Anda di halaman 1dari 10

KISMANTO

SIM dan STNK bapak mungkin tidak bermasalah.....

Cepat Marlan menukas,

MARLAN
Kalau SIM dan STNK saya tidak bermasalah kenapa saya
diberhentikan ?

KISMANTO
Pertama karena mengendarai sepeda motor bertiga kedua,
- yang digonceng tidak mengenakan helm.

Marlan yang terpojok berusaha mencari pembenaran,

MARLAN
Aduh, pak,- saya inui kan pegawai negeri. Kalau anak saya
naik kendaraan umum, mana cukup gaji saya buat hidup,
pak.

Kismanto berpikir sesaat sebelum mengucap,

KISMANTO
Soal itu saya ikut prihatin, pak. Tapi soal peraturan tetap
peraturan pak.

MARLAN
Maksud bapak saya kena tilang, begitu ?

KISMANTO
Untuk kali ini tidak. Tapi tolong kesalahan ini jangan diulang
lagi. Sekarang bapak antarkan anak bapak kesekelolah dulu
lalu jemput istri bapak disini.

Prapti yang sejak tadi diam saja kini angkat suara,

PRAPTI
Maksud bapak, saya di sandera di sini ?!

Kismanto menjelaskan dengan bijak,

KISMANTO
Jangan pakai bahasa kasar begitu, bu. Bukan di sandera,-
ibu saya minta tunggu disini dulu supaya tidak diberhentikan
polisi lagi di perempatan jalan sana.

Prapti mengangguk faham sebelum mengucap pada Marlan,

PRAPTI
Ya, mas,- antar Ningsih saja dulu, biar saya tunggu disini.

11
Marlan mengangguk dan melaju bersama Ningsih yang duduk dibelakangnya.

CUT TO

10. EXT. PERLINTASAN KERETA API – pagi

Rangkaian kereta api mendatang dan melintas dengan kecepatan tinggi.


Penumpang tampak padat,- bahkan banyak juga yang duduk diatap gerbong
kereta api.

Catatan : Gambar ini akan dilengkapi dengan narasi yang terkait dengan tata
tertib angkutan umum.

CUT TO

11. EXT. SEBUAH JALAN : KAWASAN 3 IN 1 - pagi

Jalan menuju kawasan 3 In 1 ini tampak ramai dan padat.

Diantara kendaraan yang berlalulalang ini tampak mobil Mulyono yang berusaha
menerobos keramaian.

CUT TO

12. EXT. SEBUAH JALAN KAWASAN 3 IN 1 : DALAM MOBIL – pagi


MULYONO, TRIHADI

Di jok belakang, MULYONO ( 45 th. ),- seorang Lurah,- membaca berkas-berkas


yang terkait dengan rapat yang akan dihadirinya,- sedang TRIHADI,- ( 40 th. ),-
sopir Mulyono,- mengemudikan mobil dengan penuh konsentrasi.

Trihadi membaca rambu yang mengingatkan bahwa jalan yang dilaluinya akan
memasuki kawasan 3 In 1.

TRIHADI
Masuk tol saja, pak ?

Sambil terus membaca, Mulyono menyahut,

MULYONO
Buat apa masuk tol ?! Tambah macet !!

12
TRIHADI
Didepan sudah masuk jalur three in one, pak.

MULYONO
Kalau ditahan, bilang saja saya lurah, mau rapat sama
bapak gubernur.

Trihadi diam saja.

Di tepi jalan memasuki kawasan three in one,- RIDWAN ( 35 th. ), petugas


Polantas yang memperhatikan mobil Muloyno langsung bicara melalui Handy
Talky-nya.

CUT TO

13. EXT. SEBUAH JALAN : KAWASAN 3 IN 1 - pagi


MULYONO, TRIHADI, SISWANTO, RIDWAN <V.O.>

SISWANTO ( 38 th. ),- petugas Polantas,- menyimak lapran yang masuk melalui
Handy Talky-nya.

