Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Kalimantan adalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar, yaitu
pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh Pulau Irian.
Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga
Pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau
dongeng dan tidak populer.. Mangga lokal yang disebut klemantan ini sampai sekarang
banyak terdapat di perdesaan di daerah Ketapang dan sekitarnya.
Pada zaman dahulu, Borneo yang berasal dari nama kesultanan Brunei adalah
nama yang diapakai oleh Kolonial Inggris dan Belanda unruk menyebut pulau ini secara
keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk
kawasan timur pulau ini yang sekarang menjadi bagian dari wilayah NKRI. Wilayah
utara pulau ini (Sabah, Brunei, dan Serawak) dahulu dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Kalimantan Utara tetapi dalam pengertian sekarang, Kalimantan Utara adalah
Kalimantan Timur bagian utara.
Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis manga, Crowfurd
menambahka kata tersebut mengandun dongeng dan tidak popular. Manga lokal yang
disebut klemantan ini sampai sekarang banyak ditemukan di daerah Ketapang,
Kalimantan Barat dan sekitarnya. Sedangkan menurut C. Hose dan Mac Dougall, kata
Kalimantan berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat, yakni Iban
(dayak laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (dayak darat), Murut, dan Punan. Dalam
tulisannya, Natural Man: A Record From Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa
kelemntan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun, menurut
Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan berasal dari kata Melayu asli tetapi merupakan
kata pinjaman sebagai mana kata malaya yang berasal dari India.
Secara geografis Pulau Kalimantan terletak diantara 40 24’ LU – 40 10’ LS dan
anatara 1080 30’ BT – 119 00’ BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Berbatasan

1
langsung dengan Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah utara yang panjang
perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari Kalimantan Barat sampai dengan
Kalimantan Timur. Pulau Kalimantan sebagian besar merupakan daerah pegunungan atau
perbukitan (39,69%), antara lain Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan Iban, dan
Kapuas Hulu serta dibagian selatan ada Pegunungan Meratus. Para ahlim agronomi
sepakat bahwa tanah-tanah di Kalimantan sangat rentan dan sukar dikembangkan untuk
pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi karena terdiri dari lahan rawa gambut,
bertanah asam, berpasir, dan kelerengannya curam.
Sejumlah sungai besar merupakan urat nadi transportasi utama yang menjalarkan
kegiatan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antarwilayah dan eksport-
import. Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang dan yang terpanjang adalah
Sungai Kapuas (1.143 km) di Kalimantan Barat. Potensi pertambangan banyak terdapat
di pegunungan dan perbukitan di bagian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan
yang cukup potensial adalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika, dan
batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, dan
lepas pantai. Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah di perbukitan
dataran rendah. Perkebunan yang memiliki potensi besar adalah sawit, kelapa, karet, dan
tebu.
Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia. Pada awalnya, pulau ini
dihuni oleh orang-orang Dayak sebagai suku asli kalimantan. Biasanya mereka tinggal di
dalam hutan dan hidup secara nomaden. Namun saat ini perubahan dan arus modernisasi
telah membawa beberapa masyarakat asli suku Dayak untuk bergaul dengan berbaur
menjadi satu dengan masyarakat dari berbagai suku di perkotaan. Masyarakat Dayak
tinggal di rumah panjang yang disebut Lamin atau Umat Daarul. Biasanya sebuah rumah
dihuni oleh 50 orang atau lebih. Ada banyak suku Dayak serta sub suku yang tercatat di
pulau kalimantan. Saat ini Pulau Kalimantan terbagi menjadi 5 provinsi yaitu Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan provinsi yang
baru saja bergabung pada tahun 2013, yaitu Kalimantan utara. Masing masing provinsi
memiliki ciri khas, seperti potensi sumber daya alam, kondisi geologi serta geomorfologi,
karakteristik flora dan fauna, dan karakteristik kependudukannya. Maka dari itu, penulis
akan menjelaskan karakteristik setiap provinsi di Pulau Kalimantan dalam makalah ini.

2
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana kondisi iklim Pulau Kalimantan?


1.2.2 Bagaimana kondisi geologi Pulau Kalimantan?
1.2.3 Bagaimana kondisi geomorfologi Pulau Kalimantan?
1.2.4 Bagaimana peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Timur?
1.2.5 Bagaimana peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Selatan?
1.2.6 Bagaimana peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Tengah?
1.2.7 Bagaimana peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Barat?
1.2.8 Bagaimana peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Utara?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui kondisi iklim Pulau Kalimantan


1.3.2 Mengetahui kondisi geologi Pulau Kalimantan
1.3.3 Mengetahui kondidi geomorfologi Pulau Kalimantan
1.3.4 Mengatahui peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Timur

3
1.3.5 Mengatahui peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Selatan
1.3.6 Mengatahui peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Tengah
1.3.7 Mengatahui peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Barat
1.3.7 Mengatahui peta wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, karakteristik flora
dan fauna, profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber
daya alam Provinsi Kalimantan Utara.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh adalah makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran Geografi Regional Pulau Kalimantan dan dapat menambah pengetahuan
pembaca terhadap kondisi iklim, geologi dan geomorfologi, karakteristik flora dan fauna,
profil administrasi wilayah, karakteristik kependudukan, serta sumber daya alam Pulau
Kalimantan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Iklim Pulau Kalimantan

Kalimantan terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhuyang relatif
konstan sepanjang tahun, yaitu antara 25 -35 0 C di dataran rendah. Tipe vegetasi tidak
hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga oleh distribusi curah hujan
sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang garis katulistiwa yang mendapat curah hujan
minimum 60 mm setiap bulan dapat mendukung hutan yang selalu hijau. Semua bagian
Borneo terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun.

2.2 Kondisi Geologi Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari Lempeng
mikro Sunda. Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia Tenggara ditafsirkan sebagai
fragmen dari lempeng Eurasia yang melejit ke Tenggara sebagai akibat dari tumbukan kerak
Benua India dengan kerak Benua Asia, yang terjadi kira-kira 40-50 juta tahun yang lalu.
Fragmen dari lempeng Eurasia ini kemudian dikenal sebagai lempeng mikro Sunda yang
meliputi Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah. Adapun batas-batas tektonik yang paling penting disebalah timur adalah :
1. Komplek subduksi Kapur Tersier Awal yang berarah Timur laut, dimulai dari Pulau Jawa
dan membentuk pegunungan Meratus sekarang;
2. Sesar mendatar utama di Kalimantan Timur dan Utara;
3. Jalur subduksi di Kalimantan Utara, Serawak, dan Laut Natuna, Jalur ini dikenal dengan
Jalur Lupar.

