Anda di halaman 1dari 8

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN

“PERAWATAN PRAKONSEPSI”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

PERAWATAN PRAKONSEPSI

1. Latar Belakang
Masa pranikah dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena setelah menikah
wanita akan menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa
sebelum kehamilan. Wanita usia subur (WUS) sebagai calon ibu merupakan
kelompok rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status
gizinya. Kualitas seorang generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibunya dari
sebelum hamil dan selama kehamilan. Wanita usia 20 – 35 merupakan usia yang
paling tepat dalam mencegah terjadinya masalah gizi terutama kekurangan energi
kronik. Status gizi prakonsepsi akan mempengaruhi kondisi kehamilan dan
kesejahteraan bayi yang akan lebih baik jika dilakukan sebelum hamil. Syarat gizi
sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan
sehat (Susilowati dkk. 2016).
Kondisi nutrisi yang kurang baik bagi ibu hamil akan menjadi
penyebab kesakitan dan kematian yaitu anemia dan kurang energi kronis
(KEK). Ibu hamil yang mengalami anemia dapat mengalami kejang sampai
kematian jika kekurangan zat besi. KEK masih merupakan masalah gizi
utama yang sering menimpa WUS. Seseorang dapat dikatakan KEK apabila
hasil dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA) di bawah 23,5 cm. Dampak
dari wanita pranikah yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan
terjadinya anemia, kematian pada ibu pada saat melahirkan, bayi berat lahir
rendah (BBLR), kelahiran prematur, bayi lahir cacat hingga kematian pada bayi
(Stephanie dkk. 2016).
Di Indonesia angka kematian ibu masih tergolong besar yaitu 305/100.000
KH dan untuk angka kematian bayi adalah 33.278 jiwa (SDKI, 2015).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi WUS yang mengalami KEK
pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,6%, pada usia 25-29 tahun sebanyak
19,3% dan usia 30-34 tahun adalah sebanyak 13,6%. Sedangkan menurut Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun 2013 menunjukkan angka
sebesar 20,97%. Kemudian prevalensi di Jawa Tengah berdasarkan Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 yaitu sebanyak 39.823 jiwa (BPS
Jawa Tengah, 2021).

2. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mendapatkan pengetahuan
tentang perawatan prakonsepsi dan gaya hidup sehat yang dapat mencegah
terjadinya resiko pada kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a. Mengetahui tentang perawatan prakonsepsi
b. Mengetahui diet dan gaya hidup yang sehat sebelum kehamilan
c. Mengetahui faktor resiko yang mempengaruhi kehamilan
d. Mengetahui pentingnya zat besi dan asam folat yang cukup sebelum
kehamilan

3. Bentuk Kegiatan
Diskusi/Tanya Jawab

4. Sasaran
Masyarakat yang sudah menikah khususnya ibu yang merencanakan kehamilan
di Lingkungan XI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal

5. Waktu dan Tempat Penyuluhan


Hari/tanggal : Kamis, 13 Oktober 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat Penyuluhan : Jl. PDAM Tirtanadi Gang Family (Rumah Ibu Wati,
Lingkungan XI)

6. Media

- Leaflet

7. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluh Peserta Media Waktu


Pembukaan  Memberi salam  Menjawab - 5 menit
 Menjelaskan salam
tujuan  Mendengar dan
memperhatikan
Isi  Menanyakan  Menjawab Leaflet 20 menit
kepada peserta pertanyaan
penyuluhan apa
yang diketahui
tentang
prakonsepsi
 Menjelaskan  Mendengarkan
tentang diet dan dan
gaya hidup sehat memperhatikan
sebelum
 Mendengarkan
kehamilan dan
 Menjelaskan memperhatikan
faktor resiko yang
mempengaruhi
kehamilan  Mendengarkan
 Menjelaskan dan
pentingnya zat memperhatikan
besi dan asam
folat yang cukup
sebelum
kehamilan
Penutup  Melakukan  Menjawab Leaflet 5 menit
evaluasi tentang pertanyaan
materi yang diajukan
penyuluhan
dengan :
 Menanyakan
kembali
tentang
prakonsepsi
 Meminta ibu
untuk
menyebutkan
diet dan gaya
hidup sebelum
kehamilan
 Menanyakan
kembali faktor
resiko yang
mempengaruhi
kehamilan
 Meminta ibu
menjelaskan
kembali
pentingnya zat
besi dan asam
folat sebelum
kehamilan
 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
 Media memadai
 Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan

