Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN DAERAH DAN PENGAWASAN


KEUANGAN TERHADAP NILAI INFORMASI
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Manado)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh:
Jezhica Sharon Maudhy Lengkey
13061104004

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DAERAH DAN PENGAWASAN
KEUANGAN TERHADAP NILAI INFORMASI
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Manado)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh:
Jezhica Sharon Maudhy Lengkey
13061104004

JUDUL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jezhica S.M. Lengkey


NIM : 13061104004
Program Studi : S1 Akuntansi
Jurusan : Akuntansi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam naskah skripsi dengan judul:

“PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


DAERAH DAN PENGAWASAN KEUANGAN TERHADAP NILAI
INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi
Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Manado)”.

Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini dan gelar SARJANA dibatalkan,
serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU
No. 20 tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 Pasal 70).

Mengetahui, Manado, Juli 2019


Ketua Jurusan Akuntansi Mahasiswa

Dr. Jantje J. Tinangon, SE., MM., Ak., CA. Jezhica S.M. Lengkey
NIP. 196301011993031003 NIM. 13061104004

iii
MOTTO

Motto
“Do the best and let God do the rest”

iv
HALAMAN PERUNTUKAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:


Tuhan Yesus Kristus,Mama, Papa, Adik
dan Teman-teman yang selalu memotivasi
dan memberi dukungan buat saya.

Semua orang yang telah bersama dan


menjadi bagian dalam kisah hidup saya

RIWAYAT HIDUP

v
Nama Lengkap : Jezhica Sharon Maudhy Lengkey
Tempat, Tanggal Lahir : Manado, 26 Juli 1996
Alamat : Jl. Nusa Indah Lingkungan II Winangun Satu
Kecamatan Malalayang I, Kota Manado
Agama : Kristen Protestan
Orang Tua
Nama Ayah : Arthur A. Lengkey
Nama Ibu : Reiny M.S.F. Maukar

No. Telepon : 085341974540


Email : jezhicasml@gmail.com
Pendidikan
SD : SD GMIM 1 Kawangkoan
SMP : SMP Negeri 1 Kawangkoan
SMK : SMK Negeri 5 Manado
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Universitas : Universitas Sam Ratulangi Manado

vi
ABSTRAK

Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah Dan


Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota
Manado)

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh


pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan
terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota Manado baik secara parsial maupun secara simultan.
Hipotesis ini di uji dengan menggunakan uji t dan uji f. Populasi dalam penelitian
ini adalah satuan kerja perangkat daerah kota Manado dan sampel dalam
penelitian ini berjumlah 10 satuan kerja perangkat daerah kota Manado.
Pengambilan sampel sebanyak 30 orang. Untuk pembagian sampel 10 orang
kepala sub bagian keuangan dan 20 orang pegawai bagian akuntansi. Hasil
analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa telah memenuhi validitas,
reliabilitas dan data berdistribusi normal, bebas dari multikolinearitas dan bebas
dari heteroskedastisitas. Hasil penelitian melalui uji T menyatakan bahwa variabel
pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah berpengaruh secara positif
terhadap nilai informasi laporan keuangan manajemen daerah dan variabel
pengawasan keuangan berpengaruh positif terhadap nilai informasi laporan
keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian melalui uji F menyatakan bahwa
variabel pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah dan pengawasan
keuangan secara simultan berpengaruh positif terhadap nilai informasi laporan
keuangan pemerintah daerah pada satuan kerja perangkat daerah kota Manado.

Kata Kunci: Pemanfaatan Sistem Infomasi Manajemen Daerah, Pengawasan


Keuangan, Nilai Informasi Laporan Keuangan

vii
ABSTRACT
 
Effect of Utilization of Regional Management Information Systems and
Financial Supervision of Information Value of Local Government Financial
Reports (Study of Manado Regional Work Unit)
 
Abstract:   The purpose of this study is to determine the effect of the use of
regional management information systems and financial supervision on the value
of information on local government financial statements in the Manado City
Regional Work Unit both partially and simultaneously.  This hypothesis is tested
using the t test and f test. The population in this study is the work unit of the
Manado city area and the sample in this study amounted to 10 units of work units
in the city of Manado. Samples are 30 people. For sample distribution, 10 heads
of finance and 20 employees of accounting. The results of the analysis in this
study indicate that it has good validity, reliability and data are normally
distributed, free from multicollinearity and free from heteroscedasticity.  The
results of the study through the T test state that the variable utilization of the
regional management information system has a positive effect on the value of the
information of the financial statements of regional management and the financial
supervision variable has a positive effect on the value of the local government's
financial statement information. The results of the study through the F test stated
that the variable utilization of the regional management information system and
financial supervision simultaneously had a positive effect on the value of
information on local government financial statements in the work unit of the
Manado city area.
 
Keywords:   Utilization of Regional Management Information Systems, Financial
Supervision, Information Value of Financial Statements

viii
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan penyertaan-Nya dalam kehidupan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Hambatan-hambatan yang ada dalam penyusunan
skripsi ini dapat dilewati dengan baik hanya dengan kasih dan kemurahan-Nya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan skripsi ini, baik ide, kritik, saran, motivasi,
dana, inspirasi dan terutama semangat dan doa. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang sudah memberikan saya kesehatan, akal budi,
kekuatan, sudah menjaga dan melindungi, serta menyertai saya sehingga
saya bias menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc, DEA, selaku Rektor Universitas
Sam Ratulangi Manado
3. Dr. Herman Karamoy, SE, MSi, Ak, CPA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
4. Dr. J.J. Sondakh.,SE, M.Si, Ak, CPA, CA, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Manado
5. Dr. Ventje Ilat, SE, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
6. Ferdy Roring, SE, MM, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
7. Dr. Jantje J. Tinangon, SE, Ak, MM, CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
8. Dra.Inggriani Elim, SE, Ak, ME, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
9. Dr. Hendrik Gamaliel, SE, M.Si, Ak, CA, selaku Ketua Laboratorium
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi Manado
10. Meily Y.B. Kalalo, SE, Ak, MSA, selaku sekretaris Laboratorium Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Manado
11. Wulan Kindangen, SE, Ak, MSA, selaku Asisten Laboratorium Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Manado
12. Dr. Grace B. Nangoi, SE,Ak, CPA selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu dan tenaga, serta berbagai bantuan untuk bimbingan
dan mengarahkan penulis mulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan
penelitian, hingga penyelesaian skripsi ini
13. Heince R.N. Wokas, SE, Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu dan tenaga, serta berbagai bantuan untuk bimbingan
dan mengarahkan penulis mulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan
penelitian, hingga penyelesaian skripsi ini

ix
14. Prof. Dr. David P.E. Saerang, SE, Mcom (Hons) selaku Dosen
Pembimbing Akademik
15. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Manado yang telah memberikan masukan, arahan dan membagi ilmu
selama proses perkuliahan
16. Seluruh Staf Administrasi yang sudah membantu dalam perkuliahaan dan
staf perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta perpustakaan pusat
Universitas Sam Ratulangi Manado.
17. Satuan Kerja Perangkat Daerah Manado yang telah berpastisipasi sebagai
responden dalam penelitian ini.
18. Keluarga yang telah membantu, memberikan semangat, dana dan selalu
mendoakan
19. Buat teman Akuntansi C2 sekaligus kawan seperjuangan angkatan 2013
selama kuliah dan menyelesaikan tugas akhir yang sudah memberikan
dukungan, motivasi, semangat doa dan bantuan selama saya kuliah dan
penyusunan skripsi. Terima kasih sudah menjadi teman yang baik selama
kuliah.
20. Buat teman KKT-118 Wongkai Satu. Terima kasih buat kebersamaan,
serta kerjasamanya selama KKT, motivasi, semangat dan doanya. Semoga
bisa bersenda gurau kembali.
21. Buat Ce Chensie Sondakh dan Valencia Kamasi yang sudah banyak
memberikan dukungan, semangat, bantuan dan doa kepada penulis untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini.
22. Buat SFAM yang selalu memberikan bantuan, motivasi semangat dan doa
meskipun ada beberapa anggota yang tidak berada di Manado
23. Buat Kim dan keluarga yang sudah banyak sekali membantu dalam proses
penyusunan skripsi
24. Joshua Hopvhyno Immannuel yang selalu mendukung, memotivasi,
mendoakan dan memberikan banyak bantuan serta selalu sabar dalam
mendengar semua keluh kesa saya selama menyusun skripsi. Dan juga
selalu ada disaat suka maupun duka. Love you.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena itu setiap
saran dan kritik yang sifatnya membangun dapat diterima untuk perbaikan skripsi
ini.
Manado, Juli 2019

Jezhica S.M. Lengkey

x
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI.........................................................iii
MOTTO..................................................................................................................iv
HALAMAN PERUNTUKAN.................................................................................v
RIWAYAT HIDUP................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................12
BAB II....................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................13
2.1 Konsep Akuntansi...................................................................................13
2.1.1 Akuntansi.........................................................................................13
2.1.2 Akuntansi Pemerintahan..................................................................15
2.1.3 Akuntabilitas dan Transparansi........................................................16
2.1.4 Pengawasan Keuangan.....................................................................17
2.1.5 Sistem Informasi Manajemen Daerah..............................................21
2.1.6 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah...........................................25
2.1.7 Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah..................28
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu....................................................................31

xi
2.3 Pengembangan Hipotesis........................................................................39
2.3.1 Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah
Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah................39
2.3.2 Pengaruh Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah........................................................................40
2.3.3 Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah dan
Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah..........................................................................................41
2.4 Kerangka Konseptual Pemikiran.............................................................44
BAB III..................................................................................................................45
METODE PENELITIAN.......................................................................................45
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................45
3.2 Populasi dan Sampel...............................................................................45
3.3 Metode Sampling....................................................................................46
3.4 Jenis, Definisi, dan Pengukuran Variabel...............................................48
3.4.1 Jenis Variabel...................................................................................48
3.4.2 Definisi Operasional Variabel..........................................................48
3.4.3 Pengukuran Variabel........................................................................50
3.5 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data.......................................52
3.5.1 Jenis Data.........................................................................................52
3.5.2 Sumber Data.....................................................................................52
3.5.3 Metode Pengumpulan Data..............................................................53
3.6 Metode dan Proses Analisis....................................................................53
3.6.1 Metode Analisis...............................................................................53
3.6.2 Proses Analisis.................................................................................54
BAB IV..................................................................................................................60
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................60
4.1 Hasil Deskripsi Data................................................................................60
4.2 Hasil Uji Kualitas Data............................................................................62
4.2.1 Uji Validitas.....................................................................................62
4.2.2 Uji Reliabilitas.................................................................................63
4.2.3 Asumsi Klasik..................................................................................64
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis.......................................................................67

xii
4.4 Pembahasan.............................................................................................71
4.4.1 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah Terhadap Nilai
Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.........................................71
4.4.2 Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah..........................................................................................73
4.4.3 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daaerah Dan
Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah..........................................................................................76
BAB V....................................................................................................................78
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................78
5.1 Kesimpulan..............................................................................................78
5.2 Saran........................................................................................................78
Daftar Pustaka........................................................................................................80

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan untuk Kota Manado....9


Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu.............................................................................32
Tabel 3. 1 Rincian Sampel.....................................................................................45
Tabel 3. 2 Skala Likert...........................................................................................51
Tabel 3. 3 Instrumen Penelitian.............................................................................51
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................60
Tabel 4. 2 Gambaran Latar Belakang Pendidikan Responden...............................61
Tabel 4. 3 Gambaran Jabatan Responden..............................................................61
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Sistem Informasi Manajemen Daerah....................62
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Pengawasan Keuangan...........................................62
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah....................................................................................................................63
Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas.............................................................................64
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Normalitas..................................................................65
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Multikolinearitas.........................................................66
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas...................................................67
Tabel 4. 11 Hasil Uji-t (Uji Parsial).......................................................................68
Tabel 4. 12 Hasil Uji F (Uji Simultan)...................................................................69
Tabel 4. 13 Hasil Regresi Linear Berganda...........................................................70
Tabel 4. 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi.........................................................71

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual Pemikiran Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi


Manajemen Daerah Dan Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah..........................................................................................44

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Data

Lampiran 3 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

Lampiran 4 Pengawasan Keuangan

Lampiran 5 Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Lampiran 6 Uji Normalitas

Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 8 Analisis Regresi Linear Berganda

Lampiran 9 Tabel r Product Moment

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat saat ini dan pendapatan

nasional yang semakin meningkat dilihat dari perkembangan dan kemajuan kita

pada negara lain. Yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekohnomi saat ini

adalah ekonomi makro. Salah satu contoh pertumbuhan ekonomi yang terjadi

sekarang dapat dilihat dari permintaan domestik yang masih menjadi penopang

utama kinerja perekonomian.

Tata kelola pemerintahan yang baik adalah sebuah bentuk keberhasilan

dalam menjalankan tugas untuk membangun negara sesuai tujuan yang telah

direncanakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatkanya perhatian

masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah terutama dalam hal pelaksaan

ekonomi negara. Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus mampu

menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat

waktu, dan dapat dipercaya sehingga dituntut untuk memiliki sistem informasi

yang handal.

Akuntansi Keuangan (Pemerintahan) Daerah di Indonesia merupakan

salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar

dari berbagai pihak semenjak reformasi tahun 1998. Di sisi lain tuntutan

transparansi dalam sistem pemerintah semakin meningkat pada era reformasi saat

ini, tidak terkecuali transparansi dalam pengelolaan keuangan Pemda. Pemda

diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban yang menggunakan sistem

1
2

akuntansi yang diatur oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Undang – Undang dan

Peraturan Pemerintah yang bersifat mengikat seluruh Pemda (Lalombombuida,

Tinangon dan Wokas, 2014).