RIDWAN <V.O.>
Mobil B. 1209 FR, warna hitam berpenumpang dua orang
memasuki kawasan 3 In 1

SISWANTO
Dicopy.

Catatan : Dialog disesuaikan dengan bahasa komunikasi Polantas.

Selesai mengucap demikian, Siswanto yang sudah melihat kedatangan mobil


Mulyono, melangkah ketengah, meniup peluitnya dan memberi isyarat agar
Trihadi menepikan kendaraannya.

TRIHADI
Wah, kena kita, pak.

MULYONO
Nggak perlu takut !! Bilang saja seperti yang saya bilang
tadi,- mau rapat sama gubernur.

Bersamaan dengan berhentinya mobil, Siswanto sampai di pintu mobil sisi


pengemudi. Trihadi membuka kaca jendela.

SISWANTO
Selamat pagi, pak.

13
TRIHADI
Selamat pagi.

Santun Siswanto menjelaskan,

SISWANTO
Bapak tahu ini kawasan mobil berpenumpang 3 atau lebih ?

TRIHADI
Tahu, pak.

SISWANTO
Kenapa dilanggar ?

Mulyono yang sejak tadi diam saja kini angkat suara,

MULYONO
Habis mau masuk jalan tol. macetnya minta ampun begitu.
Saya mau tanya,- Jalan tol itu jalan bebas hambatan atau
jalan penuh hambatan.

SISWANTO
Soal itu jangan tanya saya,- tanya ke pengelola jalan tol.

MULYONO
Saya ini lurah, pak,- saya ada rapat penting dengan bapak
gubernur. Ini bukti undangannya.

Mulyono menunjukkan undangan rapatnya pada Siswanto.

SISWANTO
Tidak usah, saya percaya. Tapi maaf,- kita sama-sama
punya kepentingan. Rapat bapak dengan gubernur penting,
tapi menertibkan pelanggar-pelanggar aturan lalu lintas buat
saya juga penting, pak.

Mulyono terpojok.

MULYONO
Aduh, jadi bagaimana jalan keluarnya ?

SISWANTO
Sebagai seorang lurah seharusnya bapak ini menjadi
panutan dan teladan yang baik buat orang banyak.

Mulyono terangguk-angguk.

SISWANTO
Baik, kali ini saya beri teguran saja.

14
Lalu kepada Trihadi

SISWANTO
Lain kali jangan dilanggar lagi.

TRIHADI
Baik, pak.

SISWANTO
Dan anda, lain kali,- tolak dengan tegas kalau disuruh
melanggar peraturan oleh atasan sekalipun.

TRIHADI
Ya, pak.

Trihadi menjalankan mobilnya

Mulyono yang duduk di jok belakang tampak terpukul oleh ucapan Siswanto.

CUT TO

14. EXT. KAWASAN JALAN PADAT LALIN – siang

Yang dimaksud dengan jalan padat lalin disini adalah sebuah jalan disalahsatu
kota penyangga ibukota yang yang sudah terlampau padat arus lalu lintasnya
pada jam-jam tertentu. Sedemikian padatnya hingga pengguna jalan nyaris rak
mengindahkan etika berlalu lintas.

Sekelompok pengendara sepeda motor tampak tanpa ragu-ragu mengemdarai


sepedamotornya pada jalur yang melawan arus.

Cararan : Dilatar belakangi narasi yang terkait dengan pelanggaran yang terjadi.

CUT TO

15. EXT. WARUNG KAKI LIMA : KAWASAN RAMBU HURUF P & S – siang
NARTI, TARJI, BANDI, KIRJO, POLTAK

Warung makan kaki lima ini terletak dipinggir jalan kawasan berambu huruf P &
S dimana banyak sekali kendaraan umum mangkal mencari penumpang.

15
Tampak diantara yang sedang makan di warung ini adalah Bandi, Narti dan
Ningsih. Mereka tampak sangat lelah setelah hampir setengah hari mencari
alamat Parmin,- tetangga mereka di desa yang menjanjikan pemondokan.

