Anda di halaman 1dari 16

MEKANIKA TEKNIK

Kata Pengantar

Mekanika adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari tentang sebuah obyek
dalam dalam pengaruh gaya dan momen, dimana obyek tersebut dapat dalam
keadaan diam atau bergerak.

Pemahaman yang baik dalam Mekanika di kalangan mahasiswa perancangan


ataupun teknik mesin mrnjadi hal penting, karena pemahaman iniakan membantu
mahasiswa saat membuat rancangan atau melakukan perhitungan kekuatan,
optimisasi dimensi, dll. Karena itu mahasiswa perlu memahami konsep-konsep yang
digunakan dalam penyelesaian kasus mekanika agar mendapatkan solusi secara
efektif dan sederhana.

Modul mekanika ini merupakan bagian ke 2 dari modul mekanika untuk melengkapi
bahan ajar pendidikan di Politeknik Morowali untuk mata kuliah Mekanika Teknik.

Penyusun Modul

M. Ali Suparman

i
MEKANIKA TEKNIK

Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
1. Diagram Benda Bebas 1
1.1. Langkah-langkah Membuat Diagram Benda Bebas 1
1.2. Contoh Diagram Benda Bebas 2
2. Struktur 6
2.1 Metode Analisa struktur 6
2.2. Metode Sambungan 6
2.3. Contoh Penyelesaian Metode Sambungan 7
2.4 Metode Sobekan 8
2.5 Contoh Penyelesaian Metode Sobekan 9
3. Mesin 11
3.1 Batang Multigaya 11
3.2 Contoh Penyelesaian Konstruksi Mesin 11
3.3 Soal-soal 14

ii
MEKANIKA TEKNIK

1. Diagram Benda Bebas

Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah membaca Bab I, mahasiswa diharapkan dapat memodelkan suatu kasus
kesetimbangan serta interaksi dengan gaya dan momen di dalam sistem mekanika
dalam bentuk “diagram benda bebas” (free body diagram).

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Mahasiswa diharapkan mampu melakukan analisa dan kalkulasi gaya dan momen
yang terkait didalam sistem diagram benda bebas dengan konsep kesetimbangan.

1.1 Langkah-langkah Membuat Diagram Benda Bebas

Pada suatu sistem yang agak komplek, kadang kala kita mendapat kesulitan untuk
membuat analisa pada bagian tertentu dari sistem tersebut jika seluruh sistem/sub-
sistem dilibatkan. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu mekanisme agar kita lebih mudah
untuk menganalisa bagian yang kita inginkan. Salah satu cara tersebut adalah dengan
memodelkan sistem dalam diagram benda bebas.

Diagram benda bebas adalah cara menganalisa suatu keadaan dengan memodelkan
secara visual suatu sistem/sub-sistem menjadi sebuah sistem dalam bentuk benda
tegar yang sederhana. Setelah sistem terpisah dengan lingkungannya, analisa
dilanjutkan dengan mempertimbangkan secara cermat gaya-gaya dan/atau momen
yang mempengaruhi keadaan benda tegar tersebut.Jika sistem dan seluruh
gaya/momen sudah ditentukan, maka menvisualkan sistem beserta seluruh gaya dan
momen dapat dilakukan.

Setelah moden diagram benda bebas dapat divisualisasikan, maka analisa dilanjutkan
dengan perhitungan kesetimbangan untuk dapat menghasilkan jawaban yang
diinginkan.

Dari penjelasan diatas dapat dimodelkan dalam 3 langkah untuk menggabar diagram
benda bebas yaitu:

1
MEKANIKA TEKNIK

1. Buat model benda tegar sederhana (sketsa) apa yang kita pikirkan sebagai
masalah yang akan dianalisa.

2. Buat daftar semua gaya-gaya dan momen yang bekerja dan mempengaruhi pada
model benda tegar
3. Gambarkan diagram benda bebas untuk objek itu dengan bantuan sketsa dan
daftar.