Pelaporan keuangan pemerintah pusat dan daerah harus mengacu pada

standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010. Standar Akuntansi Pemerintah merupakan prinsip-prinsip akuntasi

yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Dengan demikian, Standar Akuntansi Pemerintah merupakan persyaratan yang

mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan

keuangan pemerintahan di Indonesia.

Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan Standar Akuntasi

Pemerintah berbasis akrual yang terdapat dalam Permendagri Nomor 64 Tahun

2013 tentang penerapan standar akuntasi berbasis akrual pada pemerintah daerah,

dimaksudkan untuk memberikan manfaat lebih baik bagi para pengguna laporan

keuangan pemerintah maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah dengan

biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Akuntabilitas

juga merupakan perwujudkan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik (Halim, 2012). Salah

satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelanggaraan pemerintahan yang di

atur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan


3

upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah adalah dengan menyampaikan

laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan pemerintah kemudian disampaikan kepada DPD/DPRD

dan masyarakat umum setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan

Pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang harus dilakukan berdasarkan tata

kelola kepemerintahan yang baik (good governance government) yaitu

pengelolaan keuangan yang dilakukan secara transparan dan akuntabel yang

memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk dapat mengakses informasi

tentang hasil yang dicapai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Peneliti

menyadari bahwa ada banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam

laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota

Manado sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi

tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai.

Informasi yang bermanfaat bagi para pemakai adalah informasi yang

mempunyai nilai. Informasi akan bermanfaat apabila informasi tersebut dapat

mendukung pengambilan keputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai.

Informasi juga akan bermanfaat kalau pemakai mempercayai informasi tersebut.

Menurut Sinarwati (2015) pemakai akan mempercayai laporan keuangan jika

informasi tersebut dipahami, tidak menyesatkan dan bermanfaat bagi pemakai.

Indriasih dan Dewi (2014) mengatakan bahwa informasi memiliki

karakteristik kualitas: akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap. Akurat adalah

informasi yang akan mencerminkan situasi aktual. Tepat waktu adalah informasi
4

akan tersedia atau ada setiap kali informasi dibutuhkan. Informasi yang relevan

adalah informasi yang akan diberikan sebagai persyaratan. Lengkap adalah

informasinya akan diberikan penuh.

Pengawasan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun

2010 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

menyebutkan bahwa pengawasan merupakan proses yang ditujukan untuk

menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penggunaan sistem informasi manajemen daerah juga mempengaharui

nilai informasi laporan keuangan. Perkembangan dalam akuntansi teknologi

informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki dampak nyata dalam

pemrosesan data dari sistem manual ke sistem komputer dan munculnya

perangkat lunak untuk akuntansi itu akan membuatnya lebih mudah untuk

membuat laporan keuangan (Muda dan Erlina, 2017). Salah satu bentuk

pemanfaatan teknologi informasi direalisasikan dalam bentuk sistem informasi

terkomputerisasi yang disebut Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711) dinyatakan bahwa “Pemanfaatan

mengandung arti, proses, cara, perbuatan memanfaatkan.” Menurut Handoko yang

dikutip oleh Handayani (2007, 28) bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan

pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi:


5

1. Kebutuhan, Yang dimaksud kebutuhan dalam pernyataan ini adalah

kebutuhan informasi.

2. Motif, Motif merupakan suatu yang meliputi semua penggerak, alasan

atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat, Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Faktor eksternal meliputi:

1. Kelengkapan koleksi, Banyaknya koleksi yang dapat dimanfaatkan

informasinya oleh pengguna.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, Keterampilan

pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan

dan ketepatan mereka memberi layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

Adapun karakteristik kualitatif nilai informasi laporan keuangan

pemerintah yang merupakan prasyarat normatif sebagaimana disebutkan dalam

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan (Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010) antara lain : Relevan, Andal, Dapat dibandingkan, dan Dapat

dipahami.

Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan

oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Apabila tidak sesuai dengan

perundang-undangan, maka akan menimbulkan permasalahan. Sebagai contoh,

seperti dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.


6

- Tahun 2013, BPK telah memeriksa 597 objek pemeriksaan di

lingkungan Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,

BLU dan badan lainnya. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, sebanyak

519 merupakan objek pemeriksaan keuangan, 9 objek pemeriksaan

kinerja, dan 69 objek PDTT (IHPS, 2013: 23).

Pada Semester I Tahun 2013, BPK memberikan opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP) atas LKPP Tahun 2012 atau sama dengan opini

Tahun 2011, 2010, dan 2009. Sebelum Tahun 2009, selama lima tahun

berturut-turut BPK memberikan opini 25 Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2013 Buku I IHPS Tidak Memberikan Pendapat (TMP)

atau disclaimer opinion atas LKPP. Opini WDP diberikan terhadap

LKPP Tahun 2012 karena BPK masih menemukan

permasalahanpermasalahan yang merupakan bagian dari kelemahan

pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan

perundang-undangan (IHPS, 2013: 24)

- Tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan keuangan Tahun 2013 atas

LKPP, 86 LKKL, 456 LKPD, dan 13 LK badan lainnya. Selain itu,

BPK juga melakukan pemeriksaan atas LKPD Kabupaten Kepulauan

Aru Tahun Anggaran (TA) 2012 serta LK Perum Produksi Film

Negara TA 2011 dan 2012. BPK memberikan opini WDP atas LKPP

Tahun 2013. Sedangkan terhadap 86 LKKL, BPK memberikan opini

WTP atas 64 LKKL, opini WDP atas 19 LKKL, dan opini TMP atas 3

LKKL. Terhadap 456 LKPD Tahun 2013, BPK memberikan opini


7

WTP atas 153 LKPD, opini WDP atas 276 LKPD, opini TW atas 9

LKPD, dan opini TMP atas 18 LKPD. Terhadap LK Kabupaten

Kepulauan Aru Tahun 2012 BPK memberikan opini TMP. Terhadap

Badan Lainnya Tahun 2013, BPK memberikan opini WTP untuk LK

BI, OJK, SKK Migas, dan 6 LK Pinjaman Luar Negeri. BPK

memberikan opini WDP untuk 3 LK Pinjaman Luar Negeri dan LK

Perum PFN Tahun 2011 dan 2012, serta TMP untuk LK LPS Tahun

2013. Rincian opini pemeriksaan keuangan (IHPS, 2014: 7).

- Tahun 2015, dinyatakan bahwa dalam 504 LKPD yang diperiksa, BPK

hanya memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas 251

LKPD dari 504 LKPD atau sebesar 49,80%. Namun, capaian LKPD

ini masih di bawah target RPJMN 2010-2014 yang telah menetapkan

opini WTP atau seluruh LKPD pada tahun 2014 (IHPS, 2015: 69).

Hasil pemeriksaan atas 504 LKPD tahun 2014 mengungkapkan 5.978

permasalahan SPI. Permasalahan SPI tersebut meliputi 2.222 (37,17%)

kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, 2.598

(43,46%) kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja, dan 1.158 (19,37%) kelemahan struktur

sistem pengendalian intern (IHPS, 2015: 76). Hasil pemeriksaan atas

504 LKPD tahun 2014 juga mengungkapkan 5.993 permasalahan

ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dari permasalahan ketidakpatuhan tersebut, sebanyak 3.638

permasalahan berdampak finansial yang meliputi 2.442 (40.41%)


8

/kerugian daerah, 324 (5,41%) potensi kerugian daerah, 892 (14,88%)

kekurangan penerimaan, dan 2.355 (39,30%) kelemahan administrasi.

(IHPS, 2015: 80).

- Tahun 2016, BPK memeriksa 533 (98%) Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) 2015 dari 542 pemerintah daerah (pemda)

yang wajib menyusun laporan keuangan (LK) 2015. Sedangkan 9

pemda lainnya terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yaitu Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Pidie di Aceh, Pemkab Humbang Hasundutan, Pemkab

Labuhanbatu, Pemkab Mandailing Natal, Pemkab Nias Utara,

Pemerintah Kota (Pemkot) Sibolga, dan Pemkot Tanjungbalai di

Sumatera Utara, Pemkab Rokan Hulu di Riau dan Pemkab Lembata di

Nusa Tenggara Timur. Dari 533 LKPD yang telah diperiksa pada

semester I tahun 2016, terdapat 3 pemda pemekaran, yang baru

pertama kali menyusun LKPD Tahun 2015. Daerah pemekaran itu

adalah Pemkab Buton Selatan, Pemkab Buton Tengah, dan Pemkab

Muna Barat pada Provinsi Sulawesi Tenggara (IHPS, 2016: 78).

Kenaikan opini dari tahun sebelumnya terjadi pada seluruh level

pemerintahan. Pada pemerintah provinsi, opini WTP bertambah dari

26 LKPD menjadi 29 LKPD. Begitupula untuk pemerintah kabupaten

yang bertambah dari 170 LKPD menjadi 223 LKPD, juga pada

pemerintah kota dari 56 LKPD menjadi 60 LKPD. Kenaikan opini dari

WDP menjadi WTP pada 84 LKPD dan dari TW/TMP menjadi WDP
9

pada 17 LKPD disebabkan karena pemda telah menindaklanjuti hasil

pemeriksaan BPK tahun 2014 dengan melakukan perbaikan atas

kelemahan sistem pengendalian intern maupun ketidakpatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan sehingga akunakun disajikan

dan diungkapkan sesuai dengan SAP (IHPS, 2016 :80-81).

- Tahun 2017, BPK memeriksa 537 (99%) Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2016 dari 542 pemda yang wajib

menyusun laporan keuangan (LK) tahun 2016. Sedangkan 5 pemda

lainnya terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan, yaitu Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Aceh Singkil, Pemkab Aceh Tenggara, Pemkab Pidie,

Pemkab Pidie Jaya, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Lhokseumawe di

wilayah Provinsi Aceh. Pemeriksaan atas LKPD Tahun 2016 meliputi

Neraca per 31 Desember 2016, Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), Laporan

Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), dan Laporan Perubahan

Ekuitas (LPE) untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) (IHPS, 2017:78).

Hasil pemeriksaan BPK atas 537 LKPD Tahun 2016, mengungkapkan

opini WTP atas 375 (70%) LKPD, opini Wajar Dengan Pengecualian

(WDP) atas 139 (26%) LKPD, dan opini Tidak Menyatakan Pendapat

(TMP) atas 23 (4%) LKPD seperti terlihat dalam Grafik 2.1.

Berdasarkan tingkat pemerintahan, opini WTP dicapai oleh 31 dari 34


10

pemerintah provinsi (91%), 272 dari 415 pemerintah kabupaten (66%),

dan 72 dari 93 pemerintah kota (77%). Capaian opini tersebut telah

melampaui target kinerja keuangan daerah bidang penguatan tata

kelola pemerintah daerah/ program peningkatan kapasitas keuangan

pemerintah daerah yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 masing-

masing sebesar 85%, 60%, dan 65% di tahun 2019 (IHPS, 2017: 79).

Tabel 1. 1
Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan untuk Kota Manado

No Entitas Pemerintah Opini Opini Opini Opini Opini


Daerah Tahun Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun Tahun
2011 2014 2015
1 Prov. Sulawesi Utara
LKPD 16 16 16 16 16
1 403 Kota 1 TW 1 WDP 1 WDP 1 WTP 1 WTP
Manado DPP

Berdasarkan contoh diatas, dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan

yang dihasilkan oleh pemerintah daerah masih belum memenuhi kriteria nilai

informasi yang disyaratkan. Mengingat bahwa pentingnya nilai informasi dalam

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah pemanfaatan

sistem informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan dapat

mempengaruhi nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Hal pertama yang mungkin mempengaruhi nilai informasi laporan

keuangan pemerintah daerah adalah pemanfaatan sistem informasi manajemen

daerah. Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan


11

dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan

kemampuan mengelola keuangan daerah dan menyalurkan Informasi Keuangan

Daerah (IKD) kepada pelayanan publik. Dengan kemajuan teknologi informasi

yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka

peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola dan mendayagunakan

informasi keuangan daerah secara cepat dan akurat. Kewajiban pemanfaatan

teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

Daerah.

Hal kedua yang mungkin memiliki pengaruh terhadap nilai informasi

laporan keuangan pemerintah daerah adalah pengawasan keuangan. Untuk

menyajikan informasi keuangan yang handal kepada para pemakai agar sesuai

dengan rencana yang ditetapkan diperlukan media tertentu yang dipandang

relevan yaitu pengawasan keuangan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2011, yang dimaksud dengan

pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar

pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan terhadap sistem

pengendalian internal diarahkan antara lain untuk mendapatkan keyakinan yang

wajar terhadap efektivitas dan efisiensi organisasi, keandalan pelaporan keuangan,

dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk mewujudkan

integrasi kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka


12

pembinaaan Aparat Pengawas Intern Pemerintah harus dilakukan secara terus-

menerus. Disamping itu, diperlukan perubahan pola pikir (mind set) Aparat

Pengawas Intern Pemerintah sebagai pemberi peringatan dini (early warning)

terhadap temuan pelanggaran atau penyimpangan yang berindikasi korupsi,

kolusi, dan nepotisme.

Berdasarkan kasus yang telah diuraikan diatas maka dapat di ambil

kesimpulan bahwa jika system informasi manajemen daerah dan pengawasan

keuangan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan pengaturan menteri dalam

negeri tentang pengawasan keuangan maka akan menghasilkan nilai informasi

laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dipahami dan dapat dibandingkan.

Karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis mengenai pemanfaatan sistem

informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan terhadap nilai informasi

laporan keuangan pemerintah daerah. Sehingga, peneliti memberikan judul pada

penelitian ini: “Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah dan

Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah”. Penelitian juga akan dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

yang ada di Lingkungan Kantor Walikota Manado.

