pemuda yang pintar dan bebakat, baik dalam ilmu
agama, maupun ilmu pengetahuaan. Beliau juga dikenal sebagai ahli keislaman pada
masanya, dan Bapak metodologi penelitiaan sejarah Indonesia.

Haji Agoes Salim, lahir tanggal 8 Oktober 1884 di kota Gadang, Agam,
Sumatra Barat. Pendidikan Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School
(ELS) yaitu sekolah khusus anak-anak eropa, kemudiaan melanjutkan ke Hoogere
Burgerschool (HBS) di Batavia, dan saat lulus beliau menjadi lulusan terbaik di HBS se-
Hindia Belanda. Kemudiaan Haji Agoes Salim bekerja sebagai penerjemah. Dalam
Proses perumusan hukum dasar, Haji Agoes Salim menjadi Tim Penghalus Bahasa.

54
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Prof. Mr. Dr. Soepomo, lahir tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo,


Solo. Wafat di Jakarta 22 Januari 1958. Beliau seorang ahli hukum yang karena
pemikiran-pemikirannya tentang hukum dasar dikenal sebagai “arsitek Undang-
undang Dasar RI Tahun 1945 bersama tokoh lain seperti Muhamad Yamin.
Dalam sidang BPUPKI tanggal 31 mei 1945 Mr. Soepomo mengusulkan
rancangan dasar negara bersama Ir. Soekarno dan Mr. Muhamad Yamin. Dalam
proses perumusan hukum dasar selain aktif menyampaikan pikiran-pikirannya,
beliau juga dipercaya sebagai Tim penghalus bahasa untuk Rancangan Undang-
undang Dasar.

Tokoh-tokoh yang disebutkan diatas hanyalah Sebagian dari para


tokoh pendiri negara. Selain tokoh-tokoh tersebut masih banyak lagi tokoh yang
berperan dan berjasa dalam mendirikan negara, siapa saja mereka? Bisakah anda
menyebutkan? Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, berbeda-beda
agama, ras, etnik atau golongan. Agar seluruh unsur bangsa Indonesia dapat
hidup dan bekerja sama dalam satu negara yang sama, diperlukan adanya
kesepakatan. Tanpa adanya kesepakatan-kesepakatan kehidupan kenegaraan
akan diatur berdasarkan kekuasaan belaka. Para pendiri negara bersepakat bahwa
negara yang didirikan adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu suatu
negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat persatuan dan
kesatuaan, kebangsaan atau nasionalisme. Negara Kesatuaan Republik Indonesia
didirikan dengan didasari oleh tekad untuk membangun masa depan bersama
dibawa satu negara yang sama, walaupun warga masyarakatnya majemuk.
Sunguh luar biasa pemikiran, peran dan jasa para pendiri negara Indonesia. Kita
patut bangga dan meneladani semangat kebangsaan maupun komitmen pada para
pendiri negara, dalam mewujudkan berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Tugas kita sebagai warga negara Indonesia adalah mempertahankan
dan melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh para pendiri negara tersebut.

55
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Kita harus menjunjung tinggi kesepakatan nasional para pendiri negara yang
dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945. Apa saja
kesepakatan nasional para pendiri negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945. Apa saja kesepakatan nasinal para pendiri negara yang tertuang dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ? Diantaranya ialah tentang susunan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila. Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 merupakan pokok kaidah fundamental berdirinya NKRI karena itu tidak
dapat diubah.
Tokoh pendiri negara Indonesia merupakan putra terbaik bangsa yang memiliki
kemampuan dan visi kedepan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Anggota BPUPKI
merupakan tokoh bangsa Indonesia dan orang-orang yang terpilih serta tepat mewakili
kelompok dan masyarakat pada waktu itu. Anggota BPUPKI telah mewakili seluruh
wilayah Indonesia, suku bangsa, golongan, agama dan pemikiran yang berkembang di
masyarakat saat itu. Ada dua paham utama yang dimiliki pendiri negara dalam sidang
BPUPKI, yaitu nasionalis dan agama. Pendiri negara yang didasarkan pemikiran
nasionalisme menginginkan negara Indonesia yang akan dibentuk merupakan negara
nasionalis atau negara kebangsaan, sedangkan golongan agama menginginkan
didasarkan pada salah satu agama. Berbagai perbedaan diantara anggota BPUPKI
dapat diatasi dengan sikap dan perilaku pendiri negara yang mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. BPUPKI
melaksanakan sidang dengan semangat kebersamaan dan mengutamakan musyawarah
dan mufakat. Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menyatakan
“…kita hendak mendirikan negara Indonesia yang bisa semua harus melakukannya,
semua buat semua…” Dari pendapat Ir. Soekarno tersebut jelas terlihat bahwa para
pendiri negara berperan sangat besar dalam mendirikan negara Indonesia, terlepas dari
para pendiri negara tersebut memiliki latar belakang suku, agama dan ras yang
berbeda.

56
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sidang BPUPKI dapat terlaksana secara musyawarah dan mufakat. Hal itu
dapat kalian lihat dari pertanyaan ketua BPUPKI dr. K. R. T Radjiman Wedyodiningrat
dalam sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945, yaitu: “jadi rancangan ini sudah diterima
semuanya. Jadi, saya ulangi lagi, Undang-undang Dasar ini kita terima dengan sebulat-
bulatnya. Bagaimanakah tuan-tuan? Untuk penyelesaiaannya saya minta dengan hormat
yang setuju yang menerima untuk berdiri, dengan suara bulat diterima Undang-undang
Dasar ini. Terimakasih tuan-tuan.” Pertanyaan dari ketua BPUPKI dan tanggapan dari
seluruh anggota sidang BPUPKI menunjukkan bahwa para pendiri negara telah
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,
serta mengutamakan musyawarah mufakat dalam membuat keputusan tentang dasar
negara dan UUD NRI Tahun 1945.
Keberhasilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara, dalam
Persidangan PPKI para tokoh pendiri negara memperlihatkan kecerdasan, kecermatan,
ketelitiaan, tanggung jawab, rasa kekeluargaan, toleransi dan penuh dengan pemufakatan
dalam setiap pengambilan keputusan. Sikap patriotisme dan rasa kebangsaan antara lain
dapat diketahui dalam pandangan dan pemikiran mereka yang tidak mau berkompromi
dengan penjajah dan bangga sebagai bangsa yang baru merdeka.

Aktifitas I ndividu
BPUPKI dan PPKI sangat penting dalam merumusakan dan mengesahkan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut pendapatmu, apa saja peranan
BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan dan mengesahkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ?

57
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Refleksi

1. Sudahkah kalian memahami materi pembelajaran dalam Bab III ini dengan baik,
yaitu mengenai materi “Perumusan dan Pengesahan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945” ?
2. Selanjutnya dengan mempelajari UUD 1945 bagaimana perasaan kalian? Apakah
kalian bangga memilikinya? Dan sudahkah kalian bersikap taat terhadap
Konstitusi negara tersebut ?
3. Jika kita kaitkan dengan Cc5 nilai apa ingin kalian perjuangkan terhadap materi
ini secara karakter Tarakanita , apakah kalian telah memiliki nilai :
a. Celebration (sikap syukur)
b. Disiplin (taat terhadap Konstitusi)
c. Compassion (belarasa)
d. Community (persaudaraan sejati)
4. Secara karakter kebangsaan , apakah kalian telah memiliki nilai :
a. Religius (mensyukuri adanya keadilan dan norma )
b. Disiplin (mematuhi dan taat terhadap aturan hukum Konstitusi)
c. Tanggung jawab (penerapan dengan tanggung jawab)
d. Keteladanan (dari tokoh perumus UUD 1945)

58
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

RANGKUMAN

1. UUD sering disebut sebagai konstitusi, meskipun sebenarnya arti konstitusi itu berbeda
dengan UUD. Konstitusi adalah hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis, Adapun
undang-undang dasar tergolong hukum dasar yang tertulis.

2. Secara umum terdapat dua macam kontitusi yaitu :


a. Konstitusi tertulis yaitu : aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata
negara yang mengatur peri kehidupan satu bangsa didalam persekutuaan hukum negara.
b. Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul dalam sebuah negara.Contoh konvensi dalam ketata negaraan Indonesia
antara lain: Pidato presiden setiap tanggal 16 agustus didepan sidang paripurna.

3. Fungsi Konstitusi bagi suatu negara:


a. Membatasi dan mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya terhindar dari kesewenang-wenangan terhadap rakyat.
b. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-
citakan dalam tahap berikutnya.
c. Sebagai landasan penyelenggaraan negara

4. Undang-undang Dasar yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan,


pembagiaan, wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta
perlindungan hak azasi manusia.

5. Proses perumusan UUD badan yang berperan adalah BPUPKI, sedangkan dalam proses
pengesahan UUD badan yang berperan adalah PPKI.

6. Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat (ketua BPUPKI) yang memimpin dan


mengarahkan
jalannya persidangan BPUPKI sehingga menghasilkan keputusan-keputusan bersejarah
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

7. Ir. Soekarno ( Anggota BPUPKI yang menjadi ketua Panitia Perancang Hukum Dasar),
ketua PPKI, Proklamator dan Presiden RI yang pertama. Beliau lahir di Surabaya
tanggal 6 Juni 1901. Beliau merupakan tokoh yang memegang peran sangat penting
dalam Proses Perumusan UUD

59
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

UJI KOMPETENSI PENGETAHUAN KD 3


A. Pilihan Ganda
Petunjuk soal : soal : Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Para pendiri negara menyepakati dasar negara Indonesia yaitu Pancasila, dan Undang - Undang
Dasar Tahun 1945 dijadikan sebagai….
A. Konstitusi negara atau hukum dasar negara Indonesi
B. Dasar hukum negara Indonesia
C. Dasar hukum penyelengaraan negara
D. Norma hukum di Indonesia

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan oleh PPKI pada pada
tanggal….
A. 18 September 1955
B. 17 Agustus 1945
C. 18 Agustus 1942
D. 18 Agustus 1945

3. Di dalam pembukaan UUD 1945 rumusan Pancasila terdapat pada….


A. Alenia pertama
B. Alenia kedua
C. Alenia ketiga
D. Alenia keempat

4. Hukum dasar yang yang dijadikan pegangan dalam pemerintahan negara adalah….
A. Konspirasi
B. Konstitusi
C. Konstruksi
D. Kontutusional

60
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

5. Perumusan dan pengesahaan Undang-Undang Dasar mengandung banyak pelajaran berharga bagi
bangsa Indonesia. Pelajaran yang dapat diambil bangsa Indonesia, khususnya generasi muda yaitu….
A. Membutuhkan sikap mementingkan kelompok
B. Meningkatkan semangat kebangsaan yang lebih tinggi
C. Mengajarkan untuk tidak selalu mengikuti organisasi
D. Menumbuhkan semangat rajin belajar mengejar cita-cita

6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 berhasil disahkan, detik-
detik sebelum disahkan masih terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan ini terjadi pada kalimat sila 1
Pancasila. Atas kebesaran hati para pihak, rumusan tersebut diganti sehingga dapat diterima semua
golongan. Mufakat ini menjadi bukti bahwa para pendiri negara menerapkan sikap….
A. Taat hukum
B. Toleransi
C. Rela berkorban
D. Kerja keras

7. Konstitusi tidak tertulis disebut juga….


A. Konspirasi
B. Konstitusi
C. Konstruksi
D. Konvensi

8. Ketua dari panitia hukum dasar ialah….


A. M. Yamin
B. Sukarno
C. Hatta
D. Agus Salim

61
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

9. Salah satu perubahan dalam UUD NRI Tahun 1945 yaitu kata Pembukaan yang semula
adalah….
A. Mukaddimah
B . Kata pengantar
C. Preambule
D. Pendahuluaan

10. Toleransi merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam proses perumusan dan
pengesahan UUD NRI Tahun 1945, Perilaku dibawah ini yang mengedepankan sikap
toleransi ditunjukkan oleh pernyataan….
A. Linda menjadi juara 1 dalam ajang pencarian bakat di sebuah stasiun televisi karena
kerja kerasnya.
B. Pak Joko selaku ketua RT dan para warga Bersama-sama mencari jalan keluar untuk
menangulangi bencana banjir.
C. Seluruh warga desa Sumber asih mempersilahkan pembangunan gereja dan pura
berdekatan dengan masjid didesanya.
D. Pak Syukri mempersilahkan warga menebang pohon mangga miliknya karena
membahayakan orang yang lewat dibawahnya.

