Anda di halaman 1dari 2

KALIMANTAN

Kalimantan (toponim: Kalamantan,[1] Calémantan,[2][3] Kalémantan,[4] Kelamantan, Kilamantan,
Klamantan, Klémantan, K'lemantan, Quallamontan [5]), atau juga disebut Borneo oleh dunia
internasional. Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah
utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi
wilayah Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan
julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini.
Borneo—yang berasal dari nama kesultanan Brunei—adalah nama yang dipakai oleh kolonial
Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan,
sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk bagian timur pulau yang
sekarang termasuk wilayah Indonesia.[6][7] Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk
Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Utara, adalah
provinsi Kalimantan Utara.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo,
sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia.
sal usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Sebutan kelamantan digunakan di Sarawak untuk
menyebut kelompok penduduk yang mengonsumsi sagu di wilayah utara pulau ini.
[8]
 Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga pulau
Kalimantan adalah pulau mangga. Namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng
dan tidak populer.[9] Mangga lokal yang disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat
di perdesaan di daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.
Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-
suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut,
dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan
bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun
menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinzaman sebagai
halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa
Sanskerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]:
musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut
kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut
penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.
[10]
 Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana
(Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau
ini menyebutnya Pulu K'lemantan,[11][12][13] orang Italia mengenalnya Calemantan dan orang
Ukraina: Калімантан.
Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".[14][15][16]

Sebuah sungai di Kalsel dan transportasi airnya

Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. Kerajaan
Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya
Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga
Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung
yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara
Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya
"Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan
Sulu.
Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada
tahun 1663, tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa
Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan
dengan nama Melayu yaitu pulau "Hujung Tanah". Sebutan Hujung Tanah ini muncul
berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu kala yang
berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan Pegunungan Meratus dengan
daratan yang berujung di Tanjung Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini identik
dengan bentuk bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri Johor yang sering disebut
"Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung Hujung Tanah inilah yang
bersetentangan dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian mendapat nama
Tanjungnagara artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.
Sebutan "Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno
seperti dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan
dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana (Bumi
Kencana).Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu
menguasai ibu kota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula
digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif
tempat tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat Tanah
Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.
Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar",[17][18] Raden Paku (kelak dikenal
sebagai Sunan Giri) diriwayatkan pernah menyebarkan Islam ke Pulau Banjar, demikian pula
sebutan oleh orang Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-kerajaan
ini memiliki hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari Marco
Polo penjelajah dari Italia[19] atau dalam bahasa Arab;[20] dan "Jaba Daje" artinya "Jawa di Utara
(dari pulau Madura) sebutan suku Madura terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20.

Anda mungkin juga menyukai