Adapun perbedaan dalam penelitian terdahulu yang diangkat oleh

Hertanto, Domai dan Amin (2016) tentang Penerapan Sistem Informasi

Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan Terhadap

1.2 Perumusan Masalah


13

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah berpengaruh

terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah?

2. Apakah pengawasan keuangan berpengaruh terhadap nilai informasi

laporan keuangan pemerintah daerah?

3. Apakah pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah dan

pengawasan keuangan berpengaruh terhadap nilai informasi laporan

keuangan pemerintah daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah “Untuk menganalisis pengaruh pemanfaatan sistem

informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan terhadap nilai informasi

laporan keuangan pemerintah daerah”.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

a. Bagi Pemerintah Daerah, dapat sebagai dasar dan acuan bagi pihak-

pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah khususnya

bagian akuntansi agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi

akuntansi dengan baik yang akhirnya bermuara pada dihasilkannya

laporan keuangan pemerintah daerah yang tepat waktu sekaligus

memberikan masukan yang berguna agar dapat menyajikan laporan


14

keuangan yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Bagi Penulis, diharapkan dapat lebih memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai informasi keuangan pemerintah daerah. Serta

menambah wawasan penulis dalam bidang sektor publik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Akuntansi

2.1.1 Akuntansi

Ada terdapat bermacam-macam pengertian yang telah dikemukakan, tapi

dari sekian pendapat yang ada kesemuanya intinya adalah sama. Adapun pendapat

diantaranya sebagai berikut :

1. Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang yaitu definisi dari

sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya. Dari

sudut pandang pemakai akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu

disiplin ilmu yang menyediakan informasi berupa pelaporan keuangan

yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan (Pujiyanti dan Ferra, 2015: 19).

2. Akuntansi dibagi secara luas menjadi dua kategori akuntansi kas dan

akuntansi akrual. Akuntansi kas mencatat transaksi setelah uang diterima

atau dibayar sedangkan akrual akuntansi mencatat transaksi, kejadian dan

kondisi pada saat terjadi terlepas dari arus kas (Dissanayake dan Chen

2015).

3. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengiktisaran dan

pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis

dari segi isi dan berdasarkan standar yang diakui umum. Oleh karena itu,

pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui posisi

keuangan perusahaan serta hasil operasi pada setiap waktu yang

13
14

diperlukan, sehingga dapat mengambil keputusan maupun pemilihan dari

berbagai tindakan alternative dibidang ekonomi (Bahri dan Syaiful, 2016:

2).

4. Akuntansi oleh Amerika Institute of Certified Public Accountants

(AICPA) akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah

menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat dari

kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan-keputusan dalam memilih alternative-alternatif dari suatu

keadaan atau dapat dikatakan akuntansi adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan penyajian secara sistematis dari transaksi-

transaksi keuangan suatu badan usaha, serta penafsiran terhadap hasilnya

(Priyati dan Novi, 2016: 1).

5. Pengertian akuntansi (accounting) berasal dari kata bahasa inggris to

account, yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

Akuntansi yang paling banyak digunakan secara luas dapat didefinisikan

sebagai berikut: akuntansi adalah proses pengidentifikasikan, pengukuran,

pencatatan dan pelaporan informasi ekonomi yang berupa laporan

keuangan (Badriyah dan Hurriyah, 2015: 15).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses

pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi

sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan

berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut.


15

2.1.2 Akuntansi Pemerintahan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

tentang SAP, akuntansi pemerintahan adalah proses identifikasi, pencatatan,

pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Akuntansi pemerintahan

mengkhususnya dalam pencatatan dan pelaporan transaksi yang terjadi di badan

pemerintah. Akuntansi pemerintahan menyediakan laporan akuntansi tentang

aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara (Deddy dan Nordiawan,

2014: 4).

Akuntan publik adalah cabang ilmu akuntansi dengan tujuan untuk

mendaftarkan, mengendalikan, menafsirkan dan menginformasikan fenomena

yang mempengaruhi anggaran, situasi keuangan dan patrimonial administrasi

langsung dan tidak langsung dari entitas publik, apakah mereka dari serikat,

negara bagian, pemerintah kota dan distrik federal (Benedicto, Pereira dan

Ribeiro, 2013).

Perbedaannya terletak pada jenis transaksi yang dicatat dan

penggunaannya. Pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang

memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah, antara

lain: (Halim, 2012: 6).

1. DPRD adalah badan yang memberikan otorisasi kepada pemerintah daerah

untuk mengelola keuangan daerah.

2. Badan Pengawas Keuangan adalah badan yang melakukan pengawasan

atas pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah.


16

Yang termasuk dalam badan ini adalah : Inspektorat Jenderal dan Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK).

3. Investor, Kreditor, dan Donatur adalah badan atau organisasi baik

pemerintahan lembaga keuangan, maupun lainnya baik dari dalam negeri

maupun luar negeri yang menyediakan sumber keuangan bagi pemerintah

daerah.

4. Analis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah adalah pihak-pihak

yang menaruh perhatian atas aktivitas yang dilakukan pemerintah daerah,

seperti : lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi beserta

akademisinya), ilmuwan, peneliti, konsultan, LSM, dan lain-lain.

5. Rakyat adalah kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada

aktivitas pemerintah khususnya yang menerima pelayanan pemerintah

daerah atau yang menerima produk dan jasa pemerintah daerah.

6. Pemerintah Pusat memerlukan laporan keuangan pemerintah daerah untuk

menilai pertanggungjawaban gubernur sebagai wakil pemerintah.

7. Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, atau Kota) lain saling

berkepentingan secara ekonomi.

2.1.3 Akuntabilitas dan Transparansi

Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dengan menciptakan

pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah

sehingga mengurangi penumpukan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi

saling mengawasi (check and balances system). Akuntabilitas dalam instansi

pemerintah adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau


17

menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang atau badan hukum

atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau

berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban (Halim,

2012: 83).

Sedangkan yang dimaksud dengan transparansi yaitu informasi keuangan

daerah harus mampu menyajikan dan menyediakan informasi yang terbuka serta

mudah diakses dan dipahami oleh semua pihak sesuai peraturan perundangan

yang berlaku. Sedangkan akuntabel yaitu pengelolaan keuangan daerah yang

tercermin dalam laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Annisa (2014), transparansi diperlukan agar demikian masyarakat umum

dan komunitas bisnis dapat mengawasi pelaksanaan negara secara obyektif.

Apalagi prinsip dasar pertanggungjawaban berisi unsur penjelasan di dalam fungsi

organisasi dan bagaimana mengatasinya mereka. Untuk itu, setiap pejabat negara

harus melakukannya menjalankan tugasnya dengan jujur dan terukur sesuai

dengan hukum dan peraturan dan untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan

Salah satu kepala sekolah pedoman pelaksanaan akuntabilitas adalah laporan

pertanggungjawaban diserahkan secara teratur sesuai dengan peraturan.

2.1.4 Pengawasan Keuangan

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan apakah

telah terjadi suatu penyimpangan serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya organisasi atau pemerintahan

telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan

pemerintahan (Sinarwati, 2015). Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64


18

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat

Provinsi dan Kabupaten/Kota pengawas intern pemerintah daerah dilakukan oleh

inspektorat yang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintah di daerah, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan urusan desa. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut inspektorat mempunyai fungsi yaitu :

1. Perencanaan program pengawasan.

2. Perumusan kebijakan dam fasilitas pengawasan.

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan

Pengawasan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun

2010 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

menyebutkan bahwa pengawasan merupakan proses yang ditujukan untuk

menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan merupakan upaya yang

sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang

sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan

standar yang telah ditentukan, dan untuk menhindari kemungkinan adanya

penyelewengan atau penyimpangan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya

pengawasan dapat digunakan untuk perbaikan yang diperlukan untuk menjamin

bahwa sumber daya digunakan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan

organisasi atau pemerintahan.

Menurut Puspaningsih (2013) terdapat jenis-jenis pengawasan yang dapat

dilakukan oleh pemerintah antara lain sebagai berikut:


19

a. Pengawasan intern, dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam

lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan intern dapat

dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan

melekat (built in control), atau pengawasan yang dilakukan secara rutin

oleh Inspektorat Jendral pada setiap kementrian dan Inspektorat

Wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan

menempatkannya di bawah Pengawasan Kementrian Dalam Negeri.

b. Pengawasan ektern, pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan

yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini, di

Indonesia adalah BPK yang merupakan lembaga tinggi negara yang

terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan

tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat

pengawasan intern pemerintah.

c. Pengawasan preventif, pengawasan yang yang dilakukan terhadap suatu

kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah

terjadinya penyimpangan. Pengawasan preventif ini dilakukan

pemerintah dengan makhsud untuk menghadiri adanya penyimpangan

pelaksanaan keuangan negara/daerah yang akan membebankan dan

merugikan negara/daerah lebih besar. Pengawasan preventif akan lebih

bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung,

sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi

lebih awal.
20

d. Pengawasan represif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu

kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan ini umumnya

dilakukan pada akhir tahun anggaran, dimana anggaran yang telah

ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Selanjutnya, dilakukan

pemeriksaan dan pengawasan untuk mengetahui kemungkinan

terjadinya penyimpangan.

Ruang lingkup pengelolaan keuangan daerah yang harus menjadi perhatian

untuk pengawasan dalam pelaksanaannya :

a. Asas umum pengelolaan keuangan daerah,

b. Pejabat-pejabat yang mengelola keuangan daerah

c. Struktur APBD

d. Penyusunan RKPD, KUA, dan RKASKPD

e. Penyusunan dan penetapan APBD

f. Pelaksanaan dan perubahan APBD

g. Penatausahaan keuangan daerah

h. Pertanggungjawaban pengelolaan APBD

i. Pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD

j. Pengelolaan kas umum Negara

k. Pengelolaan piutang daerah

l. Pengelolaan investasi daerah

m. Pengelolaan barang milik Negara

n. Pengelolaandana cadangan

o. Pengelolaan utang daerah


21

p. Pembinaan Pengelolaan keuangan daerah

q. Penyelesaian kerugian daerah

r. Pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah

s. Pengaturan Pengelolaan keuangan daerah.

2.1.5 Sistem Informasi Manajemen Daerah

Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi direalisasikan dalam

bentuk sistem informasi terkomputerisasi yang disebut Sistem Informasi

Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan. SIMDA Keuangan dirancang oleh

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan suatu

sistem informasi yang dibangun, dikembangkan dan digunakan untuk melakukan

proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis

kinerja. BPKP sesuai dengan fungsinya sebagai internal auditor dan sebagai

pengemban amanat Pembina penyelenggara Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 mengembangkan Program

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menyediakan data base mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik dari

aspek keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur daerah maupun

pelayanan publik yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja instansi

pemerintah daerah.

2. Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada

manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai

bahan untuk mengambil keputusan.


22

3. Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai penguasaan dan

pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik.

4. Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Sejak diterapkannya Aplikasi SIMDA Keuangan.

Aplikasi SIMDA Keuangan mengalami tiga tahap perubahan yaitu:

1) SIMDA Ver. 1.0 Aplikasi SIMDA Ver. 1.0 ini merupakan sistem

pengelolaan keuangan yang pertama kali dikembangkan oleh

BPKP, yaitu pada tahun 2003. Aplikasi ini dikembangkan mengacu

pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002

mengenai pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan

pengawasan keuangan daerah serta tata cara penyusunan anggaran

pendapatan dan belanja daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan

daerah dan penyusunan perhitungan anggaran dan belanja daerah,

dan draft sistem akuntansi pemerintah yang sedang tahap

pengembangan saat itu. Sistem ini dipakai sampai dengan tahun

2004 dan berhasil Aplikasi SIMDA Ver. 1.0 ini merupakan sistem

pengelolaan keuangan yang pertama kali dikembangkan oleh

BPKP, yaitu pada tahun 2003.

2) SIMDA Ver. 2.0 Aplikasi SIMDA Ver. 2.0 merupakan

penyempurnaan dari versi sebelumnya akibat adanya perubahan

dan penambahan acuan peraturan yang mendasarinya, yaitu

Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No. 29 Tahun

2002, Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 mengenai Standar


23

Akuntansi Pemerintah, dan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun

2005 mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah. Sistem ini mulai

aplikasikan sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang. Sistem ini

berhasil diimplementasikan di 28 pemerintahan daerah.

3) SIMDA Ver. 2.1 SIMDA Ver. 2.1 sendiri merupakan sistem

informasi versi paling update yang telah berhasil dikembangkan

oleh BPKP akibat adanya perubahan acuan peraturan pengelolaan

keuangan daerah, yaitu Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010,

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah

No. 8 Tahun 2006 mengenai Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) No. 13 Tahun 2006 mengenai Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah. Sistem ini mulai mulai diaplikasikan sejak

tahun 2006 dan sampai sekarang masih digunakan dengan

beberapa penyempurnaan, misalnya dengan adanya perubahan

ketentuan pedoman pengelolaan keuangan daerah melalui

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 59 Tahun

2007 mengenai Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 13 Tahun 2006.

Sejauh ini dampak dari perubahan aplikasi SIMDA Keuangan yaitu

pegawai yang instansi/ kantornya sudah menerapkan Aplikasi SIMDA Keuangan

harus menyesuaikan diri kembali terhadap perubahan aplikasi tersebut. Hal ini

yang membuat pegawai lebih memilih untuk membuat laporan keuangan secara
24

manual karna belum terbiasa menggunakan aplikasi tersebut. Program aplikasi ini

digunakan untuk pengelolaan keuangan daerah secara terintegrasi, terdiri dari

penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan pelaporannya.

Aplikasi ini biasa digunakan oleh Bendahara Penerimaan, Bendahara

Pengeluaran serta pegawai yang berhubungan dengan pelaporan keuangan.