Bagian utara Kalimantan didominasi oleh komplek akresi Crocker-Rajang-Embaluh


berumur Kapur dan Eosen-Miosen. Di bagian selatan komplek ini terbentuk Cekungan
Melawi-Ketungai dan Cekungan Kutai selama Eosen Akhir, dan dipisahkan oleh zona
ofiolit-melange Lupar-Lubok Antu dan Boyan. Di bagian selatan pulau Kalimantan terdapat

5
Schwanner Mountain berumur Kapur Awal-Akhir berupa batolit granit dan granodiorit yang
menerobos batuan metamorf regional derajat rendah. Tinggian Meratus di bagian tenggara
Kalimantan yang membatasi Cekungan Barito dengan Cekungan Asem-asem. Tinggian
Meratus merupakan sekuen ofiolit dan busur volkanik Kapur Awal. Cekungan Barito dan
Cekungan Kutai dibatasi oleh Adang flexure.

Tatanan Tektonik Basement Pra-Eosen

NW-SE Cross Section Schematic Reconstuction (A) Late Cretaceous, And


(B) Eocene (Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)

Permulaan Cekungan Eosen

Banyak penulis memperkirakan bahwa keberadaan zona subduksi ke arah


tenggara di bawah baratlaut Kalimantan pada periode Kapur dan Tersier Awal dapat
menjelaskan kehadiran ofiolit, mélanges, broken formations, dan struktur tektonik
Kelompok Rajang di Serawak, Formasi Crocker di bagian barat Sabah, dan Kelompok
Embaluh. Batas sebelah timur Sundaland selama Eosen yaitu wilayah Sulawesi, yang
merupakan batas konvergensi pada Tersier dan kebanyakan sistem akresi terbentuk sejak
Eosen.
Pulau Kalimantan saat ini, tidak terdapat gunung api aktif tetapi aktivitas vulkanik
pernah terjadi ratusan juta tahun yang lalu dan batuan vulkanik tua dapat dijumpai
dibagian barat daya dan bagian timur Pulau Kalimantan. Dibeberapa tempat batuan
vulkanik tua yang telah terkikis, pada massa batuan intrusi diduga sebagai batuan yang
mengandung emas. Di bagian tengah, timur dan selatan tersusun oleh batupasir dan batu
sabak. Selain batuan vulkanik tua, terdapat batuan sedimen pada umur formasi yang
relatif lebih muda diantaranya tersusun oleh endapan gambut dan kipas aluvial yang
mengandung endapan batubara dan minyak bumi.

6
Kalimantan terdiri atas teras kontinen berbentuk segitiga (baji) di bagian selatan
dan timur yang dibatasi oleh Basin Tersier. Hanya dibagian barat Kalimantan berupa
segitiga yang dibentuk oleh Pegunungan Muller dari Ujung Tanjung Datuk – Sambas
yang sebenarnya merupakan massa kontinen, selanjutnya pada sisi bagian timur terbentuk
Basin Melawi dengan fasies air payau Tersier Bawah. Menurut Fen (1933), hanya
Kalimantan Barat daya yang boleh disebut daratan tua (alte rumpfebene).
Teras kontinen ini membentuk bagian massa daratan sunda tua. Bagian utaranya
dibentuk oleh kelompok pegunungan yang membentang dari wilayah Ujung Tanjung
Datuk melalui Gunung Niut dan Plato Madi ke arah Pegunungan Muller. Pada tepi
selatan dibentuk oleh Pegunungan Schwaner dan pegunungan rendah yang membentang
ke pantai selatan. Pada bagian utara massa kontinen Kalimantan Barat, jalur basalt
kuarter terdapat disekeliling Gunung Niut dan sepanjang ujung barat daya terdapat
beberapa volkanik kuarter yang telah padam.
Di sebelah barat lautnya terdapat pegunungan besar setinggi 1000-2000 m yang
cekung ke arah barat laut yang terdiri dari Pegunungan Kapuas Hulu. Rangkaian
pegunungan ini tersusun oleh batuan marin berumur Pra Tersier dan Tersier Bawah.
Rangkaian pegunungan tersebut dipisahkan oleh Lembah Rejang dari sebuah
punggungan (igir ularbulu) yang tingginya berangsur-angsur berkurang. Pegunungan ini
merupakan antiklinorium yang sebagian besar terdiri dari lapisan tersier, dipisahkan dari
Pantai Sarawak dan Brunai.
Pegunungan Kapuas Hulu dan Pegunungan Ularbulu merupakan rangkaian
pegunungan tersier yang termasuk ke dalam sistem Pegunungan Sunda. Disebelah
tenggara dan timur kerangka sturktural Pulau Kalimantan, basement kompleks Pra
Tersier menghilang di bawah basin bagian selatan dan timur, selanjutnya ditempat ini
terendapkan sedimen tersier. Kemudian basement kompleks itu muncul kembali ke arah
pantai timur menurun membentuk Palung di Selat Makasar, dan muncul lagi sebagai
Pulau Laut dan Sebuku. Pada bagian tepi ini basin tersier Kalimantan tenggara dan timur
berupa pegunungan membujur. Pegunungan tersebut berawal dari Meratus bagian selatan
terdiri dari batuan pra tersier dan berhubungan dengan antiklinorium Samarinda (Satyana,
1994). Dari antiklinorium Samarinda pada bagian yang terpotong oleh sungai anteseden
Mahakam. Rangkaian Pegunungan Meratus Samarinda merupakan hasil orogenesa
tersier, membentuk bagian yang berlawanan dari rangkaian Pegunungan tersier Sarawak.

2.3 Kondisi Geomorfologi Pulau Kalimantan

Kalimantan memiliki pulau yang datar, dikarenakan mempunyai pesisiryang rendah


dan memanjang serta dataran sungai, terutama disebelah selatan danbarat. Lebih dari
setengah pulau ini berada di ketinggian di bawah 150 m dpl danair pasang dapat mencapai
100 km ke arah pedalaman. Kalimantan tidak memiliki pegunungan berapi namun jajaran
pegunungan utamanya semulamerupakan gunung berapi. Rangkaian pegunungan utamanya
melintasi bagian tengah pulau seperti trisula terbalik dari utara ke selatan dengan tiga mata
tombak bercabang di bagian selatan. Gunung Kinibalu di Kalimantan yang tingginya4.101
m dpl, merupakan puncak tertinggi di Asia tenggara dan merupakangunung tertinggi
diantara pegunungan Himalaya dan puncak Jayawijaya yangtertutup salju di Irian Jaya.

7
Puncak gunung lain di Kalimantan yang mencapai 2.000 m hanya beberapa saja. Gunung Kinibalu
terdiri atas sumbat batu granit yang terangkat oleh tekanan vulkanik dan masih terus bertambah tinggi.