Essay (Uraian) :
Petunjuk : Jawablah soal di bawah ini dengan tepat dan benar !

1. Jelaskan pengertian dari konstitusi !


2. Jelaskan arti penting UUD NRI Tahun 1945 bagi warga negara !
3. Sebutkan semangat dan komitmen pendiri negara pada perumusan dan penetapan UUD NRI
Tahun 1945 yang perlu kita tiru dan contoh. !
4. Tuliskan 3 hal yang akan kamu lakukan agar perjuangan para pendahulu dalam membuat dan
menetapkan UUD NRI Tahun 1945 tidak sia-sia !
5. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang peran Ir. Soekarno dalam Proses penyusunan UUD
NRI Tahun 1945 !

62
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

PROYEK

Proyek Kewarganegaraan:

1. Para pendiri bangsa dalam Sidang BPUPKI dan PPKI menunjukkan sikap
keteladanan dan negarawan. Mementingkan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan, termasuk dalam proses merumuskan dan
menetapkan konstitusi negara. Apakah kalian telah memiliki sikap seperti yang
ditunjukan seorang negarawan?
2. Tulislah secara pribadi (Tugas Individu) dengan jujur bagaimana perilaku kalian
dalam merumuskan sesuatu keputusan bersama.
3. Tampilkan hasil Proyek Kewarganegaraan pada papan dinding kelas

Tabel Proyek Kewarganegaraan :

No Nilai/ Contoh konkrit Dampak Upaya


semangat perilaku peningkatan
1 Toleran Bersikap toleran Memiliki Meningkatkan
dibuktikan dengan banyak teman pertemanan
tidak membedakan tidak hanya di
teman sekolah
2 Rela berkorban

3 Persatuan dan
kesatuan
4 Mengutamakan
bangsa dan negara
5 …………..

Selamat mengerjakan

63
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
BAB
4 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan


Antargolongan dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika

• Foto Upacara Peringatan HUT Kota Yogyakarta ke - 259


• Dokumentasi di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
• Kegiatan ini dapat dilihat liputannya pada link youtube :
https://www.youtube.com/watch?v=L7SvJYAAwUY&feature=emb_logo

64
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KOMPENTENSI DASAR

1.4. Menghormati keberagaman norma-norma, suku, agama, ras, dan antargolongan


dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika secara adil sebagai sesama ciptaan Tuhan.

2.4. Menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
3.4. Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
4.4. Mendemontrasikan hasil identifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :


1.Mensyukuri keberagaman (suku, agama, ras, antar-golongan dalam bingkai Tunggal Ika
secara adil sebagai sesama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
2. Menghargai dengan sikap toleran dan rasa tanggung jawab terhadap keberagaman suku,
agama, ras dan antar golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
3. Mengkasifikasikan dan menguraikan keberagaman suku, agama, ras dan antar-golongan dalam
Bingkai BhinnekaTunggal Ika
4. Mendemontrasikan hasil analisis klasifikasi keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN


KARAKTER TARAKANITA NILAI KARAKTER KEBANGSAAN
1.Celebration (sikap syukur) 1. Religius (mensyukuri keberagaman)
2.Compassion (belarasa) 2. Toleransi (menghargai perbedaan)
3.Community (persaudaraan 3. Tanggung jawab (melaksanakan tugas
sejati) dan kewajiban baik kepada masyarakat,
bangsa dan negara)

65
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Apersepsi dan motivasi dengan menyanyikan Lagu Nasional


pada link youtube berikut : Rayuan Pulau Kelapa - All Artist (Cinta NKRI -
merinding dengernya) https://www.youtube.com/watch?v=K2shaHWTfcA

Apersepsi atensi gambar


Amati gambar di bawah ini !
Gambar ini mengisyaratakan tentang apa anak-anak?

• Gambar di atas merupakan beberapa keberagaman yang ada di Indonesia


• Sumber gambar : https://i.pinimg.com/ 919c1108e0001d4c972bfd36cbd93b4c.jpg (1600×941)
(pinimg.com) atau 919c1108e0001d4c972bfd36cbd93b4c.jpg (1600×941) (pinimg.com)

66
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

A. MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA

Tentu kalian tidak asing lagi mendengar dan melihat semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika.”
Moto atau Semboyan bangsa dan negara Indonesia ini sering kita lihat tertulis pada
Lambang Negara Republik Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Apakah kalian mengetahui
sejarah dan makna dari semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Untuk itu mari kita pelajari
sekilas mengenai sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika agar kita lebih menghayati
makna yang terkandung di dalamnya (Untuk melihat visual penjelasannya oleh Lembaga
MPR-RI silahkan klik pada link youtube berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=Ldoo29GFHXE)

67
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Secara ketentuan tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika tidak akan lepas
dari lambang negara kita yaitu Garuda Pancasila. Ketentuan Simbol negara ini
terdapat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951 pasal 1 yang
menjelaskan mengenai 3 bagian yang terdapat dalam lambang negara, yaitu sebagai
berikut:
Burung Garuda, yang menegok dengan kepalanya lurus ke sebelah
kanannya; Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda;
dan Semboyan ditulis di atas pita yang dicengramkan oleh Garuda. Ketiga bagian
lambang negara tersebut dijelaskan secara rinci dalam PP No. 66 Tahun 1951, dan
telah ditegaskan pula dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pasal 46 UU No. 24 Tahun 2009
menyebutkan Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda
Pancasila yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan, perisai berupa jantung dan
digantung dengan rantai pada leher Garuda dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditulis di atas pita yang dicengkram oleh Garuda.
Secara sejarah, diuraikkan pada penjelasan pasal 46 dalam UU No.24
Tahun 2009, disebutkan bahwa: ‘Yang dimaksud dengan Garuda Pancasila’ adalah
lambang berupa burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi Kuno, yaitu
burung yang menyerupai burung elang rajawali’. Garuda digunakan sebagai lambang
Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah
bangsa yang besar dan negara yang kuat. Maksud dari ‘perisai’ ialah tameng yang
telah dikenal lama dalam kebudayaan dan peradaban asli Indonesia sebagai bagian
senjata yang melambangkan perjuangan dan perlindungan diri untuk mencapai
tujuan.
68
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Adapun yang dimaksud dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah


bermula dari pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga yang bernama Mpu
Tantular. Kata Bhinneka merupakan gabungan dua kata: bhinna dan ika di artikan
berbeda-beda, tetapi tetap satu dan kata ‘tunggal ika’ , diartikan bahwa di antara
pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan.

Hal itu ditegaskan juga dalam Buku Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan
bernegara (2012: 196), yang didalamnya dikutip oleh pendapat Suhandi Sigit,
menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang
ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa kerajaan Makapahit. Dalam kitab
tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki
rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa
(Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan
Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang
mendua). Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut, secara harfiah mengandung arti
bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu.

69
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Dengan demikian, Makna Bhinneka Tunggal Ika bagi negara Indonesia


. sangat penting dan mendalam karena semboyan tersebut dianggap sebagai alat pemersatu
bangsa. Dalam Hal ini Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walaupun bangsa
Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang
beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan, yaitu
bangsa dan negara Indonesia. Penjelmaan persatuan bangsa dan negara Indonesia tersebut
disimpulkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 tahun 1951 tentang lambang
Negara Republik Indonesia, yang diundangkan tanggal 28 Nopember 1951 dan termuat
dalam Lembaran Negara Nomor II Tahun 1951. Bhinneka Tunggal Ika merupakan
semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
Indonesia, di mana kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti hidup
saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang
suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. Tanpa adanya
kesadaran sikap dan perilaku untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika pasti akan terjadi
perpecahan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena setiap orang hanya akan
hanya mementingkan diri atau daerahnya sendiri daripada kepentingan bangsa dan negara.

Jika melihat sejarah Bhinneka Tunggal Ika beserta definisinya, kita bisa
menyimpulkan bahwa fungsi dari semboyan ini adalah mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa di tengah banyaknya perbedaan. Semboyan bangsa Indonesia tersebut mempunyai
fungsi sebagai landasan dasar negara untuk menjunjung tinggi kesatuan negara republik
Indonesia. Sehingga, fungsi tersebut harus diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari, berbangsa maupun bernegara. Harapannya agar masyarakat bisa saling
menghargai perbedaan suku bangsa, bahasa, agama, bahasa, ras dan keberagaman lainnya
sehingga tidak akan terpecah belah.

https://www.selasar.com/bhinneka-tunggal-ika/

70
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

B. KEBERAGAMAN DALAM MASYARAKAT DI INDONESIA

Kita patut bersyukur, sebagai anak bangsa dan warga negara


Indonesia yang tinggal di sebuah negara yang kaya akan ragamnya atau memiliki
keberagaman. Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang
terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan tersebut dalam hal
/ aspek suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial-budaya, dan
ekonomi. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan
dan keindahan wilayah negara Indonesia. Luas wilayah negara Indonesia (5.193
juta km²) berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri atas 34 provinsi
dengan ribuan pulau (sejumlah 17.508 pulau) yang ada di dalamnya dan populasi
jumlah penduduk kurang lebih sebesar 262.594.708 jiwa (pada data BPS 2017,
https://www.bps.go.id). Hal Ini yang menjadikan Indonesia termasuk dalam
kategori bangsa yang besar dan sangat beraneka ragam atau dikenal sebagai
bangsa yang majemuk/plural

71
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

1
Faktor-faktor penyebab keberagaman masyarkat di Indonesia

a. Letak strategis wilayah Indonesia. Coba kalian amati letak geografi Indonesia dalam peta
dunia. Letak Indonesia yang strategis, yaitu di antara dua Samudra Pasifik dan Samudra
Indonesia, serta dua benua Asia dan Australia mengakibatkan wilayah kita menjadi jalur
perdagangan internasional. Lalu lintas perdagangan tidak hanya membawa komoditas
dagang, namun juga pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia. Kedatangan
bangsa asing yang berbeda ras, kemudian menetap di Indonesia mengakibatkan
kemajemukkan ras, agama dan bahasa.

b. Kondisi negara kepulauan Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik
terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat hubungan antar masyarakat dari pulau yang
berbeda-beda. Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-
masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing. Hal ini
mengakibatkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan laki-laki dan
perempuan

c. Perbedaan kondisi alam. Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan,
daerah subur, padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, dan laut mengakibatkan
perbedaan masyarakat. Juga kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat tumbuh, hewan
yang hidup di sekitarnya. Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat
pegunungan, seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian,
kesenian, bahkan kepercayaan.

d. Keadaan transportasi dan komunikasi. Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga
mempengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana ini membawa
masyarakat mudah berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam
yang sulit. Sebaliknya sarana yang terbatas juga menjadi penyebab keberagaman masyarakat
Indonesia.

e. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan. Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru
baik yang datang dari dalam maupun luar masyarakat membawa pengaruh terhadap
perbedaan masyarakat Indonesia. Ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau
budaya lain, seperti masyarakat perkotaan. Namun ada juga sebagian masyarakat tetap
bertahan pada budaya sendiri.