Adapun output yang dihasilkan aplikasi ini antara lain:

1) Penganggaran Rencana Kerja Anggaran (RKA), Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) dan Rancangan Penjabaran

APBD, APBD dan Penjabaran APBD beserta perubahannya, Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA).

2) Penatausahaan Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan

Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat

Pertanggungjawaban (SPJ), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat

Tanda Setoran (STS), beserta register- register, dan formulir-formulir

pengendalian anggaran lainya.

3) Akuntansi dan Pelaporan Jurnal, Buku Besar, Buku Pembantu, Laporan

Keuangan (Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Neraca),

Perda Pertanggungjawaban dan penjabarannya.

SIMDA Keuangan juga berlandaskan pada Permendagri No.55 Tahun

2008 tentang Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Bendahara Serta Penyampaiannya dan juga berdasar pada Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 yaitu tentang Penatausahaan dan

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya.


25

Dengan pertimbangan bahwa pemerintah merasa perlu adanya pengelolaan

keuangan denganberlandaskan pada penyelenggaraan informasi yang seluas-

luasnya, hal ini seperti tercantum dalam pasal 4 ayat 3 pada peraturan tersebut.

(Zuliatun 2017).

2.1.6 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Di Indonesia, laporan keuangan pokok yang harus dibuat oleh pemerintah

sebagaimana tercantum dalam pasal 30 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara meliputi: Laporan Realisasi APBN/APBD, Neraca, Laporan Arus Kas,

Catatan atas Laporan Keuangan, dan Lampiran laporan keuangan perusahaan

negara/daerah. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah disajikan dalam PP Nomor

71 tahun 2010 merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.71 Tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran menyajikan

ikhtisar sumber, alokasi dan pemakian sumber daya ekonomi yang

dikelola oleh pemerintah pusat atau daerah, yang menggambarkan

perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode

pelaporan.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Laporan perubahan saldo

anggaran lebih untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo

anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan

harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat


26

dalam laporan perubahan saldo anggaran lebih dalam catatan atas

laporan keuangan.

c. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas mengenai

aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

d. Laporan Operasional Laporan operasional menyediakan untuk informasi

mengenai seluruh kegiatan opersional keuangan entitas pelaporan

beban, dan surplus/ defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang

penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

e. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi kas

sehubungan dengan aktivitas operasional, invensari, aset non keuangan,

pembiayaan, dan transaksi non anggran yang menggambarkan saldo

awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pusat

atau daerah selama periode tertentu.

f. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan

informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan

dibandingkan pada tahun sebelumnya.

g. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi

penjelasan naratif atau rincian dari angka tertera dalam laporan realisasi

anggaran, neraca dan alporan arus kas. Laporan keuangan merupakan

rincian dari masing-masing akun transaksi yang saling berhubungan

antara akun yang satu dengan yang lain.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai

posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi,
27

dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para

pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber

daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk

menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk

menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan

dengan:

a) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

b) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

c) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi;

d) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya;

e) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

f) menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk

membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

g) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan

entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan hasil proses akuntansi

yang diperuntukan sebagai sarana transfer informasi keuangan terutama kepada

lingkungan luar organisasi(eksternal). Sedangkan berdasar pada Peraturan Menteri


28

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, dalam ketentuan umumnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

keuangan daerah merupakan bagian dari seluruh hak ataupun kewajiban daerah

dalam urusan penyelenggaraan pemerintahnya yang dinilai dengan uang

maupunsemua bentuk kekayaan yang berkaitan terhadap semua hak maupun

kewajiban daerah tersebut (Zuliatun, 2017).

2.1.7 Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Agar manfaat dan tujuan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah

dapat dipenuhi maka informasi yang disajikan harus merupakan informasi yang

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Pemakai

akan mempercayai laporan keuangan jika informasi tersebut dipahami, tidak

menyesatkan dan bermanfaat bagi pemakai (Sinarwati, 2015). Karakteristik

kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu

diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah antara lain

(Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010) :

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di

dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi

masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa

lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat


29

dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan

memiliki unsur-unsur berikut :

a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang

akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c) Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

d) Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap

mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan

kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan

dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut

dapat dicegah.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan

dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat

diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya


30

tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial

dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: (a)

Penyajian Jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan. (b) Dapat Diverifikasi (verifiability) Informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian

dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap

menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. (c) Netralitas Informasi

diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak

tertentu.

3. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau

laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat

dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat

dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari

tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas

yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila

entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada

kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut

diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.


31

4. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi

yang dimaksud.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Pada tabel 2.1 terdapat penelitian yang membahas tentang laporan keuangan

pemerintah daerah. Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian yang sudah

dilakukan penulis dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu

Nama
Metode
No. peneliti/ Judul Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tahun

1. Pujiswara Pengaruh Pemanfaatan Untuk mengetahui Kuantitatif Pemanfaatan sistem informasi Nilai Objek
dan Sistem Informasi pengaruh pemanfaatan akuntansi keuangan daerah dan informasi penelitian
Heranati Akuntansi Keuangan sistem informasi pengawasan keuangan daerah pelaporan
(2014) Daerah Dan akuntansi keuangan secara parsial berpengaruh positif keuangan,
Pengawasan Keuangan daerah dan pengawasan terhadap nilai informasi pelaporan metode
Daerah Terhadap Nilai keuangan daerah keuangan pemerintah daerah. penelitian,
Informasi Pelaporan terhadap nilai informasi Pemanfaatan sistem informasi permasalaha
Keuangan Dan pelaporan keuangan dan akuntansi keuangan daerah dan n yang
Akuntabilitas akuntabilitas pemerintah pengawasan keuangan daerah diteliti
Pemerintah Daerah daerah. secara simultan berpengaruh
(Studi Pada Satuan positif terhadap nilai informasi
Kerja Perangkat Daerah pelaporan keuangan pemerintah
Di Kabupaten daerah. Pemanfaatan sistem
Klungkung) informasi akuntansi keuangan
daerah dan pengawasan keuangan
daerah secara parsial berpengaruh
positif terhadap akuntabilitas
pemerintah daerah.

32
Nama
Metode
No. peneliti/ Judul Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tahun

2. Armando Pengaruh Sistem Untuk mengatahui Kausatif Sistem Pengendalian Intern Tujuan Objek, dan
(2013) Pengendalian Intern Pengaruh sistem Pemerintah berpengaruh penelitian, metode
Pemerintah Dan pengendalian intern signifikan positif terhadap nilai pengawasan penelitian
Pengawasan Keuangan pemerintah dan informasi laporan keuangan pada keuangan
Daerah Terhadap Nilai pengawasan keuangan pemerintah. Di mana semakin daerah dan
Informasi Laporan daerah terhadap nilai baik sistem pengendalian intern permasalaha
Keuangan Pemerintah informasi laporan pemerintah maka semakin baik n yang
(Studi Empiris pada keuangan pemerintah pula nilai informasi laporan diteliti.
Satuan Kerja Perangkat (Studi Empiris pada keuangan pemerintah
Daerah di Kota Satuan Kerja Perangkat
Bukittinggi) Daerah di Kota
Bukittinggi)
3. Hertanto, Penerapan Sistem Untuk mengetahui Deskriptif Hasil pengujian hipotesis Sistem Objek
Domai, Informasi Manajemen penerapan sistem menunjukkan SIMDA Keuangan informasi Penelitian
Amin Daerah (SIMDA) informasi manajemen telah terlaksana dengan baik, manajemen
(2016) Keuangan Terhadap daerah (SIMDA) namun dalam pelaksanaanya daerah dan
Efektivitas Pelaporan keuangan terhadap masih terdapat beberapa hambatan masalah
Keuangan (Studi pada efektifitas pelaporan yang sangat berpengaruh sehingga yang
Badan Pengelolaan keuangan masih belum cukup untuk diteliti.
Keuangan dan Aset dikatakan bahwa pelaksanaan
Daerah Di Kabupaten SIMDA Keuangan di Kabupaten
Blitar) Blitar telah berjalan secara efektif.

33
Nama
Metode
No. peneliti/ Judul Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tahun

4. Sinarwati, Pengaruh Kualitas Untuk mengetahui Kuantitatif Kualitas sumber daya manusia Pemanfaata Tujuan
Sujana SDM, Pemanfaatan TI pengaruh kualitas sumber berpengaruh positif dan signifikan n teknologi, penelitian,
dan dan Sistem terhadap keterandalan dan metode objek
Roshanti Pengendalian Intern daya manusia, ketepatwaktuan pelaporan penelitian penelitian.
(2014) Terhadap Nilai pemanfaatan teknologi keuangan pemerintah daerah, dan
Informasi Pelaporan informasi, dan sistem pemanfaatan teknologi informasi permasalaha
Keuangan Pemerintah pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan n yang
Daerah. terhadap nilai informasi terhadap keterandalan dan diteliti.
pelaporan keuangan ketepatwaktuan pelaporan
pemerintah daerah baik keuangan pemerintah daerah.
secara parsial Sistem pengendalian intern,
berpengaruh positif dan signifikan
maupun simultan. terhadap keterandalan dan
ketepatwaktuan pelaporan
keuangan pemerintah daerah
5. Bagia Pengaruh Sistem Untuk mengetahui Kuantitatif Sistem pengendalian intern Pengawasan Sistem
(2014) Pengendalian Intern pengaruh sistem Kasual pemerintah dan pengawasan keuangan pengendalia
Pemerintah dan pengendalian intern keuangan Daerah berpengaruh daerah dan n intern
Pengawasan Keuangan pemerintah dan positif dan signifikan terhadap nilai pemerintah
Daerah Terhadap Nilai pengawasan keuangan nilai informasi laporan keuangan informasi. an, objek
Informasi Laporan daerah terhadap nilai penelitian,
informasi

34
Nama
Metode
No. peneliti/ Judul Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tahun

keuangan Pemerintah laporan keuangan pemerintah pada SKPD di metode


Pada Satuan Kerja pemerintah. Dan untuk Kabupaten Buleleng. penelitian,
Perangkat Daerah mengetahui pengaruh laporan
(SKPD) di Kabupaten pengawasan keuangan Sistem pengendalian intern keuangan
Buleleng. daerah terhadap nilai pemerintah berpengaruh positif pemerintah
informasi laporan dan signifikan terhadap dan
keuangan pada SKPD di pengawasan keuangan daerah. permasalah
Kabupaten Buleleng an yang
diteliti.
6. Muslim The Effect Of Untuk mengetahui Kuantitatif Hasil menunjukan bahawa tes Pemanfaata Pengendali
(2017) Information pengaruh Teknologi secara bersamaan statistic n teknologi an internal,
Technology, Internal Informasi, Pengendalian menunjukan bahwa pemanfaatan sistem
Control, and Regional Internal, dan Sistem teknoligi informasi, sistem akuntansi
Accounting System On Akuntansi Daerah pemnggendalian intern dan daerah dan
The Prformance Of Terhadap Kinerja Badan pelaksanaan sistem akuntansi objek
City Governance Pemerintahan Kota keuangan regional memiliki efek penelitian
Agency Of Banda Aceh Banda Aceh, Indonesia positif yang sinifikan pada
City, Indonesia kinerja dari badan pemerintah
kota

No. Nama Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

35
peneliti/
Penelitian
Tahun

7. Muda, I. The Influence Of Untuk mengetahui Kuantitatif Secara parsial, Penggunaan Pemanfaata Sumber
dan Erlina Human Resources pengaruh Kompetensi Teknologi Informasi n teknologi daya
(2017) Competency And The Sumber Daya Manusia memiliki pengaruh positif dan dan metode manusia
Use Of Information Dan Penggunaan signifikan terhadap penelitian
Technology On The Teknologi Informasi Sistem Akuntansi Keuangan
Quality Of Local terhadap Kualitas Daerah
Government Financial Laporan Keuangan (SAKD) di kabupaten
Report With Regional Pemerintahan Lokal Labuhanbatu. Sistem Akuntansi
Accounting System As Dengan Sistem Akuntasi Keuangan Daerah
An Intervening Daerah Sebagai (SAKD) memediasi pengaruh
Intervening Penggunaan tersebut
Teknologi Informasi tidak ada
pengaruh positif dan signifikan
terhadap
Kualitas Keuangan Pemerintah
Daerah
Laporan kabupaten Labuhanbatu.

36
Nama
Metode
No. peneliti/ Judul Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tahun

8. Julita dan Analysis Of Factor Untuk mengetahui Kuantitatif Pemanfaatan teknologi informasi Kualitas Sumber
Susilatri Affecting The Quality Faktor Yang mempengaruhi kualitas Laporan Daya
(2018) Of Government Mempengaruhi Kualitas laporan keuangan Pemerintah Keuangan Manusia
Financial Report Laporan Keuangan Daerah Bengkalis. Ini berarti dan objek
Bengkalis Regency Pemerintah Kabupaten bahwa pemanfaatan teknologi penelitian
Bengkalis informasi yang lebih baik,
semakin baik
kualitas laporan keuangan
pemerintah lokal
dihasilkan.