Pengunungan Iran (Iban) antara Kalimantan Timur dan Malaysia Timurmenjulang sampai 2.160 m
di Gunung Harun (Harden), dekat perbatasan dengan Sabah. Ujung bagian barat rangkaian pegunungan Iran
tengah membentuk jajaran Kapuas Hulu di sepanjang perbatasan Serawak dengan Kalimantan Barat.
Menjulang di Gunung Lawit (1.767 m) dan Gunung Cemaru (1.681 m). Daripegunungan tengah sekitar
Gunung Cemaru, Pegunungan Muller (puncak tertingginya Gunung Liangpran (2.240 m) dan Pegunungan
Schwaner (BukitRaya 2.278 m) melintang kebarat daya di sepanjang perbatasa Kalimantan Tengah dan
Barat. Kearah tenggara melintang pengunungan Meratusyang rendah (puncak tertingginya G. Besar 1.892
m), memisahkan Kalimantan Selatan dantimur dan memanjang ke arah selatan sepanjang pesisir. Seluruh
rangkaianpegunungan ini merupakan pegunungan sekunder dengan ketinggian rata-rata 1.000 - 1.500 dan
dengan puncak kadang-kadang hanya mencapai 2.000.Gunung Makita (2.987 m) yang berada dekat
Longnawan dan Gunung Giho(2.550 m) di dekat Longsaan, keduanya berada di perbatasan dengan
Serawak merupakan puncak tertinggi Borneo yang berada di Kalimantan, diikuti dengan Gunung Mantam
(2.467 m) di sebelah barat Tanjung Redep, Kalimantan Timur.
Kalimantan dilalui oleh sungai-sungai besar yang mengalir dari bagian tengah pulau
ke pesisir. Kalimantan memiliki tiga sungai terpanjang yang menjadi kebanggan Indonesia.
Sungai Kapuas (1.143 km), Sungai Barito (900 km), dan Sungai Mahakam (775 m). Sungai
Kapuas mengalir dari kaki Gunung Ccemaru ke barat, mengaliri sebagian besar Kalimantan
Barat. Sungai Barito yang sebagian besar mata airnya berasal dari pegunungan Muller dan
mengalir ke selatan dan bertemu dengan Sungai Negara yang berasal dari Pegunungan
Meratus bermuara dekat Banjarmasin. Sugai Mahakam mengalir dari pegunungan di
pedalaman ke pesisir timur. Sejumlah sistem sungai yang berukuran besar mempunyai anak-
anak sungai yang sangat luas di daerah alirannya di pedalaman dan pantai-pantainya di
dataran rendah. Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Kapuas, dan
Sungai Baram (Serawak) semuanya mempunyai danau tapal kuda dan anak sungai musiman
pada dataran banjir.
Walaupun di Kalimantan terbebas dari bahaya gunung berapi, patahan atau sesar
gempa bumi, namun masih mungkin terjadi beberapa potensi bahaya lingkungan.
Berdasarkan kajian Banter (1993) kemungkinan sering terjadi erosi pada lereng barat laut

8
Pegunungan Schwener dan Gunung Benturan, serta di beberapa tempat lainnya di bagian
tengah dan hulu sungai besar di Kalimantan.
Pola pegunungan di Kalimantan sangat berbeda dengan Pulau Sumatera dan Jawa.
Selain itu, kebanyakan pegunungan tersebut merupakan pegunungan tua (dari zaman
mesozoikum); karena telah mengalami denudasi berat. Puncak pegunungan di Kalimantan
rendah dan bentuknya tumpul. Keadaan ini menyebabkan sungai-sungai di Kalimantan tidak
begitu deras alirannya, sehingga sangat baik untuk pelayaran. Hal ini membantu bagi sistem
lalu-lintas di daratan bagi daerah tersebut.
Pulau Kalimantan terbagi menjadi 4 zone yang masing-masing mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, antara lain:
Zone 1: Kalimantan Selatan
 Terdiri dari daratan alluvial, daratan banjir, tanggul alam, dan back swamp.
 Karakteristik: pada waktu pasang, air sungai tertekan sehingga terjadi genangan. Dataran
yang semula berupa basin diendapi oleh material endapan dari pegunungan di sebelah
utaranya. Kalimantan Selatan banyak terdapat lapisan gambut yang sangat tebal sehingga
daerahnya sulit dikembangkan, paling cocok hanya digunakan sebagai lahan persawahan
pasang surut.
Zone II: Kalimantan Barat
Berupa pegunungan geantiklin yang batuannya terdiri dari batuan yang berumur
Permocarbon. Menurut Van Bemmelen, batuan ini adalah batuan yang berumur tua di
indonesia. batuan ini meluan hingga ke kepulauan Andalan dan sebagian dari zone ini pada
zaman es mengalami genangan oleh air laut. Di lembah-lembah sungai sebagian besar terdiri
dari hasil pelapukan granit yang berupa feldspar dan kuarsa.
Zone III: Kalimantan Tengah
 Merupakan geantiklin yang di beberapa tempat menunjukan aktivitas vulkanis yang tidak
aktif lagi, misal Pegunungan Iban
 Dahulu sungai Kapuas pada zone ini terdapat endapatn yang cukup tua dan disebut
formasi danau
Zone IV: Kalimantan Timur
Terdiri dari pegunungan anticlinal Samamuda dan geantiklin Meratus. Di depresi
Mahakam merupakan delta yang cukup perkembangannya, sebab material dan daerahnya

9
merupakan dangkalan dari terusan Selat Sunda dimana basementnya stabil dan muatan
sedimen yang diendapkan di beberapa tempat menyebabkan delta berkembang baik karena
dukungan dari aliran air yang lambat

2.4 Kalimantan Timur

Peta Wilayah

Profil Administrasi Wilayah

Secara administratif Provinsi ini memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan
dengan Kalimantan Utara, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat
Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi
Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur.

Kependudukan

Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.311.162 jiwa, tahun 2010
berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.047.500 jiwa. Dengan demikian dalam kurun
waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar 736.338 jiwa,

10
dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,60 persen. Adapun jumlah
penduduk tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa dengan komposisi penduduk menurut jenis
kelamin terdiri dari penduduk laki-laki 1.731.820 jiwa (52,47 persen) dan penduduk
perempuan 1.568.697 jiwa (47,53 persen). Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003
berjumlah 2.311.162 jiwa, tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai
3.047.500 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan
Timur meningkat sebesar 736.338 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya
rata-rata 3,60 persen. Adapun jumlah penduduk tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa dengan
komposisi penduduk menurut jenis kelamin terdiri dari penduduk laki-laki 1.731.820 jiwa
(52,47 persen) dan penduduk perempuan 1.568.697 jiwa (47,53 persen).
Sumber Daya Alam

Memiliki lahan budidaya non kehutan 6.520.622, 73 Ha, daerah Kalimantan Timur
berhasil mengembangkan produk komoditas berupa karet, kelapa hybrid, kelapa sawit, kopi,
lada, cengkeh, kakao, jarak, nira, serta beberapa tanaman farmasi yang memiliki nilai
ekonomi cukup tinggi di pasar lokal maupun pasar internasional. Dari seluruh kawasan
budidaya non kehutanan yang ada di Provinsi ini, 4,7 Ha dikembangkan sebagai perkebunan
kelapa sawit dan sisanya dipergunakan sebagai lahan perkebunan komoditas lainnya.