72
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

2
Bentuk – bentuk keberagaman masyarakat Indonesia
(SARA = Suku, Agama,Ras, dan Antar-golongan

a. Keragaman Suku

Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut


Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki
kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut.
Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku
bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan
sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan
dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaan. Ciri-ciri mendasar yang
membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah,
adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Keberagaman bangsa Indonesia, diakibatkan oleh jumlah


suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau
karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut
penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia
terdapat 1.128 suku bangsa.

73
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Antar-suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang


membentuk keanekaragaman di Indonesia. Beberapa suku bangsa di Indonesia
berdasarkan asal daerah tempat tinggal antara lain di Pulau Sumatra terdapat suku
Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu. Di Pulau Jawa terdapat suku
Jawa, Sunda, Badui, Samin, sedangkan di Kalimantan terdapat suku Dayak. Di
Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku
terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate. Kawasan Bali dan Nusa Tenggara
antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor. Sedangkan di Papua terdapat suku
Asmat, dan suku Dani

74
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

b. Keragaman Agama

Tahukah kalian, mengapa Indonesia memiliki keragaman agama?


Kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia diperlukan oleh bangsa lain. Hal
inilah yang membuat para pedagang dari bangsa-bangsa lain banyak berdatangan.
Selain berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama. Ajaran agama Hindu
dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan
Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar
abad ke13. Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik,
sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena
masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Agama
mengajarkan kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan
dan menegakkan kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan manusia terhadap
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai pelajar, wajib mempunyai sikap taat


dalam beragama, yaitu dengan menjalankan segala
perintah ajaran agama dan menjauhi semua larangan
agama yang dianutnya. Dalam pergaulan sehari-hari,
tentu kalian sering menjumpai keberagaman agama.
Adanya keragaman agama tidak boleh menjadi
penghambat dalam pergaulan. Setiap pelajar harus
mengembangkan sikap toleran, hormat menghormati,
dan bekerja sama antarpemeluk agama serta
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terwujud
kerukunan hidup.

75
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

c. Keragaman Ras

Pada hakikatnya, manusia diciptakan dalam kelompok ras yang


berbeda-beda yang merupakan hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa. Istilah Ras
berasal dari bahasa Inggris, yaitu race. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras
adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap
manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya perbedaan
ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran
badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan


oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di
dunia, serta letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada
dalam masyarakat Indonesia antara lain ras Malayan- Mongoloid yang ada di
Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua
adalah ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara
Timur. Ketiga adalah ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan
Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia. Terakhir adalah ras Kaukasoid, yaitu
orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi
menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok
masyarakat tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Oleh
karena itu, setiap warga negara harus menjunjung tinggi rasa persaudaraan,
kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian. Hal itu sesuai
dengan Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bahwa bangsa
Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia tanpa membeda-bedakan
ras.
76
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

d. Keragaman Antar-Golongan
• Manusia hidup bukan hanya dalam keberagaman suku, agama, dan ras, tetapi juga dalam
keberagaman masyarakat termasuk adanya suatu golongan. Arti kata golongan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI-daring dalam website:
https://www.kamusbesar.com/golongan),: golongan, ialah tumpukan; kelompok (orang);
yang sinonim dengan kata sebagai berikut:
(1) bangsa, kalangan, kaum, lapisan, lingkungan, keluarga,
• komunitas, puak, wangsa; (2) bilangan, jenis, kategori, kelas, kelompok,
klasifikasi, rombongan, rumpun, terup ; (3) blok, faksi, fraksi, kubu, partai, pihak.
• 📜📜 Contoh kalimat menggunakan kata "golongan"
• “Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat
semua. Bukan krietsne buat Indoneisa, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan
Hadikoesoemo buat Indoneisa, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang
kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua.” ―Soekarno

• “Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-


saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara
yang demikian itulah kita punya tujuan. kita hendak mendirikan suatu Negara 'semua
buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan,
baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua buat semua”.
―Soekarno. (https://motivasee.com/kamus/golongan/)

• Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut ”Social Stratification” atau
biasa disebut dengan kelas sosial. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat
menyebabkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu diwujudkan
dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya
ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam
suatu sistem sosial. Dengan demikian, dalam kelas sosial terdapat pengolongan manusia
secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga menyebabkan
perbedaan antara hak dan kewajiban (file.upi.edu)

77
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat dilihat dari struktur masyarakatnya.


Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif Moeis (2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik
pandang. Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara
vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut ”Social
Stratification” atau biasa disebut dengan kelas sosial. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan
masyarakat menyebabkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu diwujudkan
dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya ketidakseimbangan
dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam suatu sistem sosial. Dengan
demikian, dalam kelas sosial terdapat penggolongan manusia secara bertingkat atas dasar kedudukan
atau status sosial sehingga menyebabkan perbedaan antara hak dan kewajiban (file.upi.edu).
Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman masyarakat
ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang
berbeda satu sama lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat berupa kesatuan-kesatuan sosial dan
organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan
di masyarakat. Setiap golongan terdiri dari atas dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan satu
sama lain dalam sebuah struktur. Sebagai negara yang memiliki keberagaman, adanya penggolongan
dalam kehidupan masyarakat di Indonesia merupakan suatu kewajaran.
Namun, keberadaan golongan-golongan dalam masyarakat dapat menyebabkan
terjadinya konflik. Hal ini dapat muncul apabila muncul perasaan etnosentrisme yang menganggap
hanya kelompok atau golongannya saja yang paling baik dan sempurna, sementera golongan lainnya
dianggap banyak memiliki kekurangan. Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi
pendorong terwujudnya dan tumbuhnya persatuan dan kesatuan bangsa, misalnya golongan kelas
tinggi membantu golongan kelas rendah. Oleh karena itu, ciri golongan tidak ditonjolkan demi
kepentingan nasional. Meskipun berbeda-beda golongan namun seluruh warga negara hidup dalam
satu ikatan yang kuat, tanah air Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan ciri
bangsa Indonesia harus selalu dilestarikan dan dijadikan dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

78
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial,


keberagaman masyarakat ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-
kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Kelompok-
kelompok tersebut dapat berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi
kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-
golongan di masyarakat. Setiap golongan terdiri dari atas dua orang atau lebih yang
mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur. Sebagai negara yang
memiliki keberagaman, adanya penggolongan dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia merupakan suatu kewajaran. Namun, keberadaan golongan-golongan
dalam masyarakat dapat menyebabkan terjadinya konflik. Hal ini dapat muncul
apabila muncul perasaan etnosentrisme yang menganggap hanya kelompok atau
golongannya saja yang paling baik dan sempurna, sementara golongan lainnya
dianggap banyak memiliki kekurangan. Keberagaman antargolongan tidak boleh
menyebabkan terjadinya perselisihan dan perpecahan di masyarakat.

Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi pendorong


terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran
setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan kelas rendah.
Oleh karena itu, ciri golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.
Meskipun berbeda-beda golongan namun seluruh warga negara hidup dalam satu
ikatan yang kuat, tanah air Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang
merupakan ciri bangsa Indonesia harus selalu dilestarikan dan dijadikan dasar bagi
persatuan dan kesatuan bangsa.

79
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C. ARTI PENTING MEMAHAMI KEBERAGAMAN DALAM


BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Arti penting keberagaman masyarakat Indonesia memiliki makna, yaitu supaya kita
sebagai warga negara dapat mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan
kesatuan NKRI; karena keberagaman memiliki dampak positif dan negatif.
• Adapun dampak positif keberagaman, karena keberagaman merupakan kekayaan
budaya bangsa yang bermanfaat Bagi pengembangan dan kemajuan
pengetahuan, dan ilmu pengetahuaan, serta kreativitas dan inovasi
• Keberagaman juga memiliki potensi negatif yang mengakibatkan
ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.

Alasan dasar memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia yang ditujukan


untuk mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yaitu :

1. Kondisi kewilayahan negara Indonesia sebagai negara kepulauan, dapat


menyebabkan terjadinya perpecahan bangsa (disintegrasi).

2. Aspek sosial budaya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia diwarnai oleh


berbagai macam perbedaan. Kondisi sosial budaya yang demikian menjadikan
kehidupan bangsa Indonesia

80
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

D. PERILAKU TOLERAN TERHADAP KEBERGAMAN SUKU,


AGAMA, RAS DAN ANTAR-GOLONGAN

Arti Toleran
Sikap toleran: berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain,
juga dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.

Bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam


bentuk sebagai berikut :

a. Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.


b. Menghormati agama yang diyakini orang lain.
c. Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
d. Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.

Dasar Hukum ( UUD ) yang mengatur kebebasan beragama di Indonesia:


yaitu tercantum pada pasal 29 ayat (2);
Berikut isi dari UUD 1945 pasal 29 ayat (1) dan (2) :
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

81
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Wujud perilaku toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia :


a. tidak menganggap diri lebih baik dari kita sendiri atau kita lebih baik dari orang lain

b. tidak diskriminasi RAS (rasis) atau membeda-bedakan antar sesama karena warna
kulit, rupa wajah dan bentuk tubuh

c. bersikap kebangsaan di atas sikap sukuisme (etnosentrisme) dan primordialisme

d. menjaga persatuan dengan tali persaudaraan dan solidaritas antar suku bangsa.

Wujud perilaku toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya :

Bagi seorang pelajar, perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan


keberagaman budaya bangsa dapat dilaksanakan dengan :
a. mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia;
b. mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya;
c. merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
d. menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

Wujud sikap toleransi sebagai pelajar (di lingkungan sekolah) :

a. menghormati teman yang berlainan agama


b. mengucapkan salam hari raya yang berlainan agama (Selamat Natal, Selamat
Imlek, Selamat berpuasa)
c. tidak saling ejek, tidak membully (merundung) terhadap fisik atau ras
d. bekerja kelompok dengan teman tanpa pandang bulu
e. bakti sosial dengan latar belakang yang berbeda
f. bangga dan cinta budaya ragam Indonesia dengan melestarikan ragam kebudayaan
dari tari tradisional, gamelan, batik buatan sendiri, dan mengenakan pakaian
nasional atau adat daerah seperti Gagrak Ngayogyakarta,

82
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Refleksi
Setelah mempelajari materi ini, silahkan kalian refleksikan dengan menjawab
pertanyaan reflektif berikut :
1. Apa manfaat mempelajari materi KD ini “Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika’ ?
2. Apakah kalian telah menerapkan sikap spiritual (K.I. 1), yaitu telah mensyukuri
Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika Tunggal Ika ?
3. Apakah kalian telah menerapkan sikap sosial (K.I. 2), yaitu bersikap. Menghargai
keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika?
4. Apakah kalian telah memahami secara aspek pengetahuan (K.I. 3), yaitu mampu
mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika ?
5. Apakah kalian telah memiliki kecakapan secara aspek keterampilan (K.I. 4), yaitu
mampu mendemontrasikan hasil analisis klasifikasi keberagaman suku, agama, ras
dan antar golongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ?
6. Secara karakter Tarakanita , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Celebration (sikap syukur)
b) Compassion (belarasa)
c) Community (persaudaraan sejati)
7. Secara karakter kebangsaan , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Religius (mensyukuri adanya kerjasama)
b) Toleransi (menghargai perbedaan)
c) Tanggung jawab (melaksanakan tugas dan kewajiban baik kepada masyarakat,
bangsa dan negara)