9. Nurlis The Influence of Untuk mengetahui Kuantitatif Pemanfaatan Teknologi Informasi Pemanfaata Objek
(2017) Internal Control pengaruh Efektivitas tidak memiliki pengaruh terhadap n teknologi penelitian
Effectiveness, Pengendalian Internal, Kualitas Pelaporan Keuangan. Ini dan metode
Information Informasi menegaskan bahwa fasilitas penelitian
Pemanfaatan Teknologi teknologi informasi tidak atau
Technology Utilization dan Kompetensi Sumber belum dimanfaatkan secara
and Human Resources Daya Manusia pada PT optimal, kekurangan
Competence on Kualitas Pelaporan ketersediaan komputer yang
Keuangan Pemerintah memadai, penggunaan jaringan
Local Government
Daerah internet yang belum optimal, dan
Financial Reporting
Quality

37
Nama
Metode
No. peneliti/ Judul Tujuan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Tahun

implementasi teknologi informasi


yang membutuhkan banyak biaya.
Implementasi dari
teknologi informasi menjadi sia-
sia dan lebih mahal, dan tidak
dapat mendukung keuangan
kualitas pelaporan (dapat
diandalkan, relevan, dapat
dibandingkan, dan dapat
dimengerti).
10. Fakhri dan Factors Affecting Untuk mengetahui Kualitatif Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Objek
Ivan Information Quality of Kebijakan Sumber Daya informasi kualitas informasi yaitu laporan penelitian
(2018) Local Government Manusia dan internal sistem kontrol, teknologi keuangan
Financial Statement of Sistem Akuntansi informasi pemanfaatan, organisasi
West Bandung District, Keuangan Daerah komitmen, peran auditor internal,
West Java Province, Regional aset, eksternal. Faktor-faktor yang
Indonesia Kualitas Laporan mempengaruhi informasi kualitas
Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat laporan
keuangan bervariasi di masing-
masing Unit Kerja Regional itu
tergantung pada situasi dan
kondisi yang terjadi di setiap Unit
Kerja Regional terkait.

38
39

2.3 Pengembangan Hipotesis

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengembangan hipotesis-

hipotesis penelitian dengan dasar penelitian-penelitian terdahulu. Hipotesis adalah

pernyataan tentang sesuatu yang untuk sementara waktu dianggap benar. Selain

itu juga, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan yang akan diteliti sebagai

jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan,

teori, hubungan antar variable dan kerangka pemikiran. Terdapat tiga hipotesis

yang akan dijabarkan dalam penelitian ini.

2.3.1 Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Sistem Informasi Manejemen Daerah (SIMDA) adalah suatu aplikasi

komputer yang merupakan salah satu dari komponen Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah (SAPD) yang sediakan sebagai aplikasi pembantu Pemerintah

Daerah pada sistem akuntansinya mulai dari menyelenggarakan hingga

mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. Menurut Hertanto,

Domai dan Amin (2016) Sistem informasi manajemen ini dikembangkan guna

memudahkan kegiatan satuan kerja dalam mengelola keuangan mereka, sehingga

pada akhirnya laporan keuangan satuan kerja tersebut menjadi lebih efektif,

efisien dan ekonomis sesuai dengan nilai informasi laporan keuangan pemerintah

daerah.

Nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah mempunyai

karakteristik sebagai berikut:


40

a. Relevan

b. Andal

c. Dapat Dibandingkan

d. Dapat Dipahami

Jadi jika sistem informasi manajemen daerah dimanfaatkan secara optimal

maka akan mempengaruhi kinerja pemerintah daerah dalam hal ini laporan

keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis pertama :

H1: Pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah berpengaruh

signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah

daerah.

2.3.2 Pengaruh Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah

Sistem akan berjalan dengan baik apabila ada pengawasan yang

memastikan sistem berjalan sesuai dengan rencana, untuk mendukung kualitas

laporan keuangan yang lebih baik. Maka oleh sebab itu perlu adanya suatu

pengawasan dalam pengelolaan anggaran daerah tersebut agar semua proses

berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan kualitas laporan keuangan

yang baik dan sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri. Pengawasan

merupakan upaya untuk mengenali penyimpangan atau hambatan dalam

pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

Bila ternyata kemudian ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan,

diharapkan akan segara dapat dideteksi atau diambil tindakan koreksi, sehingga
41

informasi keuangan dapat segera digunakan oleh pemakai dan pengelola keuangan

pemerintah daerah dapat berjalan secara maksimal. Pengawasan keuangan juga

menentukan keualitas laporan keuangan yang baik. Dengan dilakukannya

pengawasan keuangan daerah yang baik maka laporan keuangan dapat selesai

berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a. Relevan

b. Andal

c. Dapat Dibandingkan

d. Dapat Dipahami

Jadi jika dengan dilakukannya pengawasan daerah yang baik, maka

karakteristik dari nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah akan

tercapai.

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis kedua :

H2: Pengawasan keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai

informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

2.3.3 Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah dan

Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Pemanfaatan teknologi informasi adalah perilaku atau sikap seseorang

dalam menggunakan atau memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan tugas

dan meningkatkan kinerjanya. SIMDA merupakan salah satu produk dari


42

penerapan prinsip e-Government yang mulai muncul saat diterbitkannya Instruksi

Presiden Nomor 3 Tahun 2003 yaitu tentang Strategi Nasional Pengembangan e-

Government yang kemudian didukung oleh munculnya Permendagri Nomor 59

Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Atas Peraturan menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 yaitu tentansssg Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah. Sistem informasi manajemen ini

dikembangkan guna memudahkan kegiatan satuan kerja dalam mengelola

keuangan mereka, sehingga pada akhirnya pengelolaan keuangan satuan kerja

tersebut menjadi lebih efektif, efisien dan ekonomis.

Keuangan negara diatur dalam UU No. 17 Tahun 2003 Pasal 1 yang

mengatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun

barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak

dan kewajiban tersebut. Sedangkan pengawasan diatur dalam PP No. 17 Tahun

2005 Pasal 1, tentang pedoman dan pembinaan pengawasan penyelenggaran

pemerintah daerah menyebutkan, bahwa pengawasan pemerintah adalah proses

kegiatan yang ditunjukkan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan

sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-udangan yang berlaku.

Pengawasan keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk

menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai

dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendagri No.

51 Tahun 2010).
43

Pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga

legitimasi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu

sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control)

maupun pengawasan ekstern (eksternal control).

Nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a. Relevan

b. Andal

c. Dapat Dibandingkan

d. Dapat Dipahami

Jadi jika sistem informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan

dimanfaatakan dengan optimal dan dilakukan dengan baik, maka laporan

keuangan yang dihasilkan akan sesuai dengan karakteristik laporan keuangan

pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis ketiga :

H3: Sistem informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan

berpengaruh signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan

pemerintah daerah
44

2.4 Kerangka Konseptual Pemikiran

H3
PEMANFAATAN
SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN
H1 NILAI INFORMASI
DAERAH
LAPORAN KEUANGAN
(X1)
PEMERINTAH DAERAH

PENGAWASAN
KEUANGAN H2
(X2)
Simultan :

Parsial :

Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual Pemikiran Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen Daerah dan Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis apakah pemanfaatan sistem informasi

manajemen daerah dan pengawasan keuangan berpengaruh terhadap nilai

informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah 61 Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kota Manado.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

populasi dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Untuk

pembagian sampel 10 orang kepala sub bagian keuangan dan 20 orang pegawai

sub bagian keuangan.

Tabel 3. 1
Rincian Sampel

No. Nama SKPD Jabatan Jumlah


- Kepala Sub Bagian
Keuangan
1. Inspektorat Kota Manado 3
- Pegawai bagian
akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Dinas Kependudukan dan Keuangan
2. 3
Pencatatan Sipil Kota Manado - Pegawai sub bagian
akuntansi

45
46

- Kepala Sub Bagian


Badan Keuangan dan Aset Keuangan
3. 3
Daerah Kota Manado - Pegawai sub bagian
akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Badan Kepegawaian dan
Keuangan
4. Pengembangan Sumber Daya 3
- Pegawai sub bagian
Manusia Kota Manado
akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Keuangan
5. Dinas Kebakaran Kota Manado 3
- Pegawai sub bagian
akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Keuangan
6. Sekretariat Daerah Kota Manado 3
- Pegawai sub bagian
akuntansi
Badan Perencanaan dan - Kepala Sub Bagian
Penelitian Pengembangan Keuangan
7. 3
Pembagunan Daerah Kota - Pegawai sub bagian
Manado akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Keuangan
8. 3
Kota Manado - Pegawai sub bagian
akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Dinas Pendapatan Daerah Kota Keuangan
9. 3
Manado - Pegawai sub bagian
akuntansi
- Kepala Sub Bagian
Bagian Organisasi dan
Keuangan
10. Pemberdayaan Aparatur Daerah 3
- Pegawai sub bagian
Kota Manado
akuntansi
Total 30

3.3 Metode Sampling

Untuk melakukan penelitian ini dilakukan suatu teknik atau metode

melalui data tertulis yang diperoleh dengan cara penelitian lapangan yang
47

merupakan langkah pengumpulan data dengan melakukan tinjauan langsung ke

objek penelitian dengan mengajukan surat permohonan kepada pihak terkait untuk

dapat membantu selama proses penelitian untuk kepentingan penyusunan skripsi

dengan memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu pengumpulan data juga

dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada kepala bagian dan staf

sehubungan dengan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random

sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Salah satu tujuan purposive

sampling adalah agar peneliti mempunyai kriteria khusus dalam pemelihan

sampel yang akan diambil nantinya dan sampel tersebut diharapkan dapat

memecahkan permasalahan penelitian sehingga teknik yang diambil dapat

memenuhi tujuan sebenarnya dilakukannya penelitian. Penentuan jumlah sampel

yang representativeditentukan menurut Hair et al.

Berdasarkan pegertian diatas maka metode pengambilan sample yang

dipakai yaitu bersifat purposive sampling. Sample yang ditentukan adalah 30.

Dengan kriteria sampel yaitu:

a. Kepala sub bagian keuangan

b. Pegawai sub bagian keuangan


48

3.4 Jenis, Definisi, dan Pengukuran Variabel

3.4.1 Jenis Variabel

Kedudukan variabel dalam suatu penelitian menjadi titik penentu

kerangka penelitian yang digunakan. Apakah variabel X menetukan variabel Y,

atau variabel X didahului variabel Y ataukah ada variabel lain yang mendahului

variabel X dan Y.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian hipotesis ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Variabel Independen

a. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah (X1)

Sistem Informasi Manejemen Daerah (SIMDA) adalah suatu aplikasi

komputer yang merupakan salah satu dari komponen Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah (SAPD) yang sediakan sebagai aplikasi pembantu Pemerintah

Daerah pada sistem akuntansinya mulai dari menyelenggarakan hingga

mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. Menurut Hertanto,

Domai dan Amin (2016) Sistem informasi manajemen ini dikembangkan guna

memudahkan kegiatan satuan kerja dalam mengelola keuangan mereka, sehingga

pada akhirnya pengelolaan keuangan satuan kerja tersebut menjadi lebih efektif,

efisien dan ekonomis. Semakin besar kontribusi suatu program (output) yang

dihasilkan terhadap pencapaian maupun sasaran yang telah ditentukan, maka akan

semakin efektif pula proses kerja unit organisasi tersebut (Zuliatun, 2017). Jadi
49

jika sistem informasi manajemen daerah dimanfaatkan secara optimal maka akan

mempengaruhi kinerja pemerintah daerah dalam hal ini laporan keuangan.

Indikator variabel ini adalah perangkat dan pengelolaan data keuangan.

b. Pengawasan Keuangan (X2)

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan apakah

telah terjadi suatu penyimpangan serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya organisasi atau pemerintahan

telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan

pemerintahan (Sinarwati, 2015). Pengawasan menurut Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah, menyebutkan bahwa pengawasan merupakan proses yang

ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana

dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Puspaningsih, 2013).

Pengawasan keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk

menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai

dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan (Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010). Pengawasan pada dasarnya diarahkan

sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau

penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.

Pengawasan dapat membantu penyelenggaraan pemerintah melaksanakan

kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan

secara efektif dan efisien. Pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yang

terdari dari penetapan standar pelaksanaan tujuan organisasi, pengukuran


50

pelaksanaan tujuan organisasi yang nyata & membandingkannya dengan standar

yang telah ditetapkan, dan pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila

pelaksanaan menyimpang dari standar yang berlaku.

Indikator variabel ini adalah pelaksanaan pengawasan dan pengelolaan

keuangan.

2. Variabel Dependen

Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai informasi

laporan keuangan pemerintah daerah. Dalam karakteristik laporan keuangan

pemerintah dalam hal ini (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010):

1. Relevan

2. Andal

3. Dapat Dibandingkan

4. Dapat Dipahami

Dalam memenuhi tujuan laporan keuangan pemerintah daerah, proses

tersebut haruslah dikembangkan dengan baik (Zuliatun, 2017).

Indikator variabel ini adalah Relevan, Andal, Dapat dibandingkan dan Dapat

dipahami.

3.4.3 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel menggunakan modifikasi skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert meminta kepada

responden sebagai individu untuk menjawab pertanyaan dengan jawab yang

sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Responden hanya memberikan tanda


51

checklist (√ ) pada jawaban yang dianggap benar. Dengan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator atau instrumen variabel.

Berikut kriteria penilaian dalam kuesioner , yaitu :

Tabel 3. 2
Skala Likert

Skala Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1 Responden

diminta untuk menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan

yang diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

Tabel 3. 3
Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Butir Pertanyaan

X1 Perangkat Pertanyaan 1 dan 2


Sistem Informasi
Manajemen Daerah Pertanyaan 3,4,5 dan
Pengelolaan Data Keuangan
6
X2 Pelaksanaan Pengawasan Pertanyaan 1 dan 2
Pengawasan Keuangan Pengelolaan Keuangan Pertanyaan 3,4, dan 5
Relevan Pertanyaan 1 dan 2
Y
Andal Pertanyaan 3 dan 4
Nilai Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah Dapat Dibandingkan Pertanyaan 5
Daerah
Dapat Dipahami Pertanyaan 6
52

3.5 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

Data adalah sekumpulan informasi. Dalam pengertian bisnis, data adalah

sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Data

diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel dan

populasi. Data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik

(angka).

Dalam melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah dalam

penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa jawaban responden dalam

bentuk kuesioner yang diukur dengan skala.