2.5 Kalimantan Selatan


Peta Wilayah

Kondisi Geomorfologi

11
Flora dan Fauna
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis
monyetberhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu
dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis. Ciri-ciri utama yang membedakan
bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di
spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini
mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung
besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet
Belanda. Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut bangkatan.

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan
berat mencapai 24 kg. Monyet betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga
memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya. Selain
buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan
banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut
bekantan jadi membuncit. Bekantan tersebar danendemik di hutan bakau, rawa dan hutan
pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai). Spesies ini menghabiskan
sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah
antara 10 sampai 32 monyet.
Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu kelompok
terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya. Selain itu juga
terdapat kelompok all-male, yang terdiri dari beberapa bekantan jantan. Jantan yang
menginjak remaja akan keluar dari kelompok one-male dan bergabung dengan kelompok
all-male. Hal itu dimungkinkan sebagai strategi bekantan untuk menghindari terjadinya

12
inbreeding. Bekantan juga dapat berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang
dari satu pulau ke pulau lain.
Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki bekantan terdapat
selaputnya. Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik,
sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup. Bekantan merupakan maskot
fauna provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan
penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi
habitatnya, bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List.
Spesies ini didaftarkan dalam CITESAppendix I.

Mangga kasturi adalah tumbuhan endemik khas Kalimantan Selatan yang


keberadaannya terancam punah. Populasi taksonnya cenderung berkurang, baik dalam segi
jumlah individu, populasi maupun keanekaragaman genetisnya. Status kelangkaan buah ini
dianalisis dengan menggunakan kategori dan kriteria tumbuhan langka menurut IUCN Red
List Categories 30 November 1994.

Profil Administrasi Wilayah

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar
yang pernah secara berturut-turut memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara
Dipa, diteruskan oleh Kerajaan Negara Daha dan diteruskan oleh Kesultanan Banjar. Setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan

13
gubernur pertama Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor yang menjabat sampai dibuatnya
Perjanjian Linggarjati.
Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintah di
daerah juga mengalamai penataaan. Provinsi Kalimantan pada masa itu terdiri atas 3 (tiga)
karesidenan yaitu Karesidenan Kalimantan Barat, Karesidenan Kalimantan Selatan dan
Karesidenan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi,
masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25
Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan
utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU
No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan
memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu
Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti
adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi
Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27
Tahun 1959.
Semboyan Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing. Arti nya Tetap bersemangat dan
kuat seperi baja dari awal sampai akhir. Julukan, Bumi Lambung Mangkurat. Hari jadi
Kalimantan 14 Agustus 1950, Ibu kota Banjarmasin. Total luas 37,530,52 km persegi.
Pemerinthana gubernur Sahbirin Noor, Wakil Gubernur Rudy Resnawan, Ketua Dprd
Noormiliyani A.Sulaiman, Sekda Arsyadi, Kabupaten nya ada 11, Kota 2, Kecamatan ada
152, Kelurahan 2.007. APBD (DAU sekitar 1.063.511.441.000). Demografi Banjar (74,34
persen), Jawa (14,51 persen), Bugis (2,81 persen), Dayak (2,23 persen), Madura (1,47
persen), Mandar (1,10 persen), Sunda (0,68 persen), Tionghoa (0,36 persen), Batak (0,34
persen), Bali (0,33 persen), lain nya (1,82 persen). Agama Islam (96,23 persen), Hindu (1,61
persen), Kristen Protestan (1,26 persen), Katolik (0,57 persen), Budha (0,33 persen). Bahasa
Banjar, dan Bahasa Indonesia. Lagu Daerah Ampar-ampar Pisang, Paris Berantai.Rumah
Tradisional Rumah Bubungan Tinggi. Senjata Tradisional Keris.

Kependudukan

Pada tahun 1990 penduduk Propinsi Kalimantan Selatan berjumlah 2.606.500 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 71 jiwa per kilometer persegi. Daerah tingkat II yang terpadat

14
penduduknya adalah Kotamadya Banjarmasin (6.701 jiwa per kilometer persegi). sedangkan
yang terendah adalah Kabupaten Kotabaru (24 jiwa per kilometer persegi). Selebihnya
kepadatan penduduk bervariasi antara 44 sampai 150 jiwa/kilometer persegi. Penduduk yang
tinggal di kawasan perkotaan mencapai 703.781 orang atau 27,09 persen dari jumlah
penduduk Propinsi Kalimantan Selatan. Jumlah penduduk perkotaan di propinsi ini
mengalami peningkatan yang cukup berarti dengan rata-rata laju pertumbuhan antara tahun
1971 dan 1990 sebesar 2,35 persen per tahun, yang berarti lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk perkotaan kawasan timur Indonesia yang
besarnya 4,39 persen dan di tingkat nasional sebesar 5,39 persen per tahun.
Pada tahun 1990 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) di Propinsi Kalimantan
Selatan berjumlah 1.914.936 orang (73,7 persen). Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam
angkatan kerja sebanyak 1.148.014 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
1.130.193 orang. Dari seluruh angkatan kerja yang bekerja sebagian besar terserap di sektor
pertanian (54,6 persen). Sisanya terserap di berbagai sektor lain, yaitu sektor industri (14,8
persen), dan jasa (30,6 persen).
Jumlah Penduduk Pada 27 Februari 2018 di Kalimantan Selatan sekitar 3,626,616
jiwa. Jumlah penduduk ini tersebar di berbagai kota dan wilayah Kalimantan Selatan. Dan
tahun 2019 sekitar 3,7 juta jiwa. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kekayaan budaya
yang beraneka ragam tercermin dari keanekaragaman seni, budaya, dan bahasa antara lain
Banjar, Bugis, dan Dayak. Penduduk propinsi ini sebagian besar beragama Islam (97,52
persen).
Secara administratif, Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan terdiri atas sembilan
kabupaten daerah tingkat II, yakni Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu
Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah laut, Barito Kuala, dan Kotabaru, satu
kotamadya daerah tingkat II, yakni Kodya Banjarmasin sebagai ibu kota propinsi. Dalam
wilayah Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan terdapat satu kota administratif, yaitu
Banjarbaru, dan 109 wilayah kecamatan, serta 2.168 desa dan kelurahan.
Kebijaksanaan di bidang kependudukan di Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan diarahkan
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk terutama di daerah yang mempunyai
kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta mengarahkan persebaran

15
penduduk yang lebih merata terutama ke daerah jarang penduduk, dengan memperhatikan
kemampuan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan hidup.
Pertumbuhan penduduk dikendalikan antara lain dengan upaya peningkatan keluarga
berencana mandiri. Bersamaan dengan itu, upaya peningkatan kualitas penduduk dilakukan
dengan meningkatkan keluarga sejahtera, termasuk ibu dan anak, remaja, serta penduduk
lanjut usia. Peranan wanita yang dalam pembangunan Propinsi Kalimantan Selatan telah
meningkat diupayakan untuk dilanjutkan dan ditingkatkan pembinaannya.
Persebaran penduduk dalam rangka pengendalian perambah hutan diupayakan melalui
transmigrasi lokal. Sebagai daerah penerima transmigran, upaya memeratakan persebaran
penduduk dan tenaga kerja ke berbagai kawasan andalan dan pusat pertumbuhan di wilayah
Propinsi Kalimantan Selatan ditingkatkan antara lain melalui transmigrasi umum,
transmigrasi swakarsa berbantuan, dan transmigrasi swakarsa mandiri.