83
Yayasan Tarakanita
YAYASAN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
TARAKANITA
Sekolah Menengah Pertama

RANGKUMAN

a. Ketentuan Simbol Negara Republik Indonesia ‘Bhinneka Tunggal Ika’


terdapat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951 dan telah
ditegaskan pula dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, yang diuraikan pada pasal 46 yang
mengartikan bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah bermula dari
pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga yang bernama Mpu
Tantular. Kata Bhinneka merupakan gabungan dua kata: bhinna dan ika di
artikan berbeda-beda, tetapi tetap satu dan kata ‘tunggal ika’ diartikan bahwa
di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan
b. Faktor penyebab keberagaman di Indonesia :
1) Letak strategis wilayah Indonesia
2) Kondisi negara kepulauan Negara Indonesia
3).Perbedaan kondisi alam
4) Keadaan transportasi dan komunikasi
5) Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
c. Bentuk-bentuk keberagaman di Indonesia
1) Suku (banyaknya ragam suku di Indonesia, dari versi BPS tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa)
2) Agama (telah diresmikannya 6 agama di Indonesia)
3) Ras (ada 4 klasifikasi RAS di Indonesia, yaitu: (1) Ras Malayan- Mongoloid
yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan
Sulawesi; (2) Ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan
Nusa Tenggara Timur; (3) Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa,
Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia; (4) ras Kaukasoid,
yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika).
4) Antar-golongan (secara stratifikasi sosial terdapat kelompok kelas sosial,
yaitu golongan atas, menengah, dan bawah; atau juga golongan kesatuan
masyarakat atau organisasi masyarakat.
d. Sikap toleran dalam keberagaman. Toleransi berasal dari bahasa Latin
yaitu tolerare : berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang
berpendapat lain, juga dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki
pendapat berbeda
e. Wujud sikap toleransi kalian sebagai pelajar (di lingkungan sekolah) :
1) menghormati teman yang berlainan agama
2) mengucapkan salam hari raya yang berlainan agama (Selamat Natal, Selamat
Imlek, Selamat berpuasa)
3) tidak saling ejek, membuly (merundung) secara fisik / ras
4) bekerja kelompok dengan teman tanpa pandang bulu
5) bakti sosial dengan latar belakang yang berbeda
6) cinta budaya dan melestarikan ragam kebudayaan dari tari tradisional,
gamelan, batik buatan sendiri, dan pakaian adat/pakaian Nasional.

84
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

UJI KOMPENTENSI KD 4
A. Soal Pilihan Ganda (Pilihlah salah satu pilihan jawaban yang paling tepat)

B. Soal Uraian
(Berilah penjelasan dengan jawaban yang lengkap !)
1. Jelaskan arti keberagaman dan toleransi !
2. Jelaskan faktor penyebab keragaman di Indonesia !
3. Jelaskan empat (4) tipe Ras di Indonesia beserta karakteristiknya !
4. Bagaimana upaya kalian sebagai pelajar di sekolah dalam mewujudkan toleransi !

5. Bagaimana upaya agar keberagaman di Indonesia tidak menimbulkan perpecahan bangsa ?

Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII 85


Sekolah Menengah Pertama

PROYEK TENTANG “TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN”


Cermati literasi / Wacana berikut !

SuaraJogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku


Buwono X mengatakan, Indonesia bukanlah hanya sekadar nama atau gambar deretan pulau di
atas peta dunia. Melainkan, sebuah kekuatan dahsyat yang disegani oleh bangsa lain dengan
penuh hormat.
"Inilah realitas bhinneka budaya kita, di mana baju kesatuan disulam, dengan dasar kecintaan
terhadap tanah air. Dan Tamansari bernama Indonesia, harus dirawat dengan rasa memiliki,"
kata dia, dalam Dialog Kebangsaan: Merawat Persatuan, Menghargai Keberagaman, di
Auditorium Universitas Islam Indonesia, Sleman, DIY, Selasa (14/1/2020).
Raja Ngayogyakarta Hadiningrat itu meyakini, dengan kerja sama dan
persatuan bersama, maka Indonesia akan maju dan gemilang. Sultan melanjutkan, merawat
persatuan sama dengan proaktif menjaga budaya, rasa agar lestari. "Alangkah eloknya, jika
keberagaman terjalin dalam serat yang menguatkan," kata dia.
Ia melihat, keberagaman adalah konsep Tuhan dalam misteri penciptaan
semesta. Tidak ada hasil ciptaan yang identik sama, dapat dipastikan ada perbedaan walau
sekilas nampak sama. Keberagamaan adalah realita yang terjadi atas kehendak Tuhan. Maka
bila ada yang menentang realitas keberagaman, maka orang itu sedang menentang kehendak
Tuhan. "Keberagamaan adalah keniscayaan yang harus dihargai dan disyukuri. Keberagamaan
bukanlah penghalang untuk bersatu," imbuhnya.

(https://jogja.suara.com/read/2020/01/14/102000/Sultan HB X Sebut Keberagaman Itu Rahmat


Tuhan yang Harus Dirawat - Suara Jogja)

PROYEK WAWANCARA KEPADA NARASUMBER TOKOH MASYARAKAT


Topik pertanyaan wawancara (no 1 dan 2)
1. Bagaimana pendapat warga pada tokoh pemimpin masyarakat (Gubernur DIY, Sri
Sultan Hamengu Buwana X) dalam rangka merawat keberagaman di wilayahnya ?
2. Bagaimana warga Yogyakarta mengupayakan persatuan dalam keberagaman di
wilayahnya ?
3. Proyek Kampanye ajakan hidup toleran, kerukunan dalam keberagama melalui
media Platform digital (sosial media) : Buatlah aksi / gerakan berupa kampanye bisa
berupa kalimat ajakan / meme / slogan di sosial media sebagai warga Yogyakarta
untuk merawat keberagaman dan toleransi di wilayahnya !

86
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
BAB
5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kerjasama Dalam Berbagai Bidang


Kehidupan

sumber gambar : 1) gambar atas https://bimg.antaranews.com/jawabarat/2016/09/ori/20160908jokowi-


turnbull.jpg ; 2) gambar kiri bawah : foto dokumentasi pribadi sekolah (SMP Stella Duce 1 Yogyakarta)
tentang kerjasama pada pogram kegiatan live in bersama warga tahun 2018; 3) gambar kanan bawah :
96f59d02486d55cc2e53bfef09e8486c.jpg (900×675) (photonshouse.com)

87
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KOMPENTENSI DASAR

1.5. Mensyukuri makna kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat

2.5. Mendukung bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di


masyarakat

3.5. Menganalisis bentuk-bentuk kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan di


masyarakat

4.5. Menunjukkan bentuk-bentuk kerjasama di pelbagai bidang kehidupan masyarakat.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :

1. Mensyukuri makna kerjasama dan arti pentingnya dalam berbagai bidang kehidupan
2. Menghargai secara sosial dengan sikap mau ikut bekerjasama/kooperatif, gotong-royong,
toleran, solidaritas dan kesetiakawanan sosial dalam berbagai bidang kehidupan
3. Menanalisis pentingnya kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat
4. Mendemontrasikan hasil analisis pentingnya kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan di
masyarakat

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN


KARAKTER TARAKANITA NILAI KARAKTER KEBANGSAAN
1.Celebration (sikap syukur) 1. Religius (mensyukuri adanya kerjasama)
2.Compassion (belarasa) 2. Toleransi (menghargai perbedaan)
3. Community (persaudaraan 3. Kooperatif (Kerjasama) / gotong-royong
sejati) 4. Kesetiakawanan sosial / solidaritas

88
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Apersepsi dan motivasi (sebagai ice breaking) lagu permainan dengan gerak
pada link youtube berikut : https://www.youtube.com/watch?v=OJmp09EGAXE

Apersepsi atensi gambar


Amati gambar di bawah ini !
Gambar ini mengisyaratakan tentang apa anak-anak?

• Gambar di atas merupakan contoh perilaku kerjasama di lingkungan sekolah

• Sumber gambar : dokumentasi / foto dari SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dalam kegiatan siswa,
yaitu: 2 foto yang atas ialah kegiatan live in dan 2 foto yang bawah ialah pada kegiatan outbond
dalam sesi acara dalam kegiatan kemah pramuka penggalang

89
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

A. MAKNA KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG


KEHIDUPAN

Atau lihat / amati pidato Ir. Soekarno tersebut dalam video dokumenter pada link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=QTfK-zuKGF8

Ir. Soekarno pernah mengemukakan dalam Sidang BPUPKI tentang istilah gotong
royong; “Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-
keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat
kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-
baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong! Prinsip Gotong Royong
diatara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen,
antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa
Indonesia.”
-Ir. Soekarno dalam Pidato 1 Juni 1945

90
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

91
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

• Berbagai bentuk gotong royong di atas memunjukkan potensi kerjasama masyarakat di


berbagai bidang kehidupan. Gotong Royong berasal dari kata ‘gotong’, yang berarti pikul
atau angkat dan ‘royong’ yang berarti bersama-sama. Dengan demikian, gotong-royong
bermakna bekerja atau menyelesaikan tugas secara bersama-sama untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Dalam konsep gotong royong pekerjaan dilakukan secara sukarela atau
tanpa pamrih oleh seluruh warga sesuai kemampuannya masing-masing.
• Gotong royong di bedakan menjadi 2, yaitu dalam arti tolong menolong dan dalam arti
kerjabakti. Dalam arti tolong menolong prakteknya pada kegiatan pertanian, kegiatan
rumah tangga; pesta, peryaaan dan bencana atau kematian; sedangkan dalam arti kerja bakti
pada umumya berupa kegiatan bersama warga lebih luas seperti kerja bakti membersihkan
selokan, membangun tempat ibadah, mengerjakan proyek perbaikan jalan dusun, renovasi
gapura desa.

92
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Sumber literasi dan gambar : Gotong Royong : Pengertian, Contoh, Gambar, Kesimpulan, Unsur
(pengajar.co.id) dengan link ; https://pengajar.co.id/gotong-royong/

93
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

B. ARTI PENTING KERJASAMA

team.jpg
(1969×1969)
(newton.co.id)
https://www.newton.
co.id/wp-
content/uploads/201
8/07/team.jpg

94
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C. BENTUK KERJASAMA DI DALAM BERBAGAI LINGKUP DAN


BIDANG KEHIDUPAN
BENTUK KERJASAMA DALAM BERBAGAI LINGKUP KEHIDUPAN

95
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DALAM BERBAGAI LINGKUP KEHIDUPAN

96
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

1. Kerjasama dalam Bidang Sosial - Politik

Dalam bidang sosial politik, kerjasama dapat dilihat dalam kegiatan


bermusyawarah. Di dalam bermusyawarah, kerjasama yang terjadi adalah kerjasama untuk
mencapai tujuan yaitu mencapai kesepakatan atau mufakat. Landasan kehidupan politik
masyarakat Indonesia ialah sila ke – 4 (empat) Pancasila yang berbunyi: “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Dalam hal ini,
perilaku politik harus didasari nilai kerakyatan, hikmat, kebijaksanaan, permusyawaratan dan
perwakilan. Hal itu semua merupakan kegiatan gotong-royong.
Kerakyatan mengandung arti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Dengan ini bentuknya kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahannya demokrasi.
Kerakyatan timbul karena adanya kesadaran bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat
yang sama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Itulah sebabnya manusia Indonesia
mengendaki adanya perlakuan yang sama sesuai dengan kedudukannya.
Hikmat dapat diartikan sebagai suatu kebenaran yang mengandung manfaat
bagi kepentingan umum. Kebijaksanaan adalah dorongan kehendak yang tertuju pada kebaikan
yang rasional dan manusiawi. Jadi Hikmat Kebijaksanaan merefleksikan tujuan sebagaimana
dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945. Hal ini, bahwa susunan NKRI yang berkedaulatan
rakyat itu hendaknya didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan dan keadilan.