3.5.2 Sumber Data

Kuncoro (2013: 145) mengatakan bahwa sumber data merupakan data

penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber asli, yaitu data

primer. Data primer adalah data yang diambil langsung dari badan usaha (pihak

internal perusahaan), berupa data dan informasi yang relevan dengan penelitian,

lewat pembagian kuesioner.

Data diperoleh dari Satuan Kerja Perangkat Daerah kantor Walikota

Manado. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer.

Data tersebut berupa kuesioner yang akan diisi atau dijawab oleh responden yang

terkait dengan pengaruh pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah dan

pengawasan daerah yang mempengaruhi nilai informasi laporan keuangan

pemerintah daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Walikota Manado.
53

3.5.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang didapat diperoleh dengan teknik pengumpulan data kuesioner

dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh pihak instansi

pemerintahan mengenai data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

Jumlah kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 30 kuesioner, yang

didistribusikan langsung oleh peneliti kepada responden.

3.6 Metode dan Proses Analisis

3.6.1 Metode Analisis

1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara

dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan

positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Asumsi klasik yang digunakan adalah asumsi klasik normalitas, asumsi

klasik multikolinearitas dan asumsi klasik heteroskedastisitas. Dalam literature

ekonometrika dikemukakan berapa asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh suatu

model regresi agar model regresi tersebut dapat dipakai. Asumsi klasik tersebut

adalah didistribusi normal, tidak ada multikolinearitas dan tidak terjadi

heteroskedastisitas.
54

3.6.2 Proses Analisis

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas kriteria diukur dengan cara menghitung korelasi antara skor

masing masing butir dengan skor total menggunakan teknik korelasi person.

Bilamana koefisien korelasi positif dan > 0,05 maka indikator yang bersangkutan

dianggap valid (Wiboyo dan Edy, 2012: 20).

Kriteria pengujian validitas yang digunakan atau batas-batas minimum

suatu instrument/angket bahan tes untuk dinyatakan valid atau dianggap

memenuhi syarat adalah :

1. Harga koefisien korelasi yang diperoleh dari analisis dibandingkan

dengan harga koefisien korelasi pada tabel dengan tingkat

kepercayaan yang telah terpilih.

2. Dibuat suatu ukuran tertentu, batas minimum 0,05. Jadi apabila harga

koefisien korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,0 maka,

butir atau item pertanyaan dalam instrument tersebut dinyatakan tidak

valid. Hal ini dapat di drop atau dapat diperbaiki. Apabila didrop

masing-masing kurang terpaksa harus diperbaiki. Dengan demikian

suatu instrument dinyatakan valid apabila harga koefisien terhitung >

0,05.

Menurut Wiboyo dan Edy (2012: 20), salah satu pengukuran reliabilitas

adalah menggunkan koefisien cronbach alpha, dimana jika nilai Alpha > 0,60

menunjukan instrument tersebut reliabel.


55

2. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik yaitu one

sample Kolmogorov smirnov test. Uji normalitas ini akan menguji data variabel

bebas dan data variabel terikat pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah

berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Uji ini dilakukan untuk

menunjukan simetris tidaknya distribusi data. Dasar pengambilan keputusan

dalam uji normalitas yakni, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0.05

maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen variabel). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari

multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF < 10.00 dan mempunyai tolerance

diatas 0,10 dengan model regresi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regrasi yang baik
56

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode uji

heteroskedastisitas ini menggunakan Uji Koefisien Korelasi Spearman’s rho yaitu

dimana mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized

residual. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat

signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

5. Uji T (Uji Parsial)

Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau

bisa salah mengenai sesuatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut

sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut. Uji parsial atau uji t bertujuan

untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara individu terhadap

variabel terikatnya. Bentuk pengujianya adalah sebagai berikut :

Ho : Pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan

tidak berpengaruh terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah

Ha : Pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah dan pegawasan keuangan

berpengaruh terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah

Selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat

signifikan (alpha) α = 5% dan derajat kebebasan (n-k) dengan t hitung yang diperoleh

dengan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

1. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya antara variabel X dan Y tidak ada hubungan.


57

2. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya variabel X dan Y ada hubungannya.

6. Uji F (Uji Simultan)

Uji F bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan kedalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen.

a) Membuat hipotesis untuk kasus pengujian Uji-test di atas yaitu:

 Ho : β1, β2 = 0

Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu

Sistem Informasi Manajemen Daerah (X1), Pengawasan Keuangan (X2)

secara simultan terhadap variabel dependen yaitu Nilai Informasi Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (Y).

 Ha : β1, β2 > 0

Artinya, ada pengaruh signifikan dari variabel independen yaitu Sistem

Informasi Manajemen Daerah (X1), Pengawasan Keuangan (X2) secara

simultan terhadap variabel dependen yaitu Nilai Informasi Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (Y).

b) Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau

taraf signifikan sebesar 10% (α = 0,05), maka:


58

 Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masing-

masing variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

 Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti masing-

masing variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen.

7. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen. Uji ini untuk menguji pengaruh

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi

berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependet (kriterium), bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor

radiator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).

Jadi analisi regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal dua. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini

untuk menganalisis Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y)

dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah (X1) dan Pengawasan

Keuangan (X2) sebagai variabel independennya. Model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= α + b1X1 + b2X2 + ε
59

Keterangan :

Ŷ = Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

α = Koefisien konstanta

ε = Faktor eror

X1 = Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

X2 = Pengawasan Keuangan

8. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model merangkai variasi variabel independent. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya nilai R2 yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Berikut rumus koefisien determinasi :

kd = R2 x 100%

dimana :

kd = koefisien determinasi R2 = koefisien korelasi

Jadi koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen variabel X

mempengaruhi variabel Y dan sisanya merupakan variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada tabel output

model summary dari hasil analisis regresi linear berganda.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Deskripsi Data

Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan sebanyak 40 kuesioner

yang diantar langsung ke Satuan Kerja Perangkat Daerah Kantor Walikota

Manado dengan responden sebanyak 30. Pengiriman kuesioner dilakukan pada

tanggal 27 Mei 2019. Setelah 3 hari kuesioner diambil dengan keadaan lengkap

tidak ada yang rusak.

Gambaran tentang profil responden dalam penelitian ini ditunjukkan

dalam tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 di bawah ini. Profil responden tersebut meliputi jenis

kelamin, latar belakang pendidikan dan jabatan.

1. Jenis Kelamin

Data responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada


tabel di bawah ini:
Tabel 4. 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Pria 18 60%
Wanita 12 40%
TOTAL 30 100%
Sumber : Data hasil jawaban responden yang diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden sebagian besar

berjenis kelamin Pria sebesar 60%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian

60
61

besar Pegawai bagian Akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah

berjenis kelamin Pria.

2. Latar Belakang Pendidikan

Data responden berdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4. 2
Gambaran Latar Belakang Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi Presentase


SLTA 2 6,66% Sumber :
Data hasil DIPLOMA 8 26,66% jawaban
responden yang diolah
S1 17 56,66%
Berdasarkan
S2 3 10%
tabel di atas TOTAL 30 100% diketahui

bahwa responden sebagian besar berpendidikan S1. Hal ini diketahui dari

persentase keduanya sebesar 56,66%.

3. Jabatan

Data responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 3
Gambaran Jabatan Responden

Jabatan Frekuens Presentase


i
Kepala Bagian 10 33,33%
Pegawai Bagian Akuntansi 20 66,66%
TOTAL 30 100%
62

Sumber : Data hasil jawaban responden yang diolah


Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa di Satuan Kerja Perangkat

Daerah Kota Manado pada Bagian Keuangan jumlah jabatan Pegawai bagian

Akuntansi lebih besar dari pada jumlah Kepala Bagian Akuntansi. Hal ini

diketahui dari persentasenya sebesar 66,66%.

4.2 Hasil Uji Kualitas Data

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 4
Hasil Uji Validitas Pemanfaatan Sistem Informasi Daerah

Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan


P1 0,615 0,361 Valid
P2 0,695 0,361 Valid
P3 0,693 0,361 Valid
P4 0,671 0,361 Valid
P5 0,695 0,361 Valid
P6 0,693 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019

Tabel 4. 5
Hasil Uji Validitas Pengawasan Keuangan

Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan


P1 0,582 0,361 Valid
P2 0,774 0,361 Valid
P3 0,462 0,361 Valid
P4 0,582 0,361 Valid
P5 0,774 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
63

Tabel 4. 6
Hasil Uji Validitas Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan


P1 0,500 0,361 Valid
P2 0,776 0,361 Valid
P3 0,624 0,361 Valid
P4 0,776 0,361 Valid
P5 0,500 0,361 Valid
P6 0,624 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 diketahui bahwa masing-masing item

yang menyusun masing-masing kuesioner memiliki nilai lebih dari 0,05 yang

berarti masing-masing item dari variabel pemanfaatan sistem informasi

manajemen daerah, pengawasan keuangan dan nilai informasi laporan keuangan

pemerintah daerah adalah valid. Dengan demikian syarat validitas dari alat ukur

terpenuhi.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indikator untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator dari suatu variabel. Alat ukur dinyatakan reliabel jika nilai

koefisien alpha di atas 0,60. Berikut ini uji reliabilitas dari pemanfaatan sistem

informasi manajemen daerah, pengawasan keuangan dan nilai informasi laporan

keuangan pemerintah daerah dalam tabel-tabel berikut ini :


64

Tabel 4. 7
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen 0,763 Reliabel
Daerah
Pengawasan Keuangan 0,628 Reliabel
Nilai Informasi Laporan
0,693 Reliabel
Keuangan
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019

Hasil uji realibilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel dinyatakan

realibel karena telah melewati batas koefisien reliabilitas sehingga untuk

selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak

digunakan sebagai alat ukur.

4.2.3 Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas. Berdasarkan hasil pengelolaan data yang menggunakan program

aplikasi SPSS versi 22, maka diperoleh interprestasi dari hasil pengujian asumsi

klasik sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebuah regresi telah

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan

dengan uji statistik yaitu one sample kolmogorov smirnov test. Berikut merupakan

hasil pengujian normalitas menggunakan bantuan program SPSS :


65

Tabel 4. 8
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 3,42961410
Most Extreme Differences Absolute ,153
Positive ,132
Negative -,153
Test Statistic ,153
Asymp. Sig. (2-tailed) ,071c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test sebesar 0,071

lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan data residual berdistribusi

normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana antar variabel bebas

saling mempengaruhi dengan kuat. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari
66

multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF < 10.00 dan mempunyai tolerance

diatas 0,10 dengan model regresi. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 9
Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 15,361 5,262 2,919 ,007

Pemanfaatan
Sistem Informasi
,592 ,223 ,459 2,649 ,013 ,987 1,013
Manajemen
Daerah (X1)

Pengawasan
,499 ,130 ,433 3,287 ,000 ,987 1,013
Keuangan(X2)

a. Dependent Variable: Nilai Informasi Laporan Keuangan (Y)


Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukan semua variabel bebas

memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10. Sementara itu, nilai Variance Inflation

Factor (VIF) juga menunjukan semua variabel bebas memiliki nilai VIF < 10.00.

Sehingga pengujian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas yang menggunakan uji koefisien

korelasi spearman’s rho dapat dilihat pada tabel berikut ini :


67

Tabel 4. 10
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Correlations

Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Manajemen Pengawasan ABS_RE
Daerah Keuangan S

Spearman's Pemanfaatan Sistem Correlation


1,000 ,218 ,322
rho Informasi Manajemen Coefficient
Daerah Sig. (2-tailed) . ,248 ,083

N 30 30 30

Pengawasan Correlation
,218 1,000 -,163
Keuangan Coefficient

Sig. (2-tailed) ,248 . ,391

N 30 30 30

ABS_RES Correlation
,322 -,163 1,000
Coefficient

Sig. (2-tailed) ,083 ,391 .

N 30 30 30
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan output pada Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai

signifikan variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah (X1)

sebesar 0,083 dan variabel Pengawasan Keuangan (X2) sebesar 0,391. Jadi dapat

disimpulkan bahwa nilai signifikan dari semua variabel independen lebih besar

dari 0,05 yang artinya tidak terjadinya Heteroskedastisitas.

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis


68

Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau

bisa salah mengenai sesuatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut

sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut.

1. Uji-T (Uji Parsial)

Hasil pengujian hipotesis secara parsial dalam mengetahui tingkat

signifikansi dengan alpha < 0,05, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 11
Hasil Uji-t (Uji Parsial)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Std.
Model B Error Beta T Sig.

1 (Constant) 15,361 5,262 2,919 ,007

Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen ,592 ,223 ,459 2,649 ,013
Daerah (X1)

Pengawasan
,499 ,130 ,433 3,287 ,000
Keuangan(X2)
a. Dependent Variable: Nilai Informasi Laporan Keuangan (Y)
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan pada Tabel 4.11 diperoleh hasil uji-t (uji parsial) sebagai

berikut :

1. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

Berdasarkan hasil uji t diatas, diketahu nilai thitung sebesar 2,649

dimana hasil thitung lebih besar dari ttabel (df=30, α=0,05) sebesar 1,669

atau 2,649 < 1,669. Selain itu, diketahui nilai Sig dari Pemanfaatan

Sistem Informasi Manajemen Daerah adalah 0,013 atau lebih kecil

dari 0,013 atau 0,13 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
69

artinya Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Informasi Laporan

Keuangan Pemerintahan Daerah.