Sumber Daya Alam

Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung
(139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha)
Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll.
Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan
dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa
sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi
sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.

2.5 Kalimantan Tengah

Peta Wilayah

16
Flora dan Fauna
Tenggaring atau Kapulasan (Nephelium Ramboutan-ake) adalah flora khas
Kalimantan Tengah. Kapulasan adalah jenis rambutan hutan yang banyak tumbuh secara
alami di hutan-hutan Kalimantan Tengah, disebut sebagai rambutan karena kapulasan
tergolong pada satu genus yang sama dengan rambutan. Tinggi pohon kapulasan umumnya
lebih pendek dari rambutan meskipun mampu mencapai tinggi hingga 20 m. Bentuk batang,
dahan, percabangan. Daun tenggaring berbentuk lanset dengan jumlah 2-5 pasang,
berselang-seling dan berwarna hijau, Panjang daun kapulasan empat kali lembarnya. Tekstur
buahnya tebal, bulunya keras, tegak, pendek, dan tumpul. Kulit buahnya yang tebal
berwarna kuning sampai merah tua. Bentuk buah seperti buah rambutan pada umumnya,
yaitu bundar menyerupai telur serta daging buahnya manis yang bercampur sedikit rasa
asam. daging buahnya agak sulit dilepas dari bijinya. Kapulansan tumbuh di daerah subur
dan cenderung lembab pada daerah berketinggian antara 100 – 500 m dpl serta mempunyai
curah hujan 3000 mm per-tahun.
Kapulasan bisa dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi secara langsung. Selain buah,
kayunya yang memiliki teksutur keras dan kuat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat sebagai bahan pembuatan perlengkapan rumah tangga. Biji kapulasan sendiri
memilki kandungan minyak nabati –dapat diproses untuk menghasilkan minyak untuk
proses pembuatan lilin atau sabun. Maka dari itu, kapulasan jarang dikonsumsi dan dijual
bebas layaknya rambutan.saat ini, kapulasan sedang dikembangkan di Malaysia sebagai
bahan pembuatan obat anti kanker. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa kulit buah
kapulasan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker HT-29, bahkan membunuhnya.
Senyawa yang terkandung di dalam kulit buah kapulasan ternyata bersifat sikotoksik (dapat
meracuni sel kanker) sehingga dapat digunakan pada kemoterapi penyakit kanker.

17
Kuau Kerdil Kalimantan (Polyplectron Schleiemacheri) adalah jenis Kuau Kerdil
berukuran sedang yang berhabitat di hutan hujan tropis dataran rendah Pulau Kalimantan.
Kuau ini adalah jenis kuau merak yang paling langka dan sudah jarang ditemui . Memiliki
ciri-ciri ukuran tubuhnya yang maksimal dapat tumbuh sampai 50 cm dengan bintik-bintik
pada tubuhnya. Kuau Kerdil Kalimantan masih berkerabat dengan Kuau-Kerdil Malaya dan
Kuau-Kerdil Palawan. Beberapa ilmuwan menganggap jenis ini merupakan subspecies dari
kuau-kerdil Malaya. Berukuran sedang (jantan 42 cm, betina 38 cm). pada sayap dan ekor,
terdapat tanda bintik melatik berbentuk seperti mata (hijau pada jantan, biru pada betina).

Kuau kerdi Kalimantan jantan memiliki jambul berwarna hijau metalik, dada hijau
keunguan mengkilap, tenggorokan dan dada berwarna putih. Betina memiliki jambul yang
warnanya lebih gelap dan biru. Baik jantan dan betina, keduanya memiliki pipi dan
tenggorokan yang berwarna kuning pucat sehingga kontras dengan warna bulu lainnya.

Profil Administrasi Wilayah

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah sebesar +153.564 km atau setara
1,5 lebih luas dari Pulau Jawa. Provinsi ini merupakan provinsi terluas ketiga setelah
Kalimantan Timur dan Papua. Luas wilayah Kalimantan Tengah terdiri dari (1) area hutan
(seluas 126.200 km; (2) area rawa (18.125 km); dan area lainnya (4.676 km). Batas
wilayahnya meliputi (1) sebelah utara berbatasan dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan
Ttimur; (2) sebelah timur dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan; (3) Sebelah
selatan dengan Laut Jawa; dan (4) sebelah barat dengan Kalimantan Barat.
Provinsi ini memiliki keuntungan secara geografis karena terletak di tengah Pulau
Kalimantan sehingga berpotensi mempunyai interkoneksi dengan provinsi lainnya. Selain
itu, provinsi Kalimantan tengah berdekatan dengan Laut Jawa yang berpotensi memainkan
peranan penting untuk menembangkan akivitas pembangunan ekonomi di kawasan. Provinsi
Kalimantan Tengah terdiri dari 14 kabupaten/kota, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

18
Kabupaten/Kota Luas Jumlah Jumlah Jumlah
(km) Kecamatan Kelurahan Desa
1. Kotawaringin Barat 10 759 6,84 6 13 81
2. Kotawaringin Timur 16 796 10,69 17 17 168
3. K a p u a s 14 999 11,83 17 17 214
4. Barito Selatan 8 830 5,62 6 7 86
5. Barito Utara 8 300 5,28 9 10 93
6. Sukamara 3 827 2,43 5 3 29
7. Lamandau 6 414 4,08 8 3 85
8. Seruyan 16 404 10,44 10 3 97
9. Katingan 17 500 11,13 13 7 154
10. Pulang Pisau 8 997 5,72 8 4 95
11. Gunung Mas 10 804 6,87 12 12 115
12. Barito Timur 3 834 2,44 10 3 101
13. Murung Raya 23 700 15,04 10 9 116
14. Palangka Raya 2 399,5 1,53 5 30 -