1.2. Contoh Diagram Benda Bebas

Contoh-1:

Membuat diagram benda bebas dari sebuah benda bermassa m diletakkan diatas
landasan yang miring dengan permukaan kasar (terjadi gaya gesek)

Gambar1: Kasus benda diatas permukaan kasar contoh-1

Tiga langkah analisa diagram benda bebas dari contoh-1.

1. Menentukan benda sebagai benda bebas yang dimodelkan


2. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada benda bebas secara cermat, yaitu:
- Massa benda yang menekan landasan, W
- Gaya normal dari meja sebagai reaksi tumpuan, N
- Gaya gesek pada permukaan meja yang mencegah benda bebas ;meluncur
kebawah, Fs;
3. Memvisualisasikan sistem secara lengkap sebagai diagram benda bebas

2
MEKANIKA TEKNIK

Gambar2: Kasus benda digantung dgn 2 utas tali melintang, contoh-2

Contoh-2:

Membuat diagram benda bebas dari sebuah benda bermassa m digantung dengan 2
buah tali melintang.

Gambar 3: diagram benda bebas lengkap kasus contoh-1

Tiga langkah analisa diagram benda bebas dari contoh-2.

1. Menentukan benda sebagai benda bebas yang dimodelkan


2. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada benda bebas secara cermat, yaitu:
- Massa benda yang menekan landasan, W
- Gaya pada tali langsug berhubungan dengan benda, T0
- Gaya pada 2 tali melintang, T1 dan T2
3. Memvisualisasikan sistem secara lengkap sebagai diagram benda bebas

3
MEKANIKA TEKNIK

Gambar 4 : 2 buah diagram benda bebas dari sebuah kasus

Catatan:
Benda bebas dapat dibuat lebih dari 1 buah, semua tergantung dari seberapa banyak
benda bebas dapat dibuat untuk mencapai solusi

4
MEKANIKA TEKNIK

Contoh-3:

Membuat diagram benda bebas dari sebuah rangka/struktur jembatan (2-dimensi)


dengan gaya external yang diasumsikan ada pada beberapa join.

Gambar5 : Struktur yang dianalisa

Tiga langkah analisa diagram benda bebas dari contoh-2.

1. Menentukan benda sebagai benda bebas yang dimodelkan


2. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada benda bebas secara cermat, yaitu:
- Massa benda diiasumsukan diabaikan
- Dua bh gaya external yang menjadi beban jembatan (F1, F2)
- Satu buah reaksi gaya pada tumpuan di titik A
- Dua buah reaksi gaya pada tumpuan di titik B
3. Memvisualisasikan sistem secara lengkap sebagai diagram benda bebas

Gambar 5 : Struktur yang dimodelkan dengan DBB

5
MEKANIKA TEKNIK

2. Struktur

Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah membaca Bab II, mahasiswa diharapkan dapat memahami ciri dan prinsip
kerja dari rangka struktur.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Mahasiswa diharapkan mampu melakukan analisa dan perhitungan gaya-gaya yang
bekerja pada rangka struktur

2.1 Metode Analisa Struktur

Struktur adalah suatu konstruksi yang dibangun dari rangka (truss) struktur dimana
kedua ujung rangka adalah sebuah hubungan mampu putar (diasumsikan tidak terjadi
momen bengkok ataupun puntir). Pembebanan pada struktur diletakkkan pada
sambungan dari struktur sehingga diasumsikan tidak terjadi momen bengkok
sepanjang rangka batang , hal ini juga yang menjadi acuan perhitungan gaya-gaya
(tarik dan tekan) yang terjadi pada rangka struktur.

Prinsip kesetimbangan statika benda tegar dapat digunakan pada penyelesaian


gaya-gaya pada rangka struktur. Pada modul ini, penyelesaian analisa gaya-gaya
pada rangka struktur menggunakan 2 metode, yaitu:

- Metode sambungan (joints)


- Metode sobekan (sections)

Pada kedua metode ini menggunakan konsep kesetimbangan statika pada benda
tegar dalam penarian gaya-gaya pada rangka batang.

2.2 Metode Sambungan

Metode pencarian gaya-gaya dengan “metode sambungan” biasanya digunakan pada


rangka batang sederhana. Untuk struktur dengan rangka batang dan sambungan

6
MEKANIKA TEKNIK
yang banyak metode ini kurang cocok karena membutuhkan usaha yang besar untuk
mencari gaya-gaya yang bekerja pada rangka batang.

