Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ASET DI SUMATERA UTARA (Studi kasus:

Pengelolaan Aset Tanah Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara)

Syaha Rany

190903137

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

email: ranysyaha5@students.usu.ac.id

1. PENDAHULUAN
Adanya pemberian hak menguasai kepada Pemerintah Daerah yang
berlandaskan dengan asas desentralisasi sebagaimana yang telah ditentukan
berdasarkan dengan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah, yaitu pemerintah pusat menyerahkan sebagian urusan pemerintahan kepada
pemerintah daerah. Pada Undang – Undang tersebut terdapat 3 asas dalam
menyelenggarakan pemerintahan daerah, dimana salah satunya ada asas
desentralisasi, penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom. Yang kemudian terjadinya perubahan kedua atas Undang – Undang Nomor
23 Tahun 2014, yakni Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015
tentang perubahan kedua atas undang – undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah.
Aset secara umum menurut Siregar (2004: 178) merupakan barang (thing) atau
suatu barang (anyting) yang memiliki nilai ekonomi (economic value), nilai komersial
(commercial value) atau nilai tukar (exchange value), nilai komersial (commercial
value) atau nilai tukar (exchange value) yang telah dimiliki oleh badan usaha, instansi
ataupun individu (perorangan).
Aset daerah merupakan sumber daya yang sangat penting bagi pemerintah
daerah sebagai penopang utama pendapatan asli daerah, oleh karena itu penting bagi
suatu pemerintah daerah untuk bisa mengelola aset tersebut secara memadai sehingga
menghasilkan aset atau barang daerah yang memiliki potensi ekonomi bagi suatu
daerah. Dimana, potensi ekonomi tersebut bermakna adanya manfaat financial dan
ekonomi yang bisa didapatkan pada masa yang mendatang, yang bisa menunjang
peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada
masyarakat. aset daerah adalah keseluruhan harta kekayaan milik daerah baik yang
berupa barang berwujud maupun barang yang tidak berwujud. Aset daerah dapat
dikategorikan menjadi 2 bagian, antara lain sebagai berikut:
1) Benda tidak bergerak (real property) yang meliputi tanah, bangunan
gedung, bangunan air, jalan dan jembatan, instansi, jaringan, dan serta
monument atau bangunan bersejarah.
2) Benda bergerak (personal property) yang meliputi mesin, kendaraan,
peralatan (meliputi alat berat, alat angkat, alat bengkel, alat pertanian,
alat kantor dan rumah tangga, alat studio, alat kedokteran, alat
laboratorium, dan alat keamanan), buku/perpustakaan, barang bercorak
kesenian dan kebudayaan, hewan ternak dan tanaman, persedian
(barang habis pakai, suku cadang, bahan baku, bahan penolong dan
sebagainya), serta surat – surat berharga.
Provinsi Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi yang terletak di Pulau
Sumatera, berbatasan dengan Aceh di sebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta
Riau di sebelah selatan. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara
dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².
Provinsi ini merupakan kampung halaman suku bangsa Batak, yang hidup di
pegunungan dan suku bangsa Melayu yang hidup di daerah pesisir timur. Selain itu
juga ada suku bangsa Nias di pesisir Barat Sumatera, Mandailing, Jawa dan Tionghoa.
Provinsi Sumatera Utara mempunyai beraneka ragam potensi daerah di masing –
maisng sektornya dan untuk dapat menunjang pemanfaatan potensi daerah yang ada
serta peningkatan pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara didukung
oleh sarana dan prasarana yang dimiliki.
Dalam menjaga aset daerah yang dimiliki oleh pemerintah daerah maka
diperlukannya sebuah peraturan dalam hal ini seperti peraturan daerah mengenai
pengelolaan aset daerah di daerah tersebut. Pada Provinsi Sumatera Utara mengenai
pengelolaan aset daerah telah terdapat pada Peraturan Kementerian Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 19 Tahun 2016 tentang pedoman pengelolaan barang milik
daerah, Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Kebijakan
Pengelolaan Barang Persediaan Di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera
Utara, Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 50 Tahun 2018 Tentang Tugas,
Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Sumatera Utara, serta Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 10 Tahun
2021 Tentang Penyusutan Barang Milik Daerah dan Kapitalisasi Aset Tetap Pada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan data yang diperoleh (mediaselektif.com, 27 Agustus 2022),
Sampai dengan akhir tahun 2019, PLN baru memiliki 268 persil tanah yang sudah
bersertifikat sedangkan 7.283 persil tanah belum bersertifikat di Provinsi Sumut. Data
yang diperoleh (Media Indonesia, 17 Februari 2021), menyatakan bahwa dari total
3.263 persil aset tanah milik Pemprov Sumut, sebanyak 1.713 persil di antaranya