Bandi yang sudah selesai makan kemudian bertanya pada POLTAK ( 27 th. ),-
yang duduk didekatnya sambil menunjuk tulisan yang ada disecarik kertas
ditangannya,

BANDI
Bung, bisa tolong tanya,- kalau jalan Sapujagat ini dimana,
ya ?

Dengan logat Batak yang sangat kental, Poltak mengucap,

POLTAK
Wah, maaf, jangan tanya saya,- saya juga pendatang disini.

Poltak kemudian menunjuk kearah KIRJO ( 40 th. ),- pemilik warung.

POLTAK
Tanya, pak Kirjo,- bapak yang punya warung ini saja.

Bandi mengangguk untuk kemudian menoleh ke Kirjo.

CUT TO

16. EXT. SEBUAH JALAN : DEKAT WARUNG KAKI 5 – siang


PRIYONO, SEJUMLAH POLANTAS, FIG

Sebuah mobil patroli yang ditumpangi SEJUMLAH ANGGAUTA POLANTAS


mendatang dan berhenti.

Para ANGGAUTA POLANTAS melompat turun dan menyebar ke pelbagai


penjuru.

PRIYONO,- salah seorang anggauta Polantas segera berbicara melalui


megaphone,- meminta agar para pengemudi angkutan umum meninggalkan
kawasan ini.

Suara melalui megaphone ini terdengar tumpang tindih dengan suara peluit
anggauta Polantas lainnya.

Catatan : Dialog disesuaikan dengan kebiasaan Polantas saat beroperasi mela –


kukan penertiban

CUT TO

16
17. EXT. WARUNG KAKI LIMA : KAWASAN RAMBU HURUF P & S – siang
NARTI, TARJI, BANDI, KIRJO, POLTAK

Bandi sedang mendengarkan penjelasan Kirjo,

KIRJO
Pokoknya dari kantor Telkom terus saja,- sampai ketemu
pos ronda,- ya disitu jalan Seruni.

BANDI
Terima kasih, pak.

Suara Priyono melalui megaphone yang terdengar tumpang tindih dengan suara
peluit anggauta Polantas lainnya membuat Poltak terkesima dan melemparkan
pandangannya kearah jalanan dekat warung.

MS,- PRIYONO dan ANGGAUTA POLANTAS lainnya yang sedang melakukan


penertiban,- POV POLTAK.

Poltak yang tampak tegang bergegas bangkit seraya mengucap pada Kirjo,

POLTAK
Mas, tolong dicatat saja dulu. Saya mau kasih tahu bang
Oloan kalau ada penertiban.

Cepat Kirjo menimpali,

KIRJO
Ya, cepat, kalau telat,-- kena garuk nanti.

Poltak bergegas meninggalkan warung. Melangkah kearah truk yang diparkir,

Sedang Bandi yang menjadi resah melihat ketergesaan Poltak, langsung saja
bertanya pada Kirjo,

BANDI
Ada garukan apa, mas ?!

KIRJO
Bukan garukan,- penertiban.

Narti tak mampu menyembunyikan kekuatirannya,

NARTI
Oh, bukan garukan KTP, kan ?

KIRJO
Resminya sih bukan,- tapi kalau sudah kepepet bisa juga
dari urusan surat kendaraan merembet ke KTP.

17
Tarji yang sejak tadi diam kini angkat suara dengan mengucap pada Bandi.

TARJI
Wah, kalau begitu kita pergi dari sini saja, mas.

KIRJO
Nggak usah !! Kalau ditanya, bilang saja baru datang dari
kampung dan mau kerumah saudara KTP dari kampung
punya kan ?!

Cepat Bandi menimpali,

BANDI
Punya.

KIRJO
Ya, sudah,- tenang saja.

Bandi, Narti dan Tarji tampak lega.