97
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

Kerjasama dalam Bidang Sosial - Politik

Arti Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia


untuk merumuskan dan/ atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat,
hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.
Perwakilan adalah suatu sistem dalam tata cara (prosedur) mengusahakan turut serta
rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan
melalui badan-badan perwakilan.
Kerjasama dalam bidang sosial politik antara lain dapat diwujudkan dengan
sikap/perilaku sebagai berikut :
a) Mengutamakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan bersama
b) Musyawarah mufakat diliputi rasa kekeluargaan dan kegotong-royongan
c) Musyawarah dengan diliputi akal sehat dan sesuai hati nurani yang luhur
d) Tidak memaksakan pendapat orang lain dan menghargai pendapat yang berbeda
e) Mengutamakan kepentingan umum dan bersama di atas kepentingan
pribadi/golongan
f) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan itikad baik dan
rasa tanggung jawab
g) Dalam hidup berdemokrasi dengan berdasarkan pada asas pemilu yang
LUBERJURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil) sesuai
Undang- Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
h) Proses pengambilan keputusan bangsa Indonesia melalui kerja sama antara
lembaga-lembaga negara dan organisasi kemasyarakatan dengan cara
musyawarah untuk mufakat.

98
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM BERBAGAI BIDANG


KEHIDUPAN
2. Kerjasama dalam Bidang Ekonomi

Secara landasan ideologis, kerjasama ekonomi terdapat pada sila ke - 5

(lima) Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sedangkan,

dalam landasan konstitusional, kerjasama dalam bidang ekonomi di Indonesia dikenal

dengan sistem demokrasi ekonomi. Hal itu sesuai dengan isi pasal 33 ayat (1) UUD

1945 yang berbunyi : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasatkan asas

kekeluargaan’.

Wujud usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dalam

perekonomian Indonesia yang sesuai pasal 33 ayat (1) ialah berbentuk koperasi.

Menurut Drs. Mohammad Hatta, pasal 33 ayat (1) Koperasi merupakan soko guru

sistem perekonomian di Indonesia. Menurut Moh. Hatta “Koperasi adalah usaha

bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong

menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa

kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’. Dalam UU

No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi baik sebagai gerakan ekonomi

rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan masyarakat

yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam tata

perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan

dan demokrasi ekonomi.

99
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM BERBAGAI BIDANG


KEHIDUPAN
2. Kerjasama dalam Bidang Ekonomi

Keunggulan koperasi dibandingkan badan usaha lainnya ialah sebagai berikut :


a) Dasar persamaan, artinya setiap anggota dalam koperasi mempunyai hak suara
yang sama
b) Persatuan, artinya dalam koperasi setiap orang dapat diterima menjadi anggota,
tanpa membedakan agama, suku-bangsa, dan jenis kelamin
c) Pendidikan, artinya : koperasi mendidik anggotanya untuk hidup sederhana,
tidak boros dan suka menabung
d) Demokrasi ekonomi, artinya imbalan jaa yang disesuaikan dengan jasa masing-
masing anggota berdasarkan keuntungan yang diperoleh
e) Demokrasi kooperatif artinya koperasi dibentukm oleh para anggota dijalankan
oleh anggota dan hasilnya untuk kepentingan anggota

(sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-


4IvSFoCu0sI/UcVvy4lFD-
I/AAAAAAAADqY/u7z4Vhdvjko/s400/lama+dan+
baru.jpg )

Selain pasal 33 UUD 1945, kerjasama ekonomi di Indonesia juga


terdapat dalam kerjasama warganegara dalam tanggung jawab bersama menunjang
roda perekonomian negara secara anggaran negara dalam wajib pajak. Hal ini
tercantum dalam pasal 23 A UUD 1945 yang berbunyi: “ Pajak dan pungutan lain
yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.
Fungsi pajak ialah pajak digunakan oleh negara untuk membiayai pembangunan
nasional. Dengan demikian pembangunan nasional yang berkepentingan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dibiayai dari pajak. Setiap wajib pajak
secara bergotong-royong membiayai pembangunan nasional melalui pajak yang
dibayarkan. Maka hendaknya pemerintah pun punya kewajiban mengamankan
anggaran negara dalam hal ini pajak yang ada demi kemakmuran dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

100
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM BERBAGAI BIDANG


KEHIDUPAN

3. Kerjasama dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan Keamanan Negara erat kaitannya dengan Bela Negara.


Dilihat dari perundang-undangan, kewajiban membela negara dapat ditelusuri dari
ketentuan dalam UUD l945 dan Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara. Dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) ditegaskan bahwa “ tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara”. Sedangkan dalam Pasal 30 ayat (2) disebutkan bahwa “usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung”.

Konsep yang diatur dalam Pasal 30 tersebut adalah konsep pertahanan


dan kemanan negara. Sedangkan konsep bela negara diatur dalam UUD 1945 Pasal
27 ayat (3) bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Ikut serta pembelaan negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan
penyelenggaraan pertahanan negara, sebagaimana ditegaskan dalam UURI Nomor 3
tahun 2002 , Pasal 9 ayat (1) bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara”.

101
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM


BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

3. Kerjasama dalam Bidang Pertahanan dan


Keamanan

Secara spesifik Pertahanan dan Keamanan Negara dapat dilihat dalam


UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan dalam
undang-undang tersebut bukan ”usaha pembelaan negara” tetapi digunakan istilah lain
yang mempunyai makna sama yaitu ”upaya bela negara”. Dalam penjelasan tersebut
ditegaskan, bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Kata “wajib” yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) dan UURI Nomor
3 tahun 2002 Pasal 9 ayat (1) mengandung makna, bahwa setiap warga negara, dalam
keadaan tertentu dapat dipaksakan oleh negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut :

a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong membantu antar warga negara
masyarakat.

b. Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat

c. Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangat persatuan dan kesatuan

d. Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan siskamling/ronda

e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam masyarakat

f. Menghargai adanya perbedaan dan memperkuat persamaan yang ada

g. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama

h. Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, atau gotong royong

(sumber : https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2017/01/contoh-kerjasama-dalam-bidang-
kehidupan_35.html)

102
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM


BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

4. Kerjasama dalam Bidang Agama

Kerjasama antarumat beragama di Indonesia dilandasi Pancasila terutama sila


Ketuhanan Yang Maha Esa dan pasal 29 ayat (1) dan (2). Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 29 Ayat (1) menyatakan: “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ayat
ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berdasar atas kepercayaan dan keyakinan
terhadap Tuhan. Sedangkan pada Pasal 29 Ayat (2) menyatakan: “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”. Dalam ayat ini, negara memberi
kebebasan kepada setiap warga negara Indonesia untuk memeluk salah satu agama dan
menjalankan ibadah menurut kepercayaan serta keyakinannya tersebut. Agama
merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena
kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
Bentuk kerjasama antar umat beragama di antaranya sebagai berikut:
a. Adanya dialog antar pemimpin agama
b. Saling memberikan bantuan bila terkena musibah bencana alam
c. menghormati / toleran dengan orang yang sedang melaksanakan ibadah
d. bekerja sama dan tolong menolong tanpa membeda-bedakan agama.
e. tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain
f. kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya masing-
masing
g. menjaga kerukunan dan perdamaian antar tetangga / warga yang berbeda
keyakinan

103
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

BENTUK KERJASAMA DI DALAM


BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

Kerjasama dalam Bidang Agama

Dalam mengembangkan sikap kerjasama di berbagai bidang kehidupan


masyarakat, setiap warga negara harus menghindari sikap tidak terpuji antara lain sebagai
berikut :

1. Sikap fanatik sempit, yaitu sifat yang merasa diri sendiri paling benar.

2. Sikap individualis, yaitu sifat yang lebih mendahulukan kepentingan sendiri.

3. Sikap eksklusivisme, yaitu sikap selalu memisahkan diri dari kehidupan sosial di
masyarakat karena adanya jurang pemisah akibat perbedaan suku bangsa, adat istiadat,
agama, dan bahasa daerah.

4. Sikap primordialisme, yaitu perasaan kesukuan yang berlebihan.

(sumber : https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2017/01/contoh-kerjasama-antarumat-
beragama.html; dan https://mengerjakantugas.blogspot.com/2017/02/kerjasama-dalam-
bidang-kehidupan_17.html )

104
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Refleksi

Setelah mempelajari materi ini, silahkan kalian refleksikan dengan menjawab


pertanyaan reflektif berikut :
1. Apa manfaat mempelajari materi KD ini “Kerjasama dalam berbagai bidang
kehidupan’ ?
2. Apakah kalian telah menerapkan sikap spiritual (K.I. 1), yaitu telah mensyukuri
kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat ?
3. Apakah kalian telah menerapkan sikap sosial (K.I. 2), yaitu bersikap mendukung
bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat ?
4. Apakah kalian telah memahami secara aspek pengetahuan (K.I. 3), yaitu mampu
menganalisis bentuk-bentuk kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan di
masyarakat ?
5. Apakah kalian telah memiliki kecakapan secara aspek keterampilan (K.I. 4),
yaitu mampu menunjukkan bentuk-bentuk kerjasama di pelbagai bidang
kehidupan masyarakat ?
6. Secara karakter Tarakanita , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Celebration (sikap syukur)
b) Compassion (belarasa)
c) Community (persaudaraan sejati)
7. Secara karakter kebangsaan , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Religius (mensyukuri adanya kerjasama)
b) Toleransi (menghargai perbedaan)
c) Kooperatif (Kerjasama) / gotong-royong
d) Kesetiakawanan sosial / solidaritas

105
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

RANGKUMAN

a. Kerja sama ialah kegiatan atau usaha yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama. Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang
didambakan
b. Pentingnya kerjasama dalam berbagai bidang yaitu :
1) Kerjasama membuat pekerjaan akan terasa lebih ringan
2) Kerjasama membuat pekerjaan cepat terselesaikan
3) Kerjasama membuat tujuan dapat tercapai dengan efektif
4) Kerjasama dapat memupuk tanggung jawab sosial
5) Kerjasama dapat memupuk rasa kebersamaan
6) Kerjasama dapat mempererat tali persaudaraan
7) Kerjasama dapat meningkatkan kesetiakawanan sosial
8) Kerjasama dapat menciptakan kerukunan
9) Kerjasama dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan
10) Kerjasama dapat menyadarkan masyarakat untuk mendahulukan kepentingan umum
c. Faktor pendorong dan penghambat gotong royong

e. Kerjasama di berbagai bidang kehidupan :


1) Bidang sosial-politik, dengan landasan ideologis pada sila ke- 4 Pancasila yang berbunyi:
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”
2) Bidang ekonomi, dengan landasan ideologis pada sila ke – 5 Pancasila yang berbunyi
“Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dan pada landasan konstitusional di dalam
UUD 1945 pasal 33 ayat (1); yang berbumyi “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasatkan asas kekeluargaan’
3) Bidang Pertahanan dan Keamanan, dengan landasan UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) bahwa “
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” ; Pasal 27
ayat (3) bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara” dan UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4) Di Bidang agama, dilandasi Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan pasal 29
ayat (1) dan (2). Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 29 Ayat (1) menyatakan: “Negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sedangkan pada Pasal 29 Ayat (2)
menyatakan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu. “

106
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

UJI KOMPENTENSI KD 5

107
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

• PROYEK
• LAPORAN KERJASAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA

PROYEK MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN (secara EL (Experiential Learning)

Tugas laporan praktek Kerjasama di lingkungan keluarga

Intruksionalnya / Petunjuknya :
• Setiap siswa (secara individu) : membuat laporan kegiatan Kerjasama di lingkungan
keluarga (selama 1 / 2 minggu)
• Contoh kegiatan : dapat berupa kerjasama menjaga kesehatan/ kebersihan, kerjasama
dalam acara keagamaan (imlek/ibadah gereja, dsb) membagi tugas pekerjaan di rumah,
kerjasama belajar di rumah (antara kakak-adik), dsb.
• Perlu didukung dolumentasi fakta kegiatan yang membuktikan kegiatan tersebut benar-benar
dipraktekkan.
• Hasil Laporan dipresentasikan (jika memungkinkan waktunya)

Format Laporan Hariannya dapat dengan tabel berikut :

Hari/ tanggal: Kegiatan/Acara Refkeksi Kerjasama


…… / ………… manfaat/pentingnya kerjasama
jam : .…. - …… di lingkungan keluarga

108
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
BAB
6 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan


Republik Indonesia

Sourch sumber :
- Gambar 1 (atas) : nkri.JPG (1600×1066) (bp.blogspot.com)
- Gambar 2 (bawah) : foto satelit dari Google link : indonesia1.jpg (1676×976) (wordpress.com)

109
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

KOMPENTENSI DASAR

1.6. Menghargai karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara


Kesatuan Republik Indonesia sebagai sesama ciptaan Tuhan.