Kependudukan

Jumlah penduudk di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 2.212.089 jiwa. Kepadatan


penduduk hanya sebesar 14 orang per-km. Kalimantan Tengah dihuni oleh berbagai suku
bangsa, diantaranya Dayak, Jawa, Banjar, Batak, Toraja, sampai Papua dan lain-lain. Suku
yang sangat dominan adalah Dayak. Bahasa daerahnya cukup beragam. Namun, dalam
pergaulan sehari-hari, bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Dayak Ngaju, Dayak
Maayan, Dayak Kapuas, bahasa Jawa, dan bahasa Banjar. Masyarakat Dayak Kalimantan
Tengah memiliki kekayaan budaya/tradisi lokal dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Budaya/tradisi lokal ini syarat dengan nilai-nilai kearifan dan sudah diterapkan semenjak
jaman nenek moyang dahulu kala hingga kini.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melindungi, menjaga serta melestarikan
hutan, salah satunya dengan menerapkan hukum adat terhadap pelaku pengrusakan serta
pembakaran hutan yang dilindungi. Seperti yang dilakukan masyarakat adat Desa Gohong,
Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, yang
menerapkan hukum adat bagi pelaku pembakaran maupun pengrusak hutan. Aturan adat ada
kalau masyarakat di desa ini melanggar adat istiadat seperti membakar lahan tanpa
memperhatikan kearifan lokal, maka akan disingir dan diberi jipen, artinya hukuman denda
atau ganti rugi.
Hukum adat setempat mengatur sistem pengelolaan wilayah adat secara lokal pula.
Hukum adat yang berakar pada budaya lokal ini, mengatur dan mengontrol proses
pengelolaan wilayah adat yang dijalankan oleh warga komunitas agar sesuai dengan adat
istiadat yang berlaku. Hukum adat disusun lebih untuk menjamin tetap terjaganya
kelestarian alam beserta seluruh isinya demi kepentingan masyarakat itu sendiri.

19
Sumber Daya Alam

Cadangan batubara hampir merata ditemukan pada sebagian besar kabupaten di


Provinsi Kalimantan Tengah, kecuali Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Sukamara.
Kandungankalori batubara yang diklasifikasikan adalah sedang hingga tinggi, atau setara
5000 hingga8000 kalori/gram berada di Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara,
KabupatenBarito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Kapuas, dan Kabupatem
Gunung Mas.Kandungan total cadangan batubara berkisar 5,5 milyar ton. Mayoritas
kandungancadangan batubara dimiliki oleh kabupaten yang berada disebelah timur sungai
Barito(Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Timur, dan
KabupatenBarito Selatan) yaitu sebesar 75 persen dari total cadangan batubara di Provinsi
Kalimantan Tengah.

2.7 Kalimantan Barat


Peta Wilayah

Kondisi Geomorfologi

Flora dan Fauna


Burung Rangkong atau Enggang Gading merupakan fauna khas Kalimantan
Barat. Dalam budaya Kalimantan, burung Rangkong gading (tingan) merupakan simbol
“Alam Atas” yaitu alam kedewataan yang bersifat “maskulin”. Di Pulau Kalimantan, burung
Rangkong gading dipakai sebagai lambang daerah atau simbol organisasi seperti di lambang
negeri Sarawak, lambang provinsi Kalimantan Barat, satwa identitas provinsi Kalimantan
Barat, simbol Universitas Lambung Mangkuratdan sebagainya. Burung Rangkong Gading
merupakan lambang persatuan orang Dayak yang sering diwujudkan dalam bentuk ukiran
pada Budaya Dayak, sedangkan dalam budaya Banjar, burung Rangkong Gading diukir
dalam bentuk tersamar (didistilir) karena Budaya Banjar tumbuh di bawah pengaruh agama
Islam yang melarang adanya ukiran makhluk bernyawa. Rangkong Gading juga merupakan
simbol budaya suku Naga di India timur.

20
Secara umum burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas berupa paruh
yang sangat besar menyerupai tanduk. Di Indonesia, ukuran tubuh Rangkong sekitar 40 –
150 cm, dengan rangkong terberat mencapai 3.6 Kilogram. Umumnya warna bulu Rangkong
didominasi oleh warna hitam (bagian badan) dan putih pada bagian ekor. Sedangkan warna
bagian leher dan kepala cukup bervariasi. Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara
dari kepakan sayap dan suara “calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros
vigil) dengan “calling” seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat terdengar hingga
radius 3 Km. Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India, Asia
Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di hutan hujan tropis.
Rangkong banyak ditemukan di daerah hutan dataran rendah dan perbukitan (0 – 1000 m
dpl). Makanan Rangkong terutama buah-buahan dan sesekali binatang2 kecil seperti kadal,
kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga. Keanekaragaman burung Rangkong atau
Enggang di Indonesia ini merupakan sebuah kebanggaan. Sayangnya makin hari populasi
Rangkong di Indonesia makin menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kawasan
(habitat) sebagai akibat deforestasi hutan, berkurangnya makanan dan tempat bersarang, dan
perburuan Rangkong.

Tengkawang merupakan flora khas kalimantan Barat. Pohon Tengkawang hanya


terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatera. Dalam bahasa Inggris, flora
(tanaman) langka ini dikenal sebagaiIllepe Nut atau Borneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri
atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora
identitas) provinsi Kalimantan Barat. Pohon Tengkawang yang termasuk dalam golongan
kayu kelas tiga (umumnya digolongkan sebagai Meranti Merah) mempunyai ciri-ciri khas

21
dengan pohon yang tinggi besar, mempunyai banyak cabang dan berdaun rimbun. Uniknya
tanaman ini tidak tiap tahun berbuah. Tumbuhan ini hanya berbuah sekali dalam periode
antara 3-7 tahun yang terjadi sekitar bulan Juni – Agustus. Mungkin lantaran masa
berbuahnya yang tidak setiap tahun inilah yang menyebabkan orang jarang yang
membudidayakan tumbuhan ini.
Pohon Tengkawang yang menjadi maskot Kalimantan Barat ini hampir seluruhnya
hidup liar di hutan-hutan. Bahkan di hutanpun mulai terancam kepunahan.Buah
Tengkawang menghasilkan minyak lemak yang berharga tinggi. Minyak Tengkawang
dihasilkan dari biji Tengkawang yang telah dijemur hingga kering kemudian ditumbuk dan
diperas hingga keluar minyaknya. Secara tradisional, minyak Tengkawang digunakan untuk
memasak, penyedap masakan dan untuk ramuan obat-obatan. Dalam dunia industri, minyak
tengkawang digunakan sebagai bahan pengganti lemak coklat, bahan farmasi dan kosmetika.
Pada masa lalu tengkawang juga dipakai dalam pembuatan lilin, sabun, margarin, pelumas
dan sebagainya. Minyak tengkawang juga dikenal sebagai green butter.

Profil Administrasi Wilayah

Lambang Kalimantan Barat berbentuk perisai bersudut lima yang bermakna Pancasila.
Di dalamnya terdapat simbol perisai segi enam, mandau, keris, garis melintang di tengahnya,
kobaran api dalam tungku, dan padi dan kapas. Perisai, mandau, dan keris menggambarkan
pusaka dan kebudayaan warisan leluhur masyarakat.
Kalimantan Barat (disingkat Kalbar) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak
di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Provinsi Kota Pontianak. Luas wilayah Provinsi
Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia). Merupakan provinsi terluas
keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi
"Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan
sungai besar dan kecil yang di antaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar
sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah
pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar
kecamatan. Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.[6]
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi

22
Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni)
yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah
Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus
tahun 2016 berjumlah 5.365.256 jiwa (1,85% penduduk Indonesia).