CUT TO

18. EXT. KAWASAN DILARANG PARKIR : TRUK OLOAN – siang


POLTAK, OLOAN, MARZUKI

OLOAN (40 th.), supir truk, sedang tidur di kabin truk. Sebagian kakinya menjulur
keluar jendela pintu ketika Poltak datang dan membangunkannya.

POLTAK
Bang Oloan ..... bang Oloan .... cepat bangun, ada
penertiban.

Oloan yang terbangun menyahut antara sadar dan tidak,

OLOAN
Ah, kau,- gak bisa lihat orang senang sedikit ..... urusan apa
kau bicara soal penerbitan sama aku,- memangnya aku mau
cetak koran atau tabloid picisan ?!

Menahan gemas Poltak menyeru sambil sesekali melihat kearah sejumlah


anggauta Polisi yang mulai melakukan penertiban.

POLTAK
Jangan ngelantur, bang !! Bukan penerbitan tapi penertiban,
bang !! Truk kita parkir di tempat dilarang parkir !! Ada polisi,
bang !!

18
Oloan terkesima. Meihat kesekeliling sesaat sambil menurunkan kakinya dari
jendela pintu mobil. Berpikir sebentar sebelum kembali mengucap tenang,

OLOAN
Kenapa mesti takut sama polisi ?! Polisi sekarang kan baik-
baik. Dua kali kita salah parkir dan minta maaf,- .....

Tanpa disadari Oloan, di jendela pintu bagian kepala Oloan sudah muncul
MARZUKI,- seorang anggauta polantas. Ia hanya melongokm sebentar sebelum
menulis dibuku tilangnya sementara Oloan terus saja mengucap,

OLOAN
... kita domaafkan,- begitu saja kok bingung.

Sedang Poltak berusaa menyembunyikan keterkejutannya dengan mengucap,

POLTAK
Jangan bikin saya jadi bingung, bang. Polisinya sudah
datang.

OLOAN
Datangnya kan baru disana,- nanti klau sudah datang disini
biar aku yang bicara.

Kepala Marzuki muncul lagi di jendela pintu seraya mengucap,

MARZUKI
Ya, bangun dan bicara saja, pak.

Oloan terkejut. Beringsut ia dari rebahnya dan menoleh ke jendela pintu. Terkejut
ia.

OLOAN
Ah, pak polisi ..... selamat siang, pak .....

MARZUKI
Selamat siang.

Oloan berusaha mengingat-ingat sebentar, lalu membuka pintu dan turun seraya
mengucap,

OLOAN
Bapak polisi yang waktu itu, kan ?

MARZUKI
Betul sekali, pak.

OLOAN
Sekali lagi, maaf pak.

19
Tenang Marzuki menimpali,

MARZUKI
Sudah saya maafkan sejak tadi. Tapi kali ini saya tambah
bonus ini ...

Ketika mengucap demikian, Marzuki menyodorkan buku tilangnya.

MARZUKI
Bapak melanggar pasal ....... tolong ditandatangani.

Oloan terdiam tak kuasa mengatakan apa-apa.

DISS. OUT
DISS. IN

19. EXT. LANGIT LEPAS – senja

Di barat langit berwarna jingga.

Perlahan namun pasti mentari menyusut di kaki langit.

CUT TO

20. EXT. RUMAH KARTONO : PINGGIRAN KOTA – malam


NARTI, TARJI, BANDI, KATONO

Di pagar rumah kelas menengah untuk ukuran hunian pinggiran kota, Bandi yang
didampingi Narti dan Tarji mengucap salam,

BANDI
Assalamu’alaikum

Dari dalam rumah terdengar suara Kartono menyambut salam,

KARTONO ( V.O. )
Waalaikumsalam ....

Pintu rumah terbuka, muncul KARTONO,- lelaki bertubuh atletis ( 40 tahun )


yang langsung menemui Narti, Tarji dan Bandi.

BANDI
Numpang tanya ya pak, apa betul disini rumahnya mas
Parmin ?

20

Anda mungkin juga menyukai