2.6. Bersikap antusias terhadap persatuan dan kesatuan dengan mempertimbangan


karakteristik daerah tempat tinggalnya.

3.6. Mengasosiasikan karakteristik daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik


Indonesia.

4.6. Melaksanakan penelitian secara sederhana untuk mengilustrasikan karakteristik


daerah tempat tinggalnya sebagai bagian utuh dari NKRI berdasarkan rancangan yang
telah dibuat

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu :

1. Mensyukuri dan bangga terhadap karakteristik daerah tempat tinggalnya sebagai bagian dari
NKRI
2. Menghargai dengan sikap integritas dan tanggung jawab terhadap karakteristik daerah tempat
tinggalnya dalam kerangka NKRI
3. Menganalisis dan mengasosiasikan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka
NKRI
4. Menyajikan hasil penelitian secara sederhana tentang karakteristik daerah tempat tinggalnya
dalam kerangka NKRI

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN


KARAKTER TARAKANITA NILAI KARAKTER KEBANGSAAN
1.Celebration (sikap syukur) 1. Religius (mensyukuri keberagaman)
2.Compassion (belarasa) 2. Toleransi (menghargai perbedaan)
3. Community (persaudaraan 3. Tanggung jawab (melaksanakan tugas
sejati) dan kewajiban baik kepada masyarakat,
bangsa dan negara)

110
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Apersepsi dan motivasi dengan menyanyikan Lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”
(diciptakan Oleh R. Suharjo) atau klik link :
DARI SABANG SAMPAI MERAUKE || Ciptaan R. Soerarjo - YouTube

Apersepsi dan atensi dari gambar


Amati gambar di bawah ini !
Gambar ini mengisyaratakan tentang apa anak-anak?

Gambar di atas merupakan peta wilayah NKRI terbaru yang dirilis oleh Kominfo tahun 2017

Sourch sumber :
1)gambar peta atas dengan link : https://cdn.akurat.co/images/uploads/images/akurat_20171031043456_w ;
2)Gambar peta kiri bawah dengan ,link https://koranperbatasan.com/wp-content/uploads/2018/07/Terdapat-
lima-perubahan-pada-peta-baru-milik-Negara-Kesatuan-Republik-Indonesia-NKRI-3.jpg;
3)Gambar kanan bawah dengan link : https://2.bp.blogspot.com/-LkWj6DEEvFg/WWwzd_q-
IaI/AAAAAAAAAlY/17w-r4xjltAMeVFVJ-bYVNXeRSfKG7A6gCEwYBhgL/s1600/peta%2BNKRI%2B2017.jpg

111
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

A. MAKNA NEGARA KESATUAN REPUBLIK


INDONESIA DAN KONSEP KESATUAN

Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII 112


Sekolah Menengah Pertama

1. Makna NKRI dan Dasar Hukum NKRI

• Dasar Hukum (UUD 1945) tentang NKRI

113
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

2. Makna Persatuan dan Kesatuan

114
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

3. Perilaku yang Menunjukkan Sikap Menjaga Keutuhan NKRI

Tugas individu analisis literasi digital :

1. Amati video sambutan Presiden RI dengan topik berita “Jokowi Bertemu Tokoh Lintas Agama
Bahas NKRI” pada link youtube berikut: https://www.youtube.com/watch?v=a2DHLF8jytg
Simpulkan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Presiden ? terkait dengan NKRI,
setujukah kalian dengan apa yang disampaikan Bapak Presiden dan apa pendapatmu tentang
NKRI?
2. Bagaimana pendapatmu tentang gambar ini
Hoax dapat memecahbelah NKRI dan
Bagaimana upaya mu sebabgai generasi milenial
dalam mengaja NKRI ?

115
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

B. DAERAH DALAM KERANGKA NKRI


Amatilah gambar berikut !

Sumber : https://negarabersejarah.files.wordpress.com/2017/11/perang-diponegoro-terjadi-
t.jpg?w=816 ;
https://image.slidesharecdn.com/perjuangantokohnasionaldandaerahdalammempertahankank
eutuhanbangsa-180924134802/95/perjuangan-tokoh-nasional-dan-daerah-dalam-
mempertahankan-keutuhan-bangsa-1-638.jpg?cb=1537796957

Gambar di atas ialah perlawanan daerah dan profil pahlawan dari beberapa daerah di
Indonesia dalam rangka memperoleh kesatuan bangsa.

Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan rakyat di seluruh wilayah


Indonesia. Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa yang diambil
oleh penjajah. Kedatangan bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang di wilayah Indonesia
yang diteruskan dengan penjajahan, mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia di
berbagai daerah.

116
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

1 Perjuangan menuju Negara kesatuan Repubik Indonesia

https://id-static.z-dn.net/files/daf/2e4ae8eeef9e5f73645dda5574e997f4.png

117
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

2 Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Sebagai Puncak


Perjuangan Rakyat Mencapai Kemerdekaan Dan Persatuan
a. Periswtiwa Rengasdengklok
Simak video tentang peristiwa Rengasdengklok pada link berikut :
https://www.bing.com/videos/search?q=rengasdengklok+1945&&view=detail&mid=C2DE9963
A44F588C6C67C2DE9963A44F588C6C67&rvsmid=8E5DCE4C576C0552F3DD8E5DCE4C5
76C0552F3DD&FORM=VDQVAP

Sumber data : https://cdn.tmpo.co/flash/data/flashgrafis/1772/201908142019-8-14-


Peristiwa-Rengasdengklok.jpg

118
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

b. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agusttus 1945


Perhatikan / amati video yang berjudul Proklamasi & Proses Terbentuknya NKRI
|#SejarahProklamasi​|#History pada link youtube berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=7rtwR97YNE8

Sumber gambar : detik-detik+proklamasi.jpg (1600×920) (bp.blogspot.com)


https://4.bp.blogspot.com/BNLrIRNOY7k/XGD94L6OWsI/AAAAAAAAB0k/B9KvkCupy6UC0nf5gocm
cbVUEoh4VhxygCLcBGAs/s1600/detik-detik%2Bproklamasi.jpg

Insert sumber gambar : https://pusakadunia.com/wp-content/uploads/2018/03/Poster-Teks-Proklamasi.jpg dan


https://i0.wp.com/www.dpbbmgambar.info/wp-content/uploads/2017/08/Gambar-Naskah-Proklamasi-Indonesia.gif

119
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

c. Perubahan Naskah / Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai bentuk


kesepakatan bersama demi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara

Perhatikan literasi / wacana dari fakta-fakta berikut tentang perubahan naskah Proklamasi

Dari wacana di atas telah tersirat deskripsi tentang perubahan konsep tulisan awal dan hasil
ketikan setelah melalui perundingan ketika perumusan naskah Proklamasi di kediaman Laksamana
Muda Maeda tanggal 16 Agustus 1945 (Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta). Setelah benar-benar
disepakati semua golongan yang hadir lalu diketiklah oleh Sayuti Melik dan ditanda-tangani
Soekarno – Hatta atas nama bangsa Indonesia sebagai legitimasi kata sepakat dan kesatuan tekad
dengan merubah dari kata ‘wakil-wakil bangsa Indonesia’.
Sumber literasi : 1) 201908172019-8-17-Fakta-Proklamasi.jpg (1140×1659) (acehimage.com) (wacana sebelah
kiri) ; 2) https://3.bp.blogspot.com/ 5RJmhptJW34/WWThesvYaFI/AAAAAAAAFiY/3MG3lCBca
sDKw8_e3l497snd0973h9mACLcBGAs/s1600/teks%2Bklad%2Bdan%2Botentik%2Bproklamasi.png (teks sebelah
kanan)

120
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

d. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari beberpa aspeknya :

Aktivitas tugas siswa :


1. Bagaimana golongan muda dan golongan tua akhirnya bersatu menyusun rencana
persiapan proklamasi kemerdekaan RI ? Buatlah suatu ringkasan secara kronologis !
2. Apa kaitan Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam hal konteks NKRI ?
3. Bagaimana proses perumusan naskah/teks proklamasi kemerdekaan RI yang
mengisyratkan adanya rasa persatuan dan kesatuan dari beberapa golongan ?
4. Apa makna Proklamasi kemerdekaan RI bagi bangsa Indonesia ?

121
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

3
Pengertian Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)

a. Persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD 1945

Para pendiri menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dan telah mewariskan
nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai berikut :

b. Pemerintahan Daerah

Konsep Pemerintahan Daerah

Konsep pemerintahan daerah berasal dari terjemahan konsep local government yang pada
intinya mengandung tiga pengertian, yaitu: pertama berarti pemerintah lokal, kedua berarti
pemerintahan lokal, dan ketiga berarti wilayah local.
(Hanif, Nurcholis. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia). hlm 24.)