Prinsip penyelesaiannya dilakukan dengan analisa kesetimbangan pada setiap


sambungan. Bentuk kesetimbangan yang digunakan adalah kesetimbangan partikel,
artinya kesetimbangan dimana gaya-gaya yang bekerja seluruhnya menuju ada dari
sebuah titik. Oleh sebab itu hanya akan didapat 2 buah persamaan kesetimbangan,
yaitu

∑Fx = 0 dan ∑Fy = 0;

Karena itu, sebaiknya analisa dimulai dari sambungan yang hanya memiliki 2 batang
yang tidak diketahui gayanya, agar persamaan kesetimbangan tersebutmendapatkan
hasilnya.

2.3Penyelesaian Metode Sambungan

Pada struktur ini,

a. Berapakah gaya pada batang BF ?

b. Jenis gaya Tarik atau Tekan ?

Penyelesaian:

- Mencari rekasi tumpuan, disini


pada tumpuan A dan D,
Dari analisa kesetimbangan

∑Fx=0: 𝐴𝑥 = 0
∑Fy=0 : 𝐴𝑦 + 𝐷𝑦 = 2𝑘𝑁

7
MEKANIKA TEKNIK
∑MA=0 10 ∗ 𝐷𝑦 − 3 ∗ 1𝑘𝑁 − 7 ∗ 1𝑘𝑁 = 0
Dihasilkan
3+7 (𝑘𝑁)
𝐷𝑦 = ; 𝐷𝑦 = 1𝑘𝑁 ; 𝐴𝑦 = 1𝑘𝑁
10

Analisa pada Sambungan A:


4
∑Fy=0 : 𝐴𝐵 ∗ 5 + 1 = 0

𝑨𝑩 = −𝟏, 𝟐𝟓 𝒌𝑵

3
∑Fx=0 : 𝐴𝐵 ∗ 5 + 𝐴𝐹 = 0

𝑨𝑭 = 𝟎, 𝟕𝟓 𝒌𝑵

Analisa pada Sambungan B:

4
∑Fy=0 : − (−1.25 ∗ 5) − 𝐵𝐹 = 0

𝑩𝑭 = 𝟏𝒌𝑵 (jenis: tarik)

2.4 Metode Sobekan

Dengan “metode sobekan”, pencarian gaya-gaya pada rangka batang tidak harus
dimulai dari ujung struktur, tetapi dapat dimulai dari sobekan ditengah struktur, hal ini
menjadikan metode ini lebih efektif untuk rangka struktur yang lebih komplek.

Prinsip penyelesaiannya pada metode sobekan tetap dilakukan dengan analisa


kesetimbangan setiap sambungan yang ada pada struktur. Bentuk kesetimbangan
yang digunakan adalah kesetimbangan benda tegar biasa. Oleh sebab itu persamaan
kesetimbangan yang dihasilkan ada 3 buah persamaan, yaitu

∑Fx = 0 ; ∑Fy = 0 dan ∑M= 0;

Karena itu, sebaiknya analisa dimulai dari sobekan yang hanya memiliki 3 batang
yang tidak diketahui gayanya, agar persamaan kesetimbangan tersebut mendapatkan
hasilnya.

8
MEKANIKA TEKNIK

2.5Penyelesaian Metode Sobekan

Pada struktur ini,

a. Berapakah gaya pada batang BF ?

b. Jenis gaya Tarik atau Tekan ?