Luas Jumlah
Kabupaten Pusat
N Wilaya Pendudu Kecam Kelurahan/
/
o. Pemerinta h k atan Desa
Kota han
(km2) (2017)

Kabupaten
1 Bengkayang 5.075,48 283.775 17 2/122
Bengkayang

Kabupaten
2 Putussibau 29.842,00 237.599 23 4/278
Kapuas Hulu

Kabupaten
3 Sukadana 4.568,26 122.311 6 -/43
Kayong Utara

Kabupaten
4 Ketapang 31.240,74 578.533 20 9/253
Ketapang

Kabupaten
5 Kubu 6.958,22 601.356 9 -/117
Kubu Raya

Kabupaten
6 Ngabang 8.915,10 396.072 13 -/156
Landak

Kabupaten
7 Nanga Pinoh 10.640,80 228.787 11 -/169
Melawi

8 Kabupaten Sungai 2.797,88 301.715 9 7/60

23
Luas Jumlah
Kabupaten Pusat
N Wilaya Pendudu Kecam Kelurahan/
/
o. Pemerinta h k atan Desa
Kota han
(km2) (2017)

Mempawah Pinyuh

Kabupaten
9 sambas 6.716,52 631.865 19 -/193
Sambas

Kabupaten
10 Sanggau 12.857,80 482.500 15 6/163
Sanggau

Kabupaten
11 Sekadau 5.444,20 208.791 7 -/87
Sekadau

Kabupaten
12 Sintang 21.638,20 403.095 14 16/390
Sintang

Kota
13 - 107,80 655.572 6 29/-
Pontianak

Kota
14 - 504,00 232.993 5 26/-
Singkawang

Kependudukan
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2018, jumlah penduduk Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2012 berjumlah sekitar 5,422 juta jiwa, dimana sekitar 2,791 juta jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 2,631 juta jiwa adalah perempuan. Dengan luas wilayah 146.807 Km2,
maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat baru 31 jiwa perkilometer persegi dengan laju
pertumbuhan penduduk1,45%.

24
Menurut kelompok umur, penduduk Kalimantan Barat tahun 2008 – 2012 masih
membentuk piramida dengan kelompok umur usia anak dan usia produktif relatif besar,
sedangkan berdasarkan lapangan usaha, penduduk yang bekerja di Provinsi Kalimantan
Barat pada tahun 2008–2012 masih didominasi penduduk yang bekerja disektor pertanian,
perdagangan, jasa dan industri.

Sumber Daya Alam


Sumber Daya Alam Hayati

Kalimantan barat memiliki sumber daya alam hayati yang beragam, yang paling
dikenal adalah komoditas kelapa sawit dan kayunya. Hal ini dikarenakan Kalimantan barat
memiliki banyak hutan, dari luas wilayah Kalimantan sekitar 42,32% adalah hutan.
Komoditas yang ada di kalimantan barat yaitu, karet, kelapa, kelapa sawit, lada, kopi,
cengkeh, pinang, kakao, jagung dan kemiri. Kayu yang dihasilkan diantaranya jenis meranti,
kelandan, dan majau.

Sumber Daya Alam Non Hayati

Selain memilik banyak sumber daya hayati, Kalimantan barat juga kaya akan sumber
daya non hayati yang mengandung banyak mineral logam. Oleh karena itu, Kalimantan barat
dikenal dengan jalur metalogen. Barang-barang hasil tambangnya berupa emas, perak, besi,
tembaga, antimoni. Kalimantan Barat juga memiliki sumber daya mineral unggulan seperi
bauksit di Kabupaten Mempawah, Bengkayang dan Sanggau. Lalu ada Ball Clay di
Bengkayang, Andesit di Pontianak, serta pasir zirkon dan pasir kwarsa di hampir seluruh
kabupaten di Kalimantan Barat.

25
2.8 Kalimantan Utara
Peta Wilayah

Flora dan Fauna


Flora Khas Provinsi Kalimantan Utara adalah Anggrek Hitam (Coelogyne
pandurata). Anggrek hitam adalah salah satu spesies anggrek yang dilindungi di Indonesia
karena terancam kepunahan di habitat aslinya. Populasi anggrek hitam (Coelogyne
pandurata) di habitat asli (liar) semakin langka dan mengalami penurunan yang cukup
drastis karena menyusutnya luas hutan dan perburuan
untuk dijual kepada para kolektor anggrek. Anggrek
hitam, sebagaimana namanya mempunyai ciri khas
pada bunganya yang memiliki lidah (labellum)
berwarna hitam. Anggrek langka ini dalam bahasa
Inggris disebut sebagai “Black Orchid”. Sedangkan di
Kalimantan Timur, Anggrek Hitam yang langka ini
mempunyai nama lokal “Kersik Luai”. Meskipun Anggrek hitam identik dengan Kalimantan
tetapi jenis anggrek ini selain di hutan liar Kalimantan juga tumbuh liar di Sumatera,
Semenanjung Malaya dan Mindanao, Pulau Luzon dan Pulau Samar Filipina.

26
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) sebagai
Fauna Khas Kalimantan Utara. Pesut Mahakam
(Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia
air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut
Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja.
Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi
Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja.
Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna
identitas provinsi Kalimantan Timur. Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda
dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang
terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis. Pesut
Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain sub-populasi
Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam),
sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut
yang termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut
sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.

Pofil Administrasi Wilayah

Provinsi Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda di Indonesia saat ini yang
berada di bagian utara Pulau Kalimantan. Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara
berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan
Utara. Provinsi Kalimantan Utara terdiri atas lima wilayah administrasi dengan empat
kabupaten, yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Ibukota Provinsi Kalimantan Utara terletak di
Tanjung Selor, yang saat ini berada di Kabupaten Bulungan. Berdasarkan batas kewenangan
provinsi, Provinsi Kalimantan Utara diketahui memiliki luas lautan seluas 11.579 Km2
(13% dari luas wilayah total). Secara administratif Provinsi Kalimantan Utara berbatasan
dengan negara Malaysia tepatnya dengan negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia.
Batas daerah daratan terdapat sekitar 1.038 km garis perbatasan antara Provinsi Kalimantan
Utara dengan Negara Malaysia. Utara : Negara Sabah (Malaysia), Timur : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur, Barat : Negara Sarawak (Malaysia) Posisi

27
geografis Provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia membuat
provinsi ini berada di lokasi strategis terutama dalam pertahanan dan RPJMD Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 1 keamanan negara.