2. Pengawasan Keuangan

Berdasarkan hasil uji t diatas, diketahui nilai thitung sebesar 3,287

dimana hasil thitung lebih dari ttabel (df=30, α=0,05) sebesar 1,669 atau

3,287 < 1,669. Selain itu, diketahui nilai Sig dari Pengawasan

Keuangan adalah 0,000 atau lebih kecil 0,05 atau 0,000 < 0,05 maka

Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya Pengawasan Keuangan

berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Informasi Laporan

Keuangan Pemerintahan Daerah.

2. Uji F (Uji Simultan)

Uji Simultan atau uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi

dengan alpha < 0,05. Hasil uji F pada penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4. 12
Hasil Uji F (Uji Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 89,475 2 37,363 6,280 ,006b

Residual 257,325 27 5,950

Total 346,800 29

a. Dependent Variable: Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y)


70

b. Predictors: (Constant), Pengawasan Keuangan, Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi


Manajemen Daerah (X1)

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Pada Tabel 4.12 diketahui hasil berdasarkan hasil uji F, diketahui nilai

Fhitung sebesar 6,280 dimana nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel (df1=2, df2=27,

α=0,05) sebesar 3,35 atau 6,280 > 3,35. Selain itu diketahui bahwa nilai Sig. pada

table ANOVA adalah 0,006 atau kurang dari 0,05 atau 0,006 < 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen

Daerah dan Pengawasan Keuangan secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4. 13
Hasil Regresi Linear Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Std.
Model B Error Beta T Sig.

1 (Constant) 15,361 5,262 2,919 ,007

Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen ,592 ,223 ,459 2,649 ,013
Daerah (X1)

Pengawasan
,499 ,130 ,433 3,287 ,000
Keuangan(X2)
a. Dependent Variable: Nilai Informasi Laporan Keuangan (Y)
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.13, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 15,361 + 0,592 +0,499 + e


71

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
4. Analis
1 ,508a ,258 ,203 3,087

is

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4. 14
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka koefisien determinasi

(adjusted R2) sebesar 0,203 atau 20,3%. Hal tersebut menunjukan

bahwa Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

dipengaruhi oleh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

(X1) dan Pengawasan Keuangan (X2) sebesar 0,203 atau 20,3%,

sedangkan sisanya sebesar 79,7% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah Terhadap Nilai

Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


72

Sistem Informasi Manejemen Daerah (SIMDA) adalah suatu aplikasi

komputer yang merupakan salah satu dari komponen Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah (SAPD) yang sediakan sebagai aplikasi pembantu Pemerintah

Daerah pada sistem akuntansinya mulai dari menyelenggarakan hingga

mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah.

Nilai Informasi laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 menjelaskan karakteristik kualitatif

laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam

informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik

berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan

pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami. Artinya kedua hal ini seharusnya saling

berkaitan dan berpengaruh satu sama lain.

Hasil pengujian hipotesis I dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,649

dimana hasil thitung lebih besar dari ttabel (df=30, α=0,05) sebesar 1,669 atau 2,649 >

1,669, maka Hipotesis I diterima. Ini berarti secara parsial variable independen

tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima, yaitu

terdapat pengaruh antara Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah

terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Manado.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Hertanto, Domai dan Amin 2016) yang

menunjukan bahwa variabel SIMDA terkait perannya dalam Administrasi yaitu

mencakup pengumpulan data keuangan, perencanaan anggaran,


73

pertanggungjawaban serta pelaporan anggaran. Sehingga jika dikaitkan dengan

apa yang diungkapkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang

bahwasannya SIMDA Keuangan mencakup penganggaran, penatausahaan, dan

pelaporan maka dari itu telah terjadi kesesuaian didalamnya. Di dalam aplikasi

SIMDA Keuangan sudah dapat menjalankan prosedur Administrasi keuangan

mulai dari proses penganggaran hingga pelaporan, serta hal-hal yang mendasar

berkaitan dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) seperti perincian program

anggaran yang digunakan dan lain-lain.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dipahami bahwa SIMDA memberikan

dampak terhadap kemudahan pengelolaan keuangan termasuk didalamnya

pelaporan keuangan, adanya efisiensi terkait waktu dan prosedur pengelolaan

keuangan yang secara langsung akan berkaibat pada tercapainya tujuan suatu

organisasi, dimana SIMDA memiliki peran dalam membantu individu dalam

melakukan pekerjaannya dimulai dari tingkatan manajem bawah hingga individu

pada tingkat manajemen atas yaitu pimpinan dalam pengambilan keputusan,

diaman keputusan sangat berpengaruh kepada efektivitas suatu organisasi.

Berdasarkan pemahaman diatas dapat disimpulkan, Pemerintah Kota

Manado sudah memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Daerah secara baik,

benar dan optimal.

4.4.2 Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan apakah

telah terjadi suatu penyimpangan serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang
74

diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya organisasi atau pemerintahan

telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan

pemerintahan (Sinarwati, 2015). Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat

Provinsi dan Kabupaten/Kota pengawas intern pemerintah daerah dilakukan oleh

inspektorat yang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintah di daerah, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan urusan desa. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok tersebut inspektorat mempunyai fungsi yaitu :

1. Perencanaan program pengawasan.

2. Perumusan kebijakan dam fasilitas pengawasan.

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan

Pengawasan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

menyebutkan bahwa pengawasan merupakan proses yang ditujukan untuk

menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Nilai Informasi laporan keuangan pemerintah daerah merupakan hasil

proses akuntansi yang diperuntukan sebagai sarana transfer informasi keuangan

terutama kepada lingkungan luar organisasi(eksternal). Sedangkan berdasar pada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam ketentuan umumnya menyebutkan bahwa

yang dimaksud dengan keuangan daerah merupakan bagian dari seluruh hak
75

ataupun kewajiban daerah dalam urusan penyelenggaraan pemerintahnya yang

dinilai dengan uang maupunsemua bentuk kekayaan yang berkaitan terhadap

semua hak maupun kewajiban daerah tersebut (Zuliatun, 2017).

Hasil pengujian hipotesis II dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 3,287

dimana hasil thitung lebih dari ttabel (df=30, α=0,05) sebesar 1,669 atau 3,287 >

1,669. Ini berarti secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap variable dependen, sehingga hipotesis Ha diterima dan

hipotesis Ho ditolak, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara Pemanfaatan

Sistem Informasi Manajemen Daerah terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Armando, 2013) yang

menunjukan bahwa hasil pengujian hipotesis, ditemukan adanya bukti yang

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengawasan ke-

uangan daerah dengan nilai informasi laporan keuangan pemerintahdan

hubungannya positif. Pengaruh antara pengawasan keuangan daerah dengan nilai

informasi laporan keuangan pemerintah adalah semakin baik pengawasan

keuangan daerah maka nilai informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan

pemerintah akan semakin baik pula. Sistem akan berjalan baik apabila ada

pengawasan yang memastikan sistem berjalan sesuai dengan rencana, untuk

mendukung kualitas laporan keuangan yang baik.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dipahami bahwa jika pengawasan

keuangan dilakukan dengan teliti, baik, benar dan sesuai dengan peraturan yang

ada, maka akan memberikan dampak terhadap nilai informasi laporan keuangan.
76

Berdasarkan pemahaman diatas dapat disimpulkan, Pemerintah Kota Manado

sudah melakukan Pengawasan Keuangan secara teliti, baik, benar dan sesuai

dengan peraturan yang ada.

4.4.3 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daaerah Dan Pengawasan

Keuangan Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi direalisasikan dalam

bentuk sistem informasi terkomputerisasi yang disebut Sistem Informasi

Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan. SIMDA Keuangan dirancang oleh

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan suatu

sistem informasi yang dibangun, dikembangkan dan digunakan untuk melakukan

proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis

kinerja. Sejauh ini dampak dari perubahan aplikasi SIMDA Keuangan yaitu

pegawai yang instansi/ kantornya sudah menerapkan Aplikasi SIMDA Keuangan

harus menyesuaikan diri kembali terhadap perubahan aplikasi tersebut.

Hal ini yang membuat pegawai lebih memilih untuk membuat laporan

keuangan secara manual karna belum terbiasa menggunakan aplikasi tersebut.

Program aplikasi ini digunakan untuk pengelolaan keuangan daerah secara

terintegrasi, terdiri dari penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan

pelaporannya.

Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan

pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Oleh karena


77

itu, pemerintah daerah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan

keputusan. Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan

Pemerintah Daerah harus mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang

disyaratkan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran

normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan

pemerintah yang merupakan prasyarat normatif sebagaimana disebutkan dalam

Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 2005 antara lain: (1) relevan, (2) andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4)

dapat dipahami.

Dilihat dari hasil uji hipotesis III (tabel 4.12) bahwa uji anova atau F test

menghasilkan nilai signifikan 0,006. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

maka hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima, artinya secara simultan

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah dan Pengawasan Keuangan

berpengaruh terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Pemanfaatan Sistem Informasi

Manajemen Daerah bila di terapkan dengan Pengawasa Keuangan secara baik dan

benar maka akan menghasilkan Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kota Manado yang sangat berkualitas.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pemanfaatan sistem informasi manajemen daerah bepengaruh secara

signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan di Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kota Manado.

2. Pengawasan keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

informasi laporan keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota

Manado.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis

memberi saran sebagai berikut :

1. Agar nilai informasi laporan keuangan daerah dapat terjaga dengan

baik, sebaiknya perlu adanya peningkatan pemanfaatan sistem

informasi manajemen daerah dan pengawasan keuangan. Dengan

peningkatan dan perbaikan tersebut akan mampu mengurangi adanya

ketidak sesuaian penyajian laporan keuangan yang tidak memenuhi

Standar Akuntansi Pemerintah.

2. Bagi peneliti berikutnya supaya dapat memperluas dan mengambil

sampel dipemerintahan daerah lain. Karena penelitian ini hanya

78
79

3. memfokuskan di Satuan Kerja Perangkat Daerah bagian Kantor

Walikota Manado.

4. Bagi peneliti selanjutnya supaya dapat mempertimbangkan untuk

menambahkan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh

terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah,

misalnya komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan.

5. Bagi para pegawai agar bisa menambah pemahaman tentang akuntansi

lewat pelatihan-pelatihan mengenai pengelolahan keuangan sehingga

nilai informasi dari laporan keuangan ini tidak hilang.


80

Daftar Pustaka

Annisa. 2014. “Financial and Performance Transparancy on The Local


Government Websites in Indonesia”. Department of Accounting, Faculty
of Economics, Universitas Indonesia.
Argo dan Trihapsoro. 2015. “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah”. Fakultas Ekonomi
Dan Bisinis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Armando, G. 2013. “Pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan
pengawasan keuangan daerah terhadap nilai informasi laporan keuangan
pemerintah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota
Bukittinggi)”. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017.
Badriyah dan Hurriyah. 2015. Buku Pintar Akuntansi Dagang Untuk Orang
Awam. Penerbit HB.
Bagia. 2014. “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan
Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Laporan
keuangan Pemerintah Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)”.
Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
Bahru dan Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi
Benecdicto. 2013. “The Role of Accounting In Public Governance Process”.
Deddy dan Nordiawan. 2014. Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Ketiga. Salemba
Empat. Jakarta.
Dissanayake dan Chen. 2015. “The Development of Public Sector Accounting and
Financial Reporting In Sri Lanka”.
Fakhri dan Ivan. 2018 “Factors Affecting Information Quality of Local
Government Financial Statement of West Bandung District, West Java
Province, Indonesia”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Padjadjaran
Halim. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4.
Salemba Empat.
Hertanto, Domai dan Amin. 2016. Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Daerah (SIMDA) Keuangan Terhadap Efektifitas Pelaporan Keuangan
(Studi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Di Kabupaten
Blitar). PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) 2(1): 15-24
Indriasih dan Dewi. 2014. “The Effect of Government Apparatus Competence and
the Effectiveness of Government Internal Control Toward the Quality of
81

Financial Reporting in Local Government”. Faculty of Economic and


Business Padjadjaran University-Indonesia.
Julita dan Susilatri. 2018. “Analysis Of Factor Affecting The Quality Of
Government Financial Report Bengkalis Regency”. Fakultas Ekonomi
Universitas Riau
Kacaribu, R. 2017. “Pemanfaatan Audio Visual Pada Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara”. Program Studid-III Perpustakaan Medan Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Medan.
Kuncoro dan Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 2.
Lalombombuida, Tinangon dan Wokas. 2014. “Penerapan Akuntansi
Pemerintahan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan,Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Kepulauan Talaud”. Jurnal Emba 2(1): 111-122
Muda, I. dan Erlia. 2017. “The Influence of Human Resources Competency and
The Use of Information Technology On The Quality of Local Government
Financial Report with Regional Accounting System as an Intervening”.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas, Sumatera Utara.
Muslim, D. 2017. “The Effect Of Information Technology, Internal Control, and
Regional”.
Nurlis. 2017. “The Influence of Internal Control Effectiveness, Information
Technology Utilization and Human Resources Competence on Local
Government Financial Reporting Quality”.
Priyati dan Novi. 2016. Pengantar Akuntansi. Tim Indeks. Jakarta Barat.
Pujiswara. 2014. “Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan
Daerah Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi
Pelaporan Keuangan Dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah (Studi pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Klungkung)”. Fakultas
Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha.
Pujiyanti dan Ferra. 2015. Akuntansi Dasar Penerbit: Lembar Pustaka Indonesia.
Tangerang.
Puspaningsih, V. 2013. “Faktor-faktor Yang Memengaruhi Keterandalan Dan
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan SKPD (Studi Emperis pada SKPD
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul). Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
Sinarwati, Sujana dan Roshanti. 2014. “Pengaruh Kualitas Sdm, Pemanfaatan Ti,
Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah”. Jurusan Akuntansi, Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
Sinarwati. 2015. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterandalan Nilai
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada SKPD
82

Kabupaten Jembrana). Jurusan Akuntansi, Universitas Pendidikan


Ganesha Singaraja, Indonesia.
Suwanda dan Dadang. 2015. “ Factors Affecting Quality of Local Government
Financial Statements to Get Unqualified Opinion (WTP) of Audit Board
of the Republic of Indonesia (BPK) “. Faculty of Economics and
Business, University of Padjajaran Bandung.
Wiboyo dan Edy. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Gava Media.
Yogyakarta.
Zuliatun. 2017. “Pengaruh Kualitas SDM dan Penerapan Teknologi SIMDA
Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi”. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah
Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government
PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
PP Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Pasal 30 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2011
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota,
pengawas intern pemerintah daerah
83

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan


Standar Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 Keuangan Negara.
DPR RI. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 Pemerintahan
Daerah. DPR RI. Jakarta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 (Lembar Kuesioner)
Manado, 27 Mei 2019
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yang Terhomat,


Bapak/Ibu
di-
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kota Manado
Ditempat.