122
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

c. Gagasan awal pemerintahan daerah dan NKRI

Secara historis, konsep pemerintahan daerah dan negara kesatuan sudah


dimulai sejak para pendiri bangsa merumuskan dasar Indonesia Merdeka pada Sidang
BPUPKI dengan dua (2) tokoh yaitu Prof. Moh.Yamin dan Prof Dr. Soepomo.
* Ide Penggagas Pemerintahan Paerah oleh : M. Yamin
Pada Sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M.Yamin mengatakan, “Negeri,
Desa dan segala persekutuan hukum adat yang dibaharui dengan jalan rasionalisme dan
pembaharuan zaman, dijadikan kaki susunan sebagai bagian bawah. Antara bagian atas dan
bagian bawah dibentuk bagian tengah sebagai Pemerintahan Daerah untuk menjalankan
Pemerintahan urusan Dalam, Pangreh Praja”
Dalam pidatonya tanggal 11 Juli 1945 di hadapan BPUPKI, Moh. Yamin
mengemukakan kembali pemikiran mengenai Pemerintahan Daerah, yang
antara lain mengatakan :
“Pemerintahan dalam Republik ini pertama – tama akan tersusun dari badan – badan
Masyarakat seperti Desa, yaitu susunan pemerintah yang paling bawah, pemerintah ini saya
namakan pemerintahan bawahan” “Antara pemerintahan atasan dan pemerintahan bawahan
itu adalah pemeintahan yang baik saya sebut pemerintahan tengahan. Perkara Desa barangkali
tidak perlu saya bicarakan disini, melainkan kita harapkan saja, supaya sifatnya diperbaharui
atau disesuaikan dengan keperluan zaman baru” “Tetapi yang perlu ditegaskan disini, yaitu
bahwa desa – desa, negeri – negeri, warga – warga dan lainnya tetaplah menjadi kaki
Pemerintahan Republik Indonesia. Dan di tengah – tengah pemerintahan atasan dan bawahan,
kita pusatkan Pemerintah Daerah”

*Konsep pemerintahan Daerah menurut Dr Soepomo


• Sebagai Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang dalam Sidang BPUPKI
tanggal 15 Juli 1945, menyatakan berikut tentang pemerintahan daerah :
• “Tentang daerah, kita menyetujui bentuk persatuan, unie, bentuk negara kesatuan
(eenheidstaat). Oleh karena itu di bawah Pemerintahan Pusat (Negara Indonesia), tidak ada
negara bawahan, tidak ada onderstaat, akan tetapi hanya ada daerah-daerah pemerintahan.
Bentuknya daerah itu dan bagaimana bentuk pemerintahan daerah, ditetapkan dalam Undang
– Undang.”
• “… Hak-hak usul dalam daerah istimewa harus duperingati juga. Daerah-daerah yang bersifat
istimewa itu ialah pertama daerah kerajaan baik di Jawa maupun luar Jawa. Kedua, daerah-
daerah kecil yang mempunyai susunan rakyat asli seperti desa di Jawa, Nagari di
Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, huta dan kuria di Tapanuli, gampong di Aceh.
Maksudnya daerah-daerah istimewa tadi dihormati dengan menghormati dan memperbaiki
susunan asli.’
Sumber : Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI, halaman 181-182 dan 271 - 272

123
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

d. Susunan daerah dan pembagiannya


Pengakuan Hukum terhadap Satuan Daerah Istimewa

Setelah diakui keberadaan suatu daerah dan dihormatinya daerah istimewa, berikut

susunan dan pembagiannya terdiri dari : daerah besar, daerah-daerah istimewa dan daerah-daerah

kecil atau sebutan lain ( nagari, dusun, marga, huta, kuria, gampong, meunasah). Dan secara

konstitusional pemerintah RI secara tegas mengakui masyarakat hukum adat tersebut dengan

ketentuan pada pasal 18 B ayat (20) UUD NRI 1945, yang berbunyi: “ Negara mengakui hak dan

menghormati ketentuan-ketentuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Otonomi Daerah (Masa Reformasi) sebagai pengembangan daerah dalam Kewilayahan NKRI

Semakin berkembangnya dan pemekaran wilayah NKRI dalam kompleksitas


daerahnya, dengan didukung adanya semangat menanggalkan ‘sistem sentralistik’ pemeriintahan
setelah pernah dialami pada masa Orde Baru, maka pemerintah RI mengeluarkan UU No. 23 Tahun
2014 dan diubah dengan UU No. 2 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah, memuat: hubungan dan
wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah, pembagian urusan pusat dan daerah dan beberapa hal
lainnya terkait otonomi daerah.
UU tentang Pemerintah Daerah ini muncul karena hasil amandemen UUD NRI 1945
pada pasal 18, 18 A , 18 B yang menegaskan bahwa negara kesatuan dengan sistem pemerintahan
daerah yang berdasarkan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, termasuk tujuh (7)
prinsip otonomi daerah sebagai paradigma dan arah politiknya.

7 (Tujuh) Prinsip Arah dan Paradigma dasar pasal 18, 18 A dan 18 B :

1. Prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah
dan tugas pembantuan
2. prinsip menjalankan otonomi seluas-luasnya
3. prinsip kekhususan dan keragaman daerah
4. prinsip mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya
5. prinsip mengakui dan menghormati pemerintah daerah yang bersifat khusus dan istimewa
6. prinsip badan perwakilan dipilih langsung dalam suatu pemilihan umum
7. prinsip hubungan pusat dan daerah dilaksanakan secara selaras dan adil

124
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

C . PERAN DAERAH DALAM KERANGKA NKRI


1. Peran Daerah dalam Perjuangan Kemerdekaan

Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas. Sebagai negara
kepulauan terlihat wilayah lautan lebih luas dibandingkan luas daratan. Tanah kita dikenal
dengan tanah yang subur. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur di Indonesia yang
memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, juga memberikan penghidupan bagi
berbagai satwa. Berikut contoh potensi daerah dalam kerangka NKRI di DIY (saduran dari
sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta.)
No Aspek Uraian
1 Luas dan a. Luas : Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota,
Letak dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 438 kalurahan/kelurahan
b. Letak : DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak
pada 8º 30' - 7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40' - 111º 0' Bujur Timur.
2 Jumlah Menurut sensus penduduk 2010, DIY memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan
Penduduk proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan
penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.
3 Keadaan Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api
alam hingga dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi
Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut, dan lereng gunung
api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan.
Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang
merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik
sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
4 Potensi Perekonomian DIY antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan,
ekonomi Koperasi, dan UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan, dan Perkebunan;
daerah Perikanan, dan Kelautan; Energi, dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata.

5 Potensi Penyebaran sekolah untuk jenjang SD/MI sampai Sekolah Menengah sudah
Pendidikan merata, dan menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok desa. Jumlah SD/MI
dan yang ada di DIY pada tahun 2008 adalah sejumlah 2.035, SMP/MTs/SMP Terbuka
kebudayaan sejumlah 529, dan SMA/MA/SMK sejumlah 381 sekolah negeri maupun swasta.
DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik)
maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain
kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya
yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial
atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. DIY memiliki tidak kurang dari 515
Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. DIY juga
mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan
Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010,
persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%,
sedangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42% .

125
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
2. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI Saat Ini

Pengelolaan kekayaan alam dalam Konteks NKRI :


Kekayaan alam dan potensi yang dimiliki daerah di Indonesia sesungguhnya merupakan
kekayaan dan potensi seluruh bangsa Indonesia yang bersangkutan. Pasal 33 ayat (3) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa : “Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.”

Peran Daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1) Mempertahankan bentuk dan keutuhan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia
sebagaimana ketentuan pasal 37 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi: “Khusus mengenai Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.”
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang Kesehatan. Pendidikan, dan
pendapatan masyarakat.
3) Memajukan bangsa melalui inovasi dan kreativitas aparatur sipil negara di daerah
4) Melaksanakan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, kesempatan dan kualitas pelayanan
pubik dan daya saing daerah.
5) mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis.

sumber gambar :http://s.kaskus.id/images/2015/10/15/1808748_20151015034439.jpg

126
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
D. SIKAP DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI

Sejarah perjuangan bangsa dan peran Daerah dalam perjuangan NKRI, mengandung nilai-nilai
yang sangat penting diwarisi oleh generasi muda, antara lain sebagai berikut :
1) Perjuangan melawan penjajah oleh daerah memiliki arah tujuan yang sama, yaitu
kemerdekaan Indonesia
2) Tokoh pejuang daerah merupakan tokoh pejuang bangsa Indonesia
3) Persatuan dan kesatuan telah terbukti menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia dalam
merebut dan mempertahankan kemerdekaan
4) Bangsa Indonesia telah sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
pilihan yang tepat
5) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
6) Sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

Pentingnya kesadaran nilai-nilai pemahaman daerah dalam kerangka NKRI, seperti


berikut ini:
1) Kemajuan daerah akan lebih cepat tercapai apabila bangsa Indonesia memiliki nilai
persatuan dan kesatuan
2) Kemakmuran bersama merupakan tujuan masyarakat Indonesia, bukan kemakmuran bagi
perorangan atau kelompok atau daerah
3) Kekayaan alam merupakan milik Bersama seluruh rakyat Indonesia dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia
4) Pengembangan kemajuan dan kemakmuran daerah diarahkan pada kemajuan dan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia
5) Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama tanpa membeda-bedakan asal daerah

sumber gambar : https://image.slidesharecdn.com/tugaspknbentukancamannkri-151011022305-lva1-


app6892/95/tugas-pkn-bentuk-ancaman-nkri-4-638.jpg?cb=1444530252

127
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Refleksi

Setelah mempelajari materi ini, silahkan kalian refleksikan dengan menjawab pertanyaan reflektif
berikut :
1. Apa manfaat mempelajari materi KD ini “Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia” ?
2. Apakah kalian telah menerapkan sikap spiritual (K.I. 1), yaitu telah mensyukuri dan menghargai
karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai sesama ciptaan Tuhan ?
3. Apakah kalian telah menerapkan sikap sosial (K.I. 2), yaitu bersikap menghargai dengan sikap
integritas dan tanggung jawab terhadap karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka
NKRI
4. Apakah kalian telah memahami secara aspek pengetahuan (K.I. 3), yaitu mampu mengasosiasikan
karakteristik daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Rapublik Indonesia?
5. Apakah kalian telah memiliki kecakapan secara aspek keterampilan (K.I. 4), yaitu mampu
menyajikan hasil penelitian secara sederhana tentang karakteristik daerah tempat tinggalnya
dalam kerangka NKRI ?
6. Secara karakter Tarakanita , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Celebration (sikap syukur)
b) Compassion (belarasa)
c) Community (persaudaraan sejati)
7. Secara karakter kebangsaan , apakah kalian telah memiliki nilai :
a) Religius (mensyukuri adanya kerjasama)
b) Toleransi (menghargai perbedaan)
c) Tanggung jawab (melaksanakan tugas dan kewajiban baik kepada masyarakat, bangsa dan
negara)

128
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

RANGKUMAN

a. Istilah “Negara Kesatuan Republik Indonesia” tersurat pada UUD 1945 Pasal 1
ayat (1) berbunyi sebagai berikut: ‘Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
dalam bentuk Republik.’ Ketentuan ini dijelaskan dalam Pasal 18 Undang-Undang
Dasar 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi menjadi daerah provinsi dan provinsi dibagi menjadi kota dan kabupaten,
yang masing-masing memiliki pemerintah daerah yang diatur. oleh hukum.
b. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang tinggal di wilayah Negara
Indonesia, didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam negara yang
merdeka dan berdaulat atau bisa berarti bersatunya berbagai suku, bangsa, RAS,
bahasa, adat istiadat dan agama yang ada di wilayah Negara Indonesia dalam sebuah
ikatan yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
c. 3 makna penting di dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, yaitu:
1) Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi
antara satu dengan yang lain
2) Menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleransi serta rasa harmonis
untuk hidup berdampingan.
3) Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong antar
sesama, serta sikap nasionalisme.
d. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1) aspek hukum; 2) aspek historis; 3) aspek sosiologis; 4 ) aspek kultural; 5) aspek
politis; 6) aspek spiritual .
e. Perilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan NKRI :
1. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila (khususnya sila ke-3) , maka bangsa Indonesia
akan selalu bersatu padu dan terhindar dariberbagai pertentangan dan perselisihan.
2. Menampilkan sikap rukun melalui perilaku saling menghormati / toleran kepada
teman atau warga masyarakat yang berbeda suku, agama ras dan antar golongan
(SARA)
3. Menjalin kebersamaan, kekeluargaa, kegotong-royongan
4. Peduli dan solidaritas akan rasa kemanusiaan
5. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan
6. Mewujudkan cinta tanah air (patriotisme dan nasionalisme)
7. Menampilkan sikap dan perilaku saling menolong dan saling berbagi dengan
teman, menghargai dan menghormati pendapat teman, tidak membedakan-
bedakan teman dalam bergaul, menghormati guru, dan sebagainya
8. Berkomitmen menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan

129
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

• UJI KOMPENTENSI KD 6

130
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

PROYEK 1
Analisis Study Kasus
ANCAMAN TERHADAP NKRI DAN UPAYANYA

Cermati literasi / wacana berikut !