sudah bersertifikat, sedangkan sisanya 1.550 masih dalam proses. Data yang diperoleh
dari (HarianSIB.com, 24 Agustus 2022), menyatakan bahwa dari 1.155 persil aset
tanah yang dimiliki, baru 684 persil yang sudah bersertifikat sedangkan 471 persil lagi
belum bersertifikat, kemudian dari 425 persil yang diajukan untuk diterbitkan
sertifikatnya, 164 persil telah dilakukan pengukuran dan 82 persil lagi belum diproses.
Sedangkan sertifikat yang terbit sepanjang tahun 2020 sampai 2022 sebanyak 179
persil dengan perincian tahun 2020 sebanyak 56 persil, tahun 2021 52 persil dan tahun
2022 71 persil. Data yang diperoleh (detiksumut, 08 November 2022), Jumlah aset
persil tanah milik Pemkot Medan berjumlah 1.156 persil, dengan komposisi 817 persil
telah bersertifikat (hak pakai dan hak pengelolaan), dan 339 persil sisanya belum
bersertifikat.
Adanya sertifikat, maka pada bidang tanah dapat diketahui kepastian letak
tanah, batas – batas tanah, luas tanah, bangunan dan jenis tanaman yang ada
diatasnya, serta untuk memperoleh kepastian mengenai status tanahnya, siapa
pemegang haknya dan ada atau tidak adanya hak pihak lain. Semuanya itu diperlukan
untuk mencegah timbulnya sengketa di kemudian hari. Berdasarkan Peraturan
Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2016 tentang pedoman
pengelolaan barang milik daerah, Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Kebijakan Pengelolaan Barang Persediaan Di Lingkungan
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor
50 Tahun 2018 Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Utara, serta Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Penyusutan Barang Milik
Daerah dan Kapitalisasi Aset Tetap Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan/atau optimalisasi barang milik daerah
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
Tidak dilakukannya pengelolaan aset daerah dengan baik dan tepat oleh
pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara dapat menimbulkan permasalahan seperti
aset daerah berupa tanah yang dikuasai oleh masyarakat disebabkan tanah tersebut
tidak dikelola dengan baik dan tepat oleh bagian pengelolaan aset daerah Provinsi
Sumatera Utara sehingga banyak tanah yang dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi
Sumatera Utara tidak terdata dan belum dilakukannya penyertifikatan terhadap tanah
yang merupakan aset daerah pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam
artikel ini ialah “Bagaimana pengelolaan aset daerah atas tanah milik pemerintah
daerah Provinsi Sumatera Utara dan Hambatan apa yang dialami dalam pengelolaan
aset daerah atas tanah milik pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara?”
2. PEMBAHASAN
Aset menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) adalah
kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang
mendatang oleh suatu lebaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang
sudah lalu. Aset menurut Hariyono (2007) seperti pada bukunya Prinsip – Prinsip
Manajemen Aset/BMD, mendefenisikannya sebagai suatu barang, yang dalam
pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda
bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible),
yang terdapat dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi,
organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan. Berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2017 yang dimaksud dengan barang milik
daerah/BMD adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD dan atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
Pengelolaan barang milik daerah berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 9 Tahun 2017 meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, pernusnahan, penghapusan, penatausahaan, pembinaan,
pengawasandan pengendalian, pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang
menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah, barang
milik daerah berupa rumah negara dan ganti rugi dan sanksi.
Pengelolaan aset daerah menurut M. Yusuf (2009) meliputi beberapa hal,
antara lain sebagai berikut: (I). Perencanaan kebutuhan aset daerah yang mencakup
perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan serta
penyaluran barang daerah. Perencanaan aset daerah dimulai saat penyusunan atau
perencanaan barang kebutuhan daerah, sistem perencanaan aset daerah. (II). Mencatat
dan Menghitung aset/barang yang menjadi kebutuhan tahunan SKPD yang mencakup
siklus penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan,
penilaian, penghapusan dan pemindahtanganan. (III). Pencatatan rencana kebutuhan
dan pemeliharaan aset daerah, yang penting untuk menghindari terjadinya
penyimpangan serta menjaga agar aset daerah tersebut tidak hilang dan tetap terjaga
kondisinya secara baik.
Pengelolaan aset daerah dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sumatera Utara yakni, antara lain sebagai berikut:
(I). Perencanaan kebutuhan aset daerah, salah satu proses pengelolaan barang milik
daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam tahapan
perencanaan kebutuhan dan penganggaran dilakukan dengan melihat standar
kebutuhan yang mencakup standar jenis, macam, jumlah dan besarnya barang miik
daerah yang dibutuhkan. Untuk itu perlu adanya koordinasi atau hubungan yang erat
yang harus dipertahankan oleh pengguna dan pembantu pengelola untuk
terlaksananya suatu tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan aset daerah. (II).
Mencatat dan menghitung aset/barang yang menjadi kebutuhan tahunan SKPD, untuk
memiliki dan membuat laporan dalam bentuk dokumen yang valid dan benar. Selain
itu, seluruh aset/barang yang ada di Provinsi Sumatera Utara dapat diidentifikasi dan
diiventarisir dengan baik. Sehingga tidak hanya laporan saja yang valid dan benar
tetapi juga harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan laporan tersebut bisa
dipertanggungjawabkan dengan baik. (III). Pencatatan rencana kebutuhan dan
pemeliharaan aset daerah, dalam hal ini Proses pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
masing – masing Satuan Kerja Perangkat Daerah belum terlaksana dengan baik.
proses pengamanan dilakukan mulai dari pencatatan oleh pengguna dan dilaporkan
kepada pengelola melalui pembantu pengelola, pemasangan label dilakukan oleh
pengguna berkoordinasi dengan pembantu pengelola kemudian pembantu pengelola
dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah menyelesaikan bukti kepemilikan barang
milik daerah.
Hambatan dalam pengelolaan aset daerah atas tanah milik pemerintah daerah
provinsi sumatera utara tahun 2019 – 2022 antara lain sebagai berikut: tumpang tindih
aset Pemerintah daerah (Pemda) dengan Pemda atau instansi lainnya, diklaim pihak
lain, dan penyalahgunaan pemanfaatan, beberapa tanah yang belum mempunyai data
atau dokumen secara lengkap, misalnya saja seperti kurang lengkapnya surat
perjanjian jual beli tanah atau dokumen lain yang berhubungan dengan aset tanah.
belum lengkapnya data atau dokumen tentang tanah berupa tanpa adanya alas hak
tersebut yang disebabkan oleh pengadministrasian aset tanah pada tahun – tahun
sebelumnya yang kurang baik dan memadai serta tanah tersebut biasanya merupakan
tanah turun temurun atau bawaan dari keturunan – keturunan sebelumnya dan
dipindah alihkan ke keluarga setelahnya, hal inilah yang mengakibatkan data atau
dokumen tersebut tidak bisa dibuktikan sebab tidak adanya kejelasan mengenai
kepemilikan data atau dokumen tersebut.
3. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pengelolaan aset daerah atas tanah milik pemerintah daerah provinsi sumatera
utara dilaksanakan secara tiga pengelolaan, yakni: Perencanaan kebutuhan aset
daerah, salah satu proses pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam tahapan perencanaan kebutuhan dan
penganggaran dilakukan dengan melihat standar kebutuhan yang mencakup standar
jenis, macam, jumlah dan besarnya barang miik daerah yang dibutuhkan. Mencatat
dan menghitung aset/barang yang menjadi kebutuhan tahunan SKPD, untuk memiliki
dan membuat laporan dalam bentuk dokumen yang valid dan benar. Pencatatan
rencana kebutuhan dan pemeliharaan aset daerah, dalam hal ini Proses pemeliharaan
yang dilaksanakan oleh masing – masing Satuan Kerja Perangkat Daerah belum
terlaksana dengan baik. Hambatan dalam pengelolaan aset daerah atas tanah milik
pemerintah daerah provinsi sumatera utara. adapun hal – hal yang menghambat
tersebut yaitu tumpang tindih aset Pemerintah daerah (Pemda) dengan Pemda atau
instansi lainnya, diklaim pihak lain, dan penyalahgunaan pemanfaatan, beberapa tanah
yang belum mempunyai data atau dokumen secara lengkap, misalnya saja seperti
kurang lengkapnya surat perjanjian jual beli tanah atau dokumen lain yang
berhubungan dengan aset tanah.
SARAN
Pemerintah daerah provinsi sumatera utara untuk dapat menyelesaikan dengan
segera hal – hal yang menjadi hambatan dalam pengelolaan aset daerah atas tanah
agar kedepannya tidak ada lagi aset tanah yang tidak bersertifikat ataupun
dokumen/data yang tidak jelas kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2016 tentang


pedoman pengelolaan barang milik daerah.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Pengelolaan
Barang Persediaan Di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 50 Tahun 2018 Tentang Tugas, Fungsi, Uraian
Tugas dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Sumatera Utara.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Penyusutan Barang
Milik Daerah dan Kapitalisasi Aset Tetap Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Siregar, Doli D. (2004). Manajemen Aset. Jakarta: Gramedia.

Hariyono, A. (2007). Prinsip dan Teknik Manajemen Kekayaan Negara. Jakarta: Departemen
Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum.

Yusuf, M. (2009). 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan


KeuanganDaerah Terbaik. Jakarta: Salemba Empat. JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April
2018.

Anda mungkin juga menyukai