2. Evaluasi Proses
 Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama penyuluhan
berlangsung
 Suasana selama kegiatan penyuluhan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan maka ibu mampu menjawab 80% dari
pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi dan mengetahui
apa itu prakonsepsi, gaya hidup sehat sebelum kehamilan, faktor resiko yang
memengaruhi kehamilan, dan pentingnya zat besi asam folat sebelum
kehamilan.
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
PERAWATAN PRAKONSEPSI

1. Pengertian Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga terjadi
pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya
pembuahan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Tujuan pemeriksaan ini
adalah untuk mengambil langkah-langkah yang dapat meningkatkan peluang
memiliki kehamilan yang sehat dan bayi yang sehat.

2. Diet dan Gaya Hidup Sehat Sebelum Kehamilan


Diet sehat sangat penting dikarenakan sebagai asupan nutrisi untuk
tumbuh, mengganti sel tubuh yang rusak, dan menyediakan energi untuk
perbaikan sel-sel yang mati. Para wanita bias mendapatkan asupan gizi harian dari
makanan dan juga dari suplemen makanan yg dikonsumsi. Untuk memastikan
bahwa diet wanita memberi nutrisi yang cukup, maka perlu mengetahui jenis
makanan yang ada dalam makanan yang dikonsumsi.
Beberapa zat yang ditemukan di rumah atau di tempat kerja dapat
mempersulit seorang wanita untuk hamil atau dapat membahayakan janinnya.
Maka jika seorang wanita ingin berencana untuk hamil, perhatikan lingkungan
sekitar dan pikirkan tentang bahan kimia yang digunakan di rumah. Identifikasi
apakah ada kemungkinan terpapar zat beracun seperti timah atau merkuri, bahan
kimia seperti pestisida atau pelarut, atau radiasi yang dapat membahayakan
kondisi kehamilan. Merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan
selama masa kehamilan dapat memiliki efek berbahaya pada janin. Waktu ketika
janin paling rentan terhadap efek berbahaya dari zat-zat ini adalah selama
trimester pertama kehamilan. Menghentikan perilaku berbahaya sebelum
kehamilan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko beberapa cacat
lahir yang terjadi pada awal kehamilan.

3. Faktor Resiko yang Memengaruhi Kehamilan


Salah satu faktor resiko yang memengaruhi kehamilan yaitu berat badan
ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi berat
lahir rendah (BBLR). Sehingga bayi-bayi ini dapat mengalami masalah selama
persalinan dan mungkin memiliki masalah kesehatan. Kekurangan atau penurunan
berat badan selama kehamilan juga meningkatkan resiko kelahiran prematur. Cara
yang dapat mengurangi resiko tersebut yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang bernutrisi seperti suplemen vitamin prenatal sebelum kehamilan. Suplemen
vitamin prenatal mengandung semua vitamin dan mineral harian yang
direkomendasikan kebutuhan sebelum dan selama kehamilan seorang wanita
seperti zat besi dan asam folat.

4. Pentingnya Zat Besi dan Asam Folat Yang Cukup Sebelum Kehamilan
Zat besi dan asam folat sangat penting selama kehamilan, hal ini
digunakan untuk menghasilkan darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen
ke janin melalui aliran darah ibu. Bila ibu tidak mendapatkan cukup zat besi bisa
menjadi masalah bagi sebagian wanita. Asam folat dapat membatu mencegah
cacat tabung saraf saat dikonsumsi sebelum kehamilan dan selama kehamilan.
Dianjurkan agar semua wanita (bahkan jika mereka tidak mencoba untuk hamil)
mengkonsumsi 400 mikrogram asam folat sehati dengan mengambil suplemen
vitamin yang mengandung asam folat.

Anda mungkin juga menyukai