• Wacana berjudul : ‘3 Hal yang mengancam Persatuan dan Kesatuan NKRI


dulu dan sekarang’ pada laman website dengan link :
https://www.kosingkat.id/2020/02/3-hal-yang-mengancam-persatuan-dan.html

• Buatlah Proyek analisis Study Kasus (PJBL) dengan identifikasi masalah lalu
kemudian membuat kesimpulan tentang bagaimana upaya menjaga NKRI
berangkat dari permasalahan pada topik di atas (berjudul: ‘3 hal yang mengancam
persatuan dan kesatuan NKRI dulu dan sekarang’); lalu silahkan buat Kampanye
kalian sebagai generasi Z untuk mengupayakan semangat merawat NKRI

131
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

PROYEK 2 (alternatif)
Merawat NKRI berbasis Daerah
Peranan Pemimpin Daerah Cinta NKRI
Cermati literasi / wacana berikut !

sumber literasi : https://blog.ruangguru.com/tokoh-tokoh-yang-berjuang-


mempertahankan-kemerdekaan-nkri

Dari wacana / literasi di atas, buatlah suatu Proyek platform digital (sosial media :
Instagram, dsb) yang berisikan / kontennya : uangkapan cinta dan penghormatan
terhadap pahlawan Nasional “Sri Sultan HB IX yang juga sebagai pahlawan daerah
juga dalam konteks NKRI. Berikut dijelaskan isi / alasan atas peran dan jasa beliau
dala rangka menjunjung NKRI.

132
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

DAFTAR PUSTAKA

File:Sidang BPUPKI - 2.jpg - Wikimedia Commons :


https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sidang_BPUPKI_-_2.jpg dan gambar Gedung
Pancasila : https://aishasnews.files.wordpress.com/2017/09/3-nusakini.jpg

Gempar Prakoso, Yuniandar.2020. Modul Pengayaan: Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Jakarta: Putra Nugraha.

Legos, Cikoey.-. Sejarah Pembentukan BPUPKI dan Uraian Usulan Para Tokoh Tentang Dasar
Negara.
https://www.academia.edu/8721684/Sejarah_Pembentukan_BPUPKI_Dan_Uraian_Usulan_Pa
ra_Tokoh_Tentang_Dasar_Negara Diakses 7 Juli 2020 pukul 14.43 WIB.
Martiyono.2019. PPKN: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Quadra.

Retno, Devita.-. Sejarah Berdirinya BPUPKI Secara Singkat dan Lengkap.


https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/sejarah-berdirinya-bpupki Diakses 8 Juli
2020 pukul 19.30 WIB.

_________ .-. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan
Penetapan Pancasila. https://adoc.tips/c-semangat-dan-komitmen-kebangsaan-para-pendiri-
negara-dalam.html Diakses 8 Juli 2020 pukul 21.44 WIB

Tamtomo, Haryo.2020. Mandiri: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:


Erlangga.

_________ .-. Rumusan Pancasila: Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila.


https://saintif.com/pancasila-dirumuskan-oleh/ Diakses 25 Juni 2020 pukul 20.35 WIB.

_________ .-. Lahirnya Pancasila. https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila Diakses 1


Juli 2020 pukul 22.05 WIB.

_________ .2019. Menyusuri Jejak Sejarah Perumusan Pancasila, Dasar Negara Indonesia.
https://www.idntimes.com/science/experiment/izza-namira-1/fakta-sejarah-pembentukan-
pancasila/3 Diakses 2 Juli 2020 pukul 22.43 WIB.

_________.2010. Sejarah Pembentukan BPUPKI. http://blog


thelounge.blogspot.com/2009/08/sejarah-pembentukan-bpupki.html Diakses 3 Juli 2020 pukul
10.45 WIB.

133
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Dokumentasi foto sekolah tentang norma agama dan kesusilaan / kejujuran pemilu Calon
OSIS dari SMP Stella Duce 1 Yogyakarta; dan gambar norma kesopanan bersalaman dari
SMP Tarakanita 5 Jakarta.

Gambar norma hukum - Bing images


https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid

TIM. 2017. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan. Klaten: Intan Pariwara.

Lararenjana, Edelweis. 2020. Macam-Macam Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat


yang Patut Anda Ketahui. https://www.merdeka.com/jatim/macam-macam-norma-dalam-
kehidupan-bermasyarakat-yang-patut-anda-ketahui-kln.html. Diakses, 14 Juli 2020 pukul.
19.20 WIB
_________ . 2019. Macam-Macam Norma di Masyarakat yang Wajib Kamu Tahu.
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3869196/macam-macam-norma-di-masyarakat-
yang-wajib-kamu-tahu. Diakses, 14 Juli 2020 pukul 20.20 WIB

_________ . 2019. Arti Penting Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara.
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/04/arti-penting-norma-dalam-kehidupan.html.
Diakses, 15 Juli 2020 pukul 12.45 WIB

Sumiati, Mia. 2019. Sifat Norma Hukum di Negara Indonesia Penjelasan Terlengkap.
https://guruppkn.com/sifat-norma-hukum-di-negara-indonesia. Diakses, 15 Juli 2020
pukul 17.24 WIB
_________ . 2018. Perilaku Sesuai Norma Dalam Kehidupan Sehari – hari.
http://www.erwinedwar.com/2018/10/perilaku-sesuai-norma-dalam kehidupan.html.
Diakses, 16 Juli 2020 pukul 18.45 WIB

Yuana, Aris. 2017. Pengertian Norma, Perilaku, Sesuai Norma dalam kehidupan Sehari-
hari. https://www.ayokbelajar.com/bab-2-pengertian-norma-arti-penting-norma-perilaku-
sesuai-norma-dalam-kehidupan-sehari-hari/. Diakses, 17 Juli 2020 pukul 19.45 WIB

Osman Ralliby - Dokumentasi Historica, Penerbit Bulan-Bintang, Djakarta)


Foto : Sejarah Penetapan UUD 1945 Halaman 1 (kompas.com)
https://www.kompas.com/skola/image/2020/03/04/180000369/sejarah-penetapan-uud-
1945?page=1

TIM. 2017. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan. Klaten: Intan Pariwara.

Martiyono. 2018. Pendalaman Siswa Mandiri: Pendidikan Kewarganegaraan. Jawa Barat:


Quadra.

TIM. 2017. Pendalaman Buku Teks: PPKN 1A. Jakarta: Yudhistira

134
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Lukman Surya Saputra, dkk. 2016 (ed. Revisi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jakarta : Balitbang Kemendikbud.

Majelis Permusyawaratan Rakyat. 2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ,
Sekretariat Jendral MPR RI.

http/www/.file.upi.edu

https://i.pinimg.com/ 919c1108e0001d4c972bfd36cbd93b4c.jpg (1600×941) (pinimg.com)


919c1108e0001d4c972bfd36cbd93b4c.jpg (1600×941) (pinimg.com)

https://www.kamusbesar.com KBBI-daring dalam website

https://www.selasar.com/bhinneka-tunggal-ika/

https://www.bps.go.id

https://jogja.suara.com/read/2020/01/14/102000/Sultan HB X Sebut Keberagaman Itu

Rahmat Tuhan yang Harus Dirawat - Suara Jogja

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951tentang Lambang Negara

UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis

135
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Gambar foto Dokumentasi Foto sekolah (SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) dan
https://bimg.antaranews.com/jawabarat/2016/09/ori/20160908jokowi-turnbull.jpg
96f59d02486d55cc2e53bfef09e8486c.jpg (900×675) (photonshouse.com)

Lukman Surya Saputra, dkk. 2016 (ed. Revisi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jakarta : Balitbang Kemendikbud

J.D.I.H. - Undang Undang Dasar 1945 - Dewan Perwakilan Rakyat (dpr.go.id)


UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Undang- Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid

https://pengajar.co.id/gotong-royong/

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6CD0500350.pdf

https://rezkiweninghayuningtyas.blogspot.com/2018/06/20-contoh-istilah-gotong-royong-
di.html

https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2017/01/arti-penting-kerjasama-dalam-
berbagai.html

https://www.jumanto.com/kerja-sama-di-masyarakat, sekolah, keluarga

https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2017/01/contoh-kerjasama-antarumat-
beragama.html

https://komunitasgurupkn.blogspot.com/2017/01/contoh-kerjasama-dalam-bidang-
kehidupan_35.html)

https://mengerjakantugas.blogspot.com/2017/02/kerjasama-dalam-bidang-
kehidupan_17.html

http://4.bp.blogspot.com/-4IvSFoCu0sI/UcVvy4lFD
I/AAAAAAAADqY/u7z4Vhdvjko/s400/lama+dan+baru.jpg

136
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama

Hanif, Nurcholis. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi daerah. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Lukman Surya Saputra, dkk. 2016 (ed. Revisi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jakarta : Balitbang Kemendikbud

Rusdianto Sesung, 2013, Hukum Otonomi Daerah, Negara Kesatuan, Daerah Istimewa, Daerah
Otonomi Khusus, Jakarta : Refika Aditama.

https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid
https://cdn.akurat.co/images/uploads/images/akurat_20171031043456_w ;
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta.)

https://koranperbatasan.com/wp-content/uploads/2018/07/Terdapat-lima-perubahan-pada-peta-
baru-milik-Negara-Kesatuan-Republik-Indonesia-NKRI-3.jpg;

https://2.bp.blogspot.com/-LkWj6DEEvFg/WWwzd_q-IaI/AAAAAAAAAlY/17w-
r4xjltAMeVFVJ-bYVNXeRSfKG7A6gCEwYBhgL/s1600/peta%2BNKRI%2B2017.jpg

https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid

https://negarabersejarah.files.wordpress.com/2017/11/perang-diponegoro-terjadi-t.jpg?w=816 ;
https://image.slidesharecdn.com/perjuangantokohnasionaldandaerahdalammempertahankankeutu
hanbangsa-180924134802/95/

https://id-static.z-dn.net/files/daf/2e4ae8eeef9e5f73645dda5574e997f4.png

https://cdn.tmpo.co/flash/data/flashgrafis/1772/201908142019-8-14-Peristiwa-Rengasdengklok.jpg

https://pusakadunia.com/wp-content/uploads/2018/03/Poster-Teks-Proklamasi.jpg dan
https://i0.wp.com/www.dpbbmgambar.info/wp-content/uploads/2017/08/Gambar-Naskah-
Proklamasi-Indonesia.gif 201908172019-8-17-Fakta-Proklamasi.jpg (1140×1659)
(acehimage.com)

https://3.bp.blogspot.com/ 5RJmhptJW34/WWThesvYaFI/AAAAAAAAFiY/3MG3lCBca
sDKw8_e3l497snd0973h9mACLcBGAs/s1600/teks%2Bklad%2Bdan%2Botentik%2Bproklamasi.p
ng
https://books.google.co.id/books/about/Risalah_sidang_Badan_Penyelidik_Usaha_Us.html?id=bP
YdAAAAMAAJ

https://www.mikirbae.com/2017/01/peran-daerah-dalam-kerangka-nkri.html
http://s.kaskus.id/images/2015/10/15/1808748_20151015034439.jpg

https://image.slidesharecdn.com/tugaspknbentukancamannkri-151011022305-lva1-
app6892/95/tugas-pkn-bentuk-ancaman-nkri-4-638.jpg?cb=1444530252

https://www.kosingkat.id/2020/02/3-hal-yang-mengancam-persatuan-dan.html

https://blog.ruangguru.com/tokoh-tokoh-yang-berjuang-mempertahankan-kemerdekaan-nkri

137
Yayasan Tarakanita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII

Anda mungkin juga menyukai