Penyelesaian:

- Mencari rekasi tumpuan, disini


pada tumpuan A dan D,
Dari analisa kesetimbangan

∑Fx=0: 𝐴𝑥 = 0
∑Fy=0 : 𝐴𝑦 + 𝐷𝑦 = 2𝑘𝑁
∑MA=0 10 ∗ 𝐷𝑦 − 3 ∗ 1𝑘𝑁 − 7 ∗ 1𝑘𝑁 = 0
Dihasilkan
3+7 (𝑘𝑁)
𝐷𝑦 = ; 𝐷𝑦 = 1𝑘𝑁 ; 𝐴𝑦 = 1𝑘𝑁
10

Sobekan yang dilkukan

9
MEKANIKA TEKNIK

∑Fy

ΣFy=0 : 1𝑘𝑁 − 𝐵𝐹 = 0
Dihasilkan
𝑩𝑭 = 𝟏𝒌𝑵 (jenis tarik)

∑MB=0 4 ∗ 𝐴𝐹 − 3 ∗ 1𝑘𝑁 = 0
𝐴𝐹 = 0.75 𝑘𝑁 (tarik)

10
MEKANIKA TEKNIK

3. Mesin

Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah membaca Bab III, mahasiswa diharapkan dapat memahami ciri dan prinsip
kerja dari konstruksi mesin.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Mahasiswa diharapkan mampu melakukan analisa dan perhitungan gaya-gaya dan
momen yang bekerja pada konstruksi mesin

3.1 Pengertian Mesin

Sebuah struktur bisa menjadi mesin jika minimal ada 1 buah rangka batang menjadi
batang multigaya (multiforce). Batang multigaya adalah sebuah batang yang
menerima 3 atau lebih gaya atau 1 atau lebih momen. Pada mesin, pembebanan pada
konstruksi tidak harus selalu berada pada sambungan tetapi juga dapat dilakukan
pada tengah-tengan batang atau posisi lainnya.
Analisa pencarian gaya-gaya pada mesin dapat dilakukan dengan cara
kesetimbangan benda tegar.

3.2 Penyelesaian Konstruksi Mesin

Hitunglah gaya-gaya yang bekerja pada setiap


batang dari mesin ini (diasumsikan berat batang
diabaikan)

11
MEKANIKA TEKNIK

∑Ma = 0
750 ∗ 𝐶𝑦 − (300 + 300 + 300) ∗ 1𝑘𝑁 = 0
𝑪𝒚 = 𝟏, 𝟐 𝒌𝑵

∑Fy=0
4
𝐴𝑦 + 𝐶𝑦 − 1𝑘𝑁 = 0
5
𝑨𝒚 = −𝟎, 𝟒 𝒌𝑵

Gaya-gaya batang dapat diuraikan secara berantai untuk menganalisa gaya-


gaya yang bekerja pada masing-masing batang. Selanjutnya analisa gaya
dengan konsep kesetimbangan dapat dimulai dari batang yang sederhana dan
mudah untuk dianalisa, seperti:

Batang DE:batang memiliki kesetimbangan yang mudah untuk diselesaikan


E = 1 kN ; D=2 kN;

12
MEKANIKA TEKNIK

Batang EF: setelah E diketahui maka F sebagai pasangan E didapat


F = 1 kN

Batang AB:
3
∑MA=0: ∗ 500 ∗ 𝐹 − 1000 ∗ 𝐵𝑥 = 0
5

𝑩𝒙 = 𝟎, 𝟑 𝒌𝑵
3
∑Fx=0: 𝐴𝑥 + 𝐵𝑥 − 5 ∗ 𝐹 = 0

𝑨𝒙 = 𝟎, 𝟑 𝒌𝑵

4
∑Fy=0: 𝐴𝑦 + 𝐵𝑦 − ∗ 𝐹 = 0
5

𝑩𝒚 = 𝟎, 𝟑 𝒌𝑵

Batang BC:
∑MB=0: 1000 ∗ 𝐶𝑥 + 750 ∗ 1,2 𝑘𝑁 = 0
𝑪𝒙 = −𝟎, 𝟗 𝒌𝑵

13
MEKANIKA TEKNIK

Soal-soal:

1. Jika R=1 m, dan F=1 kN


Berapakah gaya-gaya yangbekerja
pada tumpuan A, C dan D ?

2. Jika R=1 m, F1=1 kN dan F2= 2kN.


Berapakah gaya-gaya yangbekerja
pada tumpuan A, C dan ?

3. Jika R=1 m, F1=1 kN dan F2= 2kN.


Berapakah gaya-gaya yangbekerja
pada tumpuan A, C dan E ?

14

Anda mungkin juga menyukai