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Mahasiswa : Jezhica S.M. Lengkey
NIM : 13061104004
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Memohom kesediaan Bapak/Ibu Saudara-i untuk meluangkan waktu
sejenak agar dapat mengisi kuesioner ini demi kepentingan skripsi yang sementara
saya susun. Adapun skripsi saya berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen Daerah dan Pengawasan Keuangan Terhadap Nilai
Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota Manado)”.
Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan banyak terima kasih.

Yang bermohon,

Jezhica S.M. Lengkey


I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ....................................................................
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Jabatan : ..........................................................
..........
4. Pendidikan Terakhir : SLTA Diploma S1 S2

II. PETUNJUK PENGISIAN


1. Bapak/Ibu, Saudara-i memberikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan ini sesuai dengan kenyataan yang dialami oleh
Bapak/Ibu, Saudara-i dengan memberikan tanda cek (√ ) pada
kolom yang telah disediakan.
2. Pertanyaan terdiri atas tiga kategori.
III. BERILAH TANDA CEK PADA JAWABAN YANG ADA
ANGGAP PALING TEPAT UNTUK MEWAKILI PILIHAN
BAPAK/IBU, SAUDARA-I.
Kriteria penilaian:
(1) STS : Sangat Tidak Setuju
(2) TS : Tidak Setuju
(3) N : Netral
(4) Setuju : Setuju
(5) SS : Sangat Setuju
IV. DAFTAR PERTANYAAN
Pilihan jawaban untuk pertanyaan :
STS : Jika pertanyaan tersebut SANGAT TIDAK SETUJU
dengan diri anda.
TS : Jika pertanyaan tersebut TIDAK SETUJU dengan diri
anda.
N : Jika pertanyaan tersebut NETRAL dengan diri anda.
S : Jika pertanyaan tersebut SETUJU dengan diri anda.
SS : Jika pertanyaan tersebut SANGAT SETUJU dengan diri
anda.

PEMANFAATAN SISTEM
STS TS N S SS
INFORMASI MANAJEMEN DAERAH
1. Memiliki komputer yang cukup 1 2 3 4 5
untuk melaksanakan tugas.
2. Laporan keuangan dibuat dengan 1 2 3 4 5
aplikasi SIMDA Keuangan.
3. SIMDA mudah digunakan. 1 2 3 4 5
4. Penggunaan SIMDA Keuangan 1 2 3 4 5
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
5. Laporan akuntansi dan manajerial 1 2 3 4 5
dihasilkan dari SIMDA yang
terintegrasi.
6. SIMDA berdampak efisien dan 1 2 3 4 5
efektivif
Sumber: Zuliatun (2017)
PENGAWASAN KEUANGAN STS TS N S SS
1. Pengawsan secara teratur oleh 1 2 3 4 5
badan pengawas daerah atau
inspektorat daerah.
2. Dilakukan pengawasan preventif. 1 2 3 4 5
3. Dilakukan pengawasan represif. 1 2 3 4 5
4. Terdapat pembinaan pengelolaan 1 2 3 4 5
keuangan daerah.
5. APBD telah ditetapkan dan 1 2 3 4 5
dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Sumber: Puspaningsih (2013)
NILAI INFORMASI LAPORAN
STS TS N S SS
KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
1. Laporan keuangan mengandung 1 2 3 4 5
informasi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan
kejadian masa kini.
2. Laporan keuangan menyajikan 1 2 3 4 5
informasi tepat waktu
3. Informasi bebas dari pengertian 1 2 3 4 5
yang menyesatkan dan kesalahan
material.
4. Laporan keuangan menyajikan 1 2 3 4 5
setiap fakta secara jujur.
5. Laporan Keuangan dapat 1 2 3 4 5
dibandingkan.
6. Laporan Keuangan dapat dipahami. 1 2 3 4 5
Sumber: Zuliatun (2017)
LAMPIRAN 2

TABULASI DATA

NILAI
PENGAWA INFORMAS
SAN I JUMLA
SIMDA
KEUANGA LAPORAN H
(X1)
N N KEUANGA SKOR
o. (X2) N
(Y)
X X

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 Y
1 2 2
1 5 2 1 5 2 1 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 6 2 6
2 2 2
2 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 6 3 6
2 2 2
3 5 2 5 5 2 5 4 4 5 4 4 5 2 5 2 5 5 4 1 4
1 2 2
4 2 3 2 2 3 2 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 2 8
2 1 2
5 4 4 5 4 4 5 2 5 3 2 5 5 5 5 5 4 5 6 7 9
2 2 2
6 4 2 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 5 4 5 4 4 2 1 4
2 1 2
7 4 4 4 4 4 4 2 5 4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 8 9
3 2 2
8 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 0 3 6
2 2 2
9 5 1 4 5 1 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 0 2 6
1 1 1 3
0 2 2 2 2 2 2 5 1 4 5 1 5 5 5 5 5 5 2 6 0
1 1 1 3
1 1 1 5 1 1 5 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 4 0 0
1 2 2 1
2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 4 1 4 4 0 0 6
1 2 2 2
3 5 1 5 5 1 5 4 5 3 4 5 5 4 5 4 3 5 2 1 6
1 1 1 2
4 2 2 2 2 2 2 2 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 2 7 9
1 2 2 2
5 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4
1 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 5 1 4 5 4 3 5 2 2 2
6 2 3 2
1 4 5 5 4 5 5 4 1 3 4 1 5 1 4 1 4 4 2 1 1
7 8 3 9
1 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 1 2 2
8 8 0 7
1 4 5 5 4 5 5 2 2 4 2 2 5 5 5 5 5 5 2 1 3
9 8 2 0
2 4 1 2 4 1 2 4 5 2 4 5 4 4 2 4 4 2 1 2 2
0 4 0 0
2 5 4 5 5 4 5 4 1 4 4 1 2 4 4 4 5 4 2 1 2
1 8 4 3
2 2 2 4 2 2 4 2 5 5 2 5 4 4 5 4 4 5 1 1 2
2 6 9 6
2 4 5 2 4 5 2 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 2 1 2
3 2 8 4
2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 2 2
4 0 3 9
2 4 2 5 4 2 5 4 5 1 4 5 4 5 5 5 4 5 2 1 2
5 2 9 8
2 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 2 2 2
6 8 5 7
2 5 3 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 1 4 2 2 2
7 3 3 1
2 2 5 1 5 5 1 4 5 2 4 5 4 5 4 5 4 4 1 2 2
8 9 0 6
2 1 2 5 5 2 5 3 2 1 3 2 5 5 5 5 5 5 2 1 3
9 0 1 0
3 4 2 2 2 2 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 1 2 2
0 4 1 9

LAMPIRAN 3 (Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah)

Validitas

Correlations

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6
p1 Pearson Correlation 1 ,224 ,256 ,652** ,224 ,256

Sig. (2-tailed) ,234 ,172 ,000 ,234 ,172

N 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation ,224 1 ,113 ,321 1,000** ,113

Sig. (2-tailed) ,234 ,552 ,084 ,000 ,552

N 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation ,256 ,113 1 ,279 ,113 1,000**

Sig. (2-tailed) ,172 ,552 ,136 ,552 ,000

N 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation ,652** ,321 ,279 1 ,321 ,279

Sig. (2-tailed) ,000 ,084 ,136 ,084 ,136

N 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation ,224 1,000** ,113 ,321 1 ,113

Sig. (2-tailed) ,234 ,000 ,552 ,084 ,552

N 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation ,256 ,113 1,000** ,279 ,113 1

Sig. (2-tailed) ,172 ,552 ,000 ,136 ,552

N 30 30 30 30 30 30

total Pearson Correlation ,615** ,695** ,693** ,671** ,695** ,693**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30

Correlations

total

p1 Pearson Correlation ,615**


Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p2 Pearson Correlation ,695**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p3 Pearson Correlation ,693**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p4 Pearson Correlation ,671**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p5 Pearson Correlation ,695**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p6 Pearson Correlation ,693**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,763 6

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

p1 17,50 23,017 ,440 ,744

p2 18,20 21,131 ,518 ,724

p3 17,53 21,154 ,516 ,725

p4 17,37 22,723 ,527 ,725

p5 18,20 21,131 ,518 ,724

p6 17,53 21,154 ,516 ,725

LAMPIRAN 4 (Pengawasan Keuangan)

Validitas

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 total
p1 Pearson Correlation 1 ,070 ,048 1,000** ,070 ,582**

Sig. (2-tailed) ,713 ,803 ,000 ,713 ,001

N 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation ,070 1 ,125 ,070 1,000** ,774**

Sig. (2-tailed) ,713 ,511 ,713 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation ,048 ,125 1 ,048 ,125 ,462*

Sig. (2-tailed) ,803 ,511 ,803 ,511 ,010

N 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation 1,000** ,070 ,048 1 ,070 ,582**

Sig. (2-tailed) ,000 ,713 ,803 ,713 ,001

N 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation ,070 1,000** ,125 ,070 1 ,774**

Sig. (2-tailed) ,713 ,000 ,511 ,713 ,000

N 30 30 30 30 30 30

total Pearson Correlation ,582** ,774** ,462* ,582** ,774** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,010 ,001 ,000

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,628 5

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

p1 15,40 11,628 ,370 ,584

p2 15,20 8,855 ,559 ,471

p3 15,47 12,120 ,125 ,709

p4 15,40 11,628 ,370 ,584

p5 15,20 8,855 ,559 ,471

LAMPIRAN 5 ( Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)

Validitas

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6
p1 Pearson Correlation 1 ,093 ,207 ,093 ,228 ,207

Sig. (2-tailed) ,626 ,272 ,626 ,225 ,272

N 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation ,093 1 ,203 1,000** ,176 ,203

Sig. (2-tailed) ,626 ,281 ,000 ,352 ,281

N 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation ,207 ,203 1 ,203 ,206 1,000**

Sig. (2-tailed) ,272 ,281 ,281 ,275 ,000

N 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation ,093 1,000** ,203 1 ,176 ,203

Sig. (2-tailed) ,626 ,000 ,281 ,352 ,281

N 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation ,228 ,176 ,206 ,176 1 ,206

Sig. (2-tailed) ,225 ,352 ,275 ,352 ,275

N 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation ,207 ,203 1,000** ,203 ,206 1

Sig. (2-tailed) ,272 ,281 ,000 ,281 ,275

N 30 30 30 30 30 30

total Pearson Correlation ,500** ,776** ,624** ,776** ,500** ,624**

Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,000 ,000 ,005 ,000

N 30 30 30 30 30 30

Correlations

total
p1 Pearson Correlation ,500**

Sig. (2-tailed) ,005

N 30

p2 Pearson Correlation ,776**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p3 Pearson Correlation ,624**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p4 Pearson Correlation ,776**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

p5 Pearson Correlation ,500**

Sig. (2-tailed) ,005

N 30

p6 Pearson Correlation ,624**

Sig. (2-tailed) ,000

N 30

total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,693 6

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

p1 21,83 10,006 ,217 ,729

p2 21,50 7,776 ,591 ,587

p3 21,30 10,148 ,484 ,645

p4 21,50 7,776 ,591 ,587

p5 21,57 10,392 ,287 ,692

p6 21,30 10,148 ,484 ,645

LAMPIRAN 6 (Uji Normalitas)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 3,42961410

Most Extreme Differences Absolute ,153

Positive ,132

Negative -,153

Test Statistic ,153

Asymp. Sig. (2-tailed) ,071c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

LAMPIRAN 7 (Uji Heteroskedastisitas)

Correlations

Pengaruh
Pengawasan ABS_RES

Spearman's rho Pemanfaatan Sistem Correlation Coefficient ,218 ,322


Informasi Manajemen Daerah
Sig. (2-tailed) ,248 ,083
N 30 30

Pengaruh Pengawasan Correlation Coefficient 1,000 -,163

Sig. (2-tailed) . ,391

N 30 30

ABS_RES Correlation Coefficient -,163 1,000

Sig. (2-tailed) ,391 .

N 30 30

LAMPIRAN 8 (Analisis Regresi Linear Berganda)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,463a ,215 ,157 2,945

a. Predictors: (Constant), Pengawasan Keuangan (X2), Pengaruh


Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Daerah (X1)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 64,063 2 32,032 3,692 ,038b

Residual 234,237 27 8,675

Total 298,300 29
a. Dependent Variable: Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y)

b. Predictors: (Constant), Pengawasan Keuangan (X2), Pemanfaatan Sistem Informasi


Manajemen Daerah (X1)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 15,361 5,262 2,919 ,007

Pemanfaatan
Sistem Informasi
,592 ,223 ,459 2,649 ,013 ,987 1,013
Manajemen
Daerah (X1)

Pengawasan
,499 ,130 ,433 3,287 ,000 ,987 1,013
Keuangan(X2)

a. Dependent Variable: Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y)

LAMPIRAN 9 (Tabel r Product Moment)

Anda mungkin juga menyukai