Kalimantan Utara yang merupakan provinsi termuda di Indonesia saat ini, dibagi
menjadi 5 (lima) kabupaten/kota, 4 (empat) kabupaten, 1 (satu) kota, 50 kecamatan dan 479
desa/kelurahan.Lima kabupaten/kota tersebut adalah Malinau dengan ibukota Malinau,
Bulungan dengan ibukota Tanjung Selor, Tana Tidung dengan ibukota Tideng Pale,
Nunukan dengan ibukota Nunukan, sedangkan satu Kota adalah Tarakan.

Kependudukan
Penduduk Provinsi Kalimantan Utara adalah heterogen (majemuk) yang terdiri dari berbagai
suku. Secara garis besar penduduk Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari :

SUKU BAHASA AGAMA


Suku Bulungan Dayak Islam
Suku Tidung Bulungan Kristen Protestan
Suku Dayak Tidung Katolik
Suku Banjar Indonesia Buddha
Suku Bugis Dayak Hindu
Suku Jawa Bulungan Konghucu
Suku Sunda Islam

Sumber Daya Alam

Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA)
melimpah, baik sumber energi fosil maupun energi terbarukan. Kaltara memiliki potensi
batu bara, emas, minyak, dan gas dalam jumlah besar. Tambang emasnya menghasilkan
lebih kurang 2 juta ton emas setiap tahun. Lebih lanjut, Kaltara juga sangat kaya akan
sumber energi air yang bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Kekayaan nya mulai dari pertanian, kelautan (tambak), serta perdagangan. Hasil dari
sumber daya alam yang bisa kita lihat adalah daya jual ikan dan udang yang sudah bisa
menembus perdagangan internasional hingga ke daerah tetangga seperti, Malaysia,

28
Singapura, Jepang, Taiwan, Thailand dan negara Eropa. Hasil ekspor tersebut membawa
pengaruh baik bagi negara di mata negara lain.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wilayah pulau Kalimantan dalam wilayah Republik Indonesia, terletak diantara


40 24` LU - 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT - 1190 00` BT dengan luas wilayah sekitar
535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah dan Serawak) di
sebelah utara yang panjang perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari proinsi
Kalimanatan Barat sampai dengan Kalimantan Timur.
Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan daerah pegunungan / perbukitan
(39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai / pasang surut (11,73 %) dataran
aluvial (12,47 %), dan lain–lain (0,93 %). Pada umumnya topografi bagian tengah dan
utara (wilayah republik Indonesia/RI) adalah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan
yang terjal dan merupakan kawasan hutan dan hutan lindung yang harus dipertahankan
agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang.
Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang dan yang terpanjang adalah sungai
Kapuas (1.143 km) di Kalbar dan dapat menjelajah 65 % wilayah Kalimantan Barat.
Wilayah Propinsi Kalimantan Barat terletak di atara 2° 8' LU dan 3° 05 LS, 108° 0' dan
114° 10 BT. Di sebelah barat dibatasi oleh Laut Natuna dan Selat Karimata, sebelah timur
berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, sebelah selatan
dibatasi oleh Laut Jawa, sebelah utara berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia
(Serawak) berupa daratan sepanjang 1.200 km.
Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau kalimantan dan
beribukotakan Pontianak. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km²
(7,53% luas Indonesia). Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin
terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan batas-batas: sebelah barat dengan
propinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan
Laut Jawa dan di sebelah utara dengan propinsi Kalimantan Timur. Propinsi Kalimantan
Selatan secara geografis terletak di antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49"

30
LS 1 10" 14" LS, dengan luas wilayah 37.377,53 km² atau hanya 6,98 persen dari luas
pulau Kalimantan.
Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599
jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan ( hasil Sensus
Penduduk Indonesia 2010 ). Provinsi Kalimantan Tengah secara geografis terletak antara
0o 45 Lintang Utara, 3o 30 Lintang Selatan dan 111o Bujur Timur. Batas wilayah dari
provinsi ini adalah sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur, disebelah Timur dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Selatan, di Selatan dengan Laut Jawa dan di sebelah Barat dengan Provinsi Kalimantan
Barat.
Wilayah Kalimantan Timur dengan luas mencapai 211.440 km² atau satu setengah kali
pulau Jawa dan Madura, sebagian besar merupakan daratan yakni 20.039.500 Ha.
(81,71%), sedangkan lautan hanya 4.484.280 Ha. (18,29%). Daerah yang terkenal sebagai
gudang kayu ini mempunyai ratusan sungai yang tersebar di hampir semua kabupaten dan
kota dengan sungai terpanjang Sungai Mahakam

31
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Qadafi El. 2014. Kajian Geologi Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Diakses dari
http://mylibraryxx.blogspot.co.id/2014/02/kajian-geologi-jawasumatra-dan.html. (1 Mei 2019)

Amirudin. 2009. Cretaceous Oroganic, Kalimantan, Indonesia. JSDG, Geoscience, Vol. 19,
No,3.

Aryadhi, Ricky. 2014. Sejarah Lempeng Tektonik di Pulau Kalimantan. Diakses dari
http://www.academia.edu/1226578/SEJARAH_LEMPENG_TEKTONIK_DI_PULAU_KALIM
ANTAN_THE_HISTORY_OF_PLATE_TECHTONICS_ON_THE_BORNEO_ISLAND. (1
Mei 2019)

Putra, Mochammad Hilmi Zaenal. 2015. Geologi Indonesia Kalimantan Sejarah. Diakses dari
http://mochhim23.blogspot.co.id/2015/04/geologi-indonesia-kalimantan-sejarah.html. (1 Mei
2019)

Marhadi, Slamet Kistiyanto. 2004. Geografi Regional Indonesia (Bagian Alamiah). Malang: Lab
Geografi Universitas Negeri Malang.

Tobing. 2011. Penyelidikan Pendahuluan Potensi Kandungan Minyak di Daerah Nanga Tebidah
dan Sekitarnya, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Diakses dari
(http://www.kalbariana.web.id/category/sains/geologi/) (1 Mei 2019).

J, Selpandri Gerhat. 2016. Tenggaring dari Kalimantan Tengah. Diakses dari


https://www.biodiversitywarriors.org/isi-katalog.php?idk=6485 (1 Mei 2019)

Utami, Eri. 2012. Geomorfologi Kalimantan. Diakses dari


http://eriutamu.blogsspot.co.id/2012/05/geomorfologi-kalimatan.html. (1 Mei 2019).

Maskot Fauna Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. Diakses dari http://indonesia-


fauna.blogspot.com/2012/07/maskot-fauna-provinsi-kalimantan-tengah.html. (1 Mei 2019)

Kuau Kerdil Kalimantan. 2018. Diakses dari http://www.sakadoci.com/2018/02/kuau-kerdil-


kalimantan-merak-indah-yang.html, (1 Mei 2019)

32
Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat. Diakses dari http://www.kalbarprov.go.id/ (1 Mei
2019)

33

Anda mungkin juga menyukai